Você está na página 1de 2

Nama : Yanis Maria Ulfa

NIM : 145040100111022
Kelas : J

Referensi:
Hapsari, H., Djuwendah, E., & Karyani, T. (2008). Peningkatan Nilai Tambah dan
Strategi Pengembangan Usaha Pengolahan Salak Manonjaya. Jurnal
Agrikultura, 19(3), 208215 ISSN 0853-2885.

Permasalahan Penelitian:
Penurunan nilai ekonomis salak Manonjaya sebagai komoditas hortikultura
menjadi beban bagi petani salak di daerah Tasikmalaya Jawa Barat. Penurunan
tersebut disebabkan oleh beberapa faktor yaitu produksi yang cenderung menurun,
kualitas buah dan daya beli masyarakat yang terus mengalami penurunan, dan
kalah bersaing dengan salak Pondoh dari Sleman Yogyakarta. Selain itu
karakteristik salak yang memiliki umur simpan relatif pendek, sehingga saat
panen raya produksi berlimpah dan petani terpaksa menjual dengan harga murah.

Tujuan, Pertanyaan Penelitian, atau Hipotesis:


Menganalisis nilai tambah usaha pengolahan salak, mengidentifikasi faktor-faktor
yang menjadi kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman usaha, serta
menentukan strategi pengembangan usaha pengolahan salak Manonjaya. Penulis
membuat hipotesis bahwa dengan dilakukannya proses pengolahan dan
pengawetan salak menjadi produk olahan akan mampu menghasilkan nilai tambah
dan meningkatkan nilai ekonomis.

Prosedur Pengumpulan Data:


Penelitian dilakukan di Usaha Kecil Menengah (UKM) Binangkit Tasikmalaya,
pada tahun 2008. Desain penelitian adalah survei deskriptif dengan subyek
penelitian adalah pengrajin pengolahan salak dan pedagang produk olahan salakk
yang terdapat di Kecamatan Manonjaya Kabupaten Tasikmalaya. Analisis yang
digunakan antara lain analisis nilai tambah, analisis pendapatan dan R/C, dan
analisis strategi.

Hasil:
Proses pengolahan dan pengawetan salak terbukti mampu menghasilkan nilai
tambah berupa keuntungan bagi pengrajin, balas jasa bagi faktor-faktor produksi,
dan pendapatan bagi tenaga kerja. Berdasarkan analisis nilai tambah, dari 3
produk olahan salak (manisan, dodol, dan keripik), nilai tambah terbesar ada pada
produk manisan salak yaitu Rp 10.443,23 per Kg. Berdasarkan analisis
pendapatan dan R/C, pendapatan tertinggi diperoleh dari hasil pengolahan dodol
salak yaitu Rp 326.579,16 per proses produksi dengan R/C > 1 (layak untuk
diusahakan). Dan berdasarkan analisis strategi, strategi yang direkomendasikan
adalah mempertahankan pengembangan usaha dengan cara penetrasi pasar dan
pengembangan produk.

Komentar:
Berdasarkan penelitian yang dilakukan penulis, belum dicantumkan metode
pengambilan data yang digunakan. Sebaiknya metode pengambilan data juga
dijelaskan tergolong jenis data primer atau data sekunder atau gabungan dari
keduanya. Kemudian perolehan masing-masing data tersebut bersumber dari
mana, apakah data primer tersebut diperoleh dengan cara observasi dan interview
atau dengan metode lain. Dan begitu pula dengan data sekunder apabila
menggunakannya. Perolehannya apakah dari dinas atau instansi terkait atau dari
sumber lain. Selanjutnya mengenai metode penentuan lokasi dan subyek
penelitian juga belum dituliskan melalui metode apa.

Você também pode gostar