Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
GEOLOGI LINGKUNGAN
Oleh:
FAKULTAS TEKNIK
PURBALINGGA
2015
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia adalah daerah yang rawan dengan bencana alam. Hampir setiap
waktu daerah- daerah yang ada di Indonesia ini terancam dengan bencana yang
menyebabkan banyak kerugian, adapun bencana yang sering terjadi di Indonesia
meliputi, gempa bumi, meletusnya gunung berapi, tsunami, terjadinya tanah
longsor, dan juga kebakaran hutan. Sebagaimana kita ketahui bahwa Indonesia
adalah Negara yang terletak antara pertemuan tiga lempeng yaitu lempeng
Eurasia, lempeng pasifik dan juga lempeng Australia. Ketiga lempeng tersebut
bergerak saling bertubrukan antara satu dan lainnya. Akibat daripada tubrukan itu
maka terbentuklah patahan samudra, palung samudra, dan juga munculnya
gunung berapi.
Di Indonesia banyak kita temukan tanah pelapukan yang bersumber dari
letusan gunung berapi. Tanah hasil pelapukan ini mempunyai komposisi tanah
yang sedikit lempung dengan sedikit pasir dan juga subur. Adapun tanah
pelapukan yang terdapat di atas batuan kedap air pada perbukitan dan mempunyai
kemiringan sedang maupun terjal sangat berpotensi mengakibatkan terjadinya
bencana tanah longsor pada musim hujan. Oleh karenanya jika di perbukitan itu
tidak terdapat tanaman dengan akar yang kuat dan dalam maka daerah tersebut
sangat rentan terjadi becana longsor.
Secara alamiah, lapangan panas bumi berkembang di jalur gunung api dan
patahan yang berbukit bukit. Begitu juga lapangan panas bumi Wyang Windu
yang terletak di daerah Pangalengan Bandung Selatan adalah komplek gunung api
tua yang terjal, berbukit dan di banyak bagian di tutupi oleh batuan lemah dan
lapuk.
Pengembngan proyek Geothermal seperti Wayang Windu membutuhkan
pekerjaan sipil maupun kegiatan manusia, mulai dari kegiatan drilling eksplorasi
sampai ke tahap eksploitasi. Bentuk muka bumi di modifikasi sesuai infra struktur
yng akan di bangun. Mulai dari yang minor sampai moderete, bukit- bukit di
potong sesuia kegiatan kontruksi seperti jalan, well pad, pipeline networks, lokasi
power plant, maupun disposal system.
Perubahan- perubaha yang di lakukan terhadap kondisi muka bumi tersebut
mengakibatkan le tidak stabilan terhadapa permukaan tanah yang bisa memicu
gerakan tanah di daerah tersebut. Konsekuensi0 dari gerakan tanah tersebut adalaj
bervariasi tergantung pada tingkat kerusakan terhadapa infar struktur maupun
lingkungan. Resiko yang paling serius dari gerakan tanah pada perusahaan adalah
hilangnya revenue akibat rusaknya fasilitas seperti jalan, wellpad, wells, pipeline.
Oleh karena itu gerakan tanah aalah salah satu hazard yang sangan di
perhitungkan oleh Perusahaan.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah di uraikan di atas maka makalah ini
membahas tentang Bagaimana penyebaran potensi bahaya gerakan tanah dan
kemungkinan resiko terhadap fasilitas, lingkungan maupun manusia di daerah
Wayang Windu,Jawa Barat.
C. Tujuan
Tujuan dari makalah ini adalah untuk mengethui penyebaran potensi bahaya
gerakan tanah dan kemungkinan resiko terhadap fasilitas, lingkungan maupun
manusia di daerah Wayang Windu, Jawa Barat.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Rangking potensi kerugian tiap lanside (mulai dari yang paling mahal)
BAB V
PEMBAHASAN
Lokasi ini merupakan lereng bukit yang di potong yang terdapat 4 buah
sumur produksi beserta alat pendukungnya. Bukit di sekitar lokasi ini sudah
beralih fungsi dari hutan lindung menjadi kebun kentang penduduk. Sudut
kemiringan lereng relatif tinggi brvariasi antara 35-60 derajat. Jenis gerakan tanah
disini cenderung landslide ratasional dengan kecepatan relatif tinggo, jarena
batuannya relatif homogen dan slope relatif besar. Melihat kondisi geologi
maupun environmentnya gerakan tanah disini sngat potensial karena kondisi
batuannya juga sangat mendukung seperti di temukannya hydrithermal aterasi
yang membuat batuan tersebut lemah. Faktor lain yang membuat lokasi ini sangat
rawan dengan gerakan tanah adalah di temukannya seepage atau mata air di dasar
lereng,ini artinya banyak air tanah di lereng tersebut tidak terdranasi hal ini kaan
memicu terjadinya gerakan tanah di musim hujan. Berdasarkan analisa,
ketidakstabilan lereng, gerakan otanah di lokasi ini bisa mengakibatkan kerugian
pada properti, proses lingkungan maupun manusia.
Lokasi ini berada di lereng bukit dengan kemiringan antara 25-45 derajat.
Melihat kondisi geologinya lokasi ini menunjukkan adanya gerakan tanah atau
landslide tua. Juga di temukan rembesan- rembesan mata air di dasar lereng.
Kondisi lereng tidak begitu terjal tetapi masih cukup curam. Lingkungan di sekitar
lokasi adalah berupa tanaman teh. Tidak ada hutan kayu di sekitar lereng ini.
Berdasarkan analisa, ketidakstabilan lereng, gerakan otanah di lokasi ini bisa
mengakibatkan kerugian pada properti, proses lingkungan maupun manusia.
5.3 Potensi landslide di dekat Power Plant
Lokasi ini terletak di jalan menuju power plant. Potensi landslide di lokasi
ini cenderung ersifat translasi dengan kecepatan rendah karena slopenya rendah
dan batuan relatif inhomogen.
Daerah ini adalah bukit kecil yang di potong untuk keperluan jalan proyek.
Melihat kondisi geologinya, potensi landslide disni juga sangat tinggi batuan yang
di temukan yaitu batuan runtuhan dari kegiatan gunung api tua, berupa debris
dengan matrik clay dari hasil kegitan panas bumi. Di sekitar dasar lereng di
temukan rembesan mata air sebagai pertanda bhwa lereng sangat jenuh air.
Kemiringan lereng nya adalah 25-35 derajat.
6.1 KESIMPULAN
6.2 SARAN-SARAN
-
Daftar Pustaka
Website :
http://digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-10400-Chapter1.pdf
http://id.wikipedia.org/wiki/Tanah_longsor