Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Pengertian
Angina pectoris adalah nyeri hebat yang berasal dari jantung dan terjadi
sebagai respon terhadap supalai oksigen yang tidak adequate ke sel-sel miokardium.
Nyeri angina dapat menyebar ke lengan kiri, ke punggung, ke rahang, atau ke daerah
abdomen (Corwin, 2009)
Angina pectoris ialah suatu sindrom klinis di mana pasien mendapat serangan
dada yang khas, yaitu seperti ditekan atau terasa berat di dada yang seringkali menjalar
ke lengan kiri. Sakit dada tersebut biasanya timbul pada waktu pasien melakukan suatu
aktivitas dan segera hilang bila pasien menghentikan aktivitasnya (Mansjoer dkk, 2007)
Angina pectoris adalah suatu syndrome yang ditandai dengan rasa tidak enak
yang berulang di dada dan daerah lain sekitarnya yang berkaitan yang disebabkan oleh
ischemia miokard tetapi tidak sampai terjadi nekrosis. Rasa tidak enak tersebut sering
kali digambarkan sebagai rasa tertekan, rasa terjerat, rasa kemeng, rasa penuh, rasa
terbakar, rasa bengkak dan rasa seperti sakit gigi. Rasa tidak enak tersebut biasanya
berkisar 1 15 menit di daerah retrosternal, tetapi dapat juga menjalar ke rahang, leher,
bahu, punggung dan lengan kiri. Walaupun jarang, kadang-kadang juga menjalar ke
lengan kanan. Kadang-kadang keluhannya dapat berupa cepat capai, sesak nafas pada
saat aktivitas, yang disebabkan oleh gangguan fungsi akibat ischemia miokard.
Penyakit angina pektoris ini juga disebut sebagai penyakit kejang jantung. Penyakit ini
timbul karena adanya penyempitan pembuluh koroner pada jantung yang
mengakibatkan jantung kehabisan tenaga pada saat kegiatan jantung dipacu secara
terus-menerus karena aktifitas fisik atau mental.
Etiologi
angina pektoris dapat terjadi bila otot jantung memerlukan asupan oksigen
yang lebih pada waktu tertentu, misalnya pada saat bekerja, makan, atau saat sedang
mengalami stress. Jika pada jantung mengalami penambahan beban kerja, tetapi
supplai oksigen yang diterima sedikit, maka akan menyebabkan rasa sakit pada
jantung. Oksigen sangatlah diperlukan oleh sel miokard untuk dapat mempertahankan
fungsinya. Oksigen yang didapat dari proses koroner untuk sel miokard ini, telah
terpakai sebanyak 70 - 80 %, sehingga wajar bila aliran koroner menjadi meningkat.
Aliran darah koroner terutama terjadi sewaktu diastole pada saat otot ventrikel dalam
keadaan istirahat.
Faktor- faktor yang mempengaruhi pemakaian oksigen pada jantung, adalah
- Denyut Jantung
Apabila denyut jantung bertambah cepat, maka kebutuhan oksigen tiap menitnya akan
bertambah.
- Kontraktilitas
Dengan bekerja, maka akan banyak mengeluarkan katekolamin (adrenalin dan nor
adrenalin) sehingga dapat meningkatkan kontraksi pada jantung.
- Tekanan Sistolik Ventrikel Kiri
Makin tinggi tekanan, maka akan semakin banyak pemakaian oksigen.
- Ukuran Jantung
Jantung yang besar, akan memerlukan oksigen yang banyak.
Faktor-faktor penyebab lainnya, antara lain adalah :
1. Aterosklerosis
2. Denyut jantung yang terlalu cepat
3. Anemia berat
4. Kelainan pada katup jantung, terutama aortic stenosis yang disebabkan oleh
sedikitnya aliran darah ke katup jantung.
5. Penebalan pada di dinding otot jantung - hipertropi- dimana dapat terjadi pada
penderita tekanan darah tinggi sepanjang tahun
6. Spasme arteri koroner
PATOFISIOLOGI
Mekanisme timbulnya angina pektoris didasarkan pada ketidakadekuatan suplai oksigen ke sel-
sel miokardium yang diakibatkan karena kekakuan arteri dan penyempitan lumen arteri koroner
(aterosklerosis koroner). Tidak diketahui secara pasti apa penyebab aterosklerosis, namun jelas
bahwa tidak ada faktor tunggal yang bertanggungjawab atas perkembangan aterosklerosis.
Aterosklerosis merupakan penyakir arteri koroner yang paling sering ditemukan. Sewaktu beban
kerja suatu jaringan meningkat, maka kebutuhan oksigen juga meningkat. Apabila kebutuhan
meningkat pada jantung yang sehat maka artei koroner berdilatasi dan mengalirkan lebih banyak
darah dan oksigen ke otot jantung. Namun apabila arteri koroner mengalami kekauan atau
menyempit akibat aterosklerosis dan tidak dapat berdilatasi sebagai respon terhadap peningkatan
kebutuhan akan oksigen, maka terjadi iskemik (kekurangan suplai darah) miokardium.
Berkurangnya kadar oksigen memaksa miokardium mengubah metabolisme yang bersifat
aerobik menjadi metabolisme yang anaerobik. Metabolisme anaerobik dengan perantaraan
lintasan glikolitik jauh lebih tdak efisien apabila dibandingkan dengan metabolisme aerobik
melalui fosforilasi oksidatif dan siklus Kreb. Pembentukan fosfat berenergi tinggi mengalami
penurunan yang cukup besar. Hasil akhir metabolisme anaerobik ini, yaitu asam laktat, akan
tertimbun sehingga mengurangi pH sel dan menimbulkan nyeri.
Kombinasi dari hipoksia, berkurangnya jumlah energi yang tersedia serta asidosis menyebabkan
gangguan fungsi ventrikel kiri. Kekuatan kontraksi daerah miokardium yang terserang
berkurang; serabut-serabutnya memendek sehingga kekuatan dan kecepatannya berkurng. Selain
itu, gerakan dinding segmen yang mengalami iskemia menjadi abnormal; bagian tersebut akan
menonjol keluar setiap kali ventrikel berkontraksi.
Berkurangya daya kontraksi dan gangguan gerakan jantung mengubah hemodinamika. Respon
hemodinamika dapat berubah-ubah, sesuai dengan ukuran segmen yang mengalami iskemia dan
derajat respon refleks kompensasi oleh system saraf otonom. Berkurangnya fungsi ventrikel kiri
dapat mengurangi curah jantung dengan mengurangi volume sekuncup (jumlah darah yang
dikeluarkan setiap kali jantung berdenyut).
Angina pectoris adalah rasa sakit dada yang berkaitan dengan iskemia miokardium.
Mekanismenya yang tepat bagaimana iskemi menimbulkan rasa sakit masih belum jelas.
Agaknya reseptor saraf rasa sakit terangsang oleh metabolik yang tertimbun atau oleh suatu zat
kimia antara yang belum diketahui atau oleh sters mekanik lokal akibat kontraksi miokardium
yang abnormal. Jadi secara khas rasa sakit digambarkan sebgai suatu tekanan substernal, kadang-
kadang menyebar turun kesisi medial lengan kiri. Tetapi banyak pasien tak pernah mengalami
angina yang pas; rasa sakit angina dapat menyerupai rasa sakit karena maldigesti atau sakit gigi.
Pada dasarnya angina dipercepat oleh aktivitas yang meningkatkan miokardium akan oksigen,
seperti latihan fisik. Sedangkan angina akan hilang dalam beberapa menit dengan istirahat atau
nitrogliserin.
MANIFESTASI KLINIS
1. Angina pectoris stabil.
- Muncul ketika melakukan aktifitas berat
- Biasanya dapat diperkirakan dan rasa nyeri yang muncul biasanya sama dengan rasa
nyeri yang datang sebelumnya
- Hilang dalam waktu yang pendek sekitar 5 menit atau kurang
- Hilang dengan segera ketika anda beristirahat atau menggunakan pengobatan terhadap
angina
- Rasa sakitnya dapat menyebar ke lengan, punggung atau area lain
- Dapat dipicu oleh tekanan mental atau stres.
2. Angina pectoris tidak stabil.
- Angina yang baru pertama kali atau angina stabil dengan karakteristik frekuensi berat dan
lamanya meningkat.
- Timbul waktu istirahat/kerja ringan.
- Tidak dapat diperkirakan
- Biasanya lebih parah dan hilang dalam waktu yang lebih lama
- Dapat tidak akan hilang saat beristirahat ataupun pengobatan angina
- EKG: Deviasi segment ST depresi atau elevasi.
3. Angina variant.
- Angina yang terjadi spontan umumnya waktu istirahat dan pada waktu aktifitas ringan.
Biasanya terjadi karena spasme arteri koroner
- EKG deviasi segment ST depresi atau elevasi yang timbul pada waktu serangan yang
kemudian normal setelah serangan selesai.
PENATALAKSANAAN
Ada dua tujuan utama penatalaksanaan angina pectoris :
ASUHAN KEPERAWATAN
Aktivitas/istirahat
Sirkulasi
jantung mungkin normal, S4 ambat atau murmur sistolik transien lambat (disfungsi otot
Makanan/cairan
kolesterol/lemak,garam,kafein,minuman keras.
Tanda : ikat pinggang sesak,distensi gaster.
Integritas ego
Nyeri/ketidaknyamanan
menit)
Faktor pencetus : nyeri sehubungan dengan kerja fisik atau emosi besar,seperti
marah,olahraga pada suhu ekstrem,atau mungkin tak dapat diperkirakan dan/atau terjadi
selama istirahat.
Nyeri dada baru atau terus menerus yang teah berubah frekuensi,durasinya,karakter atau
Pernafasan
2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
miokard transien/memanjang)
kesehatan.
3. RENCANA KEPERAWATAN
Pantau dan catat efek atau kerugian Efek yang diinginkan untuk
respon obat, catat TD, frekuaensi jantung menurunkan kebutuhan oksigen
dan irama (khususnya bila memberikan miokard dengan menurunkan stress
kombinasi antagonis kalsium, ventricular. Obat dengan kandungan
betabloker, dan nitras) inotropik negative dapat menurunkan
perfusi terhadap iskemik miokardium.
Kombinasi nitras dan penyekat beta
dapat memberi efek terkumpul pada
curah jantung.
Kaji tanda-tanda dan gejala-gejala GJK Angina hanya gejalab patologis yang
disebabkan oleh iskemia
miokard.penyakit yang emepengaruhi
fungsi jantung emnjadi dekompensasi.
Kolaborasi :
Berikan obat sesuai indikasi : penyekat Meskipun berbeda pada bentuk
saluran kalsium, contoh ditiazem kerjanya, penyekat saluran kalsium
(cardizem); nifedipin (procardia); berperan penting dalam mencegah dan
verapamil(calan). menghilangkan iskemia pencetus
spasme arteri koroner dan
menurunkan tahanan vaskuler,
sehingga menurunkan TD dan kerja
jantung.
Penyakit beta, contoh atenolol Obat ini menurunkan kerja jantung
(tenormin); nadolol (corgard); dengan menurunkan frekuensi jantung
propanolol (inderal); esmolal dan TD sistolik.
(brebivbloc).
3. INTOLERANSI AKTIFITAS BERHUBUNGAN DENGAN SERANGAN ISKEMIA
OTOT JANTUNG, BERKURANGNYA CURAH JANTUNG.
Tujuan : Setelah diberikan tindakan keperawatan diharapkan pasien dapat
berpartisipasi dalam aktivitas yang diinginkan/diperlukan.
Kriteria hasil : Pasien melaporkan peningkatan dalam toleransi aktivitas yang
dapat diukur, pasien menunjukan penurunan dalam tanda-tanda intoleransi
fisiologis.
INTERVENSI RASIONAL
Kaji respons klien terhadap aktivitas, Menyebutkan parameter membantu
perhatikan frekuensi nadi lebih dari 20 dalam mengkaji respons fisiologi
kali per menit di atas frekuensi istirahat; terhadap stress aktivitas dan, bila ada
peningkatan TD yang nyata merupakan indikator dari kelebihan
selama/sesudah aktivitas; dispnea atau kerja yang berkaitan dengan tingkat
nyeri dada; keletihan dan kelemahan aktivitas.
yang berlebihan; diaphoresis; pusing
atau pingsan.
Instruksikan pasien tentang teknik Teknik menghemat energi mengurangi
penghematan energi. penggunaan energy, juga membantu
keseimbangan antara suplai dan
kebutuhan oksigen.
Berikan dorongan untuk melakukan Kemajuan aktivitas bertahap mencegah
aktivitas/perawatan diri bertahap jika peningkatan kerja jantung tiba-tiba.
dapat ditoleransi. Berikan bantuan Memberikan bantuan hanya sebatas
sesuai kebutuhan. kebutuhan akan mendorong
kemandirian dalam melakukan
aktivitas.
4. ANSIETAS BERHUBUNGAN DENGAN RESPON PATOFISIOLOGIS DAN
ANCAMAN TERHADAP STATUS KESEHATAN.
Tujuan : Setelah diberikan tindakan keperawatan diharapkan ansietas pasien
turun sampai tingkat yang dapat diatasi.
Kriteria hasil : Pasien menyatakan kesadaran perasaan ansietas dan cara sehat
sesuai, pasien menunjukkan strategi koping efektif/keterampilan pemecahan
masalah, pasien melaporkan ansietas menurun sampai tingkat yang dapat diatasi.
INTERVENSI RASIONAL
Jelaskan tujuan tes dan prosedur, contoh Menurunkan cemas dan takut terhadap
tes stress. diagnose dan prognosis.
Tingkatkan ekspresi perasaan dan Perasaan tidak ekspresikan dapat
takut,contoh menolak, depresi, dan menimbulkan kekacauan internal dan
marah. efek gambaran diri.
Dorong keluarga dan teman untuk Meyakinkan pasien bahwa peran
menganggap pasien sebelumnya. dalam keluarga dan kerja tidak
berubah.
Kolaborasi :
berikan sedative, tranquilizer sesuai Mungkin diperlukan untuk membantu
indikasi pasien rileks sampai secara fisik
mampu untuk membuat strategi
koping adekuat.
5. KURANG PENGETAHUAN (KEBUTUHAN BELAJAR) MENGENAI KODISI,
KEBUTUHAN PENGOBATAN BERHUBUNGAN DENGAN KURANGNYA
INFORMASI.
Tujuan : Setelah diberikan tindakan keperawatan diharapkan pengetahuan
pasien bertambah.
Kriteria hasil : Pasien menyatakan pemahaman kondisi/proses penyakit dan
pengobatan, berpartisipasi dalam program pengobatan serta melakukan
perubahan pola hidup.
INTERVENSI RASIONAL
Kaji ulang patofisiologi kondisi. Pasien dengan angina membutuhkan
Tekankan perlyunya mencegah serangan belajar mengapa hal itu terjadi dan
angina. apakah dapat dikontrol. Ini adalah
focus manajemen terapeutik supaya
menurunkan infark miokard.
Dorong untuk menghindari Dapat menurunkan insiden /beratnya
faktor/situasi yang sebagai pencetus episode iskemik.
episode angina, contoh: stress emosional,
kerja fisik, makan terlalu banyak/berat,
terpajan pada suhu lingkungan yang
ekstrem
Kaji pentingnya control berat badan, Pengetahuan faktor resiko penting
menghentikan merokok, perubahan diet memberikan pasien kesempatan untuk
dan olahraga. membuat perubahan kebutuhan.
Tunjukan/dorong pasien untuk Membiarkan pasien untuk
memantau nadi sendiri selama aktivitas, mengidentifikasi aktivitas yang dapat
jadwal/aktivitas sederhana, hindari dimodifikasi untuk menghindari stress
regangan. jantung dan tetap dibawah ambang
angina.
Diskusikan langkah yang diambil bila Menyiapkan pasien pada kejadian
terjadi serangan angina, contoh untuk menghilangkan takut yang
menghentikan aktivitas, pemberian obat mungkin tidak tahu apa yang harus
bila perlu, penggunaan teknik relaksasi. dilakukan bila terjadi serangan.
Kaji ulang obat yang diresepkan untuk Angina adalah kondisi rumit yang
mengontrol/mencegah serangan angina. sering memerlukan penggunaan
banyak obat untuk menurunkan kerja
jantung, memperbaiki sirkulasi
koroner, dan mengontrol terjadinya
serangan.
Tekankan pentingnya mengecek dengan Obat yang dijual bebas mempunyai
dokter kapan menggunakan obat-obat potensi penyimpangan.
yang dijual bebas.
4. Implementasi keperawatan
2. Menganjurkan pasien untuk memberitahu perawat dengan cepat bila terjadi nyeri dada.
nyeri.
sisi kiri)
miokard transien/memanjang)
diri,sesuai indikasi.
6. Memantau dan mencatat efek/kerugian respon obat,catat TD,ferkuensi jantung dan irama
atenolol(tenormin),nadolol(corgard);propanolol(inderal);esmolal(brebivbloc)
1. Mengkaji respon klien terhadap aktifitas. Memperhatikan frekuensi nadi ebih dari
status kesehatan.
ingkungan ekstrem.
olahraga.
4. Menunjukkan/mendorong pasien untuk memantau nadi sendiri selama
dijual bebas.
5. evaluasi
MIOKARDIAK INFARK
PENGERTIAN
Infark miokard akut adalah penyakit jantung yang disebabkan oleh karena
sumbatan pada arteri koroner. Sumbatan akut terjadi oleh karena adanya
aterosklerotik pada dinding arteri koroner sehingga menyumbat aliran
darah ke jaringan otot jantung.
(M. Black, Joyce, 2014: 343)
Infark Miokard Akut (IMA) adalah nekrosis miokard akibat aliran darah ke
otot jantung terganggu. (M. Black, Joyce, 2014: 343)
Etiologi
Penyebab IMA paling sering adalah oklusi lengkap atau hampir lengkap
dari arteri coroner, biasanya dipicu oleh ruptur plak arterosklerosis yang
rentan dan diikuti pleh pembentukan trombus. Ruptur plak dapat dipicu
oleh faktor-faktor internal maupun
eksternal. (M.Black, Joyce, 2014: 343)
Factor internal antara lain karakteristik plak,seperti ukuran dan konsistensi
dari inti lipid dan ketebalan lapisan fibrosa , serta kondisi bagaimana plak
tersebut terpapar,seperti status koagulasi dan derajat vasokontriksi arteri.
Plak yang rentan paling sering terjadi pada area dengan stenosis kurang
dari 70 % dan ditandai dengan bentuk yang
eksentrik dengan batas tidak teratur; inti lipid yang besar dan tipis ;dan
pelapis fibrosa yang tipis. (M. Black, Joyce, 2014: 343)
Factor eksternal berasal dari aktivitas klien atau kondisi eksternal yang
memengaruhi klien. Aktivitas fisik berat dan stress emosional berat, seperti
kemarahan,serta peningkatan respon system saraf simpatis dapat
menyebabkan rupture plak. Pada waktu yang sama, respon system saraf
simpatis akan meningkatkan kebutuhan oksigen
miokardium. Peneliti telah melaporkan bahwa factor eksternal, seperti
paparan dingin dan waktu tertentu dalam satu hari, juga dapat
memengaruhi rupture plak. Kejadian coroner akut terjadi lebih sering
dengan paparan terhadap dingin dan pada waktuwaktu pagi hari.
Peneliti memperkirakan bahwa peningkatan respon system saraf simpatis
yang tiba-tiba dan berhubungan dengan faktor-faktor ini dapat berperan
terhadap ruptur plak.
Peran inflamasi dalam memicu ruptur plak masih dalam penelitian. (M.
Black, Joyce,2014:343)
Apapun penyebabnya, ruptur plak aterosklerosis akan menyebabkan (1)
paparan aliran darah terhadap inti plak yang kaya lipid, (2) masuknya
darah ke dalam plak,menyebabkan plak membesar, (3) memicu
pembentukan trombus, dan (4) oklusi parsial atau komplet dari arteri
coroner.(M.Black, Joyce, 2014:344)
Angina tak stabil berhubungan dengan oklusi parsial jangka pendek dari
arteri coroner, sementara IMA berasal dari oklusi lengkap atau signifikan
dari arteri coroner yang berlangsung lebih dari 1 jam. Ketika aliran darah
berhenti mendadak, jaringan miokardium yang disuplai oleh arteri tersebut
akan mati. Spasme arteri coroner juga dapat menyebabkan oklusi akut.
Faktor risiko yang memicu serangan jantung pada klien sama untuk semua
tipe PJK. (M.Black, Joyce,2014: 344)
Patofisiologi
IMA dapat dianggap sebagai titik akhir dari PJK. Tidak seperti iskemia
sementara yang terjadi dengan angina, iskemia jangka panjang yang tidak
berkurang akan menyebabkan kerusakan ireversibel terhadap miokardium.
Sel-sel jantung dapat bertahan dari iskemia selama 15 menit sebelum
akhirnya mati. Manifestasi iskemia dapat dilihat
dalam 8 hingga 10 detik setelah aliran darah turun karena miokardium aktif
secara metabolic. Ketika jantung tidak mendapatkan darah dan oksigen,
sel jantung akan menggunakan metabolisme anaerobic, menciptakan lebih
sedikit adenosine trifosfat (ATP) dan lebih banyak asam laktat sebagai
hasil sampingannya. Sel miokardium sangat
sensitif terhadap perubahan pH dan fungsinya akan menurun. Asidosis
akan menyebabkan miokarium menjadi lebih rentan terhadap efek dari
enzim lisosom dalam sel. Asidosis menyebabkan gangguan sistem
konduksi dan terjadi disritmia. Kontraktilitas juga akan berkurang, sehingga
menurunkan kemampuan jantung sebagai
suatu pompa. Saat sel miokardium mengalami nekrosis, enzim intraselular
akan dilepaskan ke dalam aliran darah, yang kemudian dapat dideteksi
dengan pengujian laboratorium. (M.Black, Joyce, 2014
:345)
Dalam beberapa jam IMA, area nekrotik akan meregang dalam suatu
proses yang disebut ekspansi infark. Ekspansi ini didorong juga oleh
aktivasi neurohormonal yang terjadi pada IMA. Peningkatan denyut
jantung, dilatasi ventrikel, dan aktivasi dari system renin-angiotensin akan
meningkatkan preload selama IMA untuk menjaga curah
jantung. Infark transmural akan sembuh dengan menyisakan pembentukan
jaringan parut di ventrikel kiri, yamg disebut remodeling. Ekspansi dapat
terus berlanjut hingga enam minggu setelah IMA dan disertai oleh
penipisan progresif serta perluasan dari area infark
dan non infark. Ekspresi gen dari sel-sel jantung yang mengalami
perombakan akan berubah, yang menyebabkan perubahan structural
permanen ke jantung. Jaringan yang mengalami remodelisasi tidak
berfungsi dengan normal dan dapat berakibat pada gagal jantung akut atau
kronis dengan disfungsi ventrikel kiri, serta peningkatan volume serta
tekanan ventrikel. Remodeling dapat berlangsung bertahun-tahun setelah
IMA.(M.Black, Joyce,2014: 345)
Lokasi IMA paling sering adalah dinding anterior ventrikel kiri di
dekat apeks, yang terjadi akibat trombosis dari cabang desenden arteri
coroner kiri. Lokasi umum lainnya adalah (1) dinding posterior dari ventrikel
kiri di dekat dasar dan di belakang daun katup/ kuspis posterior dari katup
mitral dan (2) permukaan inferior (diafragmantik)
jantung. Infark pada ventrikel kiri posterior terjadi akibat oklusi arteri
coroner kanan atau cabang sirkumfleksi arteri coroner kiri. Infark inferior
terjadi saat arteri coroner kanan mengalami oklusi. Pada sekitar 25 % dari
IMA dinding inferior, ventrikel kanan
merupakan lokasi infark. Infark atrium terjadi pada kurang dari 5 %. Peta
konsep menjelaskan efek selular yang terjadi selama infark miokard.
(M.Black, Joyce, 2014:345)
Manifestasi Klinis
Manifestasi klinis yang berhubungan dengan IMA berasal dari iskemia otot
jantung dan penurunan fungsi serta asidosis yang terjadi. Manifestasi klinis
utama dari IMA adalah nyeri dada yang serupa dengan angina pectoris
tetapi lebih parah dan tidak berkurang dengan nitrogliserin. Nyeri dapat
menjalar ke leher, rahang, bahu, punggung
atau lengan kiri. Nyeri juga dapat ditemukan di dekat epigastrium,
menyerupai nyeri pencernaan. IMA juga dapat berhubungan dengan
manifestasi klinis yang jarang terjadi berikut ini.(M.Black, Joyce, 2014
: 346)
a.Nyeri dada, perut, punggung, atau lambung yang tidak khas.
b.Mual atau pusing.
c.Sesak napas dan kesulitan bernapas.
d.Kecemasan, kelemahan, atau kelelahan yang tidak dapat dijelaskan
e.Palpitasi, kringat dingin, pucat Wanita yang mengalami IMA sering kali
datang dengan satu atau lebih manifestasi yang jarang terjadi di
atas.(M.Black, Joyce, 2014: 346)
PENATALAKSANAAN
1.Rawat ICCU, puasa 8 jam
2.Tirah baring, posisi semi fowler.
3.Monitor EKG
4.Infus D5% 10 12 tetes/ menit
5.Oksigen 2 4 lt/menit
6.Analgesik : morphin 5 mg atau petidin 25 50 mg
7.Obat sedatif : diazepam 2 5 mg
8.Bowel care : laksadin
9.Antikoagulan : heparin tiap 4 6 jam /infus
10.Diet rendah kalori dan mudah dicerna
11.Psikoterapi untuk mengurangi cemas