Você está na página 1de 42

DATA ORGANISASI PERUSAHAAN CV.

Ringga Consultant Ariga

1.1 GAMBARAN UMUM DAN LATAR BELAKANG PERUSAHAAN

CV. Ringga Consultant Ariga memberikan jasa pelayanan teknis dan


pengelolaan terhadap berbagai aktifitas dan suatu pekerjaan konsultansi, yang
dimulai saat penjajakan suatu gagasan, perencanaan teknik sampai dengan
pelaksanaan pengawasan suatu proyek.

Sejak didirikan, CV. Ringga Consultant Ariga telah banyak bekerja sama dengan
perusahaan-perusahaan Konsultan Nasional baik kecil maupun besar, yang telah
banyak memberikan pelayanan jasa profesional dan berbagai disiplin ilmu, baik
dengan kalangan pemerintah maupun swasta.

1.2 RUANG LINGKUP PEKERJAAN

Lingkup pekerjaan yang ditangani CV. Ringga Consultant Ariga baik dibidang
Perencanaan maupun Pengawasan Teknis antara lain sebagai berikut :
Bidang arsitektur :
1. Arsitektur Bangunan
- Permukiman
- Rumah Sakit dan
- Perhotelan.
Bidang Sipil :
1. Prasarana Keairan
- Irigasi dan Bendungan
- Rawa, Sungai, dan pengendalian Banjir.
- Pengendalian Erosi, dan Konversi Tanah.
2. Prasarana Transportasi
- Jalan Jembatan, Simpang Susun, dan Terowongan
- Teknik dan Pengendalian Lalu Lintas
- Jalan Kereta Api.
- Landasan.
- Pelabuhan dan Prasarana Angkutan SDP.
3. Struktur Bangunan
- Struktur bangunan ringan/sederhana
- Struktur Bangunan berat/tinggi
- Konstruksi Tambang dan
- Fasilitas Perminyakan Lepas Pantai.

Tata Lingkungan
1. Analisa mengenai dampak lingkungan
- Analisa Dampak Lingkungan
- Penyusunan Rencana Pengelolaan Lingkungan
- Penyusunan Rencana Pengendalian Lingkungan
2. Teknik Lingkungan
- Air Minum
- Penyehatan Lingkungan Pemukiman
- Persampahan
3. Pengembangan Kota dan Wilayah
- Penataan Perkotaan
- Pengembangan Wilayah
- Perencanaan Tata Ruang Wilayah dan Kota

1.3 LINGKUP PELAYANAN

Pelayanan kami diklasifikasikan atas beberapa bagian, diantaranya :


Perencanaan Umum
Pada tahapan ini, konsultan membantu para klien untuk rnendapatkan suatu
gambaran awal dalarn merealisasikan suatu rencana dan gagasannya
terhadap proyek yang akan dibangun.

Survey
Untuk mendapatkan gambaran awal tersebut konsultan dapat melakukan
berbagai kegiatan/ aktifitas survey dan investigasi terhadap suatu lahan,
pemetaan, areal atau wilayah yang akan dikembangkan. Hasil dan survey dan
investigasi awal rencana suatu proyek dapat berupa data, laporan dan
rekomendasi yang sangat diperlukan oleh para klien.

Studi Kelayakan
Untuk suatu kelayakan proyek, diperlukan suatu analisa ekonomi terhadap
investasi, penawaran dan permintaan dalam kurun waktu cukup panjang
untuk produk yang dihasilkan.
Semua rangkaian mata rantai perlu dilakukan perhitungan dan analisa
misalnya mulai dari penyusunan lay out, konstruksi, produk, permintaan,
tingkat inflasi, pemasaran dan sebagainya.
Studi kelayakan yang dimaksud juga mencakup kelayakan ditinjau dari segi
lingkungan (AMDAL).

Perencanaan Teknis
Diperlukan suatu perencanaan yang lebih detail pada suatu proyek sehingga
memudahkan dalam pelaksanaan pekerjaan konstruksi fisik nantinya.

Supervisi / Pengawasan
Untuk mencapai hasil suatu proyek yang tepat guna, maka dalam
pelaksanaan pekerjaan bidang konstruksi perlu suatu sistem manajemen
konstruksi atau pengawasan (supervise), dimana penilaian kualitas suatu
pekerjaan dapat dipertahankan dengan adanya pengawasan secara berkala
(continue).
Pengalaman Perusahaan CV. Ringga Consultant Ariga selama kurun waktu 10
(sepuluh) tahun terakhir dapat dilihat pada lampiran berikut.
Uraian Pengalaman Perusahaan Sejenis CV. Ringga Consultant Ariga selama kurun
waktu 10 (sepuluh) tahun terakhir dapat dilihat pada lampiran berikut.
A. TANGGAPAN DAN SARAN TERHADAP KERANGKA ACUAN KERJA

Kerangka Acuan Kerja (KAK) yang telah disusun secara komprehensif dan
terinci oleh Panitia CV. Ringga Consultant Ariga, dengan dilengkapi penjelasan pada
Rapat Penjelasan Pekerjaan/Aan wijzing yang dilampirkan dalam Berita Acara. Secara
umum informasi mengenai gambaran proyek dan kebutuhan akan pelayanan jasa
yang harus ditawarkan dari peserta lelang sudah jelas dan dapat digunakan sebagai
dasar acuan dalam menyusun Dokumen Usulan/Penawaran Teknis.

Berdasarkan pemahaman Konsultan CV. RINGGA CONSULTANT ARIGA atas


Kerangka Acuan Kerja (KAK) dan Rapat Pemberian Penjelasan tersebut diatas dan
guna melengkapi serta sebagai acuan dasar dalam menyusun Dokumen Usulan Teknis
ini selanjutnya Konsulatn mempunyai beberapa tanggapan untuk disampaikan kepada
Pengguna Jasa, atara lain :

1. Secara umum KAK sudah memadai dan dengan mudah dapat dipahami
maksud dan tujuannya oleh Konsultan sehingga dapat disusun rencana kerja
yang sebaik-baiknya.

2. Mengingat pekerjaan yang akan ditangani adalah Pekerjaan Manajemen


Konstruksi bagi bangunan baru dan rehabilitasi bangunan lama yang
berdekatan dengan bangunan lainnya, maka dalam hal ini Konsultan
menganggap lokasi proyek telah berinteraksi terhadap bangunan sekitarnya,
dimana segala aktifitas yang berada di lokasi ini tidak boleh terganggu akibat
pelaksanaan proyek. Maka dibutuhkan tingkat ketelitian terutama masalah
identfikasi masalah, waktu dan tahapan pelaksanaan, probability dan analisa
konstruksi gedung sesuai data primer dan sekunder serta batasan ruang
lingkup area proyek.

3. Dari uraian Lingkup Kegiatan maka sangat perlu penekanan pada pentingnya
Tahap Pekerjaan Persiapan dimana pada tahap ini dilibatkan Konsultan
Manajemen Konstruksi, Konsultan Perencana, Pengguna Jasa dan Penggung
Jawab Kegiatan. Pada tahap ini harus dilakukan evaluasi terhadap lokasi,
program ruang dan batasan proyek secara keseluruhan serta rencana
pembongaran dan evakuasi dari fungsi eksisting, misalnya parkir dan alur
kendaraan dan menyusun rencana pemanfaatan lahan kerja dan perlindungan
selama pelaksanaan kegiatan.

4. Demi kelancaran pelaksanaan, Konsultan perlu mengaris-bawahi pentingnya


sistem urutan hierarkhi dala proses pengambilan keputusan oleh Pengguna
Jasa (dalam hal ini Dinas Perhubungan, Komunikasi, Informasi dan Telematika
Aceh dan Penanggung Jawab Kegiatan terkait pelaksanaan proyek. Untuk ini
perlu disepakati dahulu Organisasi Pekerjaan dan Prosedur Administrasi serta
disiplin keterlibatan antara semua pihak terkait proyek.

5. Dalam Kerangka Acuan Kerja (KAK) lingkup tugas Konsultan Manajemen


Konstruksi sejak dari tahap perencanaan, pelelangan dan pelaksanaan,
menurut Konsultan CV. RINGGA CONSULTANT ARIGA tetap perlu dilakukan
Rapat Koordinasi Awal mulai Tahap Persiapan pelaksanaan pekerjaan,
minimal dilakukan koordinasi pekerjaan antara semua pihak yang terkait.
6. Terkait dengan Tanggung Jawab yang harus dilaksanakan oleh Konsultan
Pengawas secara perusahaan dan personal, maka CV. RINGGA CONSULTANT
ARIGA dalam melaksanakan tugasnya akan mengerahkan tenaga ahli dan staf
pendukung serta penunjang lainnya yang benar-benar sesuai kebutuhan dan
berpengalaman dibidangnya, khususnya pada pekerjaan Pengawasan
Konstruksi.
7. Menyelenggarakan/menghadiri rapat secara rutin dan berkala untuk
megevaluasi progress dan meminimalisir kendala yang terjadi di lapangan.
8. Guna mencapai target biaya, mutu dan waktu yang efisien dan efektif
Konsultan beranggapan bahwa Sistem Metodologi Pembangunan yang
digunakan sangat menentukan dalam tercapainya ketiga hal tersebut di atas.
Misalnya dengan metodologi pembangunan dengan sistem Fast Track atau
lebih dikenal dengan sistem tumpang tindih pekerjaan dimana dalam
melakukan pelaksanaan pekerjaan tidak harus menunngu gambar
perencanaan sampai selesai secara keseluruhan. Contoh yang lain adalah
penggunaan material fabrikasi dalam proses pelaksanaan sangat berpengaruh
pula pada proses percepatan pembangunan.
9. Sistem pelaporan yang baik harus disusun dan diberikan kepada Pengguna
Jasa, Penanggung Jawab Kegiatan, Tim Teknis dan Pemeriksa dan Penerima
Pekerjaan dan arsip Konsultan dan Manajemen Konstrusi. Bentuk Laporan
adalah Laporan Mingguan dan Laporan Bulanan serta Laporan Akhir.

Latar Belakang
Pekerjaan Replacement Rambu Suar 20 M Darat Di Ujung Sibigo Dsi-2886 yang
berlokasi di Simeulu merupakan kegiatan Replacement menara suar untuk
memenuhi pelayanan dalam bidang pelayaran bagi masyarakat.
Untuk menunjang pelaksanaan sebagaimana dimaksud perlu dilakukan suatu
kegiatan pengawasan kualitas dan kuantitas pelaksanaan fisik serta survey dan
kajian tentang karakteristik daerah yang akan dilakukan pekerjaan rehabilitasi
yang dimaksud. Survey yang dilakukan adalah untuk merencanakan dan
menyiapkan program penanganan Pekerjaan Replacement Rambu Suar 20 M
Darat Di Ujung Sibigo Dsi-2886 secara optimal.

TUJUAN PEKERJAAN
Jasa pelayanan ini dimaksudkan untuk membantu Distrik Navigasi Kelas II
Sabang yaitu Supervisi Pekerjaan Replacement Rambu Suar 20 M Darat Di
Ujung Sibigo Dsi-2886, dalam rangka peningkatan sarana dan prasarana guna
mendukung pelayanan di bidang pelayaran dan sektor perhubungan. Serta
memonitoring pekerjaan kontraktor agar pekerjaan tersebut dikerjakan sesuai
dengan ketentuan spesifikasi teknis yang telah ditetapkan, efektif dalam
pembiayaannya serta bertujuan agar hasil pekerjaan tersebut dapat
dipergunakan tepat waktu sesuai jadwal yang telah direncanakan.

Lingkup Pekerjaan

Sesuai dengan KAK lingkup pekerjaan Konsultan Pengawasan adalah


melaksanakan secara penuh fungsi Direksi Teknik, meliputi :

1. Memeriksa usulan pemenang lelang dan menerbitkan surat tidak keberatan


(no objection letter) apabila tidak ada penyimpangan dalam proses
pengadaan dan pelaksanaan pekerjaan.
2. Melakukan pemeriksaan mutu secara acak dan dapat meminta menunda
pembayaran apabila dijumpai hasil pekerjaan yang tidak memenuhi
persyaratan Kontrak.
3. Memeriksa kualitas pekerjaan saat pekerjaan sudah selesai dan
mengeluarkan surat tidak keberatan.
PMS (Project Management Service) adalah Konsultan yang membantu
BPRR dalam melakukan pengendalian pelaksanaan proyek tersebut di atas.

Kegiatan Pengawasan

Lingkup tugas yang harus dilaksanakan oleh Konsultan Pengawas /Supervisi


adalah berpedoman pada ketentuan yang berlaku, khususnya pedoman Teknis
Pembangunan Bangunan Gedung Negara keputusan Menteri Permukiman dan
Prasarana Wilayah No. 332/KPTS/M/2002 tanggal 21 Agustus 2002, yang
dapat meliputi tugas-tugas pengawasan lingkungan, site/tapak, bangunan dan
pengawasan fisik bangunan gedung Negara, yang terdiri dari :
1. Mengawasi pekerjaan pemakaian bahan, peralatan serta metoda
pelaksanaan, ketetapan waktu dan biaya pekerjaan konstruksi.
2. Mengawasi pelaksanaan pekerjaan konstruksi dari segi kualitas, kwantitas
serta laju pencapaian volume.
3. Mengusulkan perubahan-perubahan serta penyesuaian-penyesuaian di
lapangan untuk memecahkan persoalan yang terjadi selama pekerjaan
berlangsung.
4. Menyusun berita acara persetujuan kemajuan pekerjaan untuk pembayaran
angsuran, pemeliharaan pekerjaan.
5. Menyelenggarakan rapat-rapat direksi dan lapangan secara berkala sesuai
schedulu, membuat laporan Mingguan dan Bulanan terhadap konstruksi
yang telah dicapai oleh kontraktor pelaksana.
6. Meneliti pengadaan gambar-gambar yang sesuai dengan pelaksanaan di
lapangan (shop drawing dan as built drawing) sebelum serah terima
pertama pekerjaan.
7. Menyusun daftar kerusakan dan perbaikan pekerjaan pada masa waktu
pemeliharaan dan perbaikan pekerjaan sebelum serah terima terakhir.
8. Menyusun laporan pengawasan bulanan yang disampaikan kepada Dinas
Perhubungan, Komunikasi, Informasi dan Telematika Aceh

Secara rinci pemahaman Kerangka Acuan Kerja (KAK) Konsultan terhadap


lingkup Supervisi Pekerjaan Replacement Rambu Suar 20 M Darat Di Ujung
Sibigo Dsi-2886 akan dilaksanakan berdasarkan tahapan kegiatan pelaksanaan
pekerjaan, yang meliputi :
1. Melakukan evaluasi program kegiatan pelaksanaan konstruksi fisik yang
disusun oleh kontraktor pelaksanan, meliputi program-program
pencapaian sasaran konstruksi, penyediaan dan penggunaan tenaga kerja,
peralatan dan perlengkapan, pemanfaatan material, informasi kegiatan,
pengunaan dana, program Quality Assurance / Quality Control, dan
program kesehatan dan keselamatan kerja (K3)
2. Mengendalikan program pelaksanaan konstruksi fisik, yang meliputi
program pengendalian sumber daya manusia, pengendalian biaya,
pengendalian waktu, pengendalian sasaran fisik (kuantitas dan kualitas)
hasil konstruksi, pengendalian perubahan pekerjaan, pengendalian tertib
administrasi, pengendalian kesehatan dan keselamatan kerja.
3. Melakukan evaluasi program kerja terhadap penyimpangan teknis dan
manajerial yang timbul, usulan koreksi program dan tindakan turun tangan,
serta melakukan koreksi teknis bila terjadi penyimpangan.
4. Melakukan koordinasi antara pihak-pihak yang terlibat dalam proyek
konstruksi fisik.
5. Melakukan kegiatan pengawasan yang terdiri atas :
a. Memeriksa dan mempelajari dokumen untuk pelaksanaan konstruksi
yang akan dijadikan dasar dalam pengawasan pekerjaan dilapangan
b. Mengawasi pemakaian bahan/material, peralatan dan pengendalian
metode pelaksanaan, serta mengawasi ketepatan waktu, dan biaya
konstruksi
c. Mengawasi pelaksanaan pekerjaan konstruksi dari segi kualitas,
kuantitas,dan laju pencapaian volume / realisasi fisik
d. Mengumpulkan data dan informasi di lapangan untuk memecahkan
persoalan yang terjadi selama pekerjaan konstruksi
e. Menyelenggarakan rapat-rapat lapangan dengan direksi secara berkala,
serta membuat laporan mingguan dan bulanan pengawasan, dengan
masukan hasil rapat-rapat lapangan, laporan harian, mingguan dan
bulanan pekerjaan konstruksi yang dibuat oleh pemborong
f. Menyusun berita acara persetujuan kemajuan pekerjaan untuk
pembayaran angsuran, pemeliharaan pekerjaan, dan serah terima
pertama dan kedua pekerjaan konstruksi
g. Meneliti gambar-gambar untuk pelaksanaan (shop drawing) yang
diajukan oleh Kontraktor
h. Meneliti gambar-gambar yang sesuai dengan pelaksanaan di lapangan
(As Built Drawing) sebelum serah terima I
i. Menyusun daftar cacat / kerusakan sebelum serah terima I, dan
mengawasi perbaikannya pada masa pemeliharaan
j. Bersama dengan Konsultan Perencana menyusun petunjuk
pemeliharaan dan penggunaan bangunan gedung
k. Membantu pengelola proyek mengurus sampai mendapatkan IPB (Izin
Penggunaan Bangunan) dari Pemerintah Daerah Kabupaten / Kota
setempat, dalam hal terdapat ketentuan dalam Peraturan Daerah
setempat
l. Memberikan penilaian untuk mendapat persetujuan dari Pemberi
Tugas tentang Sub Kontraktor yang akan dilibatkan oleh Kontraktor.
m. Mengusulkan perubahan-perubahan jika ada serta melakukan
penyesuaian sesuai kondisi di lapangan untuk memecahkan persoalan-
persoalan yang terjadi selama pekerjaan konstruksi
n. Membantu Pengguna Jasa saat dilakukan Audit Teknis terhadap
pekerjaan Pembangunan Proyek

Tanggung Jawab Pengawasan

1. Konsultan Pengawas bertanggung jawab secara profesional atas jasa


pengawasan yang dilakukan sesuai ketentuan dan kode tata laku profesi
yang berlaku.
2. Secara umum tanggung jawab konsultan pengawas adalah minimal sebagai
berikut :
a. Hasil kerja pengawasan yang dihasilkan harus mampu memenuhi
persyaratan standar hasil karya pengawasan yang berlaku.
b. Hasil karya pengawasan yang dihasilkan harus telah mengakomodasi
batasan-batasan yang telah diberikan oleh Distrik Navigasi Kelas II
Sabang yang dituangkan dalam Rencana Acuan Kerja (KAK),
menyangkut segi pembiayaan, jangka waktu pelaksanaan dan
penyelesaian serta mutu konstruksi yang akan diwujudkan.
c. Hasil karya pengawasan yang dihasilkan harus telah memenuhi
peraturan, standar dan pedoman teknis bangunan gedung yang berlaku
untuk bangunan gedung pada umumnya dan khusus untuk bangunan
gedung Negara.

B. TANGGAPAN DAN SARAN TERHADAP PERSONIL / FASILITAS PENDUKUNG


DARI PPK
Pelaksanaan Pekerjaan Pengawasan terdiri atas beberapa jenis kegiatan
sehingga untuk menjamin kelancaran tugas maka team ini didukung oleh
beberapa personil yang berpengalaman dan hasil dalam bidang tugasnya
masing-masing. Deskripsi tugas masing-masing Tenaga Ahli disesuaikan dengan
disiplin ilmunya serta kewenangan dan tanggung jawab yang diberikan
berdasarkan kebutuhan tim, meliputi :

A. Tenaga Pendukung
1) Pengawas Lapangan (Inspector)
Pengawas Lapangan mempunyai tugas dan wewenang antara lain sebagai
berikut :
a. Melakukan kegiatan pengawasan setiap hari mulai dari pekerjaan
persiapan, pengukuran dan pelaksanaan pekerjaan mulai dari tahap awal
sampai selesai Serah Terima dilakukan. Hasil Pengawasan dilaporkann
langsung secara tertulis kepada CI;
b. Setiap masalah pelaksanaan fisik dilapangan di catat pada buku harian dan
membuat laporan harian, minggunan ataupun bulanan serta membuat
berita acara kemajuan. Dilengkapi pula dengan Memo Lapangan;
c. Mengadakan Pengawasan terhadap Kuantitas dan kualitas bahan yang
digunakan serta menilai kemajuan dan kwaliltas hasil pekerjaan fisik.
Mengajukan Memo Lapangan teguran kepada Kontraktor (tembusan
kepada CI);
d. Menolak bahan-bahan dan pelaksanaan pekerjaan yang tidak sesuai
dengan persyaratan dalam gambar kerja dan spesifikasi teknis.

Fasitas Pendukung dari PPK


Peralatan dan material yang disediakan oleh Dinas Perhubungan, Komunikasi,
Informasi dan Telematika Provinsi Aceh pada paket pekerjaan Pengawasan
Pembangunan Sarana danPrasarana Perhubungan, Komunikasi, Informasi dan
telematika adalah sebagai berikut :
Biaya Kantor
- Biaya ATK
Biaya Peralatan Kantor
- Sewa Kamera Digital
Pelaporan
- Laporan Bulanan
- Laporan Akhir
- Soft Copy Data

Dari Kerangka Acuan Kerja kami telah menyusun program dan jadwal kerja seperti
dapat dilihat pada schedule pelaksanaan pekerjaan dan jadwal Penugasan Personil.
Sehingga secara keseluruhan dapat disimpulkan dari Kerangka Acuan Kerja,
Konsultan telah dapat menganalisa secara teknis / ekonomis dan mengerti benar akan
maksud dan tujuan serta target yang ingin dicapai dari pekerjaan ini.
Berdasarkan pengetahuan tentang kondisi proyek dan pemahaman terhadap tujuan
utama pekerjaan yang akan dilakukan, maka Konsultan akan mengembangkan suatu
pendekatan dan metodologi dalam melaksanakan pekerjaan ini secara sistematis dan
tepat waktu sesuai ketentuan dalam Kerangka Acuan Kerja (KAK).

A. PENDEKATAN TEKNIS DAN METODOLOGI

1. PENDEKATAN TEKNIS
Dalam pendekatan masalah SUPERVISI PEKERJAAN REPLACEMENT RAMBU
SUAR 20 M DARAT DI UJUNG SIBIGO Dsi-2886 ini ada dua penanganan yang
harus dilakukan secara konprehensif, mengingat kawasan yang terdapat di lokasi
proyek adalah cukup penting dan strategis. Pola penanganan dapat dibagi
menjadi :
Manajerial
Teknis Operasional

Penanganan manajerial antara lain :


Perencanaan transportasi secara terpadu atas
pertimbangan kewilayahan.
Pengembangan jaringan transportasi dengan membangun
sarana dan prasarana mencakup perbaikan aksesbilitas peningkatan
mobilisasi dan tetap menjaga kualitas lingkungan.
Penyeragaman skala penanganan sesuai hirarki yang
ditetapkan dan didukung dengan peningkatan kualitas struktur perkerasan
yang sesuai dengan beban dan intensitas.
Pemeliharaan sarana dan prasarana dengan sistem yang
baik dan tepat waktu.

Penanganan secara teknis operasional antara lain mencakup :


Penanganan harus secara komprehensif menyeluruh dan simultan untuk
semua segmen yang memerlukan penanganan segera, seperti pemeliharaan
berkala dll.
Pada segmen-segmen rusak berat perlu penanganan dengan rekonstruksi
total.
Pengawasan mutu material yang ketat.
Perlu adanya totalitas sistem mutu konstruksi yang sekarang sedang
dikembangkan oleh Pusat Penilaian Mutu Kontruksi (BAPEKIN)

2. METHODOLOGI

Sesuai dengan Kerangka Acuan Kerja, jasa yang akan disediakan Konsultan pada
Proyek Supervisi Pekerjaan Replacement Rambu Suar 20 M Darat Di Ujung
Sibigo Dsi-2886 ini terdiri dari beberapa tahapan :
1. Memeriksa dengan sungguh-sungguh pengukuran volume pekerjaan yang
dilaksanakan dengan baik dan benar, teliti dan sempurna serta memeriksa
gambar terealisasi (As Build Drawing)
2. Menjamin bahwa semua laporan (Report) diserahkan tepat waktu, dibuat
secara benar dan memuat semua catatan kemajuan serta hal-hal lain yang
berkaitan dengan proyek.
3. Bekerjasama dengan staff proyek dalam hal-hal teknis.

2.1. KERANGKA KERJA PEKERJAAN SUPERVISI


Setiap tahapan dalam konstruksi akan selalu mengacu pada aspek
pengendalian waktu, biaya dan mutu serta evaluasi untuk mendapatkan
hasil yang memenuhi persyaratan tepat waktu, tepat biaya dan tepat
mutu.

2.2. KOORDINASI DENGAN INSTANSI TERKAIT


Kantor konsultan supervisi akan berkedudukan di sekitar proyek,
sehingga dalam pelayanan jasa Konsultan Supervisi dapat secara efektif
melaksanakan tugas pengawasan dan konsultasi serta asistensi dengan
Pemimpin Proyek.

2.3. PENGAWASAN PELAKSANAAN

Tahap Persiapan

a. Rapat Pra Pelaksanaan


Rapat pra pelaksanaan (Pre Contruction Meeting) adalah rapat /
pertemuan awal yang diadakan oleh prakarsa/undangan dari Pemberi
Tugas yang dihadiri oleh Konsultan Pengawas Teknik dan Kontraktor.
Hal ini diperlukan untuk menyamakan pengertian / bahasa atau
pemahaman mengenai dokumen kontrak dan spesifikasi teknik yang
dipakai dalam pelaksanaan pekerjaan.
Konsultan supervisi akan memberikan masukan-masukan didalam
pemahaman isi dari seluruh Dokumen Kontrak dan merumuskan
pokok-pokok bahasan dalam rapat tersebut.
Pokok-pokok penting yang perlu dibahas :
1. Pemahaman dan Penyamaan Interprestasi atas Dokumen Kontrak
Dalam hal ini harus disamakan interprestsi terhadap dokumen
kontrak antara Pemberi Tugas, Konsultan dan Kontraktor
menyangkut :
Pekerjaan Tambah / kurang
Terminasi / for defeiture
Asuransi dll

2. Jadwal Pelaksanaan
Pada waktu pembahasan jadwal pelaksanaan sebagai Pemberi
Tugas beserta Konsultan Pengawas Teknik haruslah betul-betul
memahami jadwal kerja Kontraktor, dengan titik berat masalah
pada :
Skala prioritas yang ada pada schedule pelaksanaan
- Pekerjaan Major (utama)
- Sumber daya (manusia, peralatan dan material)
Waktu pelaksanaan dibuat seefisien mungkin mengikuti
jaringan rencana kerja (Net work planning)
Rencana dan metode kerja

3. Mobilisasi
Untuk pekerjaan mobilisasi titik berat masalah pada :
Survei sumber material ( quarry ) meliputi :
- Banyaknya material yaitu mengenai jumlah dan jarak ke
lokasi
- Kualitas material yaitu mengenai pengujian atau
pengetesan material yang akan dipakai
Penetapan Base Camp di lokasi
Pengukuran ulang lapangan (Field Engineering/rekayasa
lapangan).

4. Pemasangan Peralatan Konstruksi (Installation)


Pemasangan alat atau peralatan konstruksi sangat mempengaruhi
keberhasilan pekerjaan pada proyek. Sehingga perlu pembahasan
pada rapat awal, dimana Kontraktor akan mengajukan peralatan
konstruksi (sesuai dalam penawaran), selama masa konstruksi
selalu siap / tersedia dilapangan dan tidak boleh dipindah ke
tempat / proyek lain.
Apabila mendapat penggantian peralatan konstruksi harus ada
persetujuan tertulis dari Pemberi Tugas.
b. Mobilisasi Konsultan
Konsultan akan segera melakukan mobilitasi personilnya sesuai
dengan jadwal segera setelah menerima Surat Perintah Kerja dari
Pemberi Tugas. Semua tenaga inti yang dimobilisasi akan dibekali
bahan rujukan berupa formulir-formulir pengawasan beserta manual
pengawasan yang umum digunakan di lingkungan proyek termasuk
disini adalah penetapan struktur organisasi konsultan.

c. Mobilisasi Kontraktor
Pekerjaan mobilisasi kontraktor dapat dikategorikan menjadi 2 bagian
yaitu mobilisasi awal dan mobilisasi personil, alat dan material secara
keseluruhan termasuk penetapan struktur organisasi kontraktor.
Mobilisasi awal adalah suatu tahap dalam peleksanaan kegiatan
konstruksi yang paling awal untuk mempersiapkan semua sumber
daya baik manusia, peralatan maupun bahan. Dalam tahap
pelaksanaan kegiatan selanjutnya semua sumber daya tersebut harus
siap dioperasikan untuk memperlancar tahapan konstruksi
selanjutnya, sehingga tercapai suatu mutu, waktu dan kuantitas sesuai
yang diharapkan

Proses kegiatan mobilisasi dalam suatu proyek dapat diuraikan dalam


2 bagian yaitu :
1. Mobilisasi Awal untuk pelayanan pengendalian mutu proyek
Mobilisasi awal adalah mobilisasi personil inti untuk
mempersiapkan :

- Pengkajian ulang terhadap desain


- Pengukuran awal
- Mempersiapkan program detail dan gambar kerja yang akan
dilaksanakan pada masa konstruksi.
- Mempersiapkan peralatan konstruksi untuk siap menjalani uji
coba dan running well.
2. Mobilisasi Keseluruhan (personil, peralatan dan bahan)
Pada periode mobilisasi ini personil, alat dan material semua
pekerjaan yang berhubungan dengan cakupan pekerjaan
mobilisasi telah selesai semuanya.

Dalam kaitan ini, Konsultan akan memeriksa dan menyetujui


daftar material, peralatan yang didatangkan, fasilitas base camp
dan lokasi penempatan peralatan,menyiapkan titik data survai,
mengecek pemasanagan patok center line dan review design.

B. Program Kerja
Penyusunan program kerja adalah suatu proses dimana Kontraktor
harus menguraikan jadwal (schedule) kerja menjadi bagian-bagian
antara lain Jaringan rencana kerja (Nett Work Planning) menjadi :
Jadwal tenaga kerja ( Man Power Schedule)
Jadwal Peralatan ( Equipment Schedule )
Jadwal Material ( Material Schedule)
Pengalokasian Dana ( Cash Flow )
Jadwal Pelaksanaan Kerja

Kesemuanya ini dilengkapi dengan uraian dan penjelasan metoda kerja


atau prosentasi kemajuan kerja.
Penyusunan program kerja dibuat untuk mempermudah pengelolaan
proyek dengan suatu system yang teratur dan memberikan system
informasi manajemen (Manajemen Informasi Sistem/MIS), secara jelas
dan tepat guna ;
Untuk setiap minggu, sehingga kontraktor dapat menyiapkan
dana kebutuhan material, kebutuhan peralatan dan kebutuhan
tenaga setiap minggu.
Program ini harus diperbaharui (Up date) setiap minggu sesuai
kenyataan lapangan.
Program ini berkaitan dengan metode lintasan kritis (Critical
Path Method / CPM)
Jenis pekerjaan / kegiatan apa saja yang berada pada garis lintas
kritis diprioritas untuk dikerjakan, karena ketinggalan 1 hari saja
secara keseluruhan proyek ketinggalan 1 hari.
Penanganan jalan keluar yang dilakukan melaksanakan kerja
ekstra atau lembur pada lintas kritis.

Dalam kaitan ini, Konsultan akan memeriksa program / jadwal kerja


yang diajukan oleh Kontraktor, dan akan meninjau program kerja ini
dari berbagai aspek, seperti misalnya apakah pekerjaan dapat atau
tidak dilaksanakan secara efektif dan apakah pekerjaan ini dapat
dilaksanakan dalam waktu dan biaya seperti tercantum dalam
Kontrak, dll
Jadwal kerja ini akan disesuaikan dengan ketersediaan alat, sumber
daya manusia / tenaga dan material yang dapat dimobilisasikan oleh
Kontraktor.

e. Base Camp dan Fasilitasnya


Base Camp adalah suatu lokasi tertentu dilapangan yang merupakan
tampat semua kegiatan, penunjang pelaksanaan proyek lapangan,
sedangkan fasilitas base camp adalah semua fasilitas yang menunjang
pelaksanaan pekerjaan fisik dan administrasi sesuai dengan syarat-
syarat dan spesifikasi teknik yang berlaku.

Base Camp dan fasilitasnya bertujuan untuk :

Untuk memudahkan koordinasikan antara semua instansi terkait


dilapangan.
Untuk mempermudah monitoring kemajuan pelaksanaan suatu
proyek
Sebagai tempat tinggal kantor, laboratorium lapangan dan lain-lain
Supaya maksud dan tujuan dari Base Camp dan fasilitasnya dapat
optimal menunjang pelaksanaan proyek maka pada saat Kontraktor
mengajukan gambar denah base camp kontraktor diminta supaya :

Lokasi dekat dengan proyek


Kegiatan administrasi instansi terkait dilapangan berada dalam satu
lokasi base camp.
Jalan keluar base camp cukup baik
Keamanan dari permuakaan menghindari polusi udara dan suara
Memiliki tingkat kesejukan ruang kerja yang memadai
Konsultan akan memeriksa gambar denah Base Camp yang diajukan
oleh Kontraktor dan mengecek langsung ke lokasi kemudian dievaluasi
sesuai yang diminta dalam Dokumen Kontrak

Dari hasil evaluasi Konsultan akan memberikan rekomendasi terhadap


pemekaian Base Camp tersebut.

Tahap Konstruksi

a. Pemeriksaan Gambar Kerja (Shop Drawing)


Gambar Kerja (Shop Drawing) adalah gambar yang dibuat oleh
Kontraktor diperiksa oleh Konsultan pengawas Teknik, persetujuan oleh
Pemberi Tugas untuk dilaksanakan di lapangan pembuatnnya merujuk
kepada gambar perencanaan.
Dalam pembuatan gambar kerja (Shop Drawing) Kontraktor harus
memperhatikan hal-hal sebagai berikut :

Ukuran dan standar kertas yang dipakai harus sama


Ukuran ketebalan garis alat gambar disesuaikan dengan gambar
yang dibuat
Penomoran gambar kerja (Shop Drawing) harus teratur dan
berurutan
Tampilan gambar kerja (Shop Drawing) antara lain :
- Lokasi dan jenis pekerjaan harus jelas tercantum
- Ukuran konstruksi harus jelas dan ternotasi baik
- Material, jenis dan mutu bahan yang dipakai dicantumkan
sedetail mungkin.
Konsultan akan memeriksa seara cermat dan teliti terhadap semua
gambar kerja (shop drawing) yang diajukan oleh Kontraktor dan
memberikan koreksi-koreksi seperlunya sampai dapat diterima dan
disetujui baik oleh Konsultan maupun Pemberi Tugas.

b. Pengecekan Data Survey


Perlu diadakannya pengecekan ulang titik survey yang berupa Bench
Marks dan titik control yang dibuat pada waktu perencanaan teknik
yang dilakukan konsultan bersama-sama kontraktor untuk
mendapatkan ketepatan dan kebenaran dalam pelaksanaan. Apabila ada
data yang tidak sesuai dengan keadaan lapangan yang sebenarnya
konsultan bias membantu kontraktor untuk menyelesaikan setiap
perubahan dari perencanaan secara tuntas termasuk gambar-gambar
rencana dan spesifikasinya.

c. Pengujian Bahan
Pengujian bahan dapat dikategorikan menjasi 2 (dua) macam yaitu
pengujian bahan olahan dan bahan jadi.
Yang dimaksud pengujian bahan olahan dan bahan jadi adalah pengujian
terhadap :

1. Bahan Olahan yaitu bahan campuran dari beberapa bahan hasil


alam dengan hasil produksi pabrik untuk dipergunakan sebagai
bahan bangunan konstruksi jalan.
Bahan Olahan untuk pekerjaan beton antara lain :
- Berasal dari hasil alam : pasir, batu peah atau aggregate dan air
- Produksi Pabrik : semen

2. Bahan jadi yaitu bahan hasil olahan tersebut setelah jadi suatu
konstruksi dilapangan.
Bahan jadi tersebut dilapangan dapat berupa :
- Besi galvanis menara suar pabrikan

Maksud dilakukan pengujian bahan adalah :


1. Untuk mencapai keseragaman mutu hasil pekerjaan di proyek
2.Hasil pekerjaan tepat mutu sesuai dengan yang disyaratkan atau yang
dikehendaki spesifikasi.
3.Mengefisiensikan waktu pelaksanaan pekerjaan dilapangan karena
kesalahan-kesalahan akibat mutu bahan yang tidak sesuai dapat
dihindari.

Semua material yang dipakai harus memenuhi spesifikasi teknik yang


berlaku seperti :

1. Bahan Asal Alam :


Pasir, bersih dan bebas kotoran organic (AASHTO T-21-74)
(ASTM C40-66T)
Batu Pecah / Aggregat :
- Bergradasi baik
- Mempunyai sudut pecah permukaan
- Bersih
- Keras dengan pengujian mesin Los Angeles (AASHTO T-96-
74) (ASTM C131-55)
Air tidak mengandung Lumpur lebih dari 5 %, PH antara ( 4,5
8,5 ) ( AASHTO T-26-70 )

2. Bahan Hasil Produksi Pabrik :


Semen :
- Type yang dipakai sesuai jenis pekerjaan
- Cara penyimpanan
- Bebas dari pengaruh udara, hujan dan sebagainya
3. Bahan Jadi
Pemeliharaan :
- Pada masa pemeliharaan (Curring time)
- Sampai umur rencana
Pengujian kuat tekan beton sesuai syarat-syarat dan spesifikasi
teknik (ASTM C-39-72)

Konsultan Pengawas akan mengecek kesiapan Kontraktor :


peralatan test, material baik jumlahnya dan jenisnya serta
sumbernya, kemudian Konsultan Pengawas akan meyetujui atau
menolak pengujian tergantung dari kelengkapan yang sudah
dipenuhi oleh Kontraktor.

d. Material di Lapangan (Material On Site )


Material dilapangan (Material On Site) adalah material atau bahan yang
akan dipergunakan sebagai bahan konstruksi yang ada di lapangan dan
sudah disetujui Pemberi Tugas untuk dipakai sebagai bahan konstruksi.

Maksud Penyiapan material di lapangan adalah :


1. Mempercepat pekerjaan kontraktor atau efisien waktu
2. Mempermudah pengawasan kendali mutu bahan
3. Persiapan stok material bahan mentah kontraktor untuk jangka
panjang.

Semua bahan yang digolongkan sebagai material dilapangan (material


on site) dapat ditagihkan dalam Sertifikat Bulanan, maka penyimpanan
material tersebut akan dicek oleh Konsultan Pengawas Teknik dan
disetujui oleh Pemberi Tugas :
Keamanannya material dilapangan (material on site), lokasi diberi
pagar keliling, dekat dengan pos keamanan (satpam).
Rapih, material disusun menurut ukurannya seperti beton, semen
diberi sekat sekat dan disusun menurut tanggal kedatangannya.
Terjaga mutunya, mutu material tidak terpengaruh dengan
kelembaban yang berongga sehingga memudahkan fork lift masuk.
Tempat penyimpanan harus tertutup untuk menghindari
pengaruh cuaca, seperti hujan dan panas matahari terutama untuk
material semen dan besi beton.
Penunpukan material seperti aggregat diberi pembatas sesuai
ukuran material supaya tidak tercampur satu sama lain.
Perhitingan dan pencatatan volume saat kedatangan yang ditolak
atau yang tidak bias dipakai lagi ditempatkan terpisah.
Penumpukan besi tulangan harus dihindari dari tergenang air,
oksidasi, minyak dan kotoran lainnya.

Konsultan Pengawas akan mengecek kesiapan Kontraktor mengenai


kebenaran dari material yanag dikirim, apakah sudah sesuai dengan
spesifikasi teknik, kalau tidak maka material tersebut akan ditolak dan
sebaliknya apabila sudah sesuai maka Konsultan Pengawas akan
merekomendasikan untuk diterima

e. Pemeriksaan Metode Pelaksanaan Pekerjaan


Metode pelaksanaan pekerjaan yang dilakukan oleh Kontraktor akan
diperiksa dan diawasi serta diberi perhatian khusus oleh Konsultan
Pengawas untuk menghindari kesalahan yang bias mengakibatkan
berbagai hal baik mutu, biaya dan waktu dari pelaksanaan pekerjaan.

f. Pemeriksaan Peralatan yang dipakai


Peralatan yang akan dipakai, terutama alat untuk pekerjaan
perkerasan / aspal dan alat utnuk pemancangan harus dalam keadaan
baik menurut standar yang disyahkan oleh badan tertentu. Oleh karena
itu setiap akan mulai suatu pekerjaan Konsultan Pengawas akan
memeriksa kondisi dan kesiapan dari peralatan yang akan dipakai.

g. Kesiapan dalam Pelaksanaan Pekerjaan


Sebelum memulai pekerjaan Konsultan Pengawas akan memeriksa
kesiapan dari seluruh unsur pelaksanaan, antara lain : material, buruh
dan peralatan. Setelah semuanya siap maka pekerjaan bisa dimulai.

h. Pemeriksaan Mutu Pelaksanaan


Pemeriksaan ini meliputi pemeriksaan dimensi (tebal, lebar, panjang,
kedalaman, kemiringan, elevasi, jari-jari dan lain sebagainya.
Pemeriksaan mutu pelaksanaan untuk pekerjaan proyek ini secara
umum adalah sebagai berikut :
Untuk pekerjaan struktur beton perlu diperiksa terhadap dimensi,
penulangan, kuat tekan, slump dan lain sebagainya sesuai spesifikasi
teknik dan gambar kerja (shop drawing).
Berdasarkan permohonan untuk inspeksi dari Kontraktor, Konsultan
akan mengadakan pemeriksaan-pemeriksaan terhadap konstruksi yang
sudah selesai dilaksanakan.

i. Gambar Terlaksana ( As Built Drawing )


Yang dimaksud gambar terlaksana ( As Bult Drawing ) adalah gambar
terlaksana dilapangan yang menggambarkan seluruh pekerjaan
dilapangan sesuai dengan volume pekerjaan yang telah dibayar setiap
bulan sesuai dengan tagihan Kontraktor dalam sertifikat bulanan
( Monthly Certifiate / MC ).

Gambar ini memuat juga perubahan-perubahan yang diakibatkan oleh


perubahan pekerjaan ( Contract Change Order / CCO ) dan modifikasi
lapangan karena adanya hal hal yang tidak terdapat pada gambar
rencana.

Dalam pembuatan gambar terlaksana ( As Built Drawing ) kontraktor


harus memperhatikan hal hal sebagai berikut :
1. Ukuran dan standar kertas yang dipakai harus sama
2. Ukuran ketebalan garis alat gambar yang dipakai disesuaikan
dengan gambar yang dibuat.
3. Pada gambar terlaksana ( As Built Drawing ) disebutkan tanggal,
bulan dan tahun revisi gambar dari gambar kerja (shop drawing)
yang disesuaikan dengan perubahan kontrak pekerjaan (Contract
Change Order / CO), Addendum (kalau ada).
4. Lokasi dan jenis pekerjaan harus jelas dicantumkan.
5. Ukuran konstruksi harus jelas
6. Material, jenis dan mutu bahan yang dipakai

Dalam kaitan ini Konsultan Pengawas akan memeriksa (As Built


Drawing) dan mengevaluasi gambar terlaksana dan memberikan
rekomendasi untuk persetujuan dari Pemberi Tugas.

Berdasarkan lingkup pekerjaan pengawasan adalah fungsi manajemen proyek


yang meliputi pengendalian waktu, prosedur/metode pelaksanaan, volume dan
kualitas (bahan, tenaga kerja dan peralatan) dan memperhatikan uraian dan
Kerangka Acuan Kerja Replacement Rambu Suar 20 M Darat Di Ujung Sibigo Dsi-
2886 maka Konsultan menyusun suatu rencana kerja yang mengacu pada
metodologi yang telah diuraikan sebelumnya. Rencana kerja tersebut akan
dijabarkan dalam jadwal pelaksaan serta jadwal penugasan personil yang
terencana sehingga seluruh proses akan berjalan dengan baik.

Berdasarkan pemahaman Konsultan, waktu yang disediakan untuk pekerjaan


pengawasan selama 6 bulan atau 180 (seratus delapan puluh) hari kalender
merupakan waktu yang sangat padat, hal yang penting dalam pelaksanan
pengawasan ini adalah agar menjaga tepat waktu dan tepat mutu. Dalam upaya
mengefektifkan waktu yang tersedia 6 (enam) bulan tersebut, perlu disusun suatu
rencana kerja yang efektif pula dengan memperhatikan faktor-faktor sumber daya
manusia dan batasan waktu yang tersedia, serta produk yang dihasilkan dari
semua aktifits selama pelaksanan pekerjaan dapat terkontrol dengan baik.
Selain itu koordinasi yang baik antara Tim Konsultan dan Pemberi kerja serta
Instansi yang terkait dapat mendukung pelaksanaan pekerjaan efektif. Rencana
Kerja disusun dengan mempertimbangkan berbagai aspek baik dari aspek
Pemberi kerja, maupun Perusahaan dengan maksud :
Menciptakan koordinasi kerja yang baik sesama anggota tim pelaksana
pekerjaan.
Menciptakan hubungan kerja yang harmonis antara dinas di daerah,
pemberi kerja, dan konsultan.
Menciptakan hubungan kerja yang harmonis dan terkoordinir antara
Pemberi kerja dengan Konsultan.

Rencana kerja disusun dengan mengacu pada metodologi yang menerupakan


dasar pekerjaan. Selanjutnya diuraikan sebagai paragraf berikut :

PERSIAPAN
Setelah Konsultan memperoleh surat perintah mulai kerja (SPMK) dari
Distrik Navigasi Kelas II Sabang , maka segera melakukan berbagai
kegiatan persiapan baik administrasi maupun teknis. Persiapan yang akan
dilaksanakan adalah penyelesaian dan perekrutan personil, sebagai
legalitas pelimpahan pelaksanaan pekerjaan dari Distri Navigasi Kelas II
Sabang sementara kepada konsultan akan segera dilengkapi dengan
berbagai persyaratan yang diperlukan, sehinga proses pelaksanaan
pekerjaan berjalan dengan baik.

Pada kesempatan ini Konsultan akan mengarahkan tujuan dari kontrak


atas pekerjaan Supervisi Pekerjaan Replacement Rambu Suar 20 M
Darat Di Ujung Sibigo Dsi-2886 serta tugas tanggung jawab dan hak
masing-masing tenaga ahli. Dengan berbekal arahan ini Tim Konsultan
melakukan kegiatan awal ke kantor Distrik Navigasi Kelas II Saban, lokasi
pekerjaan dan instansi terkait lainya di daerah pekerjaan. Di lapangan
Konsultan akan meninjau lokasi pekerjaan kesesuaian gambar-gambar
pelaksanaan dengan lokasi pekerjaan selain itu mengambil foto-foto
kondisi lapangan sekaligus foto kondisi 0% pelaksanaan pekerjaan. Foto-
foto ini untuk dipergunakan dalam laporan progress pekerjaan yang
dilakukan oleh Kontraktor. Hasil tujuan ini akan dipergunakan oleh Tim
Konsultan dalam menyusun laporan pendahuluan. Dalam waktu itu akan
disusun berbagai tahapan proses kegiatan dan waktu ketertiban personil,
dan akan diberikan jadual koordinasi secara berkala dan tetap untuk
mendiskusikan materi pekerjaan.

PELAKSANAAN PEKERJAAN
Dalam pelaksanaan pekerjaan, Konsultan menyusun beberapa tahapan
untuk dapat mencapai tujuan pengawasan yang efektif dan efesien. Tahap
pelaksanaaan dapat diuraikan sebagai berikut :

a. Pola Kerja
Pemahaman KAK dan Metode Pendekatan sebelum melaksanakan
tugasnya masing-masing tenaga ahli diharuskan terlebih dahulu
memahami Kerangka Acuan kerja, Metode Pendekatan dan Rencana
kerja secara umum. Gambar Bagan alir kegiatan, sebagaimana
tercantum dalam Pendekatan Metodologi sebelumnya.

b. Pengumpulan Data
Data yang dikumpulkan meliputi data-data sebagai berikut :
Gambar-gambar desain,
Spesifikasi teknik,
Spesifikasi umum,
Dokumen Kontrak,
Peta Topografi,
Data curah hujan dan BMG,
Data-data pelaksanaan (rencana kerja, mobilisasi alat, laporan
harian, mingguan dan bulanan.

Sistematika pengumpulan data seperti pada Gambar berikut :


Pemberi Tugas Konsultan Kontraktor

- Desain Kriteria
-- Desain Drawing
Kontrak Kerja
-- Kerangka
RAB Acuan
Kerja Pekerjaan Fisik
- Jadual Pelaksanaan
-- Peta Topografi
Metoda
- Data Curah Hujan
- Dan lain-lain
- Desain
Pelaksanaan
- Metode
Pelaporan untuk
Kontraktor

- Pelaksanan Fisik

Gambar Sistematika Pengumpulan Data

c. Analisa Permasalahan
Analisa permasalahan seperti Gambar dibawah ini.
Pemberi Tugas Konsultan Kontraktor

Identifikasi Permasalahan :
- Design
- Lapangan

Alternatif Solusi
Pertimbangan
Permasalahan
Ketetapan

Keputusan Solusi

Pelaksanan
Laporan

Pengawasan dan
Pengendalian

Gambar Analisa Permasalahan

d. Pemecahan Masalah

Dari identifikasi permasalahan baik dari segi desain maupun permasalhan di


lapangan, Konsultan Mengkaji kemungkinan alternatif sesuai permasalahan
dengan pertimbangan :
Sisa waktu pelaksanaan fisik,
Biaya,
Kemampuan personil dan peralatan Kontraktor,
Masalah lingkungan
Masalah sosial
Dan lain-lain
Altertenatif solusi yang berakibat penambahan waktu pelaksanaan dan
penambahan biaya serta alternatif penyelesaian masalah lingkungan dan sosial
diajukan Konsultan ke pemberi tugas untuk pertimbangan ketetapan.
Yang terkait dengan masalah teknis lapangan seperti :
Desain dan perubahan
Metode pelaksanaan
Urutan pelaksanaan

Selaku Konsultan Task Consept Konsultan langsung menyampaikan ke


Kontraktor dan memberi laporan ke Pemberi Tugas.

e. Pelaporan

Laporan Bulanan
Pada setiap akhir bulan, pengawas teknik / supervisi harus menyiapkan
laporan bulanan sebanyak 4 (empat) buku yang memuat :
1. Kemajuan Pekerjaan fisik
2. Hasil pemeriksaan dan persetujuan
3. Masalah dan upaya penyelesaian
4. Kumpulan berita acara lapangan
5. Foto pelaksanaan pekerjaan
6. Laporan harian lapangan (dari referensi buku harian lapangan)
7. Laporan Mingguan / bobot mingguan
8. Administrasi kegiatan antara lain :
Berita Acara Perubahan pekerjaan tambah kurang (bila ada) termasuk
menyediakan usulan addendum kontrak
Berita Acara perubahan waktu pelaksanaan (bila ada) termasuk
menyiapkan usulan addendum kontrak
Revisi Schedule (bila ada) dan Network Planning
Quality Control antara lain :
- Hasil uitzet
- Check dimensi
- Test material (beton, besi beton, batu, dll)
- Test material timbunan dan pemadatan
Rekomendasi atas prestasi bobot yang telah dicapai
berkaitan dengan rencana tagihan / penarikan termijn (progress)
Laporan pemeriksaan baik persyaratan fisik maupun
administrasi berkaitan dengan rencana serah terima pekerjaan (PHO)
yang diusulkan Kontraktor.
As Built Drawing yang dibuat sebelum penyerahan oleh
pihak kontraktor
Laporan harus diserahkan selambat-lambatnya tanggal 5 setiap bulan
berikutnya sebanyak 3 (tiga) buku laporan dan 1 (satu) Soft Copy, selama 6
bulan pelaksanaan pekerjaan.

Laporan Akhir (final)


Pengawas teknik / supervisi wajib menyerahkan laporan akhir sebanyak 4
(empat) buku kepada pemberi kerja mencakup :
Laporan harian lapangan yang sudah disetujui Kontraktor,
Konsultan dan Pengguna Jasa
Laporan mingguan yang sudah disetujui Kontraktor,
Konsultan dan Pengguna Jasa
Laporan bulanan yang sudah disetujui Kontraktor,
Konsultan dan Pengguna Jasa
Gambar as Built Drawing yang sudah disetujui pengguna
jasa

Laporan harus diserahkan sebanyak 3 (tiga) buku laporan dan 1 (satu) Soft
Copy CD berisi seluruh laporan.

f. Konstribusi Personil dalam Tahapan Pekerjaan


Kontribusi personil meliputi Tenaga Proffesional yang terdiri dari Site
Engineer, Quality Engineer, Chief Inspector (CI), dan Tenaga Sub Profesional
(Tenaga Pendukung) yang terdiri dari Inspector, Operator Auto Cad dan Staf
Administrasi.
C. ORGANISASI DAN PERSONIL
Tenaga Ahli dan tenaga pendukung Konsultan Pengawas akan menyediakan berbagai
fungsi dukungan dalam hal manajemen, teknis, dan administratif, termasuk
pengendalian waktu, biaya, mutu dan tertib administrasi. Keterlibatan pihak
Pengelola Proyek sebagai pengguna jasa, harus dilibatkan dalam kerja sama dengan
Konsultan Pengawas pada setiap tahapan pekerjaan.
Struktur organisasi pelaksanaan pekerjaan yang berkaitan dengan Pekerjaan
Pengawasan Pembangunan Sarana dan Prasarana Perhubungan, Komunikasi,
Informasi dan Telematika ini diuraikan secara spesifik sebagai bahan pertimbangan
dan penilaian Direksi (Pengguna Jasa) dalam mengevaluasi kinerja Konsultan secara
teknis.
Struktur organisasi kerja sangat penting kedudukannya dalam pelaksanaan suatu
pekerjaan, dengan adanya struktur organisasi kerja dapat mempermudah koordinasi
team yang ada untuk melaksanakan tugas dan tanggung jawab yang diembannya.
Dengan adanya struktur organisasi kerja dapat diketahui garis perintah dan garis
koordinasi sehingga diharapkan pekerjaan ini dapat diselesaikan sesuai dengan waktu
yang tersedia. Untuk lebih jelasnya Struktur Organisasi pelaksanaan pekerjaan dapat
diperlihatkan pada lampiran struktur organisasi pelaksanaan pekerjaan yang
terlampir.

Penyusunan Organisasi Tim Pekerjaan Pengawasan CV. RINGGA CONSULTANT ARIGA


yang diusulkan ini dengan mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut:

Profesional yang bekerja di lokasi proyek dengan konsep "at the right time and
place" dan pengalaman dalam bidang pengawasan dan dapat dengan waktu
persiapan relatif cukup singkat dapat memberikan kontribusi yang signifikan
untuk layanan dimaksud.

Dukungan tenaga ahli yang berpengalaman dalam berbagai disiplin yang terlibat
dan memahami tujuan diberikannya layanan dan dapat dengan waktu persiapan
cukup singkat memberikan kontribusi yang signifikan untuk layanan dimaksud.

CV. RINGGA CONSULTANT ARIGA bila dipercayakan sebagai pemenang dalam paket
Supervisi Pekerjaan Replacement Rambu Suar 20 M Darat Di Ujung Sibigo Dsi-2886,
akan mengusulkan struktur organisasi dengan seluruh staf ahli yang terlibat
didalamnya sesuai dengan ketentuan dalam dokumen tender. Bentuk dan jumlah staf
ahli dan staf pendukung yang diusulkan dalam tabel dibawah ini.
Didalam rangka pelaksanaan Paket Supervisi Pekerjaan Rehabilitasi Menara Suar
Pulau Beras DSI-50/60, pihak konsultan pengawas perlu membuat sebuah Jadwal
Pelaksanaan Pekerjaan yang konsepsional dan matang, efektif dan efisien, sehingga
setiap aktivitas kerja terprogram dengan baik agar dapat mencapai target
penyelesaian pekerjaan sesuai dengan yang direncanakan.

Jadwal Pengawasan Pekerjaan yang dibuat dan diajukan oleh Konsultan Pengawas
yaitu CV. RINGGA CONSULTANT ARIGA yang akan dilaksanakan, disesuaikan dengan
ketentuan yang ada dalam Kerangka Acuan Kerja (KAK) dan Rapat Aanwijziing.
Dalam Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan terdapat beberapa tahapan pekerjaan yang akan
dilakukan berdasarkan waktu yang disediakan untuk melakukan masa konstruksi dan
kegiatan non-konstruksi.

Sesuai dengan pedoman yang tertuang dalam Kerangka Acuan Kerja, bahwa lama
waktu pelaksanaan pekerjaan konstruksi adalah 180 (seratus delapan puluh) hari
kalender, untuk itu dengan jangka waktu yang sangat terbatas tersebut pihak
konsultan akan membuat sebuah jadual pelaksanaan pengawasan pekerjaan secara
efektif, sehingga dalam rentang waktu tersebut semua tahapan dapat dilaksanakan
dengan baik.

Untuk menyusun langkah kerja dan item pekerjaan yang akan dikikuti oleh jumlah
hari yang tersedia sesuai KAK, maka pihak konsultan pengawas perlu melakukan
kalkulasi antara volume pekerjaan dengan jumlah tenaga kerja yang akan terlibat
dalam proyek. Dalam hall ini pihak konsultan perlu mempunyai asumsi terhadap jenis
konstruksi, volume dan man power (tenaga kerja) yang tersedia.

Waktu merupakan salah satu faktor penting untuk melaksanakan target proyek
tercapai sesuai dengan rencana, kesalahan dalam memanfaatkan waktu akan
mengakibatkan keterlambat penyelesaiannya. Dalam masa-masa pelaksanaan
konstruksi kerap ditemukan masa-masa kritis sebuah proyek, misalnya kesalahan
sistem pelaksanaan saling menunggu tiap pekerjaan, misalnya antara pekerjaan civil
works dengan konstrksi.

Oleh sebab itu perlu dikaji lebih mendetail dalam membuat time schedule yang efektif,
misalnya time schedule rencana dengan time schedule pelaksanaan, pihak konsultan
perlu memberikan masukan kepada pihak kontraktor pelaksana dengan pendekatan
dan metode yang lebih praktis.

Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan dapat dilihat pada Tabel dibawah ini.


Komposisi Tim dan Penugasan untuk aket Supervisi Pekerjaan Replacement Rambu
Suar 20 M Darat Di Ujung Sibigo Dsi-2886 dapat dilihat pada lampiran berikut.
Berdasarkan uraian rencana kerja dan kebutuhan Tenaga Ahli dalam pelaksanaan
paket Supervisi Pekerjaan Replacement Rambu Suar 20 M Darat Di Ujung Sibigo Dsi-
2886 yang telah dijelaskan dalam Bab sebelumnya, konsultan menyusun Jadwal
Penugasan Tenaga Ahli selama 6 (enam) bulan atau 180 (seratus delapan puluh) hari
kalender sebagaimana terlampir.

Você também pode gostar