Você está na página 1de 5

KONDISI HIGIENE PENJAMAH MAKANAN DAN SANITASI KANTIN

DI SMAN 15 SURABAYA
The Condition of Food Handlers Higiene and Canteen Sanitation in
Senior High School 15 Surabaya

M. Dikry Alfin Nugroho dan Ririh Yudhastuti


Departemen Kesehatan Lingkungan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga
yudhastuti_r@unair.ac.id

Abstract: Canteen is a place which is provided by a school to fulfil students needs. Contamination can be existing
in food when its not prepared well. This research purpose was to identification the hygiene of food handler, canteen
sanitation, and the existence of E. coli bacteria in SMAN 15 Surabaya. This research was a descriptive study with cross
sectional design. The sampling design use total sampling method. The variables of this research were the characteristic
and hygiene of food handler, sanitation of producing place, facilities, infrastructures and the existence of Escherichia
coli in tomato and chili sauce. The results of this research showed that the hygiene of food handlers, producing place,
facilities and infrastructures sanitation had less than minimum requirements score 70. Existence of E coli showed that
food samples taken has been qualified and didnt found in examined samples. The conclusion is hygiene of food
handlers and canteen sanitation of SMAN 15 is still needs adjustment to the requirements of Permenkes. 1096 Tahun
2011 tentang higiene dan sanitasi jasaboga. This research recommends the training of food handlers on hygiene,
sanitation and establishment of code of practice for food industry.

Keywords: food handler, hygiene, sanitation, food contamination, E. coli

Abstrak: Kantin merupakan sarana yang disediakan sekolah untuk memenuhi kebutuhan pangan warga sekolah.
Kontaminasi dapat terjadi pada makanan bila tidak diolah dengan baik. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi
kondisi higiene penjamah makanan, sanitasi kantin, dan kandungan bakteri E. coli di SMAN 15 Surabaya. Penelitian
ini adalah studi deskriptif yang menggunakan rancangan cross sectional. Pengambilan sampel menggunakan total
sampling. Variabel penelitiannya adalah karakteristik penjamah makanan, higiene penjamah makanan, sanitasi tempat
pengolahan, sarana dan prasarana kantin serta kandungan bakteri Escherichia coli pada saus tomat dan sambal. Hasil
dari penelitian ini menunjukkan bahwa higiene penjamah makanan, sanitasi tempat pengolahan makanan, sarana
dan prasarana kantin yang diteliti memperoleh nilai kurang dari standar yang ditentukan (Nilai minimal 70). Untuk
variabel keberadaan E. coli menunjukkan seluruh sampel makanan telah memenuhi syarat dengan tidak ditemukannya
kandungan bakteri E. coli pada sampel saus tomat dan sambal yang diperiksa. Kesimpulan dari penelitian ini adalah
sanitasi kantin di SMAN 15 masih perlu dilakukan penyesuaian sesuai dengan persyaratan Permenkes RI No. 1096
Tahun 2011 tentang Higiene dan Sanitasi Jasaboga. Penelitian ini merekomendasikan pelatihan kepada penjamah
makanan tentang higiene, sanitasi dan menegakkan etika dalam praktek industri makanan.

Kata kunci: penjamah makanan, higiene, sanitasi, kontaminasi makanan, E. coli

PENDAHULUAN yang aman dan higiene dengan menggunakan


parameter terbebas dari Escherichia E. coli.
Berdasarkan UU No. 36 tahun 2009 tentang
Permasalahan yang sering timbul di
Kesehatan, pembangunan kesehatan bertujuan
masyarakat adalah kualitas dan kuantitas dari
untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan
produksi makanan. Oleh karena itu, makanan
kemampuan hidup sehat bagi setiap orang
sebagai faktor yang sangat penting bagi
agar terwujud derajat kesehatan masyarakat
kehidupan manusia selain harus memenuhi
yang setinggi-tingginya, sebagai investasi bagi
dari segi gizi dan penampilan yang menarik,
pembangunan sumber daya manusia yang
makanan juga harus aman untuk dikonsumsi yaitu
produktif secara sosial dan ekonomis.
terbebas dari segala bentuk kontaminan yang
Salah satu faktor yang dapat meningkatkan
dapat merugikan konsumen. Potensi makanan
derajat kesehatan masyarakat secara optimal
untuk terkontaminasi zat berbahaya dan menjadi
adalah penyelenggaraan makanan yang higienis,
sumber penularan penyakit meningkat jika proses
sehingga upaya higiene dan sanitasi perlu
penanganan hingga dikonsumsi masyarakat
dilakukan demi mewujudkan kualitas makanan
tidak memperhatikan higiene dan sanitasi. Kasus

166
M D A Nugroho dan R Yudhastuti, Kondisi Higiene Penjamah Makanan dan Sanitasi Kantin di SMAN 15 Surabaya 167

keracunan tersebut bisa diakibatkan oleh faktor penjamah makanan dan sanitasi kantin di SMAN
kebersihan dari makanan dan food handler juga 15 Surabaya. Tujuan dari penelitian ini adalah
kurang diperhatikan. Seperti pada penelitian yang melakukan analisis kondisi higiene penjamah
telah dilakukan oleh Susana dkk. (2010) di wilayah makanan dan sanitasi kantin di SMAN 15
Depok, Jawa Barat menyebutkan bahwa sebanyak Surabaya.
41% sampel makanan yang diteliti terkontaminasi
oleh bakteri E. coli.
METODE PENELITIAN
Kasus keracunan makanan juga terjadi pada
siswa SD yang berada di desa Bandar Khalifah, Penelitian ini merupakan jenis penelitian
kabupaten Deli Serdang, Sumatra Utara sebanyak observasional yang bersifat deskriptif, yaitu
22 siswanya keracunan akibat mengonsumsi penelitian dilakukan untuk menggambarkan
bakso yang di jual di kantin sekolah (Anonim, suatu keadaan tanpa memberi perlakuan
2012). terhadap objek yang bertujuan untuk mempelajari
Escherichia coli (E. coli) merupakan salah kualitas higiene sanitasi kantin serta kualitas
satu indikator sanitasi yang paling banyak bakteriologi dari makanan yang di jual di kantin
digunakan untuk menunjukkan adanya masalah SMAN 15 Surabaya. Menurut waktu, penelitian
sanitasi. Keberadaan E. coli dalam air atau ini merupakan penelitian cross sectional karena
makanan dianggap memiliki korelasi tinggi dilakukan pada satu waktu saja.
ditemukannya patogen pada pangan yang akan Besar sampel dalam penelitian ini adalah
mengakibatkan timbulnya penyakit seperti diare 10 orang yang merupakan penjamah makanan
ringan sampai berat atau keracunan. dan 8 stand yang pada saat penelitian sedang
Kantin sekolah mempunyai peranan penting beroperasi.
untuk memenuhi kebutuhan siswa akan makanan Sampel diambil secara total sampling. Hal
selama di sekolah. Pada umumnya makanan yang ini dikarenakan semua kantin digunakan sebagai
dijual di kantin mempunyai variasi yang sangat sampel penelitian untuk penelitian higiene dan
beragam, dengan harga relatif murah dan mudah sanitasi penjamahnya serta sanitasi kantin dengan
dijangkau oleh siswa. metode wawancara dengan alat bantu kuesioner
Pemilihan lokasi penelitian di kantin SMAN dan lembar observasi.
15 karena sekolah tersebut adalah salah satu Untuk sampel pemeriksaan kualitas
sekolah yang menerapkan full day school, di bakteriologis dengan parameter E. coli
mana kantin tersebut dituntut untuk mampu pengambilan sampel dilakukan pada stand
melayani seluruh warga sekolah. Selain itu kantin yang menggunakan saos dan sambal sebagai
tersebut merupakan salah satu program dari Unit bahan tambahan makanan. Dalam penelitian ini
Kesehatan Sekolah (UKS) yaitu selain berfungsi ditemukan 5 stand yang menyediakan saos dan
untuk memenuhi kebutuhan pangan selama jam sambal sebagai bahan tambahan makanan.
sekolah juga untuk menjaga siswa di sekolah
tersebut agar tidak mengonsumsi makanan yang HASIL DAN PEMBAHASAN
tidak sehat.
Di SMAN 15 memang belum terdapat kasus Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan
keracunan yang disebabkan oleh makanan penyakit yang diderita oleh penjamah makanan
produksi kantin tersebut, tetapi tindakan preventif mayoritas yaitu sebanyak 5 orang atau 50%
dinilai sangat penting untuk mencegah faktor
risiko yang bisa saja muncul akibat terjadinya
Tabel 1.
kontaminasi terhadap makanan, baik berasal dari
Distribusi Penyakit yang Diderita Kantin Penjamah
bahan makanan, orang (penjamah makanan), Makanan di SMAN 15 Surabaya Tahun 2015
tempat dan peralatan agar aman di konsumsi dan
mencegah kejadian penyakit maupun keracunan Penyakit Jumlah %
yang disebabkan oleh makanan karena semua Pernapasan 3 30
kasus keracunan makanan tidak dapat dihindari Pencernaan 2 20
apabila kontaminasi oleh zat-zat berbahaya telah
Kulit 0 0
terjadi.
Lain-lain 5 50
Dari penjelasan di atas, di rumusan
permasalahan yaitu bagaimana kondisi higiene Total 10 100
168 Jurnal Kesehatan Lingkungan Vol. 7, No. 2 Januari 2014: 166170

menderita penyakit lain-lain yang terdiri dari sakit Tabel 4.


kepala, dan sakit setelah mengalami keguguran. Distribusi Mencuci Tangan dengan Sabun Penjamah
Dalam penelitian ini ditemukan 1 penderita Makanan di Kantin SMAN 15 Surabaya 2013
penyakit pernapasan sedangkan penjamah
Mencuci Tangan dengan Jumlah %
makanan yang lainnya saat mulai merasakan sakit
Sabun
pada pernapasan, pencernaan maupun penyakit
kulit secara sadar meliburkan diri hingga penyakit Ya 10 100
yang dideritanya sembuh Tabel 1. Tidak 0 0
Berdasarkan penelitian ini, ditemukan Total 10 100
90% penjamah makanan tidak memeriksakan
kesehatannya secara rutin, mereka hanya Tabel 5.
memeriksakan kesehatannya jika penyakit Distribusi Perilaku Merokok pada Penjamah Makanan
tersebut dirasa sudah mengganggu pekerjaannya. di Kantin SMAN 15 Surabaya Tahun 2013
Hal ini kurang baik karena kemungkinan besar
penyakit sudah menular sebelum dilakukan Perilaku Merokok Jumlah %
pemeriksaan sehingga terlambat untuk dilakukan Merokok 1 10
pencegahan. Tidak merokok 9 90
Menurut hasil observasi, penjamah makanan Total 10 100
memotong pendek kukunya setiap minggu
sebanyak 8 orang atau (80%) dari keseluruhan
penjamah makanan.
Hal ini sudah baik mengingat pertumbuhan Dari hasil penelitian ditemukan seorang
kuku pada jari tangan sangat cepat sehingga penjamah makanan (10%) yang memiliki perilaku
diperlukan pemotongan rutin agar tidak menjadi merokok sisanya sebanyak 9 orang (90%) bukan
tempat berkumpulnya kotoran dan kuman. perokok.
Berdasarkan hasil penelitian ini diketahui
seluruh penjamah makanan menerapkan mencuci Tabel 6.
tangan dengan sabun. Hal ini sudah baik karena Hasil Rekapitulasi Observasi Kondisi Higiene dan
sesuai dengan pernyataan Arisman (2009) yaitu Sanitasi Kantin SMAN 15 Surabaya Tahun 2013
tangan perlu dicuci karena ribuan jasad renik,
Pemilik Stand Nilai Keterangan
baik flora normal maupun cemaran, menempel di
tempat tersebut dan mudah sekali berpindah ke Stand A 56 TMS
makanan yang disentuh. Stand B 58 TMS
Stand C 57 TMS
Tabel 2.
Distribusi Pemeriksaan Kesehatan Berkala Penjamah Stand D 59 TMS
Makanan di Kantin SMAN 15 Surabaya Tahun 2013 Stand E 59 TMS
Stand F 65 TMS
Melakukan Pemeriksaan Jumlah %
Stand G 63 TMS
Ya 1 10
Stand H 65 TMS
Tidak 9 90
Total 10 100 Keterangan:
Kantin SMAN 15 menurut Permenkes RI No.
1096 Tahun 2011 tentang Higiene dan Sanitasi
Tabel 3.
Jasaboga termasuk dalam golongan A2 karena
Distribusi Perilaku Memotong Kuku dalam 1 Bulan
kapasitas pengolahannya antara 100500 porsi
Penjamah Makanan di Kantin SMAN 15 Surabaya
per hari, menggunakan dapur rumah tangga, dan
Tahun 2013
mempekerjakan tenaga kerja.
MS : Memenuhi syarat apabila memiliki nilai 7174
Perilaku Memotong Kuku Jumlah %
TMS : Tidak memenuhi syarat apabila memiliki nilai
2 kali 0 0 kurang dari 71
3 kali 2 20
Setiap minggu 8 80
Pada Tabel 6 dapat diketahui terdapat seluruh
stand belum memenuhi syarat higiene sanitasi
Total 10 100
jasa boga pada penilaian lembar observasi.
M D A Nugroho dan R Yudhastuti, Kondisi Higiene Penjamah Makanan dan Sanitasi Kantin di SMAN 15 Surabaya 169

Tabel 7. dinding tempat pengolahan yang masih belum


Hasil Pemeriksaan Mikrobiologi Sambal dan Saos rata dan tidak terdapat lapisan kedap air sehingga
Makanan di Kantin SMAN 15 Surabaya Tahun 2013 sulit untuk dibersihkan, pada langit-langit masih
menggunakan asbes bergelombang berwarna
Kultur
Jenis dan kode makanan gelap yang tidak dilengkapi pembuangan
E. coli asap dapur, hal ini kurang sesuai karena akan
Saos stand A Negatif menimbulkan penumpukan kotoran di atap.
Sambal stand A Negatif Pada pencahayaan tidak merata pada setiap
stand, pada beberapa ruangan pengolahan
Sambal stand C Negatif
makanan, tempat pencucian peralatan dan
Sambal stand F Negatif
tempat penyimpanan peralatan yang terbuka
Sambal stand G Negatif
tanpa ada usaha perlindungan dari serangga,
Saos stand H Negatif tikus atau binatang pengganggu lainnya serta
Sambal stand H Negatif tempat sampah yang tidak kedap air dan tanpa
penutup.
Untuk kualitas bahan pelengkap makanan
Penilaian yang dilakukan meliputi lokasi, dalam hal ini melihat keberadaan parameter
bangunan dan fasilitas kantin, pencahayaan, kuman E. coli pada sampel sambal dan saos
ventilasi, ruang pengolahan makanan, penjamah dengan menggunakan hasil uji laboratorium
makanan, air bersih, air kotor, fasilitas cuci tangan, menunjukkan hasil yang baik karena tidak
pembuangan sampah, peralatan makan dan ditemukan bakteri E. coli dalam sampel sambal
masak, perlindungan makanan, makanan serta dan saos.
persyaratan khusus untuk jasa boga golongan A2 Saran ditujukan kepada penjamah makanan
yaitu ruang pengolahan makanan tidak dipakai dan pengelola kantin yaitu untuk memperhatikan
sebagai ruangan tidur, tersedia 1 (satu) buah sanitasi bangunan kantin dengan cara menjaga
lemari es (kulkas), pengeluaran asap dapur kebersihan dan melakukan penyesuaian sesuai
dilengkapi dengan alat pembuang asap, fasilitas dengan persyaratan Permenkes RI No. 1096
pencucian dibuat dengan 3 (tiga) bak cuci, dan Tahun 2011 tentang Higiene dan sanitasi jasa
tersedia kamar ganti pakaian dan dilengkapi boga agar tercipta lingkungan kantin yang lebih
dengan tempat penyimpan pakaian (loker). saniter serta untuk meningkatkan mutu pelayanan
Dari tabel 7 dapat diketahui bahwa kandungan dan sekolah.
bakteri E. coli pada sampel tersebut seluruhnya
negatif. Hal ini sudah sesuai dengan Permenkes
RI No. 1096 Tahun 2011 tentang Higiene dan DAFTAR PUSTAKA
Sanitasi Jasa boga yaitu angka kuman E. coli Adams, M. & Motarjemi, Y. 2004. Dasar-dasar Keamanan
pada makanan 0/gr contoh makanan. Pangan. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Almatsier, Sunita. 2003. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta:
Penerbit PT. Gramedia Pustaka Utama.
KESIMPULAN DAN SARAN Almatsier, Sunita, 2006. Higiene dan Sanitasi Pengolahan
Makanan: Jakarta.
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan Anonim, 2012a tentang kantin sekolah http://www.
bahwa kondisi higiene penjamah makanan pada dinaspendidikanparepare.info/index.pbp?option_
saat penelitian sudah baik. Sebagian besar com_content&view_article&cid=217:tentang-kantin-
sekolah-&catid=46:peserta-didik
penjamah makanan sudah melakukan praktek Anonim, 2012. Siswa Keracunan Makanan, http://
higiene dengan baik seperti meliburkan diri pada eksposnews.com/view/18/19739/22-siswa-
saat kondisi badan sakit, perilaku mencuci tangan keracunan-akibat-makanan-kantin.html
dengan sabun, kebersihan kuku dan perilaku Arisman. 2009. Keracunan Makanan seri Buku Ajar Ilmu
merokok. Gizi. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Badan Pengawas Obat dan Makanan
Sedangkan dari hasil observasi kondisi No: HK.00.05.5.1.1639. Pedoman Cara Produksi
sanitasi kantin di SMAN 15 perlu untuk mendapat Pangan yang Baik untuk Industri Rumah Tangga
perhatian lebih karena masih belum memenuhi (CPPB-IRT). http://www.pom.go.id/PDF.
persyaratan sanitasi yang baik menurut Chandra, Budiman. 2007. Pengantar Kesehatan
Permenkes RI No. 1096 Tahun 2011 tentang Lingkungan. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran
EGC.
Higiene dan Sanitasi Jasa boga yaitu pada
170 Jurnal Kesehatan Lingkungan Vol. 7, No. 2 Januari 2014: 166170

Cyntia, Anggi, K, 2011. Higiene Sanitasi dan Kualitas Permenkes RI No. 1096. MENKES/PER/VI/2011 tentang
Mikrobiologi pada Makanan di Kantin Kampus C Persyaratan Higiene Sanitasi Jasaboga.
Universitas Airlangga Surabaya. Skripsi, Surabaya, Pratama, Moch. Candra, 2011. Kondisi Higiene Penjamah
Universitas Airlangga Makanan Jajanan dan Sanitasi Kantin Di SMPN 1
Depkes. RI. 2004. Modul Khusus Hygiene Sanitasi Tulangan Sidoarjo. Skripsi, Surabaya, Universitas
Makanan dan Minuman, Jakarta: Dirjen PPM dan Airlangga.
PL. Rahayu, N.P.S, 2007. Hubungan antara Higiene dan
Erawati, T. 2008. Higiene dan Sanitasi Nasi Tempe Sanitasi Lingkungan Warung dan Praktek Pengolahan
Penyet Pedagang Kaki Lima Jalan Karangmenjangan Mie Ayam dengan Angka Kuman. Tesis. Universitas
Surabaya. Jurnal Kesehatan Lingkungan, Vol 4, No. Diponegoro.
2, Januari 2008: 6980. Susana., Indrawani., Yvonne M., dan Zakianis, 2010.
Fakultas Kesehatan Masyarakat. 2012. Panduan Kontaminasi Bakteri Escherechia Coli pada Makanan
Penyusunan dan Tata Cara Ujian Skripsi. Surabaya: Pedagang Kali Lima di Sepanjang Jalan Margonda
Universitas Airlangga. Depok, Jawa Barat. Jurnal Kesehatan Masyarakat
Hansikraus, M., Dwi., S. 2010 Jurnal Kajian Bakteriologi Nasional Volume 5, Nomor 3, Desember 2010:
Makanan Jajanan Pada Anak Sekolah Di Kabupaten 110115.
Manokwari Propinsi Papua Barat Tahun 2010. Papua Undang-Undang Republik Indonesia No. 36 Tahun 2009
Barat. tentang Kesehatan.
Mukono, H.J. 2006. Prinsip Dasar Kesehatan Lingkungan Undang-Undang Republik Indonesia No. 7 Tahun 1996
Edisi Kedua. Surabaya: Airlangga University Press. Tentang Pangan.
Muinde, OK, 2005. Hygienic and Sanitary Practices of Undang-Undang Republik Indonesia No. 28 Tahun 2004
Vendors of Street Food in Nairobi, Kenya. Kenya: Tentang Keamanan, Mutu dan Gizi Pangan.
African Journal of Food Agriculture Nutrition and WHO. 2006. Penyakit Bawaan Makanan: Fokus
Development. Pendidikan Kesehatan. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC.

Você também pode gostar