Você está na página 1de 7

ALT/GPT 4+1 SL

I. Tujuan Pemeriksaan

Menentukan kadar Alanine aminotransferase (ALT) dalam serum dan plasma.

II. Sekilas Tentang ALT

Alanine aminotransferase (ALT), juga dikenal sebagai glutamat piruvat transaminase (GPT),
adalah transaminase. ALT mengkatalisis transfer gugus amino L-alanin ke -ketoglutarat
untuk menghasilkan L-glutamat. Tingkat tertinggi ditemukan di hati dan ginjal, dan dalam
jumlah yang lebih sedikit di jantung dan otot rangka.

Kadar ALT meningkat saat sel hati rusak (nekrosis sel hati atau luka dari penyebab apapun).
Selain itu, hepatitis virus dan toksik menyebabkan peningkatan aktivitas ALT dalam serum.
Asupan alkohol, delirium tremens, dan pemberian berbagai obat dapat menyebabkan elevasi
ALT ringan atau sedang. Konsentrasi ALT dalam serum juga dapat sedikit meningkat dalam
berbagai kondisi seperti: distrofi muscular, penyakit hemolitik, infark miokard.

ALT lebih spesifik pada hati daripada AST (Aspartate aminotransferase). Pengukuran AST
dan ALT memiliki beberapa nilai dalam membedakan hepatitis dari lesi parenkim lainnya.

Kadar ALT dapat menurun bila terjadi kekurangan vitamin B6.

III. Prosedur Pemeriksaan ALT

a. Metode

IFCC tanpa pyridoxal phosphate (P-5-P). Kinetik. UV.

b. Prinsip Pemeriksaan

L-alanin + -ketoglutarat ALT


L-glutamat + Pyruvate

Pyruvate + NADH + H+ LDH L-Lactate + NAD+

*LDH = Lactate dehydrogenase

c. Kandungan Reagen

Reagen 1 : R1
Tris buffer, pH 7.50 (30C) 125 mmol/L
L-Alanine 680 mmol/L
LDH 2000 U/L
Sodium azide < 0.1%
Reagen 2 : R2
-ketoglutarat 97 mmol/L
NADH 1.1 mmol/L
Sodium azide < 0.1 %

d. Bahan Yang Dibutuhkan (tidak disediakan)

1. CALI-0550 ELICAL 2 4x3 mL

2. CONT-0060 ELITROL I 10x5 mL

3. CONT-0160 ELITROL II 10x5 mL

4. Larutan saline (NaCL 9 g/L)

e. Tindakan Pencegahan

1. Reagen kit ini hanya untuk pemeriksaan in vitro

2. Reagen mengandung sodium azide yang dapat bereaksi dengan


pipa ledeng dan tembaga membentuk logam azida yang
eksplosif. Ketika membuang (limbah) reagen selalu siram
dengan aliran air yang banyak.

3. Gunakan peralatan laboratorium yang bersih atau sekali pakai


untuk mencegah kontaminasi

4. Jangan gunakan reagen dari kit yang berbeda

f. Persiapan dan Stabilitas

Reagen siap digunakan. Larutan reagen harus jernih, kekeruhan


mengindikasikan reagen telah rusak. Reagen yang memiliki tanda-tanda
kerusakan fisik, biologis, dan kimiawi serta melewati tanggal kadaluarsa tidak
boleh digunakan.

Simpan pada suhu 2-8C dan tidak terkena cahaya. Jangan dibekukan.

g. Bahan Pemeriksaan

Spesimen : serum dan plasma lithium-heparin, tidak hemolisis. Jangan


gunakan specimen lain

Sampel stabil selama 3 hari pada suhu ruang dan 7 hari pada suhu 2-8C.

h. Nilai Normal

Laki-laki : 45 U/L
Perempuan : 34 U/L

i. Prosedur Pemeriksaan

Untuk ELITech Clinical Systems Selectra Analyzers, aplikasi tersedia


berdasarkan permintaan.

Panjang gelombang : 340 nm


Temperature : 37 C
Dibaca terhadap blanko reagen
Reagen R1 240
L

Sampel 30 L

Campur dan inkubasi selama 4 menit 43 detik, lalu tambahkan:


Reagen R2 60L

Campur dan inkubasi 50 detik, ukur variasi absorban per menit (A/min)
selama 159 detik
- Gunakan aplikasi Selectra TouchPro software yang terdapat pada barcode.

- Kadar ALT yang tinggi dapat menyebabkan hasil rendah palsu karena
penipisan substrat (total pemakaian NADH sebelum pembacaan hasil).
Untuk ELITech Clinical Systems Selectra Analyzers, aplikasinya memiliki
alarm yang dapat memperingatkan pengguna.

j. Perhitungan
A Sampel xn

A Kalibrator

n = konsentrasi kalibrator

Faktor konversi: U/L x 0.0167 = kat/L

k. Kalibrasi

Untuk kalibrasi, kalibrator multiparametric ELICAL 2 harus digunakan.

l. Pemantapan Mutu

Untuk memastikan kualitas pemeriksaan yang memadai, control sera seperti


ELITROL I (kontrol normal) dan ELITROL II (kontrol abnormal) harus
digunakan. Kontrol tersebut harus diperiksa dan divalidasi sebelum sampel
pasien diperiksa. Kontrol harus diperiksa minimal satu kali sehari setiap
setelah kalibrasi dan harus mengacu pada prosedur Quality Control dan
peraturan laboratorium.
AST/GOT 4+1 SL

I. Tujuan Pemeriksaan

Menentukan kadar Aspartate aminotransferase (AST) dalam serum dan plasma.

II. Sekilas Tentang AST

Aspartat aminotransferase (AST), juga dikenal sebagai glutamat oksaloasetat transaminase


(GOT), adalah transaminase, AST mengkatalisis transfer gugus amino L-aspartat ke -
ketoglutarate untuk memberi L-glutamat. AST didistribusikan secara luas di tubuh, namun
kadar tertinggi ditemukan di hati, hati, otot rangka dan ginjal.

Kerusakan pada sel di jaringan tersebut menyebabkan peningkatan serum AST. Dalam kasus
hepatitis fulminan, khususnya hepatitis virus, kadar enzim meningkat drastis. Pada kasus
infark miokard, aktivitas AST meningkat dan mencapai puncak setelah 18-24 jam. Aktivitas
kembali normal setelah 4-5 hari, bila tidak ada infark baru yang terjadi.

Keadaan patologis berikut adalah contoh kelainan yang juga menghasilkan peningkatan
aktivitas enzim: nekrosis sel hati atau luka dengan penyebab apapun (misalnya asupan
alkohol, tremor delirium, dan pemberian obat yang dapat menyebabkan kenaikan AST),
hepatitis alkoholik, dystrophy muscular dan gangren, infectious mononucleosis, pankreatitis
akut, serangan jantung seperti miokarditis atau perikarditis, emboli pulmonal.

Kadar AST dapat menurun bila terjadi kekurangan vitamin B6.

III. Prosedur Pemeriksaan AST

a. Metode

IFCC tanpa pyridoxal phosphate (P-5-P). Kinetik. UV.

b. Prinsip Pemeriksaan

L-Aspartate + -ketoglutarat AST


L-Glutamate + Oxaloacetate

Oxaloacetate + NADH + H+ MDH


L-Malate + NAD+

*MDH = Malate dehydrogenase

c. Kandungan Reagen

Reagen 1 : R1
Tris buffer, pH 7.50 (30C) 100 mmol/L
L-Aspartate 330 mmol/L
LDH 2000 U/L
MDH 1000 U/L
Sodium azide < 0.1%
Reagen 2 : R2
-ketoglutarat 78 mmol/L
NADH 1.1 mmol/L
Sodium azide < 0.1 %

d. Bahan Yang Dibutuhkan (tidak disediakan)

- CALI-0550 ELICAL 2 4x3 mL

- CONT-0060 ELITROL I 10x5 mL

- CONT-0160 ELITROL II 10x5 mL

- Larutan saline (NaCL 9 g/L)

e. Tindakan Pencegahan

- Reagen kit ini hanya untuk pemeriksaan in vitro

- Reagen mengandung sodium azide yang dapat bereaksi dengan pipa


ledeng dan tembaga membentuk logam azida yang eksplosif. Ketika
membuang (limbah) reagen selalu siram dengan aliran air yang banyak.

- Gunakan peralatan laboratorium yang bersih atau sekali pakai untuk


mencegah kontaminasi

- Jangan gunakan reagen dari kit yang berbeda

f. Persiapan dan Stabilitas

Reagen siap digunakan. Larutan reagen harus jernih, kekeruhan


mengindikasikan reagen telah rusak. Reagen yang memiliki tanda-tanda
kerusakan fisik, biologis, dan kimiawi serta melewati tanggal kadaluarsa tidak
boleh digunakan.

Simpan pada suhu 2-8C dan tidak terkena cahaya. Jangan dibekukan.

g. Bahan Pemeriksaan

Spesimen : serum dan plasma lithium-heparin, tidak hemolisis. Jangan


gunakan specimen lain

Sampel stabil selama 3 hari pada suhu ruang, 7 hari pada suhu 2-8C, dan 3
bulan pada suhu -20 C.
h. Nilai Normal

Serum, plasma (37 C) : < 40 U/L

Nilai normal pada bayi lebih tinggi dibandingkan pada orang dewasa.

m. Prosedur Pemeriksaan

Untuk ELITech Clinical Systems Selectra Analyzers, aplikasi tersedia


berdasarkan permintaan.

Panjang gelombang : 340 nm


Temperature : 37 C
Dibaca terhadap blanko reagen
Reagen R1 240
L

Sampel 30 L

Campur dan inkubasi selama 4 menit 43 detik, lalu tambahkan:


Reagen R2 60L

Campur dan inkubasi 50 detik, ukur variasi absorban per menit (A/min)
selama 159 detik
- Gunakan aplikasi Selectra TouchPro software yang terdapat pada barcode.

- Kadar ALT yang tinggi dapat menyebabkan hasil rendah palsu karena
penipisan substrat (total pemakaian NADH sebelum pembacaan hasil).
Untuk ELITech Clinical Systems Selectra Analyzers, aplikasinya memiliki
alarm yang dapat memperingatkan pengguna.

n. Perhitungan
A Sampel xn

A Kalibrator

n = konsentrasi kalibrator

Faktor konversi: U/L x 0.0167 = kat/L

o. Kalibrasi

Untuk kalibrasi, kalibrator multiparametric ELICAL 2 harus digunakan.

p. Pemantapan Mutu

Untuk memastikan kualitas pemeriksaan yang memadai, control sera seperti


ELITROL I (kontrol normal) dan ELITROL II (kontrol abnormal) harus
digunakan. Kontrol tersebut harus diperiksa dan divalidasi sebelum sampel
pasien diperiksa. Kontrol harus diperiksa minimal satu kali sehari setiap
setelah kalibrasi dan harus mengacu pada prosedur Quality Control dan
peraturan laboratorium.

Você também pode gostar