Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
ABSTRAK
Inovasi perkotaan untuk mendukung smart city dapat dimulai dengan merubah pola hidup
yang berkelanjutan dari dimensi lingkungan. Salah satu diantaranya adalah perilaku mengelola
sampah. Permasalahan sampah tidak hanya terbatas pada kebersihan maupun estetis kota,
melainkan lebih dari itu terdapat permasalahan besar jika pengelolaan sampah tidak dilakukan
secara optimal, misalnya anggaran besar dalam pengelolaannya, kerusakan lingkungan dan
penyebab bencana banjir di perkotaan. Tujuan penelitian ini adalah membentuk pola pikir sadar
sampah serta memotivasi masyarakat untuk secara bersama-sama mengelola sampah dengan
memanfaatkan bank sampah berbasis komunitas dengan bantuan teknologi informasi. Metode
pada penelitian ini adalah dengan memanfaatkan desain aplikasi mobile dari
kementrian______________ pada transaksi dari bank sampah, dengan melalui beberapa
penyesuaian di kota Ternate. Berdasarkan prinsip bank sampah yang telah ada,
dipermudah dengan pemanfaatan IT, melalui aplikasi yang dapat diinstal pada android
nasabah untuk bertransaksi. Hasil penelitian ditujukan pada konsep penerapan bank sampah
berbasis aplikasi dengan menghadirkan triple play sebagai tiga teknologi utama yang digunakan
dalam mobile banking yaitu SMS, mobile browser, dan custom aplications.
PENDAHULUAN
Konsep Smart City mengandung dua unsur penting. Pertama adalah
penggunaan teknologi untuk memfasilitasi sub-sistem yang terfragmentasi di
perkotaan (misalnya, energi, air, mobilitas, lingkungan binaan). Kedua adalah
menjadikan 'pintar' dengan perbaikan sub-sistem yang diasumsikan terkait dengan
kesempatan kerja baru, alokasi sumberdaya dan pertumbuhan ekonomi. Dalam
definisi kedua dan lebih futuristik tersebut bahwa kota pintar seyogyanya adalah
tempat di perkotaan memberikan pengalaman hidup menuju kota masa depan
(Glasmeier dan Christopherson, 2015).
Atribut dalam Smart City meliputi smart government, smart society, smart
economy, smart infrastructure, dan smart environment. Salah satu item yang masuk
dalam konsep smart environment adalah pengelolaan sampah. Kualitas perkotaan
yang layak huni dapat dilihat dari cakupan pelayanan prasarana persampahan yang
efisien. Sampah merupakan salah satu indikator dalam kebersihan lingkungan
(Tanjung dan Permatasari, 2016). Permasalahan sampah di wilayah perkotaan
menjadi problem utama pada kasus kota-kota besar di Indonesia.
Pengembangan Kota Ternate dalam penerapan Smart City masih terbilang baru
dalam merencanakan kota yang cerdas. Dalam penerapan konsep Smart City,
pengelolaan sampah menuju smart environment belum dapat dirasakan warga. Hal ini
ditujukan oleh pelayanan sampah yang hanya dikelola secara open dumping di tempat
pembuangan akhir (TPA). Dengan metode tersebut tentunya akan berdampak pada
kerusakan lingkungan. Pembangunan kota yang berantakan akan menimbulkan
METODE PENELITIAN
Bank sampah adalah suatu tempat untuk memilih dan mengumpulkan sampah
yang memiliki nilai ekonomi dan yang dapat direcycle (didaur ulang) dan atau
digunakan kembali, serta terdapat kegiatan pelayanan terhadap nasabah bank
sampah oleh teller bank (MenLH, 2012; Suwerda, 2012 dalam Muntazah dan
Theresia, 2016).
Program-program yang dapat tercakup dalam bank sampah antara lain berupa
penyimpanan dan peminjaman dengan sampah, pembayaran rekening listrik
(Muntazah dan Theresia, 2016), pembayaran rekening air dan telepon berdasarkan
poin, dengan dan tanpa aplikasi android. Program bank sampah selain membantu
memberdayakan masyarakat dalam pengelolaan bank sampah, juga dapat membantu
dalam menjaga lingkungan tetap bersih.
Masyarakat dapat berperan aktif dalam bank sampah dalam hal pemilihan
sampah, penyetoran sampah ke bank sampah, penimbangan dan pencatatan sampah
yang disetorkan, serta mengangkut sampah tersebut (Muntazah dan Theresia, 2016).
Sampah mobile
Penimbangan dan pencatatan sampah
Sampah perkotaan terdiri dari barang-barang harian seperti plastik, logam, karet,
gelas, kemasan produk, furnitur, tekstil, botol, koran, cat, peralatan, baterai, potongan
rumput (USEPA, 2003; Cointreau, 1982). Limbah padat plastik merupakan salah satu
bahan yang banyak digunakan dalam kehidupan manusia sehari-hari, dari
greenhouse, mulsa, pelapisan kabel, pengemasan, film, penutup, tas, furnitur, casing
baterai, wadah minuman, dan makanan ringan (USEPA , 2002; USEPA, 2008 dalam
Al-Salem et al., 2009).
Sistem pengelolaan TPA saat ini masih menggunakan sistem open dumping
dengan zona aktif 5,250 ha dimanfaatkan sebagai lahan penimbunan terbuka, 0,022
ha digunakan sebagai sarana prasarana pendukung TPA dan bangunan komposting.
Untuk lahan yang termasuk zona pasif seluas 7,8 ha merupakan eks lahan
penimbunan sampah sistem open dumping dan 0,4 ha sistem controlled landfill. Sisa
lahan 46,522 ha merupakan zona penyangga yang ditumbuhi oleh berbagai semak
belukar dan tanaman non produktif. Fungsi zona penyangga tersebut berguna untuk
meredam dampak yang timbul dari aktivitas TPA seperti bau dan kebisingan terhadap
masyarakat yang bermukim di sekitarnya (Dinas Kebersihan Kota Ternate, 2008).
Tabel 1. Volume sampah Kota Ternate dan Cakupan Layanan Dinas Kebersihan
Diangkut %
Timbulan Sampah
TPA Sampah Jumlah % Penduduk
No Tahun (m3/hari) (m3/tahun) (m3/hari) Terangkut Penduduk Pelayanan Terlayani
2005 359 129.240 214 163.166 59 134.499
1 59
2006 365 131.400 223 165.961 61 141.272
2 61
2007 378 136.080 230 171.722 60 142.134
3 60
2008 408 146.880 250 185.453 61 153.925
4 61
5 2011 476 171.360 284 60 190.184 59 112.800
6 2012 478 172.080 309 65 197.503 63 123.939
7 2013 502 180.720 334 67 202.728 66 133.600
8 2014 534 192.240 358 67 213.425 68 144.800
9 2015 553 199.080 386 70 223.507 70 157.200
Sumber : Dinas Kebersihan Kota Ternate, 2016
Gambar 2. Grafik Volume Sampah Kota Ternate Tahun 2005 2015 (dalam m3)
Pada Gambar 3 menunjukkan struktur kerja dari Bank Sampah Kota Ternate
yang diusulkan, dimana dimulai dari masyarakat, yang mengumpulkan sampah
KESIMPULAN
Sistem Informasi teknologi dapat dimanfaatkan dalam bank sampah. Bank
sampah dapat menjadi salah satu cara untuk menabung dan bertransaksi
dengan mudah dengan adanya mobile application. Konsep penerapan bank
sampah berbasis aplikasi dengan menghadirkan triple play sebagai tiga
teknologi utama yang digunakan dalam mobile banking yaitu SMS, mobile
browser, dan custom aplications.
DAFTAR PUSTAKA