Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
41 Tahun 2014
UU No 18 Tahun 2009 UU No 41 Tahun 2014 Alasan Terjadi Perubahan
PASAL 1 PASAL 1 Pada ayat 2 terjadi perubahan karena di
(2). Kesehatan hewan adalah segala urusan (2). Kesehatan Hewan adalah segala urusan dalam UU no 18 tahun 2009 isinya kurang
yang berkaitan dengan perawatan hewan, yang berkaitan dengan pelindungan sumber mencakup semua yang berhubungan
pengobatan hewan, pelayanan kesehatan daya Hewan, kesehatan masyarakat, dan kesehatan hewan dan juga tidak ada jaminan
hewan, pengendalian dan penanggulangan lingkungan serta penjaminan keamanan terhadap produk hewan.
penyakit hewan, penolakan penyakit, edic Produk Hewan, Kesejahteraan Hewan, dan Implikasi : dalam industri peternakan
reproduksi, edic konservasi, obat hewan dan peningkatan akses pasar untuk mendukung masyarakat semakin percaya terhadap
peralatan kesehatan hewan, serta keamanan kedaulatan, kemandirian, dan ketahanan produk hewan semenjak di dalam UU no 41
pakan. pangan asal Hewan. tahun 2014 ada jaminan keamanan produk
hewan.
(5). Ternak adalah hewan peliharaan yang (5). Ternak adalah Hewan peliharaan yang Pada ayat 5 tidak ada perubahan tetapi
produknya diperuntukan sebagai penghasil produknya diperuntukan sebagai penghasil hanya ada ayat tambahan yang befungsi
pangan, bahan baku industri, jasa, dan/ataupangan, bahan baku industri, jasa, dan/atau untuk memperjelas mengenai hewan
hasil ikutannya yang terkait dengan hasil ikutannya yang terkait dengan pertanian. ruminansia betina produktif dan hewan
pertanian. (5a). Ternak Ruminansia Betina Produktif ruminansia indukan.
adalah Ternak ruminansia betina yang
organ reproduksinya masih
berfungsi secara normal dan dapat
beranak.
(5b). Ternak Ruminansia Indukan adalah
Ternak betina bukan bibit yang memiliki
organ reproduksi normal dan sehat
digunakan untuk pengembangbiakan.
(9). Benih jasad renik adalah mikroba yang Dihapus Pada ayat 9 di dalam UU no 41 tahun 2014
dapat digunakan untuk kepentingan industri dihapus di karenakan mengenai industri
pakan dan/atau industri biomedik veteriner pakan di bahas di dalam ayat khusus bahan
pakan.
(17). Kastrasi adalah tindakan mencegah Dihapus Ayat 7 di hapus pada UU no 41 tahun 2014
berfungsinya testis dengan jalan karena istilah kastrasi sudah jelas di
menghilangkan atau menghambat fungsinya. masyarakat.
(20). Ternak lokal adalah ternak hasil Dihapus Tidak sesuai dengan pengertia sebenarnya,
persilangan atau introduksi dari luar yang telah seharusnya ternak lokal adalah ternak yang
dikembangbiakkan di Indonesia sampai berasal dari lokal dan murni
generasi kelima atau lebih yang teradaptasi dikembangbiakan di Negara Indonesia.
pada lingkungan dan/atau manajemen
setempat.
(28). Otoritas veteriner adalah kelembagaan (28). Otoritas Veteriner adalah kelembagaan Pada ayat ini terjadi perubahan karena dalam
Pemerintah dan/atau kelembagaan yang Pemerintah atau Pemerintah Daerah yang UU no 18 tahun 2009 tidak ada pemerintah
dibentuk Pemerintah dalam pengambilan bertanggung jawab dan memiliki kompetensi daerah dan dalam UU no 41 tahun 2014
keputusan tertinggi ya ng bersifat teknis dalam penyelenggaraan Kesehatan Hewan. isinya sudah lebih mencakup semua ataupun
kesehatan hewan dengan melibatkan sudah merangkum dari UU sebelumnya.
keprofesionalan dokter hewan dan dengan
mengerahkan semua lini kemampuan profesi
mulai dari mengindentifikasikan masalah,
menentukan kebijakan, mengoordinasikan
pelaksana kebijakan, sampai dengan
mengendalikan teknis operasional di lapangan.
(33). Biomedik adalah penyelenggaraan medik Dihapus Ayat ini di hapus karena sudah terdapat di
veteriner di bidang biologi farmasi, dalam ayat yang lain sehingga tidak perlu
pengembangan sains kedokteran, atau industri lagi di masukan ke dalam UU No 41 tahun
biologi untuk kesehatan dan kesejahteraan 2014.
manusia.
(34). Penyakit hewan adalah gangguan (34).Penyakit Hewan adalah gangguan Pada ayat ini mungkin hanya sedikit
kesehatan pada hewan yang antara lain, kesehatan pada Hewan yang disebabkan oleh mengalami perubahan di dalam UU no 41
disebabkan oleh cacat genetik, proses cacat genetik, proses degeneratif, gangguan tahun 2014 tidak disebutkan lagi apa saja
degeneratif, gangguan metabolisme, trauma, metabolisme, trauma, keracunan, infestasi mikroorganisme yang bersifat pathogen.
keracunan, infestasi parasit, dan infeksi parasit, prion, dan infeksi mikroorganisme
mikroorganisme pathogen seperti virus, bakteri, patogen.
cendawan, dan ricketsia.
(36). Penyakit hewan strategis adalah penyakit (36). Penyakit Hewan Menular Strategis Pada ayat ini dimana pada UU no 41 tahun
hewan yang dapat menimbulkan kerugian adalah penyakit Hewan yang dapat 2014 lebih jelas mengenai penyakit hewan
ekonomi, keresahan masyarakat, dan/atau menimbulkan angka kematian dan/atau angka strategis di dalam ayat ini juga di jelaskan
kematian hewan yang tinggi. kesakitan yang tinggi pada Hewan, dampak penyakit menular dan di sebutkan secara
kerugian ekonomi, keresahan masyarakat, spesifik dampak yang akan terjadi.
dan/atau bersifat zoonotik Implikasi : dalam masyarakat lebih mengerti
dampak dari penyakit hewan strategis.
(37). Zoonosis adalah penyakit yang dapat (37). Zoonosis adalah penyakit yang dapat Pada ayat 37 UU no 41 tahun 2014 ada
menular dari hewan kepada manusia atau menular dari Hewan kepada manusia atau penambahan sub bagian ayat dimana
sebaliknya. sebaliknya. penambahan yang menjelaskan dari wabah.
Implikasi : masyarakat lebih mengerti
(37a).Wabah adalah kejadian penyakit luar tentang penjelasan dari wabah.
biasa yang dapat berupa timbulnya suatu
Penyakit Hewan Menular baru di suatu
wilayah atau kenaikan kasus Penyakit Hewan
Menular mendadak yang dikategorikan
sebagai bencana non alam.
(44). Teknologi kesehatan hewan adalah segala Dihapus Pada UU no 41 ayat ini di hapus karena
sesuatu yang berkaitan dengan pengembangan teknologi kesehatan hewan sudah
dan penerapan ilmu, teknik, rekayasa, dan tercangkup pada ayat yang lain sehingga
industri di bidang kesehatan hewan tidak di masukan kembali.
(49). Sistem kesehatan hewan nasional yang (49). Sistem Kesehatan Hewan Nasional yang Pada UU no 41 tahun 2014 isinya lebih
selanjutnya disebut Siskeswanas adalah tatanan selanjutnya disebut Siskeswanas adalah lengkap di bandingkan UU no 19 tahun
unsur kesehatan hewan yang secara teratur tatanan Kesehatan Hewan yang ditetapkan 2009 mengenai siskeswanas dan juga lebih
saling berkaitan sehingga membentuk totalitas oleh Pemerintah dan diselenggarakan oleh terperinci siapa saja yang terlibat dalam
yang berlaku secara nasional. Otoritas Veteriner dengan melibatkan seluruh siskeswanas.
penyelenggara Kesehatan Hewan, pemangku
kepentingan, dan masyarakat secara terpadu. Implikasi : masyarakat yang bergerak dalam
bidang peternakan lebih jelas mengenai
fungsi-fungsi mereka.
pada ayat (1) wajib memperoleh izin dari yang dipersyaratkan oleh otoritas Menteri. , sedangkan pada UU No 41 tahun
2014 pada pasal 13 ayat (3) terdapat
menteri yang menyelenggarakan urusan
perdagangan setelah mendapat rekomendasi veteriner; pengurangan kata tersebut. Hal ini berarti
dari Menteri. bahwa pada UU No 41 tahun 2014,
c. memenuhi ketentuan peraturan menjelaskan bahwa setiap orang yang
perundangundangan melakukan pemasukan benih dan tau bibit
d. di bidang karantina Hewan; dan wajib memperoleh izin dari mentri, tanpa
harus menunggu rekomendasi terlebih
e. memerhatikan kebijakan pewilayahan dahulu dari mentri seperti yang dijelaskan
sumber pada UU sebelumnya.
d. ketentuan agama;
PASAL 31 (1). Peternak dapat melakukan kemitraan Terdapat penambahan 1 ayat pada UU No
usaha di bidang budi daya Ternak 41 Tahun 2014 yaitu pada ayat 3, dimana
(1) Peternak dapat melakukan kemitraan usaha berdasarkan perjanjian yang saling pada ayat ini lebih diperjelas lagi tentang
di bidang budi daya ternak berdasarkan memerlukan, memperkuat, menguntungkan, kemitraan usaha, yang mana membahas
perjanjian yang saling memerlukan, menghargai, bertanggung jawab, lebih rinci dari ayat 2
memperkuat, dan menguntungkan serta ketergantungan, dan berkeadilan.
berkeadilan.
(2) Kemitraan usaha sebagaimana dimaksud (2) Kemitraan usaha sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dapat dilakukan: pada ayat (1) dapat dilakukan:
a. antarpeternak;
b.antara peternak dan perusahaan a. antar-Peternak;
peternakan; b. antara Peternak dan Perusahaan
c. antara peternak dan perusahaan di bidang Peternakan;
lain; dan
d. antara perusahaan peternakan dan c. antara Peternak dan perusahaan di
Pemerintah atau Pemerintah Daerah. bidang lain; dan
(3) Pemerintah dan Pemerintah Daerah
d. antara Perusahaan Peternakan dan
melakukan pembinaan kemitraan
Pemerintah atau Pemerintah Daerah
sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
sesuai dengan kewenangannya.
dengan memerhatikan ketentuan peraturan
perundangundangan di bidang kemitraan (3) Kemitraan usaha sebagaimana dimaksud
usaha.
pada ayat (2) dapat berupa:
b. produksi;
c. pemasaran; dan/atau
PASAL 32 (1). Pemerintah dan Pemerintah Daerah sesuai Pada UU No 41 tahun 2014 ayat 1 terjadi
dengan kewenangannya berkewajiban perubahan makna dari UU No 18 tahun
(1) Pemerintah dan pemerintah daerah mendorong agar sebanyak mungkin warga 2009, dimana pada UU No 18 tahun 2009
mengupayakan agar sebanyak mungkin warga masyarakat menyelenggarakan budidaya hanya menjelaskan tentang budidaya ternak,
masyarakat menyelenggarakan budi daya Ternak sesuai dengan pedoman budidaya sedangkan pada UU No 41 tahun 2014
ternak. Ternak yang baik. menjelaskan lebih lengkap pula tentang
(2) Pemerintah dan pemerintah daerah budidaya ternak yang disesuaikan dengan
memfasilitasi dan membina pengembangan (2). Pemerintah dan Pemerintah Daerah sesuai pedoman budidaya ternak yang baik.
budi dengan kewenangannya memfasilitasi dan
daya yang dilakukan oleh peternak dan pihak membina pengembangan budi daya yang
tertentu yang mempunyai kepentingan dilakukan oleh Peternak dan pihak tertentu
khusus.
(3) Pemerintah dan pemerintah daerah yang mempunyai kepentingan khusus.
membina dan memberikan fasilitas untuk
pertumbuhan dan perkembangan koperasi dan (3). Pemerintah dan Pemerintah Daerah sesuai
badan usaha di bidang peternakan. dengan kewenangannya membina dan
memberikan fasilitas untuk pertumbuhan dan
perkembangan koperasi dan badan usaha di
bidang Peternakan.
PASAL 36 Diantara pasal 36 dan 37 disisipkan 5 pasal Pada UU No 41 tahun 2014, lebih diperjelas
yaitu 36A, 36B, 36C, 36D, 36E. lagi mengenai pasal 36, sehingga
(1) Pemerintah berkewajiban untuk ditambahakan pasal 36 A, 36 B, 36 C, 36 D
menyelenggarakan dan memfasilitasi kegiatan dan 36 E.
pemasaran hewan atau ternak dan produk
hewan di dalam negeri maupun ke luar
negeri.
(2) Pemasaran sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) diutamakan untuk membina
peningkatan produksi dan konsumsi protein
hewani dalam mewujudkan ketersediaan
pangan bergizi seimbang bagi masyarakat
dengan tetap meningkatkan kesejahteraan
pelaku usaha peternakan.
(3) Pengeluaran hewan atau ternak dan produk
hewan ke luar negeri sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dilakukan apabila
produksi dan pasokan di dalam negeri telah
mencukupi kebutuhan konsumsi masyarakat.
(4) Pemasukan hewan atau ternak dan produk
hewan dari luar negeri dilakukan apabila
produksi dan pasokan hewan atau ternak dan
produk hewan di dalam negeri belum
mencukupi kebutuhan konsumsi masyarakat.
(5) Pemerintah berkewajiban untuk
menciptakan iklim usaha yang sehat bagi
hewan atau
ternak dan produk hewan.
PASAL 37 (1). Pemerintah membina dan memfasilitasi Pada UU No 41 Tahun 2014, lebih
berkembangnya industri pengolahan produk diperjelas lagi pada ayat 2, dimana terdapat
(1) Pemerintah membina dan memfasilitasi Hewan dengan mengutamakan penggunaan penambahan makna mengenai kerjasama
berkembangnya industri pengolahan produk bahan baku dari dalam negeri. kemitraan.
hewan dengan mengutamakan penggunaan
bahan baku dari dalam negeri. (2). Pemerintah membina terselenggaranya
(2) Pemerintah membina terselenggaranya kemitraan yang sehat antara industri
kemitraan yang sehat antara industri pengolahan dan Peternak dan/atau koperasi
pengolahan dan peternak dan/atau koperasi yang menghasilkan Produk Hewan yang
yang menghasilkan produk hewan yang digunakan sebagai bahan baku industri.
digunakan sebagai bahan baku industri.
(3) Ketentuan lebih lanjut sebagaimana Kemitraan sebagaimana dimaksud pada ayat
dimaksud pada ayat (1) dilakukan sesuai (2) dapat berupa kerja sama:
dengan a. Permodalan atau pembiayaan;
peraturan perundang-undangan di bidang
industri, kecuali untuk hal- hal yang diatur b. pengolahan;
dalam Undang-Undang ini.
c. pemasaran;
d. pendistribusian; dan/atau
e. rantai pasok.
PASAL 41 Diantara pasal 41 dan 42 disisipkan 2 pasal Pada UU No 41 tahun 2014, lebih
yaitu pasal 41A dan 41B memperjelas lagi mengenai pasal 41,
Pencegahan penyakit hewan sebagaimana sehingga ditambahakan pasal 41 A dan 41
dimaksud dalam Pasal 39 dilakukan B.
berdasarkan ketentuan peraturan perundang-
undangan di bidang karantina hewan.