Você está na página 1de 10

Nama : Rully Bimantoro

NIM : A1C015115

AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK

KONSEP DAN SIKLUS AKUNTANSI PEMDA

A. KONSEP AKUNTANSI PEMDA


a) Definisi
Akuntansi didefinisikan sebagai sebuah proses identifikasi, pencatatan, pengukuran,
pengklasifikasian, pengikhtisaran atas semua transaksi dan aktivitas keuangan, penyajian
laporan, serta penginterpretasian atas hasilnya. Proses akuntansi ini akan mengolah semua
transaksi dan aktivitas keuangan yang ada di setiap entitas Pemerintah Daerah. Proses
tersebut kemudian menghasilkan informasi dalam bentuk laporan keuangan yang akan
digunakan dalam proses evaluasi dan pengambilan keputusan manajerial yang kemudian
akan mempengaruhi pelaksanaan pengelolaan keuangan daerah pada periode berikutnya.
Jadi, input dari proses akuntansi adalah transaksi dan outputnya berupa laporan keuangan.

b) Pembukuan Tunggal (Single Entry) dan Pembukuan Berpasangan (Double


Entry)
a. Pembukuan Tunggal (Single Entry)
Dalam sistem ini, pencatatan transaksi ekonomi dilakukan dengan mencatat secara
tunggal (tidak berpasangan). Transaksi yang berakibat bertambahnya kas akan dicatat
pada sisi penerimaan dan transaksi yang berakibat berkurangnya kas akan dicatat pada
sisi pengeluaran. Di Pemerintah Daerah selama hampir 3 dekade, pencatatan ini
dipraktikan, contohnya dalam Buku Kas Umum (BKU). Sistem ini memiliki beberapa
kelebihan, yaitu sederhana dan mudah dipahami. Akan tetapi sistem ini juga memiliki
kelemahan, antara lain kurang lengkap unuk pelaporan karena hanya dapat melaporkan
saldo kas, dan tidak dapat melaporkan utang, piutang, dan ekuitas. Juga sulit untuk
melakukan kontrol transaksi, akibatnya sulit menelusuri kesalahan pembukuan yang
terjadi. Oleh karena itu, dalam akuntansi terdapat sistem pencatatan yang lebih baik dan
dapat mengatasi kelemahan diatas. Sistem ini disebut sistem double entry. Sistem
pencatatan double entry inilah yang sering disebut akuntansi.
b. Pembukuan Berpasangan (Double Entry)
Menurut sistem ini, pada dasarnya suatu transaksi akan dicatat secara berpasangan
(double = berpasangan, entry = pencatatan). Pencatatan dengan sistem ini disebut dengan
istilah menjurnal. Dalam pencatatan tersebut ada sisi Debit dan Kredit. Sisi Debit ada di
sebelah kiri, sedangkan sisi Kredit ada di sebelah kanan. Setiap pencatatan harus menjaga
keseimbangan persamaan dasar akuntansi, yaitu aset = kewajiban + ekuitas.

c) Persamaan Akuntansi
Persamaan akuntansi merupakan gambaran dari posisi keuangan entitas (Neraca)
dimana sisi kiri menggambarkan harta yang dimiliki oleh entitas, sedangkan sisi kanan
menggambarkan hak atau klaim atas harta tersebut. Hal penting dari konsep akuntansi
adalah kategori-kategori yang menjadi dasar pengklasifikasian peristiwa-peristiwa
ekonomi. Dua unsur kategori dasar adalah apa yang dimiliki dan apa yang menjadi
kewajibannya.
Aset adalah sumberdaya yang dimiliki suatu entitas. Kewajiban dan Ekuitas adalah
hak atau klaim terhadap sumberdaya tersebut. Klaim terhadap aset tersebut dari yang
berutang (kreditur) disebut dengan kewajiban. Klaim dari pemilik disebut sebagai ekuitas.
Ekuitas merupakan kekayaan bersih pemerintah daerah yang merupakan selisih antara
aset dan kewajiban pemerintah daerah.
Pendapatan adalah hak pemerintah daerah yang diakui sebagai penambah ekuitas
dalam periode tahun anggaran yang bersangkutan dan tidak perlu dibayar kembali. Beban
adalah penurunan manfaat ekonomi atau potensi jasa dalam periode pelaporan yang
menurunkan ekuitas, yang dapat berupa pengeluaran atau konsumsi aset atau timbulnya
kewajiban.
Sehingga persamaan akuntansi diturunkan sebagai berikut :
Aset + Beban = Kewajiban + Ekuitas + Pendapatan

d) Konsep DebitKredit dan Saldo Normal


Prosedur menempatkan debit di sisi kiri, dan kredit di sisi kanan merupakan suatu
kebiasaan, atau aturan akuntansi (seperti kebiasaan mengendarai kendaraan disisi sebelah
kanan jalan di Indonesia). Aturan ini berlaku untuk semua akun. Ketika total kedua sisi
dibandingkan, suatu akun akan memiliki saldo debit jika total jumlah debit melebihi
jumlah kredit. Suatu akun akan memiliki saldo kredit jika jumlah kredit melebihi jumlah
debit.
Debit berarti sisi kiri dan yang berada pada sisi kiri persamaan akuntansi adalah
kelompok Aset. Kredit berarti sisi kanan dan yang berada pada sisi kanan persamaan
akuntansi adalah kelompok Kewajiban dan Ekuitas. Untuk mengetahui mana yang dicatat
di debit dan mana yang dicatat di kredit, kita harus mengetahui saldo normal dari tiap
akun melalui persamaan akuntansi yang sudah dijelaskan sebelumnya. Saldo normal akun
adalah SISI, dimana kenaikan akun tersebut dicatat. Saldo normal akun-akun yang
merupakan unsur-unsur laporan keuangan pemda sebagai berikut :

Akun Bertambah Berkurang Saldo

Aset Debit Kredit Debit

Kewajiban Kredit Debit Kredit

Ekuitas Kredit Debit Kredit

Pendapatan LO Kredit Debit Kredit

Beban Debit Kredit Debit

Perubahan SAL menyesuaikan

Pendapatan-LRA Kredit Debit Kredit

Penerimaan Pembiayaan Kredit Debit Kredit

Belanja Debit Kredit Debit

Pengeluaran Pembiayaan Debit Kredit Debit

Estimasi Pendapatan Debit Kredit Debit

Estimasi Penerimaan Pembiayaan Debit Kredit Debit

Apropriasi Belanja Kredit Debit Kredit

Apropriasi Pengeluaran
Kredit Debit Kredit
Pembiayaan

Estimasi Perubahan SAL Menyesuaikan

e) Konsep Home Office Branch Office (HOBO)


Struktur hubungan entitas dalam akuntansi yang diimplementasikan di Pemda adalah
struktur HOBO (Home Office & Branch Office). Dalam hal ini PPKD yang
merepresentasikan Pemerintah Daerah adalah sebagai Kantor Pusat (Home Office),
sedangkan SKPD adalah sebagai Kantor Cabang (Branch Office). Struktur hubungan
HOBO lebih tepat untuk menggambarkan hubungan transaksi antara PPKD dan SKPD,
dibandingkan dengan struktur hubungan induk dan anak (Parent & Subsidiary) dengan
beberapa alasan:
a. PPKD-SKPD bukan entitas yang masing-masing berdiri sendiri, melainkan
satu kesatuan;
b. Antara PPKD dan SKPD tidak terjadi Transfer Income (dalam pengertian
profit);
c. SKPD dimiliki 100% oleh Pemerintah Daerah.

B. SIKLUS AKUNTANSI PEMDA


a) Siklus akuntansi
Sistem akuntansi pemerintah daerah meliputi serangkaian transaksi dan atau prosedur,
yang dimulai dari pencatatan, penggolongan, dan peringkasan transaksi dan/atau
kejadian keuangan serta pelaporan keuangan dalam rangka pertanggungjawaban
pelaksanaan APBD. Karenanya untuk dapat memahami penyusunan laporan keuangan
harus terlebih dahulu memahami sistem akuntansi. sistem akuntansi memberikan
pengetahuan tentang pengolahan informasi akuntansi sejak data direkam dalam
dokumen.
Disamping merupakan sistem, juga merupakan siklus. Artinya, akuntansi terdiri atas
tahap-tahap tertentu dan setelah selesainya tahap-tahap tersebut, kegiatan berulang
kembali sesuai dengan urutan tersebut. Tahap-tahap dalam siklus akuntansi dimulai dari
bukti transaksi, jurnal, posting kebuku besar, membuat neraca saldo, membuat jurnal
penyesuaian, menyusun neraca saldo setelah penyesuaian, membuat laporan keuangan,
jurnal penutupan, dan neraca saldo setelah penutupan.

b) Bukti transaksi
Transaksi-transaksi yang terjadi pertama-tama akan direkam dalam formulir sehingga
formulir tersebut merupakan bukti. Formulir-formulir ini dibagi menjadi formulir
internal, yaitu formulir yang dibuat oleh organisasi yang bersangkutan dan formulir
eksternal, yaitu formulir-formulir yang diterima dari luar organisasi.
Jenis-jenis bukti yang digunakan dalam transaksi berkaitan dengan pelaksanaan
APBD sebagaian besar telah diatur dalam Permendagri Nomor 13 Tahun 2006 tentang
Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah. Secara lengkap jenis dan fungsi dari bukti-bukti
tersebut dibahas pada Bab XII prosedur pendapatan dan belanja. Berikut merupakan jenis
bukti yang digunakan dalam pendapatan dan belanja.
Bukti yang digunakan dalam penerimaan pendapatan antara lain:
a. Surat ketetapan pejabat daerah (SKP-Daerah)
b. Surat ketetapan retribusi daerah (SKP-Retribusi)
c. Surat tanda setoran (STS)
d. Bukti setoran
e. Nota kredit dari bank
f. Laporan penerimaan dari bendahara penerimaan
g. Bukti penerimaan kas
h. Surat perintah membayar atas penerimaan dana perimbangan
i. Rekening koran

Bukti yang digunakan dalam pengelolaan belanja antara lain:


a. Surat perintah pencairan dana (SP2D)
b. Surat perintah membayar (SPM)
c. Surat permintaan pembayaran (SPP)
d. Surat penyediaan dana (SPD)
e. Bukti pengeluaran kas
f. Nota debet bank
g. Surat perintah kerja
h. Surat perjanjian pemborongan
i. Bukti penagihan dari pihak ketiga
j. Berita acara penerimaan/penyerahan barang
k. Berita acara kemajuan pekerjaan
l. Berita acara penyelesaian pekerjaan
m. Rekening koran bank

Bukti transaksi yang digunakan dalam prosedur akuntansi aktiva yaitu:


a. Berita acara penerimaan barang
b. Surat keputusan penghapusan barang
c. Surat keputusan mutasi barang (antar SKPD)
d. Berita acara pemusnahan barang
e. Berita acara serah terima barang
f. Berita acara penilaian

c) Jurnal
Jurnal merupakan media/metode yang digunakan untuk mencatat transaksi keuangan.
Jurnal disebut juga sebagai bukti harian karena fungsi jurnal digunakan untuk melakukan
pencatatan pertama dari transaksi-transaksi. Dalam jurnal transaksi keuangan
diklasifikasikan menurut penggolongan yang sesuai dengan informasi yang akan
disajikan dalam laporan keuangan. Karena merupakan sumber utama pencatatan ke
rekening, jurnal sering disebut the books of original entry (catatan akuntansi permanen
yang pertama). Dengan adanya jurnal, pencatatan ke rekening menjadi lebih mudah,
sebab jurnal sudah memilah-milah transaksi dengan pendebitan dan pengkreditan yang
sesuai dengan rekening yang bersangkutan.
Transaksi yang tidak mengakibatkan penerimaan dan pengeluaran kas dicatat dalam
jurnal umum. Transaksi yang mengakibatkan penerimaan kas dicatat dalam jurnal
penerimaan kas, sedangkan transaksi yang mengakibatkan pengeluaran kas dicatat dalam
jurnal pengeluaran kas.
Penjurnalan dapat dilakukan secara harian dan bulanan. Jurnal dirancang sedemikian
rupa sehingga menampung transaksi serta keterangan-keterangan yang menyertainya.
Keberadaan jurnal dalam proses akuntansi tidak menggantikan peran rekening dalam
mencatat transaksi, tetapi merupakan sumber untuk pencatatan ke rekening.

d) Posting ke buku besar


Setelah dilakukan jurnal kemudian jumlah yang terdapat pada sisi debit dan kredit
dipindahkan/ditransfer ke rekening buku besar yang sesuai. Tindakan transfer ini disebut
posting. Posting ke buku besar sekaligus merupakan penggolongan dan peringkasan
transaksi sebab tiap-tiap data/transaksi dibawa ke masing-masing rekening yang sesuai.
Posting dapat dilakukan secara harian dapat juga dilakukan secara bulanan.
Buku besar merupakan catatan akuntansi permanen yang terakhir, sehingga dikenal
dengan the books of final entry.
Buku besar adalah buku yang berisi kumpulan rekening, bertujuan mencatat secara
terpisah atas pendapatan, belanja, pembiayaan, aktiva, utang, dan ekuitas dana. Untuk
kelompok pendapatan ditemui rekening Pendapatan Asli Daerah, Dana Perimbangan,
Lain-lain Pendapatan yang Sah, dan untuk belanja ditemui antara lalin rekening belanja
pegawai, belanja barang, belanja modal, dan sebagainya. Untuk kelompok aktiva,
misalnya akan dijumpai rekening kas untuk mencatat kas, rekening piutang untuk
mencatat piutang pajak, piutang retribusi dan lain-lain, dan rekening tanah untuk
mencatat tanah. Dalam kelompok utang akan dijumapi rekening seperti utang jangka
pendek dan utang jangka panjang. Dalam kelompok ekuitas dana akan dijumpau antara
lain, rekening ekuitas dana lancar dan ekuitas dana investasi.
Rekening-rekenig dalam buku besar tersebut apabila memerlukan rincian lebih lanjut
maka rinciannya akan dibuat dalam Buku Pembantu. Buku pembantu adalah buku yang
digunakan untuk mencatat rincian rekening tertentu yang ada di buku besar. Rekening
buku besar yang rinciannya dicatat dalam buku pembantu disebut rekening pengawas
(controlling accounts). Sedangkan rekening-rekening yang merinci rekening pengawas
disebut rekening pembantu (subsidiary accounts). Contoh buku pembantuk adalah buku
pembantu piutang, buku pembantu persediaan, buku pembantu aktiva-aktiva, dan
sebagainya. Yang bentuknya disesuaikan dengan informasi yang dibutuhkan.

e) Neraca saldo
Prosedur penjurnalan dan posting dilakukan selama satu periode akuntansi. prosedur
berikutnya adalah menyusun neraca saldo pada akhir periode akuntansi. langkah dari
penyusunan neraca saldo dilakukan dengan mengambil saldo terakhir yang ada di setiap
rekening buku besar pendapatan, belanja, pembiayaan, aset, utang, dan ekuitas dana.
Saldo rekening dilakukan dengan cara menjumlahkan dan mengurangkan sisi debit dan
kredit. Apabila jumlah debit lebih besar dari jumlah kredit, maka selisihnya adalah saldo
debit. Sebaliknya apabila jumlah jurnal kkredit lebih besar daripada junrla debit maka
selisihnya adalah saldo kredit.
Hasil penjumlahan neraca saldo harus menunjukkan angka yang sama atau
keseimbangan jumlah debit dan kredit. Apabila tidak seimbang penjumlahan antara debit
dan kredit kemungkinan kesalahan disebabkan:
a. Pada waktu melakukan penjurnalan tidak seimbang antara jumlah sisi debit dan kredit
b. Kesalahan memindahkan angka saldo awal pada buku besar aset, kewajiban, dan
ekuitas
c. Kesalahan menuliskan angka pada waktu melakukan posting
d. Kesalahan mendebitkan dan mengkreditkan pada waktu melakukan posting
e. Kesalahan dalam menghitung saldo
f. Terdapat transaksi jurnal yang tidak dipindahkan ke buku besar
Angka-angka dalam neraca saldo dikatakan benar apabila pemindahan transaksi dari
jurnal ke buku besar (posting) telah dilakukan dengan benar sesuai dengan rekening buku
besar.

f) Jurnal Penyesuaian
Tahap berikutnya dari siklus akuntansi adalah membuat jurnal penyesuaian. Jurnal
penyesuaian dibuat karena angka-angka dalam neraca saldo perlu disesuaikan dengan
kondisi yang sebenarnya. Dalam akuntansi keuangan daerah jurnal penyesuaian yang
dibuat antara lain:
1. Pendapatan pajak dan retribusi yang telah ditetapkan sampai dengan 31 Desember
belum diterima
2. Saldo persediaan barang per 31 Desember yang belum terpakai, seperti obat-obatan,
barang cetakkan, bahan bangunan, pupuk, dan sebagainya
3. Biaya yang dibayar yang periodenya melewati tahun anggaran
4. Pendapatan yang diterima dimuka
5. Konstruksi dalam pengerjaan yang belum dibayar
6. Hutang jangka panjang yang jatuh tempo
7. Utang bunga
8. Kewajiban yang timbul karena bencana alam yang dananya telah disediakan dalam
APBD
9. Piutang cicilan kepada pegawai karena penjualan/pengalihan kendaraan dinas dan
rumah dinas
10. Penyusutan aset

g) Neraca Saldo Setelah Penyesuaian


Setelah jurnal penyesuaian dibuat, langkah berikutnya adalah memposting ke
rekening buku besar yang berhubungan. Setelah dilakukan posting prosedur akuntansi
berikutnya adalah menyusun neraca saldo setelah penyesuaian. Neraca saldo setelah
penyesuaian adalah neraca saldo yang disusun setelah pembuatan jurnal-jurnal
penyesuaian. Saldo-saldo rekeing yang ada dalam neraca saldo setelah penyesuaian
adalah saldo rekening-rekening setelah disesuaikan. Apabila dalam jurnal penyesuaian
muncul rekening baru, maka rekening baru ini juga dimasukkan dalam neraca saldo
setelah penyesuaian.
h) Laporan Keuangan
Sesuai dengan siklus akuntansi, setelah penyusunan neraca saldo setelah penyesuaian,
disusunlah laporan-laporan keuangan dengan mengambil data dari neraca saldo setelah
penyesuaian. Berdasarakn neraca saldo setelah penyesuaian maka dibuatkan:
1. Neraca
2. Laporan Realisasi Anggaran (LRA)
3. Laporan Arus Kas
4. Catatan Atas Laporan Keuangan
Untuk membuat laporan arus kas dibuat berdasarkan data laporan realisasi anggaran
ditambah dengan informasi saldo awal dan saldo akhir kas dan setara kas yang terdapat
dalam neraca awal tahun dan neraca akhir tahun. Catatan atas laporan keuangan dibuat
berdasarkan data neraca, laporan realisasi anggaran, laporan arus kas, dan informasi lain
yang berkaitan dengan penyusunan laporan keuangan.

i) Neraca Saldo Setelah Penutupan


Tahap akhir dari siklus akuntansi adalah penyusunan neraca saldo setelah penutupan.
Neraca saldo setelah penutupan berisi saldo rekening setelah jurnal penutup. Jurnal
penutup dibuat karena pada dasarnya rekening-rekening pendapatan, belanja, dan
pembiayaan merupakan subbagian dari rekening ekuitas dana, sehingga pada akhir
periode akuntansi atau akhir tahun anggaran, saldo-saldonya akan ditransfer ke rekening
ekuitas.
Rekening pendapatan, belanja, dan pembiayaan disebut rekening temporer (nominal)
sedangkan rekening aset, utang, dan ekuitas dana disebut rekening permanen (real).
Karena saldo rekening temporer dalaam hal ini pendapatan, belanja, dan pembiayaan
tidak berlanjut pada tahun berikutnya maka angka-angka rekening tersebut harus
dinihilkan melalui jurnal penutup. Dengan adanya jurnal penutup rekening yang tetap ada
adalah rekening permanen yaitu aset, utang dan ekuitas dana.

Untuk menihilkan rekening pendapatan, belanja, dan pembiayaan digunakan rumus


sebagai berikut:

a. Karena pendapatan terletak pada sisi kredit maka untuk menihilkannya harus didebit,
demikian halnya penerimaan pembiayaan.
b. Karena belanja terletak di sisi debet maka untuk menihilkannya harus dikredit,
demikian halnya pengeluaran pembiayaan.
c. Selisih antara pendapatan, penerimaan pembiayaan, belanja, dan pengeluaran
pembiayaan merupakan silpa.
d. Karena APBD kita menganut surplus dan defisit maka posisi silpa kemungkinan debet
dan kemungkinan kredit.
Dengan disusunnya neraca saldo setelah penutupan saldo rekening-rekening nominal
(pendapatan, belanja, dan pembiayan) menjadi nihil dan rekening yang masih bersaldo
adalah rekening-rekening real (permanen) meliputi harta, kewajiban, dan ekuitas dana.
Saldo-saldo tersebut merupakan data untuk neraca awal tahun berikutnya.

Refrensi:

- Nurlan Darise (Akuntansi Keuangan Daerah)


- Modul Konsep dan Siklus Akuntansi Pemda

Você também pode gostar