Você está na página 1de 41

CiciLia BanGeuD

Myspace Fun Flash Comments

Sabtu, 24 September 2011

ASUHAN KEPERAWATAN PADA TUMOR MATA

Download makalah atau klik:

http://www.ziddu.com/download/16502368/MATERITUMORORBITA.doc.html

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Kekerapan tumor di mata sangat kecil dibandingkan tumor di bagian tubuh yang lain, sekitar satu
persen saja. Tapi hal ini sangat penting karena mata alat vital dan pengobatannya terkadang sulit
sehingga harus mengorbankan penglihatan. Karena itu, sering terjadi tawar-menawar antara dokter
dengan pasien untuk mengangkat tumor tersebut karena setiap pengangkatan tumor ganas
mengharuskan tepi sayatan bebas dari sel-sel tumor, artinya sayatan harus dilakukan beberapa
milimeter sampai beberapa centimeter di luar jaringan tumor.

Bisa dibayangkan, betapa sulit mengatur sayatan yang bebas tumor tanpa harus mengorbankan bola
mata. Kebanyakan pasien tidak ingin kehilangan matanya, sehingga yang diangkat hanya sebagian,
hal inilah yang menimbulkan kekambuhan dan akhirnya membawa kematian.

1.2 TUJUAN

Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka tujuan penulisan makalah ini antara lain sebagai
berikut :
A. Untuk mengetahui landasan teoritis tumor mata

B. Untuk mengetahui landasan teoritis asuhan keperawatan tumor mata

C. Untuk mengetahui pendidikan kesehatan yang tepat untuk pasien tumor mata

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 LANDASAN TEORITIS PENYAKIT

A. Definisi

Tumor adalah pertumbuhan atau tonjolan abnormal di tubuh. Tumor sendiri dibagi menjadi jinak
dan ganas. Tumor ganas disebut sebagai kanker.

Tumor pada mata disebut juga tumor orbita. Tumor orbita adalah tumor yang menyerang rongga
orbita (tempat bola mata) sehingga merusak jaringan lunak mata, seperti otot mata, saraf mata dan
kelenjar air mata.

B. Etiologi

Gejala tumor orbita sulit diketahui karena tumbuh di belakang bola mata. Umumnya diketahui
setelah terjadi penonjolan pada mata, gangguan pergerakan mata, atau terasa sakit.

Tumor orbita dapat disebabkan oleh berbagai factor. Penyebab tumor mata terutama faktor genetik.
Selain itu sinar matahari, terutama sinar ultraviolet dan infeksi virus Papiloma. Tumor mata juga bisa
akibat penjalaran dari organ tubuh lain, seperti dari paru, ginjal, payudara, otak sinus, juga leukemia
dan getah bening. Sebaliknya, sel tumor mata yang terbawa aliran darah sering mencapai organ vital
lain seperti paru, hati atau otak, dan menyebabkan kanker di organ itu. Penderita tumor mata,
kecuali retino blastoma, umumnya berusia 24-85 tahun.Sebagian besar tumor orbita pada anak-anak
bersifat jinak dan karena perkembangan abnormal. Tumor ganas pada anak-anak jarang, tetapi
bila ada akan menyebabkan pertumbuhan tumor yang cepat dan prognosisnya jelek.

C. Klasifikasi

Berdasarkan posisinya tumor mata/orbita dikelompokkan sebagai berikut:

a. Tumor eksternal yaitu tumor yang tumbuh di bagian luar mata seperti:

Tumor palpebra, yaitu tumor yang tumbuh pada kelopak mata

Misalnya : Tumor Adeneksa, tumor menyerang kelopak mata (bagian kulit yang dapat
membuka dan menutup).

Tumor konjungtiva, yaitu tumor yang tumbuh pada lapisan konjungtiva yang melapisi mata
bagian depan

b. Tumor intraokuler yaitu tumor yang tumbuh di dalam bola mata.

Contoh : Retinoblastoma(RB). Jenis ini adalah tumor ganas retina dan merupakan tumor primer bola
mata terbanyak pada anak.

c. Tumor retrobulber yaitu tumor yang tumbuh di belakang bola mata.

D. Epidemiologi

Tumor secara umum dibedakan menjadi neoplasma dan non-neoplasma. Neoplasma dapat bersifat
ganas atau jinak. Tumor ganas terjadi akibat berkembang biaknya sel jaringan sekitar infiltrat, sambil
merusakkan. Neoplasma jinak tumbuh dengan batas tegas dan tidak menyusup, tidak merusak tetapi
menekan jaringan disekitarnya dan biasanya tidak mengalami metastasis.

Apabila ada massa tumor yang mengisi ronggga orbita maka bola mata akan terdorong ke arah
luar yang dalam bahasa kedokteran di sebut proptosis (mata menonjol). Arah tonjolan bola mata
bergantung pada asal massa tumor. Tumor orbita bisa berasal dari semua jaringan di sekitar bola
mata atau karena penyebaran dari sinus, otak, rongga hidung atau penyebaran dari organ lain
ditubuh. Tumor orbita dapat terjadi pada orang dewasa ataupun anak-anak. Tumor orbital dapat
jinak atau ganas. Mereka dapat terjadi baik pada anak dan dewasa.

Contoh1:

(a)
Pasien dengan kelopak atas kiri bengkak dan kepenuhan (b)

CT scan menunjukkan masa limphoma pada bagian superonasal orbit

Anak Dewasa

Jinak Ganas Jinak Ganas

Kista Dermoid Rhabdomiosarkoma Meningioma Limphoma

Fibrous dysplasia Sarkoma Ewings Glioma saraf optik Mestatases


Contoh 2:(a)

Pasien dengan protrusi mata kiri

(b)
CT scan menunjukkan masa lymphoma di kiri orbit, lokasi dan penampakan masa saran tipe tumor
kelenjar lakrimal ganas disebut adenoma pleomorfik.

Seperti ditunjukkan contoh diatas, CT scan berguna dalam diagnosis dan biopsy sering kali
memberikan garansi untuk membantu diagnosis dan manajemen pasien.

Tumor orbita relatif jarang dijumpai. Pada proses pengambilan ruangan di orbita penderita biasanya
datang dengan keluhan seperti ada benjolan yang menyebabkan perubahan bentuk wajah,
protopsis, nyeri peri okular, inflamasi, keluarnya air mata, massa tumor yang jelas nampak. Insiden
tumor orbita bervariasi, tergantung pada metode pemeriksaan yang dipakai. Frekwensi relatif
benigna dan maligna menurut handerson (1984); disebutkan sebagai berikut : karsinoma (primer
metastasis dan pertumbuhan terus 21 %, kista 12 %, tumor vaskular 10 %, meningioma 9 %,
malformasi vaskuler 5% dan tumor saraf tengkorak 4%, serta glioma optikus dan neurisistik 5%.

Prognosis atau angka keberhasilan kelangsungan hidup penderita tumor orbita mencapai 80%,
artinya masih ada harapan hidup yang cukup baik. Angka kematian sangat dipengaruhi oleh
stadium dari tumor itu sendiri. Tentu saja pada stadium lanjut angka kelangsungan hidupnya lebih
buruk. Pada jenis-jenis tertentu angka kekambuhannya juga cukup tinggi.

E. Patologi

Tumor bisa tumbuh dari struktur yang terletak didalam atau sekitar orbit:

a. Kelenjar lakrimal:

Adenoma fleomorfik: tumor kelenjar saliva dan paling umum di jumpai pada kelenjar parotid
biasanya jinak, tapi rekurensi terjadi bila tidak dilakukan eksisi lengkap.

b. Karsinoma

Jaringan limfoid:

Limfoma: kanker sel darah putih yang disebut limfosit-B, atau sel-B
Retina:

Retinoblastoma: Tumor anak-anak yang sangat ganas.

c. Melanoma

Tulang:

o Osteoma: biasanya mengenai sinus frontal atau ethmoid, bisa menyebabkan mukosel frontal.

o Kista dermoid, adalah suatu kista atau tumor yang berisi cairan kental seperti bubur yang disebut
sebum, bisa berisi rambut, dimana kantungnya dilapisi oleh dermis. Umumnya letaknya pada bidang
garis tengah tubuh. Dapat tumbuh di kepala, badan atau perut . Didapatkan pada anak-anak atau
pada bayi sejak lahir.

o Kista epidermoid adalah suatu kista yang kantungnya dilapisi epidermis berisi massa kental.
Sering terdapat di kulit telapak kaki atau tangan. Penyebabnya diduga trauma dimana sel epidermis
masuk ke subkutan dan tumbuh disana.

d. Sinus paranasal, nasofaring:

Karsinoma: Sering menginvasi dinding medial orbit pada tahap dini penyakit.

e. Selubung saraf optik:

Meningioma: sering meluas keintrakranial melalui foramen optik.

f. Saraf optik:

Glioma (astrositoma pilositik): tumor yang tumbuh di berbagai bagian otak. Tumbuh sangat lambat.

Neurofibroma/neurinoma: benjolan seperti daging yang lembut, yang berasal dari jaringan saraf.

g. Jaringan ikat:

Rabdomiosarkoma: Tumor anak-anak ganas dengan pertumbuhan dan penyebaran lokal cepat.

h. Metastasis melalui darah:

Dewasa:

Karsinoma 'breast'

Karsinoma bronchial

Anak-anak:

Neuroblastoma

Sarkoma Ewing
Leukemia

Tumor testikuler

i. Lesi orbital non-neoplastik:

Hemangioma/limfangioma kavernosa: Lesi jinak yang sering terjadi pada dewasa.

Pseudotumor

Eksoftalmos endokrin

Granulomatosis Wagener

Histiositosis X

Sarkoidosis

Fistula karotid-kavernosa tampil dengan eksoftalmos pulsatif.

F. Manifestasi Klinis

a. Nyeri orbital

Jelas pada tumor ganas yang tumbuh cepat, namun juga merupakan gambaran khas
'pseudotumor' jinak dan fistula karotid-kavernosa.

b. Proptosis

Pergeseran bola mata kedepan adalah gambaran yang sering dijumpai, berjalan bertahap dan tak
nyeri dalam beberapa bulan atau tahun (tumor jinak) atau cepat (lesi ganas).

c. Arah bola mata tidak lurus kedepan

d. Turunnya penglihatan sampai buta

Penglihatan terganggu akibat terkenanya saraf optik atau retina, atau tak langsung akibat
kerusakan vaskuler.

e. Penglihatan ganda

f. Nyeri

g. Merah

h. Pembengkakan kelopak atau terlihatnya massa tumor

Mungkin jelas pada pseudotumor, eksoftalmos endokrin atau fistula karotid-kavernosa.


i. Palpasi

Bisa menunjukkan massa yang menyebabkan distorsi kelopak atau bola mata, terutama dengan
tumor kelenjar lakrimal atau dengan mukosel.

j. Pulsasi

Menunjukkan lesi vaskuler; fistula karotidkavernosa atau malformasi arteriovenosa, dengarkan


adanya bruit.

k. Gerak mata

Sering terbatas oleh sebab mekanis, namun bila nyata, mungkin akibat oftalmoplegia endokrin
atau dari lesi saraf III, IV, dan VI pada fisura orbital (misalnya sindroma Tolosa Hunt) atau sinus
kavernosus.

G.

Gangguan mekanisme pengendalian pertumbuhan normal

Berfungsinya onkogen

(karsinogenic Agent)
Patofisiologi

Mutasi gen pengendali pertumbuhan

Infeksi virus

( Virus SV 4)
H. Pemeriksaan Penunjang dan Diagnostik

Sebagian tumor orbita dapat dengan mudah diidentifikasi, namun ada tumor orbita yang tidak
terihat sampai berkembang membesar sehingga menimbulkan kelainan di orbita. Tumor orbita
sering didiagnosa dengan bantuan CT-Scan atau MRI, sementara itu diagnosa pasti melalui
pemeriksaan patologi anatomi.

a. Foto polos orbit

Menunjukkan erosi lokal (keganasan), dilatasi foramen optik (meningioma, glioma saraf optik) dan
terkadang kalsifikasi (retinoblastoma, tumor kelenjar lakrimal). Meningioma sering menyebabkan
sklerosis lokal.
b. CT scan orbit

Menunjukkan lokasi tepat patologi intraorbital dan memperlihatkan adanya setiap perluasan
keintrakranial.

c. Venografi orbital

Mungkin membantu.

d. Pencitraan tomografi terkomputer pada tumor orbita

Tomografi terkomputer ini sangat membantu karena dengan alat itu dapat terlihat dengan jelas
seluruh jaringan lunak orbita dan tulang-tulangnya sekalipun. Dengan tomografi terkomputer
diperoleh kesehatan nilai akurasi sampai sekitar 80-85 %, hal ini dapat dicapai, oleh karena dengan
pemeriksaan tomografi terkomputer tampak perbedaan densitas jaringan yang rnembentuk jenis
tumor tersehut Untuk lesi yang terletak di retrobulbair dengan pemeriksaan tomografi terkomputer
didapatkan nilai akurasi 99.4 %. Hasil pemeriksaan tomografi terkomputer yang negatif palsu dapat
terjadi bila lesi terbatas di daerah bulbus okuli.

Pemeriksaan diagnostik pada mata secara umum sebagai berikut :

a. Kartu mata Snellen/ mesin telebinokular (tes ketajaman penglihatan dan sentral penglihatan) ;
mungkin terganggu dengan kerusaakan kornea, lensa, aqueus atau vitreus Humour, kesalahan
refraksi atau penyakit system saraf atau penglihatan ke retina atau jalan optic.

b. Lapang penglihatan ; penurunanan yang disebabkan oleh CSV, massa tumor pada hipofisis/
otak, karotis atau patologis arteri serebral atau Glaukoma.

c. Tonografi ; mengkaji intraokuler (TIO) (normal 12-25 mmHg)

d. Gonioskopi ; membantu membedakan sudut terbuka dan sudut tertutup pada glaukoma.

e. Oftalmoskopi ; mengkaji struktur internal okuler, mencatat atrofi lempeng optic, papiledema,
perdarahan retina dan mikroanurisme.

Pemeriksaan darah lengkah, laju sedimentasi (LED) ; menunjukkan anemia sistemik / infeksi.

I. Penatalaksanaan

Penanganan tumor orbita bervariasi bergantung pada ukuran, lokasi, dan tipe tumor. Sebagian
tumor orbita hanya membutuhkan terapi medis (obat-obatan) dan sebagian membutuhkan tindakan
yang lebih radikal yaitu mengangkat secara total massa tumor, sebagian lainnya tidak
membutuhkan terapi. Kadang-kadang setelah pengangkatan massa tumor pasien masih
membutuhkan terapi tambahan seperti radioterapi (sinar) dan kemoterapi.

a. Tumor jinak

Memerlukan eksisi, namun bila kehilangan penglihatan merupakan hasil yang tak dapat
dihindarkan, dipikirkan pendekatan konservatif.

b. Tumor ganas

Memerlukan biopsi dan radioterapi. Limfoma juga berreaksi baik dengan khemoterapi. Terkadang
lesi terbatas (misal karsinoma kelenjar lakrimal) memerlukan reseksi radikal.

Pendekatan operatif :

Pengobatan tumor mata umumnya bersifat operatif. Kadang-kadang diperlukan pemberian obat
antikanker (sitostatika) atau penyinaran. Organ mata relatif kecil, sehingga operasi tumor sering sulit
dilakukan tanpa mengorbankan mata, apalagi jika datang pada stadium lanjut. Selain itu,
penanganan tumor harus tuntas, operasi tidak bersih menyebabkan kekambuhan.

a. Orbital medial, untuk tumor anterior, terletak dimedial saraf optik.

b. Transkranial-frontal, untuk tumor dengan perluasan intrakranial atau terletak posterior dan
medial dari saraf optik.

c. Lateral, untuk tumor yang terletak superior, lateral, atau inferior dari saraf optik.

Prioritas Keperawatan

a. Mencegah penyimpangan penglihatan lanjut

b. Meningkatkan adaptasi terhadap perubahan / penurunan ketajaman penglihatan

c. Mencegah komplikasi

d. Memberikan informasi tentang proses penyakit/ prognosis dan kebutuhan pengobatan

J. Komplikasi

a. Glaukoma, adalah suatu keadaan dimana tekanan bola mata tidak normal atau lebih tinggi dari
pada normal yang mengakibatkan kerusakan saraf penglihatan dan kebutaan.

b. Keratitis ulseratif, yang lebih dikenal sebagai ulserasi kornea yaitu terdapatnya destruksi
(kerusakan) pada bagian epitel kornea.
Keratitis merupakan kelainan akibat terjadinya infiltrasi sel radang pada kornea yang akan
mengakibatkan kornea menjadi keruh.

2.2 LANDASAN TEORITIS ASUHAN KEPERAWATAN

A. Pengkajian

1. Pengkajian Identitas Klien

Pasien (diisi lengkap)

Nama :

Umur :

Jenis Kelamin :

Status Perkawinan :

Agama :

Pendidikan :

Pekerjaan :

Alamat :

Tgl Masuk RS :

Penanggung Jawab (diisi lengkap)

Nama :

Umur :

Jenis Kelamin :

Agama :

Pendidikan :

Pekerjaan :

Alamat :

2. Pengkajian Riwayat Kesehatan

Keluhan utama
(keluhan yang dirasakan pasien saat dilakukan pengkajian).

Apakah klien mengalami gangguan penglihatan/adanya benjolan pada mata.

Riwayat kesehatan sekarang

(riwayat penyakit yang diderita pasien saat masuk rumah sakit).

Apakah ada benjolan pada daerah sekitar mata/dahi, ada perasaan yang tidak nyaman akibat adanya
benjolan, nyeri, takut. Tampak benjolan pada daerah orbita, kaji ukuran benjolan, jenis benjolan
(keras, lunak, mobile/tidak ).

Riwayat kesehatan yang lalu

(riwayat penyakit yang sama atau penyakit lain yang pernah diderita oleh pasien).

Apakah klien punya riwayat trauma pada mata atau riwayat penyakit tumor, memiliki faktor resiko
penyakit mata (memiliki diabetes, tekanan darah tinggi, riwayat penyakit mata dalam keluarga
seperti glaukoma, atau mengkonsumsi obat-obatan yang mempengaruhi mata).

Riwayat kesehatan keluarga

(adakah riwayat penyakit yang sama diderita oleh anggota keluarga yang lain atau riwayat penyakit
lain baik bersifat genetis maupun tidak).

Apakah ada anggota keluarga yang juga pernah terkena penyakit tumor mata, tumor lain, atau
penyakit degeneratif lainnya

3. Pemeriksaan Fisik

Keadaan umum

GCS

Tanda Vital ( tekanan darah, nadi, respirasi, suhu)

Kesadaran

Pemeriksaan Mata : Status lokalis (Visus, koreksi, skiaskopi, tonometri, kedudukan,


pergerakan, Palpebrae Superior, Palpebrae inferior, Konjungtiva palpabrae, Konjungtiva bulbi,
Konjungtiva forniks, skera, iris, pupil, lensa, funduskopi, refleks fundus, Corpus Vitreum, tens oculi,
Sistem Lakrimalis

B. Pengkajian 11 Fungsional Gordon

Pengkajian berdasarkan pola fungsional Gordon preoperasi

1. Pola persepsi kesehatan manajemen kesehatan


Tanyakan pada klien bagaimana pemahaman pasien dan keluarga tentang rencana prosedur
bedah dan kemungkinan gejala sisanya yang dikaji bersamaan dengan reaksi pasien terhadap
rencana pembedahan mata.

Menanyakan pada klien tentang pengalaman pembedahan, pengalaman anestesi, riwayat


pemakaian tembakau, alkohol, obat-obatan.

Biasanya klien mengalami perubahan status kognitif karena pembedahan yang akan dihadapi.

2. Pola nutrisi metabolik

Tanyakan kepada klien bagaimana pola makannya sebelum sakit dan pola makan setelah sakit?

Apakah ada perubahan pola makan klien?

Kaji apa makanan kesukaan klien?

Kaji riwayat alergi makanan maupun obat-obatan tertentu.

Tanyakan kebiasaan makanan yang dikonsumsi klien, apakah klien sebelumnya jarang
mengonsumsi makanan yang mengandung vitamin A, dan vitamin E

Biasanya klien dengan glaukoma akut akan merasa mual / muntah

3. Pola eliminasi

Kaji bagaimana pola miksi dan defekasi klien apakah mengalami gangguan?

Kaji apakah klien menggunakan alat bantu untuk eliminasi nya?.

4. Pola aktivas latihan

Kaji bagaimana klien melakukan aktivitasnya sehari-hari sebelum menghadapi pembedahan,


apakah klien dapat melakukannya sendiri atau malah dibantu keluarga?

Apakah aktivitas terganggu karena gangguan penglihatan yang dihadapinya?

5. Pola istirahat tidur

Kaji perubahan pola tidur klien sebelum menghadapi oprasi, berapa lama klien tidur dalam
sehari?

Apakah klien mengalami gangguan dalam tidur, seperti nyeri pada mata, pusing, dan lain lain.

Keadaan pasien yang cemas akan mempengaruhi kebutuhan tidur dan istirahat (Ruth F.
Craven, Costance J Himle, 2000). Pada pasien preoperasi yang terencana mengalami kecemasan
yang mengakibatkan terjadinya gangguan pola tidur antara 3 5 jam, sedangkan kebutuhan tidur
dan istirahat normal adalah antara 7 8 jam. (Gunawan L, 2001).

6. Pola kognitif persepsi

Kaji tingkat kesadaran klien, apakah klien mengalami gangguan penglihatan


Apakah klien mengalami kesulitan saat membaca atau melihat

Apakah menggunakan alat bantu melihat

Bagaimana hasil visus

Apakah ada keluhan pusing dan bagaimana gambarannya

Klien akan mengalami gangguan penglihatan (kabur/ tak jelas), sinar terang menyebabkan silau
dengan kehilangan bertahap penglihatan perifer, kesulitan memfokuskan kerja dengan dekat/
merasa di ruang gelap. Penglihatan berawan/ kabur, tampak lingkaran cahaya/ pelangi sekitar sinar,
kehilangan penglihatan perifer, fotofobia. Perubahan kacamata / pengobatan tidak memperbaiki
penglihatan.

Pada mata tampak kecoklatan atau putih susu pada pupil (katarak). Pupil menyempit dan
merah / mata keras dengan kornea berawan (glaucoma akut). Peningkatan air mata.

Adanya ketidaknyamanan ringan/ mata berair (glaukoma kronis). Nyeri tiba-tiba/ berat
menetap atau tekanan pada sekitar mata, sakit kepala (glaucoma akut)

7. Pola persepsi diri dan konsep diri

Kaji bagaimana klien memandang dirinya dengan penyakit yang dideritanya apakah klien
merasa rendah diri ?

Biasanya klien akan takut akan terjadi hal yang tidak diinginkan setelah operasi.

Apakah sering merasa marah, cemas, takut, depresi, karena terjadi perubahan dalam
penglihatan.

8. Pola peran hubugan

Kaji bagaimana peran fungsi klien dalam keluarga sebelum dan selama dirawat di Rumah Sakit
dan bagaimana hubungan sosial klien dengan masyarakat sekitarnya?

Pola peran hubungan klien dengan orang lain tergantung dengan kepribadiannya. Klien dengan
kepribadian tipe ekstrovert pada orang biasanya memiliki ciri-ciri mudah bergaul, terbuka, hubungan
dengan orang lain lancar dan mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan sekitar. Hal ini akan
menyebabkan seseorang lebih terbuka, lebih tenang serta dapat mengurangi rasa cemas dalam
menghadapi pra operasi.

9. Pola reproduksi dan seksualitas

Kaji apakah ada masalah hubungan dengan pasangan?

Apakah ada perubahan kepuasan pada klien berkaitan dengan kecemasan dan ketakutan
sebelum operasi?

Pada pasien baik preoperasi maupun postoperasi terkadang mengalami masalah tentang efek
kondisi/terapi pada kemampuan seksualnya
10. Pola koping dan toleransi stress

Kaji apa yang biasa dilakukan klien saat ada masalah?

Apakah klien menggunakan obat-obatan untuk menghilangkan stres?

Pada pasien pre operasi dapat mengalami berbagai ketakutan . Takut terhadap anestesi, takut
terhadap nyeri atau kematian, takut tentang ketidaktahuaan atau takut tentang derformitas atau
ancaman lain terhadap citra tubuh dapat menyebabkan ketidaktenangan atau ansietas (Smeltzer
and Bare, 2002).

11. Pola nilai dan kepercayaan

Kaji bagaimana pengaruh agama terhadap klien menghadapi pembedahan?

Pengkajian pola fungsional Gordon postoperasi

1. Pola persepsi kesehatan manajemen kesehatan

Tanyakan pada klien bagaimana pandangannya tentang penyakit yang dideritanya dan
pentingnya kesehatan bagi klien?

Bagaimana pandangan klien tentang penyakitnya setelah pembedahan?

Apakah klien merasa lebih baik setelah pembedahan?

Apakah klien mengetahui cara merawat matanya pasca operasi?

2. Pola nutrisi metabolik

Tanyakan kepada klien bagaimana pola makannya sebelum sakit dan pola makan setelah sakit?

Apakah ada perubahan pola makan klien?

Kaji apa makanan kesukaan klien?

Kaji riwayat alergi klien.

Kaji apakah klien mengetahui makanan yang dapat mempengaruhi proses kesembuhan
matanya?

Biasanya klien akan dipasangi infus, monitor, respirator pasca operasi

3. Pola eliminasi

Kaji bagaimana pola miksi dan defekasi klien setelah pembedahan?

Apakah mengalami gangguan?

Kaji apakah klien menggunakan alat bantu untuk eliminasi nya?.


4. Pola aktivas latihan

Kaji bagaimana klien melakukan aktivitasnya sehari-hari, apakah klien dapat melakukannya
sendiri atau malah dibantu keluarga?

Ada beberapa aktivitas atau kegiatan yang dilarang dalam waktu tertentu pasca operasi.

pasca operasi klien dalam posisi tertelentang dan monitor jika terjadi perdarahan dan adanya
penurunan kesadaran

5. Pola istirahat tidur

Kaji perubahan pola tidur klien selama sehat dan sakit, berapa lama klien tidur dalam sehari?

Apakah klien mengalami gangguan dalam tidur pasca operasi seperti nyeri dan lain lain.
Biasanya pasien mengalami gangguan tidur karena nyeri pasca operasi dan menjaga posisi saat tidur.

6. Pola kognitif persepsi

Kaji apakah ada komplikasi pada kognitif, sensorik, maupun motorik setelah pembedahan,
terutama pada mata klien.

7. Pola persepsi diri dan konsep diri

Kaji bagaimana klien memandang dirinya pasca operasi?

Apakah klien merasa optimis dengan kesembuhan pada matanya?

8. Pola peran hubugan

Kaji bagaimana peran fungsi klien dalam keluarga sebelum dan selama dirawat di Rumah Sakit
pasca operasi?

Bagaimana hubungan social klien dengan masyarakat sekitarnya?

9. Pola reproduksi dan seksualitas

Kaji apakah ada masalah hubungan dengan pasangan?

Apakah ada perubahan kepuasan pada klien?

Pada klien baik preoperasi maupun postoperasi terkadang mengalami masalah tentang efek
kondisi/terapi pada kemampuan seksualnya

10. Pola koping dan toleransi stress

Kaji apa yang biasa dilakukan klien saat ada masalah, terutama cemas karena tidak tahu
kepastian kesembuhan matanya?

Apakah klien menggunakan obat-obatan untuk menghilangkan stres?

11. Pola nilai dan kepercayaan


Kaji bagaimana pengaruh agama terhadap klien menghadapi penyakitnya?

Apakah ada pantangan agama dalam proses penyembuhan klien?

C. Asuhan keperawatan

Diagnosa keperawatan preoperasi

Diagnosa keperawatan yang dapat muncul adalah:

1. Gangguan persepsi penglihatan

2. Gangguan rasa nyaman nyeri b.d adanya massa pada mata

3. Knowledge deficit (kurang pengetahuan) tentang penyakit, prognosis dan pengobatan b.d
kurangnya informasi

NANDA 1

Gangguan persepsi penglihatan

Defenisi:

Perubahan dalam jumlah maupun pola rangsangan yang diterima yang disertai dengan penyusutan,
pelebihan, penyimpangan, atau gangguan tanggapan terhadap rangsangan tersebut.

Batasan karakteristik:

Berubahnya ketajaman pancaindera

Berubahnya respon yang umum terhadap rangsangan

Distorsi pancaindera

NOC 1 :

Orientasi Kognitif

Indikator:

Mampu mengenal diri sendiri

Mampu mengenal orang penting lainnya


Mampu mengenal tempat yang sekarang

Kompensasi tingkah laku Penglihatan

Indikator:

Pantau gejala dari semakin buruknya penglihatan

Mampu memposisikan diri untuk penglihatan

Menggunakan layanan pendukung untuk penglihatan yang lemah

Menggunakan alat bantu penglihatan yang lemah

NIC 1:

Peningkatan Komunikasi : Defisit Melihat

Aktifitas:

o Kenali diri sendiri ketika memasuki ruang pasien

o Catat reaksi pasien terhadap rusaknya penglihatan (misal, depresi, menarik diri, dan menolak
kenyataan)

o Menerima reaksi pasien terhadap rusaknya penglihatan

o Andalkan penglihatan pasien yang tersisa sebagaimana mestinya

o Gambarkan lingkungan kepada pasien

o Jangan memindahkan benda-benda di kamar pasien tanpa memberitahu pasien

o Memprakarsai untuk menyerahkan ke ahli terapi sebagaimana mestinya

o Rujuk pasien dengan masalah penglihatan ke agen yang sesuai

Manajemen Lingkungan

o Ciptakan lingkungan yang aman untuk klien

o Hilangkan bahaya lingkungan (misal, permadani yang bisa dilepas-lepas dan kecil, mebel yang
dapat dipindah-pindahkan)

o Hilangkan objek-objek yang membahayakan dari lingkungan

o Kawal klien selama kegiatan-kegiatan di bangsal sebagaimana mestinya


o Tempatkan benda-benda yang sering digunakan dekat dengan jangkauan

o Sediakan tempat tidur tinggi-rendah yang sesuai

o Manipulasi pencahayaan untuk kebaikan terapeutik

o Sediakan alat-alat yang adaptif (misal, bangku untuk melangkah atau pegangan tangan) yang
sesuai

o Susun perabotan di dalam kamar dalam tatakan yang sesuai yang bagus dalam mengakomodasi
ketidakmampuan pasien ataupun keluarga

o Tempatkan benda-benda yang sering digunakan dekat dengan jangkauan

o Kurangi stimulus lingkungan sebagaimana mestinya

o Hindarkan mengekspos yang tak penting, draf-draf, memanas-manasi, atau menakut-nakuti

o Batasi pengunjung

o Bawa benda-benda yang familiar dari rumah

o Ijinkan keluarga/orang tertentu lainnya untuk tetap bersama pasien

o Didik pasien dan pengunjung mengenai perubahan/tindakan pencegahan, sehingga mereka tidak
akan dengan segaja mengganggu lingkungan yang direncanakan

o Beri keluarga/orang penting lainnya informasi tentang menciptakan lingkungan rumah yang aman
bagi pasien

NANDA 2

Ganggguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan adanya massa dalam mata p. 352

Defenisi: merasakan kurang, bantuan, dan kelebihan fisik, psikospiritual, lingkungan dan dimensi
social.

Batasan karakteristik:

Gejala penyakit yang berhubungan

Gangguan pola tidur

Melaporkan ketidaknyamanan

Melaporkan gelisah

NOC 2
Comfort level (tingkat kenyamanan) p. 173

Indikator:

Melaporkan kecewa dengan control gejala

Melaporkan kecewa dengan control nyeri

Menyatakan kecewa dengan tingkat kenyamanan

NIC 2

Pain management (Manajemen nyeri) p. 412

Aktivitas:

o Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk lokasi karakteristik, durasi, frekuensi,
kualitas, dan factor presipitasi

o Observasi reaksi non verbal dari ketidaknyamanan

o Gunakan teknik komunikasi terapeutik untuk mengetahui pengalaman nyeri pasien

o Kaji budaya yang mempengaruhi respion nyeri

o Determinasi akibat nyeri terhadap kualitas hidup

o Bantu pasien dan keluarga untuk mencari dan menemukan dukungan

o Control ruangan yang dapat mempengaruhi nyeri

o Kurangi factor presipitasi nyeri

o Pilih dan lakukan penanganan nyeri

o Ajarkan pasien untuk memonitor nyeri

o Kaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan intervensi

o Berikan analgetik untuk mengurangi nyeri

o Evaluasi keefektifan control nyeri

o Tingkatkan istirahat

o Kolaborasikan dengan dokter jika ada keluhan dan tindakan nyeri tidak berhasil

o Monitor penerimaan pasien tentang manajemen nyeri


NANDA 3

Knowledge deficit (kurang pengetahuan) tentang penyakit, prognosis dan pengobatan b.d
kurangnya informasi

Defenisi :tidak adanya atau kurangnya informasi kognitif berhubungan dengan topik
spesifik.

Batasan karakteristik:

Mengikuti instruksi yang tidak akurat

Tidak familiar dengan informasi

NOC 3

Pengetahuan :proses penyakit

Indikator :

Kenalkan pasien dengan nama penyakit

Deskripsikan proses penyakit

Deskripsikan penyebab atau factor yang berkonstribusi

Deskripsikan factor resiko

Deskripsikan efek penyakit

Deskripsikan komplikasi

Deskripsikan pengukuran untuk meminimalisasi perkembangan penyakit

Pengetahuan : aktivitas pengobatan

Mengidentifikasi aktifitas pengobatan

Menjelaskan tujuan aktifitas

Mendeskripsikan efek dari aktifitas

Mendeskripsikan aktifitas yang terbatas

Mendeskripsikan aktifitas pencegahan

Mendeskripsikan faktor toleransi aktifitas yang rendah

Mendeskripsikan strategi peningkatan aktifitas secara berlanjut


Mendeskripsikan bagaimana mengamati aktifitas

Melaksanakan pengontrolan aktifitas diri

Mendeskripsikan hambatan-hambatan untuk melakukan implementasi rutin

Mendeskrispsikan rencana pelaksanaan latihan

Mendeskrispsikan praktik latihan

NIC 3

Mengajarkan :proses penyakit

Defenisi :membantu pasien untuk memahami informasi berhubungan dengan proses


penyakit yang spesifik

Aktivitas :

o Menilai level pengetahuan pasien berhubungan dengan proses penyakit

o Jelaskan patofisiologi penyakit dan hubungannya dengan anatomi dan fisiologi

o Deskripsikan tanda umum dan symptom penyakit

o Mendeskripsikan proses penyakit secara tepat

o Identifikasi penyebab yang mungkin

o Sediakan informasi kepada pasien tentang kondisi

o Sediakan informasi pada keluarga atau yang lainnya tentang kemajuan pasien

o Sediakan informasi tentang pengobatab diagnostik

o Diskusikan terapi atau pilihan pengobatan

o Jelaskan komplikasi kronik yang mungkin

o Memperjelas informasi, disediakan oleh anggota tim kesehatan lainnya

Mengajarkan : Prosedur/Pengobatan

o Informasikan pada pasien/orang penting lainnya tentang kapan dan dimana prosedur/pengobatan
akan dilakukan, dengan tepat

o Informasikan pada pasien/orang penting lainnya tentang berapa lama prosedur/pengobatan yang
diharapkan

o Informasikan pada pasien/orang penting lainnya yang akan melakukan prosedur/pengobatan


o Menjelaskan maksud dari prosedur/pengobatan

o Menjelaskan prosedur/pengobatan

o Instruksikan pada pasien bagaimana bekerjasam/berrpartisipasi selama prosedur/pengobatan,


dengan tepat

o Mengatur perjalanan dari prosedur/ruang pengobatan dan area tunggu, dengan tepat

o Memperkenalkan pasien pada staf yang akan terlibat dalam prosedur/pengobatan, dengan tepat

o Menjelaskan kebutuhan untuk peralatan yang pasti (contoh: peralatan monitor) dan fungsinya

o Mendiskusikan kebutuhan untuk tindakan khusus selama prosedur/pengobatan, dengan tepat

o Informasikan pada pasien bagaimana mereka dapat membantu pada proses penyembuhan

o Menyediakan informasi ketika dan dimana hasilnya akan didapat dan bagaimana menjelaskannya

o Mendiskusikan pengobatan alternative, dengan tepat

o Mengikutsertakan keluarga/orang penting lainnya, dengan tepat

Diagnosa keperawatan post operasi

Diagnosa keperawatan yang dapat muncul adalah:

1. Kecemasan berhubungan dengan hasil pembedahan.

2. Kurang pengetahuan berhubungan dengan perawatan pasca operasi

NANDA 1

Cemas berhubungan dengan hasil dari pembedahan (p. 242)

Defenisi:

Sebuah perasaan ketidaknyamanan, tidak enak atau takut samar-samar disertai oleh respon otonom
sumbernya sering tidak spesifik atau tidak diketahui oleh individu; perasaan ketakutan yang
disebabkan oleh antisipasi bahaya. itu adalah mengubah sinyal yang memperingatkan bahaya yang
akan datang dan memungkinkan individu untuk mengambil langkah-langkah untuk menghadapi
ancaman

Batasan karakteristik:

Insomnia
Kawatir

Menggigil

Gelisah

Tidak nafsu makan

Tekanan darah meningkat

Sulit konsentrasi

NOC 1 :

Kontrol kecemasan (p. 116)

Indikator:

Memonitor intensitas kecemasan

Mengeliminasi penyebab kecemasan

Menurunkan stimulasi lingkungan ketika cemas

Merencanakan strategi koping

Gunakan strategi koping yag efektif

Gunakan teknik relaksasi

Perhatikan hubungan social

Laporkan tidur yang tidak adekuat

Control respon cemas

NIC 1:

Penurunan kecemasan (p.109)

Aktifitas:

o Gunakan ketenangan, meyakinkan pendekatan

o Jelaskan semua prosedur

o Lihat untuk mengerti perspektif pasien terhadap situasi stress

o Sediakan informasi tentang diagnosis, pengobatan, dan prognosis


o Tetap bersama pasien untuk kenyamanan dan mengurangi takut

o Tanggapi perilaku

o Ciptakan suasana untuk menfasilitasi kepercayaan

o Menyemangati secara verbal mengenai perasaan, persepsi, dan ketakutan

o Identifikasi perubahan tingkat kecemasan

o Bantu pasien mengidentifikasi situasi yang menurunkan kecemasan

o Ajarkan klien menggunakan teknik relaksasi

o Gunakan obat-obatan untuk mengurangi kecemasan, jika diperlukan

NANDA 2

Kurang pengetahuan berhubungan dengan perawatan pasca operasi

Defenisi:

Ketiadaan atau kekurangan informasi teori yang berhubungan yang berhubungan dengan suatu
topik tertentu/spesifik

Batasan karakteristik:

Keterbatasan teori

Kesalahan menafsirkan informasi

Tidak terbuka

Tidak ada minat dalam belajar

Ketiadaan daya ingat

Tidak tahu dengan sumber informasi

NOC 2 :

Pengetahuan: Prosedur Perawatan

Indikator:

Mendeskripsikan prosedur perawatan

Menjelaskan tujuan prosedur


Mendeskripsikan langkah prosedur

Mendeskripsikan bagaimana melakukan prosedur

Mendeskripsikan tindakan pencegahan yang berhubungan dengan prosedur

Mendeskripsikan prosedur yang terbatas Mendeskripsikan alat dan bahan perawatan


Menunjukkan prosedur perawatan

Mendeskripsikan tindakan mengatasi komplikasi

Mendeskripsikan efek samping yag potensial

NIC 2:

Mengajarkan: Setelah Operasi

Aktifitas:

o Informasikan kepada pasien dan orang lain yang penting tentang tanggal yang tetap, waktu, dan
penempatan perawatan

o Informasikan kepada pasien dan orang lain yang penting berapa lama perawatan diharapkan
berlangsung

o Menentukan pengalaman pasien yang berhubungan dengan pembedahan sebelumnya dan


tingkat pengetahuan yang berhubungan dengan perawatan

o Mendeskripsikan berbagai pengobatan setelah operasi, efek yang akan terjadi pada pasien, dan
dasar pemikiran untuk mengguanakannya

o Memperkenalkan pasien dengan staf yang akan dilibatkan dalam perawatan/perawtan setelah
operasi, dengan tepat

o Menjelaskan maksud dari tujuan setelah operasi

o Mendeskripsikan rutinitas sesudah operasi/perlengkapan (misalnya: pengobatan, perawatan yang


berhubungan dengan pernafasan, saluran, mesin, pendukung selang karet, pembalut luka
berhungan dengan pembedahan, ambulasi, diet, kunjungan keluarga, dan menjelaskannya secara
tepat, dengan tepat

o Informasikan pada pasien tentang bagaimana mereka dapat membantu proses penyembuhan
2.3 PENDIDIKAN KESEHATAN

Petunjuk Umum bagi Pasien setelah Operasi Mata

Petunjuk di bawah ini disiapkan sebagai informasi umum dan saran sehubungan dengan kondisi
mata dan dirancang sebagai panduan tentang bagaimana cara merawat mata.

Panduan perawatan mata ini tentunya tidak komprehensif dan mengikuti cara pencegahan ini tidak
sepenuhnya menjamin terhindar dari komplikasi. Namun, panduan ini berguna bagi untuk
perawatan mata setelah operasi dan dapat membantu mengurangi resiko yang dapat menyebabkan
komplikasi.

Tetap gunakan pelindung mata hingga keesokan harinya

Jangan menggunakan tetes mata / salep apapun pada mata yang akan dioperasi pada hari operasi

Klien mungkin diopname selama beberapa hari jika kondisi klien membutuhkan rawat inap pada saat
pemeriksaan dokter

Perawat akan membuka perban /pelindung mata keesokan harinya. Perawat akan membersihkan
mata dan mengenakan obat tetes mata / salep untuk klien. Sementara itu, perawat akan
menunjukkan kepada klien dan anggota keluarga cara menggunakan obat tetes mata dan saran
mengenai cara perawatan mata klien

Ada kemungkinan mata klien sedikit kemerahaan dan bengkak dan penglihatan menjadi buram,
namun efek ini akan hilang secara bertahap.

Intruksi Khusus

Hindari menggosok mata atau menutup mata terlalu erat atau memberikan tekanan apapun pada
mata selama enam (6) minggu

Nyeri ringan dapat diatasi dengan obat penahan nyeri (analgesic) yang diresepkan oleh dokter

Mata mungkin merasakan tidak nyaman yang disebabkan oleh jahitan operasi dan ketidaknyamanan
ini dapat berlangsung hingga jahitan dibuka

Hindari berenang hingga dokter mengijinkan

Hindari sabun dan air masuk kedalam kelopak mata saat mencuci muka

Cairan bercak darah dapat keluar dari mata selama beberapa hari pertama. Usap dengan tissue
bersih

Gunakan pelindung mata pada malam hari selama 3 hingga 4 (3 4) minggu untuk melindungi mata
tergosok dengan tidak sengaja

Mencuci rambut di salon dengan cara menengadahkan kepala anda kebelakang


Hindari batuk dan bersin kuat

Tidak perlu posisi tidur tertentu. Klien dapat berbaring dengan posisi yang nyaman; namun, hindari
tekanan pada mata yang dioperasi
BAB III

PENUTUP

Seperti di bagian tubuh lain, mata juga bisa terserang tumor, baik jinak maupun ganas. Tumor adalah
pertumbuhan atau tonjolan abnormal di tubuh. Tumor sendiri dibagi menjadi jinak dan ganas.
Tumor ganas disebut sebagai kanker. Tumor pada mata disebut juga tumor orbita.

Tumor orbita adalah tumor yang menyerang rongga orbita (tempat bola mata) sehingga merusak
jaringan lunak mata, seperti otot mata, saraf mata dan kelenjar air mata.

Gejala tumor orbita sulit diketahui karena tumbuh di belakang bola mata. Umumnya diketahui
setelah terjadi penonjolan pada mata, gangguan pergerakan mata, atau terasa sakit.

Tumor orbita dapat disebabkan oleh berbagai factor. Penyebab tumor mata terutama faktor genetik.
Penanganan tumor orbita bervariasi bergantung pada ukuran, lokasi, dan tipe tumor.

Prioritas Keperawatan adalah mencegah penyimpangan penglihatan lanjut, meningkatkan adaptasi


terhadap perubahan / penurunan ketajaman penglihatan, mencegah komplikasi, memberikan
informasi tentang proses penyakit/ prognosis dan kebutuhan pengobatan.

DAFTAR PUSTAKA
Closkey ,Joane C. Mc, Gloria M. Bulechek.(1996). Nursing Interventions Classification (NIC). St. Louis
:Mosby Year-Book.

Johnson,Marion, dkk. (2000). Nursing Outcome Classifications (NOC). St. Louis :Mosby Year-Book

Juall,Lynda,Carpenito Moyet. (2003).Buku Saku Diagnosis Keperawatan edisi 10.Jakarta:EGC

Smeltzer, Suzanne C. and Brenda G. Bare. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah : Brunner
Suddarth, Vol. 3. EGC : Jakarta.

Wiley dan Blacwell. (2009). Nursing Diagnoses: Definition & Classification 2009-2011,
NANDA.Singapura:Markono print Media Pte Ltd

Singapore National Eye Centre. (2010). kondisi mata dan perawatan http://www.snec.com.sg/.
Diakses tanggal 16 September 2011

http://www.dexamedica.com, Tumor Orbita

http://www.angelfire.com/nc/neurosurgery/Orbita.html, Tumor Orbita

http://cyberwoman.cbn.net.id, Waspadai kanker mata

http://digilib.ui.ac.id/opac/themes/libri2/detail....

http://www.klinikmatanusantara-manado.com/file/859.pdf

http://ocw.usu.ac.id/course/download/...special.../sss155_slide_tumor_orbita.pdf

Ayyok Liat Artikel Menarikz Laennya

ASUHAN KEPERAWATAN PADA BAYI BARU L...

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PERIODE PER...

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PERIODE KEH...

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DERMA...

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN KATAR...

Ayyok Liat Artikel Menarikz Laennya


ASUHAN KEPERAWATAN PADA POSTPARTUM ...

ASUHAN KEPERAWATAN PADA BAYI BARU L...

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PERIODE PER...

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PERIODE KEH...

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DERMA...

Diposkan oleh Cicilia UzhouMackie YoSungBanGeuD di 09:16

Kirimkan Ini lewat Email

BlogThis!

Berbagi ke Twitter

Berbagi ke Facebook

Label: ASUHAN KEPERAWATAN, KEPERAWATAN DEWASA 3

Reaksi:

0 komentar:

Poskan Komentar

Tulis Komentnya Disini yaxc!!!!


Link ke posting ini

Buat sebuah Link

Posting Lebih Baru

Posting Lama

Beranda

Langgan: Poskan Komentar (Atom)

Search Here!!!

welcome

Get Your Own Hi5 Scroller Here

Seuntai Kisah

Cicilia UzhouMackie YoSungBanGeuD

aQu adalah Sperti Apa yG orG laeN LiHat!!!!!!

Lihat profil lengkapku

Where am i?????

Cicilia UZoemacki Bangerd

Buat Lencana Anda

By TwitterButtons.com

FoLLoWww My BloG...
All about....

Pimp-My-Profile.com - Build a Slideshow

Peliharaanku .,bantu kasih makan ya.,^_^

Virtual Pet Cat for Myspace

BanGeuD's Time

cReate yOuR Own Message AnimatiOn

Sosok Yg Kan Slalu dirinDukan

Aku ini bukan apa-apa kalau tanpa rakyat. Aku besar karena rakyat, aku berjuang karena rakyat dan
aku penyambung lidah rakyat. [Menggali api Pancasila, hlm. 11] Seringkali aku merasakan badanku
seperti akan lemas, nafasku akan berhenti, apabila aku tidak bisa keluar dan bersatu dengan rakyat
jelata yang melahirkanku. [Bung Karno penyambung lidah rakyat, hlm. 13 ]

Jendela UzhouMacKie YoSungBangeud


GO...GO...GO...TIMNAS!!

Bambang Pamungkas (official website)

Jakmania 4Ever

SupErB2sTBanG20

2day : Greyson Chance- Waiting Outside The Lines

Gratisan Musik

My Visitors

Daftar Tamu

Label

2PM (1)

ASUHAN KEPERAWATAN (48)

B1A4 (5)
B2ST/BEAST (39)

BIGBANG (23)

C.N BLUE (7)

CERITA LUCU (6)

DAVID ARCHULETA (17)

DOWNLOAD IMAGES (4)

DOWNLOAD MP3 (38)

EMINEM (4)

FAKTA UNIK DAN AMAZING (4)

GARUDA DI DADAKU (11)

GREEN DAY (7)

HEALTHY (3)

ILMU DASAR KEPERAWATAN 5 (9)

ILMU DASAR KEPERAWATAN 6 (15)

ILMU DASAR KEPERAWATAN 7 (5)

IMAGES : BIGBANG (2)

IMAGES : SUPER JUNIOR (22)

JASON MIRAZ (1)

JESSE MCCARTNEY (3)

KEPERAWATAN ANAK (10)

KEPERAWATAN DEWASA 1 (18)

KEPERAWATAN DEWASA 2 (15)

KEPERAWATAN DEWASA 3 (20)

KEPERAWATAN GAWAT DARURAT (2)

KEPERAWATAN JIWA (6)

KETERAMPILAN DASAR DALAM KEPERAWATAN (10)

KISAH ABU NAWAS (34)


KISAH HIKMAH (16)

KOLEKSI KOMIK: CANDY-CANDY (3)

KOLEKSI KOMIK: DEATH NOTE (1)

LIRIK (49)

MAHER ZAIN (6)

MANAJEMEN KEPERAWATAN (2)

MY CHEMICAL ROMANCE (15)

NANDA NOC NIC (1)

NARUTO (3)

NURSING INFORMATIK (2)

ONE REPUBLICK (1)

OST GOD OF STUDY (2)

OST YOU'RE BEAUTIFUL (7)

PENDIDIKAN KESEHATAN (8)

SAINS (2)

SEAMO (1)

SEHAT-SAKIT (1)

SEJARAH HIDUP NABI MUHAMMAD SAW ( Muhammad Husain Haekal) (14)

SUPER JUNIOR (16)

JejaCk TerAkHir...

Thankz 4 Coming.,

[Tutup]

WASSALAM....
Diberdayakan oleh Blogger.

Você também pode gostar