A REVIEW PAPER ON MELAMINE IN MILK WITH ANALYSIS
Ainun Pratiwi Herman, Dwiki Uldiofani, Meghawarni, Mustafiah
Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknologi Industri, universitas Muslim Indonesia
Jl. Urip Sumoharjo Km. 05
Email: ainunpratiwi1996@icloud.com, dwikyuldiofani@yahoo.com, megawarni092@gmail.com
PENDAHULUAN
Susu adalah sumber terbaik untuk nutrisi dasar
termasuk protein, lemak, karbohidrat, vitamin dan
mineral yang dibutuhkan oleh kedua bayi dan orang
dewasa. Sayangnya susu pemalsuan adalah masalah
serius melalui dunia.
Beberapa alasan untuk penipuan susu mungkin
termasuk kesenjangan besar antara permintaan dan
penawaran, sifat fana dari susu, kemampuan beli yang
rendah dari pelanggan dan kurangnya metode uji cocok
untuk deteksi penipuan susu.(Jalili, 2017)
Beberapa contoh pemalsuan susu termasuk
penambahan air, minyak sayur dan protein serta susu
dari spesies yang berbeda, yang dikenal sebagai
pemalsuan bermotif ekonomi.
Penipuan susu ini tidak menimbulkan risiko
kesehatan yang parah. Namun, beberapa pemalsuan
menunjukkan efek samping yang serius pada kesehatan
manusia seperti menambahkan urea, formalin, deterjen,
basa dan senyawa asam, hidrogen peroksida dan
melamin.(Jalili, 2017)
Melamin adalah suatu zat organik dengan berat
molekul 126,12, memiliki struktur kimia C3N6H6,
berbentuk kristal putih dan agak sulit terlarut dalam air.
Melamin banyak digunakan pada produksi alat plastik
seperti peralatan makan. Selain itu, melamin merupakan
komponen utama pewarna kuning yang digunakan
dalam pembuatan tinta dan plastik dan juga digunakan
sebagai pupuk dan pestisida.
Penambahan melamin secara ilegal pada susu
ditujukan untuk meningkatkan kadar nitrogen karena
melamin memiliki kandungan nitrogen yang tinggi
(66%) sehingga pada saat susu diperiksa seolah-olah
susu mempunyai kandungan protein yang tinggi, karena
secara umum kandungan protein ditetapkan dengan cara
menentukan kandungan nitrogennya. (Rachmawati et
al., 2013)
Pada akhir tahun 2008, dilaporkan dari Cina
banyak bayi yang mengalami kerusakan ginjal dan
bahkan beberapa diantaranya meninggal dunia. Setelah
diselidiki ternyata penyebabnya adalah adanya
kandungan melamin di dalam produk susunya. Data
yang diperoleh dari Badan Pengawas Obat dan Makanan
(BPOM), tahun 2010-2011, kadar kontaminasi
1
melamin sebesar 8,51 ppm pada minuman susu kedelai
dan 945,8 ppm pada permen susu yang diimpor dari
Cina. Sedangkan kadar melamin pada biskuit yang
diimpor dari Malaysia sebesar 0,18-2,74 ppm.
(Rachmawati et al., 2013)
Analisa terhadap melamin dapat ditentukan
melalui berbagai metode antara lain menggunakan
enzyme linked immunosorbent assay (ELISA), IR,
HPLC-UV, GC/MS, dan LC/MS, metode nano partikel
emas dan metode reaksi diazotasi menggunakan
spektrofotomerti. (Zebua, Fatimah and Suhanda, 2008)
METODE PENELITIAN
a. Identifikasi melamin menggunakan Kromatografi
Cair Kinerja Tinggi (KCKT)
Penggunaan KCKT paling sering untuk analisis
protein, karbohidrat. Validasi metode analisis
melamin menggunakan metode KCKT dengan
detektor Ultra Violet.
Bahan
Melamin baku (Merek), asetonitril pro KCKT
(Samarth Chemical Indonesia dengan kolaborasi
tekhnik Scitech Lobaratories USA),
aquabidestilata (Otsuka), sampel susu 1, 2, 3, dan
4 (Merek), TCA 1% (1g TCA dalam 100 mL
aquabidest) p.a (Merck).
Alat
Seperangkat alat KCKT Shimadzhu LC-6A yang
dilengkapi dengan detektor UV Shimadzhu SPD-
6A, pemroses data Shimadzhu SCL-6B, Kolom
Shimpack Chloro Carbon Okta-desil silane (CLS-
ODS) dengan panjang 15 cm dan diameter 6,0
mm, autoinjektor Shimadzhu SIL-6B; neraca
analitik Shimadzhu AUY 220; alat-alat gelas (labu
ukur, gelas ukur, pipet volume, pipet tetes, tabung
reaksi); ultrasonic bath; vortex; sentrifugator;
kertas saring Whatmann.(Lestari, Rahayu and
Utami, 2011)
b. Identifikasi melamin menggunakan HPLC Hitachi
D-7000
Metode analisis cemaran melamin dalam berbagai
produk susu menggunakan HPLC telah dibakukan
oleh pemerintah Cina. Validasi (keabsahan)
metode pengujian melamin dalam susu formula
 menggunakan HPLC Hitachi D-7000.
Bahan
Bahan yang digunakan diantaranya susu formula,
melamin murni (>99%), methanol grade HPLC,
asam trifloroasetat (TFA), asam trikloroasetat
(TCA), NaOH dan aquabides.
Alat
Alat yang digunakan peralatan gelas, sentrifugasi,
ultrasonic vibration, instrument HPLC Hitachi D-
7000, kolom C18 dengan spesifikasi Coloumn
oven L-7300, detector UV L-7400 dan pompa L-
7100.(Zebua, Fatimah and Suhanda, 2008)
c. Identifikasi melamin menggunakan Liquid
Chromatography Mass Spectrometry (LC-MS)
Validasi metoda yang dilakukan meliputi beberapa
parameter yaitu: uji konfirmasi, uji kesesuaian
sistem, uji recovery, uji linieritas, uji limit deteksi
dan uji limit kuantitasi. Pengujian melamin
dilakukan pada kondisi penetapan dengan alat LC-
MS (LC-MS 2010 EV, Shimadzu) yaitu: sistem LC
fase balik, dengan fase gerak asetonitril-akuabides
(7 : 3) dan ammonium asetat 10 mmol, teknik
pemisahan sistem gradien pompa LC (LC-10
ADVP) dan pompa vakum kecepatan alir
1ml/menit, kolom C18 shimadzu shimpack,
dimensi kolom: 150 mm x 2,1 mm, temperatur
kolom 40C, volume injeksi 10 l, generator
nitrogen, suhu gas 250C, detektor spektrometri
massa (SPD-10 AVP), teknik ionisasi Electrospray
Ionization (ESI) ion positif.(Rachmawati et al.,
2013)
HASIL DAN PEMBAHASAN
a. Identifikasi melamin menggunakan Kromatografi
Cair Kinerja Tinggi (KCKT)
Pada analisis sampel dengan KCKT diperoleh
waktu retensi melamin standar 1,823 menit. Pada
keempat sampel susu impor tidak menghasilkan
puncak kromatogram pada waktu retensi standar
tersebut. Waktu retensi sampel 1, 2, 3, dan 4
masing-masing adalah 1,276; 1,166; 1,626; dan
1,626 menit. Hal ini menunjukkan bahwa pada
semua sampel yang diteliti tidak terdeteksi adanya
melamin. (Lestari, Rahayu and Utami, 2011)
b. Identifikasi melamin menggunakan HPLC Hitachi
D-7000
Analisis cemaran melamin dalam susu formula
menggunakan HPLC Hitachi D-7000 diperoleh
pada komposisi fase gerak 0,1% TFA (pH 2,8);
2
methanol (50:50); laju alir 0,75 mL/menit; kolom
C 18; volume injeksi 10 L dan panjang
gelombang 240 nm.(Zebua, Fatimah and
Suhanda, 2008)
c. Identifikasi melamin menggunakan Liquid
Chromatography Mass Spectrometry (LC-MS)
Hasil analisis melamin dari sampel-sampel,
ternyata 4 sampel (whey dan susu bubuk) atau
8,7% sampel tidak terdeteksi adanya melamin
(kadar melamin < dari 5 ppb) sedangkan sebanyak
91,3% terdeteksi adanya melamin dengan kadar
dalam kisaran 6,7 ppb sampai 61,5 ppb
(Pengambilan sampel dari Karantina Hewan
Tanjung Priok dilakukan karena karantina
merupakan pintu gerbang masuknya produk-
produk impor dari luar negeri). Pengujian
melamin dari 35 sampel susu bubuk yang
dikumpulkan dari swalayan di daerah Bandung dan
DKI Jakarta, sebanyak 14 sampel (40%) tidak
terdeteksi adanya melamin (kadar melamin lebih
kecil dari 5 ppb), sedangkan sebanyak 21 sampel
(60%) terdeteksi adanya melamin, namun dalam
konsentrasi yang sangat kecil yaitu dalam kisaran
5,1 ppb sampai 26,5 ppb. Jika dibandingkan
dengan batas limit melamin yang dianggap
aman/dapat ditoleransi dalam susu bubuk yang
dipersyaratkan WHO/FAO yaitu 1 ppm (1000
ppb), nilai kadar melamin dalam sampel tersebut
hanya 1/200 kali sampai 1/38 kali batas
limit.(Rachmawati et al., 2013)
KESIMPULAN
Standar emas untuk pengujian melamin dalam
produk susu adalah LC-MS / MS. Tes ini cepat dan
sangat akurat. Amerika Serikat Food and Drug
Administration merekomendasikan prosedur pengujian
yang sama, GC-MS Screen untuk kehadiran melamin,
Ammeline, ammelide, dan asam sianurat, yang juga
cepat dan akurat tetapi mahal dan melibatkan peralatan
yang tidak ditemukan dalam makanan Cina yang khas
pedesaan pusat distribusi atau laboratorium pengujian
industry.(Basyamfar, 2014)
Dari bebrapa pengujian terhadap kandungan
melamin dalam susu formula impor, dapat disimpulkan
bahwa melamin yang terdapat dalam susu masih
dianggap aman dan dapat ditoleransi untuk sejauh ini.
REFERENSI
Basyamfar, R. A. (2014) 2008 Chinese Milk Products
Crisis, 7(2), pp. 123135. Martadinata, J. R. E. (2013) Kadar Melamin pada
Produk Berbahan Susu dan Susu Bubuk yang Dianalisis
Jalili, M. (2017) A Review Paper on Melamine in Milk secara Liquid Chromatography Mass Spectrometry (
and Dairy Products, 1(4), pp. 46. LC-MS ), pp. 6369.

Lestari, I. P., Rahayu, W. S. and Utami, P. I. (2011) Zebua, D. N., Fatimah, S. S. and Suhanda, H. (2008)
Identifikasi Melamin dalam Susu Impor yang Beredar di Validasi Metode Penentuan Cemaran Melamin Dalam
Swalayan Brebes dengan Metode Kromatografi Cair Susu Formula Menggunakan HIgh Performance Liquid
Kinerja Tinggi, 8(1), pp. 8593. Chromatografy HITACHI D 7000.

Rachmawati, S., Pm, W., Besar, B., Veteriner, P. and