Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
DISUSUN OLEH :
1. Fiorentina Sinurat 21080115120016
2. Aaf Efiana 21080115120034
3. Ika Yunita Saputri 21080115120045
4. Aida Nor Muzdalifah 21080115120054
5. Monica Merybath Siregar 21080114120019
6. Arum Choirun Nisa 21080114120037
7. Dickie Perdana Mukti 21080113120016
8. Ervando Tommy Al Hanif 21080113140081
9. Oxzha Audiba Indra T. 21080112140029
10. Rezananda Anggriawan 21080112140137
1
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah penggunaan energi di Gedung Teknik Elektro Universitas
Diponegoro?
2. Apakah penggunaan energi di Gedung Teknik Elektro Universitas
Diponegoro sudah efisien?
1.3 Tujuan
1. Mengetahui penggunaan energi di Gedung Teknik Elektro Universitas
Diponegoro
2. Mengetahui efisiensi energi di Gedung Teknik Elektro Universitas
Diponegoro
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
3
2.2 Kriteria Audit Energi
2.2.1 Kriteria Umum
Audit energi dianjurkan untuk dilaksanakan terutama pada gedung
perkantoran, pusat belanja, hotel, apartemen, dan rumah sakit.
Dengan melaksanakan audit energi diharapkan :
a. Dapat diketahui besarnya intensitas konsumsi energi (IKE) pada bangunan
tersebut.
b. Dapat dicegah pemborosan energi tanpa harus mengurangi tingkat
kenyamanan gedung yang berarti pula penghematan biaya energi.
c. Dapat diketahui profil penggunaan energi
d. Dapat dicari upaya yang perlu dilakukan dalam usaha meningkatkan
efisiensi penggunaan energi.
yang telah menetapkan IKE listrik untuk perkantoran sebesar 210 kWH/m2 per
tahun.
Dalam menghitung besarnya IKE listrik pada bangunan gedung, ada
beberapa istilah yang digunakan, antara lain :
4
a. IKE listrik per satuan luas kotor gedung.
Luas kotor = luas total gedung yang dikondisikan (ber AC) + luas
total gedung yang tidak dikondisikan (tanpa AC).
b. IKE listrik persatuan luas total gedung yang dikondisikan (netto)
c. IKE persatuan luas ruang dari gedung yang disewakan ( net
product)
Sebagai pedoman, telah ditetapkan nilai standar IKE untuk bangunan di
Indonesia yang telah ditetapkan oleh Depatemen Pendidikan Nasional Republik
Indonesia tahun 2004.
Tabel 2.1
Standar IKE Departemen Pendidikan Nasioal Republik Indonesia
Proses audit energi terdiri dari dua bagian yaitu audit energi awal dan audit
energi rinci. Audit energi awal pada dapat dilakukan pemilik/pengelola gedung
yang bersangkutan berdasarkan data rekening pembayaran energi yang dikeluarkan
dan luas gedung.
Disarankan IKE dari hasil audit energi awal disampaikan kepada asosiasi
profesi atau instansi yang bersangkutan untuk dijadikan bahan informasi dan
masukan dalam menetapkan IKE yang baru.
Audit energi terinci dilakukan apabila nilai IKE lebih besar dari nilai standar.
Rekomendasi yang disampaikan oleh TIM hemat Energi (THE) yang dibentuk oleh
5
pemilik/.pengelola gedung bangunan dilaksanakan sampai diperolehnya nilai IKE
sama atau lebih kecil dari nilai standar, dan selalu diupayakan untuk dipertahankan
atau diusahakan lebih rendah di masa mendatang.
Proses audit energi yang disarankan seperti ditunjukkan dalam bagan di
bawah ini.
6
3. Tentukan armatur yang efisien;
4. Tentukan tata letak armatur dan pemilihan jenis, bahan dan warna
permukaan ruangan (dinding, lantai, langit-langit);
5. Hitung jumlah Fluks luminus (lumen) dan jumlah lampu yang diperlukan;
dengan menggunakan persamaan :
F
E
A x Kp x Kd
a. Kp = koefisien penggunaan
b. Kd = koefisien depresiasi
7
2.2.5 Nilai Intensitas Konsumsi Energi (IKE)
Salah satu ukuran hemat tidaknya suatu bangunan dalam memakai energi
adalah Intensitas Konsumsi Energi (IKE). Intensitas Konsumsi Energi (IKE) adalah
perbandingan antara konsumsi energi dengan satuan luas bangunan gedung.
IKE (kWh/m2) =
Tabel 2.2
Standar IKE
8
BAB III
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
E = 52 lux
Jumlah lampu (18 watt) = 6 buah = 108 watt/hour
Luas = 60 m2
AC (Split National 1 pk) 2750 watt = 2 buah = 5500 watt/hour
Penggunaan energi :
100 8 20
Lampu =
108 8 20
= 60 2
= 288 2
= 0,288 2
5500 8 20
AC =
5500 8 20
= 60 2
= 14666 2
= 14,666 2
Total = 0,288 + 14,666 = 14,954 kwh/m2/bulan
2. Lantai 2
Ruang Kuliah
E = 53 lux
Jumlah lampu (18 watt) = 6 buah = 100 watt/hour
Luas = 60 m2
9
AC (Split National 1 pk) 2750 watt = 2 buah = 5500 watt/hour
Penggunaan energi :
100 8 20
Lampu =
108 8 20
= 60 2
= 288 2
= 0,288 2
5500 8 20
AC =
5500 8 20
= 60 2
= 14666 2
= 14,666 2
Total = 0,288 + 14,666 = 14,954 kwh/m2/bulan
3. Lantai 3
Ruang Kuliah
E = 53 lux
Jumlah lampu (18 watt) = 6 buah = 100 watt/hour
Luas = 60 m2
AC (Split National 1 pk) 2750 watt = 2 buah = 5500 watt/hour
Penggunaan energi :
100 8 20
Lampu =
108 8 20
= 60 2
= 288 2
= 0,288 2
5500 8 20
AC =
5500 8 20
= 60 2
10
= 14666 2
= 14,666 2
Total = 0,288 + 14,666 = 14,954 kwh/m2/bulan
3.1.2 Gedung B
1. Lantai 1
Ruang Admin
E = 114 lux
Jumlah lampu (25 watt) = 4 buah = 100 watt/hour
Luas = 80 m2
AC (Split National 1 pk) 2750 watt = 2 buah = 5500 watt/hour
Penggunaan energi :
100 8 20
Lampu =
100 8 20
= 60 2
= 267 2
= 0,267 2
5500 8 20
AC =
5500 8 20
= 60 2
= 14666 2
= 14,666 2
Total = 0,267 + 14,666 = 14,933 kwh/m2/bulan
2. Lantai 2
Ruang Kuliah
E = 134 lux
Jumlah lampu (10 watt) = 11 buah = 110 watt/hour
Luas = 90 m2
11
AC (Split National 1 pk) 2750 watt = 2 buah = 5500 watt/hour
Penggunaan energi :
110 8 20
Lampu =
48 8 20
= 90 2
=195,5 2
= 0,195 2
5500 8 20
AC =
5500 8 20
= 60 2
= 14666 2
= 14,666 2
Total = 0,195 + 14,666 = 14,861 kwh/m2/bulan
3. Lantai 3
Ruang Kuliah
E = 28 lux
Jumlah lampu (18 watt) = 3 buah = 48 watt/hour
Luas = 90 m2
AC (Split National 1 pk) 2750 watt = 2 buah = 5500 watt/hour
Penggunaan energi :
48 8 20
Lampu =
48 8 20
= 90 2
= 85,3 2
= 0,0853 2
5500 8 20
AC =
5500 8 20
= 60 2
12
= 14666 2
= 14,666 2
Total = 0,0853 + 14,666 = 14,751 kwh/m2/bulan
3.1.3 Gedung A
Berdasarkan hasil pengukuran, dapat diketahui bahwa tingkat pencahayaan
pada ruang kelas lantai 1,2 dan 3 sangat rendah, yaitu 52 lux, 53 lux dan 53 lux.
Dari hasil perhitungan, dapat diketahui bahwa penggunaan energi pada
ruang kelas gedung A lantai 1-3 sebesar 14,954 Kwh/ m2/bulan. Menurut
Standar IKE Departemen Pendidikan Nasioal Republik Indonesia, penggunaan
energi di ruang informasi dapat dikategorikan kedalam kategori agak boros.
Dapat ditarik kesimpulan, bahwa ruang kelas di Gedung A perlu
ditingkatkan tingkat pencahayaannya.
3.1.4 Gedung B
Berdasarkan hasil pengukuran, dapat diketahui bahwa tingkat pencahayaan
pada ruang admin lantai 1 yaitu 114 lux, ruang kuliah lantai 2 yaitu 134 lux dan
ruang kuliah lantai 3 yaitu 28 lux.
Dari hasil perhitungan, dapat diketahui bahwa penggunaan energi pada
gedung B antara lain sebesar 14,966 Kwh/ m2/bulan, 14,861 Kwh/ m2/bulan,
14,751 kwh/m2/bulan Menurut Standar IKE Departemen Pendidikan Nasioal
Republik Indonesia, penggunaan energi di ruang informasi dapat dikategorikan
kedalam kategori agak boros.
Dapat ditarik kesimpulan, bahwa ruang kelas di Gedung B juga perlu
ditingkatkan tingkat pencahayaannya terutama untuk ruang kuliah lantai 3.
13
BAB IV
KESIMPULAN
4.1 Kesimpulan
Pada ruang kuliah gedung A Teknik Elektro menggunakan energi sebesar
14,954 Kwh/ m2/bulan. Sementara penggunaan energi pada gedung B yaitu
ruang admin lantai 1, ruangg kuliah lantai 2 dan 3antara lain sebesar 14,966
Kwh/ m2/bulan, 14,861 Kwh/ m2/bulan, 14,751 kwh/m2/bulan
Berdasarkan Standar IKE Departemen Penddikan Nasioal Republik
Indonesia, Gedung Teknik Elektro termasuk kategori agak boros .
4.2 Saran
Pencahayaan di gedung Teknik Elektro perlu ditingkatkan supaya dapat
meningkatkan kenyamanan dan mengurangi penggunaan energi.
14
DAFTAR PUSTAKA
Jurnal ELTEK, Vol 8 Nomor 3, Oktober 2012 ISSN 1693-9085, Marzuki, Audit
Energi pada Bangunan Gedung Direksi PT. Perkebunan Nusanntara XIII
(Persero)
SNI 03-6197-2000. Prosedur Audit Energi Pada Bangunan Gedung, Konservasi
Energi Sistem Tata Udara Pada Bangunan Gedung dan Konservasi Energi
Sistem Pencahayaan Bangunan Gedung. Departemen Pendidikan Nasional.
Hadiputra, Hendra Rizki. 2007. Audit Energi pada Bangunan Gedung Rumah Sakit
Dr. Karyadi Semarang. Jurnal Pendidikan Teknik Elektro Universitas
Diponegoro : Semarang.