Você está na página 1de 16

MAKALAH UNIT OPERASI MEKANIK

PENYIMPANAN ZAT PADAT

Disusun oleh:
Kelompok 9

Nama : 1. Maryam Seyaski Fitria NIM : 061630400323


2. Yaya Octavia Eriska NIM : 061630400334
Kelas : 2 KB
Dosen Pembimbing : Ir. Irawan Rusnadi, M.T.

JURUSAN TEKNIK KIMIA


PROGRAM STUDI D3 TEKNIK KIMIA
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA PALEMBANG
TAHUN AKADEMIK 2016/2017
KATA PENGANTAR
Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat-Nya
penulis bisa menyelesaikan makalah yang berjudul Penyimpanan Zat Padat. Makalah ini
diajukan guna memenuhi tugas mata kuliah Unit Operasi Mekanik.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu sehingga
makalah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Makalah ini masih jauh dari sempurna,
oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan demi
sempurnanya makalah ini.
Semoga makalah ini memberikan informasi bagi masyarakat dan bermanfaat untuk
pengembangan wawasan dan peningkatan ilmu pengetahuan bagi kita semua.
.

i
DAFTAR ISI
1. Kata pengantar ..................................................................................................................... i
2. Daftar isi ............................................................................................................................ ..ii

BAB I PENDAHULUAN
1. Latar Belakang .................................................................................................................... 1
2. Rumusan Masalah ............................................................................................................... 1
3. Tujuan ................................................................................................................................. 1

BAB II ISI
1. Faktor yang mempengaruhi penyimpanan zat padat .................................................... 2
1.1 Karakteristik zat padat ........................................................................................................ 2
1.2 Sifat partikel padat .................................................................................................. 3
1.3 Faktor yang mempengaruhi lancarnya pengeluaran aliran zat................................ 4
1.4 Beberapa masalah aliran pada penyimpanan zat padat ........................................... 5
2. Alat penyimpanan zat padat .......................................................................................... 5
2.1 Penyimpanan zat sistem indoor............................................................................... 5
2.2 Penyimpanan zat sistem outdoor............................................................................. 9

BAB III PENUTUP


Kesimpulan ................................................................................................................................. 11
Daftar Pustaka............................................................................................................................. 12

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Industri dapat diartikan sebagai suatu kegiatan yang menghasilkan produk dari
proses pengolahan bahan dengan menggunakan suatu teknologi, sehingga dapat
menghasilkan suatu produk yang bernilai ekonomis dan dapat di manfaatkan lebih
lanjut. Proses pengolahan bahan untuk memperoleh produk dapat berlangsung secara
fisik dan kimia. Untuk menunjang kegiatan industri dibutuhkan suatu bagian produksi
yang bertugas menjalankan proses suatu pabrik seperti unit produksi dan unit proses.
Dalam industri kimia alat penyimpan merupakan salah satu bagian terpenting,
karena akan mempengaruhi keadaan dari zat yang akan digunakan untuk reaksi atau
produk yang dihasilkan dalam suatu proses. Fungsi alat penyimpan adalah suatu tempat
yang digunakan untuk menampung zat baik berupa gas, cair atau padat.
Bahan yang digunakan alat penyimpan harus disesuaikan dengan keadaan zat, misalnya
alat untuk menyimpan gas maka harus diperhatikan berapa tekanan dari gas tersebut
sehingga tidak menimbulkan kebocoran ataupun kerusakan yang disebabkan oleh
tekanan dalam alat penyimpan. Begitu pula dengan cairan, apakah cairan tersebut
mudah menguap atau bersifat korosif yang akan menimbulkan karat pada alat
penyimpan. Penyimpanan bahan biasanya dijumpai di 3 tempat yaitu pada
permulaan/awal proses untuk menyimpan bahan baku, ditengah-tengah proses untuk
menyimpan bahan setengah jadi, dan pada akhir proses untuk penyimpanan bahan jadi
(produk).

2. Rumusan Masalah
1. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi penyimpanan zat padat?
2. Alat apa saja yang digunakan untuk penyimpanan zat padat?

3. Tujuan
Untuk mengetahui jenis-jenis tempat penyimpanan yang digunakan pada penyimpanan
zat padat, serta faktor yang mempengaruhi.

1
BAB II
ISI
a. Faktor yang mempengaruhi penyimpanan zat padat
a. Karakteristik partikel padat
Partikel zat secara individu dikarakteristikkan dengan ukuran, bentuk,
dan densitasnya. Partikel zat padat homogen mempunyai densitas yang sama
dengan bahan bongkahan. Partikel-partikel yang didapatkan dengan
memecahkan zat padat campuran, misalnya bijih yang mengandung logam,
mempunyai berbagai densitas yang berbeda dari bahan bakunya. Ukuran partikel
yang bentuknya beraturan, misalnya berbentuk bola dan kubus, ukuran dan
bentuknya dapat dinyatakan dengan mudah. Tetapi partikel yang bentuknya tak
beraturan (seperti butiran pasir dan serpih mika), istilah ukuran (size), dan
bentuk (shape) tidak begitu jelas dan harus didefinisikan secara acak. Secara
garis besar karakteristik bahan padat itu dibagi menjadi :
Ketahanan terhadap cuaca
Bahan padat dikatakan tahan terhadap pengaruh cuaca jika bahan
tersebut berhubungan dengan cuaca (curah hujan, panas, angin, dll) bahan
tersebut masih dapat dipakai di industri (masih memenuhi persyaratan
kualitas bahan). Bahan padat dikatakan tidak tahan terhadap pengaruh cuaca
jika bahan tersebut berhubungan dengan cuaca maka bahan tersebut tidak
dapat dipakai lagi. Pada umumnya bahan padat yang bersifat higroskopis
tergolong tidak tahan terhadap cuaca.
Ukuran bahan
Dalam industri yang bekerja dengan bahan padatan, ukuran bahan padat
dibedakan menjadi empat jenis ukuran :
1. Ukuran sangat halus, ukuran butir lolos saringan 100 mesh (<149 mikron)
2. Ukuran halus, ukuran butir lolos saringan 1/8 inc dan tertahan 100 mesh.
3. Ukuran butir atau granular, bahan padat dengan ukuran lebih besar 3,18
mm sampai dengan 12,7 mm.
4. Bahan padat berupa gumpalan material dengan ukuran >12,7 mm.

2
Flow ability
Flow ability adalah kemampuan bahan untuk meluncur dengan
sendirinya. Flow ability dari suatu bahan sangat terkait dengan ukuran dari
bahan tersebut dan dapat dibedakan menjadi :
1. Sangat free flowing, yaitu bahan padat yang memiliki sudut gelincir
bahan (angle of repose) <30o.
2. Free flowing, yaitu bahan padat yang memiliki sudut gelincir antara 30o-
40o.
3. Sluggish material, yaitu bahan padat yang lamban untuk menggelincir.
Bahan padat yang tergolong dry and loose material pada umumnya bersifat
free flowing.
Abrasiveness
Dapat didefinisikan sebagai tingkat kekasaran bahan/abrasivitas.
Abrasiveness berpengaruh terhadap pemilihan alat transpor yang dipakai.
Berdasarkan abrasivitas, maka bahan padat dapat digolongkan menjadi :
1. Non abrasive, permukaan bahan sangat halus.
2. Abrasive, permukaan bahan kasar.
3. Sangat abrasive, permukaan bahan kasar, tajam, dan runcing. Contohnya:
pecahan batu.
Korosifitas
Hazardous properties

b. Sifat-sifat partikel padat


Sifat partikel padat yang berpengaruh dalam operasi penanganannya antara
lain :
Densitas, didefinisikan sebagai massa per satuan volume, dengan
simbol dan satuan yang biasa digunakan adalah gram/ml.
Spesifik gravitasi, adalah ratio densitas zat terhadap densitas zat
tertentu (reference substance). Reference substance untuk zat padat
dan cairan biasanya digunakan air pada temperatur 4oC .
Hardness (kekerasan) didefinisikan sebagai ketahanan dari suatu
material terhadap goresan/guratan.

3
Kerapuhan adalah menyatakan kemudahan suatu material pecah
karena adanya pukulan atau impack atau karena benturan dengan
benda lain.
Liat atau kenyal adalah sifat dari logam/metal atau alloy yang tahan
terhadap pukulan.
Geseakan adalah ketahanan material terhadap gesekan apabila dua
material digesekan.
Angle of repose adalah sudut terbesar dari tumpukan material padat
dimana belum terjadi pergeseran atau keruntuhan.

c. Hal yang diperhatikan terhadap zat padat untuk lancarnya aliran pengeluaran
zat padat, antara lain :
1. Ukuran partikel zat padat yang disimpan
Ukuran partikel merupakan faktor utama yang paling umum dan dapat
dikendalikan serta merupakan faktor yang berpengaruh terhadap
kemampuan alir dari material. Umumnya makin besar ukuran partikel
makin bebas material dari halangan dan makin mudah material mengalir.
Perpindahan akan berlangsung lebih mudah dengan mengubah bentuk zat
padat menjadi bentuk bola. Besarnya ukuran partikel, keseragaman
ukuran partikel, dan keluasaan permukaan partikel dalam bentuk bola
mendorong terjadinya aliran material padat dengan baik dari dalam
storage.
2. Kelembaban zat padat
Kelembaban merupakan faktor lain. Kebanyakan material dapt
menyerap uap air sampai batas tertentu, tetapi penyerapan uap air lebih
lanjut akan menyebabkan masalah yang tak dapat diabaikan pada aliran
zat padat tersebut. Kadar uap air yang terkandung dapat dihilangkan
dengan cara pemanasan.
3. Temperatur
Temperatur tinggi akan merupakan masalah bagi pengairan material yang
mempunyai titik leleh yang rendah.

4
d. Beberapa masalah aliran pada alat penyimpanan zat padat
- Arching : bila pada outletnya terbentuk seperti lengkungan yang akan
menyebabkan aliran terhenti.
- Ratholing : terjadi pada aliran funnel, terdapat partikel yang tertinggal
sehingga terbentuk rathole.
- Irreguler flow : jika terbentuk arches dan rathole.
- Segregation : bercampurnya partikel yang besar dengan yang kecil,
dimana partikel yang lebih kecil berkumpul dibagian tengah sementara
yang partikel besar terletak dipinggir.

b. Penyimpanan zat padat


a. Sistem indoor
1. Penyimpanan indoor dalam silo dan bin
Untuk zat padat yang berbahaya, terlalu mahal atau berharga
dan mudah larut dalam air atau rusak bila ditumpukkan di udara
terbuka, maka dilakukan penyimpanan didalam tempat tertutup
seperti silo dan bin.
Alat ini berupa bejana berbentuk silinder atau segiempat
terbuat dari beton atau baja, silo biasanya tinggi, berdiameter relatif
kecil. Bin tidak terlalu tinggi dan biasanya berdiameter agak besar.
Silo adalah bejana tegak lurus untuk penyimpanan bahan-
bahan padat yg mengalir, mis: serbuk/butir. Pengisian dilakukan
memakai peralatan transportasi tertentu dan lubang pengeluaran
terletak disebelah bawah, biasanya dihubungkan dengan unit
penyedot. Dalam silo hanya bisa disimpan bahan-bahan yg tidak
melekat.

Syarat silo dan bin :


a. Letak lubang pemasukan ditengah-tengah. Untuk bin yang besar
dibuat beberapa lubang pemasukan.
b. Lubang pengeluaran dibuat dibagian dasar, karena disinilah
tekanana yang besar sehingga mudah untuk mengalir.

5
c. Untuk dapat mengeluarkan seluruh isinya sebaiknya dasar bin
dibuat miring dan lubang pengeluaran bin dibuat ditengah.
Dengan demikian sudut dibuat seperti limas atau kerucut.
d. Lubang pengeluaran dibuat lebih besar daripada menurut
perhitungan teori, karena adanya pergesekan antara bahan
padatan dengan dinding. Tetapi jangan terlalu lebar.

Penyimpanan indoor dalam bentuk bin


Alat ini banyak dipakai terutama dalam penyimpanan
dibagian akhir proses. Letak penyimpanan bin ini dapat
didalam dan diluar gedung. Pengumpanan melalui bagian atas
bin yang terbuka dengan monorail crane yang dilengkapi
dengan tripper. Sedangkan alat pengumpan dapat berupa belt
conveyor atau pneumatic system.
Pengeluaran bahan yang free flowing adalah secara
gravity, sedangkan untuk bahan yang cenderung menyumbat
dipakai alat mechanical/air agitator.
Pengeluaran zat padat dari bin dapat melalui setiap
bukaan yang terdapat didekat dasar bin, dimana tekanan pada
dasar sisi keluar lebih kecil dari tekanan vertical pada
ketinggian yang sama sehingga bukaan tidak dapat tersumbat.
Pada bin kecil, untuk pengeluaran didasar inti tidak dapat
dibuka secara keseluruhan dan biasanya digunakan dasar
berbentuk kerucut (cone) atau piramid dengan bukaan bundar
yang cukup kecil pada ujungnya dan ditutup dengan suatu
katup atau pengumpan putar, bila lubang pengeluaran dibuka,
maka bahan yang berada langsung diatas bukaan itu mengalir.

Berdasarkan karakteristiknya, maka arus mengalir dalam bin


dapat dibedakan menjadi dua, yaitu :

1. Bin arus massa(mass flow bin) yaitu seluruh material


didalam bin akan bergerak jika sebagian diambil dan
material tidak membentuk saluran pada saat pengeluaran.
2. Bin corong(funnel flow bin) yaitu material akan mengalir
membentuk saluran atau lubang tikus jika sebagian dari
material diambil dan material akan bergerak memisah.

6
Gambar mass flow bin

Gambar funnel flow bin

Penyimpanan indoor dalam bentuk silo


Silo biasanya terdiri dari sejumlah sel dengan bentuk
bulat, bujur sangkar, persegi enam atau persegi delapan yang
satu sama lain ditempatkan menurut suatu system tertentu.
Ukuran tinggi biasanya lima sampai sepuluh kali ukuran garis
tengah.
Alat ini pada prinsipnya sama dengan bin, hanya
ukurannya lebih besar. Silo digunakan untuk menyimpan
bahan sejenis lime, semen, atau sebagainya. Biasanya
diletakkan didekat alat pengepakan. Bila dibandingkan dengan
bin, maka silo mempunyai tinggi yang lebih besar yaitu
sampai dengan 40 meter. Pengumpanan dapat berupa elevator,
bucket satau sistem pneumatik.

7
Untuk sel tunggal yang paling baik adalah bentuk bulat,
karena tiap titik dari dinding dapat menerima tekanan
kesamping yang sama besar. Dibuat dari beton bertulang,
sedangkan silo kecil sering dibuat dari baja.
Silo selalu diisi dari atas dan pengeluarannya melalui
sebuah lubang pada sisi sebelah bawah. Karena sering terjadi
tekanan yang sangat tinggi pada bagian bawah silo, maka silo
lebih sesuai dengan bahan-bahan yang tidak memperlihatkan
kecenderungan bergumpal menjadi satu.
Cara handling bahan adalah dapat dengan sistem
conveyor (belt conveyor untuk yang free flowing atau appron
conveyor untuk bahan yang agak kasar). Untuk bahan yang
non free flowing, alat ini dapat dilengkapi dengan sloping
stiker plate atau rotating blades pada bagian bawah silo yang
lebih dikenal dengan star feeder.

Gambar silo

2. Penyimpanan indoor dalam bentuk timbunan


Model penyimpanan indoor dalam bentuk timbunan ini adalah
bahan baku disimpan didalam ruangan storage, tanpa wadah.
Pemilihan model penyimpanan seperti ini tentunya
mempertimbangkan faktor lingkungan dan titik kritis bahan terhadap
kerusakan karena faktor lingkungan tersebut. Yang dimaksud dengan
faktor lingkungan adalah kondisi suhu dan kelembapan gudang atau
bangunanya, adanya kemungkinan bocor, adanya hama seperti
serangga penganggu seperti tungau, kecoak, hewan pengerat seperti
tikus, jamur atau kapang yang kemungkinan tumbuh oleh kondisi
lingkungan gudang dan lainnya. Contoh penyimpanan dengan sistem
8
ini adalah chip paper, waste paper, serbuk gergaji pada pabrik kayu
lapis.

b. Sistem outdoor
1. Penimbunan dibawah travelling bridge
Penyimpanan atau pemindahan bahan ke alat yang lain pada
sistem ini menggunakan crane yang dilengkapi denga bucket. Alat
yang digunakan untuk memindahkan bahan ke unit/tempat lain berupa
lori, conveyor, atau langsung dengan crane.

Penyimpanan bahan padat dibawah travelling bridge

2. Penimbunan dikiri-kanan jalan


Sebagai alat pemindahan menggunakan lokomotif crane
yang dilengkapi dengan bucket. Untuk memindahkan bahan tersebut
ke alat transport lain (truk, lori, hopper).
Proses penyimpanan bahan dipabrik pengolahan dengan Model
seperti ini, biasanya untuk perusahaan perusahaan penambangan
terutama berbentuk pasir, batuan split, batu bara dan lainnya.
Lahan yang dibutuhkan untuk proses penyimpanan seperti ini
membutuhkan tempat yang besar dan luas.
Dalam perancangan alat, dengan sistem penyimpanan terbuka,
perlu diperhatikan berat jenis bahan jika kondisi bahan baku basah,
kekuatan alat dalam menyimpan ke lokasi penyimpanan dan,
mengambil serta mengangkut bahan baku ke proses pengolahan.
9
Dalam hal ini kekuatan kontruksi alat, kekuatan tenaga (power)
mesin, ketebalan logam yang digunakan untuk operasional.

3. Overhead system
Overhead sistem adalah cara penyimpanan bahan baku dengan
menggunakan railway, cabelway, konveyor panjang, dan lainnya yang
dilengkapi dengan bucket. Penggunaan model dengan sistem ini
biasanya pabrik besi yang mengolah bahan dari pasir besi, model
seperti ini dengan menggunakan railway panjang dengan bucket
dijumpai di PT. krakatau steel, pembangkit listrik suryalaya. Untuk
mengangkut batu bara dari penampungan awal.

Gambar Railway panjang dengan menggunakan bucket

10
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Tujuan dari penyimpanan zat yaitu untuk menjaga kelangsungan proses
produksi, agar pabrik tetap dapat mengeluarkan dan menjual produknya ke
konsumen dalam batas wakatu tertentu walaupun terjadi kemacetan atau hambatan
supply bahan baku maupun kerusakan alat-alat pabrik. Tempat penyimpanan atau
storage menajdi bagian yang penting dalam suatu proses industri kimia karena
storage tidak hanya menjadi tempat penyimpanan bagi produk dan bahan baku tetapi
juga menajga kelancaran ketersediaan produk dan bahan baku serta dapat menjaga
produk atau bahan baku dari kontaminan (kontaminan tersebut dapat menurunkan
kualitas dari produk atau bahan baku).
Untuk alat yang digunakan dalam penyimpanan zat padat adalah dengan 2
sistem yaitu sistem indoor dan sistem outdoor. Dimana sistem indoor terdiri dari
penyimpanan dalam bentuk timbunan dan penyimpanan dalam bin/silo. Sedangkan
sistem outdoor terdiri dari Penimbunan dibawah travelling bridge, penimbunan
dikiri-kanan jalan, overhead system, dan drag scrapper system.

11
Daftar pustaka
http://caesarvery.blogspot.com/2012/11/istilah-mirip-tapi-tidak-sama-artinya.html
http://issuu.com/htmk-ttftiuii/docs/penyimpanan_bahan
http://www.aid-inc.com/product_94/silo_aeration_disc.html
http://www.chegg.com/homework-help/questions-and-answer/fairly-common-shape-dry-
solids-storage-bin-cylindrical-silo-conical-collecting-section-bas-q1464876
http://www.scribd.com/doc/60760880/ALAT-PENYIMPANAN-PADATAN
http://www.scribd.com/doc/83652190/storage

12

Você também pode gostar