Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
MANAJEMEN OPERASI
STUDI KASUS SOMPACK
Disusun oleh:
Arnoldus Adro
Dea Widya Hutami
Suci Lestari
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Rekomendasi saran
1. Dalam hal ini SomPack harus kembali melihat tujuan untuk memuaskan demand
siapa. Jika melihat demand dari customer, maka dalam model bisnis ini, produk
yang dibutuhkan adalah produk dengan kualitas secukupnya dan harga
seminimal mungkin. Hal ini dikarenakan bisnis yang dijalankan oleh SomPack
adalah B2B, sehingga customer SomPack akan mencari harga produk seminimal
mungkin untuk menekan biaya produksi mereka juga. Jika perusahaan saat ini
merasa atau menilai produk yang dihasilkan memiliki kualitas yang tinggi dan
harga yang tinggi juga, maka hal ini tidak sesuai dengan apa yang dibutuhkan
customer. Maka dari itu perlu dilakukan manufacturing quality yang terkait:
Quality of design
Quality of conformance
The abilities
Field service
SomPack harus memiliki rancangan baku terhadap produknya. Selain itu juga
produk tersebut perlu diperhatikan standar sesuai spesifikasi dan rancangannya.
Selanjutnya lebih memperhatikan ketersediaan dan kedayagunaan produk. Serta
dilengkapi dengan adanya garansi untuk memastikan kualitas produk sesuai
standar dan kepuasan customer terjaga.
2. SomPack membeli bahan baku dari supplier Cina dikarenakan harganya sangat
murah. Namun kendala muncul ketika bahan baku yang dipesan tidak dalam
jumlah yang banyak, yaitu terdapat banyak bahan yang cacat. Untuk itu dalam
hal ini SomPack perlu melakukan sertifikasi supplier dengan cara memilih
supplier yang seimbang kualitas dan harganya. Lalu melakukan kontrol terhadap
supplier tersebut. Kontrol supplier dapat dilakukan secara langsung untuk dapat
memastikan produk sesuai standar dari SomPack dan memastikan waktu
pengiriman bahan dapat sesuai yang ditentukan. Kontrol langsung dapat
dilakukan dengan cara business trip untuk mengunjungi supplier di Cina
sesekali.
3. Jika melihat dari data dan informasi yang diberikan pada kasus, SomPack tidak
memperhatikan biaya untuk kontrol dan biaya kegagalan produksi. Kami melihat
SomPack hanya memperhatikan biaya dari bahan baku dan produksi. Hal ini
menyebabkan SomPack gagal untuk melakukan performa terbaik dari produksi
massal karena tidak adanya kontrol sehingga kegagalan dapat terjadi lagi secara
berkelanjutan. Selain itu SomPack pun tidak menyiapkan biaya kegagalan
produksi. Berakibat pada pembebanan biaya kegagalan tersebut ke produk jadi
karena ada produk yang tidak dapat dijual karena cacat produksi.
4. Software ERP yang dibangun oleh SomPack merupakan inovasi yang
sebenarnya bagus. Adanya ERP ini bertujuan untuk memudahkan administrasi
yang menyangkut beberapa divisi ke dalam satu sistem menyeluruh yang
terpusat. Pada kasus ERP SomPack yang perlu diperbaiki adalah:
Meningkatkan kontrol ketika dalam proses pembangunan software
bersama vendor. Perlu adanya kerja sama secara intens dari divisi-divisi
terkait bersama vendor pengembang. Hal ini bertujuan untuk
menyamakan persepsi dan penggunaan istilah agar sama sehingga
menghindari adanya perbedaan yang menimbulkan masalah teknis.
Kontrol juga dilakukan dengan menyelenggarakan evaluasi teknis berkala
untuk mengatasi masalah teknis dari tiap bidang/divisi yang menggunakan
ERP.
Sebaiknya dilakukan implementasi ERP ini secara bertahap. Misalkan
dibagi menjadi 4 tahap dalam 12 bulan sampai akhirnya SomPack benar-
benar siap untuk pindah dari sistem konvensional kke sistem ERP ini.
Dalam tahapan-tahapannya diperlukan waktu khusus untuk pihak vendor
melakukan training ke masing-masing divisi terkait yang akan
menggunakan ERP. Dalam training intens ini diharapkan divisi akan
benar-benar memahami penggunaan ERP ini secara menyeluruh dan
memberikan masukan hal-hal yang bersifat teknis untuk perbaikan
software.
5. SomPack perlu melakukan perubahan asumsi-asumsi yang selama ini mereka
gunakan. Perubahan asumsi kualitas yang perlu di perbaiki antara lain:
FROM TO Keterangan
Operations only Control process and Fokus sompack hanya pada produksi
quality, marketing, tanpa adanya kontrol, padahal kontrol
engineering and merupakan proses yang sangat penting
operation untuk melihat apakah proses sesuai
yang diinginkan dan proses sesuai
standar
Quality cost more Quality cost less Bahwa untuk menciptakan barang yang
berkualitas tidak perlu juga harus
membeli bahan baku yang low quality.
Harus pintar-pintar mencari bahan baku
yang biayanya murah dan memiliki
kualitas bagus
Quality is technical Quality is managerial Sompak lebih fokus pada produksi, tidak
pada manajerialnya. Sehingga sinergi
antar departemen tidak terjalin dengan
baik.
6. Kami memberikan saran berupa penerapan Six Sigma dalam proses produksi
oleh SomPack. Terlihat bahwa dari evaluasi pada nomor 4, SomPack kurang
memiliki perhatian pada implementasi kontrol. Maka daari itu sebaiknya
dilakukan penerapan Six Sigma, karena pada Six Sigma terdapat mekanisme
batasan minimal kontrol yang tidak dapat diganggu gugat. Serta penggunaan 7
Tools of Quality Control dapat membantu penerapan Six Sigma.
7. Melihat model bisnis SomPack yaitu B2B, maka customer mengharapkan produk
yang berkualitas bagus namun berharga rendah. Setelah menurunkan
kualitasnya pada tingkat standar minimal SomPack, produk yang dihasilkan
masih terkendala biaya produksi yang juga tinggi. Hal ini dikarenakan biaya
tenaga kerja di Turki lebih tinggi daripada di Cina. Maka untuk menyiasati hal
tersebut dapat dilakukan dengan cara memindahkan produksi ke Cina dengan
tenaga kerja dari Cina juga, karena tenaga kerja dari Cina akan lebih rendah
daripada tenaga kerja Turki. Memang investasi yang dilakukan untuk
membuka/memindahkan pabrik ke Cina adalah investasi jangka panjang yang
juga akan dinikmati hasilnya beberapa tahun ke depan. Namun cara ini
merupaka salah satu cara yang cukup efektif untuk memangkas biaya produksi.