Você está na página 1de 13

PENERAPAN TEKNOLOGI INFORMASI DALAM PENGELOLAAN SAMPAH

Firdawaty Marasabessy1) Vrita Tri Aryuni2) Abdul Mubarak3)


1),2),3)
Universitas Khairun, Ternate
phido_b@yahoo.co.id

ABSTRAK
Inovasi perkotaan untuk mendukung smart city dapat dimulai dengan merubah pola hidup
yang berkelanjutan dari dimensi lingkungan. Salah satu diantaranya adalah perilaku mengelola
sampah. Permasalahan sampah tidak hanya terbatas pada kebersihan maupun estetis kota,
melainkan lebih dari itu terdapat permasalahan besar jika pengelolaan sampah tidak dilakukan
secara optimal, misalnya anggaran besar dalam pengelolaannya, kerusakan lingkungan dan
penyebab bencana banjir di perkotaan. Tujuan penelitian ini adalah membentuk pola pikir sadar
sampah serta memotivasi masyarakat untuk secara bersama-sama mengelola sampah dengan
memanfaatkan bank sampah berbasis komunitas dengan bantuan teknologi informasi. Metode
pada penelitian ini adalah dengan memanfaatkan desain aplikasi mobile dari
kementrian______________ pada transaksi dari bank sampah, dengan melalui beberapa
penyesuaian di kota Ternate. Berdasarkan prinsip bank sampah yang telah ada,
dipermudah dengan pemanfaatan IT, melalui aplikasi yang dapat diinstal pada android
nasabah untuk bertransaksi. Hasil penelitian ditujukan pada konsep penerapan bank sampah
berbasis aplikasi dengan menghadirkan triple play sebagai tiga teknologi utama yang digunakan
dalam mobile banking yaitu SMS, mobile browser, dan custom aplications.

Kata Kunci: bank sampah, teknologi informasi, smart environment.

PENDAHULUAN
Konsep Smart City mengandung dua unsur penting. Pertama adalah
penggunaan teknologi untuk memfasilitasi sub-sistem yang terfragmentasi di
perkotaan (misalnya, energi, air, mobilitas, lingkungan binaan). Kedua adalah
menjadikan 'pintar' dengan perbaikan sub-sistem yang diasumsikan terkait dengan
kesempatan kerja baru, alokasi sumberdaya dan pertumbuhan ekonomi. Dalam
definisi kedua dan lebih futuristik tersebut bahwa kota pintar seyogyanya adalah
tempat di perkotaan memberikan pengalaman hidup menuju kota masa depan
(Glasmeier dan Christopherson, 2015).
Atribut dalam Smart City meliputi smart government, smart society, smart
economy, smart infrastructure, dan smart environment. Salah satu item yang masuk
dalam konsep smart environment adalah pengelolaan sampah. Kualitas perkotaan
yang layak huni dapat dilihat dari cakupan pelayanan prasarana persampahan yang
efisien. Sampah merupakan salah satu indikator dalam kebersihan lingkungan
(Tanjung dan Permatasari, 2016). Permasalahan sampah di wilayah perkotaan
menjadi problem utama pada kasus kota-kota besar di Indonesia.
Pengembangan Kota Ternate dalam penerapan Smart City masih terbilang baru
dalam merencanakan kota yang cerdas. Dalam penerapan konsep Smart City,
pengelolaan sampah menuju smart environment belum dapat dirasakan warga. Hal ini
ditujukan oleh pelayanan sampah yang hanya dikelola secara open dumping di tempat
pembuangan akhir (TPA). Dengan metode tersebut tentunya akan berdampak pada
kerusakan lingkungan. Pembangunan kota yang berantakan akan menimbulkan

Seminar Nasional Arsitektur 2016 || SMART CITY 1


permasalahan yang berkaitan dengan kesehatan, lalu lintas, polusi, kelangkaan
sumberdaya, pengelolaan limbah dan infrastruktur yang buruk (Borja 2007; Marceau
2008; Toppeta 2010; Washburn, Sindhu, Balaouras, Dines, Hayes, & Nelson 2010).
Pemerintah kota memiliki tantangan yang cukup besar dalam menyediakan
sistem yang efektif dan efisien dalam mengelola sampah penduduk. Tantangan ini
terutama disebabkan oleh kurangnya sumber keuangan, organisasi, kompleksitas dan
sistem multidimensi (Burntley, 2007 dalam Garrero et.al., 2013). Hal-hal tersebut yang
menjadikan pengelolaan sampah terhambat dan tidak optimal bagi pemerintah kota.
Manajemen sampah padat merupakan masalah multidimensi. Sistem yang
efektif harus melibatkan lingkungan, sosial budaya, hukum, institusional, teknologi dan
juga hubungan ekonomi yang dapat memfungsikan semua sistem tersebut. Dukungan
keuangan dari pemerintah pusat, ketertarikan pemerintah daerah dalam masalah
manajemen sampah, keterlibatan jasa dan dana yang layak untuk administrasi sangat
penting untuk keberlangsungan sistem yang berkesinambungan (Guerrero et. al.,
2013).
Salah satu alternatif solusi untuk mengurai permasalahan sampah diantaranya
dengan mendirikan bank sampah bebasis komunitas. Hal ini sudah dibuktikan pada
beberapa kota di Indonesia, misalnya Bandung, Banten, Malang dan Makassar. Untuk
penerapan bank sampah di kota Ternate dirasakan perlu kiranya guna meminimalkan
jumlah timbulan sampah serta dampak yang merugikan dari sampah. Disisi lain
pengelolaan sampah secara 3R dapat dibudayakan kepada masyarakat melalui media
Bank Sampah tersebut. Tujuan penelitian ini adalah secara bertahap mengubah dan
membentuk pola pikir masyarakat terhadap pengelolaan sampah dengan menerapkan
sistem teknologi informasi dalam mengelola bank sampah.

METODE PENELITIAN
Bank sampah adalah suatu tempat untuk memilih dan mengumpulkan sampah
yang memiliki nilai ekonomi dan yang dapat direcycle (didaur ulang) dan atau
digunakan kembali, serta terdapat kegiatan pelayanan terhadap nasabah bank
sampah oleh teller bank (MenLH, 2012; Suwerda, 2012 dalam Muntazah dan
Theresia, 2016).
Program-program yang dapat tercakup dalam bank sampah antara lain berupa
penyimpanan dan peminjaman dengan sampah, pembayaran rekening listrik
(Muntazah dan Theresia, 2016), pembayaran rekening air dan telepon berdasarkan
poin, dengan dan tanpa aplikasi android. Program bank sampah selain membantu
memberdayakan masyarakat dalam pengelolaan bank sampah, juga dapat membantu
dalam menjaga lingkungan tetap bersih.
Masyarakat dapat berperan aktif dalam bank sampah dalam hal pemilihan
sampah, penyetoran sampah ke bank sampah, penimbangan dan pencatatan sampah
yang disetorkan, serta mengangkut sampah tersebut (Muntazah dan Theresia, 2016).

Seminar Nasional Arsitektur 2016 || SMART CITY 2


Kompos

rumah tangga Komposting

Pengumpulan sampah: organik dan anorganik Sampah organik

Sampah anorganik: plastik, logam, kertas


Pembayaran :
Telpon - Listrik
Air - Pembelian pulsa
Mengantar sampah anorganik ke bank sampah

Sampah mobile
Penimbangan dan pencatatan sampah

Penilaian sampah dalam rupiah Kerjasama CSR

Penyimpanan uang Transfer poin

Gambar 1. Diagram Mekanisme Bank Sampah

HASIL DAN PEMBAHASAN


Cakupan Pelayanan Sampah di Kota Ternate

Sampah perkotaan terdiri dari barang-barang harian seperti plastik, logam, karet,
gelas, kemasan produk, furnitur, tekstil, botol, koran, cat, peralatan, baterai, potongan
rumput (USEPA, 2003; Cointreau, 1982). Limbah padat plastik merupakan salah satu
bahan yang banyak digunakan dalam kehidupan manusia sehari-hari, dari
greenhouse, mulsa, pelapisan kabel, pengemasan, film, penutup, tas, furnitur, casing
baterai, wadah minuman, dan makanan ringan (USEPA , 2002; USEPA, 2008 dalam
Al-Salem et al., 2009).
Sistem pengelolaan TPA saat ini masih menggunakan sistem open dumping
dengan zona aktif 5,250 ha dimanfaatkan sebagai lahan penimbunan terbuka, 0,022
ha digunakan sebagai sarana prasarana pendukung TPA dan bangunan komposting.
Untuk lahan yang termasuk zona pasif seluas 7,8 ha merupakan eks lahan
penimbunan sampah sistem open dumping dan 0,4 ha sistem controlled landfill. Sisa
lahan 46,522 ha merupakan zona penyangga yang ditumbuhi oleh berbagai semak
belukar dan tanaman non produktif. Fungsi zona penyangga tersebut berguna untuk
meredam dampak yang timbul dari aktivitas TPA seperti bau dan kebisingan terhadap
masyarakat yang bermukim di sekitarnya (Dinas Kebersihan Kota Ternate, 2008).

Seminar Nasional Arsitektur 2016 || SMART CITY 3


Volume sampah Kota Ternate mengalami kenaikan dari waktu ke waktu (Tabel
1). Dari tahun 2005 hingga tahun 2015 tercatat adanya kenaikan volume sampah dari
129.240 m3 menjadi 199.080 m3, dengan cakupan volume sampah yang terangkut
baru 284 m3 pada tahun 2011 dan meningkat menjadi 386 m 3 . Besarnya volume
sampah ini belum diimbangi dengan besaran pelayanan dinas kebersihan, dimana
hanya 70% dari jumlah penduduk yang terlayani (Dinas Pertamanan Kota Ternate,
2016). Data tersebut menunjukkan bahwa timbulan sampah di Kota Ternate tumbuh
0,5% setiap tahunnya.

Tabel 1. Volume sampah Kota Ternate dan Cakupan Layanan Dinas Kebersihan
Diangkut %
Timbulan Sampah
TPA Sampah Jumlah % Penduduk
No Tahun (m3/hari) (m3/tahun) (m3/hari) Terangkut Penduduk Pelayanan Terlayani
2005 359 129.240 214 163.166 59 134.499
1 59
2006 365 131.400 223 165.961 61 141.272
2 61
2007 378 136.080 230 171.722 60 142.134
3 60
2008 408 146.880 250 185.453 61 153.925
4 61
5 2011 476 171.360 284 60 190.184 59 112.800
6 2012 478 172.080 309 65 197.503 63 123.939
7 2013 502 180.720 334 67 202.728 66 133.600
8 2014 534 192.240 358 67 213.425 68 144.800
9 2015 553 199.080 386 70 223.507 70 157.200
Sumber : Dinas Kebersihan Kota Ternate, 2016

Gambar 2. Grafik Volume Sampah Kota Ternate Tahun 2005 2015 (dalam m3)

Sampah yang tidak terangkut ke TPA, umumnya dikelola masyarakat dengan


cara pembakaran sampah dan membuang sampah ke sungai (kalimati) atau ke tepi
pantai. Fenomena tersebut sudah membudaya dan berlangsung sejak lama. Hal ini
dapat menyebabkan terjadinya pencemaran air di sekitar tepian pantai. Contoh kasus
ialah pada kawasan permukiman yang berada diatas air (rumah gantung) di kelurahan
Makassar Timur, sebelumnya tidak difasilitasi dengan sarana sanitasi dan

Seminar Nasional Arsitektur 2016 || SMART CITY 4


persampahan yang ideal sehingga badan air sangat mudah tercemar oleh aktivitas
masyarakat yang membuang sampah ataupun MCK di tepian pantai tersebut.
Kawasan permukiman tersebut sangat terlihat kumuh dan tepat berada di kawasan
waterfront, sehingga sangat menganggu estetika kota.

Penerapan Teknologi Informasi pada Bank Sampah


Undang-Undang RI Nomor 18 tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah beserta
Peraturan Pemerintah Nomor 81 Tahun 2012 telah mengamanatkan diperlukannya
perubahan paradigma yang mendasar dalam pengelolaan sampah yaitu dari
paradigma kumpulangkutbuang menjadi Reduce, Reuse dan Recycle(3R) melalui
upaya-upaya cerdas, efisien dan terprogram (Kementerian Lingkungan Hidup, 2013).
Sampah selalu ada dalam kehidupan kita sehari-hari. Berbagai masalah timbul
karena sampah seperti banjir, tanah longsor, pencemaran (air, tanah, udara),
kemacetan lalu lintas hingga kebakaran dapat terjadi akibat sampah. Salah satu solusi
untuk mengatasi masalah tersebut yaitu melalui pengembangan Bank Sampah yang
merupakan kegiatan bersifat social engineering yang mengajarkan masyarakat untuk
memilah sampah serta menumbuhkan kesadaran masyarakat dalam pengolahan
sampah secara bijak dan pada gilirannya akan mengurangi sampah yang diangkut ke
tempat pembuangan akhir (TPA) (Kementerian Lingkungan Hidup Republik Indonesia,
2013).
Bank Sampah merupakan salah satu alternatif cara untuk mengajak warga
peduli dengan sampah dan permasalahannya. Sistem pengelolaan sampah berbasis
rumah tangga dalam Bank Sampah dilakukan dengan memberikan imbalan berupa
uang tunai ataupun voucher kepada warga yang memilah dan menyetorkan sejumlah
sampah untuk memudahkan nasabah bertransaksi, maka dibuat sebuah fasilitas
mobile banking di Bank Sampah (Badan Pengelola Lingkungan Hidup, 2013).
Teknologi Informasi adalah seperangkat alat yang membantu anda bekerja dengan
informasi dan mengerjakan tugas tugas yang berhubungan dengan pemrosesan informasi
(Hanng dan Keen 1996 dalam Kadir, 2014). Teknologi Informasi tidak hanya terbatas pada
teknologi komputer (perangkat keras dan perangkat lunak) yang digunakan untuk
memproses dan menyimpan informasi, melainkan juga mencakup teknologi komunikasi
untuk mengirimkan informasi (Martin 1999 dalam Kadir, 2014)
Teknologi Informasi adalah teknologi yang menggabungkan komputasi (Komputer)
dengan jalur komunikasi berkecepatan tinggi yang membawa data, suara dan video
(Williams dan Sawyer dalam Kadir, 2014)
Sistem Informasi adalah sebuah rangkaian prosedur formal dimana data
dikelompokkan, diproses menjadi informasi, dan didistribusikan kepada pemakai (Hall 2001
dalam Kadir, 2013).Sistem Informasi menurut Kadir (2005) sebagai suatu sistem
buatan manusia yang secara umum terdiri atas sekumpulan komponen berbasis
komputer dan manual yang dibuat untuk menghimpun, menyimpan, dan mengelola
data serta menyediakan informasi keluaran kepada para pemakai.
Menurut Undang-undang Rl nomor 10 tahun 1998 tentang perbankan, yang
dimaksud dengan BANK adalah "badan usaha yang menghimpun dana dari
masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam
bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup

Seminar Nasional Arsitektur 2016 || SMART CITY 5


rakyat banyak (Undang-undang Rl nomor 10 tahun 1998 tanggal 10 november 1998
tentang perbankan).
Sistem informasi terintegrasi merupakan suatu konsep untuk membuat aplikasi-
aplikasi yang bekerja pada berbagai platform berbeda dapat bekerja sama, dan
berhubungan guna menghasilkan suatu kesatuan fungsionalitas, sehingga
memungkinkan untuk saling berbagi informasi didalam enterprise maupun diluar
enterprise. Sistem ini juga melibatkan berbagai fungsional area didalam perusahaan,
maupun hubungan perusahaan dengan pihak luar seperti pelanggan dan pemasok.
Penerapan sistem informasi terintegrasi pada suatu perusahaan merupakan hal yang
sangat penting, sehingga menjadi dasar sistem informasi terintegrasi dengan area
network dapat meningkatkan efisiensi waktu dalam mendapatkan informasi atau
laporan yang diinginkan (Sundari, et al., 2016).
Dalam hal model bisnis, mobile banking menawarkan bank cara baru untuk
berhubungan dengan nasabah (akuisisi dan retensi), serta peluang untuk
meningkatkan atau cross selling dengan biaya yang paling efektif. Tren terbaru dalam
sistem informasi berbasis komputer yang dirancang untuk perbankan yang disebut
mobile banking memberikan layanan perbankan seperti transfer dana, membayar
tagihan, dan memeriksa saldo dari telepon seluler (Stair dan Reynolds, 2010).
Analis industri ritel perbankan mendefinisikan mobile banking sebagai platform
yang memungkinkan nasabah untuk mengakses layanan keuangan. Terdapat tiga
teknologi utama yang digunakan dalam mobile banking: SMS, mobile browser, dan
custom aplications, dan secara kolektif, mereka disebut sebagai triple play.

Gambar 3. Struktur Kerja Bank Sampah Kota Ternate

Pada Gambar 3 menunjukkan struktur kerja dari Bank Sampah Kota Ternate
yang diusulkan, dimana dimulai dari masyarakat, yang mengumpulkan sampah

Seminar Nasional Arsitektur 2016 || SMART CITY 6


kemudian memilah sampah yang ada. Selanjutnya sampah yang telah dipilah yang
bisa diterima oleh Bank Sampah, akan diangkut oleh masyarakat ke Bank sampah.
Bank sampah akan melakukan penimbangan sampah yang dibawa oleh masyarakat
dan dikelola dalam sistem keuangan Bank Sampah. Sistem keuangan Bank Sampah
akan diolah menggunakan aplikasi komputer yang dibuat khusus berbasis web dan
kemudian masyarakat bisa mengontrol tabungan mereka melalui aplikasi mobile yang
bisa digunakan pada smartphone yang dimilikinya. Pada aplikasi mobile ini,
masyarakat juga dapat melakukan transaksi pembayaran dan pembelian seperti:
pembayaran tagihan listrik, tagihan air, tagihan telepon dan pembelian voucher pulsa.
Hal ini dapat dilakukan karena Bank Sampah dalam hal ini juga akan melakukan
kerjasama dengan berbagai pihak yang terkait dengan hal tersebut. Bank Sampah
juga akan melakukan kerjasama dengan pemerintah daerah, para pengrajin yang
dapat mendaur ulang sampah menjadi benda yang bernilai jual dan pihak industri
rumah tangga, seperti yang ditunjukkan dalam Gambar 4. Proses Kerja Bank Sampah
Kota Ternate yang diusulkan sebagai berikut.

Gambar 4. Proses Kerja Bank Sampah Kota Ternate yang diusulkan

Seminar Nasional Arsitektur 2016 || SMART CITY 7


Gambar 5. Rancangan Topologi Sistem Komunikasi Data Bank Sampah Kota Ternate
Pada Gambar 5 menunjukkan rancangan topologi sistem komunikasi data yang
terjadi antara aplikasi Bank Sampah dengan aplikasi yang ada pada server masing
masing pihak kerjasama dan aplikasi mobile. Komunikasi data ini bertujuan untuk
bagaimana masing-masing aplikasi saling berinteraksi dan bertukar data yang
dibutuhkan. Sebagai contoh masyarakat bisa melakukan pembayaran tagihan listrik
melalui aplikasi mobile yang ada di smartphone yang dimilikinya. Pada saat
masyarakat melakukan pembayaran tagihan listrik melalui aplikasi mobile, maka data
dari aplikasi mobile tersebut terkirim ke server aplikasi Bank Sampah dan kemudian
diteruskan ke Server Aplikasi Pembayaran milik PT. PLN, kemudian data tersebut
akan dibalas oleh Server Aplikasi Pembayaran berupa data status pembayaran
tagihan ke Server Aplikasi Bank Sampah dan kemudian diteruskan ke Aplikasi mobile
yang digunakan oleh masyarakat.

Gambar 6. Rancangan Antar muka halaman Login


Gambar 6 menunjukkan rancangan antar muka login aplikasi Bank Sampah Kota
Ternate, dimana semua pengguna yang akan menggunakan aplikasi ini harus
melakukan proses login pada halaman antar muka ini. Ada 3 jenis pengguna yang
diusulkan dalam aplikasi ini yaitu, Teller, Customer Service, dan pimpinan Bank
Sampah.

Seminar Nasional Arsitektur 2016 || SMART CITY 8


Gambar 7. Rancangan antar muka halaman admin
Pada gambar 7 di atas menunjukkan halaman admin yang dapat diakses oleh
pimpinan Bank Sampah, dimana pada halaman tersebut terdapat berbagai menu
aplikasi yang dapat diakses oleh Pimpinan Bank Sampah. Pimpinan Bank Sampah
dapat mengakses dan mengontrol semua unitunit aplikasi Bank Sampah dan dapat
memantau perkembangan kondisi Bank Sampah secara keseluruhan, serta transaksi
transaksi yang dilakukan oleh Bank Sampah melalui aplikasi ini. Halaman ini tentunya
bisa terlihat hanya jika berhasil login melalui halaman login sebeumnya.

Gambar 8. Rancangan antar muka aplikasi halaman menabung sampah

Gambar 8 menunjukkan halaman ransaksi keuangan Bank Sampah, dimana


halaman ini akan muncul ketika berhasil login dengan jenis user Teller. Halaman ini
diakses oleh Teller untuk melakukan transaksi tabungan sampah nasabah. Pada
halaman ini terdapat data tentang nasabah yang sedang melakukan transaksi
termasuk jumlah besaran tabungan dalam rupiah. Terdapat juga catatan aktivitas
menabung sampah dan besaran sampah dalam jumlah yang telah ditabung selama
menjadi nasabah dan ditransformasikan kedalam bentuk diagram.

Seminar Nasional Arsitektur 2016 || SMART CITY 9


Gambar 9. Rancangan antar muka aplikasi halaman penyaluran sampah
Pada Gambar 9 merupakan rancangan antar muka halaman penyaluran
sampah keberbagai pihak termasuk pengrajin dan industri yang secara professional
dapat mengolah sampah menjadi barang yang lebih berarti dan memiliki nilai jual.

Gambar 10. Rancangan antar muka aplikasi mobile halaman login

Pada Gambar 10 terdapat rancangan halaman yang meminta untuk


memasukkan Id Nasabah dan Password yang dimiliki oleh nasabah untuk dapat lanjut
menggunakan aplikasi mobile ini. Jika nasabah berhasil login, maka akan muncul
halaman utaman aplikasi seperti yang ditunjukkan pada Gambar 11 berikut.

Seminar Nasional Arsitektur 2016 || SMART CITY


10
Gambar 11. Rancangan antar muka halaman utama aplikasi mobile
Gambar 11 menunjukkan antar muka halaman utama aplikasi mobile Bank
Sampah Kota Ternate, dimana dalam aplikasi ini terdapat data nasabah dan besaran
jumlah tabungan yang dimiliki saat ini. Selain itu terdapat pula riwayat transaksi yang
telah dilakukan oleh nasabah dengan Bank Sampah. Melalui aplikasi ini nasabah juga
dapat melakukan transaksi pembayaran tagihan listrik, tagihan PDAM, tagihan telepon,
dan pembelian voucher pulsa pada operator tertentu yang bersedia bekerjasama
dengan Bank Sampah Kota Ternate.

KESIMPULAN
Sistem Informasi teknologi dapat dimanfaatkan dalam bank sampah. Bank
sampah dapat menjadi salah satu cara untuk menabung dan bertransaksi
dengan mudah dengan adanya mobile application. Konsep penerapan bank
sampah berbasis aplikasi dengan menghadirkan triple play sebagai tiga
teknologi utama yang digunakan dalam mobile banking yaitu SMS, mobile
browser, dan custom aplications.

DAFTAR PUSTAKA

Al-Salem, S.M., P. Lettieri, J. Baeyens, 2009. Recycling and Recovey Routes of


Plastic Solid Waste (PSW) : A Review. Waste Management Journal No 29.
Cointreau, S.J., 1982. Environmental Management of Urban Solid Wastes in
Developing Countries. A Project Guide. The World Bank. Washington DC.
http://siteresources.worldbank.org/INTUSWM/Resources/techpaper5.pdf
Diakses 19 Desember 2016 ; 20:28:39 WIT.
Guerrero, L.A., G. Maas, W. Hogland, 2013. Solid Waste Management Challenges for
Cities in Development Country. Review. Waste Management Journal No 33.
Kadir, A., dan Triwahyuni., TCH, 2005. Pengenalan Teknologi Informasi. Yogyakarta:
Andi
Kadir, A., 2013. Pengenalan Sistem Informasi. Yogyakarta: Andi
Kadir, A., 2014. Pengantar Teknologi Informasi. Yogyakarta: Andi
Kementerian Lingkungan Hidup Republik Indonesia, 2012. Profil Bank Sampah
Indonesia. Jakarta
Kementrian Lingkungan Hidup Republik Indonesia, 2012. Guideline of Reduce, Reuse
and Recycle through Waste Bank No 13/2012. Jakarta.
BBVA Group . 2012. Mobile banking new experience in the post PC era. Innovation
Edge, April 2012 Edition, Bilbao.

Muntazah, S. Dan I. Theresia, 2016. Pengelolaan Program Bank Sampah Sebagai


Upaya Pemberdayaan Masyarakat di Bank Sampah Bintang Mangrove
Kelurahan Gunung Anyar Tambak Kecamatan Gunung Anyar Surabaya.
http://ejournal.unesa.ac.id/article/17085/14/article.pdf. Diakses 12 Desember
2016 ; pukul 15:33:57 WIT.
Peraturan Pemerintah Nomor 81 Tahun 2012 tentang Pengelolaan Sampah Rumah
Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga. Jakarta
Stair, R., Reynolds,G. 2010. Principles of Information System, Course technology.
United States America: Cengage learning

Seminar Nasional Arsitektur 2016 || SMART CITY


11
Tanjung. C.Y dan D.P. Permatasari, 2014. Proses Pengambilan Keputusan
Masyarakat Kota Malang Untuk Menjadi Nasabah Bank Sampah Malang (BSM).
http://psikologi.ub.ac.id/wp-content/uploads/2014/09/jurnal-ku.pdf Diakses 12
Desember 2016; pukul 15:37:31 WIT.
Undang-undang Rl nomor 10 tahun 1998 tanggal 10 november 1998 tentang
perbankan. Jakarta
Undang-Undang RI Nomor 18 tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah
US EPA, 2003. Municipal Solid Waste. US Environmental Protection.
http://pbadupws.nrc.gov/docs/ML0720/ML072040338.pdf Diakses 19 Desember
2016; 20:02:07 WIT.

Seminar Nasional Arsitektur 2016 || SMART CITY


12
Seminar Nasional Arsitektur 2016 || SMART CITY 1

Você também pode gostar