Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
NIM : A1C015115
c) Persamaan Akuntansi
Persamaan akuntansi merupakan gambaran dari posisi keuangan entitas (Neraca)
dimana sisi kiri menggambarkan harta yang dimiliki oleh entitas, sedangkan sisi kanan
menggambarkan hak atau klaim atas harta tersebut. Hal penting dari konsep akuntansi
adalah kategori-kategori yang menjadi dasar pengklasifikasian peristiwa-peristiwa
ekonomi. Dua unsur kategori dasar adalah apa yang dimiliki dan apa yang menjadi
kewajibannya.
Aset adalah sumberdaya yang dimiliki suatu entitas. Kewajiban dan Ekuitas adalah
hak atau klaim terhadap sumberdaya tersebut. Klaim terhadap aset tersebut dari yang
berutang (kreditur) disebut dengan kewajiban. Klaim dari pemilik disebut sebagai ekuitas.
Ekuitas merupakan kekayaan bersih pemerintah daerah yang merupakan selisih antara
aset dan kewajiban pemerintah daerah.
Pendapatan adalah hak pemerintah daerah yang diakui sebagai penambah ekuitas
dalam periode tahun anggaran yang bersangkutan dan tidak perlu dibayar kembali. Beban
adalah penurunan manfaat ekonomi atau potensi jasa dalam periode pelaporan yang
menurunkan ekuitas, yang dapat berupa pengeluaran atau konsumsi aset atau timbulnya
kewajiban.
Sehingga persamaan akuntansi diturunkan sebagai berikut :
Aset + Beban = Kewajiban + Ekuitas + Pendapatan
Apropriasi Pengeluaran
Kredit Debit Kredit
Pembiayaan
b) Bukti transaksi
Transaksi-transaksi yang terjadi pertama-tama akan direkam dalam formulir sehingga
formulir tersebut merupakan bukti. Formulir-formulir ini dibagi menjadi formulir
internal, yaitu formulir yang dibuat oleh organisasi yang bersangkutan dan formulir
eksternal, yaitu formulir-formulir yang diterima dari luar organisasi.
Jenis-jenis bukti yang digunakan dalam transaksi berkaitan dengan pelaksanaan
APBD sebagaian besar telah diatur dalam Permendagri Nomor 13 Tahun 2006 tentang
Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah. Secara lengkap jenis dan fungsi dari bukti-bukti
tersebut dibahas pada Bab XII prosedur pendapatan dan belanja. Berikut merupakan jenis
bukti yang digunakan dalam pendapatan dan belanja.
Bukti yang digunakan dalam penerimaan pendapatan antara lain:
a. Surat ketetapan pejabat daerah (SKP-Daerah)
b. Surat ketetapan retribusi daerah (SKP-Retribusi)
c. Surat tanda setoran (STS)
d. Bukti setoran
e. Nota kredit dari bank
f. Laporan penerimaan dari bendahara penerimaan
g. Bukti penerimaan kas
h. Surat perintah membayar atas penerimaan dana perimbangan
i. Rekening koran
c) Jurnal
Jurnal merupakan media/metode yang digunakan untuk mencatat transaksi keuangan.
Jurnal disebut juga sebagai bukti harian karena fungsi jurnal digunakan untuk melakukan
pencatatan pertama dari transaksi-transaksi. Dalam jurnal transaksi keuangan
diklasifikasikan menurut penggolongan yang sesuai dengan informasi yang akan
disajikan dalam laporan keuangan. Karena merupakan sumber utama pencatatan ke
rekening, jurnal sering disebut the books of original entry (catatan akuntansi permanen
yang pertama). Dengan adanya jurnal, pencatatan ke rekening menjadi lebih mudah,
sebab jurnal sudah memilah-milah transaksi dengan pendebitan dan pengkreditan yang
sesuai dengan rekening yang bersangkutan.
Transaksi yang tidak mengakibatkan penerimaan dan pengeluaran kas dicatat dalam
jurnal umum. Transaksi yang mengakibatkan penerimaan kas dicatat dalam jurnal
penerimaan kas, sedangkan transaksi yang mengakibatkan pengeluaran kas dicatat dalam
jurnal pengeluaran kas.
Penjurnalan dapat dilakukan secara harian dan bulanan. Jurnal dirancang sedemikian
rupa sehingga menampung transaksi serta keterangan-keterangan yang menyertainya.
Keberadaan jurnal dalam proses akuntansi tidak menggantikan peran rekening dalam
mencatat transaksi, tetapi merupakan sumber untuk pencatatan ke rekening.
e) Neraca saldo
Prosedur penjurnalan dan posting dilakukan selama satu periode akuntansi. prosedur
berikutnya adalah menyusun neraca saldo pada akhir periode akuntansi. langkah dari
penyusunan neraca saldo dilakukan dengan mengambil saldo terakhir yang ada di setiap
rekening buku besar pendapatan, belanja, pembiayaan, aset, utang, dan ekuitas dana.
Saldo rekening dilakukan dengan cara menjumlahkan dan mengurangkan sisi debit dan
kredit. Apabila jumlah debit lebih besar dari jumlah kredit, maka selisihnya adalah saldo
debit. Sebaliknya apabila jumlah jurnal kkredit lebih besar daripada junrla debit maka
selisihnya adalah saldo kredit.
Hasil penjumlahan neraca saldo harus menunjukkan angka yang sama atau
keseimbangan jumlah debit dan kredit. Apabila tidak seimbang penjumlahan antara debit
dan kredit kemungkinan kesalahan disebabkan:
a. Pada waktu melakukan penjurnalan tidak seimbang antara jumlah sisi debit dan kredit
b. Kesalahan memindahkan angka saldo awal pada buku besar aset, kewajiban, dan
ekuitas
c. Kesalahan menuliskan angka pada waktu melakukan posting
d. Kesalahan mendebitkan dan mengkreditkan pada waktu melakukan posting
e. Kesalahan dalam menghitung saldo
f. Terdapat transaksi jurnal yang tidak dipindahkan ke buku besar
Angka-angka dalam neraca saldo dikatakan benar apabila pemindahan transaksi dari
jurnal ke buku besar (posting) telah dilakukan dengan benar sesuai dengan rekening buku
besar.
f) Jurnal Penyesuaian
Tahap berikutnya dari siklus akuntansi adalah membuat jurnal penyesuaian. Jurnal
penyesuaian dibuat karena angka-angka dalam neraca saldo perlu disesuaikan dengan
kondisi yang sebenarnya. Dalam akuntansi keuangan daerah jurnal penyesuaian yang
dibuat antara lain:
1. Pendapatan pajak dan retribusi yang telah ditetapkan sampai dengan 31 Desember
belum diterima
2. Saldo persediaan barang per 31 Desember yang belum terpakai, seperti obat-obatan,
barang cetakkan, bahan bangunan, pupuk, dan sebagainya
3. Biaya yang dibayar yang periodenya melewati tahun anggaran
4. Pendapatan yang diterima dimuka
5. Konstruksi dalam pengerjaan yang belum dibayar
6. Hutang jangka panjang yang jatuh tempo
7. Utang bunga
8. Kewajiban yang timbul karena bencana alam yang dananya telah disediakan dalam
APBD
9. Piutang cicilan kepada pegawai karena penjualan/pengalihan kendaraan dinas dan
rumah dinas
10. Penyusutan aset
a. Karena pendapatan terletak pada sisi kredit maka untuk menihilkannya harus didebit,
demikian halnya penerimaan pembiayaan.
b. Karena belanja terletak di sisi debet maka untuk menihilkannya harus dikredit,
demikian halnya pengeluaran pembiayaan.
c. Selisih antara pendapatan, penerimaan pembiayaan, belanja, dan pengeluaran
pembiayaan merupakan silpa.
d. Karena APBD kita menganut surplus dan defisit maka posisi silpa kemungkinan debet
dan kemungkinan kredit.
Dengan disusunnya neraca saldo setelah penutupan saldo rekening-rekening nominal
(pendapatan, belanja, dan pembiayan) menjadi nihil dan rekening yang masih bersaldo
adalah rekening-rekening real (permanen) meliputi harta, kewajiban, dan ekuitas dana.
Saldo-saldo tersebut merupakan data untuk neraca awal tahun berikutnya.
Refrensi: