Você está na página 1de 2

Pengaruh Angin Terhadap Lingkungan

Angin adalah udara yang bergerak. Pergerakan udara ini disebabkan oleh rotasi bumi dan
juga karena adanya perbedaan tekanan udara di sekitarnya. Angin bergerak dari tempat
bertekanan udara tinggi ke tempat yang bertekanan udara lebih rendah.

Aliran naiknya udara panas dan turunnya udara dingin ini dinamakan konveksi. Angin juga
termasuk udara, udara terdiri dari bermacam gas. Gas termasuk materi yang tidak
kelihatan, inilah alasan kenapa kita tidak bisa melihat angin.

Faktor terjadinya angin ada 4 tahap, yakni:

1. Gradien barometris
Bilangan yang menunjukkan perbedaan tekanan udara dari dua isobar yang jaraknya 111 km. Makin
besar gradien barometrisnya, makin cepat tiupan angin.

2. Lokasi
Kecepatan angin di dekat khatulistiwa lebih cepat daripada angin yang jauh dari garis khatulistiwa.

3. Tinggi lokasi
Semakin tinggi lokasinya, semakin kencang pula angin yang bertiup. Hal ini disebabkan oleh
pengaruh gaya gesekan yang menghambat laju udara. Di permukaan bumi, gunung, pohon, dan
topografi yang tidak rata lainnya memberikan gaya gesekan yang besar. Semakin tinggi suatu
tempat, gaya gesekan ini semakin kecil.

4. Waktu
Angin bergerak lebih cepat pada siang hari, dan sebaliknya pada malam hari.

Macam-macam angin (Jenis-jenis angin)


Beberapa contoh angin lokal antara lain adalah angin darat dan angin laut, angin
gunung dan angin lembah, serta angin jatuh.

1. Angin Darat dan Angin Laut


Angin darat bertiup dari darat menuju laut, sedang angin laut bertiup dari laut menuju ke
darat. Angin darat dan angin laut dapat terjadi karena adanya perbedaan penyerapan
panas Matahari antara daratan dan lautan.

Proses terjadinya angin darat dan angin laut


Angin laut terjadi pada siang hari, karena suhu di darat lebih tinggi karena pantulan
panas matahari merenggangkan udara di daratan. Karena merenggang, udara di
daratan naik sehingga tekanannya turun dan menyebabkan udara bergerak dari lautan
ke daratan.
Angin darat terjadi pada malam hari, karena suhu di laut pada waktu malam lebih tinggi
karena air laut dapat menahan panas matahari yang telah diperoleh pada siang hari.
Sedang di daratan, udara lebih dingin karena daratan tidak mendapat pemanasan dan
tidak dapat mengikat panas lebih lama dari air. Karena suhu panas tersebut, udara di
lautan merenggang sehingga tekanan udara di lautan turun dan menyebabkan udara
bergerak dari darat ke lautan.

Gambar: Contoh (a) Angin darat dan (b) angin laut

2. Angin Gunung dan Angin Lembah

Selain di antara daratan dan lautan, perbedaan pemanasan juga terjadi di antara
kawasan pegunungan dan lembah.

Pada siang hari, pegunungan lebih dulu mendapat pemanasan dibandingkan lembah.
Karenanya, udara di gunung pada siang hari lebih renggang, maka tekanan udara di
gunung menjadi lebih rendah. Karena rendahnya tekanan udara di gunung, udara yang
ada di lembah bergerak naik ke gunung sebagai angin lembah.

Pada malam hari, pegunungan lebih dulu mendingin, sedangkan lembah masih hangat.
Oleh sebab itu udara di lembah pada malam hari lebih renggang, maka tekanan udara
di lembah pun menjadi lebih rendah. Rendahnya tekanan udara di lembah
menyebabkan udara yang ada di gunung bergerak turun ke lembah sebagai angin
gunung.

Angin Kecepatan angin darat rata-rata bisa mencapai 30 sampai 40 km/jam. Akan
tetapi kecepatan rata-rata angin darat sangat bergantung pada

Cara mengukur kecepatan angin adalah dengan menggunakan alat anemometer.


Dimana, pada alat ini kita dapat mengetahui arah dan kecepatan angin.

Você também pode gostar