Você está na página 1de 3

Meramalkan Pertumbuhan Ekonomi RI di Kuartal I-2017

Oleh Fiki Ariyanti (5/5/2017), 08:15 WIB

Jakarta Badan Pusat statistik (BPS) akan mengumumkan pertumbuhan ekonomi di kuartal
I-2017, pada tangga (5/5/2017).

Saat ini, para ekonom memproyeksikan pertumbuhan ekonomi nasional di kisaran 4 sampai 5
persen pada tiga bulan pertama ini.

Salah satu ekonom terkemuka PT Bank Permata Tbk, Josua Pardade memperkirakan
pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal ini sebesar 4,97 persen secara year on year (yoy).
Proyeksi tersebut lebih tinggi dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun lalu
sebesar 4,92 persen dan realisasi sebesar 4,94 persen di kuartal IV pada tahun 2016.
Walaupun terbilang lebih rendah dibandingkan dengan perkiraan pemerintah 5,1 persen.

pertumbuhan ekonomi pada kuartal I diperkirakan mencapai 4,97 persen kata ekonom
Josua Pardade saat di hubungi salah satu berita acara TV, Jakarta, pada hari Jumat lalu.

Prediksi pertumbuhan ekonomi di Indonesia ini dinilai oleh Josua Pardade akan ditopang dari
konsumsi rumah tangga dan Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) atau investasi dan
ekspor. Josua juga menjelaskan, bahwa konsumsi rumah tangga cenderung sedikit melambat,
namun PMTB meningkat khususnya pada investasi non-bangunan, serta perbaikan kinerja
ekspor yang didorong oleh tren kenaikan harga komoditas yang relatif global.

Pada pertumbuhan ekonomi saat ini, Josua menerangkannya secara lebih detail dan
mendalam bahwa konsumsi rumah tangga diperkirakan akan tumbuh sekitar 4,98 persen dari
tahun ke tahun (yoy), namun cenderung melambat dari kuartal sebelumnya yang diakibatkan
karena terlambatnya penjualan ritel, penjualan motor (yang ditaksir menjadi -6,8 persen dari
tahun ke tahun, dari -4,8 persen dari tahun ke tahun di kuartal IV di tahun 2016 lalu).
Sementara itu, penjualan mobil (yang ditaksir menjadi 5,7 persen dari tahun ke tahun, dari
12,2 persen dari tahun ke tahun di kuartal sebelumnya).

PMTB diprediksi akan tumbuh sekitar 5 persen dari tahun ke tahun seiring perbaikan
investasi non-bangunan di kuartal I ini. Hal itu ditunjukkan dari kenaikan penjualan alat berat
yang disebabkan dari kenaikan aktivitas di sektor perkebunan dan pertambangan, jelas
Josua.
Namun di sisi lain, investasi bangunan diakuinya cenderung mengalami perlambatan, yang
dapat dilihat dari konsumsi semen yang mengalami perlambatan 14,6 persen dari tahun ke
tahun dibandingkan dengan kuartal IV tahun 2016 lalu.

namun dalam hal investasi masih cukup solid, dapat dilihat dari terindikasinya belanja
modal pemerintah yang tumbuh 11,8 persen dari tahun ke tahun pada kuartal I-2017 ini, kata
Josua.

Josua menjelaskan lagi, sumber lain yang menjadi faktor pendorong pertumbuhan ekonomi di
kuartal I yaitu dari ekspor yang diperkirakan tumbuh 4,5 persen dari tahun ke tahun
dibandingkan 4,24 persen dari tahun ke tahun pada kuartal IV di tahun 2016. Hal ini
dipengaruhi oleh kenaikan volume ekspor yang seiring mengikuti tren kenaikan harga
komoditas (seperti karet alam dan kelapa sawit).

sedangkan, ada dampak dari itu semua, yaitu konsumsi pemerintah diperkirakan tumbuh
menjadi terbatas sekitar 1,1 persen dari tahun ke tahun dari -4,05 persen di kuartal IV tahun
2016 lalu. Hal tersebut dipengaruhi oleh pola belanja pemerintah yang dilakukan secara
musiman yang relatif terbatas di awal tahun, kata Josua menambahkan.

Selain Josua Paradade, salah satu ekonom senior PT Bank Mandiri Tbk, Andry Asmoro
meramalkan pertumbuhan ekonomi akan menjadi sedikit lebih tinggi, yaitu sebesar 5 persen
dari tahun ke tahun di kuartal I tahun 2017 ini. Faktor penggerak utama pertumbuhan
ekonomi ini fokus dalam peningkatan kinerja ekspor di tengah perlambatan konsumsi rumah
tangga.

ekspor akan meningkat di awal tahun ini dikarenakan volume komoditas ekspor mengalami
pertumbuhan positif. Volume ekspor akan tumbuh 6,5 persen dari tahun ke tahun pada
kuartal I ini, terutama pada komoditas karet, industri dan manufaktur. Investasipun akan
meningkat, kata Andry.

Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution memperkirakan


pertumbuhan ekonomi mencapai 5,1 persen pada kuartal I tahun 2017 ini. Hal ini didasarkan
pada perbaikan kinerja ekspor dan mulai pulihnya harga komoditas di pasar global.

Darmin Nasution mengungkapkan, bahwa saat ini harga beberapa komoditas ekspor seperti
karet dan kelapa sawit sudah mulai membaik. Hal tersebut menjadi pertanda baik bagi
ekonomi Indonesia di sepanjang tahun ini.
saya memperkirakan, dengan ekspor yang cukup bagus, harga beberapa komoditas yang
menyangkut rakyat banyak itu sudah lumayan membaik dari harga karet, kelapa sawit.
Konsumsi juga saya kira lebih baik dibandingkan dengan kuartal I tahun lalu, Andry
menjelaskan.

Selain itu, saat ini stok dan pasokan pangan juga dalam kondisi yang aman. Hal tersebut bisa
menekan impor dan inflasi di kuartal I ini.

kemudian satu lagi, pertanian pangan ini sudah benar baik tahun ini, sudah ada panen.
Tahun lalu bergerak ke kuartal II, kata Andry.

Jadi, berdasarkan perhitungan tersebut, lanjut Darmin, dirinya yakin bahwa pada kuartal I
tahun 2017 ini pertumbuhan ekonomi Indonesia bisa tumbuh antara 5 sampai 5,1 persen.
saya kira rasanya antara 5,0 sampai -5,1 persen. (mengarah) ke atas, Andry menambahkan.
(Fik/Gdn)

Dapat disimpulkan bahwa memang pertumbuhan ekonomi akan mengalami peningkatan di


setiap kuartal tahun 2017 ini bila ada usaha dari kita sendiri untuk mewujudkannya dengan
cara mengelola sumber daya alam dengan baik dan memanfaatkannya, juga bisa dengan
melakukan pelatihan untuk setiap sumber daya manusia (rakyat Indonesia) dalam pekerjaan
sesuai bidang masing-masing. Mungkin juga bisa dimulai dari pemerintahan agar mengelola
perekonomian dengan efektif dan efisien, agar terwujud perekonomian Indonesia yang sesuai
dengan target yang ingin diwujudkan dan stabil dalam berbagai aspek pemerintahan.

Você também pode gostar