Você está na página 1de 35

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN NY.

M
DENGAN GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN KESEIMBANGAN
CAIRAN DAN ELEKTROLIT
DI RUANG SAHADEWA RSUD SANJIWANI
TANGGAL 8 Mei s/d 26 Mei 2017

OLEH :
IDA AYU AGUNG PUTRI INDRA SWARI
(P07120016101)
TINGKAT 1.3 / D-III KEPERAWATAN

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


PRODI STUDI D-III KEPERAWATAN
POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR
TAHUN AJARAN 2017/2018
1. Definisi penyakit
Diare akut infeksi diklasifikasikan secara klinis dan patofisiologis
menjadi diare non inflamasi dan Diare inflamasi. Diare Inflamasi
disebabkan invasi bakteri dan sitotoksin di kolon dengan manifestasi
sindroma disentri dengan diare yang disertai lendir dan darah. Gejala
klinis yang menyertai keluhan abdomen seperti mulas sampai nyeri seperti
kolik, mual, muntah, demam, tenesmus, serta gejala dan tanda dehidrasi.
Pada pemeriksaan tinja rutin secara makroskopis ditemukan lendir
dan/atau darah, serta mikroskopis didapati sel leukosit polimorfonuklear.
Pada diare non inflamasi, diare disebabkan oleh enterotoksin yang
mengakibatkan diare cair dengan volume yang besar tanpa lendir dan
darah. Keluhan abdomen biasanya minimal atau tidak ada sama sekali,
namun gejala dan tanda dehidrasi cepat timbul, terutama pada kasus yang
tidak mendapat cairan pengganti. Pada pemeriksaan tinja secara rutin tidak
ditemukan leukosit. Mekanisme terjadinya diare yang akut maupun yang
kronik dapat dibagi menjadi kelompok osmotik, sekretorik, eksudatif dan
gangguan motilitas. Diare osmotik terjadi bila ada bahan yang tidak dapat
diserap meningkatkan osmolaritas dalam lumen yang menarik air dari
plasma sehingga terjadi diare. Contohnya adalah malabsorbsi karbohidrat
akibat defisiensi laktase atau akibat garam magnesium. Diare sekretorik
bila terjadi gangguan transport elektrolit baik absorbsi yang berkurang
ataupun sekresi yang meningkat. Hal ini dapat terjadi akibat toksin yang
dikeluarkan bakteri misalnya toksin kolera atau pengaruh garam empedu,
asam lemak rantai pendek, atau laksantif non osmotik. Beberapa hormon
intestinal seperti gastrin vasoactive intestinal polypeptide (VIP) juga dapat
menyebabkan diare sekretorik. Diare eksudatif, inflamasi akan
mengakibatkan kerusakan mukosa baik usus halus maupun usus besar.
Inflamasi dan eksudasi dapat terjadi akibat infeksi bakteri atau bersifat non
infeksi seperti gluten sensitive enteropathy, inflamatory bowel disease
(IBD) atau akibat radiasi. Kelompok lain adalah akibat gangguan motilitas
yang mengakibatkan waktu tansit usus menjadi lebih cepat. Hal ini terjadi
pada keadaan tirotoksikosis, sindroma usus iritabel atau diabetes melitus.
Diare dapat terjadi akibat lebih dari satu mekanisme. Pada infeksi bakteri
paling tidak ada dua mekanisme yang bekerja peningkatan sekresi usus
dan penurunan absorbsi di usus. Infeksi bakteri menyebabkan inflamasi
dan mengeluarkan toksin yang menyebabkan terjadinya diare. Infeksi
bakteri yang invasif mengakibatkan perdarahan atau adanya leukosit
dalam feses. Pada dasarnya mekanisme terjadinya diare akibat kuman
enteropatogen meliputi penempelan bakteri pada sel epitel dengan atau
tanpa kerusakan mukosa, invasi mukosa, dan produksi enterotoksin atau
sitotoksin. Satu bakteri dapat menggunakan satu atau lebih mekanisme
tersebut untuk dapat mengatasi pertahanan mukosa usus.
2. Nama obat dan dosis yang akan diberikan
a. Sanmol 2x1 fls
b. Cyproploxiacin 2x1 fls
c. Metronidazol 1v1 vial
d. Omeprozole 1x1 vial
e. Metyl P 2x4 mg
3. Waktu pemberian obat
a. Sanmol :16.00 dan 24.00 WITA
b. Cyproploxiacin:08.00 dan 24.00 WITA
c. Metronidazol :16.00 WITA
d. Omeprozole :08.00 WITA
e. Metyl P :08.00 dan 16.00 WITA

4. Bentuk obat yang akan diberikan


a. Sanmol : cair
b. Cyproploxiacin : cair
c. Metronidazol : cair
d. Omeprozole : cair
e. Metyl P : tablet
5. Indikasi, kontraindikasi dan efek samping.
a. Sanmol
Indikasi: Mengatasi nyeri,sakit kepala,dan menurunkan
demam.
Konta indikasi:Anti inflamasi non steroid,hepatitis,gangguam
hati,ginjal dan alkoholisme.
Efek samping:Pusing,gangguan ginjal,gangguan hati dan reaksi
alergi
b. Cyproploxiacin
Indikasi :Mengobati infeksi saluran kemih,saluran
pencernaan,infeksi mata dan infeksi menular seksual.
Kontra indikasi:wanita hamil,gangguan
ginjal,aritmia,epilepsy,penyakit jantung.
Efek samping:nyeri otot,mual,sakit kepala.
c. Metronidazol
Indikasi: Infeksi serius yang mengancam jiwa,terutama yang
disebabkan oleh bakteri gram positif dan negative.
Kontra indikasi: Hipersensitivitas terhadap obat ini,ibu hamil
dan menyusui
Efek samping: Nafsu makan menurun,diare,mual.
d. Omeprozole
Indikasi: Menurunkan kadar asam pada lambung
Kontra indikasi: Sebaiknya tidak diberikan kepada penderita
hipersensitif terhadap omeprasole
Efek samping: Diare,nyeri abdomen,konstipasi,nyeri pada
tulang belakang,mual dan muntah.
e. Metyl P
Indikasi: Mengurangi gejala peradangan,nyeri dan ruam
Kontra indikasi: Ibu hamil,menyusui,hipertensi,penyakit
jantung dan ginjal.
Efek samping: mual,muntah,sakit perut,lemas,sulit tidur,nyeri
ulu hati
6. Klasifikasi dan cara penyimpanan
a. Sanmol : Obat keras
Cara penyimpanan yaitu disimpan di suhu dibawah 300C
b. Cyproploxiacin : Obat keras
Cara penyimpanan di simpan pada suhu ruangan dibawah
30 derajat Celsius dan terhindar dari sinar matahari.
c. Metronidazol : Obat keras
Cara penyimpanan di simpan pada suhu ruangan dibawah
30 derajat Celsius dan terhindar dari sinar matahari.
d. Omeprozole : Obat keras
Cara penyimpanan di simpan pada suhu ruangan dibawah
30 derajat Celsius dan terhindar dari sinar matahari.
e. Metyl P : Obat bebas terbatas
Cara penyimpanan di simpan pada suhu ruangan dibawah
30 derajat Celsius dan terhindar dari sinar matahari.
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN NY.M
DENGAN GANGGUAN KEBUTUHAN KESEIMBANGAN CAIRAN
DI RUANG SAHADEWA- RSUD SANJIWANI
TANGGAL 8 Mei s/d 10 Mei 2017

A. PENGKAJIAN
1. IDENTITAS
PASIEN
Nama : Ny.M
Umur : 77 th
Jenis kelamin : Perempuan
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Status perkawinan : Menikah
Agama : Hindu
Suku : Bali
Alamat : Br.Batulumbung,Bedulu
Tanggal masuk : 8 Mei 2017
Tanggal pengkajian : 8-10 Mei 2017
Sumber informasi : Pasien,keluarga pasien dan rekam medis pasien

PENANGGUNG JAWAB
Nama penanggung jawab : Ny.E
Pekerjaan : Pegawai Swasta
Hub dgn pasien : Anak Kandung

2. STATUS KESEHATAN PASIEN


a. Status Kesehatan Saat Ini
Keluhan utama
Pasien mengeluh lemas,haus,sakit perut,BAB sering,encer dan
berisi darah sebelum masuk rumah sakit.
Alasan masuk Rumah Sakit
Pasien mengatakan lemas dan tidak mampu menahan sakit
perutnya saat baru bangun pagi dan langsung ke kamar mandi
ternyata fesesnya cair dan berisi darah.Siang hari pasien
mengatakan tidak mampu berjalan, seluruh tubuh terasa
lemas,mual dan mual. Pukul 13.30 pasien dirujuk ke RS.Sanjiwani.
Upaya yang dilakukan untuk mengatasinya
Pasien mengatakan sebelum ke rumah sakit upaya yang dilakukan
untuk mengatasinya yaitu dengan minum seduhan daun jambu biji
untuk mengatasi BAB dan mengoleskan minyak angin pada
perutnya.
b. Status Kesehatan Masa Lalu
Penyakit yang pernah dialami
Pasien mengatakan memiliki riwayat sesak nafas
Riwayat pernah dirawat
Pasien mengatakan tidak pernah dirawat sebelumnya.
Riwayat alergi
Pasien mengatakan tidak memiliki alergi terhadap obat maupun
yang lainnya.
Kebiasaan :(merokok/kopi/ alkohol/lain-lain yang merugikan
kesehatan)
Pasien mengatakan tidak pernah mengkonsumsi
rokok,alkohol,kopi dan yang lain-lain yang merugikan kesehatan.
c. Riwayat Penyakit Keluarga
Pasien mengatakan tidak memiliki riwayat penyakit keturunan.
d. Diagnosa Medis dan Therapy
Dx:Diare akut syndrome disentri
Therapy: IVED RL sebanyak 30 tpm
Nama Obat Dosis Cara Pemberian Indikasi

Sanmol 2x1 Flash Mengatasi nyeri,sakit


kepala,dan menurunkan
demam.

Cyproploxiacin 2x1 Flash Mengobati infeksi saluran


kemih,saluran
pencernaan,infeksi mata dan
infeksi menular seksual.

Metronidazol 1x1vial Flash Infeksi serius yang mengancam


jiwa,terutama yang disebabkan
oleh bakteri gram positif dan
negative.

Omeprazole 1x1 vial Flash Menurunkan kadar asam pada


lambung

Ringer Laktat 500ml Flash Mengembalikan keseimbangan


elektrolit pada keadaan
dehidrasi dan syok
hipovolemik

Metyl P 2x4 mg Oral Menekan sistem kekebalan


tubuh untuk menekan
peradangan seperti
pembengkakan,nyeri dan ruam.

Fluconasole 1x150 mg Oral Membunuh jamur penyebab


infeksi dan mencegah tumbuh
kembali
3. POLA FUNGSI KESEHATAN (11 Pola Fungsional Gordon)
a. Pemeliharaan dan persepsi terhadap kesehatan
Pasien mengatakan mengetahui arti dari kesehatan,tetapi belum
mampu mempraktekan pengetahuan tentang kesehatan dan belum
mampu mengambil keputusan tentang kesehatan misalnya keputusan
berobat.
b. Pola Nutrisi/metabolic
Pola makan:
Sebelum sakit: makan 3x sehari porsi sedikit sedikit dengan jenis
makanan padat
Setelah sakit :makan 2x sehari setengah porsi dengan jenis makanan
lunak
Pola minum:
Sebelum sakit :minum 4-5 gelas sehari
Setelah sakit:2-3 gelas sehari
c. Pola eliminasi
Sebelum sakit:pasien BAB 1x sehari dan BAK 4x sehari
Saat sakit:frekuensi BAB lebih dari 3 kali sehari dengan volume 200cc
,konsistensi encer dan terdapat darah serta BAK sering tetapi sedikit.
d. Pola aktivitas dan latihan
Kemampuan perawatan diri 0 1 2 3 4
Makan/minum

Mandi

Toileting

Berpakaian

Mobilisasi di tempat tidur

Berpindah

Ambulasi ROM
0: mandiri, 1: alat bantu, 2: dibantu orang lain, 3: dibantu orang lain
dan alat, 4: tergantung total.
Total skore ADL : 12
Oksigenasi:
Pasien tidak terpasang oksigen

e. Pola tidur dan istirahat


Sebelum Sakit : Pasien mengatakan setiap hari tidur dengan
rentang 6 8 jam. Tidur malam pukul 23.00, bangun pagi pukul
06.00.
Saat sakit : Saat sakit pasien mengatakan susah tidur dan
sedikit terganggu karena ruang gerak yang tidak memadai,dan
merasa mual serta muntah.

f. Pola kognitif-perseptual
Pasien menggunakan bahasa daerah dan tidak mampu berkomunikasi
menggunakan bahasa Indonesia.Pasien sulit mengerti edukasi tentang
penyakit yang diberikan oleh tenaga kesehatan sehingga edukasi
diberikan pada keluarganya.
g. Pola persepsi diri/konsep diri
Pasien mengatakan tidak memiliki masalah pada konsep diri seperti
harga diri,body image,ideal diri tidak bermasalah dan peran tidak
bermasalah
h. Pola seksual dan reproduksi
Sebelum sakit : Pasien sudah menopouse
Saat sakit : Pasien tidak memiliki gairah seksual
i. Pola peran-hubungan
Sebelum Sakit : Ny. P dapat berkomunikasi dengan baik, dengan
keluarga maupun temannya.
Saat sakit : Ny. P dapat berkomunikasi dengan baik, dengan
perawat, keluarga maupun temannya.
j. Pola manajemen koping stress
Sebelum Sakit :Ny. P mengatakan jika mengalami masalah stress
akan bercerita dengan suami dan keluarga .
Saat sakit : Ny. P menceritakan keluhannya kepada keluarga.

k. Pola keyakinan-nilai
Sebelum Sakit :Ny. P menganut agama Hindu, dan melaksanakan
persembahyangan 3 x sehari.
Saat sakit : Ny. P tidak bisa melakukan persembahyangan dan
hanya bisa berdoa di tempat tidur
4. PEMERIKSAAN FISIK
a. Keadaan umum : Lemah
Tingkat kesadaran : Komposmentis
GCS : verbal :5 psikomotor :6 mata:4
b. Tanda-tanda vital : Nadi :60x/mnt Temp: 360C RR :24x/mnt TD :
90/60
c. Status Gizi :Baik
BB:45kg TB:148cm
IMT :20,5

d. Keadaan fisik (IPPA)


1) Kepala dan leher
Kepala : normal sekali tidak ada benjolan warna Rambut hitam
keputihan panjang
Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar teroid, kekuatan leher
tidak ada
2) Thorax
Paru
Bunyi nafas vesikuler, tidak terdengar bunyi tambahan
seperti wheezing atau ronchi.
Jantung
Nadi 88x/menit . kekuatan kuat, irama teatur
Retraksi dada
Inspeksi : pergerakan dada simetris
Palpasi : nyeri tekan
Auskultasi : bunyi nafas vesikuler,tidak terdengar bunyi
tambahan seperti Wheezing atau ronchi.

3) Payudara dan ketiak


Bentuk payudara simetris, tidak ada benjolan
4) Abdomen
Tidak ada nyeri tekan, tidak ada benjoln, perut simetris , tidak ada
luka, suara hipertimpani.
5) Genetalia
Berjenis kelamin perempuan, tidak pinosis dan tidak ada kelainan
6) Integumen
Turgor kulit tidak elastis, tidak terdapat laserasi, warna kulit sawo
matang.
7) Ekremitas
Atas
Simetris,hangat,tidak ada edema
Bawah
Simetris,hangat,tidak ada edema,tidak menggunakan alat bantu
pergerakan dengan skala aktivitas 2.
5. PEMERIKSAAN PENUNJANG
a. Data laboratorium yang berhubungan

Parameter Hasil Satuan Nilai normal


WBC 15,6 10^3/uL 4,0-10,0
Lymph 0,8 10^3/uL 0,8-4,0
Mid 0,6 10^3/uL 0,1-0,9
Gran 14,2 10^3/uL 2,0-7,0
Mid% 3,9 % 3,0-9,0
Gran% 90,8 % 50,0-70,0
RBC 3,57 10^6/uL 3,50-5,50
HGB 11,3 g/dL 11,0-16,0
HCT 34,4 % 37,0-54,0
MCV 96,3 fL 82,0-95,0
MCH 31,7 pg 27,0-31,0
MCHC 32,9 g/dL 32,0-36,0
RDW-CV 14,4 % 11,5-14,5
RDW-SD 51,7 IL 35,0-56,0
PLT 248 10^3/uL 150-450
MPV 8,1 fL 7,0-11,0
PDW 15,3 9,0-17,0
PCT 0,201 % 0,108-0,262
II. DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. ANALISA DATA

No Tanggal Data Fokus Analisis Masalah


1 8 Mei DS: P:Ketidakseimbangan Ketidakseimbangan
2017 cairan dan elektrolit keluaran cairan.
Pasien
mengatakan E: Yang berhubungan
sedikit dengan kegagalan
minum,haus mekanisme
dan sering pengaturan asupan
muntah cairan yang tidak
adekuat.
DO:

Penurunan
S:Yang ditandai
turgor
dengan pasien
kulit/lidah
mengeluh
Membran
lemas,mual,muntah
mukosa/kulit
dan haus
kering
Peningkatan
denyut nadi,
penurunan
tekanan darah,
penurunan
volume/tekana
n nadi
Konsentrasi
urine
meningkat
Temperatur
tubuh
meningkat
Kelemahan
.
2. ANALISA MASALAH
P : Ketidakseimbangan cairan dan elektrolit

E : Yang berhubungan dengan kegagalan mekanisme pengaturan


asupan cairan yang tidak adekuat.
S : Yang ditandai dengan pasien mengeluh lemas,mual,muntah dan
haus.

3. RUMUSAN DIAGNOSA KEPERAWATAN


Ketidakseimbangan cairan dan elektrolit yang berhubungan dengan
kegagalan mekanisme cairan yang tidak adekuat yang ditandai dengan
pasien mengeluh lemas,mual,muntah dan haus.
III. INTERVENSI KEPERAWATAN

Hari/Tanggal No Tujuan Intervensi Rasional


Dx (NOC) (NIC)
10 Mei 2017 1 Setelah dilakukan Pantau TTV Mengetahui
tindakan keperawatan pasien perubahan suhu
selama 3x8 jam defisit tubuh pasien
volume cairan teratasi Timbang berat
dengan kriteria hasil: badan setiap hari Mengetahui
Suhu tubuh dan pantau perubahan berat
normal kecenderunganny badan pasien
Kekurangan a

volume cairan Mengetahui balance


Memonitor
akan teratasi, income pasien
asupan cairan
dibuktikan
oleh Keseimbang Memeberikan terapi
an elektrolit dan Mengkaji input obat kepada pasien
asam basa, dan output

keseimbangan Mengetahui reaksi


cairan, hidrasi Mengkaji status pasien terhadap
yang adekuat, hidrasi terapi yang
dan status nutrisi: diberikan
asupan makanan Delegasi
pemberian obat Digunakan untuk
dan cairan yang
(Sanmol 2x1 mengurangi infeksi
adekuat
flash,metronida yang terjadi di
tidak mengalami
zol 1x1 dalam tubuh pasien
haus yang tidak
normal vial,Metyl P 2x4

memiliki asupan mg

cairan oral atau


intravena yang
adekuat Mengkaji reaksi
pasien terhadap
terapi elektrolit
yang diberikan.
IV. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN

Jam No Evaluasi Formatif


Hari/Tgl Tindakan Keperawata TTD
WITA Dx
8 Mei 2017 20.00 1 Memberikan salam Pasien dan keluarga
dan melakukan tampak antusias dengan
komunikasi kehadiran perawat ke
terapiutik kepada ruangan.
pasien dan keluarga

22.30 1 Memantau TTV Nadi :60x/mnt Temp: 360C


RR :24x/mnt TD :90/60

22.40 1 Mengukur berat badan Berat badan pasien 48 kg

Pasien diberikan 5%
Memonitor asupan
23.00 1 dekstrosa dalam infuse RL
cairan
500ml 30 tetes/mnt

23.10 1 Mengkaji input dan IWL=30cc/jam atau


output 720cc/hari
CM = 2400cc
CK = 2720cc
BC = CM-CK
=2400-2720
=-320

23.20 1 Mengkolaborasikan Pasien terlihat lemas tetapi


pemberian cairan masih mampu diajak
intravena infuse RL berkomunikasi
500ml,Cipro 1 fls ,
Metro 1 fls dan
ambroxol 1 vial.

23.45 1 Memonitor reaksi Pasien mengatakan masih


pasien terhadap terapi merasa mual dan haus
yang diberikan sudah mulai teratasi.

Selasa,9 05.00 1 Memantau TTV Nadi :68x/mnt Temp: 360C


Mei 2017 RR :24x/mnt TD :110/80

Mengukur berat badan Berat badan pasien tidak


mengalami perubahan

07.00 1 Memonitor asupan Pasien diberikan 5%


cairan dekstrosa dalam infuse RL
500ml 30 tetes/mnt

IWL=30cc/jam atau
07.15 1 Mengkaji input dan
720cc/hari
output
CM = 2500cc
CK = 2620cc
BC = CM-CK
=2500-2620
=-220

07.30 1 Mengkolaborasikan Pasien kooperatif

pemberian cairan
intravena infuse RL
500ml,Cipro 1 fls ,
Metro 1 fls .
08.30 1 Memonitor reaksi Pasien mengatakan mual
pasien terhadap terapi dan haus sudah mulai
yang diberikan teratasi.

Rabu,10 05.00 1 Memantau TTV Nadi :70x/mnt Temp: 360C


Mei 2017 RR :24x/mnt TD :110/80
Berat badan pasien stabil
07.30 1 Mengukur berat badan
Pasien diberikan 5%
dekstrosa dalam infuse RL
Memonitor asupan
07.45 1 500ml 30 tetes/mnt
cairan

IWL=30cc/jam atau
Mengkaji input dan
720cc/hari
08.00 1
output
CM = 2700cc
CK = 2720cc
BC = CM-CK
=2700-2720
=-20

Pemberian Metyl P
08.15 1 Pasien kooperatif
4 mg dan
omeprasole 1 flash

Pasien mengatakan mual


Memonitor reaksi
12.00 1 dan haus sudah mulai
pasien terhadap terapi
teratasi,BAB lembek
yang diberikan
berwarna kuning,serta
minum sering
V. EVALUASI

No Hari/Tgl Jam No. Dx Evaluasi Ttd


1. Rabu,10 13.00 1 S:Pasien mengatakan sudah merasa
Mei 2017 baikan dan pasien mengatakan tidak
mual dan lemas lagi

O:mukosa bibir pasien tidak tampak


kering lagi dan pasien tampak lebih
segar.Nadi :70x/mnt Temp: 360C RR :
24x/mnt TD :110/80

A:Masalah sudah teratasi sebagian

P: lanjutkan intervensi
Lembar Pengesahan :

Denpasar,..........................2017

Mengetahui,
Clinical Instructure/CI Mahasiswa,

(...................................................) (....................................................)
NIP. NIM.

Mengetahui,
Pembimbing Akademik

(..................................................................)
NIP

Você também pode gostar