Você está na página 1de 4

Radiasi Vol.5 No.1.

September 2014

Analisis Keterampilan Berpikir Kritis Siswa pada Pembelajaran Fisika dengan Pendekatan
Starter Eksperimen
Mitra Dewi Rahmawati, Sriyono, Ashari
Program Studi Pendidikan Fisika
Universitas Muhammadiyah Purworejo
Jalan. K.H. Ahmad Dahlan, No. 3 Purworejo
mitradewirahmawati@gmail.com

Intisari - Telah dilakukan penelitian guna mengetahui hasil analisis keterampilan berpikir kritis siswa pada pembelajaran
fisika dengan pendekatan Starter Eksperimen. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yang diarahkan untuk
memperoleh informasi mengenai keterampilan berpikir kritis pada indikator apa saja yang muncul serta melihat seberapa
besar keterampIlan berpikir kritis siswa dapat berkembang pada pembelajaran Fisika materi Kalor dan Perpindahannya
dengan pendekatan Starter Eksperimen. Subjek penelitian ini adalah seluruh siswa SMP Negeri 2 Karanganyar kelas VIIA
yang berjumlah 32. Data dikumpulkan dengan menggunakan metode angket dan observasi. Hasil penelitian menunjukkan
indikator bertanya dan menjawab pertanyaan merupakan indikator tertiggi yaitu 82,98%, indikator ini diperkuat dengan hasil
analisis menggunakan angket dengan persentase tertinggi yaitu sebesar 81,64%. Indikator lainnya yaitu indikator
mendefinisikan istilah dan mempertimbangkan suatu definisi sebesar 75%, indikator menginduksi dan mempertimbangkan
hasil induksi sebesar 74,47%, indikator mempertimbangkan apakah sumber dapat dipercaya atau tidak sebesar 74,16%.
Aspek yang jumlah persentase rata-rata paling rendah yaitu pada indikator mengobservasi dan mempertimbangkan hasil
observasi sebesar 72,91%. Rata-rata persentase keterampilan berpikir kritis siswa secara keseluruhan dari lember observasi
menunjukkan keterampilan berpikir kritis yang dicapai siswa sebesar 75,90% dan persentase keseluruhan dari angket respon
keterampilan berpikir kritis siswa sebesar 76,79%. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa secara umum keterampilan
berpikir kritis siswa pada pembelajaran Kalor dan Perpindahannya dengan pendekatan Starter Eksperimen tergolong baik.
Terdapat kemunculan-kemunculan kegiatan berarti yang merupakan refleksi dari kegiatan berpikir kritis siswa, baik dari
individu maupun kelompok selama pembelajaran dengan pendekatan Starter Eksperimen.

Kata kunci: Keterampilan Berpikir Kritis, Starter Eksperimen

1. PENDAHULUAN mengembangkan daya nalarnya dan kemampuan berpikir


kritis kurang dapat berkembang.
Kemajuan ilmu pengetahuan akan mempengaruhi cara Terkait dengan masalah diatas, maka diperlukan analisis
belajar yang efektif sehingga perlu adanya cara berpikir keterampilan berpikir kritis untuk menguraikan suatu aspek
secara terarah dan jelas yaitu berpikir kritis. Berpikir kritis dan meneliti secara mendalam sebagai sebuah evaluasi
dapat dilatih pada semua orang untuk dipelajari. Berpikir dalam pembelajarasn. Untuk menggali dan memunculkan
kritis adalah keharusan, dalam usaha pemecahan masalah, suatu kegiatan dari hasil berpikir untuk dianalisis butuh
pembuatan keputusan, sebagai pendekatan, menganalisa suatu metode dan pendekatan pembelajaran. Melalui metode
asumsi-asumsi dan penemuan keilmuan. eksperimen siswa diberi kesempatan untuk mengalami
Fisika merupakan ilmu yang termasuk rumpun sains, sendiri atau melakukan sendiri, mengikuti suatu proses,
oleh karena itu fisika mempunyai karakteristik sama dengan mengamati suatu objek, menganalisis, membuktikan dan
sains (Haryani, 2010). Karakteristik yang membedakan menarik kesimpulan sendiri mengenai suatu objek, keadaan
dengan bidang ilmu lain adalah sebagai berikut. (1) atau proses sesuatu (Supriatin, 2014). Salah satu pendekatan
Mempunyai nilai ilmiah, artinya kebenaran dapat dibuktikan pembelajaran fisika yang inovatif yang digunakan dalam
lagi oleh semua orang dengan menggunakan metode ilmiah metode eksperimen yaitu pendekatan Starter Eksperimen.
dan prosedur seperti yang telah dilakukan terdahulu oleh Pendekatan pembelajaran ini adalah pendekatan yang tepat
penemunya. (2) Merupakan suatu kumpulan pengetahuan digunakan dalam metode eksperimen, karena menurut
yang tersusun secara sistematis dan dalam pengunaannya Benny Suprapto Brotosiswoyo dalam Lestari (2012) dengan
secara umum terbatas pada gejala-gejala alam. (3) menggunakan pendekatan SEA ada kecenderungan guru
Merupakan pengetahuan teoritis yang diperoleh atau disusun dapat menunjukkan keterampilan siswa salah satunya
dengan cara yang khas atau khusus, yaitu dengan melakukan keterampilan berpikir kritis.
observasi, eksperimentasi, penyimpulan, penyusunan teori,
eksperimentasi, observasi dan demikian seterusnya kait
mengkait antara cara yang satu dengan cara yang lain. (4) II. LANDASAN TEORI
Merupakan suatu rangkaian konsep yang saling berkaitan A. Hakikat Fisika
dengan bagian-bagian konsep yang telah berkembang Fisika pada hakikatnya adalah kumpulan pengetahuan
sebagai suatu hasil eksperimen dan observasi lebih lanjut. (produk), cara atau jalan berpikir (sikap) dan cara untuk
(5) Meliputi empat unsur yaitu produk, proses, aplikasi dan penyelidikan (proses) yang kajiannya terbatas pada dunia
sikap (Djojosoediro, 2010). Namun, pada kenyataannya empiris dan memiliki tujuan untuk memberi pemahaman
pembelajaran IPA(Fisika) banyak menekankan pada aspek terhadap gejala atau prosaes alam. Selain itu lebih
pengetahuan dan pemahaman sehingga siswa kurang terlatih dikhususkan lagi bahwa tujuan dasar fisika adalah mencari

73

Radiasi Vol.5 No.1. September 2014

pengetahuan yang bersifat umum dalam bentuk teori, reliabilitas, dan angket siswa sebagai respon pembelajaran.
hukum, kaidah dan asas yang dapat diandalkan. Analisis data menggunakan teknik persentase.

B. Pembelajaran Fisika IV. HASIL DAN PEMBAHASAN


Pembelajaran fisika adalah proses menjadikan anak atau Pembelajaran dengan pendekatan SEA dilakukan
siswa belajar fisika. Belajar fisika dengan menggunakan melalui metode Eksperimen. Pada pembelajaran metode
metode yang relevan akan membantu siswa memperoleh Eksperimen siswa diberi kesempatan untuk mengalami
pengetahuan, selain itu metode mengajar bermakna juga sendiri atau melakukan sendiri, mengikuti suatu proses,
sebagai alat untuk menolong pelajar-pelajar memperoleh mengamati suatu objek, menganalisis, membuktikan dan
keterampilan, kebiasaan-kebiasaan, sikap-sikap, minat dan menarik kesimpulan sendiri suatu objek, keadaan atau
nilai-nilai yang diingainkan. proses tertentu. Dengan demikian, siswa dituntut mengalami
sendiri, mencari kebenaran, dan menarik kesimpulan atau
C. Pendekatan Satrter Eksperimen proses yang dialaminya itu. Pendekatan SEA
Pendekatan Starter Eksperimen adalah terjemahan dari mengetengahkan Starter Eksperimen dari lingkungan
Starter Experiment Approach(SEA), merupakan pendekatan sebagai penyulut berpikir siswa. Setelah itu dilakukan
komprensif untuk pengajaran sains, yang mencakup penyusunan dugaan sementara (hipotesis), rumusan masalah
berbagai strategi pembelajaran yang biasanya diterapkan dan percobaan pengujian. Percobaan pengujian disusun
secara terpisah dan berorientasi pada keterampilan proses. untuk membuktikan dugaan sementara dari masalah yang
Kegiatan pembelajaran dengan SEA ialah bila kegiatan telah dirumuskan, kemudian menyusun, mencatat dan
balajar bisa dilakkan dengan percobaan. SEA mempunyai menerapkan konsep.
ciri khusus yaitu mengetengahkan lingkungan sebagai Berdasarkan analisis, diperoleh hasil keterlaksanaan
penyulut (starter) selanjutnya, pembelajaran dilakukan pembelajaran sebesar 3,42 dengan reliabilitas sebesar
dengan mempraktekan prinsip-prinsip metode ilmiah 94,61%. Hal ini menunjukkan bahwa pembelajaran fisika
meliputi pengamatan, dugaan, desain percobaan, eksperimen dengan pendekatan Starter Eksperimen terlaksana dengan
dan laporan hasil penelitian. baik. Lembar observasi yang digunakan untuk menilai
keterampilan berpikir kritis siswa divalidasi sebelum
D. Hakikat Berpikir Kritis digunakan. Berdasarkan analisis, diperoleh rerata tingkat
Berpikir kritis adalah kegiatan menganalisis ide atau kelayakan lembar observasi utuk mengukur/menilai
gagasan kearah yang lebih spesifik, membedakannya secara keterampilan berpikir kritis siswa pada pembelajaran Fisika
tajam, memilih, mengidentifikasi, mengkaji dan sebesar 3,39 untuk lembar observasi praktikum pertama dan
mengembangkannya ke arah yang lebih baik. Keterampilan 3,37 untuk lembar observasi praktikum kedua. Interpretasi
berpikir adalah suatu keterampilan yang dapat dipelajari yang didapat adalah baik, sehingga lembar observasi
dan diajarkan karena berpikir kritis merupakan sebuah keterampilan berpikir kritis siswa layak digunakan. Data
proses yang terarah dan jelas yang digunakan dalam hasil pengamatan lembar observasi dan angket disajikan
kegiatan mental seperti memecahkan masalah, mengambil dalam bentuk tabel dan grafik.
keputusan, membujuk, menganalisis asumsi, dan melakukan Tabel 1
penelitian ilmiah. Aspek kelompok indikator yang Hasil Persentase Keterampilan Berpikir Kritis Keseluruhan
digunakan peneliti untuk menganalisis keterampilan berpikir Indikator Sub Indikator
kritis siswa yaitu; 1) Bertanya dan menjawab pertanyaan, 2) No (%)
Berpikir Kritis Berpikir Kritis
Mempertimbangkan apakah sumber dapat dipercaya atau
1. Menginduksi Mengemukaka
tidak, 3) Mengobservasi dan mempertimbangkan laporan 70,83
dan n hipotesis
observasi, 4) Menginduksi dan mempertimbangkan hasil
mempertimbang Merancang
induksi, 5) Mendefinisikan istilah dan mempertimbangkan 71,35 74,47
kan hasil eksperimen
suatu definisi.
induksi Mengemukaka
81,24
n kesimpulan
III. METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif yang 2. Mempertimbang Mempertimba
diarahkan untuk memperoleh informasi mengenai kan apakah ngkan
keterampilan berpikir kritis pada indikator apa saja yang sumber dapat penggunaan 74,16 74,16
muncul serta melihat seberapa besar keterampilan berpikir dipercaya atau prosedur yang
kritis siswa dapat berkembang pada pembelajaran Fisika tidak tepat
materi Kalor dan Perpindahannya dengan pendekatan Starter 3. Bertanya dan Memberikan
Eksperimen. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan menjawab penjelasan 78,46 82,98
metode observasi dan angket. Pengolahan data dilakukan pertanyaan sederhana
dengan teknik persentase. Subjek penelitian ini adalah Menyebutkan
seluruh siswa SMP Negeri 2 Karanganyar kelas VIIA yang 87,50
contoh
berjumlah 32 siswa yang dibagi menjadi enam kelompok. 4. Mengobservasi Mempertangg
Pengambilan subjek penelitian ini menggunakan teknik dan ungjawabkan 70,82
purposive sampling. Instrumen pengumpulan data mempertimbang hasil observasi 72,91
menggunakan lembar observasi dilengkapi rubrik dengan kan hasil Melaporkan
skala rating yang telah memenuhi syarat validitas dan 75,00
observasi hasil observasi

74

Radiasi Vol.5 No.1. September 20014

5.. Mendeffinisikan Sttrategi


istilah dan
d membuat
m Tabbel 2
memperrtimbang deefinisi Hassil Analisis Deengan Data Angket Secara Keseluruhan
kan suattu deengan
75,00 75,000
definisi beertindak No
o Indikkator Berpikir Kritis (%)
m
memberikan
peenjelasan 1.
1 Mengindduksi dan
laanjut 72,65
memperttimbangkan hhasil induksi
Jumllah rata-rata (%) 75,990 2.
2 Memperrtimbangkan aapakah sumberr
79,68
dapat dippercaya atau ttidak
Berdasarkan Tabel 23 juumlah persenntase keseluruuhan
unttuk kelima inndikator berpiikir kritis diperoleh hasil yang
y 3.
3 Bertanyaa dan menjawab pertanyaan
n 81,64
berrbeda, unntuk indikkator mennginduksi dan 4.
4
meempertimbanggkan hasil induksi diperoleh hasil h Mengobservasi dan
72,08
kesseluruhan persentase seebanyak 74,47%, indikkator memperttimbangkan hhasil observasii
meempertimbanggkan apakah sumber dapaat dipercaya atau 5.
5 Mendefiinisikan istilahh dan
77,92
tidaak diperoleh sebanyak 744,16%, indikaator bertanya dan memperttimbangkan suuatu definisi
meenjawab perrtanyaan seebanyak 82,,98%, indikkator Rerata 76,79
meengobservasi dan mempeertimbangkan hasil obserrvasi
72,,91%, serta untuk
u indikattor mendefiniisikan istilah dan V. KESIMPULA
K AN
meempertimbanggkan suatu deffinisi diperoleeh sebanyak 75%. 7 . Berdasarkaan hasil peneelitian, kesim mpulan mengeenai
Nillai rata-rata juumlah persenntase keseluruuhan keteramppilan keteerampilan berrpikir kritis sisswa dan respoon siswa terhaadap
berrpikir kritis diperoleh sebesar 755,90%. Hal ini pem
mbelajaran Fisika meteri Kalor dan Perpindahannnya
meenunjukkan bahwa kategorri keterampilaan berpikir kritis k den
ngan Starterr Experiment Approach pada mettode
siswwa dengan peendekatan SE EA pada metoode eksperimeen di Ekssperimen yaituu:
pemmbelajaran Fiisika materi Kalor dan Peerpindahan Kalor K 1. Secara keseeluruhan, keteerampilan berp pikir kritis siswa
kellas VIIA berkkembang denngan sangat baik. b Untuk lebih
l kelas VIIA A SMP Neegeri 2 Kaaranganyar pada p
jelaasnya dapat diilihat pada gam mbar 2 dibaw
wah ini. pembelajaraan Fisika matteri Kalor dan n Perpindahannnya
Gammbar 1 dengan penndekatan Startter Eksperimeen tergolong baik b
Grafik Indikkator Keteramp
mpilan Berpikirr Kritis secaraa dengan reraata persentase sebesar 75,9% %.
Keselluruhan 2. Indikator keterampilan
k berpikir kriitis siswa yangy
diamati mellalui metode praktikum deengan pendekaatan
100 82.98 Starter Ekspperimen terdirri dari lima ind
dikator. Indikaator
Persentase(%)

74.47 74.1
16 2.91
72 75
80 tertinggi siswa adalah pada aspek k bertanya dan
menjawab pertanyaan
p deengan persenttase hasil anallisis
60
reratanya seebesar 82,98% %. Dengan dem mikian, indikator
40 keterampilaan berpikirr kritis yang bannyak
20 dikembangkkan adalah indikator bertanya dan
0 menjawab pertanyaan dengan ju umlah rata-rata
persentase diatas 81,225%. Hasil analisis lem mbar
observasi diperkuat
d denggan hasil datta angket denngan
nilai rerata keseluruhan sebesar 81,6 64%. Sebaliknnya,
kegiatan yaang memperolleh rata-rata persentase
p palling
rendah yaittu merancangg eksperimen dengan rata-rata
Keeterangan: persentase sebesar
s 68,22% %.
Inddikator 1:meenginduksi daan mempertiimbangkan hasil h
indduksi UCCAPAN TERIIMA KASIH
Inddikator 2:meempertimbanggkan apakahh sumber dapat d 1. Suwignyo, S.Pd., selakuu Kepala SMP S Negerii 2
dippercaya atau tiidak Karanganyar yang telahh memberik kan ijin unntuk
Inddikator 3: berrtanya dan meenjawab pertannyaan melakukan peenelitian.
Inddikator 4: mengobservasi
m dan memperrtimbangkan hasil
h 2. Drs. Budi Riyyanto selaku gguru mata pelajaran IPA SMP
S
obsservasi Negeri 2 Kaaranganyar yang telah baanyak membaantu
Inddikator 5: menndefinisikan istilah
i dan meempertimbanggkan dalam melakuukan penelitiaan ini.
suaatu definisi
PUSTAKA
Maakalah Seminar:
[1] Desti Haryyani. 2012. M Makalah: Meembentuk Siswa
Berpikir Kritis
K Melalui Pembelajarran Matemattika.
Disajikan dalam Sem minar Nasioonal Penelittian,
Pendidikan dan Peneraapan MIPA, Fakultas MIIPA
Universitas Negeri Yogyyakarta.

75

Radiasi Vol.5 No.1. September 2014

[2] Lestari, Sri. 2012. Makalah: Meningkatan Penguasaan


Konsep Dan Kemampuan Pemecahan Masalah Fisika
Siswa Melalui Pembelajaran Dengan Pendekatan
Starter Eksperiment Approach (SEA). Disajikan Dalam
Seminar Universitas Negeri Yogyakarta 2014.
Internet:
[3] Djojosoediro, Wasih. 2011. Hakikat IPA dan
Pembelajaran IPA. Diakses dari
http://pjjpgsd.dikti.go.idpada tanggal 27 April 2014

76

Você também pode gostar