Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Pada amandemen pertama pasal-pasal yang mengalami perubahan adalah Pasal 5 Ayat 1, Pasal 7, Pasal 9, Pasal 13 Ayat
(2), Pasal 14, Pasal 15, Pasal 17 Ayat (2) dan (3), Pasal 20, dan Pasal 21 Undang-Undang Dasar 1945.
Dengan adanya amandemen terhadap UUD 1945, kita berharap konstitusi Indonesia makin baik dan lengkap untuk
menyesuaikan dengan tuntutan perkembangan dan kehidupan kenegaraan yang demokratis. Undang-Undang Dasar
Republik Indonesia adalah naskah yang terdiri atas pembukaan dan pasal-pasal. Pembukaan terdiri atas empat alinea dan
pada batang tubuh terdiri atas 20 bab, 73 pasal, 3 pasal aturan peralihan, dan 2 pasal aturan tambahan. Amandemen UUD
1945 ini telah memperbarui dan mengubah sistem ketatanegaraan Indonesia yang sebelumnya berdasar pada UUD 1945
sebelum dilakukan amandemen.
UUD 1945 terdiri atas : 20 BAB, 73 PASAL, 194 AYAT, 3 PASAL ATURAN
PERALIHAN DAN 2 PASAL ATURAN TAMBAHAN
UUD 1945 di amandement sebanyak 4 kali
BAB XI A G A M A
Pasal 29
ayat 1 => Negara berdasar atas Ketuhanan YME
ayat 2 => Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing dan untuk
beribadat menurut agamanya dan kepercayaannya itu.
BAB XV
BENDERA, BAHASA, DAN LAMBANG NEGARA, SERTA LAGU KEBANGSAAN **)
Pasal 35
Bendera Negara Indonesia ialah sang merah Putih.
Pasal 36
Bahasa Negara ialah Bahasa Indonesia.
Pasal 36A
Lambang Negara ialah Garuda Pancasila dengan semboyan Bhineka Tunggal Ika.**
Pasal 36B
Lagu Kebangsaan ialah Indonesia Raya.**)
Pasal 36C
Ketentuan lebih lanjut mengenai Bendera, Bahasa dan Lambang Negara, serta Lagu Kebangsaan diatur dengan undang-
undang.**)
ATURAN PERALIHAN
Pasal I
Segala peraturan perundang-undangan yang ada masih tetap berlaku selama belum diadakan yang baru
menurut Undang-Undang Dasar ini.****)
Pasal II
Semua lembaga negara yang ada masih tetap berfungsi sepanjang untuk melaksanakan ketentuan
Undang-Undang Dasar dan belum diadakan yang baru menurut Undang-Undang Dasar ini.**** )
Pasal III
Mahkamah Konstitusi dibentuk selambat-lambatnya pada 17 Agustus 2003 dan sebelum dibentuk segala kewenangannya
dilakukan oleh Mahkamah Agung.**** )
ATURAN TAMBAHAN
Pasal I
Majelis Permusyawaratan Rakyat ditugasi untuk melakukan peninjauan terhadap materi dan status hukum
Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Sementara dan Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat
untuk diambil putusan pada sidang Majelis Permusyawaratan Rakyat tahun 2003.**** )
Pasal II
Dengan ditetapkannya perubahan Undang-Undang Dasar ini, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun
1945 terdiri atas Pembukaan dan pasal-pasal****)
Pada kurun waktu tahun 1999-2002, UUD 1945 mengalami 4 kali perubahan
(amandemen), yang mengubah susunan lembaga-lembaga dalam sistem ketatanegaraan Republik
Indonesia.
Setelah dilakukan 4 kali perubahan, UUD 1945 memiliki 20 bab, 37 pasal, 194 ayat, 3
pasal Aturan Peralihan, dan 2 pasal Aturan Tambahan.
Dalam Risalah Sidang Tahunan MPR Tahun 2002, diterbitkan Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Dalam Satu Naskah, Sebagai Naskah Perbantuan dan
Kompilasi Tanpa Ada Opini.
Sejarah Awal
Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) yang dibentuk
pada tanggal 29 April 1945 adalah badan yang menyusun rancangan UUD 1945. Pada masa
sidang pertama yang berlangsung dari tanggal 28 Mei hingga 1 Juni 1945,
Ir. Soekarno menyampaikan gagasan tentang Dasar Negara yang diberi nama Pancasila. Pada
tanggal 22 Juni 1945, 38 anggota BPUPKI membentuk Panitia Sembilan yang terdiri dari 9
orang untuk merancang Piagam Jakarta yang akan menjadi naskah Pembukaan UUD 1945.
Setelah dihilangkannya anak kalimat dengan kewajiban menjalankan syariah Islam bagi
pemeluk-pemeluknya maka naskah Piagam Jakarta menjadi naskah Pembukaan UUD 1945
yang disahkan pada tanggal 18 Agustus 1945 oleh Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia
(PPKI). Pengesahan UUD 1945 dikukuhkan oleh Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP) yang
bersidang pada tanggal 29 Agustus 1945. Naskah rancangan UUD 1945 Indonesia disusun pada
masa Sidang Kedua Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan (BPUPKI). Nama Badan
ini tanpa kata Indonesia karena hanya diperuntukkan untuk tanah Jawa saja. Di Sumatera ada
BPUPKI untuk Sumatera. Masa Sidang Kedua tanggal 10-17 Juli 1945. Tanggal 18
Agustus 1945, PPKI mengesahkan UUD 1945 sebagai Undang-Undang Dasar Republik
Indonesia.
Periode berlakunya Konstitusi RIS 1949 (27 Desember 1949 17 Agustus 1950)
Pada masa ini sistem pemerintahan indonesia adalah parlementer.
bentuk pemerintahan dan bentuk negaranya federasi yaitu negara yang didalamnya
terdiri dari negara-negara bagian yang masing masing negara bagian memiliki kedaulatan sendiri
untuk mengurus urusan dalam negerinya.
Presiden mengangkat Ketua dan Wakil Ketua MPR/DPR dan MA serta Wakil Ketua
DPA menjadi Menteri Negara
Pemberontakan Partai Komunis Indonesia melalui Gerakan 30 September Partai Komunis Indonesia
Periode UUD 1945 masa orde baru (11 Maret 1966 21 Mei 1998)
Pada masa Orde Baru (1966-1998), Pemerintah menyatakan akan menjalankan UUD
1945 dan Pancasila secara murni dan konsekuen.
Pada masa Orde Baru, UUD 1945 juga menjadi konstitusi yang sangat sakral, di
antara melalui sejumlah peraturan:
Ketetapan MPR Nomor I/MPR/1983 yang menyatakan bahwa MPR berketetapan untuk
mempertahankan UUD 1945, tidak berkehendak akan melakukan perubahan terhadapnya
Ketetapan MPR Nomor IV/MPR/1983 tentang Referendum yang antara lain menyatakan bahwa
bila MPR berkehendak mengubah UUD 1945, terlebih dahulu harus minta pendapat rakyat
melalui referendum.
Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1985 tentang Referendum, yang merupakan pelaksanaan TAP
MPR Nomor IV/MPR/1983.
Tujuan perubahan UUD 1945 waktu itu adalah menyempurnakan aturan dasar seperti
tatanan negara, kedaulatan rakyat, HAM, pembagian kekuasaan, eksistensi negara demokrasi dan
negara hukum, serta hal-hal lain yang sesuai dengan perkembangan aspirasi dan kebutuhan
bangsa. Perubahan UUD 1945 dengan kesepakatan di antaranya tidak mengubah Pembukaan
UUD 1945, tetap mempertahankan susunan kenegaraan (staat structuur) kesatuan atau
selanjutnya lebih dikenal sebagai Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), serta
mempertegas sistem pemerintahan presidensial.
Dalam kurun waktu 1999-2002, UUD 1945 mengalami 4 kali perubahan (amandemen)
yang ditetapkan dalam Sidang Umum dan Sidang Tahunan MPR:
Sidang Umum MPR 1999, tanggal 14-21 Oktober 1999 Perubahan Pertama UUD 1945
Sidang Tahunan MPR 2000, tanggal 7-18 Agustus 2000 Perubahan Kedua UUD 1945
Sidang Tahunan MPR 2001, tanggal 1-9 November 2001 Perubahan Ketiga UUD 1945
Sidang Tahunan MPR 2002, tanggal 1-11 Agustus 2002 Perubahan Keempat UUD 194
RANGKUMAN MATERI PEND PANCASILA
Sejarah Pancasila
Lahirnya pancasila dilatar belakangi oleh sejarah masuknya agama besar di nusantara (
islam, hindu, budha ) menjadi landasan hidup beragama dan bermasyarakat. Selain itu juga
didasari atas pergerakan Indonesia yang dimulai sejak masa hindu budha yakni pada masa
kerajaan majapahit. Perumusan pancasila sendiri dimulai saat jepang menjanjikan kemerdekaan
Indonesia pada tanggal 29 april 1945, karena hal itu dengan berdirinya sebuah negara maka
harus memiliki landasan atau dasar bagi negara itu sendiri maka dirumuskanlah Pancasila.
Isi dari pancasila itu sendiri tertuang dalam isi pidato Mr. Muh Yamin pada tanggal 29
mei 1945 yakni :
1. pri kebangsaan,
2. pri kemanusiaan,
3. pri ketuhanan,
4. pri kerakyatan
5. pri kesejahteraan.
Proklamasi juga memiliki hubungan yang erat dengan lahirnya pancasila karena
proklamasi merupakan titik kuliminasi dari perjuangan bangsa Indonesia dalam memperoleh
kemerdekaanselain itu proklamassi juga dianggap sebagai konsekuensi bangsa Indonesia yang
telah merdeka dan menyamakan kedudukannya dengan bangsa lain selain itu juga merupakan
konsekuensi keluar yakni menyebarkan pemberitaan tentang kedaulatan atau kemerdekaan
terhadap bangsa lain.
Pancasila juga dapat bersifat objektif dan subjektif. bersifat objektif artinya nilai nilai
tersebut dapat dipakai dan diakui oleh negara negara lain, tentunya tidak dengan nama
pancasila. Sedangkan bersifat subjektif artinya bahwa nilai nilai pancasila itu terletak pada
pembawa dan pendukung nilai pancasila itu sendiri yaitu masyarakat, bangsa dan negara
Indonesia. Jadi dapat disimpulkan bahwa nilai pancasila itu sendiri merupakan ideologi bagi
bangsa Indonesia menjadi landasan , dasar, serta motivasi atas segala perbuatan baik dalam
kehidupan sehari hari dan dalam kehidupan kenegaraan.
4. Arti dan makna sila kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan perwaakilan.
Permusyawaratan diusahakan agar dapat menghasilkan keputusan keputusan yang diambil
secara bulat.
5. Arti dan makna sila keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Keadilan berarti adanya persamaaan dan salin menghargai karya orang lain. Kemkmuran yang
merata bagi seluruh rakyat dalam arti dinamis dan meningkat. Dinamis dalam arti diupayakan
lebih tinggi dan lebih baik.
Sosialisme : (sosialism) secara etimologi berasal dari bahasa Perancis sosial yang berarti
kemasyarakatan. Istilah sosialisme pertama kali muncul di Perancis sekitar 1830. Umumnya
sebutan itu dikenakan bagi aliran yang masing-masing hendak mewujutkan masyarakat yang
berdasarkan hak milik bersama terhadap alat-alat produksi, dengan maksud agar produksi tidak
lagi diselenggarakan oleh orang-orang atau lembaga perorangan atau swasta yang hanya
memperoleh laba tetapi semata-mata untuk melayani kebutuhan masyarakat. Dalam arti tersebut
ada empat macam aliran yang dinamakan sosialisme yaitu sosial demokrat, komunisme,
anarkhisme, dan sinkalisme (Ali Mudhofir, 1988). Sosialisme ini muncul kira-kira pada awal
abad 19, tetapi gerakan ini belum berarti dalam lapangan politik. Baru sejak pertengahan abad 19
yaitu sejak terbit bukunya Marx, Manifes Komunis (1848), sosialisme itu (seakan-akan) sebagai
faktor yang sangat menentukan jalannya sejarah umat manusia.
Amandemen UUD45
Sejak tahun 1999 sampai tahun 2002 majelis permusyawaratan rakyat RI telah empat kali
menetapkan perubahan pasal pasal yang di ubah dan ada pula pasal pasal yang ditambah.
I. Perubahan pertama terhadap pasal UUD45 ditetapkan pada tanggal 19 oktober 1999.
II. Perubahan Kedua ini dilakukan pada sidang MPR, tepatnya pada tanggal 18 agstus 2000.
III. Perubahan ketiga ditetapkan oleh MPR pada tanggal 9 november 2001.
IV. Perubahan keempat dilakukan pada sidang tahunan MPR bulan agustus 2002.
a) Pelaksanaan UUD45 pada masa awal kemerdekaan ( 18 agustus 1945 27 desmber 1949 )
Dengan ditetapkannya pancasila dan UUD 45 oleh PPKI mmerupakan modal berharga
untuk mendapatkan pemerintahan RI yang bisa berjalan dengan baik. Namun sebelum cita cita
itu terwujud bangsa Indonesia harus dihadapkan pada masalah baru yaitu kehadiran tentara
sekutu dan nica ke wilayah Indonesia. Hal itu membuat pemerintah dan rakyat Indonesia
memusatkan perhatian dan upaya mempertahankan negara kesatuan RI dan sistem pemerintahan
berdasarkan UUD45 belum dapat dilaksanakan.
Pada awal berdirinya negara ini banyak lembaga tinggi negara belum terbentuk. Hal ini
kemudian diantisipasi dengan aturan peralihan pasal 4. Untuk memperkuat kedudukan komite
nasional Indonesia pusat, maka pada tanggal 16 oktober 1945 dikeluarkannya maklumat wakil
presiden nomor X yang isinyaa KNIP sebagai pembantu presiden menjadi badan yang diberi
tugas legislativ dan ikut menetapkan GBHN.
Pada tanggal 3 november 1945 diumumkan lagi maklumat wakil presiden tentang
pembentukan partai partai politik. Selanjutnya atas usul KNIP keluarlah maklumat pada
tanggal 14 november 1945 yang isinya merubah kabinet presidensial menjadi kabinet
parlementer.
Maka seejak tanggal 14 november 1945 itu kekuasaan eksekutif dipegangkan oleh
perdana mentri dan mentri mentri yang bertanggung jawab kepada KNIP bukan kepada
presiden. Di lain pihak perundingan dengan belanda dan sekutu memenangkan Indonesia sebagai
sebuah negara merdeka dan pengakuan kedaulatan Indonesia oleh belanda pada tanggal 27
desember 1945 dengan syarat :
Maka sejak saat itu Indonesia menjadi negara serikat dengan UUD yang ditentukan oleh
sekkutu dengan paham liberalisme.
Bentuk pemerintahan dan bentuk negara Indonesia menurut pasal 1 UUDS RI 1950
menyatakan :
I. RI yang merdeka dan berdaulat ialah suatu negara hukum yang demokratis dan berbentuk
kesatuan.
II. Kedaulatan RI adalah di tangan dan dilakukan oleh pemerintah bersama sama DPR.
Sistem pemerintahan nyang dianut oleh UUDS 1950 adalah parlementer dengan
menggunakan kabinet parlementer yang dipimpin oleh seorang perdana mentri. Pada saat mulai
berlakunya UUDS 1950 badan legislatif yang ada adalah DPR ssementara yang terdiri dari
gabungan DPR RIS ditambah dengan anggota dan ketua BPKNIP ditambah dengan anggota atas
penunjukan presoden.
Pada sistim parlementer fungsi presiden sebagai kepala pemerintahan digantikan oleh
perdana mentri sehingga presiden hanya sebagai kepala negara atau simbol negara. Presiden
sebagai kepala negara memilik tugas tugas sebagai berikut :
Menyatakan perang
i. Pembubaran konstituante
ii. Berlakunya kembali UUD45 dan tidak berlakunya lagi UUDS 1950
Dengan adanya dekrit inilah yang menjadi sumber hukum dan penyelenggaraaan
pemerintahan.
c) Pelaksaan UUD 1945 Pada Masa Orde Lama dan Orde Baru
Pada masa orde lama, seharusnya segala sistem pemerintahan dan pelaksanaannya
sesuai yang di atur dalam UUD 1945. Akan tetapi, dalam kenyataannya terdapat berbagai
penyimpangan.Seperti pengangkatan presiden soekarno sebagai presiden seumur hidup yang
jelas jelas bertentangan dengan UUD 1945.
orde baru merupakan tatanan seluruh kehidupan rakyat, bangsa dan negara yang
diletakkan kembali pada kemurnian pelaksanaan pancasila dan UUD45. Tekat orde baru ialah
melaksanakan pancasila dan UUD45 dengan murni dan konsekuen. Namun pada masa ini juga
terjadi banyak penyimpangan yang dilakukan oleh pemerintahan Orde Baru. Kebijakan
kebijakan yang diambil pemerintah juga cenderung untuk kepentingan golongan.
Selain itu juga terjadi banyak teror fisik maupun psikologis.
Dalam pelaksanaan Orde Baru berusaha melaksanakan demokrasi dengan sebaik baiknya
anatara lain dengan menyelenggarakan pemilihan umum guna mewujudkan adanya MPR.
Pembukaan UUD 1945 ( arti dan makna ) Arti dan Makna Alinea alinea pembukaan UUD
1945
Alinea pertama
Pada alinea pertama terdapat dua asas pikiran yaitu perikemanusiaan dan
perikeadilan.
Alinea kedua
Bangsa Indonesia dari dalam terpaksa berjuang untuk merealisir hak kodrat dan hak
morilnya ke merdekaan atas kedauatan sendiri, berhasil membentuk negara indonesia yang dicita
citakan dan mempunyai sifat sifat tertentu.
Alenia ketiga
Alenia keempat
Berisi pokok kaidah negara yang fundamental yaitu : fungsi dan tujuan negara ,
keharusan adanya undang undang dasar, adanya asas politik negara yaitu republik yang
berkedaulatan dan adanya asas kerohanian negara.
I. Mempertanggungjawabkan
Ditetapkannya pembukaan pada 18 agustus 1945 bersama sama dengan ditetapkannya UUD
Pancasila diharapkan dapat menjadi kerangka referensi untuk membangun suatu model
masyarakat atau untuk memperbaharui tatanan sosial budaya. ada dua fungsi dari pancasila
sebagai kerangka acuan:
1. Pancasila menjadi dasar visi yang memeberi inspirasi untuk membangun suatu corak tatanan
sosial budaya yang akan datang.
2. Pancasila sebagai nilai nilai dasar menjadi refrensi kritik sosial budaya.
Pancasila sebagai paradigma pembangunan bangsa
Pancasila sebagai paradigma artinya nilai nilai dasar pancasila secara normativ menjadi dasar,
keranga acuan, dan tolak ukur segenap aspek pembangunan nasional yang dijalankan di
Indonsia.
Pendidikan pada dasarnya adalah pemanusiaan, dan ini memuat hominiasi dan
humanisasi. Salah satu agenda penting dalam upaya mengatasi krisis dalam kehidupan berbangsa
kita adalah melalui pendidikan .
Ideologi merupakan prinsiip dunamika, karena merupakan pedoman yang berbentuk cita
cita
Dengan kelima prinsipnya pancasila menjadi dasar yang cukup integratif bagi kelompok
kelompok politik yang cukup heterogen dalam sejarah Indonesia modern.
7. Kaitan pancasila dengan ketahanan nasional adalah kaitan antara ide yang mengakui pluralitas
yang membutuhkan kebersamaan.
Ilmu teknologi yang berkembang harus dapat dipertanggung jawabkan tentang hak dan
kewajiban dalam mengembangkan iptek diatur dalam pancasila.
Secara harfiah Bhinneka Tunggal Ika diterjemahkan "Beraneka Satu Itu", yang
bermakna meskipun berbeda-beda tetapi pada hakikatnya bangsa Indonesia tetap adalah satu
kesatuan. Semboyan ini digunakan untuk menggambarkan persatuan dan kesatuan Bangsa dan
Negara Kesatuan Republik Indonesia yang terdiri atas beraneka ragam budaya, bahasa daerah,
ras, suku bangsa, agama dan kepercayaan.
Kutipan ini berasal dari Pupuh 139, bait 5. Bait ini secara lengkap seperti di bawah ini:
Rwneka dhtu winuwus Buddha Wiswa. Bhinnki rakwa ring apan kena parwanosen?
Mangka ng Jinatwa kalawan iwatatwa tunggal Bhinnka tunggal ika tan hana dharma
mangrwa.
Terjemahan :
Konon Buddha dan Siwa merupakan dua zat yang berbeda. Mereka memang berbeda,
tetapi bagaimanakah bisa dikenali? Sebab kebenaran Jina (Buddha) dan Siwa adalah tunggal
Terpecah belahlah itu, tetapi satu jugalah itu. Tidak ada kerancuan dalam kebenaran.
Sejarah Bhineka Tunggal Ika
Bhinneka Tunggal Ika Tanhana Dharmma Mangrva dilontarkan pada masa
Majapahit. Sesungguhnya Bhineka Tunggal Ika telah dimulai sejak masa Wisnuwarddhana,
ketika aliran Tantrayana mencapai puncak tertinggi perkembangannya. Oleh karena itulah
Nararyya Wisnuwarddhana didharmakan pada dua loka di Waleri bersifat Siwa dan di Jajaghu
(Candi Jago) bersifat Buddha. Juga putra mahkota Kertanagara (Nararyya Murddhaja)
ditahbiskan sebagai JINA (Jnyanabajreswara atau Jnyaneswarabajra). Inilah fakta bahwa
Singasari merupakan embrio yang menjiwai keberadaan dan keberlangsungan kerajaan
Majapahit.
Narayya Wijaya sebagai pendiri kerajaan tak lain merupakan kerabat sekaligus
menantu Sang Nararyya Murddhaja (Sri Kertanagara : Raja Singasari terakhir). Sehubungan
bahwa semboyan tersebut embrio dari Singasari yakni pada masa Wisnuwarddhana sang
dhinarmmeng Ring Jajaghu (Candi Jago), maka baik semboyan Bhinneka Tunggal Ika maupun
bangunan Candi Jago kemudian disempurnakan pada masa Majapahit. Oleh sebab itu kedua
simbol (wijaksara dan bangunan) tersebut lebih dikenal sebagai hasil peradaban era Majapahit.
Padahal sesungguhnya merupakan hasil proses perjalanan sejarah sejak awal.
Perumusan Bhinneka Tunggal Ika Tanhana Dharmma Mangrva oleh Mpu Tantular
pada dasarnya pernyataan daya kreatif dalam upaya mengatasi keanekaragaman kepercayaan dan
keagamaan, sehubungan dengan usaha bina negara kerajaan Majapahit kala itu, telah
memberikan nilai-nilai inspiratif terhadap sistem pemerintahan pada masa kemerdekaan, dimana
telah menyadari bahwa menumbuhkan rasa dan semangat persatuan itulah Bhinneka Tunggal Ika
yang akhirnya diangkat menjadi semboyan yang diabadikan dalam lambang Negara Kesatuan
Republik Indonesia, Garuda Pancasila.
Dalam lambang Negara Kesatuan Republik Indonesia, Pengertian Garuda Pancasila
diperluas menjadi tidak terbatas dan diterapkan tidak hanya pada perbedaan kepercayaan dan
keagamaan, melainkan juga terhadap perbedaan suku, bahasa, adat istiadat (budaya) dan beda
kepulauan (antara nusa) dalam kesatuan Republik Indonesia tercinta. Sesuai makna semboyan
Bhinneka Tunggal Ika yang berarti berbeda-beda tetapi pada hakekatnya satu. Memberi makna
secara keseluruhannya memiliki perbedaan tetapi pada hakekatnya satu, satu bangsa dan satu
Negara Republik Indonesia. Lambang Negara Kesatuan Republik Indonesia, Garuda Pancasila
dengan semboyan Bhinneka Tunggal Ika ditetapkan oleh Peraturan Pemerintah nomor 66 Tahun
1951, pada tanggal 17 Oktober dan diundangkan pada tanggal 28 Oktober 1951 tentang
Lambang Negara.
Bahwa usaha bina negara baik pada masa pemerintahan Majahapahit maupun
pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia berlandaskan pada pandangan yang sama
yaitu semangat rasa persatuan, kesatuan dan kebersamaan sebagai modal dasar dalam tegaknya
negara Indonesia.
Sementara semboyan Tanhana Dharmma Mangrva digunakan sebagai semboyan
Lambang Pertahanan Nasional (LemHamNas). Makna kalimat tersebut adalah Tidak ada
kebenaran yang bermuka dua.
Kemudian oleh LemHaNas semboyan kalimat tersebut diberi pengertian ringkas dan
praktis yakni Bertahan karena benar Tidak ada kebenaran yang bermuka dua sesungguhnya
memiliki pengertian agar hendaknya setiap manusia senantiasa berpegang dan berlandaskan pada
kebenaran yang satu. Sebagai bahan catatan, bahwa realitas kemajemukan bangsa adalah warisan
sejarah panjang perjalanan Indonesia selama berabad-abad sebagai karunia Tuhan Yang Maha
Esa. Dengan luas wilayah Nusantara yang hampir 2 juta kilometer persegi, terdiri dari sekitar
13.700 pulau besar dan kecil, lebih dari 300 ragam etnis, dengan adat istiadat, budaya dan
keyakinan agama yang berbeda-beda, menyimpan potensi keretakan yang kapan saja bisa
mengemuka apabila tidak ada alasan atau raison deetre sebagai bangsa untuk bersatu.
Bahwa raison deetre untuk menjadi satu bangsa, bukan sekedar perasaan subjektif para
pendiri bangsa menjelang Proklamasi 17 Agustus 1945, melainkan mendapatkan pijakan sejarah
selama berabad-abad seperti yang telah dibuktikan.
Dan kesadaran sebagai putra-putri dari sebuah bangsa besar yang telah melahirkan
Sumpah Pemuda, 28 Oktober 1928, kiranya menjadi tugas sejarah untuk terus memperjuangkan,
menjaga dan mewujudkan kesatuan bangsa Indonesia dan menjadi obor penyuluh, ketika
sebagian anak-anak bangsa mulai dijangkiti penyakit sektarian sempit, fanatisme agama dan
egoisme kelompok serta golongan yang hanya akan mengorbankan persatuan dan kesatuan
bangsa.
http://www.markijar.com/2015/11/materi-tes-wawasan-kebangsaan-twk-cpns.html