Você está na página 1de 19

BAB I

KONSEP MEDIS

1.1 Pengertian

Apendisitis akut adalah penyebab paling umum inflamasi akut pada kuadran

bawah kanan rongga abdomen, penyebab paling umum untuk bedah abdomen

darurat (Smeltzer, 2001).

Apendisitis adalah kondisi di mana infeksi terjadi di umbai cacing. Dalam

kasus ringan dapat sembuh tanpa perawatan, tetapi banyak kasus memerlukan

laparotomi dengan penyingkiran umbai cacing yang terinfeksi. Bila tidak

terawat, angka kematian cukup tinggi, dikarenakan oleh peritonitis dan shock

ketika umbai cacing yang terinfeksi hancur. (Anonim, Apendisitis, 2007)

Apendisitis adalah peradangan akibat infeksi pada usus buntu atau umbai

cacing (apendiks). Infeksi ini bisa mengakibatkan pernanahan. Bila infeksi

bertambah parah, usus buntu itu bisa pecah. Usus buntu merupakan saluran

usus yang ujungnya buntu dan menonjol dari bagian awal usus besar atau

sekum (cecum). Usus buntu besarnya sekitar kelingking tangan dan terletak

di perut kanan bawah. Strukturnya seperti bagian usus lainnya. Namun,

lendirnya banyak mengandung kelenjar yang senantiasa mengeluarkan lendir.

(Anonim, Apendisitis, 2007)

Apendisitis merupakan peradangan pada usus buntu/apendiks ( Anonim,

Apendisitis, 2007)
1.2 Klasifikasi

Klasifikasi apendisitis terbagi atas 2 yakni :

Apendisitis akut, dibagi atas: Apendisitis akut fokalis atau segmentalis, yaitu

setelah sembuh akan timbul striktur lokal. Appendisitis purulenta difusi,

yaitu sudah bertumpuk nanah.

Apendisitis kronis, dibagi atas: Apendisitis kronis fokalis atau parsial,

setelah sembuh akan timbul striktur lokal. Apendisitis kronis obliteritiva

yaitu appendiks miring, biasanya ditemukan pada usia tua.

Anatomi dan Fisiologi Appendiks merupakan organ yang kecil dan vestigial

(organ yang tidak berfungsi) yang melekat sepertiga jari.

Letak apendiks.

Appendiks terletak di ujung sakrum kira-kira 2 cm di bawah anterior ileo

saekum, bermuara di bagian posterior dan medial dari saekum. Pada

pertemuan ketiga taenia yaitu: taenia anterior, medial dan posterior. Secara

klinik appendiks terletak pada daerah Mc. Burney yaitu daerah 1/3 tengah

garis yang menghubungkan sias kanan dengan pusat.

Ukuran dan isi apendiks.

Panjang apendiks rata-rata 6 9 cm. Lebar 0,3 0,7 cm. Isi 0,1 cc, cairan

bersifat basa mengandung amilase dan musin.

Posisi apendiks.

Laterosekal: di lateral kolon asendens. Di daerah inguinal: membelok ke arah

di dinding abdomen. Pelvis minor.


1.3 Etiologi

Terjadinya apendisitis akut umumnya disebabkan oleh infeksi bakteri. Namun

terdapat banyak sekali faktor pencetus terjadinya penyakit ini. Diantaranya

obstruksi yang terjadi pada lumen apendiks. Obstruksi pada lumen apendiks

ini biasanya disebabkan karena adanya timbunan tinja yang keras ( fekalit),

hipeplasia jaringan limfoid, penyakit cacing, parasit, benda asing dalam tubuh,

cancer primer dan striktur. Namun yang paling sering menyebabkan obstruksi

lumen apendiks adalah fekalit dan hiperplasia jaringan limfoid. (Irga, 2007)

1.4 Patofisiologi

Apendiks terinflamasi dan mengalami edema sebagai akibat terlipat atau

tersumbat kemungkinan oleh fekolit (massa keras dari faeces) atau benda

asing. Proses inflamasi meningkatkan tekanan intraluminal, menimbulkan nyeri

abdomen atas atau menyebar hebat secara progresif, dalam beberapa jam

terlokalisasi dalam kuadran kanan bawah dari abdomen. Akhirnya apendiks

yang terinflamasi berisi pus.

1.5 Manifestasi Klinik

Apendisitis memiliki gejala kombinasi yang khas, yang terdiri dari : Mual,

muntah dan nyeri yang hebat di perut kanan bagian bawah. Nyeri bisa secara

mendadak dimulai di perut sebelah atas atau di sekitar pusar, lalu timbul mual

dan muntah. Setelah beberapa jam, rasa mual hilang dan nyeri berpindah ke

perut kanan bagian bawah. Jika dokter menekan daerah ini, penderita

merasakan nyeri tumpul dan jika penekanan ini dilepaskan, nyeri bisa

bertambah tajam. Demam bisa mencapai 37,8-38,8 Celsius.


Pada bayi dan anak-anak, nyerinya bersifat menyeluruh, di semua bagian

perut. Pada orang tua dan wanita hamil, nyerinya tidak terlalu berat dan di

daerah ini nyeri tumpulnya tidak terlalu terasa. Bila usus buntu pecah, nyeri

dan demam bisa menjadi berat. Infeksi yang bertambah buruk bisa

menyebabkan syok. (Anonim, Apendisitis, 2007)

1.6 Pemeriksaan diagnostik

Untuk menegakkan diagnosa pada apendisitis didasarkan atas anamnese

ditambah dengan pemeriksaan laboratorium serta pemeriksaan penunjang

lainnya.

Gejala apendisitis ditegakkan dengan anamnese, ada 4 hal yang penting

adalah: Nyeri mula-mula di epigastrium (nyeri viseral) yang beberapa waktu

kemudian menjalar ke perut kanan bawah. Muntah oleh karena nyeri viseral.

Panas (karena kuman yang menetap di dinding usus).

Gejala lain adalah badan lemah dan kurang nafsu makan, penderita nampak

sakit, menghindarkan pergerakan, di perut terasa nyeri.

Pemeriksaan yang lain Lokalisasi.

Jika sudah terjadi perforasi, nyeri akan terjadi pada seluruh perut, tetapi

paling terasa nyeri pada daerah titik Mc. Burney. Jika sudah infiltrat, lokal

infeksi juga terjadi jika orang dapat menahan sakit, dan kita akan merasakan

seperti ada tumor di titik Mc. Burney.

Test rektal.

Pada pemeriksaan rektal toucher akan teraba benjolan dan penderita merasa

nyeri pada daerah prolitotomi.


Pemeriksaan laboratorium Leukosit meningkat sebagai respon fisiologis untuk

melindungi tubuh terhadap mikroorganisme yang menyerang.

Pada apendisitis akut dan perforasi akan terjadi lekositosis yang lebih tinggi

lagi. Hb (hemoglobin) nampak normal. Laju endap darah (LED) meningkat pada

keadaan apendisitis infiltrat. Urine rutin penting untuk melihat apa ada

infeksi pada ginjal. Pemeriksaan radiologi Pada foto tidak dapat menolong

untuk menegakkan diagnosa apendisitis akut, kecuali bila terjadi peritonitis,

tapi kadang kala dapat ditemukan gambaran sebagai berikut: Adanya sedikit

fluid level disebabkan karena adanya udara dan cairan. Kadang ada fecolit

(sumbatan). Pada keadaan perforasi ditemukan adanya udara bebas dalam

diafragma.

1.6 Penatalaksanaan

Pembedahan diindikasikan bila diagnosa apendisitis telah ditegakkan.

Antibiotik dan cairan IV diberikan sampai pembedahan dilakukan. analgesik

dapat diberikan setelah diagnosa ditegakkan. Apendektomi (pembedahan

untuk mengangkat apendiks) dilakukan sesegera mungkin untuk menurunkan

resiko perforasi.

Apendektomi dapat dilakukan dibawah anastesi umum atau spinal dengan

insisi abdomen bawah atau dengan laparoskopi, yang merupakan metode

terbaru yang sangat efektif. Konsep Asuhan Keperawatan Sebelum operasi

dilakukan klien perlu dipersiapkan secara fisik maupun psikis, disamping itu

juga klien perlu diberikan pengetahuan tentang peristiwa yang akan dialami

setelah dioperasi dan diberikan latihan-latihan fisik (pernafasan dalam,

gerakan kaki dan duduk) untuk digunakan dalam periode post operatif. Hal ini
penting oleh karena banyak klien merasa cemas atau khawatir bila akan

dioperasi dan juga terhadap penerimaan anastesi.

Untuk melengkapi hal tersebut, maka perawat di dalam melakukan asuhan

keperawatan harus menggunakan langkah-langkah sebagai berikut:


Pengkajian

Identitas klien Nama, umur, jenis kelamin, status perkawinan, agama,

suku/bangsa, pendidikan, pekerjaan, pendapatan, alamat, dan nomor register.

Identitas penanggung Riwayat kesehatan sekarang.

Keluhan utama Klien akan mendapatkan nyeri di sekitar epigastrium menjalar

ke perut kanan bawah. Timbul keluhan Nyeri perut kanan bawah mungkin

beberapa jam kemudian setelah nyeri di pusat atau di epigastrium dirasakan

dalam beberapa waktu lalu.

Sifat keluhan Nyeri dirasakan terus-menerus, dapat hilang atau timbul nyeri

dalam waktu yang lama. Keluhan yang menyertai Biasanya klien mengeluh rasa

mual dan muntah, panas. Riwayat kesehatan masa lalu Biasanya berhubungan

dengan masalah kesehatan klien sekarang Pemeriksaan fisik Keadaan umum

Klien tampak sakit ringan/sedang/berat

Berat badan Sebagai indicator untuk menentukan pemberian obat.

Sirkulasi : Klien mungkin takikardia. Respirasi : Takipnoe, pernapasan dangkal.

Aktivitas/istirahat : Malaise. Eliminasi Konstipasi pada awitan awal, diare

kadang-kadang. Distensi abdomen, nyeri tekan/nyeri lepas, kekakuan,

penurunan atau tidak ada bising usus.

Nyeri/kenyamanan Nyeri abdomen sekitar epigastrium dan umbilicus, yang

meningkat berat dan terlokalisasi pada titik Mc. Burney, meningkat karena

berjalan, bersin, batuk, atau napas dalam. Nyeri pada kuadran kanan bawah

karena posisi ekstensi kaki kanan/posisi duduk tegak.


Keamanan Demam, biasanya rendah. Data psikologis Klien nampak gelisah.

Ada perubahan denyut nadi dan pernapasan. Ada perasaan takut. Penampilan

yang tidak tenang.

2.2 Diagnosa keperawatan

Resiko berkurangnya volume cairan berhubungan dengan adanya mual dan

muntah.

Resiko terjadinya infeksi berhubungan dengan tidak adekuatnya pertahanan

tubuh.

Nyeri berhubungan dengan distensi jaringan intestinal.

Kurangnya pengetahuan tentang proses penyakitnya berhubungan dengan

informasi kurang.

Nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan intake menurun.

Defisit perawatan diri berhubungan dengan kelemahan yang dirasakan

2.3 Intervensi keperawatan .

Rencana tujuan dan intervensi disesuaikan dengan diagnosis dan prioritas

masalah keperawatan.

Resiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan adanya rasa mual dan

muntah, ditandai dengan : Kadang-kadang diare. Distensi abdomen. Tegang.

Nafsu makan berkurang. Ada rasa mual dan muntah. Tujuan :

Mempertahankan keseimbangan volume cairan dengan kriteria : Klien tidak

diare. Nafsu makan baik. Klien tidak mual dan muntah.

Intervensi : Monitor tanda-tanda vital.

Rasional : Merupakan indicator secara dini tentang hypovolemia.


Monitor intake dan out put dan konsentrasi urine.

Rasional : Menurunnya out put dan konsentrasi urine akan meningkatkan

kepekaan/endapan sebagai salah satu kesan adanya dehidrasi dan

membutuhkan peningkatan cairan.

Beri cairan sedikit demi sedikit tapi sering.

Rasional : Untuk meminimalkan hilangnya cairan.

Resiko terjadinya infeksi berhubungan dengan tidak adekuatnya pertahanan

tubuh, ditandai dengan : Suhu tubuh di atas normal. Frekuensi pernapasan

meningkat. Distensi abdomen. Nyeri tekan daerah titik Mc. Burney Leuco >

10.000/mm3 Tujuan : Tidak akan terjadi infeksi dengan kriteria : Tidak ada

tanda-tanda infeksi post operatif (tidak lagi panas, kemerahan).

Intervensi : Bersihkan lapangan operasi dari beberapa organisme yang

mungkin ada melalui prinsip-prinsip pencukuran.

Rasional : Pengukuran dengan arah yang berlawanan tumbuhnya rambut akan

mencapai ke dasar rambut, sehingga benar-benar bersih dapat terhindar dari

pertumbuhan mikro organisme.

Beri obat pencahar sehari sebelum operasi dan dengan melakukan klisma.

Rasional : Obat pencahar dapat merangsang peristaltic usus sehingga bab

dapat lancar. Sedangkan klisma dapat merangsang peristaltic yang lebih

tinggi, sehingga dapat mengakibatkan ruptura apendiks.

Anjurkan klien mandi dengan sempurna.

Rasional : Kulit yang bersih mempunyai arti yang besar terhadap timbulnya

mikro organisme.
HE tentang pentingnya kebersihan diri klien.

Rasional : Dengan pemahaman klien, klien dapat bekerja sama dalam pelaksaan

tindakan.

Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan distensi jaringan intestinal,

ditandai dengan : Pernapasan tachipnea. Sirkulasi tachicardia. Sakit di daerah

epigastrum menjalar ke daerah Mc. Burney Gelisah. Klien mengeluh rasa sakit

pada perut bagian kanan bawah.

Tujuan : Rasa nyeri akan teratasi dengan kriteria : Pernapasan normal.

Sirkulasi normal.

Intervensi : Kaji tingkat nyeri, lokasi dan karasteristik nyeri.

Rasional : Untuk mengetahui sejauh mana tingkat nyeri dan merupakan

indiaktor secara dini untuk dapat memberikan tindakan selanjutnya.

Anjurkan pernapasan dalam.

Rasional : Pernapasan yang dalam dapat menghirup O2 secara adekuat

sehingga otot-otot menjadi relaksasi sehingga dapat mengurangi rasa nyeri.

Lakukan gate control.

Rasional : Dengan gate control saraf yang berdiameter besar merangsang

saraf yang berdiameter kecil sehingga rangsangan nyeri tidak diteruskan ke

hypothalamus.

Beri analgetik.

Rasional : Sebagai profilaksis untuk dapat menghilangkan rasa nyeri (apabila

sudah mengetahui gejala pasti).


Kurangnya pengetahuan tentang proses penyakitnya berhubungan dengan

informasi kurang. Gelisah. Wajah murung. Klien sering menanyakan tentang

penyakitnya. Klien mengeluh rasa sakit. Klien mengeluh sulit tidur

Tujuan : Klien akan memahami manfaat perawatan post operatif dan

pengobatannya.

Intervensi : Jelaskan pada klien tentang latihan-latihan yang akan digunakan

setelah operasi.

Rasional : Klien dapat memahami dan dapat merencanakan serta dapat

melaksanakan setelah operasi, sehingga dapat mengembalikan fungsi-fungsi

optimal alat-alat tubuh.

Menganjurkan aktivitas yang progresif dan sabar menghadapi periode

istirahat setelah operasi.

Rasional : Mencegah luka baring dan dapat mempercepat penyembuhan.

Disukusikan kebersihan insisi yang meliputi pergantian verband, pembatasan

mandi, dan penyembuhan latihan.

Rasional : Mengerti dan mau bekerja sama melalui teraupeutik dapat

mempercepat proses penyembuhan.

Nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan intake menurun. Nafsu

makan menurun Berat badan menurun Porsi makan tidak dihabiskan Ada rasa

mual muntah

Tujuan : klien mampu merawat diri sendiri

Intervensi : Kaji sejauh mana ketidakadekuatan nutrisi klien

Rasional : menganalisa penyebab melaksanakan intervensi.


Perkirakan / hitung pemasukan kalori, jaga komentar tentang nafsu makan

sampai minimal

Rasional : Mengidentifikasi kekurangan / kebutuhan nutrisi berfokus pada

masalah membuat suasana negatif dan mempengaruhi masukan.

Timbang berat badan sesuai indikasi

Rasional : Mengawasi keefektifan secara diet.

Beri makan sedikit tapi sering

Rasional : Tidak memberi rasa bosan dan pemasukan nutrisi dapat

ditingkatkan.

Anjurkan kebersihan oral sebelum makan

Rasional : Mulut yang bersih meningkatkan nafsu makan

Tawarkan minum saat makan bila toleran.

Rasional : Dapat mengurangi mual dan menghilangkan gas.

Konsul tetang kesukaan/ketidaksukaan pasien yang menyebabkan distres.

Rasional : Melibatkan pasien dalam perencanaan, memampukan pasien memiliki

rasa kontrol dan mendorong untuk makan.

Memberi makanan yang bervariasi

Rasional : Makanan yang bervariasi dapat meningkatkan nafsu makan klien.

Defisit perawatan diri berhubungan dengan kelemahan yang dirasakan. Kuku

nampak kotor Kulit kepala kotor Klien nampak kotor

Tujuan : klien mampu merawat diri sendiri


Intervensi : Mandikan pasien setiap hari sampai klien mampu melaksanakan

sendiri serta cuci rambut dan potong kuku klien.

Rasional : Agar badan menjadi segar, melancarkan peredaran darah dan

meningkatkan kesehatan.

Ganti pakaian yang kotor dengan yang bersih.

Rasional : Untuk melindungi klien dari kuman dan meningkatkan rasa nyaman

Berikan HE pada klien dan keluarganya tentang pentingnya kebersihan diri.

Rasional : Agar klien dan keluarga dapat termotivasi untuk menjaga personal

hygiene.

Berikan pujian pada klien tentang kebersihannya.

Rasional : Agar klien merasa tersanjung dan lebih kooperatif dalam

kebersihan

Bimbing keluarga / istri klien memandikan

Rasional : Agar keterampilan dapat diterapkan

Bersihkan dan atur posisi serta tempat tidur klien.

Rasional : Klien merasa nyaman dengan tenun yang bersih serta mencegah

terjadinya infeksi.

Implementasi

Pelaksanaan adalah pemberian asuhan keperawatan secara nyata berupa

serangkaian kegiatan sistimatis berdasarkan perencanaan untuk mencapai

hasil yang optimal. Pada tahap ini perawat menggunakan segala kemampuan

yang dimiliki dalam melaksanakan tindakan keperawatan terhadap klien baik


secara umum maupun secara khusus pada klien post apendektomi. Pada

pelaksanaan ini perawat melakukan fungsinya secara independen,

interdependen dan dependen.

Pada fungsi independen adalah mencakup dari semua kegiatan yang

diprakarsai oleh perawat itu sendiri sesuai dengan kemampuan dan

keterampilan yang dimilikinya Pada fungsi interdependen adalah dimana

fungsi yang dilakukan dengan bekerja sama dengan profesi/disiplin ilmu yang

lain dalam keperawatan maupun pelayanan kesehatan, sedangkan fungsi

dependen adalah fungsi yang dilaksanakan oleh perawat berdasarkan atas

pesan orang lain.

Evaluasi.

Untuk mengetahui pencapaian tujuan dalam asuhan keperawatan yang telah

dilakukan pada klien perlu dilakukan evaluasi dengan mengajukan pertanyaan

sebagai berikut : Apakah klien dapat mempertahankan keseimbangan cairan

dalam tubuh?. Apakah klien dapat terhidar dari bahaya infeksi?. Apakah rasa

nyeri akan dapat teratasi?. Apakah klien sudah mendapat informasi tentang

perawatan dan pengobatannya.

Sumber :

1.Doenges, Marylinn E. (2000), Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan

Pasien, Penerbit Buku Kedokteran, EGC. Jakarta.

2.Henderson, M.A. (1992), Ilmu Bedah Perawat, Yayasan Mesentha Medica,

Jakarta.

3.Schwartz, Seymour, (2000), Intisari Prinsip-Prinsip Ilmu Bedah, Penerbit

Buku Kedokteran, EGC. Jakarta. 4.Smeltzer, Suzanne C, (2001), Buku Ajar


Keperawatan Medikal-Bedah, Volume 2, Penerbit Buku Kedokteran EGC,

Jakarta
ASKEP APP

Pengkajian

Riwayat:

Data yang dikumpulkan perawat dari klien dengan kemungkinan apendisitis

meliputi : umur, jenis kelamin, riwayat pembedahan, dan riwayat medik

lainnya, pemberian barium baik lewat mulut/rektal, riwayat diit terutama

makanan yang berserat.

Pengkajian

a. Data Subyektif

Sebelum operasi

Nyeri daerah pusar menjalar ke daerah perut kanan bawah

mual, muntah, kembung

Tidak nafsu makan, demam

Tungkai kanan tidak dapat diluruskan

Diare atau konstipasi

Sesudah operasi

Nyeri daerah operasi

Lemas

Haus

Mual, kembung

Pusing

b. Data Obyektif

Sebelum operasi

Nyeri tekan di titik Mc. Berney


Spasme otot

Takhikardi, takipnea

Pucat, gelisah

Bising usus berkurang atau tidak ada

Demam 38 - 38,5 ? C

Sesudah operasi

Terdapat luka operasi di kuadran kanan bawah abdomen

Terpasang infus

Terdapat drain/pipa lambung

Bising usus berkurang

Selaput mukosa mulut kering

c. Pemeriksaan Laboratorium

Leukosit : 10.000 - 18.000 / mm3

Netrofil meningkat 75 %

WBC yang meningkat sampai 20.000 mungkin indikasi terjadinya perforasi

(jumlah sel darah merah)

d. Data Pemeriksaan Diagnostik

Radiologi : Foto colon yang memungkinkan adanya fecalit pada katup.

Barium enema : apendiks terisi barium hanya sebagian

e. Potensial Komplikasi

Perforasi

Peritonitis

Dehidrasi
Sepsis

Elektrolit darah tidak seimbang

Pneumoni

Diagnosa Keperawatan

1. Nyeri abdomen sehu-bungan dengan obstruksi dan peradangan apendiks.

Tujuan : Nyeri berkurang.

Rencana Tindakan :

Kaji tanda vital

Kaji keluhan nyeri, tentukan lokasi, jenis dan intensitas nye-ri. Ukur dengan

skala 1-10.

Jelaskan penyebab rasa sakit, cara mengurangi.

Beri posisi setengah duduk untuk mengurangi penyebaran infeksi pada

abdomen.

Ajarkan teknik relaksasi.

Kompres es pada daerah sakit untuk mengurangi nyeri.

Anjurkan klien untuk tidur pada posisi nyaman (miring dengan menekuk lutut

kanan).

Puasa makan minum apabila akan dilakukan tindakan.

Ciptakan lingkungan yang tenang.

Laksanakan program medik.

Pantau efek terapeutik dan non terapeutik dari pemberian analgetik.

2. Potensial kekurangan vo lume cairan sehubungan dengan mual, muntah,

anoreksia dan diare.

Tujuan : Cairan dan elektrolit dalam keadaan seimbang.

Rencana Tindakan :
Observasi tanda vital suhu, nadi, tekanan darah, perna-pasan tiap 4 jam.

Observsi cairan yang keluar dan yang masuk.

Jauhkan makanan/bau-bauan yang merangsang mual atau muntah.

Kolaborasi pemberian infus dan pipa lambung.

Você também pode gostar

  • Pemilihan Senat
    Pemilihan Senat
    Documento5 páginas
    Pemilihan Senat
    Wiwin Kurnia
    Ainda não há avaliações
  • Tugas Kelompok
    Tugas Kelompok
    Documento7 páginas
    Tugas Kelompok
    Usman T-ara
    Ainda não há avaliações
  • Yang Ini
    Yang Ini
    Documento19 páginas
    Yang Ini
    Usman T-ara
    Ainda não há avaliações
  • TIK_SEJARAH
    TIK_SEJARAH
    Documento7 páginas
    TIK_SEJARAH
    Usman T-ara
    Ainda não há avaliações
  • Proposal Atk Senat 2016-2017
    Proposal Atk Senat 2016-2017
    Documento5 páginas
    Proposal Atk Senat 2016-2017
    Usman T-ara
    Ainda não há avaliações
  • Tugas Akper
    Tugas Akper
    Documento16 páginas
    Tugas Akper
    Usman T-ara
    Ainda não há avaliações
  • Daftar Pustaka
    Daftar Pustaka
    Documento1 página
    Daftar Pustaka
    Usman T-ara
    Ainda não há avaliações
  • Metodelogi Penelitian Untuk Akper
    Metodelogi Penelitian Untuk Akper
    Documento11 páginas
    Metodelogi Penelitian Untuk Akper
    Usman T-ara
    Ainda não há avaliações
  • Intervensi Keperawatan
    Intervensi Keperawatan
    Documento9 páginas
    Intervensi Keperawatan
    Usman T-ara
    Ainda não há avaliações
  • Daftar Pustaka
    Daftar Pustaka
    Documento1 página
    Daftar Pustaka
    Usman T-ara
    Ainda não há avaliações
  • Ija 2
    Ija 2
    Documento11 páginas
    Ija 2
    Usman T-ara
    Ainda não há avaliações
  • TIK_SEJARAH
    TIK_SEJARAH
    Documento7 páginas
    TIK_SEJARAH
    Usman T-ara
    Ainda não há avaliações
  • Askep Gadar Trauma Dada
    Askep Gadar Trauma Dada
    Documento25 páginas
    Askep Gadar Trauma Dada
    Usman T-ara
    Ainda não há avaliações
  • Pathway
    Pathway
    Documento1 página
    Pathway
    Usman T-ara
    Ainda não há avaliações
  • Gangguan Pertukaran Gas
    Gangguan Pertukaran Gas
    Documento7 páginas
    Gangguan Pertukaran Gas
    Usman T-ara
    Ainda não há avaliações
  • 1
    1
    Documento15 páginas
    1
    Usman T-ara
    Ainda não há avaliações
  • Bersihan Jalan Napas, Tidak Efektif
    Bersihan Jalan Napas, Tidak Efektif
    Documento5 páginas
    Bersihan Jalan Napas, Tidak Efektif
    Usman T-ara
    Ainda não há avaliações
  • 1
    1
    Documento15 páginas
    1
    Usman T-ara
    Ainda não há avaliações
  • Gangguan Pertukaran Gas
    Gangguan Pertukaran Gas
    Documento7 páginas
    Gangguan Pertukaran Gas
    Usman T-ara
    Ainda não há avaliações
  • Resiko Aspirasi
    Resiko Aspirasi
    Documento7 páginas
    Resiko Aspirasi
    Usman T-ara
    Ainda não há avaliações
  • ASFIKSIA
    ASFIKSIA
    Documento1 página
    ASFIKSIA
    Usman T-ara
    Ainda não há avaliações
  • Nyeri
    Nyeri
    Documento5 páginas
    Nyeri
    Usman T-ara
    Ainda não há avaliações
  • Askep Gadar Trauma Dada
    Askep Gadar Trauma Dada
    Documento25 páginas
    Askep Gadar Trauma Dada
    Usman T-ara
    Ainda não há avaliações
  • MUAL
    MUAL
    Documento8 páginas
    MUAL
    Usman T-ara
    Ainda não há avaliações
  • Askep Diare Akut I. Marwa
    Askep Diare Akut I. Marwa
    Documento18 páginas
    Askep Diare Akut I. Marwa
    Usman T-ara
    Ainda não há avaliações
  • Risiko Syok
    Risiko Syok
    Documento7 páginas
    Risiko Syok
    Usman T-ara
    Ainda não há avaliações
  • OPTIMIZED
    OPTIMIZED
    Documento6 páginas
    OPTIMIZED
    Usman T-ara
    0% (1)
  • Luka Bakar
    Luka Bakar
    Documento23 páginas
    Luka Bakar
    Usman T-ara
    Ainda não há avaliações
  • Bab I
    Bab I
    Documento15 páginas
    Bab I
    Usman T-ara
    Ainda não há avaliações
  • DIARE
    DIARE
    Documento6 páginas
    DIARE
    Usman T-ara
    Ainda não há avaliações