Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
TINJAUAN PUSTAKA
Biji alpukat tergolong besar, terdiri dari dua keping (cotyledon), dan
dilapisi oleh kulit biji yang tipis melekat. Biji tersusun oleh jaringan parenchyma
yang mengandung sel-sel minyak dan butir tepung sebagai bahan cadangan
makanan bagi tumbuh-tumbuhan, selain buah, batang dan akar. Pati merupakan
dalam penyimpanannya dan merupakan cara penanganan terbaik bagi suatu bahan
biji alpukat memiliki komposisi kimia yang cukup tinggi. Komposisi kimia biji
alpukat dari hasil penelitian Alsuhendra seperti tabel 2.1 dibawah ini
Tabel 2.1 komposisi kimia biji alpukat per 100 gram
Komposisi kimia dan sifat-sifat pati biji alpukat sessuai pada tabel 2.2
dibawah ini
Biji alpukat memiliki kandungan serat kasar yang cukup tinggi. Serat
merupakan bagian dari tanaman yang tidak dapat dicerna oleh enzim didalam
saluran pencernaan manusia. Serat kasar adalah bagian dari pangan yang tidak
bagi tubuh.
2007). Biji alpukat juga memiliki persen aktivitas antioksidan yang tinggi
biji alpukat ditunjukkan oleh ekstrak biji alpukat biasa kering yaitu sebesar
93,045%, biji alpukat mentega kering 92,970%, alpukat biasa segar 85,870% dan
biji alpukat mentega segar 67,645%. Antioksidan alami dalam biji alpukat salah
satunya adalah Tanin. Tanin merupakan senyawa aktif metabolit sekunder yang
diketahui mempunyai beberapa khasiat yaitu sebagai astrigen, anti diare, anti
bakteri dan antioksidan. Kandungan total tanin ekstrak biji alpukat kering ekstrak
oksidasi. antioksidan terdapat secara alamiah dalam lemak nabati (Winarno. 1984:
radikal bebas dan molekul yang sangat reaktif sehingga kerusakan sel dapat
dicegah (Sayuti.2015 : 10). Ada dua macam antioksidan, yaitu antioksidan alami
golongan ini dapat berasal dari alam dan dapat pula buatan. Sedangkan
antioksidan sekunder adalah suatu zat yang dapat mencegah kerja prooksidan
Penggunaan bahan alami seperti antioksidan alami lebih sehat dan lebih
aman daripada antioksidan sintesis. Sejak tahun 1980 antioksidan alami telah
muncul sebagai alternatif untuk antioksidan sintetik (sayuti. 2015:62). Dalam biji
alpukat memiliki antioksidan alami yang tinggi seperti tanin. Berikut ini
Tabel 2.3 Beberapa Contoh Substansi Antioksidan Alamiah yang terdapat dalam
Bahan Pangan
ketengikan, perubahan warna dan arom, serta kerusakan fisik lainnya (Tamat et al,
2007). Berdasarkan skrining fitokimia, biji alpukat diketahui mengandung
kulit, terutama bagian yang telah menjadi hijau karena terkena sinar matahari.
warna bila bereaksi dengan ion logam. Adanya tanin dalam bahan makanan dapat
ikut menentukan cita rasa bahan makanan seperti rasa sepat (Winarno. 1984:182).
beberapa khasiat yaitu sebagai astrigen, anti diare, anti bakteri dan antioksidan
1000 kali lebih rendah dibandingkan dengan konsentrasi antioksidan lain seperti
untuk merubah atau mereduksi radikal bebas dan juga sebagai anti radikal bebas
(Giorgio. 2000).
2.1.3 Tinjauan Serat
Serat adalah bagian dari tanaman yang tidak dapat diserap oleh tubuh.
Serat makanan (dietary fiber) adalah komponen bahan makanan nabati yang
penting yang tahan terhadap proses hidrolisis oleh enzim-enzim pada system
pada dinding sel tanaman. Komponen ini termasuk senyawa strucktural seperti
Istilah serat makanan harus dibedakan dengan istilah serat kasar yang biasa
digunakan dalam analisa proksimat bahan pangan. Serat kasar (crude fiber) adalah
bagian dari pangan yang tidak dapat dihidrolisis oleh bahan-bahan kimia yang
digunakan untuk menentukan kadar serat kasar yaitu asam sulfat dan natrium
hidroksida. Sedang serat makanan adalah bagian dari bahan pangan yang tidak
bagian tanaman yang disebut lignin, yang tidak dapat diserap tubuh sebagai crude
fiber adalah non-karbohidrat. Dalam biji alpukat kandungan serat kasar (crude
fiber) tinggi yakni 2,21 gram dalam 100 gram biji alpukat (Alsuhendra.1995).
berikut ini klasifikasi serat makanan dari sumber pangan pada Tabel 2.4
dietary fiber digunakan untuk membedakan serat makanan dengan crude fiber
yaitu semua polisakarida dan yang tidak terhidrolisa oleh kerja sekresi usus
kecukupan serat bagi orang dewasa adalah 19-30 g/kap/hari sedangkan bagi anak-
Biji alpukat dari jenis apapun dapat di jadikan sebagai tepung, namun
tepung yang akan dihasilkan warna putih kecoklatan (agak merah) ini disebabkan
(browning) secara enzimatik yang disebabkan oleh reaksi antara oksigen dengan
alpukat menjadi tepung biji alpukat untuk mensubtitusi tepung terigu dalam
pembuatan mie telur dengan taraf perlakuan subtitusi tepung biji alpukat terhadap
tepung terigu yaitu 10%, 20%, 30%. Adapun tahapan pembuatan tepung biji
alpukat meliputi pencucian, dan pengupasan kulit ari dari biji. Pengirisan tipis,
2 jam. Dari nilai uji organoleptik yang dilakukan, tidak di dapatkan perbedaan
kandungan protein, lemak dan karbohidrat antara mie dengan penggantian tepung
biji alpukat 10%, 20%, 30%. Formulasi tepung biji alpukat yang bisa diterima
panelis adalah rasa mie dengan penggantian tepung biji alpukat 10%, bau/aroma
mie dengan penggantian tepung biji alpukat 10% dan 20% serta warna mie
pada perendaman selama 15 menit, dengan nilai pH 7,57 dan skor kesukaan
terhadap aroma yaitu 4 (agak tidak suka). Pada perlakuan tersebut nilai randeman
yang didapat adalah 12,75%, densitas curah 0,42 g/cm3, kadar air 10,78%, kadar
yakni limbah biji alpukat dikumpulkan sebanyak kurang lebih 6 kg, lalu
dibersihkan dan dikupas kulit arinya. Biji yang telah bersih diparut berbentuk
kemudian di timbang untuk masing2 perlakuan sebanyak kurang lebih 300 g biji
air dan bahan adalah 1 : 2 : 150 : 300 . Bahan di tiriskan kembali lalu di
masukkan dalam loyang dan di keringkan dalam oven pada suhu 60 hingga
kadar air < 14%. Kemudian di lanjutkan dengan penggilingan dengan mesin disc
langsung di kemas dalam botol kaca dan dilakukan analisis mutu tepung. Prosedur
Biji alpukat
Pengeringan dengan oven pada suhu 60C hingga kadar air < 14%
Brownies adalah salah satu jenis kue yang mempunyai tekstur tidak
mengembang, bantat dan tidak selembut kue bolu ataupun black florest biasanya,
tetapi terdapat rasa yang khas yaitu rasa cokelat yang cukup dominan serta aroma
Lely (2014) brownies pada awalnya merupakan cake cokelat yang gagal, karena
teksturnya bantat dan sedikit basah dibagian dalam, tidak sebagaimana cake pada
brownies adalah salah satu jenis cake yang berwarna coklat kehitaman dengan
tekstur sedikit lebih keras dari pada cake karena brownies tidak membutuhkan
bagan lembaga dan dedak (lapisan luar) (Astawan, 2009:24). Tepung terigu
memiliki karakteristik yang berbeda dengan tepung yang lain. Tepung terigu
terbuat dari biji gandum yang mengandung protein (gluten). Setiap varietas
dipasaran beredar berbagai jenis tepung terigu (Sutomo, Budi. 2012 : 6-7).
Tepung ini memiliki tiga jenis, yaitu : tepung hard wheat, medium wheat,
serta berperasn dalam membentuk cita rasa. Tepung terigu yang biasa
tepung terigu pada pembuatan brownies sesuai formula sebanyak 16,8% dari
Kandungan gizi tepung terigu tiap 100 gram dapat dilihat pada Tabel 2.7
dibawah ini
No Komposisi Jumlah
1 Kalori (kkal) 330
2 Protein (g) 9,0
3 Lemak (g) 1,0
4 Karbohidrat (g) 77,2
5 Kalsium (mg) 0,3
6 Fosfor (mg) 150
7 Besi (mg) 1,3
8 Serat (g) 0,3
Sumber : Tabel Komposisi Pangan Indonesia (TKPI) (2008)
b. Cokelat bubuk
Coklat bubuk merupakan hasil ekstraksi cokelat yang dikeringkan dan
tidak manis. Tujuannya untuk lebih memperkaya rasa cokelat pada brownies
air. Ada dua jenis cokelat bubuk, yakni cokelat bubuk biasa yang melalui
keasamannya. Biasanya jenis ini mudah larut tetapi aromanya tidak terlalu
Cokelat bubuk berfungsi untuk memperkuat rasa, aroma, dan warna pada
dicampurkan dengan tepung terigu dan backing powder lalu di ayak dan
c. Baking powder
Baking powder adalah bahan peragi yang merupakan hasil reaksi antara
ditimbang secara tepat. Bila kuantitas baking powder melebihi batas, setelah
mengembang di dalam oven, kue akan menjadi bantat atau mengkerut, remah
kue berwarna gelap dan rasanya akan berbeda. Bila baking powder terlalu
d. Telur
Telur dikocok dengan gula dengan kecepatan tinggi namun jangan terlalu
mengembang karena akan terbentuk seperti cake jadi telur dan gula cukup
dikocok sampai mengembang. Telur yang digunakan yaitu putih telur dan
kuning telurnya.
Tabel 2.8 Komposisi kimia kuning telur dalam per 100 gram
No Komposisi Jumlah
1 Kalori (kkal) 335
2 Karbohidrat (g) 0,7
3 Lemak (g) 31,9
4 Protein (g) 16,3
5 Kalsium (mg) 147
6 Fosfor (mg) 586
7 Besi (mg) 7,2
8 Air 49,4
Sumber : Tabel Komposisi Pangan Indonesia (TKPI) 2008
No Komposisi Jumlah
1 Kalori (kkal) 50
2 Karbohidrat (g) 0,8
3 Lemak (g) 0
4 Protein (g) 10,8
5 Kalsium (mg) 6
6 Fosfor (mg) 17
7 Besi (mg) 0,2
8 Air 87,8
Sumber : Tabel Komposisi Pangan Indonesia (TKPI) (2008)
e. Gula
menjadi kue yang padat (Prakoso. 2013). Dalam pembuatan cake banyak
1) Gula pasir adalah gula yang dihasilkan dari tebu atau bid (sukrosa),
2) Gula bubuk (icing sugar) adalah gula pasir yang digiling halus seperti
tepung
3) Gula kastor adalah gula pasir yang butirannya lebi halus, tingkat
kemanisannya 100%
4) Fondant adalah gula yang dimasak (sirup berwarna coklat yang ditambah
dalam pembuatan gula) tingkat kemanisannya 65% dari gula kastor. Gula
ini digunakan jika ingin memberikan rasa dan warna pada kue atau roti.
Minyak goreng adalah minyak nabati yang telah dimurnikan dan dapat
digunakan sebagai bahan pangan. Minyak goreng merupakan salah satu dari
Minyak goreng yang baik mempunyai sifat tahan panas, stabil pada cahaya
lembut pada brownies, menjaga adonan agar tahan lama, menambah nilai
gizi, membuat aroma pada adonan, dan membuat adonan terasa empuk
(Prakoso. 2013).
g. Cokelat batangan
dalam panci tim sehingga di peroleh adonan coklat tim. Cokelat blok
terdapat tiga macam, yaitu dark cooking chocolate atau cokelat masak
berwarna cokelat tua, milk cooking chocolate atau cokelat masak berwarna
muda, white cooking chocolate atau cokelat masak berwarna putih (Ismayani,
2010). Cokelat blok yang digunakan dalam pembuatan browniesdark cooking
chocolate.
h. Garam
yang digunakan dalam pembuatan brownies adalah jenis garam dapur yag
putih, bersih dari kotoran, halus dan tidak menggumpal dan mudah larut
dalam air.
(2014) sebagai berikut : penimbangan bahan, pelelehan cokelat masak dan minyak
a. Penimbangan bahan
teliti dan benar agar tidak terjadi kesalahan dalam penggunaan jumlah bahan.
- Panci kecil diletakkan diatas panci yang lebih besar yang diisi sedikit
air (ditim). Kemudian dimasak dengan api kecil sambil diaduk hingga
meleleh.
alpukat, cokelat bubuk, dan baking powder. bahan kering dicampurkan sampai
rata agar saat pencampuran semua adonan tidak ada gumpalan pada tepung
d. Pengadukan (mixing)
sehingga semua bahan tercampur rata. Gula dan telur dikocok hingga larut,
tidak boleh terlalu lama atau terlalu cepat karena akan mempengaruhi hasil jadi
brownies. Apabila pengadukan gula dan telur lama akan membuat telur
bahan dari bahan kering dan lelehan cokelat batangan dan minyak goreng.
Mixing gula dan telur kira-kira 5 menit lalu masukkan bahan kering dengan
menggunakan kecepatan rendah atau satu, setelah tercampur rata masukkan
lelehan cokelat batangan dan minyak goreng sampai rata. Kemudian setelah
semua adonan tercampur rata masukkan dalam loyang atau cetakan brownies.
f. Pengovenan
Adonan yang sudah dituang dalam loyang yang telah diolesi margarin
kemudian dioven dengan suhu 160C selama 100 menit. Sesaat setelah
brownies masak diamkan sebentar didalam oven lalu setelah itu keluarkan dari
g. Pengemasan
Penimbangan bahan
Tepung terigu, tepung biji alpukat, baking powder, cokelat
bubuk, garam, telur, gula pasir, cokelat blok, minyak)
bahwa kualitas brownies dapat dilihat dari aspek warna, aroma, rasa, tekstur.
Berikut akan dijelaskan secara perinci
a. Warna
Brownies memiliki warna yang khas yakni coklar kehitaman atau coklat
adalah coklat blok (dark cooking chocolate) dan coklat bubuk, maka dari itu
b. Aroma
c. Rasa
rasa manis yaitu gula dan coklat memberikan rasa khas coklat. Jadi perpaduan
antara gula dan coklat maka rasa yang didapat pada brownies adalah manis
khas coklat.
d. Tekstur
Brownies memiliki tekstur kering saat dilihat dari luar namun mois dan
(Noormindhawati, Lely. 2014: 3). Hal tersebut disebabkan oleh adonan yang
berat yaitu coklat yang dicairkan dan lemak sehingga tekstur yang dihasilkan
sebagai berikut :
dalam mengolah makanan sangat penting untuk diperhatikan. Apabila bahan baku
yang digunakan berkualitas jelek maka hasil jadi produk juga akan jelek,
begitupun sebaliknya apabila dalam pemilihan bahan yang berkualitas bagus dan
masak jenis coumpound, tekstur cokelat batangan yakni cokelat masak pekat
(dark chocolate).
Brownies pada dasarnya merupakan jenis cake yang tekstur aslinya tidak
Pengocokan telur dan gula tidak boleh terlalu lama karena adonan akan
mengembang dan tekstur akan seperti cake serta hasil brownies panggangnya
akan terpisah, lapisan atas brownies panggang akan menjadi kering dan tipis
(Elisa.2014:9).
2.1.7.3 Proses pencampuran bahan
udara pada adonan brownies, hasil jadi dari brownies akan berlubang dibagian
tengah, agar tidak terjadi pencampuran bahan kering sedikit demi sedikit sambil
telur, gula, cokelat bubuk, coklat batangan, minyak goreng, baking powder
dimana tepung biji alpukat akan dicampurkan dengan tepung terigu dalam
dapat dilihat dari dua aspek, yaitu aspek potensi ekonomi, aspek potensi gizi dan
kesehatan.
kandungan nutrisi serat kasar 2,21 gram dalam 100 gram biji alpukat (Alsuhendra.
1995) serta memiliki kandungan total tanin ekstrak biji alpukat kering sebesar 117
serat 0,3 gram dalam 100 gram tepung terigu. Kemungkinan ketika disubtitusi
dengan tepung terigu dalam pembuatan brownies kandungan gizi akan betambah
pemanasan dengan asam kuat dan basa kuat selama 30 menit yang dilakukan di
senyawa aktif metabolit sekunder yang mempunyai khasiat anti diare, anti bakteri
tambahan kandungan gizi berupa serat yang lebih banyak juga kandungan tanin
sebagai antioksidan..
Biji apukat merupakan limbah dari buah alpukat. Buah alpukat dapat
ditemukan diberbagai tempat seperti penjual jus buah, biasanya penjual jus buah
hanya dijadikan limbah serta dibuang jadi apabila tepung alpukat disubtitusi
dengan tepung terigu dapat menaikan harga jual dari pada biji alpukat. Dan
brownies dapat digunakan alternatif produk dari pemanfaatan tepung biji alpukat.
kandungan nutrisi serat 2,21 gram dalam 100 gram biji alpukat (Alsuhendra.
1995) serta memiliki kandungan total tanin ekstrak biji alpukat kering sebesar 117
tepung terigu yang merupakan bahan dasar dari pembuatan brownies memiliki
kandungan nutrisi serat kasar 0,35%. Tepung biji alpukat memiliki warna
kecoklatan dan rasa pahit, untuk itu produk makanan yang sesuai dengan
karakteristik biji alpukat yaitu brownies, karena bahan cokelat dalam brownies
Dari hasil eksperimen awal dalam pembuatan produk brownies maka yang
dapat diterima adalah substitusi tepung biji alpukat dengan tepung terigu dengan
tersebut untuk membedakan brownies dari tepung biji alpukat dengan brownies
dengan resep standar serta untuk menentukan brownies biji apukat disukai oleh
masyarakat atau tidaknya maka dilakukan uji subyektif dan uji obyektif. Uji
subyektif dilakukan terkait uji indrawai (aroma, rasa, warna, tekstur luar, tekstur
dalam) dan kesukaan dari masyarakat, kemudian uji obyektif akan dilakukan
Solusi
Biji alpukat dijadikan tepung biji alpukat dan disubtitusikan dalam
pembuatan brownies
Permasalahan
1. Adakah perbedaan kualitas penggunaan subtitusi pada pembuatan
brownies
2. Bagaimana tingkat kesukaan masyarakat pada brownies
eksperimen
3. Bagaimana kandungan serat kasar dan tanin brownies eksperimen
Eksperimen
Pembuatan brownies subtitusi tepung biji alpukat yang berbeda yaitu
10%, 20%, 30%
Brownies eksperimen
penelitian (Sugiyono, 2014: 84). Berdasarkan teori tersebut, maka hipotesis yang
20%, 30% ditinjau dari aspek tekstur luar, tekstur dalam, rasa, warna dan
aroma
10%, 20%, 30% ditinjau dari aspek tekstur luar, tekstur dalam, rasa, warna
dan aroma.