Você está na página 1de 17

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun
2009 tentang Rumah Sakit, pengertian Rumah Sakit adalah institusi
pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan
perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat
jalan, dan gawat darurat. Rumah sakit sebagai instusi pelayanan kesehatan
harus memberikan pelayanan yang bermutu kepada masyarakat. Mutu
pelayanan rumah sakit dapat dilihat dari rekam medis yang bermutu pula.
Rekam medis adalah rekaman atau catatan mengenai siapa, apa,
mengapa, bilamana, dan bagaimana pelayanan yang diberikan kepada pasien
selama masa perawatan, yang memuat pengetahuan mengenai pasien dan
pelayanan yang diperoleh serta memuat informasi yang cukup untuk
mengidentifikasi pasien, membenarkan diagnosis dan pengobatan serta
merekam hasilnya (Huffman, 1999). Rekam medis tidak hanya berkas yang
digunakan untuk menuliskan data pasien tetapi juga dapat berupa rekaman
dalam bentuk sistem informasi (pemanfaatan rekam medis elektronik) yang
dapat digunakan untuk mengumpulkan segala informasi pasien terkait
pelayanan yang diberikan di fasilitas pelayanan kesehatan sehingga dapat
digunakan untuk berbagai kepentingan, seperti pengambilan keputusan
pengobatan kepada pasien, bukti ilegal pelayanan yang telah diberikan, dan
dapat juga sebagai bukti tentang kinerja sumber daya manusia di fasilitas
pelayanan kesehatan (Budi, 2011). Oleh karena itu, rekam medis harus terisi
dengan lengkap agar dapat memberikan informasi yang bermutu, lengkap dan
terintegrasi. Adanya rekam medis akan mempermudah untuk mencari riwayat
penyakit pasien.
Sesuai amanat Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem
Jaminan Sosial Nasional (SJSN) dan Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2011
tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) ditetapkan bahwa
operasional BPJS Kesehatan dimulai sejak tanggal 1 Januari 2014. BPJS
Kesehatan sebagai Badan Pelaksana merupakan badan hukum publik yang
dibentuk untuk menyelenggarakan program jaminan kesehatan bagi seluruh
rakyat Indonesia. Tujuan diberlakukannya program Jaminan Kesehatan

1
2

Nasional ini adalah untuk memenuhi kebutuhan kesehatan masyarakat yang


layak yang diberikan kepada setiap orang yang telah membayar iuran atau
iurannya dibayar oleh Pemerintah.
Menurut Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2013
tentang Jaminan Kesehatan menjelaskan bahwa Jaminan Kesehatan adalah
jaminan berupa perlindungan kesehatan agar peserta memperoleh manfaat
pemeliharaan kesehatan dan perlindungan dalam memenuhi kebutuhan dasar
kesehatan yang diberikan kepada setiap orang yang telah membayar iuran
atau iurannya dibayar oleh pemerintah. Badan penyelenggara jaminan sosial
kesehatan yang selanjutnya disebut BPJS kesehatan adalah badan hukum
yang dibentuk untuk menyelenggarakan program Jaminan Kesehatan.
Agar dapat memenuhi proses pengajuan klaim BPJS Kesehatan ada
beberapa administrasi yang harus dilengkapi oleh pihak rumah sakit. Oleh
karena itu berkas yang diberikan harus terisi dengan lengkap dan akurat agar
sesuai dengan klaim yang harus diberikan oleh BPJS Kesehatan kepada
rumah sakit. Apabila hasil klaimnya tidak sesuai dengan yang diharapkan oleh
pihak rumah sakit maka dapat menimbulkan kerugian dalam hal materi
kepada pihak rumah sakit. Berdasarkan studi pendahuluan yang dilaksanakan
pada bulan April 2016, dari 6657 pasien rawat jalan dan 691 pasien rawat
inap yang menggunakan BPJS Kesehatan pada bulan Maret 2016 ada 148
(2,22%) pasien rawat jalan dan 71 (10,27%) pasien rawat inap yang berkas
klaimnya dikembalikan ke Instalasi Rekam Medis oleh verifikator klaim. Oleh
karena itu, peneliti ingin mengetahui tingkat kelengkapan dan keberhasilan
setiap item persyaratan klaim BPJS Kesehatan yang dikembalikan ke Instalasi
Rekam Medis oleh Verifikator Klaim BPJS Kesehatan di RSU PKU
Muhammadiyah Bantul
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut maka rumusan masalah penelitian
ini adalah Apa saja item persyaratan klaim BPJS Kesehatan yang
menyebabkan berkas persyaratan klaim BPJS Kesehatan dikembalikan ke
Instalasi Rekam Medis RSU PKU Muhammadiyah Bantul?
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
3

Mengetahui tingkat kelengkapan dan keberhasilan masing-masing item


persyaratan klaim BPJS Kesehatan di RSU PKU Muhammadiyah Bantul.

2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui jumlah persentase item persyaratan klaim yang lengkap,
tidak lengkap, tidak ada, dan keberhasilan setiap item persyaratan
klaim pasien rawat jalan dan rawat inap di RSU PKU Muhammadiyah
Bantul.
b. Mengetahui jumlah persentase item persyaratan klaim penyebab
ketidak lengkapan item persyaratan klaim BPJS Kesehatan yang
dikembalikan ke Instalasi Rekam Medis Oleh Verifikator klaim BPJS
Kesehatan di RSU PKU Muhammadiyah Bantul
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat praktis
a. Bagi Rumah Sakit
Masukan/ saran untuk peningkatan kualitas mutu informasi yang di
rekam agar data yang tersimpan semakin lengkap dan benar sehingga
dapat menunjang proses pengajuan klaim BPJS Kesehatan dengan
tepat dan sesuai dengan pelayanan yang diberikan kepada pasien.
b. Bagi peneliti
1) Peneliti dapat mengetahui dan memperkaya wawasan mengenai
proses analisis berkas klaim bpjs kesehatan.
2) Peneliti dapat membandingkan antara teori perkuliahan dengan
praktik langsung dalam suatu instansi kesehatan.
3) Menambah pengetahuan, wawasan serta pengalaman yang
berharga terhadap pengembangan ilmu rekam medis dan proses
klaim BPJS serta menambah pengalaman untuk memasuki dunia
kerja
2. Manfaat teoritis
a. Bagi Institusi Pendidikan
Mengetahui sejauh mana ilmu pengetahuan yang diberikan oleh
institusi pendidikan dapat diterapkan di dalam dunia kerja secara
langsung serta sebagai bahan referensi sejauh mana perkembangan
rekam medis di rumah sakit.
4

b. Bagi peneliti lain


Dapat dijadikan acuan atau referensi untuk pengembangan
penelitian selanjutnya yang sesuai dengan materi yang berhubungan
dengan materi yang diambil.
E. Keaslian Penelitian
1. Riza (2015) dengan judul Pelaksanaan Klaim BPJS Pasien Rawat Jalan
Di Rumah Sakit Pelabuhan Cirebon. Hasil dari penelitian Sahnur adalah
input pada Proses Pelaksanaan Klaim BPJS pasien rawat jalan di Rumah
Sakit Pelabuhan yaitu fotocopy kartu JKN, surat rujukan, copy resep, billing
atau tagihan rumah sakit, SKD, hasil laboratorium dan penunjang, SEP,
tanda tangan dokter, dan tanda tangan petugas verifikator BPJS.
Prosesnya yaitu dimulai dari mengecek kelengkapan persyaratan
pendaftaran pasien di TPP, direkap dan diserahkan kepada rekam medis
bagian coding untuk dilakukan coding diagnosa dan grouping pada aplikasi
INA-CBGs, Hasil coding dan grouping tersebut diserahkan kepada petugas
verifikator BPJS untuk diperiksa dan dicek kepada bagian keuangan dan
ditagihkan kepada BPJS. Dan Outputnya yaitu hasil grouper, SEP, .txt,
.fpk, dan .xml. Hambatan yang terjadi yaitu input atau masukan yang belum
lengkap, kekurangan sarana dan prasarana, serta SDM coding pada
proses pelaksanaan kalim BPJS pasien rawat jalan di Rumah Sakit
Pelabuhan Cirebon Provinsi Jawa Barat.
Persamaan penelitian ini dengan penelitian Sahnur yaitu meneliti
mengenai BPJS kesehatan pasien rawat jalan. Perbedaannya penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui besarnya kelengkapan proses klaim BPJS
sedangkan penelitian Sahnur ingin mengetahui Input, Proses, dan Output,
serta hambatan apa saja yang terjadi pada Pelaksanaan Klaim BPJS
Pasien Rawat Jalan di Rumah Sakit Pelabuhan Cirebon Provinsi Jawa
Barat. Penelitian Sahnur menggunakan metode penelitian deskriptif
dengan pendekatan kualitatif, sedangkan penelitian ini menggunakan
metode penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif.
2. Swastika (2015) dengan judul Penatalaksaan Kelengkapan Data Dalam
Dokumen Klaim Asuransi BPJS Pasien Rawat Inap di RSU PKU
Muhammadiyah Purworejo. Hasil penelitian Swastika menunjukkan untuk
data yang dibutuhkan pada pengajuan klaim yaitu data medis dan data
5

sosial, data tersebut didapatkan dari dokumen persyaratan klaim asuransi


BPJS, masih terdapat ketidaklengkapan pada dokumen persyaratan klaim
yang disebabkan oleh beberapa faktor, seperti dokter, perawat, petugas
administrasi klaim dan juga dari dokumen persyaratan klaim. Upaya
petugas untuk menyelesaikan ketidaklengkapan dokumen persyaratan
klaim yaitu dengan segera melengkapi dan mengecek kembali dokumen
tersebut.
Persamaan penelitian ini dengan penelitian Swastika yaitu salah satu
tujuan dari penelitian Swastika yaitu mengetahui dokumen pendukung
persyaratan pengajuan klaim asuransi BPJS pasien rawat inap. Perbedaan
penelitian ini dengan penelitian Swastika yaitu metode penelitian Swastika
menggunakan metode penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif
sedangkan penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif dengan
pendekatan kuantitatif.
3. Wahyuni (2015) dengan judul Analisis Faktor Penyebab Klaim BPJS Tidak
Layak Di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Unit II Yogyakarta. hasil
penelitian Tri Wahyuni yaitu Alur serta proses pelaksanaan klaim BPJS di
Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Unit II Yogyakarta telah sesuai dengan
Manual Pelaksanaan JKN BPJS Kesehatan. Faktor penyebab klaim BPJS
tidak layak adalah man (SDM) petugas medis yaitu dokter dan petugas
rekam medis atau petugas grouping. Money (uang) yaitu kerugian dari
klaim BPJS tidak layak pada bulan Oktober dan Desember 2014 dengan
tarif rumah sakit Rp. 35.715.961 dan tarif INA-CBGs senilai Rp.
38.474.600. Matherial (bahan) upaya pelayanan tindakan medis yang
dilakukan, obat-obatan, jasa dokter, dan barang medis habis pakai
terutama pemberian paket obat kronis. Methode meliputi pelaksanaan
pemberian paket obat kronis dengan jumlah 86 kasus, pengklaiman paket
pelayanan/episode 109 kasus, dan pelayanan tidak berjenjang 5 kasus
yang tidak sesuai dengan aturan BPJS kesehatan serta belum adanya
SOP pelaksanaan grouping. Machine yang meliputi belum adanya sistem
warning pemberian paket obat kronis pada ruang dokter baik komputerisasi
maupun manual. Market yaitu pihak yang mengajukan klaim atau pasien
yang tidak mengikuti aturan pelayanan berjenjang.
6

Persamaan penelitian Tri Wahyuni dengan penelitian ini yaitu salah


satu tujuan dari penelitian Tri Wahyuni yaitu mengetahui alur pelaksanaan
klaim BPJS. Perbedaan penelitian Tri Wahyuni dengan penelitian ini yaitu
metode penelitian yang digunakan pada penelitian Tri Wahyuni yaitu
penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif sedangkan penelitian ini
menggunakan metode penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif.
F. Gambaran Umum
1. Sejarah singkat RSU PKU Muhammadiyah Bantul
Rumah Sakit Umum PKU Muhammadiyah Bantul pada awalnya
berupa Klinik Rumah Bersalin yang pada saat itu diberi nama Rumah Sakit
Bersalin PKU Muhammadiyah Bantul yang didirikan pada tanggal 1 Maret
1996. Berdirinya rumah sakit ini diprakarsai oleh ibu Aisyiah Bantul (Ibu
Harjo Djojodarmo istri dari dr. Harjo Djojodarmo) yang dilatarbelakangi
karena di Kabupaten Bantul hanya memiliki satu rumah sakit yaitu Rumah
Sakit Elizabeth di Ganjuran. Rumah Sakit ini merupakan Rumah Sakit
Katholik, sedangkan banyak warga muslim yang dirawat di rumah sakit
tersebut dan pelayanan yang diberikan jauh dari konsep islami, sehingga
banyak pasien yang kurang puas dengan pelayanan rumah sakit tersebut.
Dokter Harjo Djojodarmo adalah aktivis Aisyiah yang memprakarsai
dibukanya Rumah Bersalin se-DIY, dengan bantuan beliau yang kebetulan
seorang dokter Obsgyn (Obstetri-Gynecology) dan yang berhasil dirintis
saat itu ada 6 Rumah Bersalin di Bantul sebagai cikal bakal berdirinya
rumah sakit di Bantul saat ini. Pada titik awal ini, ternyata Rumah Sakit
Umum PKU Muhammadiyah Bantul butuh waktu 7 tahun. Karena peletakan
batu pertama pembangunan rumah sakit kala itu pada tahun 1995. Hal ini
menunjukkan gerak dan langkah RSU PKU Muhammadiyah Bantul yang
selaku menggerakkan ruh Al-Islam dan ruh Al-Jihad dalam seluruh
gerakan. Sehingga Muhammadiyah tampil sebagai gerakan Islam yang
istiqamah dan memiliki ghiroh yang tinggi dalam mengamalkan Islam.
RSU PKU Muhammadiyah Bantul, sejak berdiri tahun 1966 dengan
status Rumah Bersalin Khusus Ibu dan Anak (RB-KIA) sampai tahun 1995
menningkatkan menjadi Rumah Sakit Khusus (RSK) yaitu Rumah Sakit
Khusus Ibu dan Anak (RSKIA) pada tahun 2001 menjadi Rumah Sakit
Umum. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul mengijinkan RSKIA
7

Muhammadiyah Bantul menjadi Rumah Sakit Umum Muhammadiyah


Bantul dengan memperhatikan surat ijin pengembangan RSKIA menjadi
RSU nomor 167/III.0.H/2001 tanggal 11 agustus 2001 dan hasil
pemeriksaan tim perijinan pelayanan kesehatan swasta Dinas Kesehatan
Kabupaten Bantul tanggal 9 Oktober 2001 serta persyaratan untuk
menyelenggarakan Rumah Sakit Khusus Ibu dan Anak Muhammadiyah
Bantul menjadi Rumah Sakit Umum PKU Muhammadiyah Bantul.
Proses perjalanan RSU PKU Muhammadiyah Bantul diawali berdirinya
Rumah Sakit pada 1 Maret 1966. Rumah Bersalin ini mempunyai ijin tetap
pada tanggal 13 September 1976 berdasarkan Surat Keputusan Ka kanwil
DEPKES/DINKES.Provinsi DIY (Tertanda dr. R. soebroto, MPH) Nomor ijin
Tetap: 14/ldz/T/RB/76. Selanjutnya Rumah Sakit Khusus Ibu dan Anak
berubah status menjadi Rumah Sakit Umum berdasarkan SK. Kepala
Dinkes Kabupaten Bantul No. 445/4318 Tgl. 20 Oktober 2001.
2. Profil RSU PKU Muhammadiyah Bantul
Nama rumah sakit : RSU PKU Muhammadiyah Bantul
Alamat : Jl Jend Sudirman No 124 Bantul 55711
Telepon : 0274-368238, 0274-367437
E-mail : pkubantul@yahoo.co.id
Faximile : 0274-368586
Website : rspkubantul.com
Kepemilikan rumah sakit : Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kab.
Bantul
Jenis rumah sakit : Rumah sakit umum
Type rumah sakit : type C
Luas lahan : 5700m
3. Visi RSU PKU Muhammadiyah Bantul
Terwujudnya Rumah Sakit Islami yang mempunyai keunggulan
kompetitif global, dan menjadi kebanggan umat.
4. Misi RSU PKU Muhammadiyah Bantul
Berdakwah melalui pelayanan kesehatan yang berkualitas, dengan
mengutamakan peningkatan kepuasan pelanggan serta peduli pada
kaum dhuafa.
8

5. Falsafah RSU PKU Muhammadiyah Bantul


RSU PKU Muhammadiyah Bantul merupakan perwujudan dari ilmu,
iman dan amal shaleh.
6. Tujuan RSU PKU Muhammadiyah Bantul
a. Menjadi media dakwah Islam melalui pelayanan kesehatan untuk
mencapai ridho Allah SWT;
b. Meningkatnya derajat kesehatan masyarakat terutama kaum dhuafa
melalui pelayanan kesehatan yang islami dan berstandar mutu
internasional;
c. Terwujudnya pelayanan prima yang holistik, sesuai dengan
perkembangan ilmu pengetahuan;
d. Terwujudnya profesionalisme dan komitmen karyawan melalui
pemberdayaan yang berkesinambungan;
e. Meningkatkan produktivitas kerja melalui manajemen yang efektif dan
efisien sehingga terwujud kesejahteraan bersama;
f. Menjadikan rumah sakit sebagai wahana pendidikan, penelitian dan
pengembangan ilu pengetahuan.
7. Motto RSU PKU Muhammadiyah Bantul
Layananku Ibadahku
8. Fasilitas pelayanan
a. Pelayanan Rawat Jalan
1) Poliklinik Umum;
2) Poliklinik Gigi;
3) Rehabilitasi Medik;
4) Psikiatri;
5) Poliklinik Bedah Umum;
6) Poliklinik Obsgyn;
7) Poliklinik Anak;
8) Poliklinik Tumbuh Kembang Anak;
9) Poliklinik Orthopedi;
10) Poliklinik Dalam (interna);
11) Poliklinik Digestive;
12) Poliklinik THT;
13) Poliklinik Syaraf;
9

14) Poliklinik Kosmetik Medik;


15) Poliklinik Bedah Urology;
16) Poliklinik Kulit dan Kelamin.
b. Pelayanan IGD
Instalasi Gawat Darurat 24 jam. Layanan IGD meliputi ambulance
dengan tenaga medis dan perawat yang siap membantu memberikan
pelayanan untuk korban kecelakaan lalu lintas, kecelakaan kerja
maupun bencana alam.
c. Pelayanan Rawat Inap
Pelayanan rawat inap meliputi bangsal rawat inap sebagai penyedia
perawatan pasien rawat inap di RSU PKU Muhammadiyah Bantul.
Berikut adalah nama bangsal rawat inap di RSU PKU Muhammadiyah
Bantul:
Tabel 1.
Nama Bangsal Rawat Inap di RSU PKU Muhammadiyah Bantul

NAMA BANGSAL

1 AL FATH
2 AL INSAN
3 AN NUR
4 AL IKHLAS
5 AL KAHFI
6 AN NISA
7 ICU
8 AL-A'ROF
9 IMC
10 AL-KAUTSAR

Sumber : Instalasi Rekam Medis RSU PKU Muhammadiyah Bantul


d. Pelayanan penunjang medis
1) Instalasi Farmasi
2) Instalasi Laboratorium
3) Radiologi
4) Ultra Sono Graphy (USG)
5) CT-Scan
6) EEG (Electroenchepalogram)
7) Fisioterapi
10

e. Pelayanan penunjang non medis


1) Pemulasaran Jenazah
2) Ambulance
f. Kerjasama asuransi
1) BPJS
2) Jamkesos
3) Jamkesda
4) PT. Madubaru PG Madukismo
5) PT. BRI (Persero) Tbk
6) PT. Kereta Api Indonesia (Persero)
7) MU Medicare
8) CV. Empat K
9) PT. Asuransi Umum Bumiputeramuda
10) PT. Administrasi Medika
11) PT. Asuransi Sinar Mas
12) PT. Asuransi Bina Dana Artha Tbk
13) PT. Asuransi Jiwa Tugu Mandiri
14) PT. Avrist Assurance
15) PT. Aviva Indonesia
16) PT. Asuransi AIA Financial
17) PT. Asuransi Jiwa Generalli Indonesia
18) Asuransi MNC Life
19) PT. Asuransi Pan Pasific Insurance
20) PT. Asuransi Reliance Indonesia
21) PT. AXA Financial Indonesia
22) PT. Asuransi Jiwa Megalife
23) PT. Asuransi Jaya Proteksi
24) PT. AJ. Adisarana Wana Artha Life
25) PT. Asuransi Recapital Life
26) PT. BNI Life Insurance
27) PT. Asuransi Takaful Indonesia
11

28) PT. Asuransi Astra Buana


29) PT. Ramayana Lestari Sentosa Tbk
30) PT. AJ CAR
9. Fasilitas umum
a. ATM;
b. Parkir mobil dan motor;
c. Masjid;
d. Kantin.
10. Performance
Berikut ini adalah performance dari RSU PKU Muhammadiyan Bantul tiga
tahun terakhir.
Tabel 2.
Jumlah Kunjungan Pasien Rawat Jalan dan Pasien IGD 3 Tahun Terakhir
NO UNIT B/L 2013 2014 2015
1 FISIOTHERAPHI B 195 102
11425
2 FISIOTHERAPHI L 9321 18664
3 IGD B 10028 9369
25955
4 IGD L 18000 17473
5 POLY ANAK B 1193 1224
15670
6 POLY ANAK L 14231 15319
7 POLY BEDAH ORTHOPEDI B 112 226
3200
8 POLY BEDAH ORTHOPEDI L 2706 2937
9 POLY BEDAH UMUM B 448 806
6021
10 POLY BEDAH UMUM L 3209 5654
11 POLY BEDAH DIGESTIVE B 7 28
471
12 POLY BEDAH DIGESTIVE L 289 635
13 POLY BEDAH MULUT B 11 11 18
14 POLY BEDAH MULUT L 219 161 169
15 POLY BEDAH ANAK B 8 0
25
16 POLY BEDAH ANAK L 105 0
17 POLY BEDAH UROLOGI B 149 541
3788
18 POLY BEDAH UROLOGI L 1939 4329
19 POLY COSMETIK MEDIK B 10 65
87
20 POLY COSMETIK MEDIK L 51 301
21 POLY GIGI B 308 309
4224
22 POLY GIGI L 3557 3863
23 POLY INTERNA B 1037 1645
20845
24 POLY INTERNA L 16030 22589
25 POLY KULIT KEL B 414 493
2717
26 POLY KULIT KEL L 1889 2195
27 POLY MATA B 514 1085
2732
28 POLY MATA L 1503 3176
12

NO UNIT B/L 2013 2014 2015


29 POLY OBSGYN B 1407 1676
13787
30 POLY OBSGYN L 10535 12909
31 POLY PSIKIATRI B 16 34
497
32 POLY PSIKIATRI L 230 680
33 POLY SYARAF B 353 747
10329
34 POLY SYARAF L 6493 13968
35 POLY THT B 604 1035
3817
36 POLY THT L 2434 4179
37 POLY TUMBANG B 193 184
4737
38 POLY TUMBANG L 4276 4684
39 POLY UMUM B 2434 2736
10991
40 POLY UMUM L 8088 10848
41 HEMODIALISIS B 0 29
471
42 HEMODIALISIS L 0 4787
43 POLY PARU B 0 289
349
L 0 1765
TOTAL 124546 142310 173765
Sumber : Instalasi Rekam Medis RSU PKU Muhammadiyah Bantul
13

Tabel 3.
Data Kunjungan Pasien Rawat Inap Tahun 2015

TOTAL
NAMA BANGSAL JAN FEB MARET April MEI JUNI JULI AGS SEPT OKT NOP DES

AL FATH 48 37 41 38 39 35 45 38 40 44 43 43 491
AL INSAN 148 136 142 143 145 108 111 122 109 123 122 113 1522
AN NUR 87 94 107 99 93 103 100 92 90 89 89 95 1138
AL IKHLAS 169 130 139 136 133 110 129 130 133 150 137 145 1641
AL KAHFI 149 172 138 143 91 73 84 84 82 87 99 102 1304
AN NISA 107 110 118 118 108 105 114 107 99 91 107 108 1292
ICU 8 9 13 9 11 8 10 10 11 10 10 9 118
AL-A'ROF 178 179 180 187 275 173 225 208 212 230 228 244 2519
IMC 0 0 0 0 0 0 26 35 33 62 44 47 247
AL-KAUTSAR 47 44 36 32 128 127 117 111 124 150 144 154 1214
TOTAL 941 911 914 905 1023 842 961 937 933 1036 1023 1060 11486

Sumber: Instalasi Rekam Medis RSU PKU Muhammadiyah Bantul


14

Tabel 4.
Tingkat Efisiensi dan Mutu Pengelolaan RSU PKU Muhammadiyah Bantul Tahun 2015

EFISIENSI RS
NO RUMAH SAKIT Jan Feb Mar April MEI JUNI JULI AGUST Sep Okt nop DES
1 BOR 78.09% 90.00% 90.90% 82.00% 65% 70.83% 60.01% 64.32% 65.29% 71.46% 69.04% 67.99% 74,94%
2 LOS 2.75 3.08 3.12 3.42 3.09 3.014 2.57 2.87 3.06 2.95 3.03 3.4 3,0295
3 TOI 1.1 0.5 0.9 0.8 1.54 1.81 2.2 1.59 1.36 1.054 1.82 2.16 1,402833333
4 BTO 7.49 6.7 7.2 6.94 6.72 4.2 5.6 5.65 6.2 7 6.69 6.96 6,445833333
5 NDR 26.3 86.15 32.76 30.73 8.6 10.9 6.7 6.41 26.74 23.88 57.86 43.63 30,055
6 GDR 25.01 67.4 95.29 37.61 24 46.6 43.6 42.8 88.99 110 161.03 160.3 75,21916667
JUMLAH 138
126
7 TEMPAT TIDUR 126 126 126 144 144 144 147 147 147 134 138

Sumber : Instalasi Rekam Medis RSU PKU Muhammadiyah Bantul


15

11. Alur pelaksanaan klaim bpjs kesehatan di RSU PKU Muhammadiyah Bantul
a. Alur pelaksanaan klaim BPJS kesehatan pasien rawat jalan di RSU PKU
Muhammadiyah Bantul
Pertama kali saat pasien datang ke rumah sakit adalah pasien
mendaftar ke petugas pendaftaran pasien rawat jalan. Pasien
membawa persyaratan awal yaitu fotocopy kartu identitas, fotocopy
kartu BPJS, fotocopy Kartu Keluarga (untuk pasien jamkesmas dan
jamkesda), dan surat rujukan dari fasilitas kesehatan tingkat pertama
sesuai dengan rujukan peserta BPJS. Kemudian petugas pendaftaran
membuatkan SEP rawat jalan dan mengecek kelengkapan persyaratan
klaim pasien yang harus dibawa oleh pasien tanpa menggunakan
checklist yang berisi persyaratan klaim BPJS Kesehatan. Setelah
mendaftar pasien menuju ke poliklinik. SEP tersebut dibawa ke poliklinik
oleh pasien untuk diisikan diagnosis dan tindakan yang diberikan oleh
dokter penanggung jawab pasien. Setelah mendapat pelayanan oleh
dokter persyaratan tersebut diberikan ke kasir untuk mendapatkan
rincian tagihan rumah sakit dan dilakukan pengecekan persyaratan
klaim BPJS Kesehatan tanpa menggunakan checklist yang berisi
persyaratan klaim BPJS Kesehatan. Pagi harinya petugas relasi akan
mengambil persyaratan tersebut untuk di-entry identitas pasien tersebut
di aplikasi INA CBGs dan mengecek kembali persyaratan administrasi
pasien. Apabila masih ada berkas yang kurang maka akan dilengkapi
terlebih dahulu dan Setelah berkas administrasinya lengkap maka
persyaratan klaim tersebut diserahkan ke Instalasi Rekam Medis untuk
proses koding dan grouping pada aplikasi INA CBGs yang selanjutnya
hasil groupingnya diprint oleh bagian relasi. Berkas klaim akan
diserahkan setiap awal bulan untuk berkas klaim pasien bulan
sebelumnya. Setelah berkas klaim selesai diprint hasil groupingnya,
persyaratan klaim tersebut diserahkan ke verifikator untuk diverifikasi.
Apabila masih ada kekurangan pada persyaratan klaimnya maka
persyaratan klaim tersebut akan dikembalikan ke Instalasi Rekam Medis
apabila kekurangan pada persyaratannya berkaitan dengan berkas
rekam medis, namun apabila berkaitan dengan identitas pasien maka
akan dikembalikan ke bagian relasi. Setelah itu proses revisi selesai.
16

Selanjutnya berkas persyaratan klaim tersebut diberikan ke verifikator


untuk diproses kembali klaimnya.
b. Alur pelaksanaan klaim BPJS kesehatan rawat inap di RSU PKU
Muhammadiyah Bantul
Pasien rawat inap adalah pasien yang mendapatkan perintah atau
pengantar untuk dirawat inap oleh dokter penanggung jawab pasien.
Berikut ini adalah alur persyaratan klaim BPJS Kesehatan untuk pasien
rawat inap non PBI. Setelah pasien mendapatkan surat pengantar
dirawat oleh dokter penaggung jawab pasien, pasien atau keluarga
pasien mendaftarkan pasien ke tempat pendaftaran rawat inap untuk
dibuatkan SEP dan dilakukan pengecekan kelengkapan item
persyaratan klaim BPJS Kesehatan untuk pasien rawat inap tanpa
menggunakan checklist yang berisi persyaratan klaim BPJS Kesehatan
pasien rawat inap. Setelah pasien selesai mendapatkan pelayanan
rawat inap, SEP pasien diberikan ke kasir untuk mendapatkan rincian
biaya rumah sakit dan pengecekan kelengkapan item persyaratan klaim.
Kemudian SEP diserahkan ke relasi untuk mengisi identitas pasien ke
program INA CBGs dan pengecekan administrasi persuaratan klaim
BPJS Kesehatan. Setelah program INA CBGs diisi oleh relasi dan
persyaratan admintrasinya sudah lengkap, selanjutnya relasi menelfon
petugas koding di Instalasi Rekam Medis untuk proses koding dan
grouping di program INA CBGs. Petugas Rekam Medis tidak bisa
melihat rekam medis pasien saat proses koding dikarenakan rekam
medis pasien tersebut masih berada di bangsal. Setelah pasien
menyelesaikan semua biaya (untuk pasien yang minta untuk naik kelas
perawatan), pasien dapat pulang. Apabila proses grouping telah
selesai, seluruh persyaratan klaim tersebut diberikan ke bagian verifikasi
klaim BPJS Kesehatan untuk proses pengecekan kelengkapan
persyaratan klaim dan kesesuaian kode diagnosis dengan diagnosis
yang diberikan oleh dokter penanggung jawab pasien dan hasil
pemeriksaan penunjang yang ada. Apabila masih ada kekurangan pada
persyaratan klaimnya maka persyaratan klaim tersebut akan
dikembalikan ke Instalasi Rekam Medis jika ada kekurangan
persyaratan yang berkaitan dengan berkas rekam medis, namun apabila
17

berkaitan dengan identitas pasien maka akan dikembalikan ke bagian


relasi. Setelah proses revisi selesai. Selanjutnya berkas persyaratan
klaim tersebut diberikan ke verifikator untuk diproses kembali klaimnya.
Proses klaim BPJS Kesehatan rawat inap untuk jenis pasien PBI
sama dengan proses klaim jenis pasien non PBI. Namun perbedaannya,
proses groupingnya dapat dilaksanakan setelah pasien pulang. Hal ini
dikarenakan seluruh biaya perawatan telah ditanggung oleh pemerintah
dan tidak ada proses pelunasan terlebih dahulu karena tidak ada
permintaan kenaikan kelas perawatan.

Você também pode gostar