Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Demensia adalah berkurangnya kognisi pada tingkat kesadaran yang stabil. Sifat
hendaya yang persisten dan stabil membedakan demensia dengan dengan sifat
gangguan kesadaran lain dan defisit yang berfluktuasi pada delirium. Dalam revisi
DSM-IV-TR edisi-4, demensia ditandai oleh defek kognitif multiple yang mencakup
hendaya memori, tanpa hendaya kesadaran.1
Demensia vaskular merupakan demensia yang lazim ditemukan setelah
setalah demensia tipe alzheimer, yang secara kausatif berhubungan dengan penyakit
serebrovaskular. Penyakit serebrovaskular adalah perubahan progresif dalam
pembuluh darah di otak . Perubahan vaskular yang paling umum yang terkait dengan
usia adalah akumulasi dari kolesterol dan zat lainnya dalam dinding pembuluh darah.1
Ada perbedaan antara keragaman budaya, demografi dan etnis dalam insiden
dan prevalensi studi , pola seks masih belum jelas untuk prevalensi dan insiden.
Risiko Demensia dapat meningkatkan dua sampai empat kali lipat antara individu-
individu yang memiliki setidaknya satu derajat pertama relatif dengan demensia.
Hipertensi, riwayat diabetes, sindrom metabolik, hiperlipidemia, miokard infark /
dekomposisi jantung, perokok berat, obesitas dan riwayat stroke merupakan faktor
risiko lain untuk demensia vaskuler.2,5
V. PATOGENESIS
Demensia vaskular, atau gangguan kognitif vaskular, adalah hasil akhir dari
kerusakan otak yang disebabkan oleh penyakit serebrovaskular. Adanya infark
multiple, infark lakunar, infark tunggal di daerah tertentu pada otak, sindrom
Binswanger, angiopati amiloid serebral, hipoperfusi, perdarahan, dan berbagai
mekanisme lain menjadi patogenesis timbulnya demensia vaskular.1,2
1. Infark Multiple
Demensia multi infark merupakan akibat dari infark multipel dan bilateral.
Terdapat riwayat satu atau beberapa kali serangan stroke dengan gejala fokal seperti
hemiparesis/hemiplegi, afasia,hemianopsia. Sifat berulang dari demensia multi-infark
menunjukkan bahwa ada penyakit yang mendasari predisposisi stroke, seperti
hipertensi atau penyakit jantung katup. Multi-infark demensia dapat terjadi pada
pembuluh darah besar, pembuluh darah kecil atau kombinasi dari keduanya. Multi-
infark demensia lebih bertahap onsetnya mengikuti sejumlah episode iskemik
Pseudobulbar palsy sering disertai disartria, gangguan berjalan (small step
gait),forced laughing/crying, refleks Babinski dan inkontinensia. Computed
tomography imaging (CT scan) otak menunjukkan hipodensitas bilateral disertai
atrofi kortikal, kadang-kadang disertai dilatasi ventrikel.1,2
2. Infark Lakunar
4. Sindrom Binswanger
Sindrom Binswanger menunjukkan demensia progresif dengan riwayat stroke,
hipertensi dan kadang-kadang diabetes melitus. Sering disertai gejala pseudobulbar
palsy,kelainan piramidal, gangguan berjalan (gait) daninkontinensia. Terdapat atrofi
white matter,pembesaran ventrikel dengan korteks serebral yangnormal. Faktor
risikonya adalah small artery diseases (hipertensi, angiopati amiloid),
kegagalanautoregulasi aliran darah di otak pada usia lanjut,hipoperfusi periventrikel
karena kegagalan jantung,aritmia dan hipotensi.2
VII. DIAGNOSIS
A. Kriteria Diagnostik
Penderita dengan DVa atau demensia multi infark mempunyai skor lebih dari
7, sedang yang skornya kurang dari 4 mungkin menderita Alzheimer.1
C. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang dilakukan untuk mendapatkan data yang dapat
memberi nilai tambah dalam menunjang diagnosis.2
1. Pencitraan
Adapun gambaran yang didapatkan dari pemeriksaan CT scan dan MRI adalah
sebagai berikut:2
a. Tidak adanya lesi serebrovaskular pada CT scan atau MRI adalah bukti terhadap
etiologi vaskular.
b. Gambaran CT scan atau MRI yang mendukung demensia vaskular adalah infark
multiplebilateralyang terletak pada hemisfer yang dominan dan struktur limbic.
2. Laboratorium
Digunakan untuk menentukan penyebab atau faktor resiko yang mengakibatkan
timbulnya stroke dan demensia. Selain itu, pengujian laboratorium juga dilakukan
untuk menyingkirkan diagnosis selain demensia. Pemeriksaan darah tepi, laju endap
darah (LED), kadar glukosa, glycosylated Hb, tes serologi untuk sifilis, HIV,
kolesterol, trigliserida, fungsi tiroid, profil koagulasi, kadar asam urat, lupus
antikoagulan, antibodi antikardiolipin dan pemeriksaan lain yang dianggap perlu.2
3. Pemeriksaan Lainnya
Pemeriksaan yang dapat digunakan untuk melakukan evaluasi untuk kasus
demensia vaskular adalah echocardiography, pemeriksaan Doppler, potensial cetusan,
arteriografi, dan EEG.2
PENGOBATAN
Pengobatan hipertensi penting karena penurunan yang relatif kecil dalam tekanan
darah diastolik rata-rata secara substansial dapat mengurangi risiko stroke.