Você está na página 1de 6

Apih, Orang Sakti dari Cilebut, Jawa Barat

Tanya saja semua orang di sekitar stasiun kereta Cilebut, mereka pasti mengangguk
tanda tahu ada orang sakti di daerah itu. Orang lebih akrab dengan nama Apih meski
nama sebenarnya Kiai Haji Cholik Soetardjo alias Raden Surya Kencana Diningrat.

Imam, pemuda asal Pulogadung, Jakarta Timur, termasuk orang pernah


menyaksikan keramat Apih. Pengalaman itu dia rasakan saat bersama temannya
melawat ke rumah Apih di Cilebut, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Rabu malam
pekan lalu.

Di sela obrolan santai diselingi lelucon, Apih mempertunjukkan sedikit


kebolehannya, Dia seolah mampu memahami bahasa binatang. Dia memerintahkan
enam angsanya sedang berkoar-koar untuk diam. Dalam hitungan sekedipan mata,
mulut-mulut angsa itu mengatup. Pertunjukan berlanjut dengan menyuruh keenam
peliharaannya itu mendekat dan berbaris. Ajaib, angsa-angsa itu menurut ucapan
Apih dalam bahasa Indonesia.

Itu belum seberapa. Tiba-tiba di tengah bincang-bincang itu, Apih menyuruh teman
Imam menggenggam puntung rokok diambil dari Asbak. Apih lantas menyuruh
tamunya itu membaca basmalah tiga kali lalu ditiupkan ke arah tangannya terkepal.
Hasilnya bisa membikin mata terbelalak. Puntung rokok itu berubah menjadi sebuah
batu beragam warna sangat indah. Namanya batu Kalimaya India, kata Apih.
Imam yang juga terbengong-bengong memegang batu itu untuk membuktikan
kesaktian Apih.

Selang seperempat jam, Imam kebagian hadiah. Apih mengambil abu rokok dalam
asbak. Seperti temannya, Imam disuruh menggenggam tangan seraya merapalkan
basmalah tiga kali lantas ditiup sekali. Hasilnya sama, abur rokok itu menjelma
sebagai sebuah batu kalimaya India. bedanya, batu buat Imam bulat pipih,
sedangkan milik rekannya tebal memanjang.

Tak banyak orang mengenal siapa sebenarnya Apih. Pemilik sekaligus pengasuh
Yayasan pendidikan Islam Nurul Iman ini tidak mau berterus terang saat ditanya
soal jati diri sebenarnya. Menurut Barito, salah satu tamu yang rajin datang dan
sudah cukup akrab dengan tuan rumah, Apih dulunya bekas pengawal mendiang
Presiden Soekarno. Usianya sekitar 115 tahun, ujarnya.

Meski mengelak, Apih di sela lelucon dan obrolan membuka sedikit tabirnya. Dia
mengaku selalu mendampingi Soekarno saban kunjungan ke luar negeri. Dia kerap
memanggil nama presiden pertama Indonesia itu dengan sebutan bapak. Itu batu
milik bapak (Soekarno), Banyak dicari orang, tutur Apih.

Barito termasuk orang pernah menyaksikan kehebatan Apih. Dia bercerita suatu hari
seorang tamu memuji kehebatan pedang milik Imam Ali bin Abi Thalib, menantu
sekaligus sepupu Nabi Muhammad. Tamu itu lantas disuruh mengambil pelepah
pisang. Dengan keramatnya, Apih mengubah pelepah itu menjadi pedang sayidina
Ali dan diberikan kepada sang tamu.

Berharap berkah dari Apih


Gerimis masih mengguyur daerah Cilebut, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Rabu
malam pekan lalu. Jalanan, atap bangunan, dan pepohonan terlihat basah kuyup,
mulai dari Stasiun Cilebut hingga kediaman Raden Surya kencana Diningrat alias
Kiai Haji Cholik Soetardjo, biasa dipanggil orang setempat Apih.

Tukang ojek bernama Rudi dan mangkal di depan stasiun menegaskan Apih sangat
terkenal. Dia orang sakti, bisa bikin duit, katanya. Sebab itu, banyak orang datang
ke sana dengan pelbagai keperluan. Mulai rakyat biasa hingga pejabat dan artis.
Bahkan, Rudi pernah mendengar cerita ada seorang perwira tinggi polisi datang
membawa fulus seratus juta ke rumah Apih.

Kompleks kediaman Apih terdiri dari banyak rumah dengan jalan turun melingkar.
Rumah-rumah kepunyaan Apih ini bercat biru. Ketika tiba di sana, Rudi pun
bingung ke mana harus mencari Apih. Setrelah berhenti sebentar di sebuah
bangunan cukup besar dengan sebuah mobil terparkir di teras, seorang ibu
memberitahukan Apih berada di rumah satu lagi, dekat kandang kerbau.

Setiba di sana, dua lelaki sedang duduk seraya berbincang. Yang satu, berusia sekitar
60-an tahun, bernama Mansyur. Tunggu saja di sini, nanti Apih juga ke sini,
ujarnya. Mereka duduk di sebuah bangunan berpetak-petak. Kursi-kkursi palstik
berwarna merah berbaris di kedua sisi meja. Piring dan gelas, ada yang masih berisi
kopi atau teh dan gelas kosong habis dihirup, tergeletak tak beraturan di atas meja.

Setelah menunggu sekitar setengah jam, Apih muncul berkemeja lengan pendek
motif batik warna biru dengan kopiah hitam. Dia itu calon bupati Bogor, ujar Apih
seraya menunjuk ke arah Mansyur yang meminta izin ke belakang. Mansyur juga
pemimpin perusahaan sebuah media massa di Kota Hujan itu.
Malam kian gelap, Apih berkelit seputar rahasia dirinya sebagai mantan pengawal
mendiang Presiden Indonesia pertama Soekarno. Saya tahu Beliau dari televisi atau
baca di koran.

Dia juga merahasiakan umur sebenarnya. Konon, dia telah menginjak 115 tahun.
Apih cuma bilang usianya 56 tahun. Namun dia mengisyaratkan sudah benar-benar
uzur. Sudah tiga kali ganti lurah (tiga lurah meninggal), saya belum pernah bikin
KTP, tuturnya.

Kian larut, tiga tamu lain berdatangan. Salah satunya, perempuan cantik dengan
tubuh tinggi semampai berjilbab biru. Dia membawa plastik berisi air mineral.
Setelah duduk sebentar, dia menyerahkan dua botol dengan tutup dibuka ke arah
Apih. Sekejap kemudian, mulut Apih berkomat-kamit merapal doa di depan mulut
botol mineral ukuran sedang itu.

begitulah keseharian Apih. Di rumah menerima tamu mulai pagi hingga matahari
kembali bangkit. Apalagi kalau malam Jumat, orang China aja pada dateng, ujar
Rudi.

Keramat Apih gaet pejabat


Banyak orang percaya dengan keramat Raden Surya Kencana Diningrat alias Kiai
Haji Cholik Soetardjo, namun lebih dikenal dengan sebutan Apih. Mulai dari rakyat
biasa hingga artis dan pejabat.

Menurut sumber yang rajin bertandang ke kediaman Apih di Cilebut, Kabupaten


Bogor, Jawa Barat, saban malam Jumat banyak orang mandi kembang. Setahu saya,
artis rajin ke sana adalah penyanyi dangdut Uut Permatasari, katanya Jumat pekan
lalu.

Apalagi menjelang pemilihan umum 2014. Barito sangat yakin bakal banyak calon
legislatif, calon presiden, dan calon wali kota atau calon bupati datang meminta doa
restu Apih. Dia mencontohkan pada pemilu 2004, Susilo Bambang Yudhoyono
akhirnya terpilih sebagai presiden Indonesia keenam bersama Amien Rais juga
melawat ke sana. Biasanya kalau untuk tokoh-tokoh penting, Apih menerima
mereka di rumahnya di Kota Bogor.

Bahkan, sumber yang sama pekan lalu mengantar seorang calon anggota DPRD
Jawa Tengah minta didoakan oleh Apih. Ketika berkunjung ke rumah Apih dua hari
berturut-turut, Mansyur (calon bupati Bogor), termasuk yang rajin mendatangi
rumah Apih.

Sumber itu mengungkapkan pasangan Joko Widodo alias Jokowi dan Basuki Tjahja
Purnama akrab disapa Ahok juga minta didoakan agar menang dalam pemilihan
gubernur Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta. Hasilnya, Pasangan ini melaju ke
putaran ekdua menghadapi duet Fauzi Bowo dan Nachrowi Ramli. Jokowi dan Ahok
akhirnya terpilih sebagai gubernur Jakarta. Sebagai rasa syukur, tim sukses
pasangan Jokowi-Ahok menggelar syukuran dan dangdutan di kediaman Apih ketika
hasil hitung cepat berpihak pada pasangan ini.

Ada dugaan, Apih telah memberi sokongan terhadap Prabowo Subianto, calon
presiden dari Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra). Sebab, Apih tempak
memakai jaket dan topi partai binaan Prabowo itu. Di teras biasa tempat binatang
peliharaannya bermain, berkibar bendera Gerindra.

Contoh paling anyar diungkapkan sendiri oleh Apih. Dia menyebut dua bulan
sebelum diangkat sebagai kepala Kepolisian Daerah Metro Jakarta Raya, Inspektur
Jenderal Putut Eko Bayuseno menghubungi Apih. Dia menelepon dan minta tolong
karena sudah mau pensiun, ujar Apih.
Putut lantas dilantik sebagai Kepala Polda Metro Jaya menggantikan Inspektur
Jenderal Untung S. Rajab akhjir tahun lalu. Seorang polisi mendengar cerita itu juga
kagum dengan keramat Apih. Biasanya, baru bisa menjadi Kapolda Metro Jaya
setelah menjabat kepala Polda Jawa Timur dan Sumatera Utara.

Tapi Putut sungguh beruntung. Bekas ajudan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono
ini tidak harus melewati tahapan itu. Dari Bandung, dia langsung melompat ke
Jakarta. (Faisal Assegaf/merdeka)
Artikel ini juga di forward oleh viva forum

Você também pode gostar