Você está na página 1de 4

Kerusakan lingkungan dalam pandangan Islam

Proses kerusakan lingkungan di darat dan lautan telah disitir dalam Alquran surat 30 (Ar-
rum) ayat 41 : Telah terjadi (tampak) kerusakan di darat dan di laut karena perbuatan tangan
manusia, supaya Allah akan merasakan kepada mereka sebagian (akibat tindakan mereka)
agar mereka kembali (ke jalan yang benar). Selanjutnya masih banyak lagi ayat-ayat
Alquran (misalnya: surat 2 ayat 60 dan 205; surat 5 ayat 64; surat 7 ayat 85; dan beberapa
surat lainnya) yang juga menegaskan tentang peranan manusia dalam kerusakan lingkungan,
melarang manusia untuk merusak lingkungan, dan sekaligus mengajak manusia memelihara
lingkungan. Dari ayat-ayat tersebut ada dua hal pokok yang menjadi dasar pandangan Islam
dalam issu pencemaran lingkungan. Pertama, Islam menyadari bahwa telah dan akan terjadi
kerusakan lingkungan baik di daratan dan lautan yang berakibat pada turunnya kualitas
lingkungan tersebut dalam mendukung hajat hidup manusia. Kedua, Islam memandang
manusia sebagai penyebab utama kerusakan dan sekaligus pencegah terjadinya kerusakan
tersebut. Untuk itu, ajaran Islam secara tegas mengajak manusia memakmurkan bumi dan
sekaligus secara tegas melarang manusia membuat kerusakan di bumi. Namun sayangnya,
ayat-ayat tersebut kurang mendapat perhatian baik dari kalangan ulama maupun masyarakat
umum. Kemungkinan besar masyarakat belum cukup menyadari dampak akibat kerusakan
lingkungan, bahkan ketika mereka jelas-jelas mengalami bencana tersebut. Sebagai contoh,
banjir tahunan yang melanda kota Jakarta adalah akibat rusaknya lingkungan di hulu, aliran,
dan muara sungai. Perubahan lingkungan di daerah hulu dari areal hutan ke perumahan (villa)
mengakibatkan turunnya daya dukung lingkungan hulu untuk menampung air. Akibatnya
ketika terjadi hujan, sebagian besar air hujan masuk ke dalam sungai. Selanjutnya, kerusakan
lahan, tebing, serta penimbunan sampah disekitar aliran sungai juga menambah besar resiko
banjir yang terjadi. Ditambah lagi dengan proses pendangkalan muara sungai akibat lumpur
dan timbunan sampah menambah parah serta meluasnya daerah banjir dari tahun ke tahun.
Bencana tahunan tersebut tampaknya belum mampu juga merubah tabiat dan prilaku
masyarakat dalam mengelola lingkungan. Masyarakat tampaknya sudah beradaptasi
dengan kerusakan tersebut dan terkesan apatis untuk merubahnya. Bahkan ketika anak-
anak mereka sakit kolera, disentri, demam berdarah, bahkan meninggal akibat lingkungan
yang buruk tersebut mereka masih kurang menyadarinya. Dibutuhkan pendekatan dan
pengelolaan yang terpadu untuk mengatasi masalah-masalah lingkungan tersebut.
Kerusakan di darat tidak hanya terjadi karena usaha manusia membabat hutan atau mengeruk
kekayaan alam lainnya, tapi juga karena limbah yang dibuang manusia sebelum diolah
sehingga menjadi bahan pencemar yang dapat membahayakan bagi kelangsungan hidup
manusia.
Sumber pencemar dapat dibedakan menjadi dua, yaitu sumber domestik dan non-domestik.
Limbah domestik adalah limbah yang berasal dari perkampungan. Kota, pasar, jalan,
terminal, rumah sakit dan sebagainya. Limbah ini berupa semua buangan yang berasal dari
kamar mandi, kakus, dapur, tempat cuci pakaian, cuci peralatan rumah tangga, apotik, rumah
sakit, rumah makan dan sebagainya yang biasanya menggunakan deterjen.
Deterjen merupakan bahan sintetis dan terbagi dalam dua kelompok, pertama adalah deterjen-
lunak yang dapat terurai di dalam air dan kedua ialah deterjen keras dan melawan aksi
bakteri. Deterjen yang kedua ini berbahaya bagi ikan walaupun konsentrasinya kecil dan
dapat merusak tanaman air jika kadar deterjennya tinggi. Deterjen ini tidak dapat terurai di
dalam tanah sehingga berbahaya bagi manusia jika sampai merembas ke sumber-sumber air
minum penduduk.
Adapun sumber non-domestik, pencemar yang berasal dari pabrik, industri, pertanian,
peternakan, perikanan, transportasi dan sumber-sumber lainnya. Limbah non-domestik ini
sangat bervariasi, terlebih-lebih untuk limbah industri yang biasanya menghasilkan Bahan
Berbahaya dan Beracun (B3). Limbah pertanian biasanya terdiri atas bahan padat bekas
tanaman yang bersifat organis, bahan pemberantas hama dan penyakit (pestisida), bahan
pupuk yang mengandung nitrogen, posfor sulfur, mineral dan sebagainya. Lebih-lebih
pestisida, jika banyak digunakan oleh para petani akan berbahaya bagi kehidupan. Pestisida
ini meskipun ada manfaatnya namun merupakan bahan-bahan kimia yang dapat
membahayakan makhluk hidup, termasuk manusia, jika dipakai secara berlebihan dan terus-
menerus.
Bahan-bahan kimia yang ada dalam limbah, baik limbah domestik maupun non-domestik,
akan merusak air dan susunan kimia tanah. Begitu pula jika masuk ke dalam tubuh manusia
melalui air yang diminumnya atau makanan yang berasal dari tanaman yang tumbuh di atas
tanah yang tercemar oleh limbah.
Dalam tubuh manusia terdapat milyaran pita desoksiribonukleat (DNA) yang berisi milyaran
susunan kimia gen. Di antara fungsi susunan kimia gen adalah menentukan sifat dan bentuk
fisik manusia serta mewariskannya kepada anak keturunannya. Jika zat-zat kimia
berbahaya yang ada dalam limbah masuk ke dalam tubuh manusia, maka susunan kimia gen
bisa berubah. Hal ini akan mengakibatkan timbulnya beberapa penyakit, kerusakan fisik,
bahkan bisa menyebabkan cacat bawaan pada keturunannya.
Suatu penelitian yang dilakukan di laboratorium bioteknologi di kota Reston, Amerika
Serikat, menunjukkan bahwa pestisida yang digunakan dalam pertanian serta obat pembasmi
hama lainnya, yang biasa dipakai dalam rumah tangga, dapat mengakibatkan penyakit kanker
dan jantung.
Menurut hasil penelitian di tempat yang sama, penggunaan pestisida dalam jumlah kecil
sudah dapat membahayakan mereka yang sensitif terhadap pestisida, seperti dapat terkena
asma, bronkitis (gangguan pada saluran pernapasan), eksim dan sakit kepala yang terus-
menerus. Termasuk dalam jenis pestisida ini adalah obat-obat pembasmi hama biasa, seperti
DDT, obat pembasmi hama kecoak dan tikus yang biasa digunakan sehari-hari dalam rumah
tangga.
Contoh penyakit lain yang diakibatkan oleh pencemaran adalah Minamata. Penyakit ini
berasal dari Jepang yang disebabkan oleh pencemaran limbah yang banyak mengandung
mercuri (air raksa) di laut. Menurut Profesor Harada dari Universitas Kumamoto, orang yang
terkena penyakit minamata akan cacat seumur hidup bila tidak meninggal. Berkumpulnya
mercuri di pusat saraf di otak menyebabkan anggota tubuh tak berfungsi, begitu pula lidah,
mata dan telinga. Seekor kucing yang terkena penyakit ini akan berjalan jungkir balik,
kemudia jadi gila, dan biasanya akan menceburkan diri ke air.
Dari ulasan singkat di atas jelas bahwa limbah itu dapat merusak lingkungan yang pada
akhirnya akan membahayan kehidupan manusia itu sendiri. Dalam hal ini, al-Quran
menssinyalir bahwa kerusakan yang terjadi di darat dan di lautan adalah akibat dari ulah
perbiatan manusia sendiri. Maka, al-Quran juga dengan tegas melarang umat umat Islam
berbuat kerusakan di muka bumi, sebagaimana bunyi ayat ke-77 dari Surat al-Qashash:
Janganlah kalian membuat kerusakan di bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-
orang yang berbuat kerusakan.
Larangan untuk berbuat kerusakan di muka bumi juga terdapat dalam ayat ke-11 dari Surat
al-Baqarah: Janganlah kalian berbuat kerusakan di muka bumi. Di dalam Ushul Fiqh, juga
terdapat kaedah yang berbunyi: Pada dasarnya larangan itu menunjukkan haram.
Jika kedua ayat al-Quran di atas dipahami dengan menggunakan kaedah ushul fiqh di atas,
maka membuang limbah yang dapat mengakibatkan kerusakan lingkungan hidup adalah
haram.
Limbah merupakan dampak negatif dari kemajuan yang diperoleh manusia, baik dalam
bidang industri maupun pertanian, guna meningkatkan taraf hidupnya. Sehingga, nampaknya,
akan mengalami kesulitan untuk tidak menghasilkan limbah. Oleh karena itu, langkah yang
terbaik adalah mengolah limbah industri agar tidak menjadi bahan yang berbahaya. Dalam
bidang pertanian, sebaiknya banyak digunakan pupuk kandang untuk menambah unsur hara,
menggunakan sisa tanaman dan rerumputan sebagai mulsa serta hindari penggunaan
pestisida.

http://p3m. stain-pekalongan.ac.id/index.php.com, Limbah ditinjau dari Hukum Islam, Akses, 29


Maret 2012.
Makarao, Mohammad Taufik . Aspek-Aspek hukum Lingkungan. Jakarta : PT. Indeks, 2004.

Você também pode gostar

  • CP Appendicitis
    CP Appendicitis
    Documento2 páginas
    CP Appendicitis
    Elizabeth Stokes
    Ainda não há avaliações
  • PPT Thalasemia
    PPT Thalasemia
    Documento34 páginas
    PPT Thalasemia
    Elizabeth Stokes
    Ainda não há avaliações
  • Anxiety
    Anxiety
    Documento13 páginas
    Anxiety
    Elizabeth Stokes
    Ainda não há avaliações
  • Referat Antidepresan
    Referat Antidepresan
    Documento13 páginas
    Referat Antidepresan
    Elizabeth Stokes
    Ainda não há avaliações
  • Referat
    Referat
    Documento33 páginas
    Referat
    Elizabeth Stokes
    Ainda não há avaliações
  • Referat Jiwa
    Referat Jiwa
    Documento13 páginas
    Referat Jiwa
    Elizabeth Stokes
    Ainda não há avaliações
  • Referat Jiwa
    Referat Jiwa
    Documento17 páginas
    Referat Jiwa
    Elizabeth Stokes
    Ainda não há avaliações
  • Persiapan Sosial
    Persiapan Sosial
    Documento3 páginas
    Persiapan Sosial
    Elizabeth Stokes
    100% (1)
  • LPM
    LPM
    Documento64 páginas
    LPM
    Elizabeth Stokes
    Ainda não há avaliações
  • Persiapan Sosial
    Persiapan Sosial
    Documento3 páginas
    Persiapan Sosial
    Elizabeth Stokes
    100% (1)
  • Kaderisasi
    Kaderisasi
    Documento13 páginas
    Kaderisasi
    Elizabeth Stokes
    100% (1)