Você está na página 1de 122

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN

REPUBLIK INDONESIA

KONSEP HASIL PEMERIKSAAN KINERJA


PELAYANAN KESEHATAN
TAHUN ANGGARAN 2005 2007
PADA
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SANJIWANI
KABUPATEN GIANYAR
DI
GIANYAR

PERWAKILAN BPK RI
DI DENPASAR
DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR ISI
BAB I RESUME HASIL PEMERIKSAAN 1

BAB II HASIL PEMERIKSAAN 11


A. GAMBARAN UMUM ... 11
1. Tujuan Pemeriksaan . 11
2. Sasaran Pemeriksaan 11
3. Metode Pemeriksaan . 11
4. Jangka Waktu Ppemeriksaan ................... 16
5. Uraian Singkat Mengenai Entitas Yang Diperiksa 16
6. Sistem Pengendalian Manajemen.. 18
a. Organisasi.. 18
b. Kebijaksanaan 19
c. Perencanaan 21
d. Prosedur Kerja 21
e. Pencatatan.. 22
f. Personalia 25
g. Pelaporan 27
h. Pengawasan Intern. 28
7. Cakupan Pemeriksaan............... 28

B. HASIL PEMERIKSAAN... 35
1. Penilaian atas ketercapaian Key Performance Indikator
(KPI) 35
2. Pemeriksaan Kinerja pada Rumah Sakit Umum Daerah
Sanjiwani Kabupaten Gianyar.
a. 49 dan 39 Kegiatan pelayanan kesehatan Tahun
Anggaran 2005 dan 2006 belum memenuhi target
Standar Pelayanan Minimal yang ditetapkan 42
b. Pencapaian Indikator BOR, ALOS, BTO Tahun
Anggaran 2005 dan ALOS, BTO Tahun Anggaran
2006 belum optimal.. 53
c. Struktur Organisasi RSUD Sanjiwani pada tingkat
jabatan structural Wakil Direktur tidak sesuai dengan
ketentuan untuk RSU Kelas B Non Pendidikan
55
d. Penempatan tenaga keperawatan di RSUD Sanjiwani
Tahun Anggaran 2005 dan 2006 tidak sesuai
ketentuan. 58
e. Obat-obatan dan bahan habis pakai kadaluwarsa
sebanyak 273 jenis serta 44 unit peralatan kesehatan
yang rusak berat belum dihapuskan.. 60
f. 86 unit peralatan kesehatan RSUD Sanjiwani belum 63
diuji atau dikalibrasi sesuai yang dipersyaratkan

i
g. 478 unit alat kesehatan dan 7 komponen peralatan
ambulance pada RSUD Sanjiwani belum dimanfaatkan
secara optimal 65
h. Penyediaan Peralatan Keperawatan pada RSUD
Sanjiwani tidak sesuai standar yang ditetapkan 68
i. Pengajuan klaim pembayaran Askes RSUD Sanjiwani
kepada Askes (Persero) tidak tepat waktu 70
j. Pemberian pelayanan kepada Keluarga Miskin Tahun
Anggaran 2007 diluar penetapan sebesar
Rp120.001.575,00 dan klaim peserta PT. Askes
minimal sebesar Rp65.515.050,00 membebani RSUD
Sanjiwani . 71
k. Penggunaan Dana Operasional dan Pemeliharaan Unit
Swadana Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD)
Sanjiwani Tahun Anggaran 2005 dan 2006 melebihi
ketentuan 75
l. Realisasi atas Insentif Jasa Pelayanan, Biaya Obat-
obatan, listrik dan air tidak sesuai dengan pagu
anggaran 79
m. Pemanfaatan Sistem Informasi Manajemen Rumah
Sakit (SIMRS) RSUD Sanjiwani Kabupaten Gianyar
senilai Rp588.000.000,00 belum efektif 83
n. Pembagian Jasa Pelayanan kepada Dewan Penyantun
sebesar Rp99.325.028,60 memboroskan keuangan
RSUD Sanjiwani .. 88
o. Pengadaan bahan makanan pasien RSUD Sanjiwani
sebesar Rp256.529.000,00 tidak sesuai ketentuan 90

LAMPIRAN-LAMPIRAN
Lampiran 1 : BOR, ALOS, BTO, TOI, GDR & NDR
Tahun Anggaran 2005 dan 2006
Lampiran 2 a : Selisih antara Tunjangan Struktural Wakil
Direktur Penunjang dengan Tunjangan
Fungsional untuk Golongan IV pada Daftar
Gaji
Lampiran 2 b : Selisih Tambahan Penghasilan (Uang
Kesejahteraan) antara Pejabat Struktural
Wakil Direktur Penunjang dengan Pejabat
Fungsional (Staf) Golongan IV berdasarkan
DASK 2005
Lampiran 3 a : Daftar Obat Kadaluarsa yang belum diusulkan
penghapusannya
Lampiran 3 b : Daftar Obat Kadaluarsa yang sudah diusulkan
penghapusannya
Lampiran 3 c : Daftar Alat Medis yang Rusak Berat pada
RSUD Sanjiwani Kabupaten Gianyar
Lampiran 4 : Daftar Alat Kesehatan yang belum dikalibrasi
pada RSUD Sanjiwani Kabupaten Gianyar
Lampiran 5 : Daftar Alat Medis yang Belum dimanfaatkan
pada RSUD Sanjiwani Gianyar

ii
Lampiran 6 a : Daftar Perbandingan Alat Keperawatan
dengan Standar Alat Keperawatan dengan
kapasitas 30 orang pasien per ruangan yang
terdapat pada Ruang Rawat Inap Pada RSUD
Sanjiwani Gianyar
Lampiran 6 b : Daftar Perbandingan Alat Tenun dengan
Standar Alat Keperawatan dengan kapasitas
30 orang pasien per ruangan yang terdapat
pada Ruang Rawat Inap Pada RSUD
Sanjiwani Gianyar
Lampiran 6 c : Daftar Perbandingan Alat Tenun dengan
Standar Alat Keperawatan dengan kapasitas
di bawah 30 orang pasien per ruangan yang
terdapat pada Ruang Rawat Inap Pada RSUD
Sanjiwani Gianyar
Lampiran 6 d : Daftar Perbandingan Alat Keperawatan
dengan Standar Alat Keperawatan dengan
kapasitas di bawah 30 orang pasien per
ruangan yang terdapat pada Ruang Rawat
Inap Pada RSUD Sanjiwani Gianyar
Lampiran 7 a : Daftar Pengajuan Klaim Pelayanan Kesehatan
Askes Komersial ke KCU/KC PT Askes
(Persero)
Lampiran 7 b : Daftar Pengajuan Klaim Pelayanan Kesehatan
Askeskin ke KCU/KC PT Askes (Persero)
Lampiran 7 c : Daftar Pengajuan Klaim Pelayanan Kesehatan
Sosial ke KCU/KC PT Askes (Persero)
Lampiran 7 d : Daftar Pengajuan Klaim Obat Komersial ke
KCU/KC PT Askes (Persero)
Lampiran 7 e : Daftar Pengajuan Klaim Obat Askeskin ke
KCU/KC PT Askes (Persero)
Lampiran 7 f : Daftar Pengajuan Klaim Obat Sosial ke
KCU/KC PT Askes (Persero)
Lampiran 8 a : Daftar Pelayanan kepada Peserta Askes di
luar ketetapan
Lampiran 8 b : Rekapan Pengajuan dan Persetujuan Klaim
Obat ke PT. Askes Tahun Anggaran 2005
Lampiran 9 : Daftar Realisasi Penerimaan Fungsional
Swadana Tahun 2005 dan 2006
Lampiran 10 : SiLPA Murni Swadana Tahun 2005 dan 2006
Lampiran 11 : Daftar Tanda Terima Jasa Pelayanan untuk
Dewan Penyantun Tahun 2005, Tahun 2006
dan Tahun 2007
Lampiran 12 : Daftar Pengadaan Bahan Makanan Pasien
Tahun Anggaran 2005 dan 2006

iii
BADAN PEMERIKSA KEUANGAN RI
PERWAKILAN BPK RI DI DENPASAR

HASIL PEMERIKSAAN KINERJA PELAYANAN KESEHATAN


RUMAH SAKIT
TAHUN ANGGARAN 2005 - 2007
PADA
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SANJIWANI
KABUPATEN GIANYAR
DI
GIANYAR

SEMESTER II TAHUN ANGGARAN 2007

BAB. I RESUME HASIL PEMERIKSAAN


Pemeriksaan Kinerja Pelayanan Kesehatan Tahun Anggaran 2005 2007 pada Rumah
Sakit Umum Daerah Sanjiwani Kabupaten Gianyar adalah untuk mengetahui dan menilai
apakah upaya pelayanan kesehatan oleh RSUD Sanjiwani telah dilaksanakan secara optimal
sesuai dengan indikator pelayanan kesehatan yang telah ditetapkan; sarana dan prasarana
kesehatan pada RSUD Sanjiwani telah tersedia sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan dan
telah dimanfaatkan sesuai dengan peruntukkannya; dan biaya kegiatan upaya pelayanan
kesehatan tersebut telah dilaksanakan secara ekonomis, efisien dan efektif.
Metode pemeriksaan yang digunakan mengacu pada Standar Pemeriksaan Keuangan
Negara, yaitu dilakukan secara uji petik (sampling) dengan analisa prosedur antara lain
mereview sistem yang berkaitan dengan perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan atas
seluruh aktivitas yang diperiksa. Metode tersebut dilanjutkan dengan pengujian substantif yang
dapat meliputi wawancara dengan pejabat-pejabat yang kompeten dan pengujian terhadap
dokumen-dokumen dan bukti-bukti yang ada, seperti: anggaran, laporan keuangan, program,
rencana tahunan, prosedur tetap dan lain-lain.
Kinerja RSUD Sanjiwani Tahun Anggaran 2005 - 2007 tercermin dari pencapaian atas
Indikator Kinerja Utama atau Key Performance Indicator (KPI). Hasil pencapaian atas KPI
tersebut dan pengelompokannya ke dalam aspek positif dan aspek negatif dapat diuraikan
sebagai berikut:
A. Pencapaian KPI RSUD Sanjiwani pada Tahun Anggaran 2005 adalah Sedang dengan
skor 70,10 dan Tahun Anggaran 2006 adalah Sedang dengan skor 76,19 dari skor
maksimal 100.
B. Aspek Positif
Hasil pencapaian yang termasuk dalam aspek positif adalah tercapainya KPI atas Standar
Pelayanan Minimal (SPM) pada skor maksimal untuk Tahun Anggaran 2005 dan 2006
yang antara lain dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Waktu Jam Buka Pelayanan Gawat Darurat mencapai skor maksimal 1,38 berarti
Pelayanan Gawat Darurat sudah sepenuhnya 24 jam;
2. Ketersediaan Pelayanan Rawat Jalan (Klinik Anak) mencapai skor maksimal 1,38
berarti telah tersedianya Klinik Anak pada RSUD Sanjiwani;
3. Dokter Penanggungjawab pasien Rawat Inap mencapai skor maksimal 1,38 berarti
sudah sepenuhnya dokter tersebut bertanggungjawab terhadap pasien Rawat Inap;
4. Tidak Ada Kejadian Operasi Salah Orang mencapai skor maksimal 1,38 berarti
operasi yang dilakukan kepada pasien selama ini tidak pernah salah orang;
5. Tidak Ada Kesalahan Pemberian Obat mencapai skor maksimal 1,38 berarti obat
yang diberikan kepada pasien selama ini telah sesuai dengan resep.

Berdasarkan hasil positif tersebut, BPK RI merekomendasikan RSUD Sanjiwani


untuk tetap dapat mempertahankan skor maksimal KPI yang sudah dicapai.

C. Aspek Negatif
Hasil pencapaian yang termasuk dalam aspek negatif adalah belum atau tidak tercapainya
KPI atas Standar Pelayanan Minimal (SPM) pada skor maksimal untuk Tahun Anggaran
2005 dan 2006 serta terdapat temuan pemeriksaan yang berkaitan dengan kinerja
pelayanan kesehatan RSUD Sanjiwani untuk Tahun Anggaran 2005, 2006 dan sampai
dengan berakhirnya pemeriksaan 5 November 2007, yaitu:
1. 49 dan 39 kegiatan pelayanan kesehatan masing-masing untuk Tahun Anggaran 2005
dan 2006 belum memenuhi target Standar Pelayanan Minimal yang ditetapkan.
Hal tersebut disebabkan oleh:
a. Kelalaian Direktur RSUD Sanjiwani Kabupaten Gianyar dan Kepala Bagian
Perencanaan dan Anggaran RSUD Sanjiwani Kabupaten Gianyar dalam
merencanakan kegiatan pelayanan kesehatan belum sepenuhnya mengarah pada
pencapaian Standar Pelayanan Minimal (SPM);

2
b. Kelalaian Direktur RSUD Sanjiwani Kabupaten Gianyar yang tidak
melaksanakan monitoring dan evaluasi pelaksanaan program-program rumah
sakit.
c. Kelalaian Ketua Komite Medik yang tidak melakukan evaluasi internal tentang
standar pelayanan minimal rumah sakit.
Sehubungan dengan hal itu, BPK RI menyarankan Bupati Gianyar agar
memberikan sanksi kepada:
a. Direktur dan Kepala Bagian Perencanaan dan Anggaran RSUD Sanjiwani
Gianyar atas kelalaiannya dalam merencanakan kegiatan pelayanan kesehatan
belum sepenuhnya mengarah pada pencapaian Standar Pelayanan Minimal
(SPM); dan selanjutnya memerintahkan untuk merencanakan kegiatan pelayanan
kesehatan agar tercapainya SPM;
b. Direktur, Wadir Penunjang, Wadir Pelayanan, dan Wadir Umum dan Keuangan
RSUD Sanjiwani Gianyar atas kelalaiannya tidak melaksanakan monitoring dan
evaluasi pelaksanaan dan pelaporan program-program rumah sakit; dan
selanjutnya memerintahkan untuk melaksanakan monitoring dan evaluasi
pelaksanaan dan pelaporan program-program rumah sakit;
c. Ketua Komite Medik RSUD Sanjiwani Gianyar atas kelalaiannya yang tidak
melakukan evaluasi internal tentang standar pelayanan minimal rumah sakit; dan
selanjutnya memerintahkan untuk melakukan evaluasi internal dan pelaporan
tentang standar pelayanan minimal rumah sakit secara rutin.

2. Pencapaian Indikator BOR, ALOS, BTO Tahun Anggaran 2005 dan ALOS, BTO
Tahun Anggaran 2006 belum optimal
Hal tersebut disebabkan oleh belum adanya dokter yang terkait dan tidak
tersedianya sarana yang memadai sesuai kebutuhan pasien pada waktu itu.
Sehubungan dengan hal itu, BPK RI menyarankan Bupati Gianyar untuk
memerintahkan Direktur RSUD Sanjiwani mengusulkan penambahan dokter yang
terkait sesuai kebutuhan pasien dalam kondisi tertentu secara bertahap sesuai dengan
kemampuan keuangan daerah dan menambah sarana yang diperlukan untuk
mendukung kegiatan rumah sakit.

3. Struktur Organisasi RSUD Sanjiwani pada tingkat jabatan struktural Wakil Direktur
tidak sesuai dengan ketentuan untuk RSU Kelas B Non Pendidikan

3
Hal tersebut disebabkan oleh kebijakan Pemerintah Kabupaten Gianyar yang
dituangkan dalam Peraturan Daerah Nomor 6 Tahun 2001 yang menetapkan bahwa
Direktur RSUD Sanjiwani dibantu oleh tiga Wadir, yaitu: Wadir Pelayanan, Wadir
Penunjang, serta Wadir Umum dan Keuangan.
Sehubungan dengan hal itu, BPK RI menyarankan Bupati Gianyar agar
mengusulkan kepada DPRD Kabupaten Gianyar untuk mereview kebijakan dan
merevisi Peraturan Daerah Nomor 6 Tahun 2001 sesuai ketentuan yang berlaku.

4. Penempatan tenaga keperawatan di RSUD Sanjiwani Tahun Anggaran 2005 dan 2006
tidak sesuai ketentuan
Hal tersebut disebabkan oleh Kelalaian Ketua Komite Keperawatan Fungsional
(KKF) yang menempatkan tenaga keperawatan tidak merata dan tidak membuat
analisa terhadap kebutuhan tenaga keperawatan secara kuantitatif.
Sehubungan denga hal itu, BPK RI menyarankan kepada Bupati Gianyar agar
memberi sanksi kepada Ketua Komite Keperawatan Fungsional (KKF) atas
kelalaiannya dalam menempatkan tenaga keperawatan yang tidak berimbang dan
tidak membuat analisa terhadap kebutuhan tenaga keperawatan; dan selanjutnya
memerintahkan Ketua KKF menempatkan tenaga keperawatan secara berimbang
sesuai kebutuhan dan secara rutin membuat analisa kuantitatif terhadap kebutuhan
tenaga keperawatan.

5. Obat obatan dan bahan habis pakai kadaluarsa sebanyak 273 jenis serta 44 unit
peralatan kesehatan yang rusak berat belum dihapuskan
Permasalahan tersebut disebabkan oleh kelalaian Wakil Direktur Penunjang dan
Panitia Penghapusan Barang yang baru sebagian mengusulkan penghapusan obat-
obatan yang kadaluwarsa dan peralatan medis yang sudah rusak berat kepada
Pemerintah Kabupaten Gianyar.
Sehubungan dengan hal tersebut, BPK RI menyarankan Bupati Gianyar agar
memberi sanksi kepada Wakil Direktur Penunjang dan Panitia Penghapusan Barang
atas kelalaiannya yang baru sebagian mengusulkan penghapusan obat-obatan yang
kadaluarsa dan peralatan medis yang sudah rusak berat kepada Pemerintah Kabupaten
Gianyar dan selanjutnya memerintahkan untuk segera mengusulkan penghapusan
obat-obatan yang kadaluarsa dan peralatan medis yang sudah rusak berat lainnya
kepada Pemerintah Kabupaten Gianyar.

4
6. 86 unit peralatan kesehatan RSUD Sanjiwani belum diuji atau dikalibrasi sesuai yang
dipersyaratkan
Hal tersebut disebabkan oleh:
a. Kelalaian Direktur dan Wakil Direktur Umum dan Keuangan yang kurang
memperhatikan penganggaran untuk mengkalibrasi alat kesehatan sehingga mutu
dan fungsi alat kesehatan tersebut terjamin.
b. Kelalaian Plt. Kepala IPSRS yang tidak membuat daftar peralatan medis yang
sudah harus diklaibrasi.
Sehubungan dengan hal tersebut, BPK RI menyarankan kepada Bupati Gianyar
agar memberi sanksi kepada:
a. Direktur dan Wakil Direktur Umum dan Keuangan yang kurang memperhatikan
penganggaran untuk mengkalibrasi alat kesehatan dan selanjutnya segera
menganggarkan kegiatan pengkalibrasian alat kesehatan sehingga mutu dan fungsi
alat kesehatan tersebut terjamin;
b. Plt. Kepala IPSRS atas kelalaiannya yang tidak membuat daftar peralatan medis
yang sudah harus dikalibrasi dan selanjutnya segera membuat daftar peralatan
medis yang sudah harus dikalibrasi.

7. 478 unit alat kesehatan dan 7 komponen peralatan ambulance pada RSUD Sanjiwani
belum dimanfaatkan secara optimal
Permasalahan tersebut antara lain disebabkan oleh :
a. Kelalaian Kepala Instalasi Rawat Inap tidak segera memanfaatkan dan
mendistribusikan bantuan alat kesehatan untuk pelayanan kesehatan kepada
masyarakat;
b. Kurangnya koordinasi antara Kepala Bagian Perencanaan, Kepala Instalasi Rawat
Inap dan Kepala Instalasi Rawat Jalan dalam merencanakan jumlah, jenis, dan
spesifikasi kebutuhan alat kesehatan;
c. Kurangnya pemahaman dari petugas atas pemanfaatan peralatan yang ada dalam
ambulance.
Sehubungan dengan hal tersebut, BPK RI menyarankan kepada Bupati Gianyar
agar:
a. Memberi sanksi kepada Kepala Instalasi Rawat Inap atas kelalaiannya tidak
segera memanfaatkan dan mendistribusikan bantuan alat kesehatan untuk

5
pelayanan kesehatan kepada masyarakat dan selanjutnya di masa akan datang
segera memanfaatkan dan mendistribusikan bantuan alat kesehatan untuk
pelayanan kesehatan kepada masyarakat;
b. Memberi sanksi kepada Kepala Bagian Perencanaan, Kepala Instalasi Rawat Inap
dan Kepala Instalasi Rawat Jalan atas kelalaiannya kurangnya koordinasi dalam
merencanakan jumlah, jenis, dan spesifikasi kebutuhan alat kesehatan dan
selanjutnya di masa akan datang melakukan koordinasi dalam merencanakan
jumlah, jenis, dan spesifikasi kebutuhan alat kesehatan;
c. Memerintahkan Direktur memberikan pemahaman kepada petugas atas
pemanfaatan peralatan yang ada dalam ambulance.

8. Penyediaan Peralatan Keperawatan pada RSUD Sanjiwani tidak sesuai Standar yang
ditetapkan
Hal tersebut disebabkan oleh kelalaian Direktur dan Wakil Direktur Umum dan
Keuangan yang kurang menganggarkan peralatan keperawatan secara memadai serta
kelalaian Kepala Instalasi Rawat Inap yang tidak mendistribusikan peralatan
keperawatan sesuai dengan kebutuhan jumlah, jenis dan spesifikasinya.
Sehubungan dengan hal tersebut, BPK RI menyarankan Bupati Gianyar agar
memerintahkan Direktur dan Wakil Direktur Umum dan Keuangan untuk
menganggarkan dan menyediakan peralatan yang memadai sehingga dapat
memberikan pelayanan kesehatan yang optimal kepada pasien rawat inap; serta
memberikan sanksi kepada Kepala Instalasi Rawat Inap atas kelalaiannya yang tidak
mendistribusikan peralatan sesuai kebutuhan, jumlah, jenis dan spesifikasinya dan
selanjutnya memerintahkan untuk mendistribusikan peralatan keperawatan sesuai
kebutuhan pada masing-masing ruangan.

9. Pengajuan Klaim Pembayaran ASKES RSUD Sanjiwani Kabupaten Gianyar ke PT.


ASKES (Persero) Tidak Tepat Waktu
Hal tersebut disebabkan kurangnya koordinasi antara petugas Askes pada RSUD
Sanjiwani dengan pihak PT. Askes dan kurangnya pengawasan Direktur terhadap
petugas tersebut sehingga terjadi keterlambatan pengajuan klaim pelayanan kesehatan
dan obat oleh RSUD Sanjiwani kepada PT. Askes.
Sehubungan dengan hal tersebut, BPK RI menyarankan Bupati Gianyar agar
memberikan sanksi kepada Direktur RSUD Sanjiwani atas kurangnya pengawasan

6
terhadap klaim Askes dan memerintahkan petugas Askes pada RSUD Sanjiwani
melakukan koordinasi dengan pihak PT. Askes sehingga dapat melakukan pengajuan
klaim sesuai dengan batas waktu yang telah ditentukan.

10. Pemberian pelayanan kepada Keluarga Miskin Tahun Anggaran 2007 diluar
penetapan sebesar Rp120.001.575,00 dan klaim peserta PT. Askes minimal sebesar
Rp65.515.050,00 membebani RSUD Sanjiwani
Hal ini disebabkan oleh:
a. Kelalaian Direktur RSUD Sanjiwani yang terlambat untuk mengusulkan
penggantian biaya subsidi RSUD Sanjiwani bagi Keluarga Miskin bulan Juli
sebesar Rp50.369.475,00 dan belum mengajuan klaim untuk bulan Agustus 2007
sebesar Rp69.632.100,00 kepada Pemda Kabupaten Gianyar;
b. Kelalaian Kepala Instalasi Farmasi yang tidak mengenakan pembebanan atas
selisih obat kepada peserta PT Askes Wajib dan Sosial.
Sehubungan dengan hal tersebut, BPK RI menyarankan Bupati Gianyar agar
memberikan sanksi kepada:
a. Direktur RSUD Sanjiwani atas kelalaiannya yang terlambat untuk mengusulkan
penggantian biaya subsidi RSUD Sanjiwani bagi Keluarga Miskin bulan Juli
sebesar Rp50.369.475,00 dan belum mengajuan klaim untuk bulan Agustus 2007
sebesar Rp69.632.100,00 kepada Pemda Kabupaten Gianyar dan selanjutnya,
memerintahkan untuk segera mengusulkan penggantian biaya jika ada subsidi
untuk keluarga miskin;
b. Kepala Instalasi Farmasi atas kelalaiannya yang tidak mengenakan pembebanan
atas selisih obat kepada peserta PT Askes Wajib dan Sosial dan selanjutnya,
memerintahkan pembebanan atas selisih obat tersebut kepada peserta PT Askes
Wajib dan Sosial.

11. Penggunaan Dana Operasional dan Pemeliharaan Unit Swadana Rumah Sakit Umum
Daerah (RSUD) Sanjiwani Tahun Anggaran 2005 dan 2006 melebihi ketentuan
Hal tersebut disebabkan oleh Kelalaian Direktur, Wakil Direktur Umum dan
Keuangan dan Kepala Bagian Perencanaan dan Anggaran RSUD Sanjiwani dalam
menyusun dan merencanakan penggunaan Dana Swadana yang berasal dari
penerimaan fungsional kurang berpedoman pada perstandar yang berlaku.
Sehubungan dengan hal tersebut, BPK RI menyarankan Bupati Gianyar memberi

7
sanksi kepada Direktur RSUD Sanjiwani Gianyar, Wakil Direktur Umum dan
Keuangan dan Kepala Bagian Perencanaan dan Anggaran RSUD atas kelalaiannya
dalam menyusun dan merencanakan penggunaan Dana Swadana yang berasal dari
penerimaan fungsional kurang berpedoman pada standar yang berlaku. Dan
selanjutnya di masa yang akan datang menyusun dan merencanakan penggunaan
Dana Swadana yang berasal dari penerimaan fungsional kurang berpedoman pada
standar yang berlaku.

12. Realisasi atas Insentif Jasa Pelayanan, Biaya Obat-obatan, Listrik dan Air tidak sesuai
dengan pagu anggaran
Permasalahan tersebut disebabkan oleh:
a. Kebijakan Direktur RSUD Sanjiwani dan Wakil Direktur Umum dan Keuangan
yang tidak mengusulkan anggaran untuk mengakomodir realisasi suatu belanja
yang kemungkinan berlebih;
b. Kelalaian Kepala Instalasi Farmasi dan Kepala Bagian Perencanaan dan Anggaran
yang tidak mengusulkan dan menganalisa anggaran pengeluaran untuk membayar
hutang obat.
Sehubungan dengan hal tersebut di atas BPK RI menyarankan kepada Bupati
Gianyar agar:
a. Memberikan sanksi kepada Direktur RSUD Sanjiwani dan Wakil Direktur Umum
dan Keuangan atas kelalaiannya tidak mengusulkan anggaran untuk
mengakomodir realisasi suatu belanja yang kemungkinan berlebih;
b. Memberikan sanksi kepada Kepala Instalasi Farmasi dan Kepala Bagian
Perencanaan dan Anggaran yang tidak mengusulkan dan menganalisa anggaran
pengeluaran untuk membayar hutang obat

13. Pemanfaatan Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMRS) RSUD Sanjiwani
senilai Rp588.000.000,00 belum efektif
Hal tersebut disebabkan oleh:
a. Kelalaian Direktur, Wadir Direktur Penunjang, Wadir Pelayanan, Wadir Umum
dan Keuangan RSUD yang kurang dalam melakukan pengawasan atas
pengoperasian Aplikasi SIMRS oleh masing-masing Instalasi/Bagian.
b. Kelalaian petugas dari masing-masing Instalasi /Bagian yang kurang optimal
dalam mengoperasionalkan Aplikasi SIMRS.

8
c. Kelalaian CV. Andika Prima Tech dalam melaksanakan pekerjaan tersebut yang
tidak sesuai dengan kontrak

Sehubungan dengan hal tersebut, BPK RI menyarankan kepada Bupati Gianyar


agar memberi sanksi kepada:
a. Direktur, Wadir Direktur Penunjang, Wadir Pelayanan, Wadir Umum dan
Keuangan RSUD atas kelalaiannya yang kurang melakukan pengawasan atas
pengoperasian Aplikasi SIMRS oleh masing-masing Instalasi/Bagian dan
selanjutnya, memerintahkan untuk melakukan pengawasan atas pengoperasian
Aplikasi SIMRS oleh masing-masing Instalasi/Bagian;
b. Petugas dari masing-masing Instalasi /Bagian atas kelalaiannya yang kurang
optimal dalam mengoperasionalkan Aplikasi SIMRS dan selanjutnya,
memerintahkan untuk mengoperasionalkan Aplikasi SIMRS secara optimal;
c. Kelalaian CV. Andika Prima Tech dalam melaksanakan pekerjaan tersebut yang
tidak sesuai dengan kontrak dan selanjutnya, memerintahkan untuk melaksanakan
pekerjaan sesuai dengan kontrak.

14. Pembagian Jasa Pelayanan kepada Dewan Penyantun sebesar Rp99.325.028,60


memboroskan keuangan RSUD Sanjiwani
Permasalahan tersebut disebabkan oleh kebijakan Direktur RSUD Sanjiwani
yang mengalokasikan Insentif Jasa Pelayanan kepada Dewan Penyantun.
Sehubungan dengan hal tersebut, BPK RI menyarankan Bupati Gianyar
memerintahkan Direktur RSUD Sanjiwani untuk meninjau kembali kebijakan
pembagian jasa pelayanan tersebut kepada Dewan Penyantun, dan selanjutnya
memerintahkan untuk tidak memberikan jasa pelayanan tersebut kepada Dewan
Penyantun.

15. Pengadaan bahan makanan pasien RSUD Sanjiwani sebesar Rp256.225.000,00 tidak
sesuai ketentuan
Permasalahan tersebut terjadi karena:
a. Kelalaian Panitia Pengadaan Barang RSUD Sanjiwani yang mendasarkan
pengadaan bahan makanan pasien berdasarkan perkiraan harga dari Instalasi Gizi,
b. Adanya kebijakan Direktur untuk mengadakan bahan makanan cito karyawan OK
tidak sesuai ketentuan

9
c. Kelalaian Panitia Pemeriksaan Pekerjaan/Barang Unit RSUD Sanjiwani dalam
melakukan pemeriksaan barang/pekerjaan dan adanya unsur kesengajaan
rekanan/pelaksana kegiatan tidak melaksanakan pekerjaan sesuai Surat Perjanjian
Pekerjaan (Kontrak)
Sehubungan dengan hal tersebut di atas BPK RI menyarankan kepada Bupati
Gianyar agar:
a. Memberi sanksi kepada Panitia Pengadaan Barang RSUD Sanjiwani atas
kelalaiannya yang menyetujui pengadaan bahan makanan pasien berdasarkan
perkiraan harga dari Instalasi Gizi dan selanjutnya, memerintahkan Panitia
Pengadaan Barang RSUD Sanjiwani dalam mengadakan bahan makanan pasien
berdasarkan ketentuan yang berlaku;
b. Memerintahkan Direktur dalam mengadakan bahan makanan cito karyawan OK
sesuai ketentuan;
c. Memberi sanksi kepada Panitia Pemeriksa Pekerjaan/Barang Unit RSUD
Sanjiwani atas kelalaiannya yang tidak cermat dalam melakukan pemeriksaan
barang/pekerjaan dan selanjutnya, memerintahkan melakukan pemeriksaan
barang/pekerjaan secara cermat; serta memberi sanksi kepada rekanan/pelaksana
kegiatan atas kelalaiannya tidak melaksanakan pekerjaan sesuai Surat Perjanjian
Pekerjaan (Kontrak) dan selanjutnya di masa akan datang melaksanakan
pekerjaan sesuai Surat Perjanjian Pekerjaan (Kontrak).

Untuk lebih jelasnya dipersilakan menelaah hasil pemeriksaan lengkap terlampir dan
Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia mengharapkan RSUD Sanjiwani Kabupaten
Gianyar dapat menindaklanjuti dan menyampaikan hasilnya dalam waktu satu bulan sejak
laporan ini diterima.

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN RI


KEPALA PERWAKILAN BPK RI
DI DENPASAR

FACHRI ALUSY, SE, M.Si


NIP. 240001220

10
BAB II. HASIL PEMERIKSAAN
A. Gambaran Umum
1. Tujuan Pemeriksaan
Tujuan pemeriksaan adalah untuk mengetahui dan menilai apakah:
a. Upaya pelayanan kesehatan oleh RSUD Sanjiwani telah dilaksanakan secara
optimal sesuai dengan indikator pelayanan kesehatan yang telah ditetapkan;
b. Sarana dan prasarana kesehatan pada RSUD Sanjiwani telah tersedia sesuai dengan
persyaratan yang ditetapkan dan telah dimanfaatkan sesuai dengan peruntukkannya;
c. Biaya kegiatan upaya pelayanan kesehatan tersebut telah dilaksanakan secara
ekonomis, efisien dan efektif.

2. Sasaran Pemeriksaan
Sasaran pemeriksaan diarahkan pada pelaksanaan kegiatan yang berhubungan dengan
pelayanan kesehatan pada RSUD Sanjiwani, yang meliputi kegiatan:
a. Pengelolaan, penggunaan dan pertanggungjawaban dana kegiatan pelaksanaan
pelayanan kesehatan;
b. Penyedia dan pemanfaatan sarana, prasarana, dan peralatan kesehatan dan obat-
obatan yang menunjang upaya pelayanan kesehatan masyarakat;
c. Pendapatan dari pelayanan kesehatan dengan Pihak Ketiga;
d. Ketersediaan tenaga medis, paramedis, dan non medis.

3. Metode Pemeriksaan
Pemilihan fokus pemeriksaan dilakukan melalui beberapa pendekatan untuk
masing-masing pelaksanaan kegiatan yang terdiri dari kegiatan pelayanan rumah sakit.
Pemeriksaan dilakukan dengan cara menghitung realisasi hasil dari indikator pelayanan
kesehatan masyarakat pada RSUD Sanjiwani atas empat sasaran pemeriksaan kinerja
dan membandingkannya dengan standar indikator keberhasilan yang telah ditetapkan.
Selanjutnya, dilakukan evaluasi atas hasil perbandingan tersebut serta dikaitkan dengan
biaya yang dikeluarkan untuk menilai ekonomis, efektifitas, dan efisiensi pencapaian
tujuan.
Pemilihan dan pengumpulan bukti dilakukan dengan menggunakan teknik
stratified random sampling. Untuk mengumpulkan bukti digunakan teknik pemeriksaan
berupa observasi, inspeksi, konfirmasi, wawancara dan prosedur analitis untuk menguji
dokumen atau bukti.

11
Perhitungan kinerja dilakukan dengan menetapkan dan memberi bobot atas Key
Performance Indicator (KPI) berdasarkan analisa terhadap Standar Pelayanan Minimal
(SPM) yang dilaksanakan oleh RSUD Sanjiwani. KPI yang telah disepakati antara
auditor dan auditee. Masing-masing indikator diuraikan menjadi beberapa variabel dan
masing-masing variabel indikator kinerja tersebut diukur prosentase pencapaiannya.
Untuk menentukan nilai bobot setiap variabel tersebut, auditor dan auditee
terlebih dahulu menganalisa masing-masing variabel, kemudian mengelompokkannya
ke dalam tiga kategori yaitu: Penting (P), Sedang (S) atau Kurang Penting (K).
Pembobotan dilakukan dengan cara sebagai berikut:
a. Terdapat 113 jenis kegiatan yang masuk dalam KPI dan akan dinilai secara
keseluruhan dengan skor maksimal 100, sehingga jika skor maksimal dibagi jumlah
kegiatan akan mendapatkan angka (100/113) = 0,88 yang diberikan untuk bobot
kategori (S);
b. Bobot (P) didapat dengan cara menaikkan bobot (S) sebanyak 0,50 sehingga
menjadi (0,88 + 0,50) = 1,38;
c. Bobot (K) didapat dengan cara menurunkan bobot (S) sebanyak 0,50 sehingga
menjadi (0,88 0,50) = 0,38;
d. Jumlah kegiatan yang dikelompokkan ke dalam (P) harus sama dengan jumlah
kegiatan yang dikelompokkan ke dalam (S), sehingga bila keduanya dijumlahkan
dan dibagi dua mendapatkan nilai tengah sebesar 0,88.
Secara rinci variabel KPI yang akan diukur untuk menentukan tingkat kinerja
dapat dilihat pada tabel berikut:

12
4. Jangka Waktu Pemeriksaan
Pemeriksaan kinerja dilaksanakan berdasarkan Surat Tugas Kepala Perwakilan
BPK RI di Denpasar Nomor 137/ST/XIV.5/09/2007 tanggal 03 September 2007,
selama 55 hari dari tanggal 04 September s.d. 05 Nopember 2007. Rentang waktu
pemeriksaan selama 55 hari tersebut termasuk Pemeriksaan atas Pengelolaan Limbah
RSUD Sanjiwani Tahun 2005, 2006, dan 2007 yang laporannya telah diterbitkan secara
terpisah oleh BPK RI dengan nomor laporan xx/xx/2007, tanggal xx Desember 2007.

5. Uraian Singkat Mengenai Entitas yang Diperiksa


a. Data Umum
Dalam Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2005 tentang
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2005-2009
dinyatakan bahwa arah kebijaksanaan program kesehatan adalah:
1) Memberdayakan individu, keluarga dan masyarakat agar mampu menumbuhkan
prilaku hidup sehat dan mengembangkan upaya kesehatan bersumber
masyarakat;
2) Mewujudkan mutu lingkungan hidup yang sehat melalui pengembangan sistem
kesehatan kewilayahan untuk menggerakkan pembangunan lintas-sektor
berwawasan kesehatan;
3) Meningkatkan jumlah, pemerataan, dan kualitas pelayanan kesehatan melalui
Puskesmas dan jaringannya meliputi Puskesmas pembantu, Puskesmas keliling
dan bidan di desa;
4) Meningkatkan akses, keterjangkauan dan kualitas pelayanan kesehatan
perorangan;
5) Menurunkan angka kesakitan, kematian dan kecacatan akibat penyakit menular
dan penyakit tidak menular;
6) Meningkatkan kesadaran gizi keluarga dalam upaya meningkatkan status gizi
masyarakat terutama pada ibu hamil, bayi dan anak balita;
7) Meningkatkan jumlah, mutu dan penyebaran tenaga kesehatan, sesuai dengan
kebutuhan pembangunan kesehatan;
8) Menjamin ketersediaan, pemerataan, mutu, keterjangkauan obat dan perbekalan
kesehatan termasuk obat tradisional, perbekalan kesehatan rumah tangga dan
kosmetik;
9) Menjamin terpenuhinya persyaratan mutu, keamanan dan kemanfaatan atau

16
khasiat produk terapetik/obat, perbekalan kesehatan rumah tangga,
obat tradisional, kosmetik, produk komplemen dan produk pangan dalam rangka
perlindungan konsumen/masyarakat;
10) Meningkatkan pemanfaatan tanaman obat Indonesia;
11) Mengembangkan kebijakan dan manajemen pembangunan kesehatan guna
mendukung penyelenggaraan sistem kesehatan nasional;
12) Meningkatkan penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
kesehatan sebagai masukan dalam perumusan kebijakan dan program
pembangunan kesehatan.
Gambaran keadaan masyarakat Indonesia dimasa depan atau visi yang ingin
dicapai melalui pembangunan kesehatan dirumuskan dalam Indonesia Sehat
2010. Untuk dapat mewujudkan Indonesia Sehat 2010, ditetapkan empat misi
pembangunan kesehatan yakni:
1) Menggerakkan pembangunan nasional berwawasan kesehatan;
2) Mendorong kemandirian masyarakat untuk hidup sehat;
3) Memelihara dan meningkatkan pelayanan kesehatan yang bermutu, merata dan
terjangkau; dan
4) Memelihara dan meningkatkan kesehatan individu, keluarga dan masyarakat
beserta lingkungannya.
Sehubungan dengan hal tersebut, Indonesia Sehat 2010 di tingkat Provinsi
Bali dijabarkan ke dalam Bali Sehat 2010 dan ditingkat Kabupaten Gianyar
dijabarkan menjadi Gianyar Sehat. Untuk mewujudkan hal tersebut RSUD
Sanjiwani menetapkan Visi dan Misi dengan uraian sebagai berikut:
Visi adalah menjadikan RSUD Sanjiwani Kabupaten Gianyar sebagai pusat
rujukan pelayanan kesehatan di Bali Timur dengan standar nasional berlandaskan
Tri Hita Karana. Misi yaitu:
1) Mewujudkan pelayanan kesehatan prima;
2) Mewujudkan pelayanan kesehatan melalui program unggulan;
3) Meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) yang profesional
4) Mewujudkan sistem pembiayaan rumah sakit;
5) Mewujudkan kesejahteraan seluruh karyawan RSUD Sanjiwani Gianyar.

b. Tujuan RSUD Sanjiwani


Agar visi dan misi dapat terwujud RSUD Sanjiwani Kabupaten Gianyar dalam

17
menetapkan tujuan di bidang kesehatan sebagai berikut:
1) Meningkatkan mutu pelayanan kesehatan pada Rawat Jalan, Rawat Inap, Gawat
Darurat, bedah Sentral dan Penunjang Medis sesuai standar Rumah Sakit kelas
B Non Pendidikan;
2) Meningkatkan kinerja unit Instalasi melalui implikasi inovasi proses;
3) Meningkatkan kinerja ketenagaan rumah sakit memalui komputerisasi Sistem
Informasi Rumah Sakit;
4) Meningkatkan mutu sumber daya manusia melalui pendidikan dan pelatihan;
5) Meningkatkan kepuasan pelanggan rumah sakit.

c. Jumlah Anggaran yang Diperiksa


Uraian
Tahun Anggaran 2005 Tahun Anggaran 2006 Tahun Anggaran 2007

Anggaran Realisasi Sisa Anggaran Realisasi Sisa Anggaran Realisasi Sisa


(Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp)
1 2 3 4 (2-3) 5 6 7 (5-6) 5 6 7 (5-6)
Badan Rumah
Sakit Umum
Sanjiwani
APBD
- - - - - - 264.700.000,00 192.982.000,00 71.718.000,00
1 Prop
2 APBD Kab 17.018.983.000,00 16.227.848.530,00 791.134.470,00 25.640.939.842,00 23.961.802.528,00 1.679.137.314,00 25.664.828.106,00 6.945.556.204,00 18.719.271.902,00

a. Dana
3.000.000.000,00 2.994.667.220,00 5.332.780,00 3.500.000.000,00 3.497.575.750,00 2.424.250,00 1.100.000.000,00 15.620.400,00 1.084.379.600,00
Dekon
b.
- - - - - -
PJPKMM
c. Bantuan
Bencana - - - - - -
Alam
3 BLN - - - - - -

Total 20.018.983.000,00 19.222.515.750,00 796.467.250,00 29.140.939.842,00 27.459.378.278,00 1.681.561.564,00 27.029.528.106,00 7.154.158.604,00 19.875.369.502,00

6. Sistem Pengendalian Manajemen


a. Organisasi
Struktur organisasi RSUD Sanjiwani disusun berdasarkan Peraturan Daerah
Kabupaten Gianyar Nomor 6 Tahun 2001 tentang Pembentukan Susunan Organisasi
dan Tata Kerja Rumah Sakit Umum Daerah Sanjiwani Kabupaten Gianyar. Susunan
Organisasi RSUD Sanjiwani terdiri dari:
1) Dewan Penyantun
2) Direktur
3) Kelompok Jabatan Fungsional
4) Wakil Direktur Pelayanan, membawahi:
a) Kepala Instalasi Gawat Darurat
b) Kepala Instalasi Rawat Inap
c) Kepala Instalasi Jalan
18
d) Kepala Instalasi Bedah Sentral
e) Kepala Instalasi Pemasaran Sosial
f) Kepala Instalasi Rawat Khusus
5) Wakil Direktur Penunjang, membawahi:
a) Kepala Instalasi Farmasi
b) Kepala Instalasi Laboratorium
c) Kepala Instalasi Rontgen
d) Kepala Instalasi Gizi
e) Kepala Instalasi Pemeliharaan Sarana Rumah Sakit
f) Kepala Instalasi Pendidikan dan Latihan
6) Wakil Direktur Umum dan Keuangan, membawahi:
a) Kepala Bagian Umum
b) Kepala Bagian Sumber Daya Manusia
c) Kepala Bagian Sistem Informasi Rumah Sakit
d) Kepala Bagian Perbendaharaan
e) Kepala Bagian Perencanaan dan Anggaran
f) Kepala Bagian Akuntansi

Susunan organisasi RSUD Sanjiwani telah dilengkapi uraian tugas pokok dan
fungsi masing-masing unit kerja, namun jika dibandingkan dengan Keputusan Menteri
Kesehatan RI Nomor 983/Menkes/SK/XI/1992, RSUD dengan Kelas B Non
Pendidikan seharusnya paling banyak hanya memiliki dua wadir yaitu Wadis Pelayanan
dan Wadir Umum dan Keuangan, sehinggga terdapat satu Wadir Penunjang yang tidak
sesuai ketentuan.

b. Kebijaksanaan
Pemerintah Kabupaten Gianyar telah menentukan kebijaksanaan yang ditempuh
oleh RSUD Sanjiwani dalam bidang kesehatan yang tercermin dan tertuang dalam
program-program yang dilaksanakan dan mengacu pada Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2005-2009. Sejalan dengan Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2005-2009 tersebut, RSUD
Sanjiwani telah melaksanakan beberapa program yang merupakan penjabaran lebih
lanjut dari tujuan dan sasaran bidang kesehatan yang ditetapkan dalam Rencana
Stratejik (Renstra) Pembangunan Kabupaten Gianyar dan Renstra RSUD Sanjiwani

19
Tahun 2001-2005 dan 2007-2011. Dari Renstra tersebut, RSUD Sanjiwani
menjabarkannya ke dalam program yang diselenggarakan yaitu:

T.A.2005
1) Program Intensif Jasa Pelayanan dan Tunggakan 2005;
2) Program Pengadaan Inventaris Ruang Pasien;
3) Program Biaya Bahan Makanan Rumah Sakit;
4) Program Biaya Pembelian Perlengkapan Dapur;
5) Program Biaya Pembelian Alat Medis;
6) Program Penambahan Biaya Pembangunan Gedung Santhi Graha Atas dan VIP
Bawah;
7) Program Pengadaan Alat-Alat Kantor.

T.A. 2006
1) Program Intensif Jasa Pelayanan;
2) Program Biaya Bahan Obat-obatan;
3) Program Pengadaan Inventaris Ruang Pasien;
4) Program Biaya Bahan Makanan Rumah Sakit;
5) Program Biaya Bahan Pakai Laboratorium dan Rontgen;
6) Program Biaya Billing Sistem;
7) Program Pengadaan Alat-Alat Rumah Tangga;
8) Program Pembelian Meja dan Kursi;

T.A. 2007
1) Program Pelayanan Administrasi Perkantoran;
2) Program Pelayanan Administrasi Perkantoran;
3) Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur;
4) Program Peningkatan Disiplin Aparatur;
5) Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur;
6) Program Pengadaan, Peningkatan Sarana dan Prasarana Rumah Sakit/Rumah Sakit
Jiwa/ Rumah Sakit Paru-Paru/Rumah Sakit Mata;

Disamping kebijakan-kebijakan tersebut, Direktur RSUD Sanjiwani menempuh


kebijakan seperti tidak mengusulkan anggaran untuk mengakomodir realisasi suatu

20
belanja yang kemungkinan berlebih atas biaya Insentif Jasa Pelayanan, Biaya Obat-
obatan, Listrik dan Air, dalam mengalokasikan pembagian Jasa Pelayanan kepada
Dewan Penyantun dan mengadakan bahan makanan cito karyawan OK tidak sesuai
ketentuan.

c. Perencanaan
Dalam menyusun perencanaan anggaran dan kegiatan, RSUD Sanjiwani
mengacu pada Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 40 Tahun 2001 tentang
Pedoman Kelembagaan dan Pengelolaan Rumah Sakit Daerah dengan mekanisme yang
diuraikan dalam paragraf berikut.
Kepala Bagian Perencanaan dan Anggaran RSUD Sanjiwani masing-masing
menyusun Rencana Anggaran Satuan Kerja (RASK) dan RASK dimaksud diajukan
kepada Panitia Anggaran untuk di bahas dan sebagai dokumen penyusunan APBD.
Setelah APBD ditetapkan maka Bupati Gianyar mengeluarkan Surat Keputusan tentang
Penetapan Dokumen Anggaran Satuan kerja (DASK) yang merupakan dokumen yang
dipakai sebagai acuan untuk pelaksanaan kegiatan pada RSUD Sanjiwani. Adapun
kegiatan-kegiatan yang dituangkan dalam DASK Tahun Anggaran 2005 pada RSU
Sanjiwani diantaranya kegiatan Program Intensif Jasa Pelayanan dan Tunggakan 2005,
Program Pengadaan Inventaris Ruang Pasien, Program Biaya Bahan Makanan Rumah
Sakit dan Program Biaya Billing Sistem. Namun perencanaan yang dilakukan oleh
RSUD Sanjiwani belum maksimal, terlihat bahwa kurang matangnya perencanaan
dalam menganggarkan kegiatan/program sehingga Biaya Intensif Jasa Pelayanan, Biaya
Obat-obatan, Listrik dan Air tidak sesuai dengan pagu anggaran serta kurangnya
penganggaran dalam kegiatan kalibrasi bagi alat- alat kesehatan.

d. Prosedur Kerja
Pada umumnya prosedur pelaksanaan kegiatan pada RSUD Sanjiwani sudah
mengacu pada berbagai ketentuan yang telah ditetapkan, seperti Keputusan Presiden
Nomor 18 Tahun 2000 tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang dan Jasa
Instansi Pemerintah, Kepmendagri dan Otonomi Daerah Nomor 11 Tahun 2001 tentang
Pedoman Pengelolaan Barang Daerah, Kepmendagri Nomor 29 Tahun 2002 tentang
Pedoman Pengurusan, Pertanggungjawaban dan Pengawasan Keuangan Daerah serta
Tata Cara Penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, Pelaksanaan Tata
Usaha Keuangan Daerah dan Penyusunan Perhitungan Anggaran Pendapatan dan

21
Belanja Daerah, dan peraturan khusus lainnya di bidang kesehatan.
Peraturan khusus di bidang kesehatan tersebut antara lain: Keputusan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia Nomor 228/MENKES/SK/III/2002 tentang tentang
Pedoman Penyusunan Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit yang Wajib
Dilaksanakan Daerah; Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1091/MENKES/SK/X/2004 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan di
Kabupaten/Kota; Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Keputusan Nomor
679/MENKES/SK/V/2005 tentang Pedoman Umum Pengadaan Obat dan Perbekalan
Kesehatan untuk Pelayanan Kesehatan Dasar; Keputusan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor 470/MENKES/SK/IV/2005 tentang Harga Jual Obat Generik;
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 436/Menkes/SK/VI/1993
tentang Standar Pelayanan Rumah Sakit; Keputusan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor 1197/MENKES/SK/X/2005 tentang Standar Pelayanan Farmasi di
Rumah Sakit dan Pedoman Program Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat
Miskin (PJPKMM) Bidang Kesehatan Tahun Anggaran 2005.
Disamping itu, untuk meningkatkan pelayanan administrasi pasien dengan
cepat, tepat, dan akurat serta sebagai sumber informasi rumah sakit kepada masyarakat,
RSUD Sanjiwani menggunakan Computerized Billing System (CBS) melalui
kerjasama operasi (KSO) dengan CV. Andika Prima Tech. KSO tersebut dimulai Tahun
2003 dan akan berakhir Tahun 2008 mendatang. CBS tersebut mencakup 42 unit
aplikasi terpasang, namun terdapat 36 aplikasi yang belum dimanfaatkan.

e. Pencatatan
1) Pencatatan pembukuan pada Bagian Keuangan
Rumah Sakit Umum Daerah Sanjiwani telah melaksanakan pencatatan
pembukuan sesuai dengan Kepmendagri Nomor 29 Tahun 2002 tentang Pedoman
Pengurusan, Pertanggungjawaban dan Pengawasan Keuangan Daerah serta Tata
Cara Penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, Pelaksanaan Tata
Usaha Keuangan Daerah dan Penyusunan Perhitungan Anggaran Pendapatan dan
Belanja Daerah. Buku-buku yang sudah dikerjakan oleh pemegang kas RSUD
Sanjiwani adalah:
T.A. 2005
a) Buku Kas Umum
b) Buku Register SPP dan SPM

22
c) Buku Pembantu Penerimaan Retribusi
d) Buku Status/Les Pasien Umum
e) Buku Status/Les Program Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat Miskin
(PJPKMM)
T.A. 2006
a) Buku Kas Umum
b) Buku Bank
c) Buku Pajak
d) Buku Register SPP dan SPM
e) Buku Pembantu Penerimaan Retribusi
f) Buku Status/Les Pasien Umum
g) Buku Status/Les PJPKMM Bidang Kesehatan
T.A. 2007
a) Buku Kas Umum
b) Buku Bank
c) Buku Pajak
d) Buku Register SPP dan SPM
e) Buku Pembantu Penerimaan Retribusi
f) Buku Status/Les Pasien Umum
g) Buku Status/Les PJPKMM Bidang Kesehatan
Namun pada Tahun Anggaran 2005 pemegang kas RSUD Sanjiwani belum
membuat Buku Bank dan Buku Pajak.

2) Pencatatan pendapatan dan biaya pada Instalasi Pendidikan dan Latihan (Diklat)
RSUD Sanjiwani mempunyai Instalasi Diklat yang dipimpin oleh seorang
Kepala Instalasi Diklat dengan dua orang staf. Laporan Tahunan Instalasi Diklat
untuk Tahun 2005 hanya melaporkan anggaran belanja sebesar
Rp41.000.000,000,00, namun tidak melaporkan realisasinya. Sedangkan, Tahun
2006 anggaran dan realisasi belanja masing-masing adalah Rp55.000.000,00 dan
Rp54.974.200,00; untuk Tahun 2007 sampai dengan bulan Juni, anggaran dan
realisasi belanja adalah masing-masing sebesar Rp32.000.000,00 dan
Rp29.350.000.000,00.
Instalasi Diklat melakukan kerjasama operasi (KSO) dengan pihak ke tiga
yaitu lembaga-lembaga yang bergerak di bidang pendidikan kesehatan. Lembaga

23
tersebut meggunakan fasilitas di RSUD Sanjiwani untuk praktik kerja lapangan
mahasiswa. KSO tersebut menghasilkan pendapatan dan pengeluaran biaya yang
dikelola sendiri dan hanya dilaporkan pada Buku Kas Diklat yang dipantau oleh
Direktur dan Wakil Direktur Penunjang per 31 Desember 2005 dan 2006.
Berdasarkan Laporan Tahunan Instalasi Diklat, pendapatan dan biaya untuk Tahun
2005 adalah Rp8.784.750,00 dan Rp7.737.230,00; serta Tahun 2006 adalah
Rp13.505.500,00 dan Rp13.133.040,00. Untuk Tahun 2007 sampai dengan tanggal
10 Oktober 2007 pendapatan dan biaya masing-masing adalah sebesar
Rp22.063.530,00 dan Rp17.706.810,00.
Permasalahan tersebut membuka peluang penyalahgunaan keuangan
yang berasal dari Instalasi Diklat. Pendapatan dan biaya pada Instalasi Diklat
seharusnya dilaporkan, dicatat, dan diakui sebagai pendapatan dan biaya
fungsional RSUD Sanjiwani.

3) Pencatatan persediaan obat-obatan pada Instalasi Farmasi


Instalasi Farmasi mengelola administrasi obat-obatan dengan Kartu Stock
Obat, Buku Pembelian dan Penjualan Obat pada Gudang Besar. Setiap kartu stock
hanya mencatat jumlah awal ditambah pembelian dikurangi pengeluaran untuk satu
jenis obat tanpa menyertakan nilai rupiahnya. Catatan pengeluaran obat juga tidak
merinci berapa jumlah obat yang didistribusikan: ke Gudang Kecil Bahan Habis
Pakai; sebagai Bahan Habis Pakai Langsung; maupun ke Apotek Umum RSUD
Sanjiwani. Masing-masing kartu stock tersebut tidak pernah direkapitulasi ke dalam
Buku Besar Inventaris Obat.
Buku Pembelian dan Penjualan hanya memuat kuantitas dan nilai rupiah
pembelian/pengadaan, serta penjualan obat kepada pasien, namun tidak memuat
catatan kronologis jumlah kebutuhan obat sebenarnya yang harus dibeli. Pengadaan
obat hanya berdasarkan pada kebiasaan atau prediksi jumlah obat yang kira-kira
dibutuhkan, namun tidak berdasarkan pada catatan yang sebenarnya.
Permasalahan tersebut mengakibatkan; tidak dapat dilakukannya
cross-check jumlah obat antara Gudang Besar dengan unit-unit pemakai;
tidak dapat mengetahui kebutuhan obat sebenarnya; dan banyaknya obat
yang kurang dibutuhkan (slow-moving goods) atau kadaluwarsa. Instalasi
Farmasi seharusnya melakukan administrasi persediaan obat secara baik dan
memadai.

24
f. Personalia
RSUD Sanjiwani memiki personil T.A. 2005 sebanyak 363 orang yang terdiri
dari 281 orang PNS dan 225 orang Non PNS, T.A. 2006 sebanyak 525 orang yang
terdiri dari 287 orang PNS dan 238 orang Non PNS dan T.A. 2007 sebanyak 521 orang
yang terdiri dari 373 orang PNS dan 148 orang Non PNS. Formasi pegawai pada T.A.
2005 golongan IV sebanyak 33 orang, golongan III sebanyak 150 orang dan golongan
II sebanyak 98 orang, T.A. 2006 golongan IV sebanyak 30 orang, golongan III
sebanyak 162 orang dan golongan II sebanyak 95 orang dan 2007 golongan IV
sebanyak 34 orang, golongan III sebanyak 169 orang dan golongan II sebanyak 170
orang, dengan tingkat pendidikan sebagai berikut:
STATUS PEGAWAI
2005 2006 2007
NO. KUALIFIKASI TENAGA PNS Non Jml PNS Non Jml PNS Non Jml
PNS PNS PNS

1 2 3 4 5(3+4) 6 7 8(6+7) 9 10 11(9+10)


I TENAGA MEDIS
1 Dokter Umum 8 9 17 9 9 18 15 3 18
2 Dokter/Drg. S2 7 0 7 7 0 7 7 0 7
3 Dokter Spesialis : 0 0
a. Anak 4 0 4 4 0 4 4 0 4
b. Kebidanan 4 0 4 4 0 4 4 0 4
c. T.H.T. 2 0 2 1 0 1 1 1 2
d. Penyakit Dalam 3 0 3 3 0 3 3 0 3
e. Anastesi 1 1 2 2 0 2 2 0 2
f. Bedah 2 1 3 2 1 3 2 1 3
g. Mata 1 0 1 1 0 1 1 0 1
h. Jiwa 1 0 1 1 0 1 1 0 1
i. Kulit Kelamin 1 0 1 1 0 1 1 0 1
j. Paru 1 0 1 1 0 1 1 0 1
k. Patologi Klinis 1 0 1 1 0 1 1 0 1
l. Radiologi 1 0 1 1 0 1 1 0 1
m. Saraf 2 0 2 2 0 2 2 0 2
n. Rehabilitasi Medis 0 0 0 0 0 0 0 0 0
o. Kardiologi 0 0 0 0 0 0 0 0 0
p. Dr. Gigi 2 0 2 2 0 2 2 0 2
q. Dr. Gigi Spesialis 0 0 0 1 0 1 1 0 1
JUMLAH 41 11 52 43 10 53 49 5 54
II TENAGA PARAMEDIS
PERAWATAN
4 Sarjana Keperawatan ( S2 ) 0 0 0 0 0 0 0 0 0
5 Sarjana Keperawatan ( SKP ) 0 0 0 0 0 0 0 0 0
6 Ahli Madya Keperawatan ( AKPER ) 53 48 101 56 48 104 85 12 97
7 AKPERNES 3 1 4 3 1 4 3 1 4
8 Ahli Madya Kebidanan ( AKBID )/D.III 7 8 15 7 8 15 11 2 13
9 Bidan ( D1 )/P2B 16 8 24 16 8 24 24 0 24
10 Sekolah Perawat Kesehatan (SPK),SPR 59 24 83 62 25 87 87 4 91
11 Penjenang Kesehatan(A/C) 2 0 2 2 0 2 2 0 2
12 Juru Kesehatan 1 0 1 1 0 1 1 0 1
JUMLAH 141 89 230 147 90 237 213 19 232
III TENAGA PARAMEDIS
NON PERAWATAN

25
STATUS PEGAWAI
2005 2006 2007
NO. KUALIFIKASI TENAGA PNS Non Jml PNS Non Jml PNS Non Jml
PNS PNS PNS

1 2 3 4 5(3+4) 6 7 8(6+7) 9 10 11(9+10)


13 Teknik Lingkungan (ST) 2 0 2 4 0 4 4 0 4
14 Ahli Madya Kesehatan Lingkungan(APK) 3 0 3 2 0 2 2 0 2
15 Pemb. Penilik Kesehatan ( SPPH ) 7 0 7 7 0 7 7 0 7
16 Asisten Apoteker (SMF,SAA) 8 1 9 8 2 10 9 1 10
17 Ahli Madya Gizi ( AKZI ) 4 2 6 4 2 6 6 0 6
18 Pembantu Ahli Gizi ( SPAG ) 1 0 1 1 0 1 1 0 1
19 Ahli Madya Penata Rontgen(AKPRO/ATRO) 3 1 4 4 1 5 5 0 5
20 Pembantu Teknik Gigi (SPTG) 1 1 2 1 1 2 2 0 2
21 Ahli Madya Kesehatan Gigi ( AKG ) 0 0 0 0 0 0 1 0 1
22 Perawat Gigi ( SPRG ) 5 0 5 5 0 5 5 0 5
23 Ahli Madya Analis Kesehatan(AMAK) 1 1 2 2 1 3 3 0 3
24 Ahli Madya Ortetik Prostetik 0 0 0 0 0 0 0 0 0
25 Pembantu Analis Kesehatan (SMAK) 8 0 8 7 0 7 7 0 7
26 Ahli Madya Fisioterafi 2 0 2 3 1 4 3 1 4
27 Occupational Therapist 0 0 0 0 0 0 0 0 0
28 Ortotik Prostetik 0 0 0 0 0 0 0 0 0
29 Dll 0 0 0 0 0 0 0 0 0
JUMLAH 45 6 51 48 8 56 55 2 57
IV TENAGA NON MEDIS
30 Apoteker 2 0 2 2 0 2 2 0 2
31 Sarjana Kesehatan Masyarakat 8 0 8 8 0 8 8 0 8
32 Sarjana Kesmas ( S2 ) 0 0 0 0 0 0 0 0 0
33 Sarjana Epidemilogi 0 0 0 0 0 0 0 0 0
34 Sarjana Entomologi 0 0 0 0 0 0 0 0 0
35 Sarjana Psikologi 0 2 2 0 1 1 0 1 1
36 Pasca Sarjana (MBA) dan MM 2 0 2 2 0 2 2 0 2
37 Sarjana Elektro 0 0 0 0 0 0 0 0 0
38 Sarjana Biologi 0 0 0 0 0 0 0 0 0
39 Penata Komputer 0 0 0 0 0 0 0 0 0
40 Sarjana Ekonomi 7 3 10 8 3 11 8 3 11
41 Sarjana Hukum 4 1 5 4 1 5 4 0 4
42 Sarjana Sosial 1 0 1 1 0 1 1 0 1
43 Sarjana Komunikasi 0 0 0 0 0 0 0 0 0
44 Sarjana Administrasi Perumahsakitan 0 0 0 0 0 0 0 0 0
45 Sarjana Muda Pencatatan medis 0 0 0 0 0 0 0 0 0
46 Sarjana Kimia 0 0 0 0 0 0 0 0 0
47 Sarjana biologi 0 0 0 0 0 0 0 0 0
48 Sarjana Fisika Medis 0 0 0 0 0 0 0 0 0
49 Sarjana Jiwa 0 0 0 0 0 0 0 0 0
50 Sarjana Akun 0 0 0 0 0 0 0 0 0
51 Sarjana tehnik 0 0 0 0 0 0 0 0 0
52 Sarjana Akuntansi 0 0 0 0 0 0 0 0 0
53 Sarjana Administrasi 0 0 0 0 0 0 0 0 0
54 Sarjana Ilmu Sosial (S.Sos) 0 0 0 1 0 1 1 0 1
55 Sarjana Muda Teknik Elektro Medis(ATEM) 0 0 0 1 1 2 1 0 1
56 Sarjana Muda teknik sipil 0 0 0 0 0 0 0 0 0
57 Sarjana Muda Fisika Kesehatan 0 0 0 0 0 0 0 0 0
58 Sarjana Muda Stastistik 0 0 0 0 0 0 0 0 0
59 Sarjana Lainnya / Sederajat 0 0 0 0 0 0 0 0 0
60 Ahli Madya Statistik 0 0 0 0 0 0 0 0 0
61 Ahli Madya Lainnya 0 0 0 0 0 0 0 0 0
JUMLAH 24 6 30 27 6 33 27 4 31
62 DIV Kesejahteraan Sosial 0 2 2 0 2 2 0 2 2
63 DIII Akuntansi 0 1 1 0 1 1 0 1 1
64 DIII Keuangan 0 0 0 0 0 0 0 0 0
65 DIII Sekretaris 0 2 2 0 2 2 0 2 2
66 DII Sekretaris 0 1 1 0 1 1 0 1 1
67 DI Manajemen Pemasaran Apotik 0 1 1 0 1 1 0 1 1
68 DI IMKI 0 1 1 0 1 1 0 1 1

26
STATUS PEGAWAI
2005 2006 2007
NO. KUALIFIKASI TENAGA PNS Non Jml PNS Non Jml PNS Non Jml
PNS PNS PNS

1 2 3 4 5(3+4) 6 7 8(6+7) 9 10 11(9+10)


69 DI Komputer 0 1 1 0 2 2 0 2 2
70 Sekolah Pem. Sosial Atas ( SPSA ) 0 0 0 0 0 0 0 0 0
71 Pekarya Kesehatan 9 0 9 10 0 10 10 0 10
72 Lulusan STM 0 4 4 0 4 4 1 3 4
73 Pengatur Statistik 0 0 0 0 0 0 0 0 0
74 Pekerjaan Sosial medis 0 0 0 0 0 0 0 0 0
75 SMA 14 72 86 3 78 81 5 75 80
76 SMEA 0 1 1 3 6 9 3 6 9
77 SKKA 0 21 21 0 1 1 0 1 1
78 KPAA 1 0 1 1 0 1 1 0 1
79 SLTP 2 0 2 2 20 22 5 17 22
80 Sekolah Pembantu Paramedis ( SPPM ) 1 0 1 1 0 1 1 0 1
81 SD 3 6 9 2 5 7 3 6 9
82 dll. 0 0 0 0 0 0 0 0 0
JUMLAH 30 113 143 22 124 146 29 118 147
JUMLAH TOTAL 281 225 363 287 238 525 373 148 521

Bila dilihat dari jumlah pegawai, RSUD Sanjiwani sudah cukup memadai, hanya
saja masih terdapat permasalahan yaitu belum adanya dokter spesialis khusus dan
penempatan tenaga perawat yang tidak merata antar ruangan.

g. Pelaporan
Laporan pertanggungjawaban keuangan pada RSUD Sanjiwani berdasarkan sumber
dana (APBD, APBN/ Dana Dekonsentrasi dan Dana PJPKMM Bidang Kesehatan) telah
dibuat secara terpisah, dengan uraian sebagai berikut:
1) Dana APBD
Pelaporan untuk dana APBD telah disampaikan kepada Bupati Gianyar c.q. Kepala
Bagian Keuangan Setda Gianyar Sedangkan kemajuan fisik proyek dan keuangan dari
Belanja Operasi dan Pemeliharaan dan Belanja Modal untuk dana yang bersumber
dari APBD Tahun Anggaran 2005 telah dibuat dengan tertib dan telah disampaikan
kepada Bupati c.q. Kepala Bappeda Kabupaten Gianyar secara rutin.
2) Dana APBN/ Dekonsentrasi
Laporan pertanggungjawaban keuangan yang sumber dananya berasal dari Dana
Dekonsentrasi (APBN) telah disampaikan secara rutin kepada Dinas Kesehatan
Provinsi Bali.
3) Dana PJPKMM Bidang Kesehatan
Laporan pertanggungjawaban keuangan PJPKMM yang dibuat oleh Direktur RSU
Sanjiwani telah disampaikan secara rutin kepada kepala Bagian Program Informasi
Up. Sub Bagian Evaluasi dan Pelaporan Sekretariat Direktorat jenderal Bina
27
Pelayanan Medik, Dinas Kesehatan Provinsi Bali dan pihak-pihak yang terkait.

h. Pengawasan Intern
Pelaksanaan pengawasan intern dilaksanakan oleh atasan langsung (Direktur
RSUD Sanjiwani) dan Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP) atas
pertanggungjawaban keuangan baik yang dananya bersumber dari APBD maupun Dana
Dekonsentrasi (APBN). Adapun pelaksanaan pengawasan intern tersebut sebagai berikut:
1) Pengawasan oleh atasan langsung
Pemeriksaan kas oleh atasan langsung dilakukan secara rutin setiap tiga bulan sekali
yang dilengkapi dengan Berita Acara Pemeriksaan Kas, namun pemeriksaan kas
tersebut dilakukan oleh Direktur RSUD bukan oleh Wakil Direktur Umum dan
Keuangan sebagai atasan langsung Pemegang Kas.
2) Pengawasan oleh Satuan Pengawas Intern (SPI) RSUD Sanjiwani
Pada Tahun Anggaran 2006 dan 2007 pemeriksaan atas kegiatan disetiap Instalasi
RSUD Sanjiwani dilaksanakan oleh Satuan Pengawas Intern (SPI) RSUD Sanjiwani,
adapun pemeriksaan tersebut dilakukan pada Instalasi Gawat Darurat, Rawat Jalan,
Rawat Inap, Bedah Sentral, Pemasaran Sosial, Rawat Khusus, Farmasi, Radiologi,
Laboratorium Patologi Klinik, Gizi, IPSRS, dan Diklat. Sedangkan untuk Tahun
Anggaran 2005 tidak dilakukan hal tersebut dikarenakan Tim SPI tersebut baru
terbentuk pada tanggal 1 Juni 2005.
3) Pengawasan oleh APIP
a) LHP Inspektorat Jenderal Departemen Kesehatan RI, tanggal 2 April 2007 tentang
Laporan Hasil Pemeriksaan Sementara pada RSUD Sanjiwani Gianyar Bali Tahun
Anggaran 2006 ditemukan tiga masalah.
b) LHP Bawasda Kabupaten Gianyar Nomor 740.04/40/LHP/Bawasda tanggal 28
Desember 2006 tentang Laporan Hasil Pemeriksaan Bidang Pengawasan
Pembangunan dan Sosial Budaya di RSUD Sanjiwani Kabupaten Gianyar
ditemukan lima masalah.

7. Cakupan Pemeriksaan
Pemeriksaan Kinerja pada RSUD Sanjiwani dengan mengukur dan menetapkan
pencapaian nilai kinerja atau KPI atas 20 jenis pelayanan hanya dilaksanakan untuk
Tahun Anggaran 2005 dan 2006 agar mendapatkan gambaran kinerja yang utuh. 20 jenis
pelayanan tersebut adalah:

28
a. Gawat Darurat
b. Rawat Jalan
c. Rawat Inap
d. Bedah Sentral
e. Persalinan
f. Perawatan Intensif
g. Radiologi
h. Laboratorium Patologi Klinik
i. Rehabilitasi Medik
j. Farmasi
k. Gizi
l. Tranfusi Darah
m. Pelayanan GAKIN
n. Rekam Medik
o. Pengolahan Limbah
p. Administrasi dan Manajemen
q. Ambulance/Kereta Jenasah
r. Pemulasaran Jenasah
s. Pelayanan Pemeliharaan Sarana Rumah Sakit
t. Pelayanan Laundry
Sedangkan, cakupan pemeriksaan untuk memenuhi tujuan dan sasaran
pemeriksaan yang menilai apakah pelayanan kesehatan telah memenuhi prinsip-prinsip
3E (Ekonomi, Efisiensi dan Efektivitas) melingkupi Tahun Anggaran 2005, 2006 dan
sampai dengan berakhirnya pemeriksaan 5 November 2007 seperti:
a. Pengelolaan Intensif Jasa Pelayanan;
b. Pengelolaan Bahan Obat-obatan;
c. Pengadaan Inventaris Ruang Pasien;
d. Pengadaan Bahan Makanan Rumah Sakit;
e. Pengelolaan Bahan Pakai Laboratorium dan Rontgen;
f. Kegiatan Biaya Pembelian Perlengkapan Dapur;
g. Pengelolaan Computerized Billing System;
h. Pengadaan Alat Medis;
i. Kegiatan Penambahan Biaya Pembangunan Gedung Santhi Graha Atas dan VIP
Bawah;
j. Pengadaan Alat-Alat Kantor;
29
k. Pengadaan Alat-Alat Rumah Tangga.

Rekapitulasi Hasil Pemeriksaan dapat dijelaskan secara singkat sebagai berikut:


a. T.A. 2005
Anggaran RSUD Sanjiwani Tahun Anggaran 2005 Rp20.018.983.000,00 dan telah
direalisasikan sebesar Rp19.222.515.750,00 atau 96,02% dilakukan pemeriksaan
sebesar Rp16.021.650.820,00 atau 83,35%, ditemukan penyimpangan sebesar
Rp3.933.681.135,04 atau 24,55%.
b. T.A. 2006
Anggaran RSUD Sanjiwani Rp29.140.939.842,00 dan telah direalisasikan sebesar
Rp27.459.378.278,00 atau 94,23% dilakukan pemeriksaan sebesar
Rp23.454.540.378,00 atau 85,42%, ditemukan penyimpangan sebesar
Rp4.054.778.030,48 atau 17,29%.
c. T.A. 2007
Anggaran RSUD Sanjiwani Rp27.029.528.106,00 dan telah direalisasikan sebesar
Rp7.154.158.604,00 atau 26,47% dilakukan pemeriksaan sebesar
Rp5.888.021.204,00 atau 82,30%, ditemukan penyimpangan sebesar
Rp317.659.357,16 atau 05,40%.

Daftar Rekapitulasi Hasil Pemeriksaan (DRHP) Kinerja pada RSUD


Sanjiwani dimuat pada halaman berikut:

30
B. Hasil Pemeriksaan
(halaman ini tidak di print) langsung ke Tabel KPI dg format EXCEL sebanyak 6
halaman. Setelah itu hal terakhir dari file ini HARUS di print
Tabel 2005 1

35
Dengan demikian, nilai capaian atas Key Performance Indicator (KPI) atau Indikator
Kinerja Utama untuk RSUD Sanjiwani Kabupaten Gianyar Tahun Anggaran 2005 dapat
disimpulkan dengan predikat Sedang dengan skor 70,10 dari skor maksimal 100 dan Tahun
Anggaran 2006 dengan predikat Sedang dengan skor 76,19 dari skor maksimal 100.

41
2. Pemeriksaan Kinerja pada Rumah Sakit Umum Daerah Sanjiwani Kabupaten Gianyar
mengungkapkan temuan-temuan sebagai berikut:

a. 49 dan 39 kegiatan pelayanan kesehatan masing-masing untuk Tahun Anggaran 2005


2006 belum memenuhi target Standar Pelayanan Minimal yang ditetapkan

Pembangunan kesehatan bertujuan untuk mewujudkan kesadaran, kemauan dan


kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang
optimal. Rumah sakit sebagai salah satu sarana kesehatan yang memberikan pelayanan
kesehatan kepada masyarakat memiliki peranan penting yang sangat strategis dalam
mempercepat peningkatan derajat kesehatan masyarakat. Oleh karena itu, rumah sakit
dituntut untuk memberikan pelayanan yang bermutu sesuai dengan standar yang ditetapkan
dan dapat menjangkau seluruh lapisan masyarakat.
Untuk mengukur keberhasilan kinerja pelayanan kesehatan rumah sakit, diperlukan
indikator yang menjadi tolok ukur keberhasilan kinerja pelayanan kepada masyarakat.
Indikator tersebut secara umum mengacu kepada Pedoman Penyusunan Standar Pelayanan
Minimal (SPM) Rumah Sakit yang wajib dilaksanakan daerah, yang ditetapkan dalam
Kepmenkes RI Nomor 228/MENKES/SK/2002 tanggal 28 Maret 2002. SPM tersebut
menyebutkan bahwa ada beberapa jenis pelayanan minimal yang wajib dilakukan yaitu:
1) Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan
2) Manajemen Rumah Sakit
a) SDM
b) Keuangan
c) Sarana Prasarana/alat untuk mendukung pelayanan
d) Perencanaan Administrasi
e) Mutu
f) Manajemen Sistem Informasi Rumah Sakit
3) Pelayanan Medik
a) Rawat Jalan
b) Rawat Inap
c) Pelayanan penunjang
Pada Tahun Anggaran 2005 dan 2006, RSUD Sanjiwani telah menyusun target untuk
113 kegiatan SPM sesuai Kepmenkes Tahun 2002 ditambah dengan hasil evaluasi sendiri,
namun belum menghitung tingkat capaian kinerjanya. Hal tersebut disebabkan belum adanya
standar yang baku untuk menghitung tingkat capaian kinerja. Pada Tahun 2007, Direktorat

42
Bina Pelayanan Medik Spesialistik dan Direktorat Jenderal Bina Pelayanan Medik
Departemen Kesehatan RI menerbitkan draft standar untuk menghitung capaian indikator
kinerja. Berdasarkan kesepakatan dengan pihak RSUD Sanjiwani, Tim BPK mengacu pada
draft standar tersebut untuk menghitung capaian kinerja RSUD Sanjiwani Tahun Anggaran
2005 dan 2006.
Sebagai perwujudan pelaksanaan kewenangan wajib RSUD Sanjiwani, telah
dialokasikan anggaran dan realisasi belanja sebagai berikut:
Uraian Tahun Anggaran 2005 Tahun Anggaran 2006

Anggaran Realisasi Sisa Anggaran Realisasi Sisa


(Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp)
1 2 3 4 = (2-3) 5 6 7 = (5-6)
RSUD Sanjiwani
1 APBD Prop - - - - - -
2 APBD Kab 17.018.983.000,00 16.227.848.530,00 791.134.470,00 25.640.939.842,00 23.961.802.528,00 1.679.137.214,00
3 APBN -
a. Dana Dekon 3.000.000.000,00 2.994.667.220,00 5.315.780,00 3.500.000.000,00 3.497.575.750,00 2.424.250,00

b. PJPKMM - - - - -
c. Hibah - - - - - -
4 BLN - - - - - -
Total 20.018.983.000,00 19.222.515.750,00 796.450.250,00 29.140.939.842,00 27.459.378.278,00 1.681.561.464,00

Pemeriksaan terhadap hasil pencapaian kinerja pelayanan RSUD Sanjiwani Kabupaten


Gianyar Tahun Anggaran 2005 dan 2006 berdasarkan Standar Pelayanan Minimal, diketahui
bahwa pelayanan yang dilakukan adalah sebanyak 20 jenis pelayanan kesehatan yang telah
disesuaikan berdasarkan kebutuhan RSUD Sanjiwani, yaitu:
1) Gawat Darurat
2) Rawat Jalan
3) Rawat Inap
4) Bedah Sentral
5) Persalinan
6) Intensif
7) Radiologi
8) Laboratorium Patologi Klinik
9) Rehabilitasi Medik
10) Farmasi
11) Gizi
12) Tranfusi Darah
13) Pelayanan GAKIN
14) Rekam Medik
15) Pengolahan Limbah

43
16) Administrasi dan Manajemen
17) Ambulance/Kereta Jenasah
18) Pemulasaran Jenasah
19) Pelayanan Pemeliharaan Sarana Rumah Sakit
20) Pelayanan Laundry

20 kegiatan pelayanan tersebut dijabarkan lagi menjadi 113 kegiatan pelayanan


kesehatan. 113 kegiatan pelayanan kesehatan dalam indikator kinerja pelayanan pada T.A 2005
dan 2006 secara keseluruhan cukup, namun masih terdapat 49 kegiatan TA 2005 dan 39
kegiatan TA 2006 belum memenuhi target SPM, dengan rincian sebagai berikut:

Tahun Anggaran 2005


1) 19 kegiatan pelayanan pada indikator kinerja belum memenuhi target standar pelayanan
dimana angka pencapaiannya di atas 0,00%:
a) Gawat Darurat
Dari 8 indikator yang ada, terdapat 1 indikator yang belum mencapai target yaitu Target
Waktu Tanggap/Kecepatan Pelayanan di Gawat Darurat sebesar 5 menit, sedangkan
pencapaiannya sebesar 6 menit.
b) Rawat Jalan
Dari 19 indikator yang ada, terdapat 2 indikator yang belum mencapai target yaitu:
(1) Target Pemberian Pelayanan di Poliklinik Spesialis sebesar 100%, sedangkan
pencapaiannya sebesar 86,67%;
(2) Target Waktu Tunggu Rawat Jalan sebesar 60 menit, sedangkan pencapaiannya
sebesar 72,41 menit.
c) Rawat Inap
Dari 18 indikator yang ada, terdapat 2 indikator yang belum mencapai target yaitu:
(1) Target Pemberian pelayanan Rawat Inap (dokter dan tenaga perawat yang
minimal berijasah D3) sebesar 100%, sedangkan pencapaiannya sebesar 83,64%;
(2) Target Kematian pasien lebih besar dari 48 jam sebesar 0,24%, sedangkan
pencapaiannya sebesar 2,21%.
d) Persalinan
Dari 8 indikator yang ada, terdapat 2 indikator yang belum mencapai target yaitu:
(1) Target Perdarahan sebesar 1%, sedangkan pencapaiannya 7,69%;
(2) Target Kemampuan menangani BBLR 1500gr - 2500gr sebesar 100%, sedangkan
pencapaiannya sebesar 97,01%.

44
e) Intensif
Dari 2 indikator yang ada, terdapat 1 indikator yang belum mencapai target yaitu:
Target Pelayanan Unit Intensif (dokter Sp. An, perawat D3 dengan sertifikat perawat
mahir ICU/setara) sebesar 100%, sedangkan pencapaiannya sebesar 31,25%.
f) Radiologi
Dari 4 indikator yang ada, terdapat 1 indikator yang belum mencapai target yaitu:
Target Pelaksanaan ekspertisi oleh dokter SP.Rad sebesar 100%, sedangkan
pencapaiannya sebesar 98,48%.
g) Laboratorium Patologi Klinik
Dari 4 indikator yang ada, terdapat 2 indikator yang belum mencapai target yaitu:
(1) Target Pelaksanaan Ekspertisi oleh dokter SP.PK sebesar 100%, sedangkan
pencapaiannya sebesar 70,00%;
(2) Target Kepuasan Pelanggan sebesar 80%, sedangkan pencapaiannya sebesar
27,96%.
h) Farmasi
Dari 5 indikator yang ada, terdapat 1 indikator yang belum mencapai target yaitu Target
Penulisan Resep sesuai Formularium sebesar 100%, sedangkan pencapaiannya sebesar
94,50%.
i) Tranfusi Darah
Dari 2 indikator yang ada, terdapat 1 indikator yang belum mencapai target yaitu Target
Kebutuhan Darah bagi Setiap Transfusi sebesar 100%, sedangkan pencapaiannya
sebesar 67,00%.
j) Pengolahan Limbah
Dari 8 indikator yang ada, terdapat 1 indikator yang belum mencapai target yaitu Target
BOD<30mg/l sebesar 100%, sedangkan pencapaiannya sebesar 25,00%.
k) Administrasi dan Manajemen
Dari 9 indikator yang ada, terdapat 2 indikator yang belum mencapai target yaitu:
(1) Target Kelengkapan Laporan Akuntabilitas Kinerja sebesar 100%, sedangkan
pencapaiannya sebesar 50,00%;
(2) Target Ketepatan Waktu Penyusunan Laporan Keuangan sebesar 100%,
sedangkan pencapaiannya sebesar 25,00%.
l) Ambulance/Kereta Jenazah
Dari 2 indikator yang ada, terdapat 2 indikator yang belum mencapai target yaitu:
(1) Target Waktu Pelayanan Ambulance/Kereta Jenazah sebesar 24 jam, sedangkan
pencapaiannya sebesar 20,88 jam;

45
(2) Target Kecepatan Memberikan Pelayanan Ambulance/Kereta Jenazah di rumah
sakit sebesar 100%, sedangkan pencapaiannya sebesar 85,00%.
m) Pelayanan Pemeliharaan Sarana Rumah Sakit
Dari 3 indikator yang ada, terdapat 1 indikator yang belum mencapai target yaitu Target
Ketepatan Waktu Pemeliharaan Alat sebesar 100%, sedangkan pencapaiannya sebesar
94,00%.

2) 29 kegiatan pada indikator kinerja tidak dapat diukur standar pelayanannya, sehingga
angka pencapaiannya 0,00% karena kegiatan tersebut tidak ada, tidak ditemukan, atau
tidak dibuatkan data/buktinya. Sementara itu, 1 kegiatan pencapaiannya 0,00% karena
tidak memenuhi standar. Hal tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:
a) Gawat Darurat
Dari 8 indikator yang ada, terdapat 4 indikator yang hasil capaiannya 0,00% yaitu:
(1) Kemampuan menangani life saving anak dan dewasa, dari target 100%;
(2) Kepuasan Pelanggan, dari target 70,00%;
(3) Kematian Pasien >48 Jam, dari target 2,00%;
(4) Pasien ditenangkan dalam waktu < 48 Jam, dari target 100%.
b) Rawat Jalan
Dari 19 indikator yang ada, terdapat 1 indikator yang hasil capaiannya 0,00% yaitu:
Kepuasan Pelanggan pada rawat jalan, dari target 90,00%.
c) Rawat Inap
Dari 18 indikator yang ada, terdapat 3 indikator yang mencapai 0,00% yaitu:
(1) Jam Visite Dokter Spesialis (jam 08.00 14.00), dari target 100%;
(2) Kejadian Infeksi Nosokomial, dari target 1,50%;
(3) Kepuasan Pelanggan, dari target 90,00%
d) Bedah Sentral
Dari 7 indikator yang ada, terdapat 1 indikator yang mencapai 0,00% yaitu: Waktu
Tunggu Operasi Efektif, dari target 2 hari.
e) Persalinan
Dari 8 indikator yang ada, terdapat 1 indikator yang angka pencapainnya 0,00 % yaitu
Kepuasan Pasien, dari target 80%.
f) Rehabilitasi Medik
Dari 3 indikator yang ada, terdapat 1 indikator yang angka pencapainnya 0,00 % yaitu:
Kepuasan Pasien, dari target 80%.

46
g) Farmasi
Dari 5 indikator yang ada, terdapat 1 indikator yang angka pencapainnya 0,00 % yaitu:
Kepuasan Pelanggan, dari target 80%.
h) Gizi
Dari 3 indikator yang ada, terdapat 3 indikator yang angka pencapainnya 0,00 % yaitu:
(1) Ketepatan waktu pemberian makanan kepada pasien, dari target 90%;
(2) Sisa makanan yang tidak dimakan oleh pasien, dari target 20%;
(3) Tidak adanya kejadian kesalahan pemberian diet, dari target 100%.
i) Rekam Medik
Dari 4 indikator yang ada, terdapat 4 indikator yang angka pencapainnya 0,00 % yaitu:
(1) Kelengkapan pengisian rekam medik 24 jam setelah selesai pelayanan, dari target
100%;
(2) Tersedianya Informed Consent yang lengkap dan akurat, dari target 100%;
(3) Waktu penyediaan dokumen rekam medik pelayanan rawat jalan, dari target 10
menit;
(4) Waktu penyediaan dokumen rekam medik pelayanan rawat inap, dari target 15
menit.
j) Pengolahan Limbah
Dari 8 indikator yang ada, terdapat 4 indikator yang angka pencapaiannya 0,00 % yaitu:
(1) 3 indikator baku mutu limbah cair yang tidak diuji oleh tenaga penguji sendiri dari
RSUD Sanjiwani atau pihak laboratorium lain yang kompeten, dan hasilnya
dilaporkan secara formal:
(a) COD<80mg/l, dari target 100%;
(b) TSS<30mg/l, dari target 100%;
(c) PH 6-9, dari target 100%
(2) Satu indikator dari Pengelolaan Limbah Padat Infeksius yang belum mencapai
target yaitu: Target Sisa Ampul sebesar 100%. Pencapaiannya sebesar 0,00%
karena tidak sesuai standar yaitu dimanfaatkan oleh pihak ke-3. Permasalahan ini
dijelaskan tersendiri dalam Laporan Hasil Pemeriksaan atas Pengelolaan Limbah.
k) Administrasi dan Manajemen
Dari 9 indikator yang ada, terdapat 2 indikator yang angka pencapaiannya 0,00 % yaitu:
(1) Tindak Lanjut Penyelesaian Hasil Pertemuan Tingkat Direksi, dari target 100%;
(2) Karyawan mendapat pelatihan minimal 20 jam per tahun, dari target 60%;
l) Pemulasaran Jenazah

47
Dari 1 indikator yang ada, terdapat 1 indikator yang angka pencapaiannya 0,00 % yaitu
Kecepatan Pelayanan Pemulasaran Jenazah, dari target 2 jam;
m) Pelayanan Pemeliharaan Sarana Rumah sakit
Dari 3 indikator yang ada, terdapat 2 indikator yang angka pencapainnya 0,00 % yaitu:
(1) Kecepatan Waktu Menanggapi Kerusakan Alat, dari target 80%;
(2) Peralatan Laboratorium (dan alat ukur lain) yang terkalibrasi tepat waktu sesuai
dengan ketentuan kalibrasi, dari target 100%.
n) Pelayanan Laundry
Dari 2 indikator yang ada, terdapat 2 indikator yang angka pencapaiannya 0,00% yaitu:
(1) Tidak adanya kejadian linen yang hilang, dari target 100%;
(2) Ketepatan waktu penyediaan linen untuk ruang rawat inap, dari target 100%.

Tahun Anggaran 2006


1) 16 kegiatan pelayanan pada indikator kinerja belum memenuhi target standar pelayanan
dengan angka pencapaian di atas 0,00 %:
a) Gawat Darurat
Dari 8 indikator yang ada, terdapat 1 indikator yang belum mencapai target yaitu Target
Pemberi Pelayanan Kegawat daruratan yang bersetifikat ATLS, BTLS, ACLS, PPGD
sebesar 100%, sedangkan pencapaiannya sebesar 91,67%.
b) Rawat Jalan
Dari 19 indikator yang ada, terdapat 2 indikator yang belum mencapai target yaitu:
(1) Target Pemberi Pelayanan di Poliklinik Spesialis sebesar 100%, sedangkan
pencapaiannya sebesar 83,33%;
(2) Target Waktu Tunggu di Rawat Jalan sebesar 60 menit, sedangkan pencapaiannya
sebesar 71,79 menit.
c ) Rawat Inap
Dari 18 indikator yang ada, terdapat 3 indikator yang belum mencapai target yaitu:
(1) Target pemberian pelayanan Rawat Inap (dokter dan tenaga perawat yang
minimal berijasah D3) sebesar 100%, sedangkan pencapaiannya sebesar 83,43%;
(2) Target kematian pasien lebih dari 48 jam sebesar 0,24%, sedangkan
pencapaiannya sebesar 1,86% (semakin meningkat capaian kinerjanya maka nilai
kinerjanya menurun);
(3) Target kepuasan pelanggan sebesar 90%, sedangkan pencapaiannya sebesar
86,50%.

48
d ) Persalinan
Dari 8 indikator yang ada, terdapat 1 indikator yang belum mencapai target yaitu Target
Persalinan melalui seksio Cesaria sebesar 20%, sedangkan pencapaiannya sebesar
22,95%.
e ) Intensif
Dari 2 indikator yang ada, terdapat 1 indikator yang belum mencapai target yaitu Target
Pemberi Pelayanan Unit Intensif (dokter Sp.an, perawat D3 dengan sertifikasi perawat
mahir ICU/setara) sebesar 100%, sedangkan pencapaiannya sebesar 31,25%.
f ) Radiologi
Dari 4 indikator yang ada, terdapat 1 indikator yang belum mencapai target yaitu:
Target Pelaksanaan ekspertisi oleh dokter SP.Rad sebesar 100%, sedangkan
pencapaiannya sebesar 98,86%.
g ) Laboratorium Patologi Klinik
Dari 4 indikator yang ada, terdapat 1 indikator yang belum mencapai target yaitu:
Target Pelaksanaan Ekspertisi (dokter SP.PK) sebesar 100%, sedangkan pencapaiannya
sebesar 86,00%.
h ) Farmasi
Dari 5 indikator yang ada, terdapat 1 indikator yang belum mencapai target yaitu:
Target penulisan resep sesuai formularium sebesar 100%, sedangkan pencapaiannya
sebesar 93,99%.
i ) Tranfusi Darah
Dari 2 indikator yang ada, terdapat 1 indikator yang belum mencapai target yaitu Target
Kebutuhan Darah bagi Setiap Pelayanan Tranfusi sebesar 100%, sedangkan
pencapaiannya sebesar 79,33%.
j ) Pengolahan Limbah
Dari 8 indikator yang ada, terdapat 2 indikator yang belum mencapai target yaitu:
(1) Target BOD<30mg/l sebesar 100%, sedangkan pencapaiannya sebesar 25,00%.
(2) Target COD<80mg/l sebesar 100%, sedangkan pencapaiannya sebesar 25,00%.
k ) Administrasi dan Manajemen
Dari 9 indikator yang ada, terdapat 1 indikator yang belum mencapai target yaitu Target
Kelengkapan Laporan Akuntabilitas Kinerja sebesar 100%, sedangkan pencapaiannya
sebesar 50,00%.

49
l ) Pelayanan Laundry
Dari 2 indikator yang ada, terdapat 1 indikator yang belum mencapai target yaitu Target
Ketepatan Waktu Penyediaan Linen untuk ruang rawat inap sebesar 100%, sedangkan
pencapaiannya sebesar 87,10%.

2) 22 kegiatan indikator kinerja tidak dapat diukur standar pelayanannya, sehingga angka
pencapaiannya 0,00% karena kegiatan tersebut tidak ada, tidak ditemukan, atau tidak
dibuatkan data/buktinya. Sementara itu, 1 kegiatan pencapaiannya 0,00% karena tidak
memenuhi standar. Hal tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:
a ) Gawat Darurat
Dari 8 indikator yang ada, terdapat 3 indikator yang mencapai 0,00% yaitu:
(1) Kemampuan menangani life saving anak dan dewasa, dari target 100%;
(2) Waktu tanggap/kecepatan pelayanan di Gawat Darurat, dari target 5 menit;
(3) Pasien ditenangkan dalam waktu < 48 jam, dari target 100%.
b ) Rawat Inap
Dari 18 indikator yang ada, terdapat 2 indikator yang mencapai 0,00% yaitu:
(1) Jam visite dokter spesialis (jam 08.00- 14.00), dari target 100%;
(2) Kejadian Infeksi Nosokomial, dari target 1,5 %.
c ) Bedah Sentral
Dari 7 indikator yang ada, terdapat 1 indikator yang mencapai 0,00% yaitu: waktu
tunggu operasi efektif, dari target 2 hari.
d ) Radiologi
Dari 4 indikator yang ada, terdapat 1 indikator yang mencapai 0,00% yaitu: kejadian
kegagalan pelayanan (foto diulang) dari target 2%.
e ) Rehabilitasi Medik
Dari 3 indikator yang ada, terdapat 1 indikator yang angka pencapaiannya 0,00 % yaitu
Kepuasan Pelanggan, dari target 80%.
f ) Gizi
Dari 3 indikator yang ada, terdapat 3 indikator yang angka pencapaiannya 0,00 % yaitu:
(1) Ketepatan waktu pemberian makanan kepada pasien, dari target 90%;
(2) Sisa makanan yang tidak termakan oleh pasien, dari target 20%;
(3) Tidak adanya kejadian kesalahan pemberian diet, dari target 100%.
f ) Rekam Medik
Dari 4 indikator yang ada, terdapat 4 indikator yang angka pencapaiannya 0,00 % yaitu:

50
(1) Kelengkapan pengisian rekam medik 24 jam setelah selesai pelayanan, dari target
100%;
(2) Tersedianya Informed Consent yang lengkap dan akurat, dari target 100%;
(3) Waktu penyediaan dokumen rekam medik pelayanan rawat jalan, dari target 10
menit;
(4) Waktu penyediaan dokumen rekam medik pelayanan rawat inap, dari target 15
menit.
g ) Pengolahan Limbah
Dari 8 indikator yang ada, terdapat 3 indikator yang angka pencapaiannya0,00 % yaitu:
(1) 2 indikator baku mutu limbah cair yang tidak diuji oleh tenaga penguji sendiri dari
RSUD Sanjiwani atau pihak laboratorium lain yang kompeten, dan hasilnya
dilaporkan secara formal:
(a) TSS<30mg/l, dari target 100%;
(b) PH 6-9, dari target 100%
(2) Satu indikator dari Pengelolaan Limbah Padat Infeksius yang belum mencapai
target yaitu: Target Sisa Ampul sebesar 100%. Pencapaiannya sebesar 0,00%
karena tidak sesuai standar, yaitu dimanfaatkan oleh pihak ke-3. Permasalahan ini
dijelaskan tersendiri dalam Laporan Hasil Pemeriksaan atas Pengelolaan Limbah.
h ) Administrasi dan Manajemen
Dari 9 indikator yang ada, terdapat 2 indikator yang angka pencapainnya 0,00% yaitu:
(1) Tindak Lanjut Penyelesaian Hasil Pertemuan Tingkat Direksi, dari target 100%;
(2) Karyawan mendapat pelatihan minimal 20 jam per tahun, dari target 60%;
i ) Pelayanan Pemeliharaan Sarana Rumah sakit dari 3 indikator yang ada terdapat 3
indikator yang angka pencapainnya 0,00 % yaitu:
(1) Kecepatan Waktu Menanggapi Kerusakan Alat, dari target sebesar 80%;
(2) Ketepatan Waktu Pemeliharaan Alat, dari target 100%.
(3) Peralatan Laboratorium (dan alat ukur lain) yang terkalibrasi tepat waktu sesuai
dengan ketentuan kalibrasi, dari target 100%.

Kondisi tersebut tidak sesuai dengan:


1) Surat Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
228/MENKES/SK/III/2002 tentang tentang Pedoman Penyusunan Standar Pelayanan
Minimal Rumah Sakit yang Wajib Dilaksanakan Daerah pada huruf k Monitoring dan
Evaluasi angka 4 yang menyebutkan bahwa Evaluasi Internal dilakukan oleh Komite
Medik dalam mutu pelayanan Rumah Sakit;

51
2) Keputusan Bupati Gianyar Nomor 117 Tahun 2001 tentang Uraian Tugas pada Rumah
Sakit Umum Daerah Sanjiwani Kabupaten Gianyar pada angka 4.6 tugas Kepala bagian
Perencanaan dan Anggaran huruf t yang menyebutkan bahwa mengadakan koordinasi
denga Wakil Direktur lainnya, Komite Medis Fungsional, Komite Keperawatan
Fungsional, Instalasi, dan Bagian dalam menyusun pelaksanaan dan evaluasi program.

Hal tersebut mengakibatkan 20 = (19 + 1) dan 17 = (16 +1) kegiatan pelayanan


kesehatan masing-masing T.A. 2005 dan 2006 belum efektif; serta 29 dan 22 kegiatan
pelayanan kesehatan masing-masing T.A. 2005 dan 2006 tidak dapat diketahui nilai capaian
kinerjanya.

Permasalahan tersebut disebabkan oleh:


1) Kelalaian Direktur beserta Kepala Bagian Perencanaan dan Anggaran RSUD Sanjiwani
dalam merencanakan kegiatan pelayanan kesehatan belum sepenuhnya mengarah pada
pencapaian Standar Pelayanan Minimal (SPM);
2) Kelalaian Direktur, Wadir Penunjang, Wadir Pelayanan, dan Wadir Umum dan Keuangan
yang tidak melaksanakan monitoring dan evaluasi pelaksanaan dan pelaporan program-
program rumah sakit;
3) Kelalaian Ketua Komite Medik, Kepala Instalasi dan Kepala Bagian yang tidak melakukan
evaluasi dan pelaporan internal tentang SPM.

Direktur RSUD Sanjiwani menjelaskan bahwa perencanaan secara umum sudah dibuat,
namun melihat keterbatasan dana operasional sehingga ditetapkan dengan skala prioritas, akan
berdampak adanya penundaan kebutuhan unit. Pelaksanaan pelayanan secara umum di Rumah
Sakit Sanjiwani sudah berdasarkan protap-protap yang ada mengacu kepada standar Depkes
dan kebijakan rumah sakit yang berorientasi pada perkembangan iptek dan tuntutan
pasien/masyarakat, namun diakui belum sepenuhnya mengikuti SPM yang dipersyaratkan.

BPK RI menyarankan Bupati Gianyar agar memberi sanksi kepada:


1) Direktur dan Kepala Bagian Perencanaan dan Anggaran RSUD Sanjiwani Gianyar atas
kelalaiannya dalam merencanakan kegiatan pelayanan kesehatan belum sepenuhnya
mengarah pada pencapaian Standar Pelayanan Minimal (SPM); dan selanjutnya
memerintahkan untuk merencanakan kegiatan pelayanan kesehatan agar tercapainya SPM;
2) Direktur, Wadir Penunjang, Wadir Pelayanan, dan Wadir Umum dan Keuangan RSUD
Sanjiwani Gianyar atas kelalaiannya tidak melaksanakan monitoring dan evaluasi

52
pelaksanaan dan pelaporan program-program rumah sakit; dan selanjutnya memerintahkan
untuk melaksanakan monitoring dan evaluasi pelaksanaan dan pelaporan program-program
rumah sakit;
3) Ketua Komite Medik RSUD Sanjiwani Gianyar atas kelalaiannya yang tidak melakukan
evaluasi internal tentang standar pelayanan minimal rumah sakit; dan selanjutnya
memerintahkan untuk melakukan evaluasi internal dan pelaporan tentang standar pelayanan
minimal rumah sakit secara rutin.

b. Pencapaian Indikator BOR, ALOS, BTO Tahun Anggaran 2005 dan ALOS, BTO
Tahun Anggaran 2006 belum optimal

Tujuan RSUD Sanjiwani secara umum adalah meningkatkan pelayanan administrasi


pasien dengan cepat, tepat dan akurat sebagai sumber informasi rumah sakit terhadap
masyarakat. Disamping itu, RSUD Sanjiwani memiliki Visi menjadikan RSUD Sanjiwani
Gianyar sebagai pusat rujukan pelayanan kesehatan di Bali Timur dengan standar nasional
berlandaskan Tri Hita Karana. Sedangkan Misinya adalah mewujudkan pelayanan
kesehatan prima, mewujudkan pelayanan kesehatan melalui program unggulan,
meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) yang profesional, mewujudkan sistem
pembiayaan rumah sakit dan mewujudkan kesejahteraan seluruh karyawan RSUD Sanjiwani
Gianyar. Untuk mewujudkan Visi dan Misi tersebut, RSUD harus mewujudkan penilaian
tingkat pelayanan kesehatan di rumah sakit yang bersifat kuantitatif.
Beberapa indikator dan parameter yang ditetapkan oleh Dirjen Pelayanan Departemen
Kesehatan RI yang dipergunakan sebagai acuan untuk menilai beberapa indikator rumah
sakit yaitu:
1) BOR (Bed Occupancy Rate) untuk mengevaluasi pemanfaatan tempat tidur rumah
sakit;
2) BTO (Bed Turn Over), TOI (Turn Over Interval) dan ALOS (Average Length of Stay)
untuk mengetahui tingkat penggunaan tempat tidur;
3) NDR (Net Death Rate) dan GDR (Gross Death Rate) untuk mengetahui mutu
pelayanan/perawatan rumah sakit.

Pemeriksaan terhadap Laporan Bulanan dan Triwulanan Rumah Sakit serta data
kegiatan harian per ruangan diketahui bahwa pencapaian indikator mutu pelayanan RSUD
Sanjiwani untuk Tahun Anggaran 2005 atas BOR, ALOS, dan BTO; dan untuk Tahun

53
Anggaran 2006 atas ALOS dan BTO belum optimal. Hal tersebut dapat dilihat dari indikator
pada BOR dan ALOS yang berada dibawah standar, namun BTO berada di atas standar untuk
Tahun 2005. Sedangkan untuk Tahun Anggaran 2006, ALOS berada dibawah standar dan
BTO berada diatas standar. Indikator tersebut dapat dilihat dalam uraian tabel berikut:
Indikator Hasil Hitungan Standar Keterangan
2005 2006 2005 2006
BOR 55,24% 61,16% 60 - 85 % Dibawah Standar Sesuai standar
ALOS 3,41 hari 3,47 hari 6-9 hari Dibawah standar Dibawah Standar
BTO 55,18 kali 57,79 kali 40-50 kali Diatas standar Diatas standar
Hasil perhitungan Tim BPK berdasarkan data/bukti dapat dilihat dalam lampiran 1.

BOR dibawah standar menunjukkan bahwa kurangnya pemanfaatan tempat tidur;


ALOS dibawah standar menunjukkan bahwa adanya pasien yang tidak mampu dilayani dan
dirujuk kerumah sakit lain; dan BTO di atas standar menunjukkan bahwa frekuensi
pemakaian tempat tidur tinggi, atau dengan kata lain, kurangnya fasilitas tempat tidur.
Konfirmasi dengan Direktur RSUD Sanjiwani, Kepala Instalasi Rawat Inap dan Kepala
Ruangan diketahui bahwa pasien yang dirujuk ke rumah sakit lain disebabkan belum adanya
dokter spesialis bedah anak, dokter spesialis bedah tulang, dokter spesialis jantung, dokter
spesialis bedah saraf, dokter spesialis urologi dan dokter spesialis rehabilitasi medik serta
tidak tersedianya peralatan medis antara lain berupa: CT-Scan, Hemodialisa, Inkubator yang
kurang memadai pada waktu itu. Tabel di atas menunjukkan bahwa terjadi peningkatan nilai
indikator dari Tahun 2005 ke Tahun 2006, yaitu masing-masing pada: BOR dari 55,24%
menjadi 61,61%; ALOS dari 3,41 hari menjadi 3,47 hari; dan BTO meningkat dari 55,18 kali
menjadi 57,79 kali.

Kondisi di atas tidak sesuai dengan Buku Petunjuk Pengisian, Pengolahan, dan
Penyajian Data Rumah Sakit yang dikeluarkan oleh Departemen Kesehatan RI Pusat Data
Kesehatan Jakarta Tahun 2005 pada Bab III tentang Pengolahan data di rumah sakit antara
lain:
1) Bed Occupancy Rate (BOR) yaitu tentang Persentase Pemakaian Tempat Tidur dalam
Satu Satuan Waktu Tertentu dengan standar 60 - 85 %;
2) Average Length Of Stay (ALOS) yaitu tentang Rata - Rata Lama Rawat Seorang
Pasien dengan standar 6-9 hari;
3) Bed Turn Over (BTO) yaitu tentang Frekwensi Pemakaian Tempat Tidur pada Satu
Periode dengan standar 40 - 50 kali;
4) Turn Over Interval (TOI) yaitu tentang Rata-Rata Hari Dimana Tempat Tidur Tidak
Ditempati dan Telah Diisi Saat Terisi Berikutnya dengan standar 1 - 3 hari;

54
5) Gross Death Rate (GDR) yaitu tentang Angka Kematian Umum untuk setiap 1000
penderita keluar dengan standar 4.5%/45 per mil.
6) Net Rate (NDR) yaitu tentang Angka Kematian Neto/angka kematian 48 jam setelah
dirawat untuk tiap-tiap 1000 penderita keluar dengan standar 2.5 %/25 per mil.

Hal tersebut mengakibatkan penanganan dan pelayanan pasien rawat inap di RSUD
Sanjiwani belum optimal.

Hal tersebut disebabkan oleh belum adanya dokter yang terkait dan tidak tersedianya
sarana yang memadai sesuai kebutuhan pasien pada waktu itu.

Direktur RSUD Sanjiwani Gianyar menjelaskan bahwa dalam upaya meningkatkan


pelayanan maka dilakukan pengusulan T.A. 2007 terhadap tenaga-tenaga Dokter Spesialis
Bedah Anak, Dokter Spesialis Bedah Tulang, Dokter Spesialis Jantung, Dokter Spesialis
Bedah Saraf, Dokter Spesialis Urologi, Dokter Spesialis Rehabilitasi Medik ke Pemda dan
pengusulan peralatan medis ke Pemerintah Pusat dalam hal ini Departemen Kesehatan.

BPK RI menyarankan Bupati Gianyar untuk memerintahkan Direktur RSUD Sanjiwani


mengusulkan penambahan dokter yang terkait sesuai kebutuhan pasien dalam kondisi
tertentu secara bertahap sesuai dengan kemampuan keuangan daerah dan menambah sarana
yang diperlukan untuk mendukung kegiatan rumah sakit.

c. Struktur Organisasi RSUD Sanjiwani pada tingkat jabatan struktural Wakil Direktur
tidak sesuai dengan ketentuan untuk RSU Kelas B Non Pendidikan

RSUD Sanjiwani Gianyar didirikan pada Tahun 1955 dan pada Tahun 1961 menjadi
RSUD Kelas D. Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor
207/Menkes/SK/II/1993 tentang Persetujuan Peningkatan Kelas Rumah Sakit Umum
Kabupaten Daerah Tingkat II Gianyar menjadi Kelas C, Gubernur Bali menindaklanjuti
dengan Keputusan Gubernur No. 307 Tahun 1994 tentang Penetapan dan Peningkatan Kelas
Rumah Sakit Umum Kabupaten Tk.II Gianyar Kelas D menjadi Rumah Sakit Umum Daerah
Kelas C. Selanjutnya, RSUD Sanjiwani menjadi RSUD Kelas B Non Pendidikan berdasarkan
Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 41/Menkes/SK/I/2002 tentang Peningkatan Kelas
RSUD Sanjiwani dari Kelas C menjadi Kelas B Non Pendidikan.

55
Pemeriksaan terhadap dokumen yang berkaitan dengan struktur organisasi dan tata
kerja diketahui bahwa RSUD Sanjiwani mempedomani Peraturan Daerah (Perda) Kabupaten
Gianyar Nomor 6 Tahun 2001, tanggal 5 Januari 2001, tentang Pembentukan Susunan
Organisasi dan Tata Kerja RSUD Sanjiwani Kabupaten Gianyar. Perda tersebut dijabarkan
dalam bentuk Keputusan Bupati Gianyar Nomor 117 Tahun 2001, tanggal 5 April 2001,
tentang Uraian Tugas pada RSUD Sanjiwani Kabupaten Gianyar.
Susunan Organisasi Struktural RSUD Sanjiwani terdiri dari: Dewan Penyantun,
Direktur, Wakil Direktur (Wadir), Kepala Instalasi dan Kepala Bagian. Sedangkan, susunan
Wadir terdiri dari: Wadir Bidang Pelayanan, Wadir Bidang Penunjang, dan Wadir Bagian
Umum dan Keuangan. Struktur organisasi yang ada dari Tahun 2001 s.d. saat berakhirnya
pemeriksaan merupakan struktur organisasi RSUD Kelas B Pendidikan.
Wadir Bidang Pelayanan membawahi masing-masing enam Kepala Instalasi, yaitu:
Rawat Darurat; Rawat Inap; Rawat Jalan; Bedah Sentral; Pemasaran Sosial; dan Rawat
Khusus. Sedangkan, Wadir Bidang Penunjang membawahi masing-masing enam Kepala
Instalasi, yaitu: Farmasi; Laboratorium; Rontgen; Gizi; Pemeliharaan Sarana Rumah Sakit;
dan Pendidikan dan Latihan. Sementara itu, Wadir Umum dan Keuangan membawahi
masing-masing enam Kepala Bagian, yaitu: Umum; Sumber Daya Manusia; Sistem
Informasi Manajemen Rumah Sakit; Pendidikan dan Latihan; Perencanaan dan Anggaran;
serta Perbendaharaan.
Jika dibandingkan dengan peraturan yang mengatur tentang struktur organisasi dan tata
kerja RSUD, yaitu: Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 983/Menkes/SK/XI/1992,
tanggal 12 November 1992, RSUD dengan Kelas B Non Pendidikan seharusnya paling
banyak hanya memiliki dua Wadir, yaitu: Wadir Bidang Pelayanan serta Wadir Bidang
Umum dan Keuangan. Konfirmasi dengan Direktur RSUD diketahui bahwa dua Wadir saja
sudah cukup untuk mengisi jabatan struktural dan manajemen RSUD Sanjiwani sesuai
dengan ketentuan yang berlaku..
Permasalahan ini terkait dengan inefisiensi untuk pembayaran tunjangan struktural
Wadir Penunjang dan tambahan penghasilan berupa uang kesejahteraan antara pejabat
struktural dengan fungsional untuk Golongan IV dari Tahun 2005, 2006 dan s.d. berakhirnya
pemeriksaan, yaitu sebesar Rp32.104.500,00. Rincian perhitungannya dapat dilihat dalam
Lampiran 2a s.d 2b. Melihat hal di atas, walaupun dengan komposisi tiga Wadir, pengelolaan
Standar Pelayanan Minimal (SPM) sebagai tolok ukur kinerja RSUD Sanjiwani untuk Tahun
2005 dan 2006 juga belum dapat dicapai secara optimal, seperti yang telah diungkapkan
dalam Temuan Pemeriksaan tentang SPM.

56
Kondisi tersebut tidak sesuai dengan:
1) Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 983/Menkes/SK/XI/1992
tentang Pedoman Organisasi Rumah Sakit Umum, Pasal 26: Susunan Organisasi RSU
Kelas B Non Pendidikan terdiri dan Direktur yang dibantu sebanyak-banyaknya 2 (dua)
Wakil Direktur, yaitu: Wakil Direktur Pelayanan serta Wakil Direktur Umum dan
Keuangan;
2) Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1045/Menkes/Per/XI/2006
tentang Pedoman Organisasi Rumah Sakit di Lingkungan Departemen Kesehatan Pasal
12, Ayat (1): RSU Kelas B Non Pendidikan dipimpin oleh seorang Kepala disebut
Direktur Utama dan Ayat (2): Direktur membawahi paling banyak 2 (dua) Direktorat.
Dengan demikian, substansi Permenkes ini identik dengan Kepmenkes pada butir a.
diatas.

Permasalahan tersebut mengakibatkan pemborosan dari Tahun 2005, 2006 dan sampai
dengan berakhirnya pemeriksaan sebesar Rp32.104.500,00.

Hal tersebut disebabkan oleh kebijakan Pemerintah Kabupaten Gianyar yang


dituangkan dalam Peraturan Daerah Nomor 6 Tahun 2001 yang menetapkan bahwa Direktur
RSUD Sanjiwani dibantu oleh tiga Wadir, yaitu: Wadir Pelayanan, Wadir Penunjang, serta
Wadir Umum dan Keuangan.

Direktur RSUD Sanjiwani Gianyar menjelaskan bahwa Struktur RSUD Sanjiwani No.
6 Tahun 2001 belum efisien sehingga terjadinya kegemukan pejabat struktural dan
pengelolaan keuangannya belum fleksibel. Untuk itu kami manajemen RSU mengusulkan
supaya struktur RSUD Sanjiwani direvisi terkait RSUD Sanjiwani dijadikan Badan Layanan
Umum sesuai UU No. 23 tahun 2003.

BPK RI menyarankan Bupati Gianyar agar mengusulkan kepada DPRD Kabupaten


Gianyar untuk mereview kebijakan dan merevisi Peraturan Daerah Nomor 6 Tahun 2001
sesuai ketentuan yang berlaku.

57
d. Penempatan tenaga keperawatan di RSUD Sanjiwani Tahun Anggaran 2005 dan 2006
tidak sesuai ketentuan

Untuk mendukung tercapainya mutu pelayanan yang optimal kepada masyarakat,


Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Sanjiwani diantaranya membutuhkan tenaga non
medis/keperawatan. Tenaga keperawatan tersebut disediakan berdasarkan jumlah pasien yang
akan dirawat baik rawat jalan maupun rawat inap.
Pemeriksaan terhadap data Evaluasi Pola Kebutuhan Tenaga Perawat RSUD
Sanjiwani dan data Kebutuhan Tenaga Keparawatan masing-masing ruangan T.A. 2005 dan
2006 diketahui bahwa penempatan tenaga keperawatan di RSUD Sanjiwani Tahun Anggaran
2005 dan 2006 tidak merata, hal tersebut dapat dilihat dalam tabel berikut:
No. Jenis/katagori Ruangan Perhitungan Jumlah Selisih Keterangan
Berdasarkan Tenaga
Standar Tersedia
2005 2006 2005 2006 2005 2006 2005 2006
1 2 3 4 5 6 7 8 (6-4) 9 (7-5) 10 11
A Inap
1. Pasien Penyakit Dalam Zal SB Sahadewa 14 19 13 15 -1 -4 kurang 1 kurang 4
Zal A Nakula 13 15 16 15 3 0 berlebih -

2. Pasien Bedah Zal C Bima 8 15 14 14 6 -1 berlebih kurang 1

3. Pasien Anak Zal D Abimayu 11 9 15 15 4 6 berlebih berlebih


Zal Peri 11 11 14 15 3 4 berlebih berlebih

4. Pasien Kebidanan Zal A Nifas 7 7 15 13 8 6 berlebih berlebih

B Kamar Operasi Kamar Operasi/OK 13 13 27 23 14 10 berlebih berlebih


RR Pemulihan pasca operasi 1 2 1 1 0 -1 - kurang 1

C Gawat Darurat Instalasi Gawat Darurat


(IRD) 25 24 19 17 -6 -7 kurang 6 kurang 7

D Critical Care Rawat Intensif 2 5 14 14 12 9 berlebih berlebih

E Kamar Bersalin Kmr Bersalin Kunti 3 3 17 17 14 14 berlebih berlebih


Jumlah yang kurang 7 13

Dari tabel diatas, dapat diketahui bahwa sebagian besar jumlah tenaga keperawatan di
RSUD Sanjiwani Tahun Anggaran 2005 dan 2006 berlebih, namun di lain pihak masih
terdapat kekurangan tenaga keperawatan pada beberapa ruangan yaitu Zal SB (Sahadewa),
Zal C (Bima), Kamar Operasi (OK) dan Insatalasi Gawat Darurat, dapat dijelaskan sebagai
berikut:
1) Jumlah tenaga keperawatan untuk pasien penyakit dalam di Zal SB (Sahadewa) Tahun
2005 dibutuhkan sebanyak 14 orang, tetapi yang tersedia hanya 13 orang, sehingga
kurang sebanyak 1 orang; dan Tahun 2006 sebanyak 19 orang, tetapi yang tersedia hanya
15 orang, sehingga kurang sebanyak 4 orang;

58
2) Jumlah tenaga keperawatan untuk pasien bedah Zal C (Bima) Tahun 2006 dibutuhkan
sebanyak 15 orang, tetapi yang tersedia hanya 14 orang, sehingga kurang sebanyak 1
orang;
3) Jumlah tenaga keperawatan untuk pasien di Kamar Operasi (OK) Tahun 2006 dibutuhkan
sebanyak 2 orang, tetapi yang tersedia hanya 1 orang, sehingga kurang sebanyak 1 orang;
4) Jumlah tenaga keperawatan untuk pasien di Instalasi Gawat Darurat Tahun 2005
dibutuhkan sebanyak 25 orang, tetapi yang tersedia hanya 19 orang, sehingga kurang
sebanyak 6 orang; dan Tahun 2006 sebanyak 24 orang, tetapi yang tersedia hanya 17
orang, sehingga kurang sebanyak 7 orang.

Hasil konfirmasi dengan masing-masing kepala ruangan Zal Sahadewa, Bima, IRD dan
RR diketahui bahwa pada ruangan tersebut memang masih terdapat kekurangan tenaga
keperawatan.

Kondisi di atas tidak sesuai dengan:


1) Standar Tenaga Keperawatan di Rumh Sakit yang dikeluarkan oleh Direktorat Pelayanan
keperawatan Direktorat Jenderal Pelayanan Medik Departemen Kesehatan Tahun 2001
pada Lampiran Pedoman Cara Perhitungan Kebutuhan Tenaga Keperawatan pada Angka
2 yang menyatakan model pendekatan dalam penghitungan kebutuhan tenaga
keperawatan pada: Rawat Inap, Kamar Operasi dan Kamar Bersalin;
2) Keputusan Bupati Gianyar Nomor 117 Tahun 2001 tentang Uraian Tugas pada RSUD
Sanjiwani Kabupaten Gianyar yang menyebutkan bahwa Komite Keperawatan
Fungsional mempunyai tugas membantu Direktur menyusun standar asuhan keperawatan,
memantau pelaksanaannya melaksanakan pembinaan etika profesi, mengatur
kewenangan profesi anggota staf keperawatan fungsional, mengembangkan program
pelayanan, pendidikan dan latihan serta penelitian dan pengembangan.

Penempatan tenaga keperawatan yang tidak merata mengakibatkan kurang optimalnya


pelayanan kesehatan terhadap pasien pada ruangan yang berkenaan.

Hal ini disebabkan oleh Kelalaian Ketua Komite Keperawatan Fungsional (KKF) yang
menempatkan tenaga keperawatan tidak merata dan tidak membuat analisa terhadap
kebutuhan tenaga keperawatan secara kuantitatif.

59
Direktur RSUD Sanjiwani Gianyar menjelaskan bahwa secara umum temuan BPK RI
dapat diterima, namun dapat dijelaskan bahwa di beberapa unit pelayanan memang ada
kekurangan tenaga, namun di unit lain terlihat jumlah tenaga lebih dari standar, hal ini
muncul karena situasi/kondisi di lapangan sangat dipengaruhi oleh jumlah, jenis/ kategori
pasien yang dirawat serta tingkat ketergantungan. Untuk tahun berikutnya akan membuat
analisa yang lebih tajam terhadap kebutuhan tenaga serta koordinasi dengan bagian SDM.

BPK RI menyarankan kepada Bupati Gianyar agar memberi sanksi kepada Ketua
Komite Keperawatan Fungsional (KKF) atas kelalaiannya dalam menempatkan tenaga
keperawatan yang tidak berimbang dan tidak membuat analisa terhadap kebutuhan tenaga
keperawatan; dan selanjutnya memerintahkan Ketua KKF menempatkan tenaga keperawatan
secara berimbang sesuai kebutuhan dan secara rutin membuat analisa kuantitatif terhadap
kebutuhan tenaga keperawatan.

e. Obat - obatan dan bahan habis pakai kadaluwarsa sebanyak 273 jenis serta 44 unit
peralatan kesehatan yang rusak berat belum dihapuskan

Permasalahan atas obat-obatan dan bahan habis pakai kadaluwarsa dan peralatan
kesehatan yang rusak berat dapat dijelaskan sebagai berikut:
1) Obat-obatan Kadaluwarsa
Untuk memenuhi kecukupan pemenuhan obat-obatan dan bahan habis pakai di
gudang farmasi, maka Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Sanjiwani mengadakan obat-
obat dan bahan habis pakai yang terkait dengan tujuan untuk memberikan pelayanan
kesehatan kepada masyarakat. Pengadaan obat - obatan dan bahan habis pakai tersebut
selain berasal dari dana APBD juga berasal dari bantuan/hibah dalam bentuk obat yang
diterima baik dari Pemerintah Pusat, Dinas Kesehatan Kabupaten Gianyar maupun dari
Negara Jepang.
Hasil pemeriksaan fisik Tim BPK RI pada Gudang Obat RSUD Sanjiwani pada
tanggal 15 s.d 16 September 2007 dijumpai bahwa masih terdapat 273 jenis obat - obatan
dan bahan habis pakai yang telah kadaluwarsa/telah habis masa berlakunya, namun
masih ditempatkan di gudang obat. Rincian 273 jenis obat-obatan dan bahan habis pakai
dapat dilihat dalam Lampiran 3 a dan 3 b.
Atas hal tersebut, pihak RSUD Sanjiwani baru sebagian mengusulkan penghapusan
dan pemusnahan obat - obatan dan bahan habis pakai yang telah kadaluwarsa kepada

60
Pemerintah Daerah Kabupaten Gianyar sesuai dengan surat permohonan penghapusan
barang nomor 900/864/RSU/2006 tanggal 27 Juni 2006.

b. Peralatan kesehatan yang rusak berat


Begitu pula halnya dengan peralatan medis maupun non medis, peralatan tersebut
harus dihapuskan jika rusak berat dan tidak dipakai lagi untuk mengurangi beban
administrasi dan kemungkinan disalahgunakan penggunaannya. Berdasarkan
pemeriksaan atas Daftar Inventaris Barang dan hasil pemeriksaan fisik secara uji petik
atas peralatan medis pada tanggal 19 September 2007 pada ruang rawat inap dan rawat
jalan serta atas daftar peralatan yang rusak berat di Gudang Instalasi Pemeliharaan Sarana
Rumah Sakit (IPSRS), sebanyak 44 unit peralatan yang rusak berat dan tidak dapat
dipakai lagi masih tersimpan di ruang rawat inap dan rawat jalan serta pada Gudang
IPSRS dan belum dilakukan penghapusan. Atas peralatan medis yang telah rusak tersebut
baru sebagian mengusulkan penghapusan peralatan medis yang sudah rusak berat kepada
Pemerintah Daerah Kabupaten Gianyar sesuai dengan surat permohonan penghapusan
barang nomor 900/864/RSU/2006 tanggal 27 Juni 2006.
Konfirmasi dengan Kepala Instalasi Pemeliharaan Sarana Rumah Sakit (IPSRS)
dijelaskan bahwa usulan penghapusan peralatan medis sudah diajukan tetapi belum
ditindaklanjuti oleh Tim Penghapusan Barang Kabupaten Gianyar. Rincian peralatan
yang rusak berat dapat dilihat dalam Lampiran 3 c.

Hal tersebut tidak sesuai dengan:


1) Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Barang Milik
Negara/Daerah pada:
a ) Pasal 41 ayat (2) Penghapusan barang milik negara/daerah meliputi penghapusan
dari daftar barang milik negara/daerah;
b ) Pasal 44 ayat (1) Penghapusan barang milik negara/daerah dengan tindaklanjut
pemusnahan dilakukan apabila barang milik negara/daerah dimaksud tidak dapat
digunakan, tidak dapat dimanfaatkan, dan tidak dapat dipindahtangankan;
c ) Keputusan Menteri Dalam Negeri dan Otonomi Daerah Nomor 11 Tahun 2001
tanggal 1 Pebruari 2001 tentang Pedoman Pengelolaan Barang Daerah Bab VII
perubahan Status Hukum pada pasal 22:
Ayat (1) Setiap Barang yang rusak dan tidak dapat dipergunakan lagi
(hilang/mati) bagi keperluan dinas dapat dihapuskan dari daftar inventaris;

61
Ayat (2) Penghapusan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur sesuai dengan
perstandar perundang undangan yang berlaku
Ayat (3) Barang barang yang dihapuskan sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
(2) dan ayat (3) diselesaikan melalui:
a ) Pelelangan/Penjualan;
b ) Sumbangan/Hibah kepada pihak lain;
c ) Pemusnahan.
2) Keputusan Direktur RSUD Sanjiwani Kabupaten Gianyar Nomor:188/602/RSU
tentang Pembentukan Panitia Penghapusan Barang-Barang Daerah Milik RSUD
Sanjiwani Gianyar dalam:
a) Diktum menimbang menyebutkan bahwa barang-barang daerah milik
Pemerintah Kabupaten di RSUD Sanjiwani Gianyar yang sudah dalam keadaan
rusak berat dan tidak efisien lagi penggunaannya untuk kepentingan dinas perlu
dihapuskan dari Daftar Inventaris Kekayaan Milik RSUD Sanjiwani Pemerintah
Kabupaten Gianyar;
b) Diktum menetapkan bagian kedua menyebutkan bahwa Panitia Penghapusan
Barang sebagaimana dimaksud Diktum Pertama bertugas:
(1) Meneliti administrasi barang yang ada di RSUD Sanjiwani Kabupaten
Gianyar dan pengurusannya;
(2) Meneliti keadaan fisik barang-barang dihubungkan dengan persyaratan
personil;
(3) Melaporkan kepada Direktur Rumah Sakit Umum Sanjiwani Gianyar hasil
penelitian barang yang akan dihapus.

Akibat dari permasalahan tersebut di atas adalah:


1) Membuka peluang penyalahgunaan obat-obatan dan barang habis pakai yang
kadaluwarsa serta penyalahgunaan peralatan kesehatan yang rusak;
2) Menambah beban administrasi dan beban penyimpanan atas persediaan dan barang-
barang yang sudah tidak dimanfaatkan tersebut.

Permasalahan tersebut disebabkan oleh kelalaian Wakil Direktur Penunjang dan


Panitia Penghapusan Barang yang baru sebagian mengusulkan penghapusan obat-obatan
yang kadaluwarsa dan peralatan medis yang sudah rusak berat kepada Pemerintah
Kabupaten Gianyar.

62
Direktur RSUD Sanjiwani Gianyar menjelaskan bahwa sudah memerintahkan
Wadir Umum dan Keuangan melalui Panitia Penghapusan Barang. Unit RSUD Sanjiwani
sudah membuat permohonan terhadap barang-barang yang dihapus, sebab penghapusan
barang adalah kewenangan dari Pemda yang tentunya melalui SK Bupati.

BPK RI menyarankan Bupati Gianyar agar memberi sanksi kepada Wakil Direktur
Penunjang dan Panitia Penghapusan Barang atas kelalaiannya yang baru sebagian
mengusulkan penghapusan obat-obatan yang kadaluarsa dan peralatan medis yang sudah
rusak berat kepada Pemerintah Kabupaten Gianyar dan selanjutnya memerintahkan untuk
segera mengusulkan penghapusan obat-obatan yang kadaluarsa dan peralatan medis yang
sudah rusak berat lainnya kepada Pemerintah Kabupaten Gianyar.

f. 86 unit peralatan kesehatan RSUD Sanjiwani belum diuji atau dikalibrasi sesuai yang
dipersyaratkan

Alat Kesehatan merupakan salah satu sarana penting untuk meningkatkan mutu
pelayanan kesehatan kepada masyarakat, karenanya ketepatan pengukuran sesuai dengan
fungsi suatu alat kesehatan sangatlah diperlukan, sehingga perlu adanya pengujian/kalibrasi.
Pengujian/kalibrasi merupakan keseluruhan tindakan yang meliputi pemeliharaan fisik dan
pengukuran untuk membandingkan alat ukur dengan standar satuan ukuran yang sesuai. Hal
tersebut bertujuan untuk menentukan kesalahan pengukuran atau melakukan peneraan guna
menentukan kebenaran nilai alat ukur.
Pemeriksaan terhadap Daftar Inventaris Peralatan Kesehatan RSUD Sanjiwani yang
pengadaannya sampai dengan akhir Tahun 2005 diketahui bahwa sebanyak 96 unit peralatan
yang mempunyai nilai ukur perlu dilakukan kalibrasi karena sudah berumur lebih dari satu
tahun sampai dengan berakhirnya pemeriksaan tanggal 5 November 2007. Sedangkan
peralatan yang pengadaaannya dilaksanakan setelah Tahun 2005 belum berumur lebih dari
satu tahun.
Selanjutnya, pemeriksaan fisik pada tanggal 18 s.d. 19 September 2007 atas peralatan
tersebut di seluruh ruangan pasien/bangsal diketahui bahwa diantara 96 alat tersebut,
sebanyak 86 alat belum dikalibrasi. Sedangkan 10 alat yang ada pada Ruang Radiologi sudah
dikalibrasi oleh Badan Pengawas Tenaga Nuklir (BAPETEN) pada bulan Juli 2007. Dari 86
alat kesehatan yang belum dikalibrasi tersebut, 35 unit berfungsi dengan baik, 42 unit rusak
ringan dan 9 unit rusak berat. Meskipun mengalami rusak ringan dan rusak berat, alat

63
kesehatan tersebut masih difungsikan. Daftar peralatan kesehatan yang belum dikalibrasi
dapat dilihat dalam Lampiran 4.
Pemeriksaan atas Dokumen Anggaran Satuan Kegiatan (DASK) dan konfrmasi dengan
Plt. Kepala Instalasi Pemeliharaan Sarana Rumah Sakit (IPSRS) diketahui bahwa dalam
Tahun Anggaran 2005 dan 2006, RSUD Sanjiwani Kabupaten Gianyar telah menganggarkan
dana pengkalibrasian masing-masing sebesar Rp10.000.000,00 dan Rp15.000.000,00,
sedangkan pada Tahun 2007 tidak dianggarkan. Namun demikian, dana tesebut tidak
direalisasikan oleh Bagian Keuangan karena tidak mencukupi untuk melakukan
pengkalibrasian alat kesehatan yang ada.

Hal tersebut tidak sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor


363/MENKES/PER/IV/1998 tanggal 8 April 1998 tentang Pengujian dan Kalibrasi Alat
Kesehatan pada Sarana dan Prasarana Kesehatan dalam:
1) Pasal 2 Ayat (1) disebutkan bahwa Setiap Alat Kesehatan wajib dilakukan pengujian dan
atau kalibrasi untuk menjamin kebenaran nilai keluaran kinerja dan keselamatan
pemakaian;
2) Pasal 4 ayat (1) disebutkan bahwa pengujian dan atau kalibrasi alat kesehatan dilakukan
oleh instansi penguji secara berkala, sekurang-kurangnya satu kali dalam satu tahun.

Permasalahan tersebut mengakibatkan hasil peneraan alat ukur tersebut tidak dapat
diyakini sehingga akan mempengaruhi diagnosa dokter dan pelayanan terhadap pasien yang
tidak optimal.

Hal tersebut disebabkan oleh:


1) Kelalaian Direktur dan Wakil Direktur Umum dan Keuangan yang kurang
memperhatikan penganggaran untuk mengkalibrasi alat kesehatan tersebut sehingga mutu
dan fungsi alat kesehatan tersebut terjamin;
2) Kelalaian Plt. Kepala Instalasi Pemeliharaan Sarana Rumah Sakit yang tidak membuat
daftar peralatan medis yang sudah harus dikalibrasi.

Direktur RSUD Sanjiwani Gianyar menjelaskan bahwa pihak RSUD Sanjiwani setiap
tahun sudah merencanakan namun kalibrasi tidak bisa optimal dilaksanakan mengingat
terbatasnya anggaran sehingga dilakukan berdasarkan prioritas.

64
BPK RI menyarankan Bupati Gianyar agar memberikan sanksi kepada:
a. Direktur dan Wakil Direktur Umum dan Keuangan atas kelalainnya yang kurang
memperhatikan penganggaran untuk mengkalibrasi alat kesehatan dan selanjutnya
memerintahkan untuk menganggarkan pengkalibrasian alat kesehatan secara memadai;
b. Plt. Kepala Instalasi Pemeliharaan Sarana Rumah Sakit atas kelalaiannya yang tidak
membuat daftar peralatan medis yang sudah harus dikalibrasi dan selanjutnya
memerintahkan untuk membuat daftar peralatan medis yang sudah harus dikalibrasi.

g. 478 unit alat kesehatan dan 7 komponen peralatan ambulance pada RSUD Sanjiwani
belum dimanfaatkan secara optimal

Proses pengadaan alat-alat kesehatan pada RSUD Sanjiwani diawali oleh pengajuan
usulan rencana kebutuhan peralatan oleh masing-masing ruangan rawat inap dan rawat jalan
kepada Kepala Instalasi Rawat Inap dan Kepala Instalasi Rawat Jalan. Berdasarkan usulan
tersebut Kepala Instalasi Rawat Inap dan Kepala Instalasi Rawat Jalan mengajukan
perencanaan kebutuhan alat kesehatan kepada Kepala Bagian Perencanaan. Usulan tersebut
selajutnya dibahas oleh Kepala Instalasi Rawat Inap dan Rawat Jalan, Kepala Bagian
Perencanaan, Wakil Direktur Pelayanan, Wakil Direktur Penunjang, Wakil Direktur Umum
dan Keuangan serta Direktur RSUD Sanjiwani Kabupaten Gianyar untuk mendapat
persetujuan.
Pengadaan alat kesehatan dilaksanakan selain memperhatikan kebutuhan peralatan dari
masing-masing ruang rawat inap dan ruang rawat jalan juga disesuaikan dengan anggaran
yang ada. Sumber dana pengadaan alat-alat kesehatan berasal dari APBN, APBD Kabupaten
Gianyar, APBD Provinsi Bali dan Bantuan Luar Negeri.
Pemeriksaan fisik secara uji petik pada tanggal 22 September 2007 oleh Tim BPK RI
pada Gudang Material dan Gudang Instalasi Pemeliharaan Sarana Rumah Sakit atas
penerimaan dan pemanfaatan alat kesehatan diketahui bahwa terdapat 478 unit alat
kesehatan, diantaranya berupa: Incubator, Blood Warmer, Nebulizer, Autoclave, Ultrasonic
Scaler dan lain-lain belum dimanfaatkan. Alat-alat kesehatan tersebut masih tersimpan dalam
gudang material dan tidak disalurkan sesuai dengan perencanaan. Padahal ke-478 unit
peralatan tersebut sifatnya bukan merupakan persediaan yang harus disimpan, namun harus
segera dimanfaatkan sesuai dengan kebutuhan dari masing-masing ruang rawat inap dan
rawat jalan.

65
Dari 478 peralatan kesehatan tersebut, sebanyak 475 unit senilai Rp465.647.727,00
merupakan peralatan yang bersumber dari APBN, APBD dan DHS Provinsi Bali. Sedangkan
3 unit lainnya merupakan bantuan untuk flu burung yang bersumber dari APBN dan diterima
dalam bentuk barang yang tidak diketahui nilai perolehannya. Peralatan untuk flu burung
maupun endoskopi tidak dimanfaatkan karena belum ada ruangan khusus, sedangkan
peralatan bedah tulang tidak dimanfaatkan karena RSUD Sanjiwani belum mempunyai
dokter spesialis bedah tulang. Daftar rincian 481 unit alat yang belum dimanfaatkan tersebut
dapat dilihat dalam Lampiran 5.
Selain itu berdasarkan pemeriksaan fisik atas kendaraan ambulance baik yang diperoleh
dari bantuan Jepang dan DHS Dinas Kesehatan Provinsi Bali pada Tahun 2006 ditemukan
adanya peralatan yang menurut spesifikasi seharusnya berada dalam ambulance Bantuan
DHS, tetapi kenyataannya disimpan dalam ruangan UGD yang berjumlah 6 unit yaitu
sterilizer, warmed lamp, resuscitator, mobile mercurial sphygmomanometer, stethoscope, dan
handheld pulse oximeter system. Sedangkan untuk 1 unit lainnya berupa generator set tidak
ditaruh di ambulance.
Konfirmasi dengan Wadir Umum dan Keuangan dalam hal ini sebagai salah satu
pejabat yang bertanggungjawab dalam menerima bantuan tersebut diketahui bahwa generator
set tidak ditaruh dalam ambulance karena mengalami kerusakan akibat salah penanganan.
Sedangkan, untuk 6 unit peralatan yang lain, petugas UGD menjelaskan bahwa peralatan
tersebut dipakai untuk keperluan di UGD, tetapi apabila sewaktu-waktu diperlukan maka
akan dikembalikan lagi ke dalam ambulance.

Kondisi di atas tidak sesuai dengan Keputusan Presiden No. 80 Tahun 2003 tanggal 3
Nopember 2003 tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
sebagaimana telah diubah dengan Keputusan Presiden No. 8 Tahun 2006 tentang perubahan
keempat atas Keputusan Presiden No. 80 Tahun 2003 tentang Pedoman Pelaksanaan
Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah: Pasal 3 huruf (b) yang menyatakan bahwa Pengadaan
barang/jasa wajib menerapkan prinsip efektif, berarti pengadaan barang/jasa harus sesuai
dengan kebutuhan yang telah ditetapkan dan dapat memberikan manfaat yang sebesar-
besarnya sesuai dengan sasaran yang ditetapkan.

Hal tersebut mengakibatkan:


1) Kebutuhan alat-alat kesehatan dari masing-masing ruangan/bangsal pada RSUD
Sanjiwani Gianyar tidak dapat dipenuhi sehingga tidak dapat memberikan pelayanan

66
kesehatan kepada masyarakat secara optimal;
2) Pembelian 475 peralatan kesehatan sebesar Rp465.647.727,00 dan bantuan peralatan
untuk flu burung belum dapat memberikan manfaat secara optimal.
3) Tujuan pemberian bantuan kendaraan ambulance untuk memberikan pelayanan kesehatan
secara optimal tidak dapat tercapai.

Permasalahan tersebut antara lain disebabkan oleh:


1) Kelalaian Kepala Instalasi Rawat Inap tidak segera memanfaatkan dan mendistribusikan
bantuan alat kesehatan untuk pelayanan kesehatan kepada masyarakat;
2) Kurangnya koordinasi antara Kepala Bagian Perencanaan, Kepala Instalasi Rawat Inap
dan Kepala Instalasi Rawat Jalan dalam merencanakan jumlah, jenis, dan spesifikasi
kebutuhan alat kesehatan;
3) Kurangnya pemahaman dari petugas atas pemanfaatan peralatan yang ada dalam
ambulance.

Direktur RSUD Sanjiwani Gianyar menjelaskan bahwa adanya sarana dan prasarana di
gudang merupakan cadangan bila ada kerusakan, koordinasi tetap dilaksanakan dengan RSU
mengingat keterbatasan dana maka pengadaan berdasarkan skala prioritas dan sesuai
kesepakatan. Untuk peralatan dalam ambulance sudah ada tenaga terlatih dalam penggunaan
alat di ambulance.

BPK RI menyarankan Bupati Gianyar agar:


1) Memberi sanksi kepada Kepala Instalasi Rawat Inap atas kelalaiannya tidak segera
memanfaatkan dan mendistribusikan bantuan alat kesehatan untuk pelayanan kesehatan
dan selanjutnya memerintahkan untuk memanfaatkan dan mendistribusikan bantuan alat
kesehatan untuk pelayanan kesehatan;
2) Memberi sanksi kepada Kepala Bagian Perencanaan, Kepala Instalasi Rawat Inap dan
Kepala Instalasi Rawat Jalan atas kelalaiannya yang kurang berkoordinasi dalam
merencanakan jumlah, jenis, dan spesifikasi kebutuhan alat kesehatan dan selanjutnya
memerintahkan untuk melakukan koordinasi dalam merencanakan jumlah, jenis, dan
spesifikasi kebutuhan alat kesehatan;
3) Memerintahkan Direktur RSUD Sanjiwani untuk memberikan arahan kepada petugas
atas pemanfaatan peralatan yang ada dalam ambulance.

67
h. Penyediaan Peralatan Keperawatan pada RSUD Sanjiwani tidak sesuai standar yang
ditetapkan

Pelayanan keperawatan merupakan bagian dari sistem pelayanan kesehatan rumah


sakit. Pencapaian atas mutu pelayanan keperawatan yang efisien dan efektif salah satunya
ditentukan oleh penyediaan peralatan keperawatan yang memadai.
Pemeriksaan atas buku inventaris seluruh ruangan rawat inap pada RSUD Sanjiwani
Gianyar diketahui bahwa peralatan kesehatan yang tersedia di ruang rawat inap yang
berkapasitas 30 orang pasien per ruangan baik untuk alat tenun maupun peralatan
keperawatan seperti standar infus, bak instrumen, pispot, urinal, handuk, sprei, sarung bantal
dan lainnya tidak sesuai dengan Standar Peralatan Keperawatan dan Kebidanan di Sarana
Kesehatan. Begitu pula halnya dengan peralatan kesehatan yang terdapat di ruang rawat
inap dengan kapasitas di bawah 30 orang pasien per ruangan juga tidak sesuai dengan standar
peralatan yang ditetapkan RSUD Sanjiwani Gianyar seperti misalnya sprei, handuk, standar
infus, pispot, urinal dan peralatan lainnya.
Konfirmasi dengan Direktur dan Kepala Instalasi Rawat Inap menjelaskan bahwa
peralatan yang terdapat diruang rawat inap tidak sesuai dengan standar karena anggaran yang
membuat tidak mencukupi untuk penyediaan peralatan yang memadai. Padahal di gudang
material masih terdapat sejumlah peralatan kesehatan yang belum dimanfaatkan seperti
urinal, pispot, thermometer, tromol besar, tromol kecil, tensimeter dan sebagainya seperti
yang telah dijelaskan dalam temuan pemeriksaan g, yang seharusnya dapat didistribusikan ke
ruang rawat inap yang membutuhkan. Rincian perbandingan peralatan kesehatan dengan
Standar Peralatan Keperawatan dan Kebidanan dapat dilihat pada Lampiran 6 a s.d 6 d.

Hal tersebut tidak sesuai dengan:


1) Standar Peralatan Keperawatan dan Kebidanan di Sarana Kesehatan yang disusun oleh
oleh Tim Departemen Kesehatan RI pada Lampiran 2 yang menyebutkan:
a) butir 2 yang menyatakan alat keperawatan dan kebidanan diruang rawat inap dengan
kapasitas 30 orang pasien per ruangan
b) butir II untuk alat tenun
2) Standar Peralatan Keperawatan RSUD Sanjiwani Gianyar pada:
a ) Lampiran 1 mengenai Standar Alat Tenun Ruang Rawat Inap RSUD Sanjiwani
Gianyar
b ) Lampiran 2 mengenai Standar Alat Keperawatan RSUD Sanjiwani Gianyar

68
3) Keputusan Bupati Gianyar Nomor 117 Tahun 2001 tentang Uraian Tugas pada RSUD
Sanjiwani Kabupaten Gianyar pada bagian 2.2 yang menyebutkan Kepala Instalasi Rawat
Inap mempunyai tugas:
a) Mempersiapkan dan menyediakan pelayanan dan tempatnya pada Instalasi Rawat
Inap untuk dapat memberikan pelayanan kesehatan prima
b) Menyusun rencana kebutuhan dana, tenaga, sarana dan prasarana serta peralatan
kesehatan untuk melaksanakan program dibidangnya
c) Mengatur/mengadakan evaluasi dan monitoring terhadap sarana dan prasarana medis.

Hal tersebut mengakibatkan pelayanan keperawatan terhadap para pasien rawat inap
tidak optimal.

Hal tersebut disebabkan oleh kelalaian Direktur dan Wakil Direktur Umum dan
Keuangan yang kurang menganggarkan peralatan keperawatan secara memadai serta
kelalaian Kepala Instalasi Rawat Inap yang tidak mendistribusikan peralatan keperawatan
sesuai dengan kebutuhan jumlah, jenis dan spesifikasinya.

Direktur RSUD Sanjiwani Gianyar menjelaskan bahwa kurangnya anggaran untuk


penyediaan peralatan yang memadai oleh karena subsidi dari pemerintah daerah belum
maksimal, sehingga dalam pelayanan memanfaatkan alat yang ada.

BPK RI menyarankan Bupati Gianyar agar memerintahkan Direktur dan Wakil


Direktur Umum dan Keuangan untuk menganggarkan dan menyediakan peralatan yang
memadai sehingga dapat memberikan pelayanan kesehatan yang optimal kepada pasien rawat
inap; serta memberikan sanksi kepada Kepala Instalasi Rawat Inap atas kelalaiannya yang
tidak mendistribusikan peralatan sesuai kebutuhan, jumlah, jenis dan spesifikasinya dan
selanjutnya memerintahkan untuk mendistribusikan peralatan keperawatan sesuai kebutuhan
pada masing-masing ruangan.

69
i. Pengajuan klaim pembayaran Askes RSUD Sanjiwani kepada PT. Askes (Persero)
tidak tepat waktu

Dalam rangka meningkatkan pelayanan kesehatan kepada pasien peserta Askes dan
menunjang kelancaran pembayaran klaim atas biaya pelayanan kesehatan, RSUD Sanjiwani
membuat perjanjian kerjasama dengan PT. Askes (Persero) Cabang Klungkung.
Proses pengajuan klaim Askes kepada PT. Askes dilaksanakan setelah peserta Askes
memperoleh pelayanan kesehatan dan pengobatan, selanjutnya pihak RSUD Sanjiwani
Gianyar mengajukan tagihan atas biaya pelayanan kesehatan peserta Askes secara teratur
setiap bulan kepada PT. Askes. Setelah klaim diajukan kepada PT. Askes maka PT. Askes
akan mengadakan verifikasi sebelum dilakukan pembayaran. Apabila dari hasil verifikasi
terdapat kekurangan bukti pendukung maka RSUD Sanjiwani Gianyar dapat melengkapi
kekurangannya yang selanjutnya diajukan klaim susulan.
Berdasarkan pemeriksaan atas daftar pengajuan klaim Askes ke PT.Askes (Persero)
oleh RSUD Sanjiwani Kabupaten Gianyar Tahun Anggaran 2005 s.d 2007, diketahui adanya
keterlambatan pengajuan klaim pelayanan kesehatan rawat inap dan rawat jalan untuk pasien
Askeskin antara 1 s.d. 57 hari dan Askes Komersial/Sukarela antara 4 s.d. 261 hari serta
klaim Askes Wajib/Sosial antara 3 s.d. 201 hari. Untuk Tahun 2005 beberapa data tidak
diperoleh yaitu Askes Komersial bulan Januari dan Februari. Rincian lebih lanjut dapat
dilihat dalam lampiran 7 a s.d 7 c.
Pengajuan klaim obat untuk Tahun Angaran 2005 s.d. 2007 juga mengalami
keterlambatan yaitu untuk peserta Askeskin antara 2 s.d 232 hari, Askes Komersial antara 1
s.d. 230 hari dan Askes Sosial antara 3 s.d. 67 hari. Untuk Tahun 2005, beberapa data tidak
diperoleh yaitu Askeskin bulan Februari dan Oktober, Askes Komersial bulan Januari,
Februari dan Juni serta Askes Sosial bulan Maret, April dan Mei. Rincian lebih lanjut dapat
dilihat dalam Lampiran 7 d s.d 7 f.
Hasil konfirmasi kepada Kepala Instalasi Farmasi dijelaskan bahwa keterlambatan
tersebut terjadi dikarenakan kekurangan petugas dalam menangani administrasi Askes,
disamping itu karena adanya perubahan program sehingga memerlukan waktu yang cukup
lama untuk menginput data kembali.

Hal tersebut tidak sesuai dengan Kesepakatan Bersama antara PT. ASKES (Persero)
Cabang Klungkung dengan RSUD Sanjiwani Kabupaten Gianyar tentang Pelayanan
Kesehatan bagi Peserta ASKES Sosial PT ASKES (Persero) Nomor 040/XI.2/PKS/10.05
Nomor 900/ /RSU

70
Pada Lampiran II tentang Tata Cara Pengajuan Tagihan dan Pembayaran Biaya Pelayanan
Kesehatan pada butir 1 yang menyatakan bahwa penagihan klaim pelayanan kesehatan oleh
Pihak Kedua kepada Pihak Pertama selambat-lambatnya tanggal 10 bulan berikutnya
dilakukan secara kolektif dan teratur kepada PT. Askes Kabupaten Gianyar.

Hal tersebut mengakibatkan keterlambatan penerimaan realisasi klaim pelayanan


kesehatan dan klaim obat peserta Askes dari PT. Askes (Persero) yang seharusnya segera
dapat dimanfaatkan untuk perawatan bagi peserta Askes yang lain.

Hal tersebut disebabkan kurangnya koordinasi antara petugas Askes pada RSUD
Sanjiwani dengan pihak PT. Askes dan kurangnya pengawasan Direktur terhadap petugas
tersebut sehingga terjadi keterlambatan pengajuan klaim pelayanan kesehatan dan obat oleh
RSUD Sanjiwani kepada PT. Askes.

Direktur RSUD Sanjiwani menjelaskan bahwa keterlambatan tersebut disebabkan


program dari PT Askes sering berubah, dan sering terjadi kerusakan serta prosedur pengajuan
klaim ke PT. Askes rumit karena persyaratan verifikasi terlalu banyak.

BPK RI menyarankan Bupati Gianyar agar memberikan sanksi kepada Direktur RSUD
Sanjiwani atas kurangnya pengawasan terhadap klaim Askes dan memerintahkan petugas
Askes pada RSUD Sanjiwani melakukan koordinasi dengan pihak PT. Askes sehingga dapat
melakukan pengajuan klaim sesuai dengan batas waktu yang telah ditentukan.

j. Pemberian pelayanan kepada Keluarga Miskin Tahun Anggaran 2007 diluar penetapan
sebesar Rp120.001.575,00 dan klaim peserta PT. Askes minimal sebesar
Rp65.515.050,00 membebani RSUD Sanjiwani

Penerimaan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Sanjiwani salah satunya adalah
berasal dari retribusi pelayanan kesehatan. Pendapatan retribusi pelayanan kesehatan
diperoleh dari penjualan obat-obatan, rawat jalan dan rawat inap yang berasal dari pasien
umum maupun pasien Askes Wajib, Askes Sukarela dan Askes Miskin.
Hasil pemeriksaan Data Surat Keterangan Tidak Mampu (SKTM) dan Surat
Keterangan Miskin (SKM) bagi keluarga miskin Tahun 2007 (Juli & Agustus) dan Data
Pengajuan dan Persetujuan Klaim Obat ke PT Askes serta kuitansi Tahun Anggaran 2005 s.d.

71
2007 (s.d. April) diketahui bahwa pemberian pelayanan rumah sakit kepada Keluarga Miskin
(Gakin) diluar penetapan sebesar Rp120.001.575,00 dan kepada peserta askes (Askes Wajib,
Sukarela dan Gakin) sebesar Rp65.515.050,00 membebani RSUD Sanjiwani. Hal tersebut
dapat dijelaskan sebagai berikut:

1) Keluarga Miskin diluar penetapan sebesar Rp120.001.575,00


Prosedur pelayanan kesehatan bagi masyarakat miskin adalah berawal dari
penetapan jumlah dan nama masing-masing masyarakat yang menjadi peserta dalam
program Askes Miskin oleh Pemerintah Kabupaten Gianyar dan pengesahan oleh Bupati
Gianyar. Berdasarkan daftar nama yang disahkan oleh Bupati, terbitlah Kartu Peserta
Program Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat Miskin (PJPKMM) oleh PT
Askes (Persero). Selama belum memperoleh Kartu Peserta PJPKMM, peserta dapat
menggunakan Kartu Sehat, Kartu Jaminan Pemeliharaan kesehatan (JPK) Gakin atau
SKTM.
Hasil pemeriksaan terhadap Data SKTM bagi masyarakat miskin Tahun 2007
diketahui terdapat pemberian pelayanan oleh pihak rumah sakit kepada masyarakat
miskin yang tidak membawa kartu PJPKMM. Hal tersebut terjadi semenjak
dikeluarkannya Surat Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 683/Menkes/I/2007
tanggal 14 Juni 2007 tentang Kepesertaan Program Askeskin pada angka 5 yang
menyatakan bahwa apabila masih ada masyarakat miskin diluar ketetapan
Bupati/Walikota, Pemda setempat bertanggungjawab menanggulangi pendanaannya dari
APBD atau sumber lain. Pelayanan tersebut diberikan pada bulan Juli sebesar
Rp50.369.475,00, berupa Biaya Pelayanan sebesar Rp47.008.975,00 dan Biaya Bahan
Habis Pakai (BHP) sebesar Rp3.360.500,00; serta bulan Agustus sebesar
Rp69.632.100,00 berupa Biaya Pelayanan sebesar Rp65.587.600,00 dan Biaya BHP
sebesar Rp4.044.500,00, sehingga jumlah seluruhnya adalah sebesar Rp120.001.575,00.
Rincian dapat dilihat pada Lampiran 8 a.
Atas permasalahan ini, pihak rumah sakit telah berupaya mengajukan
permohonan klaim SKM/SKTM dengan Surat Nomor 900/897/RSU untuk bulan Juli
2007 sebesar Rp50.275.975,00 kepada Bupati Gianyar cq. Kepala kantor Dinas Sosial
Kabupaten Gianyar pada tanggal 20 September 2007 (revisi menjadi Rp50.369.475,00),
sedangkan klaim untuk bulan Agustus sebesar Rp69.632.100,00 belum diajukan.
Permohonan tersebut sampai dengan berakhirnya pemeriksaan belum direalisasikan oleh
Pemerintah Kabupaten Gianyar.

72
2) Pemberian Pelayanan kepada Peserta Askes Wajib, Sosial dan Gakin membebani RSUD
minimal sebesar Rp65.515.050,00
Pemeriksaan atas prosedur pengajuan klaim Askes diketahui bahwa pengajuan
klaim Askes kepada PT Askes dilaksanakan setelah peserta PT Askes memperoleh
pelayanan kesehatan dan pengobatan, kemudian diverifikasi oleh pihak PT Askes yang
ditempatkan di RSUD Sanjiwani. Namun sebelum diverifikasi oleh PT Askes, pihak
rumah sakit telah memberikan pelayanan obat kepada pasien tanpa meneliti lebih lanjut
mengenai obat-obat yang diperkenankan Askes, sehingga pasien mendapat obat diluar
ketetapan askes dan pihak rumah sakit tidak membebankan kepada pasien dan selisih
kelebihan pemberian obat tersebut ditanggung oleh pihak rumah sakit.
Hasil pemeriksaan terhadap data Pengajuan dan Persetujuan Klaim Obat ke PT.
Askes diketahui bahwa pada Tahun Anggaran 2005 pengajuan klaim obat ke PT askes
sebesar Rp294.387.546,00 namun disetujui sebesar Rp292.512.534,00 sehingga terdapat
selisih sebesar Rp1.875.012,00, rinciannya dapat dilihat dalam Lampiran 8 b. Pada Tahun
2005 beberapa data tidak diperoleh oleh Tim BPK yaitu data untuk Askes Sukarela bulan
Januari dan Pebruari, Askes Wajib bulan Maret, April dan Mei serta Askes Gakin bulan
Pebruari dan Oktober. Tahun Anggaran 2006 pengajuan klaim ke PT Askes adalah
sebesar Rp872.389.014,00 dan disetujui sebesar Rp863.654.606,00 sehingga terdapat
selisih sebesar Rp8.734.408,00 dan pada Tahun Anggaran 2007 (s/d Juni) pengajuan
klaim ke PT Askes sebesar Rp2.320.711.506,00 dan disetujui sebesar
Rp2.265.805.876,00 sehingga terdapat selisih sebesar Rp54.905.630,00. Dengan
demikian, selisih keseluruhan berjumlah Rp65.515.050,00. Selisih sebesar
Rp65.515.050,00 terdiri dari Askes Wajib dan Sosial sebesar Rp8.202.944,00 dan Askes
Gakin sebesar Rp57.312.106,00.
Hasil konfirmasi dengan Direktur RSUD Sanjiwani diketahui bahwa pelayanan
kepada Gakin tersebut diberikan sejak dikeluarkannya Surat Menteri Kesehatan yang
menghimbau bahwa Gakin diluar ketetapan akan menjadi tanggungan Pemda Gianyar.
Kepala Instalasi Farmasi juga menjelaskan bahwa selisih yang membebani RSUD terjadi
karena resep yang diberikan oleh dokter kepada pasien ternyata hanya sebagian obat yang
disetujui oleh PT Askes dan RSUD tidak mengenakan pembebanan atas selisih obat
tersebut khusus kepada paserta Askes Wajib dan Sosial.

Kondisi di atas tidak sesuai dengan:

73
1) Buku Pedoman Penyelenggaraan Program Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Bagi
Masyarakat Miskin Tahun 2005 yang diterbitkan oleh Departemen Kesehatan RI Bab III
Penyelenggaraan Huruf B Kepesertaan angka:
2. menyatakan bahwa Penetapan jumlah dan nama masing-masing masyarakat miskin
yang menjadi peserta dalam program ini ditetapkan oleh pemerintah kabupaten/kota
dan disahkan oleh Bupati/Walikota ;
3. menyatakan bahwa Berdasarkan nama yang disahkan oleh Bupati/Walikota,
diterbitkan Kartu Peserta Program Jaminan Kesehatan Masyarakat Miskin oleh PT
Askes (Persero), maka dapat digunakan Kartu Sehat, Kartu JPK Gakin atau SKTM
(Surat Keterangan Tidak mampu);Apabila nama yang bersangkutan tidak
tercantum dalam daftar yang disahkan Bupati/Walikota, pada kontrak pertama
dengan pemberi pelayanan kesehatan (PPK) tetap memperoleh pelayanan
kesehatan, dan petugas akan menarik kartu identitas yang bersangkutan dan
meneruskannya kepada PT Askes (Persero) untuk mendapatkan verifikasi;
4. menyatakan bahwa Apabila jumlah masyarakat miskin di suatu daerah lebih
banyak dari jumlah yang ditetapkan oleh Departemen Kesehatan, maka iuran bagi
kelebihan jumlah masyarakat miskin tersebut dapat ditanggulangi pemerintah
provinsi/kabupaten/kota.
2) Surat Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 683/Menkes/I/2007 tanggal 14 Juni
2007 tentang Kepesertaan Program Askeskin pada angka 5 menyatakan bahwa apabila
masih ada masyarakat miskin diluar ketetapan Bupati/Walikota, Pemda setempat
bertanggungjawab menanggulangi pendanaannya dari APBD atau sumber lain.
3) Keputusan Bersama Menteri Kesehatan dan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia
Nomor 616.A/MENKES/SKB/VI/2004 Nomor 155 A Tahun 2004 tentang Tarif
Pelayanan Kesehatan Bagi Peserta PT. Askes (Persero) dan Anggota Keluarganya di
Puskesmas dan Rumah Sakit Daerah Bab I pasal I angka 42 menyebutkan bahwa Iuran
biaya (cost sharing) adalah pembebanan sebagian biaya pelayanan kesehatan kepada
peserta dan atau anggota keluarganya.

Hal tersebut mengakibatkan RSUD Sanjiwani terbebani biaya pelayanan kesehatan


kepada Keluarga Miskin diluar penetapan sebesar Rp120.001.575,00 (Rp50.369.475,00 +
Rp69.632.100,00) dan peserta PT. Askes minimal sebesar Rp65.515.050,00
(Rp8.202.944,00 + Rp57.312.106,00) dan dana sebesar Rp120.001.575,00 tersebut tidak
dapat segera dimanfaatkan untuk memberikan pelayanan kesehatan.

74
Hal ini disebabkan oleh:
1) Kelalaian Direktur RSUD Sanjiwani yang terlambat untuk mengusulkan penggantian
biaya subsidi RSUD Sanjiwani bagi Keluarga Miskin bulan Juli sebesar Rp50.369.475,00
dan belum mengajuan klaim untuk bulan Agustus 2007 sebesar Rp69.632.100,00 kepada
Pemda Kabupaten Gianyar;
2) Kelalaian Kepala Instalasi Farmasi yang tidak mengenakan pembebanan atas selisih obat
kepada peserta PT Askes Wajib dan Sosial.

Direktur RSUD Sanjiwani Gianyar menjelaskan bahwa RSUD Sanjiwani mengikuti


ketentuan di PT. Askes yang hanya menanggung Pasien Miskin yang termasuk dalam daftar
kuota dari hasil pendataan BPS. Sedangkan banyak pasien miskin yang bersifat dadakan yang
menjadi tanggungan Pemda.

BPK RI menyarankan Bupati Gianyar agar memberikan sanksi kepada:


1) Direktur RSUD Sanjiwani atas kelalaiannya yang terlambat untuk mengusulkan
penggantian biaya subsidi RSUD Sanjiwani bagi Keluarga Miskin bulan Juli sebesar
Rp50.369.475,00 dan belum mengajuan klaim untuk bulan Agustus 2007 sebesar
Rp69.632.100,00 kepada Pemda Kabupaten Gianyar dan selanjutnya, memerintahkan
untuk segera mengusulkan penggantian biaya jika ada subsidi untuk keluarga miskin;
2) Kepala Instalasi Farmasi atas kelalaiannya yang tidak mengenakan pembebanan atas
selisih obat kepada peserta PT Askes Wajib dan Sosial dan selanjutnya, memerintahkan
pembebanan atas selisih obat tersebut kepada peserta PT Askes Wajib dan Sosial.

k. Penggunaan Dana Operasional dan Pemeliharaan Unit Swadana Rumah Sakit Umum
Daerah (RSUD) Sanjiwani Tahun Anggaran 2005 dan 2006 melebihi ketentuan

Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Sanjiwani Kabupaten Gianyar merupakan Rumah
Sakit Swadana yang ditetapkan berdasarkan Surat Menteri Dalam Negeri Nomor
445/3357/PUOD tanggal 8 Nopember Tahun 1999 perihal Persetujuan RSUD Sanjiwani
Gianyar Kabupaten Dati II Gianyar menjadi Unit Swadana Daerah. Unit Swadana Daerah
adalah satuan kerja daerah tertentu yang diberi wewenang untuk menggunakan penerimaan
fungsionalnya untuk keperluan operasionalnya sendiri secara langsung. Penerimaan
fungsional Tahun Anggaran 2005 dan 2006 antara lain bersumber dari penerimaan atas rawat

75
jalan dan rawat inap baik pasien umum, pasien Askes, Pasien Askes Maskin dan pasien dari
Unit Swadana sendiri.
Hasil Pemeriksaan atas Laporan keuangan Tahun 2005 dan 2006 diketahui bahwa
Penggunaan Dana Swadana yang dipergunakan langsung untuk membiayai pengeluaran,
dapat dijelaskan sebagai berikut:

1) Tahun Anggaran 2005


Realisasi penerimaan fungsional swadana sebesar Rp10.837.430.616,50 digunakan
untuk:
No Uraian Realisasi Ketentuan Selisih
(Rp) (Rp) (Rp)
1 2 3 4 5 (4-3)
1 Pembinaan Manajemen 0 541.871.530,82 541.871.530,82
2 Pengembangan SDM 40.172.500,00 541.871.530,82 501.699.030,82
3 Biaya Operasional dan Pemeliharaan 7.351.236.446,00 4.876.843.777,43 (2.474.392.668,57)
4 Jasa Pelayanan 2.413.865.671,00 4.334.972.246,60 1.921.106.575,60
5 Biaya lain-lain 40.000.000,00 541.871.530,83 501.871.530,83
Jumlah 9.845.274.617,00 10.837.430.616,50 992.155.999,50

Sisa dana sebesar Rp992.155.999,50 (10.837.430.616,50 9.845.274.617,00) merupakan


saldo awal penerimaan Tahun Anggaran 2006.
Sesuai Lampiran Surat Keputusan Menteri dalam Negeri Nomor 900-1101 Dana
Swadana dapat digunakan untuk:
a) Kegiatan Manajemen maksimal 5% x Rp10.837.430.616,50 = Rp541.871.530,83
b) Pengembangan SDM maksimal 5% x Rp10.837.430.616,50 = Rp541.871.530,83
c) Biaya Operasional dan Pemeliharaan 45% x Rp10.837.430.616,50 =
Rp4.876.843.777,43
d) Jasa Pelayanan maksimal 40% x Rp10.837.430.616,50 = Rp4.334.972.246,60
e) Biaya lain-lain maksimal 5% x Rp10.837.430.616,50 = Rp541.871.530,83
Dari uraian di atas menunjukkan bahwa terdapat pelampauan penggunaan Dana
Swadana untuk Biaya Operasional dan Pemeliharaan yaitu direalisasikan sebesar
Rp7.351.236.446,00 (67,83%) sedangkan seharusnya maksimal sebesar
Rp4.876.843.777,43 (45,00%), dengan demikian terjadi pelampauan sebesar
Rp2.474.392.668,57 atau 22,83% dari batas maksimal yang diperkenankan. Sedangkan
penggunaan langsung lainnya tidak melebihi batas maksimal yang ditentukan. Rincian
dapat dilihat pada Lampiran 9.

2) Tahun Anggaran 2006

76
Realisasi penerimaan fungsional swadana sebesar Rp15.640.678.530,54 digunakan
untuk:
No Uraian Realisasi Ketentuan Selisih
(Rp) (Rp) (Rp)
1 2 3 4 5 (4-3)
1 Pembinaan Manajemen 0 782.033.926,53 782.033.926,53
2 Pengembangan SDM 60.974.200,00 782.033.926,53 721.059.726,53
3 Biaya Operasional dan 9.525.973.490,00 7.038.305.338,73 (2.487.668.151,27)
Pemeliharaan
4 Jasa Pelayanan 5.545.863.694,00 6.256.271.412,22 710.407.718,22
5 Biaya lain-lain 68.220.000,00 782.033.926,53 713.813.926,53
Jumlah 15.201.031.384,00 15.640.678.530,54 439.647.146,54

Sisa dana sebesar Rp439.647.146,54 (15.640.678.530,54 15.201.031.384,00) merupakan


saldo awal penerimaan Tahun Anggaran 2007.
Sesuai Lampiran Surat Keputusan Menteri dalam Negeri Nomor 900-1101 Dana
Swadana dapat digunakan untuk:
1) Kegiatan Manajemen maksimal 5% x Rp15.640.678.530,54 = Rp782.033.926,53
2) Pengembangan SDM maksimal 5% x Rp15.640.678.530,54 = Rp782.033.926,53
3) Biaya Operasional dan Pemeliharaan 45% x Rp15.640.678.530,54 =
Rp7.038.305.338,74
4) Jasa Pelayanan maksimal 40% x Rp15.640.678.530,54 = Rp6.256.271.412,22
5) Biaya lain-lain maksimal 5% x Rp15.640.678.530,54 = Rp782.033.926,53
Dari uraian di atas menunjukkan bahwa terdapat pelampauan penggunaan Dana
Swadana untuk Biaya Operasional dan Pemeliharaan yaitu direalisasikan sebesar
Rp9.525.973.490,00 (60,91%) sedangkan seharusnya maksimal sebesar
Rp7.038.305.338,74 (45,00%), dengan demikian terjadi pelampauan sebesar
Rp2.487.668.151,27 atau 15,91% dari batas maksimal yang diperkenankan. Sedangkan
penggunaan langsung lainnya tidak melebihi batas maksimal yang ditentukan (rincian
terlampir).

Hasil konfirmasi dengan Direktur RSUD Sanjiwani dijelaskan bahwa pelampauan


tersebut terjadi adalah untuk menutupi kebutuhan operasional rumah sakit yang sangat
minim.

Kondisi di atas tidak sesuai dengan Lampiran Surat Keputusan Menteri dalam
Negeri Nomor 900-1101 tanggal 16 Oktober 1997 tentang Juknis Pengusulan, Penetapan,
dan tata Cara Pengelolaan Keuangan Unit Swadana Daerah huruf D. Penggunaan Dana

77
Swadana Daerah menyebutkan bahwa dana swadana dapat dipergunakan secara langsung
untuk membiayai pengeluaran dengan rincian sebagai berikut:
1) Kegiatan Pembinaan Manajemen maksimal .......5%
2) Pengembangan SDM maksimal....................5%
3) Biaya Operasional dan Pemeliharaan maksimal.45%
4) Jasa Pelayanan maksimal.40%
5) Biaya Lain-lain..5%

Hal tersebut mengakibatkan:


1) Penggunaan Biaya Operasional dan Pemeliharaan yang melampaui batas maksimal
berpotensi pemborosan keuangan RSUD Sanjiwani;
2) Terbatasnya penggunaan dana swadana secara langsung untuk kegiatan Pengembangan
SDM dan Pembinaan Manajemen berpengaruh terhadap kualitas pelayanan kesehatan.

Hal tersebut disebabkan oleh Kelalaian Direktur, Wakil Direktur Umum dan
Keuangan dan Kepala Bagian Perencanaan dan Anggaran RSUD Sanjiwani dalam
menyusun dan merencanakan penggunaan Dana Swadana yang berasal dari penerimaan
fungsional kurang berpedoman pada standar yang berlaku.

Direktur RSUD Sanjiwani Gianyar menjelaskan bahwa keadaan pisik RSUD


Sanjiwani sangat kumuh sehingga diperlukan rehab fisik terhadap bangsal dan selasar dan
adanya perbaikan WC gedung/Bangzal. Disamping itu Rumah Sakit tidak mempunyai dana
fresh money untuk cadangan yang peran dan fungsi sosialnya yang menonjol khususnya
terhadap pasien miskin sehingga tidak terjadi penumpukan utang obat.

BPK RI menyarankan Bupati Gianyar memberi sanksi kepada Direktur RSUD


Sanjiwani Gianyar, Wakil Direktur Umum dan Keuangan dan Kepala Bagian Perencanaan
dan Anggaran RSUD atas kelalaiannya dalam menyusun dan merencanakan penggunaan
Dana Swadana yang berasal dari penerimaan fungsional kurang berpedoman pada standar
yang berlaku. Dan selanjutnya di masa yang akan datang menyusun dan merencanakan
penggunaan Dana Swadana yang berasal dari penerimaan fungsional kurang berpedoman
pada standar yang berlaku.

78
l. Realisasi atas Insentif Jasa Pelayanan, Biaya Obat-obatan, Listrik dan Air tidak sesuai
dengan pagu anggaran

RSUD Sanjiwani ditetapkan menjadi Unit Swadana Daerah yang dapat menggunakan
langsung penerimaan fungsionalnya tanpa disetor terlebih dahulu ke Kas Daerah dengan
Keputusan Bupati Kepala Daerah Tingkat II Gianyar Nomor 255 Tahun 1999. Pemeriksaan
atas Laporan Realisasi Anggaran (LRA) dan Dokumen Anggaran Satuan Kerja (DASK)
Perubahan serta rekening koran Tahun Anggaran 2005 dan 2006 diketahui bahwa terdapat
perbedaan antara saldo Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SiLPA) yang dilaporkan dengan
yang sebenarnya ada pada Kas RSUD yang disebabkan oleh realisasi Insentif Jasa Pelayanan
(Jaspel), Biaya Obat-obatan, Listrik dan Air tidak sesuai dengan rencana kebutuhan/pagu
anggaran. Hal itu dapat dijelaskan sebagai berikut:

1) Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SiLPA) murni swadana


Pemeriksaan atas LRA 2005 dan 2006 diketahui bahwa RSUD Sanjiwani
melaporkan SiLPA 2005 dan 2006 masing-masing sebesar Rp1.189.558.842,12 dan
Rp1.629.205.988,66.
Pemeriksaan lebih lanjut terhadap rekening koran diketahui bahwa saldo kas per 31
Desember 2005 ternyata hanya sebesar Rp1.973.165,00, sehingga terdapat selisih sebesar
Rp1.187.585.677,12 (Rp1.189.558.842,12 - RpRp1.973.165,00). Selisih tersebut ternyata
digunakan untuk membiayai Jaspel, Obat-obatan, Listrik dan Air yang merupakan beban
Tahun 2005 itu sendiri.
Sementara itu, saldo kas per 31 Desember 2006 ternyata hanya sebesar
Rp433.800.616,54, sehingga terdapat selisih sebesar Rp1.195.405.372,12
(Rp1.629.205.988,66 - Rp433.800.616,54). Selisih tersebut ternyata digunakan untuk
membiayai Jaspel, Obat-obatan dan Listrik yang merupakan beban Tahun 2006 itu
sendiri. Dalam LRA, semua beban itu diistilahkan sebagai panjar karena belum
dipertanggungjawabkan dengan SPM (Surat Perintah Membayar) atau SP2D (Surat
Perintah Pencairan Dana) untuk pengeluaran unit swadana pada tahun yang bersangkutan.
Permasalahan tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:

a) Tahun Anggaran 2005

79
(1) Insentif Jaspel dianggarkan sebesar Rp2.420.000.000,00 dan direalisasikan
sebesar Rp2.419.903.671,00 atau 99,99%; dengan kata lain, Jaspel
direalisasikan tidak melampaui anggaran, sehingga masih terdapat sisa anggaran
sebesar Rp96.329,00. Sedangkan pada Triwulan IV Tahun 2005, terdapat
pengeluaran berupa panjar Jaspel sebesar Rp909.065.251,24 yang dibebankan
pada SiLPA 2005. Dengan demikian, realisasi Biaya Jaspel sebenarnya
melampaui anggaran sebesar Rp908.968.922,24 (Rp909.065.251,24 -
Rp96.329,00).
(2) Biaya Obat-obatan dianggarkan sebesar Rp3.650.000.000,00 dan direalisasikan
sebesar Rp3.649.831.156,00 atau 99,99%; dengan kata lain, obat-obatan
direalisasikan tidak melampaui anggaran, sehingga masih terdapat sisa anggaran
sebesar Rp168.844,00. Sedangkan pada Semester II Tahun 2005, terdapat
pengeluaran berupa panjar Biaya Obat-obatan sebesar Rp243.513.745,88 yang
dibebankan pada SiLPA 2005. Dengan demikian, realisasi Biaya Obat-obatan
sebenarnya melampaui anggaran sebesar Rp243.344.901,88 (Rp243.513.745,88
Rp168.844,00).
(3) Biaya Listrik dianggarkan sebesar Rp174.850.000,00 dan direalisasikan sebesar
Rp167.843.665,00 atau 95,99%; dengan kata lain, Biaya Listrik direalisasikan
tidak melampaui anggaran, sehingga masih terdapat sisa anggaran sebesar
Rp7.006.335,00. Sedangkan pada akhir Tahun 2005, terdapat pengeluaran
berupa panjar Biaya Listrik sebesar Rp34.385.580,00 yang dibebankan pada
SiLPA 2005. Dengan demikian, realisasi Biaya Listrik sebenarnya melampaui
anggaran sebesar Rp27.379.245,00 (Rp34.385.580,00 Rp7.006.335,00).
(4) Biaya Air dianggarkan Rp3.937.342,00 dan direalisasikan sebesar dan
Rp3.850.200,00 atau 97,79%; dengan kata lain, Biaya Air direalisasikan tidak
melampaui anggaran, sehingga masih terdapat sisa anggaran sebesar
Rp87.142,00. Sedangkan pada akhir Tahun 2005, terdapat pengeluaran berupa
panjar Biaya Air sebesar Rp621.100,00 yang dibebankan pada SiLPA 2005.
Dengan demikian, realisasi Biaya Air sebenarnya melampaui anggaran sebesar
Rp533.958,00 (Rp621.100,00 - Rp87.142,00).

b ) Tahun Anggaran 2006


(1) Insentif Jaspel dianggarkan sebesar Rp6.205.184.782 dan direalisasikan sebesar
Rp5.545.863.694,00 atau 89,37%; dengan kata lain Jaspel direalisasikan tidak
melampaui anggaran, sehingga masih terdapat sisa anggaran sebesar

80
Rp659.321.088,00. Sedangkan sampai dengan akhir Tahun 2006, terdapat
pengeluaran berupa panjar Jaspel sebesar Rp10.367.547,12 yang dibebankan
pada SiLPA 2006, namun pada akhirnya tidak melampaui anggaran.
(2) Biaya Obat-obatan dianggarkan sebesar Rp4.409.006.800,00 dan direalisasikan
sebesar Rp4.408.394.952,00 atau 99,99%; atau dengan kata lain, Biaya Obat-
obatan direalisasikan tidak melampaui anggaran, sehingga masih terdapat sisa
anggaran sebesar Rp611.848,00. Sedangkan sampai dengan akhir Tahun 2006,
terdapat pengeluaran berupa panjar Biaya Obat-obatan sebesar
Rp1.164.307.925,00 yang dibebankan pada SiLPA 2006. Dengan demikian,
realisasi biaya obat-obatan sebenarnya melampaui anggaran sebesar
Rp1.163.696.077,00 (Rp1.164.307.925,00 - Rp611.848,00).
(3) Biaya Listrik dianggarkan sebesar Rp262.768.260,00 dan direalisasikan sebesar
Rp249.781.415,00 atau 95,06%; dengan kata lain, Biaya Listrik direalisasikan
tidak melampaui anggaran, sehingga masih terdapat sisa anggaran sebesar
Rp12.986.845,00. Sedangkan sampai dengan akhir Tahun 2006, terdapat
pengeluaran berupa panjar Biaya Listrik sebesar Rp20.729.900,00 yang
dibebankan pada SiLPA 2006. Dengan demikian, realisasi Biaya Listrik
sebenarnya melampaui anggaran sebesar Rp7.743.055,00 (Rp20.729.900,00 -
Rp12.986.845,00).

Dari uraian di atas, tampak secara keseluruhan bahwa realisasi pelaporan


Insentif Jaspel, Biaya Obat-obatan, Listrik dan Air tidak melampaui anggarannya
sehingga pada akhir tahun seolah-olah masih terdapat SiLPA yang relatif besar dan
merupakan sumber daya keuangan untuk digunakan pada tahun berikutnya. Namun
demikian, terdapat pengeluaran berupa panjar yang diambilkan dari SiLPA untuk
menutupi beban yang sebenarnya.
SiLPA 2005 sesungguhnya adalah sebesar Rp1.973.165,00 bukan sebesar
Rp1.189.558.842,12; dan SiLPA 2006 adalah sebesar Rp433.800.616,54 bukan
sebesar Rp1.629.205.988,66. Dengan demikian, saldo SiLPA sebenarnya pada akhir
tahun berjalan kurang memadai untuk mendukung ketersediaan uang tunai dan
likuiditas pengelolaan keuangan RSUD Sanjiwani pada tahun anggaran berikutnya.
Rincian lebih lanjut dapat dilihat dalam Lampiran 10.

2) Penganggaran pengeluaran obat-obatan untuk membayar Hutang Obat kurang


memadai

81
Dilihat dari penjelasan pada butir a. di atas, obat-obatan tersebut direalisasikan tidak
melampaui anggaran, namun dilihat dari pengeluaran sebenarnya, terdapat panjar Biaya
Obat-obatan T.A. 2005 sebesar Rp243.513.745,88 dan 2006 sebesar
Rp1.164.307.925,00. Namun demikian, terdapat pula pelaporan Hutang Obat yang
jumlahnya seolah-olah semakin meningkat pada Neraca per 31 Desember 2005 dan
2006, yaitu masing-masing sebesar Rp1.724.910.907,00 dan Rp2.117.978.718,00,
padahal hutang tersebut sudah mengandung panjar Biaya Obat-obatan yang telah
dibayarkan.
Konfirmasi dengan pihak Instalasi Farmasi dan Bagian Perencanaan dan Anggaran
diketahui bahwa usulan pengeluaran belanja obat dari Instalasi Farmasi tidak
mempertimbangkan untuk pembayaran Hutang Obat, begitu pula Bagian Perencanaan
dan Anggaran juga tidak melakukan analisa atas hal tersebut. Sehingga pada akhir
Tahun 2005 dan 2006 terdapat panjar Biaya Obat yang sebenarnya adalah
pengeluaran untuk membayar Hutang Obat yang belum dipertanggungjawabkan dengan
SPM atau SP2D. Dengan demikian, pengeluaran panjar tersebut tidak dilandasi dan
tidak sesuai dengan perencanaan/pagu anggaran yang telah ditetapkan.

Permasalahan tersebut tidak sesuai dengan:


1) Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 92 Tahun 1993 tentang Penetapan dan
Penatausahaan serta Pertanggungjawaban Keuangan Unit Swadana Daerah Bab I
Ketentuan Umum Pasal 1 huruf k menyebutkan bahwa Sisa Lebih adalah selisih
antara realisasi penerimaan dengan realisasi dana Unit Swadana Daerah dengan SPMU
Pengesahan yang diterbitkan oleh Biro/Bagian Keuangan dalam satu tahun anggaran
berkenaan.
2) Keputusan Bupati Gianyar Nomor 916/55/Keu/2005 tentang Pengesahan Dokumen
Anggaran Satuan Kerja (DASK) pada Biaya Listrik dianggarkan sebesar
Rp174.850.000,00, Biaya Air dianggarkan sebesar Rp3.937.342,00, Insentif Jasa
Pelayanan dianggarkan sebesar Rp2.420.000.000,00, dan Biaya Obat-Obatan
dianggarkan sebesar Rp3.650.000.000,00.
3) Keputusan Bupati Gianyar Nomor 916/56/Keu/2006 tentang Pengesahan DASK pada
Biaya Listrik dianggarkan sebesar Rp262.768.260,00, Insentif Jasa Pelayanan
dianggarkan sebesar Rp6.205.184.782,00, dan Biaya Obat-Obatan dianggarkan sebesar
Rp4.409.006.800,00.

Hal tersebut diatas mengakibatkan:

82
1) Rencana dan arah pemanfaatan sumber daya keuangan menjadi tidak pasti serta
menganggu manajemen kas dan likuiditas keuangan RSUD Sanjiwani pada tahun
berikutnya, karena ketersediaan saldo kas tunai yang lebih kecil dan tidak sesuai
dengan pelaporan SiLPA murni swadana;
2) Pengeluaran berupa panjar untuk Insentif Jasa Pelayanan, Biaya Obat-obatan, Listrik
dan Air pada tahun berjalan tidak sesuai dengan perencanaan/pagu anggaran yang
tersedia.

Permasalahan tersebut disebabkan oleh:


1) Kelalaian Direktur RSUD Sanjiwani dan Wakil Direktur Umum dan Keuangan yang
tidak mengusulkan anggaran untuk mengakomodir realisasi suatu belanja yang
diprediksikan akan berlebih;
2) Kelalaian Kepala Instalasi Farmasi dan Kepala Bagian Perencanaan dan Anggaran yang
tidak mengusulkan dan menganalisa anggaran pengeluaran untuk membayar hutang
obat.

Direktur RSUD Sanjiwani Gianyar menjelaskan bahwa SiLPA di RSUD Sanjiwani


dilaporkan guna mengetahui darimana sumber sisa anggaran dan pemakaian dari SiLPA
rekapan SiLPA diajukan pada anggaran perubahan akhir tahun. Sedangkan perencanaan
disusun sesuai dengan kebutuhan sehingga tidak terjadi SiLPA kecuali pendapatan melebihi
target yang direncanakan.

BPK RI menyarankan Bupati Gianyar agar:


1) Memberikan sanksi kepada Direktur RSUD Sanjiwani dan Wakil Direktur Umum dan
Keuangan atas kelalaiannya tidak mengusulkan anggaran untuk mengakomodir realisasi
suatu belanja yang kemungkinan berlebih;
2) Memberikan sanksi kepada Kepala Instalasi Farmasi dan Kepala Bagian Perencanaan dan
Anggaran yang tidak mengusulkan dan menganalisa anggaran pengeluaran untuk
membayar hutang obat

m. Pemanfaatan Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMRS) RSUD Sanjiwani


senilai Rp588.000.000,00 belum efektif

83
Bagian Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMRS) RSUD Sanjiwani
merupakan penggabungan dari Rekam Medis (Urusan Catatan Medis Rumah Sakit) dengan
Pencatatan dan Pelaporan RS (Urusan Pencatatan dan Pelaporan). Bagian SIMRS RSUD
Sanjiwani Kabupaten Gianyar dibentuk berdasarkan Perstandar Daerah Kabupaten Gianyar
Nomor 6 Tahun 2001 tanggal 5 Januari 2001 dengan latar belakang untuk menunjang
kegiatan pelayanan kesehatan di RSUD Sanjiwani.
Tujuan pembentukan bagian SIMRS adalah untuk meningkatkan pelayanan
administrasi pasien dengan cepat, tepat dan akurat serta sebagai sumber informasi rumah
sakit kepada masyarakat dengan teknik Computerized Billing System (CBS). Untuk
mencapai tujuan tesebut Pihak RSUD melakukan Kerjasama Operasi pada Bidang Sistem
Informasi Manajemen Rumah Sakit dengan CV. Andika Prima Tech yang dilaksanakan
440/080/1/KSO/2003
dengan Surat Perjanjian Pelaksanaan Pekerjaan (Kontrak) Nomor:
001/APTK-KSO/1/2003
Tanggal 27 Januari 2003.
Pelaksanaan pekerjaan menggunakan sistem kerjasama operasi (KSO) yang berlaku
sejak tanggal kontrak sampai dengan tanggal 27 Januari 2008. Pembayaran atas kerjasama
operasi tersebut dilakukan setiap bulan selama jangka waktu KSO. Setelah KSO tersebut
selesai, perangkat keras dan perangkat lunak yang terpasang menjadi milik Pihak RSUD.
Selama masa KSO biaya perawatan dan perbaikan perangkat lunak dan perangkat keras
menjadi tanggungjawab pihak CV. Andika Prima Tech.
Berdasarkan Kontrak tersebut pekerjaan CV. Andika Prima Tech adalah mengadakan
perangkat keras dan perangkat lunak untuk jaringan komputer SIMRS. Perangkat keras yang
dimaksud terdiri dari:
1) 31 unit computer Pentium III;
2) 1 unit server Pentium IV;
3) 4 Unit Printer;
4) 10 unit upgrade computer lama dengan spesifikasi Pentium III;
5) Perangkat lainnya.
Sedangkan perangkat lunak yang dimaksud adalah Integrated System Solution Hospital
Management System yang terdiri dari beberapa modul yang seluruhnya terintegrasi antara
satu modul dengan modul lainnya. Adapun modul-modul tersebut adalah sebagai berikut:
1) Rawat Jalan (Poliklinik);
2) Rawat Inap;
3) Rawat darurat;
4) Penunjang Medik (Farmasi, Laboratorium, Radiologi, Gizi);
5) Keuangan dan Akuntansi;

84
6) Sumber Daya Manusia

Harga borongan atas pekerjaan tersebut sebesar Rp840.000.000,00 yang dibayarkan


setiap bulan sebesar Rp14.000.000,00 selama 5 (lima) tahun. Selama Tahun Anggaran 2003,
Pihak RSUD tidak melakukan pembayaran atas pekerjaan tersebut karena sesuai dengan
perjanjian, pembayaran pertama mulai pada saat masa uji coba selesai, yaitu: Bulan Januari
2004. Dengan demikian sampai, dengan bulan Juni Tahun 2007 Pihak RSUD telah
melakukan pembayaran sebesar Rp588.000.000,00 (42 bulan x Rp14.000.000,00) yang
direalisasikan melalui belanja Jasa Pihak ketiga. Kontrak juga mengatur bahwa Aplikasi
SIMRS sudah dapat dimanfaatkan secara penuh pada saat selesainya masa uji coba.
SPK (Kontrak) atas Kerjasama Operasi SIMRS tersebut tidak memuat Rencana
Anggaran Biaya atas pekerjaan tersebut, sehingga tidak dapat diketahui spesifikasi yang
terinci atas pekerjaan tersebut yang pada intinya terdiri dari perangkat lunak, perangkat keras
beserta alat pendukung lainnya dan pelatihan kepada pengawas dan operator. Jadwal kerja
untuk pelaksanaan pekerjaan tersebut juga tidak diatur secara jelas oleh Pihak RSUD dan
CV. Andika Prima Tech sehingga untuk pengawasan atas pelaksanaan pekerjaan tersebut
yang berdasarkan kontrak merupakan tanggungjawab Direksi RSUD Sanjiwani, tidak dapat
dilaksanakan.
Berdasarkan SPK (Kontrak) maksud dan tujuan dari penggunaan informasi rumah sakit
yang terintegrasi adalah:
1) Meningkatkan mutu pelayanan rumah sakit;
2) Meningkatkan efisien waktu, biaya dan tenaga;
3) Memudahkan dan mempercepat informasi baik keadaan pasien maupun informasi
lainnya;
4) Meningkatkan pengawasan terhadap aset rumah sakit;
5) Memudahkan dalam pengarsipan;
6) Memberikan informasi yang cepat, tepat dan akurat;
7) Memudahkan dalam analisa atau statistik karena didukung oleh data-data yang lengkap
dan valid;
8) Memudahkan masyarakat dalam mencari informasi tentang rumahsakit.

Pemeriksaan atas penggunaan aplikasi yang sudah terpasang pada 41 instalasi dan
unsur penunjang diketahui bahwa sebanyak 31 user atau pengguna yang aplikasi sistemnya
sudah jadi atau terpasang belum dioperasikan atau dimanfaatkan secara penuh dengan kata

85
lain Aplikasi SIMRS hanya difungsikan sebagai Billing Sistem dengan rincian sebagai
berikut:

No. Nama Modul Jml. Aplikasi Jml. Aplikasi


Terpasang yg Belum Dimanfaatkan
(Unit) (User)
1 2 3 4

1 Modul Rawat Jalan 16 14


2 Modul Rawat Inap 13 12
3 Modul Rawat Darurat 3 1
4 Modul Penunjang Medik 8 7
5 Modul Keuangan dan Akuntansi 2 2
6 Sumber Daya Manusia - -
Jumlah 42 36

Tabel diatas menunjukkan bahwa aplikasi yang sudah selesai dikerjakan tetapi belum
dimanfaatkan adalah sebanyak 36 aplikasi. Sedangkan Modul Sumber Daya Manusia (SDM)
sampai pemeriksaan berakhir belum terpasang. Dengan demikian, informasi yang dapat
dilayani oleh Aplikasi SIMRS sebatas hanya informasi pendapatan, sedangkan informasi
yang menyangkut rekam medis, keuangan dan akuntansi serta sumber daya manusia tidak
dapat dilayani.
Untuk dapat mengoperasionalkan Aplikasi SIMRS tersebut, CV. Andika Prima Tech
sudah melakukan pelatihan terhadap calon operator komputer yang terdiri dari bidan, perawat
dan tenaga administrasi yang sudah dilaksanakan pada tahun 2003. Tetapi pelatihan yang
diberikan hanya sebatas Computerized Billing System (sesuai sertifikat yang diterbitkan)
bukan Aplikasi SIMRS secara menyeluruh. Sampai dengan pemeriksaan berakhir, Aplikasi
SIMRS belum dioperasikan secara penuh.

Hal tersebut di atas tidak sesuai dengan Keputusan Presiden Republik Indonesia
Nomor 80 Tahun 2003 tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
tanggal 3 Nopember 2003: Pasal 2 ayat (2) Tujuan diberlakukannya Keputusan Presiden ini
adalah agar pelaksanaan pengadaan barang/jasa yang sebagian atau seluruhnya dibiayai
APBN/APBD dilakukan secara efisien, efektif, terbuka dan bersaing, transparan, adil/tidak
diskriminatif, dan akuntabel; dan Pasal 3 (b.) efektif, berarti pengadaan barang/jasa harus

86
sesuai dengan kebutuhan yang telah ditetapkan dan dapat memberikan manfaat yang sebesar-
besarnya sesuai dengan sasaran yang ditetapkan.

Permasalahan tersebut mengakibatkan Kerjasama Operasi (KSO) pada Bidang SIMRS


tersebut belum mencapai sasaran yang telah ditetapkan.

Masalah tersebut disebabkan oleh:


1) Kelalaian Direktur, Wadir Direktur Penunjang, Wadir Pelayanan, Wadir Umum dan
Keuangan RSUD yang kurang melakukan pengawasan atas pengoperasian Aplikasi
SIMRS oleh masing-masing Instalasi/Bagian;
2) Kelalaian petugas dari masing-masing Instalasi/Bagian yang kurang optimal dalam
mengoperasionalkan Aplikasi SIMRS;
3) Kelalaian CV. Andika Prima Tech dalam melaksanakan pekerjaan tersebut yang tidak
sesuai dengan kontrak.

Direktur RSUD Sanjiwani Gianyar menjelaskan bahwa kurang optimalnya dalam


mengoperasikan aplikasi SIMRS disebabkan terbatasnya anggaran, dan kelalaian CV. Andika
Prima Tech dalam melaksanakan pekerjaan tidak sesuai kontrak ditindaklanjuti dengan
peringatan tertulis serta menjadi pertimbangan terhadap KSO dimaksud di masa mendatang.

BPK RI menyarankan Bupati Gianyar agar memberi sanksi kepada:


1) Direktur, Wadir Direktur Penunjang, Wadir Pelayanan, Wadir Umum dan Keuangan
RSUD atas kelalaiannya yang kurang melakukan pengawasan atas pengoperasian
Aplikasi SIMRS oleh masing-masing Instalasi/Bagian dan selanjutnya, memerintahkan
untuk melakukan pengawasan atas pengoperasian Aplikasi SIMRS oleh masing-masing
Instalasi/Bagian;
2) Petugas dari masing-masing Instalasi /Bagian atas kelalaiannya yang kurang optimal
dalam mengoperasionalkan Aplikasi SIMRS dan selanjutnya, memerintahkan untuk
mengoperasionalkan Aplikasi SIMRS secara optimal;
3) Kelalaian CV. Andika Prima Tech dalam melaksanakan pekerjaan tersebut yang tidak
sesuai dengan kontrak dan selanjutnya, memerintahkan untuk melaksanakan pekerjaan
sesuai dengan kontrak.

87
n. Pembagian Jasa Pelayanan kepada Dewan Penyantun sebesar Rp99.325.028,60
memboroskan keuangan RSUD Sanjiwani

RSUD Sanjiwani adalah merupakan Unit Swadana Kabupaten Gianyar sehingga semua
penerimaannya dapat dipergunakan secara langsung oleh RSUD. Penerimaan Rumah Sakit
Sanjiwani diperoleh dari Jasa Sarana, Jasa Medis, Jasa Pelayanan dan Jasa Administrasi.
Penerimaan dari Jasa Pelayanan sesuai ketentuan dikembalikan kepada RSUD yang
diperuntukkan terutama bagi pengembangan sumber daya manusia dalam rangka
meningkatkan mutu pelayanan kepada masyarakat.
Peraturan yang mengatur pembagian Jasa Pelayanan beberapa kali berubah dan yang
terakhir adalah Keputusan Direktur RSUD Sanjiwani Gianyar Nomor:
188/791/RSU/VII/2006 tentang Revisi I Rumus Pembagian Jasa Pelayanan RSUD Sanjiwani
Kabupaten Gianyar. Keputusan Direktur tersebut memutuskan bahwa jasa yang dihasilkan
dari pendapatan RSUD Sanjiwani Gianyar dibagi dengan perbandingan prosentase sebesar
40% untuk jasa pelayanan dan 60% untuk biaya operasional pelayanan rumah sakit.
Berdasarkan keputusan tersebut yang berhak atas Jasa Pelayanan kesehatan adalah seluruh
karyawan RSUD baik Medis, Paramedis dan Non Paramedis setelah melaksanakan tugas
minimal satu tahun. Dari keseluruhan jasa pelayanan untuk karyawan tersebut, sebesar 17 %
merupakan jasa pelayanan untuk manajerial yang terdiri dari karyawan manajerial/struktural,
karyawan yang menjabat kepala dari suatu kelompok kegiatan.
Hasil pemeriksaan atas SPM, SP2D dan bukti-bukti pendukung atas Belanja Jasa
Pelayanan Tahun Anggaran 2005, 2006 dan 2007 (s.d Bulan Juli 2007) menunjukkan jasa
pelayanan selain dibagikan kepada karyawan RSUD juga dibagikan untuk Dewan Penyantun.
Besarnya jasa pelayanan untuk Dewan Penyantun adalah sebesar 8% dari seluruh dana untuk
manajerial. Dewan Penyantun RSUD Sanjiwani Kabupaten Gianyar sebagaimana diatur
dengan Keputusan Bupati Gianyar Nomor 312 Tahun 2006 terdiri dari Bupati, Wakil Bupati,
Ketua DPRD, Sekretaris Daerah, Asisten Administrasi, Kepala Bawasda, Kepala Dinas
Kesehatan dan Kepala Bagian Keuangan Kabupaten Gianyar, namun demikian Keputusan
Bupati tersebut tidak menyebutkan pemberian Insentif Jasa Pelayanan kepada Dewan
Penyantun. Sampai dengan pemeriksaan berakhir, Keputusan Bupati tentang Dewan
Penyantun untuk Tahun 2005, tidak didapatkan.
Jasa Pelayanan yang dibagikan untuk Dewan Penyantun tersebut selama Tahun
Anggaran 2005, 2006 dan 2007 (s.d Bulan Juli 2007) adalah sebesar Rp99.325.028,60
dengan rincian sebagai berikut berikut:
No. Tahun Anggaran Jml. Belanja Jasa Pelayanan untuk
Jasa Pelayanan Dewan Penyantun

88
(Rp) (Rp)
1 2 3 4
1 2005 2.419.903.671,04 32.951.777,35
2 2006 5.545.863.694,00 56.107.099,09
3 2007 (s.d. Juli) 1.788.028.472,00 10.266.152,16
Jumlah 9.753.795.837,04 99.325.028,60

Pembayaran atas Insentif Jasa Pelayanan kepada Dewan Penyantun tidak dilakukan setiap
bulan tetapi disimpan terlebih dahulu oleh Tim Pengendali Jasa Pelayanan RSUD Sanjiwani
Gianyar yang bertugas sebagai pembagi jasa pelayanan. Jasa Pelayanan untuk Dewan
Penyantun dibayarkan setelah jasa pelayanan yang dikumpulkan tersebut dianggap cukup
jumlahnya. Jasa pelayanan yang telah dibayarkan kepada Dewan Penyantun selama Tahun
2005, 2006 dan 2007 (s.d Bulan Mei 2007) adalah sebesar Rp87.439.758,62. Jumlah yang
dibayarkan lebih kecil dari jumlah yang sudah dikumpulkan yaitu Rp99.325.028,60 karena
sebagian digunakan untuk membayar tagihan RSUD kepada Dewan Penyantun yang sudah
menggunakan fasilitas pelayanan kesehatan di RSUD. Dari jumlah sebesar Rp87.439.758,62
tersebut, diantaranya Rp5.736.034,20 sudah termasuk yang dibayarkan kepada Direktur RSUD.
Rincian pembayarannya terdapat dalam Lampiran 11. Pembagian Jasa Pelayanan kepada
Dewan Penyantun sebesar Rp99.325.028,00 tersebut tidak sesuai dengan ketentuan karena
seharusnya Jasa Pelayanan hanya untuk karyawan RSUD saja.

Kondisi di atas tidak sesuai dengan Peraturan Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II
Gianyar Nomor 3 Tahun 1999 tentang Retribusi Pelayanan Kesehatan Bab XVII Pengelolaan
Biaya Pelayanan Kesehatan di RSUD dan Puskesmas Pasal 22 yang menyatakan: Ayat (2)
seluruh penerimaan komponen jasa pelayanan dikembalikan kepada RSUD; dan Ayat (3)
penggunaan dana dimaksud ayat (2) diatur lebih lanjut oleh RSUD dan Kepala Dinas
Kesehatan Kabupaten Daerah Tingkat II Gianyar, yang diperuntukkan terutama bagi
pengembangan sumber daya manusia dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan kepada
masyarakat, atau sesuai dengan peraturan/ketentuan perundang-undangan yang berlaku.

Hal tersebut mengakibatkan Pembagian Jasa Pelayanan Kepada Dewan Penyantun


sebesar Rp99.325.028,60 tersebut tidak tepat sasaran dan merupakan pemborosan keuangan
RSUD Sanjiwani.

Permasalahan tersebut disebabkan oleh kebijakan Direktur RSUD Sanjiwani yang


mengalokasikan Insentif Jasa Pelayanan kepada Dewan Penyantun.

89
Direktur RSUD Sanjiwani Gianyar menjelaskan bahwa pengalokasian pembagian jasa
pelayanan kepada Dewan Penyantun adalah berdasarkan SK Bupati Gianyar No.312 Tahun
2006, mengacu pada struktur Rumah sakit Type B yang merupakan imbalan kepada Dewan
Penyantun atas jasa-jasanya dalam rangka pembinaan RSUD Sanjiwani.

BPK RI menyarankan Bupati Gianyar memerintahkan Direktur RSUD Sanjiwani untuk


meninjau kembali kebijakan pembagian jasa pelayanan tersebut kepada Dewan Penyantun,
dan selanjutnya memerintahkan untuk tidak memberikan jasa pelayanan tersebut kepada
Dewan Penyantun.

o. Pengadaan bahan makanan pasien RSUD Sanjiwani sebesar Rp256.529.000,00 tidak


sesuai ketentuan

RSUD Sanjiwani merupakan RSUD Kelas B yang memberikan pelayanan rawat jalan
dan rawat inap kepada masyarakat. Pengolahan dan Penyediaan makanan untuk pasien rawat
inap dilakukan oleh Instalasi Gizi RSUD Sanjiwani yang secara organisasi berada di bawah
Wakil Direktur Penunjang.
Untuk Tahun Anggaran 2005, 2006 dan 2007 (sampai dengan bulan Mei 2007),
penyediaan atas bahan makanan pasien yang diolah oleh Intalasi Gizi dilakukan oleh satu
rekanan yaitu UD. Arta Agung. Pengadaan Bahan Makanan tersebut dilaksanakan melalui
Surat Perjanjian Kerja (SPK)/kontrak yang dilaksanakan setiap bulan. Realisasi keuangan
atas pengadaan bahan makanan tersebut sampai dengan berakhirnya pemeriksaan adalah
sebesar Rp1.209.604.000,00 yang berasal dari pengadaan Bulan Januari Tahun 2005 sampai
dengan Bulan Nopember 2006. Sedangkan, pembayaran untuk pengadaan dari Bulan
Desember 2006 sampai dengan Bulan Mei 2007 belum direalisasikan. Daftar terinci terdapat
pada Lampiran 12.
Pemeriksaan atas SPK/kontrak dan bukti-bukti pendukungnya menunjukkan satuan
untuk pengadaan bahan makanan tersebut dilakukan berdasarkan jumlah porsi bahan
makanan yang terbagi atas 7 Jenis sebagai berikut:
No. Jenis Makanan Pasien Harga per
Porsi (Rp)
1 2 3
1. Mahotama/VIP A 12.000,00
2. Madyatama/VIP B 9.000,00
3. Utama/VIP C 8.000,00
4. Pratama/Kelas I 7.000,00
5. Kelas II 6.000,00

90
6. Kelas III 5.000,00
7. Cito Karyawan OK (Operasi Kamar) 10.000,00

Harga untuk satu porsi atas masing-masing jenis makanan pasien tersebut berdasarkan
perkiraan harga yang dibuat oleh Instalasi Gizi.
Konfirmasi dengan Kepala Instalasi Gizi diketahui bahwa harga atas Makanan Cito
Karyawan OK ditentukan berdasarkan pekiraan untuk sekali makan yaitu Rp10.000/porsi,
sedangkan harga atas bahan makanan pasien ditentukan berdasarkan atas perhitungan
kebutuhan bahan makanan yang diperlukan untuk membuat satu porsi menu makanan siap
saji.
Hasil Pemeriksaan lebih lanjut atas pengadaan Bahan Makanan Pasien di Instalasi Gizi
menunjukkan hal-hal sebagai berikut:

1) Penambahan biaya listrik dan air dalam pengadaan bahan makanan pasien sebesar
Rp1000 per porsi memboroskan keuangan RSUD sebesar Rp189.073.000,00 dan potensi
pemborosan sebesar Rp48.486.000,00

Harga Bahan Makanan Pasien ditentukan berdasarkan Kebutuhan Bahan Makanan


pasien yang disusun oleh Instalasi Gizi RSUD. Penentuan harga per porsi dilakukan
dengan menghitung habisnya bahan makanan untuk satu hari per jenis makanan.
Pemeriksaan atas daftar tersebut menunjukkan untuk satu jenis menu ditambah dengan
biaya listrik dan air adalah sebesar Rp3000,00 per hari atau Rp1000,00 per porsi untuk
tiga kali pemberian makanan. Padahal pengolahan Bahan Makanan tersebut dilakukan di
Instalasi Gizi dengan menggunakan fasilitas air dan listrik RSUD yang dibayar secara
rutin oleh RSUD. Dengan demikian, terdapat pembayaran di luar kebutuhan atas Bahan
Makanan Pasien sebesar Rp1000,00/porsi kepada UD. Arta Agung.
Jumlah Porsi Bahan Makanan Pasien yang dibayarkan selama Tahun Anggaran
2005, 2006 dan 2007 adalah sebagai berikut:
No. Jenis Makanan Pasien Jumlah Porsi Jumlah Porsi Jumlah Porsi Jumlah Porsi
Tahun 2005 Tahun 2006 Tahun 2005 s.d Mei 2007
& 2006 Pembayaran
belum
direalisasikan
(1) (2) (3) (4) (5=3+4) (6)

1 Madyatama/VIP B 1.023 2.661 3.684 2.052


2 Utama/VIP C 2.856 7.209 10.065 1.695
3 Pratama/Kelas I 13.340 25.396 38.736 9.356
4 Kelas II 48.312 83.778 132.090 22.900

91
5 Kelas III 645 3.549 4.194 12.483
Jumlah 66.176 122.593 188.769 48.486

Berdasarkan tabel diatas, total seluruh porsi Tahun 2005 dan 2006 menjadi 188.769
porsi, sehingga terjadi pengeluaran biaya diluar kebutuhan seluruhnya sebesar
Rp188.769.000,00 (Rp1000,00 x 188.769 porsi). Sedangkan, untuk Tahun 2007 (s.d.
Bulan Mei) terdapat potensi pengeluaran biaya air dan listrik di luar kebutuhan sebesar
Rp48.486.000 (Rp1000,00 x 48.486 porsi).

2) Terdapat kekurangan pengadaan bahan makanan pasien sebesar Rp12.070.000,00

Berdasarkan SPM, SPK, Faktur dan bukti-bukti pendukungnya jumlah pengadaan


Makanan Pasien yang dibayarkan untuk Bulan Nopember 2006 adalah sebagai berikut:
No Jenis Makanan Pasien Jumlah Porsi Harga per porsi Jumlah Harga
Sesuai Faktur (Rp) (Rp)
1 2 3 4 5 (3x4)

1 Madyatama/VIP B 151 9.000,00 1.359.000,00


2 Utama/VIP C 721 8.000,00 5.768.000,00
3 Pratama/Kelas I 2.203 7.000,00 15.421.000,00
4 Kelas II 6.580 6.000,00 39.480.000,00
5 Kelas III 169 5.000,00 845.000
6 Makanan Cito Karyawan 30 10.000,00 300.000,00
OK
Jumlah 9.854 45.000,00 63.173.000,00

Instalasi Gizi RSUD Sanjiwani setiap bulan membuat laporan kegiatan di Instalasi
Gizi berupa Laporan Instalasi Gizi, untuk mengetahui jumlah porsi bahan makanan
pasien yang telah diolah. Hasil pemeriksaan silang antara Laporan Instalasi Gizi dengan
jumlah porsi makanan berdasarkan SPK dan bukti pendukungnya menunjukkan bahwa
untuk bulan Nopember 2006 terdapat ketidaksesuaian jumlah porsi pengadaan bahan
makanan pasien antara SPK dan bukti pendukungnya dengan Laporan Instalasi Gizi
sebagai berikut:
No. Jenis Makanan Jml Porsi Jml Porsi Selisih Harga per Porsi Jml
Pasien Berdasarkan Berdasarkan (Porsi) stlh dikurangi Kekurangan
Laporan SPK & Biaya Air & Pengadan
Instalasi Gizi Faktur Listrik (Rp) (Rp)
(1) (2) (3) (4) (5=4-3) (6) (7=5x6)
1 Utama/VIP C 519 721 202 7.000,00 1.414.000,00
2 Pratama/Kelas I 1.642 2.203 561 6.000,00 3.366.000,00
3 Kelas II 5.122 6.580 1.458 5.000,00 7.290.000,00
Jumlah 12.070.000,00

92
Tabel tersebut diatas menunjukkan terdapat kekurangan pengadaan bahan makanan
pasien (setelah dikurangi Biaya Listrik dan Air) yaitu Bahan Makanan Pasien Utama/VIP
C sebesar Rp1.414.000,00 (202 porsi dengan harga Rp7.000,00/porsi) , Pratama/Kelas I
sebesar Rp3.366.000,00 (561 porsi dengan harga Rp6.000,00/porsi) dan Kelas II sebesar
Rp7.290.000,00 (1.458 porsi dengan harga Rp5.000,00/porsi atau seluruhnya sebesar
Rp12.070.000,00 (Rp1.414.000+ Rp3.366.000,00+Rp7.290.000,00).

3) Terdapat pengadaan Bahan Makanan Cito Karyawan OK tidak sesuai ketentuan senilai
Rp6.900.000,00

Berdasarkan SPM, SPK dan bukti-bukti pendukungnya, jumlah pengadaan


Makanan Cito Karyawan OK yang telah dibayarkan untuk Tahun 2005 dan 2006 adalah
sebanyak 690 porsi dengan nilai Rp6.900.000,00 (Rp10.000,00 x 690 porsi). Sedangkan,
Laporan Instalasi Gizi menunjukkan bahwa Instalasi Gizi tidak pernah melakukan
pengolahan atas Makanan Cito Karyawan OK. Laporan hanya menunjukkan nilai Rupiah
Makanan Cito Ok tersebut (tidak terdapat jumlah porsi yang diolah).
Konfirmasi dengan Kepala Instalasi Gizi diketahui bahwa untuk Makanan Cito
Karyawan OK diserahkan langsung pengelolaannya kepada rekanan (UD. Arta Agung)
dan Instalasi Bedah Sentral. Konfirmasi selanjutnya dengan UD. Arta Agung diketahui
bahwa UD. Artha Agung tidak mengadakan bahan Makanan Cito Karyawan OK, tetapi
uang tersebut dipotong langsung oleh Pemegang Kas RSUD untuk diserahkan ke
Instalasi Bedah Sentral.
Proses pengadaan Makanan Cito Karyawan OK tersebut dilakukan tidak sesuai
ketentuan, karena ada kesepakatan lisan antara Wakil Direktur Pelayanan dengan Wakil
Direktur Umum dan Keuangan untuk mempermudah penyediaan makanan Cito
Karyawan OK.

Hal tersebut di atas tidak sesuai dengan Keputusan Presiden Republik Indonesia
Nomor 80 Tahun 2003 tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
tanggal 3 Nopember 2003: Pasal 2 ayat (2) Tujuan diberlakukannya Keputusan Presiden
ini adalah agar pelaksanaan pengadaan barang/jasa yang sebagian atau seluruhnya
dibiayai APBN/APBD dilakukan secara efisien, efektif, terbuka dan bersaing, transparan,
adil/tidak diskriminatif, dan akuntabel; Pasal 3 (a.) efisien, berarti pengadaan barang/jasa
harus diusahakan dengan menggunakan dana dan daya yang terbatas untuk mencapai
sasaran yang ditetapkan dalam waktu sesingkat-singkatnya dan dapat

93
dipertanggungjawabkan; dan Pasal 3 (b.) efektif, berarti pengadaan barang/jasa harus
sesuai dengan kebutuhan yang telah ditetapkan dan dapat memberikan manfaat yang
sebesar-besarnya sesuai dengan sasaranyang ditetapkan.

Pengadaan Bahan makanan pasien yang tidak sesuai ketentuan tersebut diatas
mengakibatkan:
1) Keuangan RSUD Sanjiwani tidak hemat sebesar Rp201.143.000,00 (Rp189.073.000,00
+ Rp12.070.000,00) dan potensi tidak hemat sebesar Rp48.486.000,00;
2) Membuka peluang penggunaan uang RSUD Sanjiwani tidak efektif seperti yang telah
ditetapkan sebesar Rp6.900.000,00.

Permasalahan tersebut disebabkan oleh:


1) Kelalaian Panitia Pengadaan Barang RSUD Sanjiwani yang menyetujui pengadaan
bahan makanan pasien berdasarkan perkiraan harga dari Instalasi Gizi;
2) Adanya kebijakan Direktur RSUD untuk mengadakan bahan makanan Cito Karyawan
OK tidak sesuai ketentuan;
3) Kelalaian Panitia Pemeriksa Pekerjaan/Barang Unit RSUD Sanjiwani yang tidak cermat
melakukan pemeriksaan barang/pekerjaan dan adanya unsur kesengajaan
rekanan/pelaksana kegiatan tidak melaksanakan pekerjaan sesuai Surat Perjanjian
Pekerjaan (kontrak).

Direktur RSUD Sanjiwani Gianyar menjelaskan bahwa kurang optimalnya dalam


mengoperasikan aplikasi SIMRS disebabkan terbatasnya anggaran, dan kelalaian CV.
Andika Prima Tech dalam melaksanakan pekerjaan tidak sesuai kontrak ditindaklanjuti
dengan peringatan tertulis serta menjadi pertimbangan terhadap KSO dimaksud dimasa
mendatang.

BPK RI menyarankan Bupati Gianyar agar:


1) Memberi sanksi kepada Panitia Pengadaan Barang RSUD Sanjiwani atas kelalaiannya
yang menyetujui pengadaan bahan makanan pasien berdasarkan perkiraan harga dari
Instalasi Gizi dan selanjutnya, memerintahkan Panitia Pengadaan Barang RSUD
Sanjiwani dalam mengadakan bahan makanan pasien berdasarkan ketentuan yang
berlaku;
2) Memerintahkan Direktur dalam mengadakan bahan makanan cito karyawan OK sesuai
ketentuan;
94
3) Memberi sanksi kepada Panitia Pemeriksa Pekerjaan/Barang Unit RSUD Sanjiwani
atas kelalaiannya yang tidak cermat dalam melakukan pemeriksaan barang/pekerjaan
dan selanjutnya, memerintahkan melakukan pemeriksaan barang/pekerjaan secara
cermat; serta memberi sanksi kepada rekanan/pelaksana kegiatan atas kelalaiannya
tidak melaksanakan pekerjaan sesuai Surat Perjanjian Pekerjaan (Kontrak) dan
selanjutnya di masa akan datang melaksanakan pekerjaan sesuai Surat Perjanjian
Pekerjaan (Kontrak).

95
Lampiran I
KEY PERFORMANCE INDICATOR (KPI) YANG TIDAK MENCAPAI TARGET
DINAS KESEHATAN DAN SATUAN KERJA LAINNYA YANG MENANGANI BIDANG KESEHATAN KABUPATEN TABANAN DI TABANAN

Standar Pelayanan Minimal Target Capaian


No. Kewenangan Wajib Jenis Pelayanan Indikator Kinerja 2005 Kinerja
2005
1 2 3 4 5 6
A. INDIKATOR KABUPATEN
SEHAT
1 Morbiditas a. Angka Kesakitan Malaria per 1.000 Penduduk 5 11.73
b. Angka Kesembuhan Penderita TB Paru BTA + 85 70.31
c. Angka Kesakitan Demam Berdarah Dengue (DBD) / 2 46.57
1000 penduduk

2 Akses dan Mutu Pelayanan a. Persentase Obat Generik Berlogo Dalam Persediaan 100 89.74
Kesehatan

3 Pelayanan Kesehatan a. Persentase Persalinan oleh Tenaga kesehatan 90 89.76


b. Persentase Bayi yang Mendapat Asi Ekslusif 80 67.14
c. Persentase SD/MI yang Mendapat Pemeriksaan GIGI 100 69.46
dan Mulut
d. Persentase Pekerja Mendapat Pelayanan Kesehatan 80 #REF!
Kerja
e. Persentase Keluarga Miskin yang Mendapat 100 83.51
Pelayanan Kesehatan

4 Sumber Daya Kesehatan a. Rasio Dokter per 100.000 penduduk 40 14.86


b. Rasio Dokter Keluarga per 100.000 penduduk 2 0.00
c. Rasio Dokter Gigi per 100.000 penduduk 11 4.46
d. Rasio Apoteker per 100.000 penduduk 10 1.73
e. Rasio Bidan per 100.000 penduduk 100 42.11
f. Rasio Perawat per 100.000 penduduk 117.5 93.39
g. Rasio Ahli Gizi per 100.000 penduduk 22 9.91
h. Rasio Ahli Sanitasi per 100.000 penduduk 40 17.09
i. Rasio Ahli Kesehatan Masyarakat per 100.000 40 7.18
j. Persentase Penduduk yang Menjadi Peserta JPKM 80 25.40
k. Rata-rata % anggaran kesehatan dalam APBD 15 12.98
kab/kota

5 Manajemen Kesehatan a. % Kab/kota mempunyai Dokumen Sistem Kesehatan 100 0.00

b. % prop/kab/kota mempunyai Provincial/Regincial 100 0.00


Health Account

B. STANDAR PELAYANAN
MINIMAL
I. Pelayanan Kesehatan Dasar
6 Pelayanan Kesehatan Ibu Bayi Baru a. % Ibu hamil resiko tinggi yang dirujuk 25 16.49
Lahir

7 Pelayanan Kesehatan Anak Pra a. % Cakupan deteksi dini tumbuh kembang anak balita 65 60.28
Sekolah dan Usia Sekolah dan pra sekolah
b. % Cakupan pemeriksaan kesehatan siswa SD dan 75 65.10
setingkat oleh tenaga kesehatan atau tenaga
terlatih/guru UKS/dokter kecil)

8 Pelayanan Kesehatan Jiwa a. % Pelayanan gangguan jiwa disarana pelayanan 3 0.83


kesehatan umum

III. Pelayanan kesehatan rujukan


dan penunjang
9. Pelayanan Obsetrik dan Neonatal a. % Akses terhadap ketersediaan darah dan komponen 50 28.73
Emegensi Dasar dan Komprehensif yang aman untuk menangani rujukan ibu hamil dan
Neonatus
b. % Ibu Hamil resiko tinggi/komplikasi yang ditangani 40 16.49

IV. Penyelenggaraan
pemberantasan penyakit
menular
10 Pencegahan dan pemberantasan a. % Kesembuhan penderita TBC BTA + 85 70.31
penyakit TB Paru
1 2 3 4 5 6

V. Penyelenggaraan kesehatan

lingkungan dan sanitasi dasar


11 Pelayanan Pengendalian Vektor a. % ABJ 95 92.55

VI. Penyelenggaraan promosi


kesehatan
12 Penyuluhan Perilaku Sehat a. % Desa dengan garam beryodium baik 65 0.00

VII. Pencegahan dan 13 Penyuluhan P3 NAPSA (Pencegahan a. % Upaya penyuluhan P3 NAPSA oleh petugas 3 2.16
Penanggulangan dan Penanggulangan Penyalahgunaan kesehatan
Penyalahgunaan Narkotika, NAPSA) yang berbasis di masyarakat
Psikotropika & Zat Adiktif
(P3 NAPZA) berbasis
masyarakat

VIII. Penyelenggaraan Pelayanan


Kefarmasian
14 Penyediaan Obat dan Perbekalan a. % Ketersediaan obat sesuai kebutuhan 90 68.32
Kesehatan untuk Pelayanan
Kesehatan Dasar
b. % Pengadaan obat essensial 90 81.28
c. % Pengadaan obat generik 90 81.28

IX. Penyediaan pembiayaan dan


jaminan kesehatan
15 Penyelenggaraan pembiayaan untuk a. % Cakupan jaminan pemeliharaan kesehatan pra 30 25.40
pelayanan kesehatan perorangan bayar

16 Penyelenggaraan pembiayaan untuk a. % Cakupan jaminan pemeliharaan Keluarga Miskin 100 83.51
Keluarga Miskin dan masyarakat dan masyarakat rentan
rentan
X. Lain-lain tambahan
17 Jenis yang dilaksanakan sesuai a. % Cakupan pelayanan kesehatan kerja pada pekerja 20 0.00
kebutuhan (untuk daerah tertentu) formal
b. % Cakupan WUS yang mendapat yodium kapsul 50 0.00
c. % RFT Rate 91 55.56
Lampiran 2a

Selisih antara Tunjangan Struktural Wakil Direktur Penunjang dengan Tunjangan Fungsional untuk Golongan IV pada Daftar Gaji

No. Bulan Tahun 2005 Tahun 2006 Tahun 2007


Tunj. Struktural Tunj. Fungsional Selisih Tunj. Struktural Tunj. Fungsional Selisih Tunj. Struktural Tunj. Fungsional Selisih
(Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp)
1 2 3 4 5=(3-4) 6 7 8=(6-7) 9 10 11=(9-10)
1 Januari 600.000.00 337.500.00 262.500.00 900.000.00 750.000.00 150.000.00 1.260.000.00 1.094.000.00 166.000.00
2 Februari 600.000.00 337.500.00 262.500.00 900.000.00 750.000.00 150.000.00 1.260.000.00 1.094.000.00 166.000.00
3 Maret 600.000.00 337.500.00 262.500.00 900.000.00 750.000.00 150.000.00 1.260.000.00 1.094.000.00 166.000.00
4 April 600.000.00 337.500.00 262.500.00 900.000.00 750.000.00 150.000.00 1.260.000.00 1.094.000.00 166.000.00
5 Mei 600.000.00 337.500.00 262.500.00 900.000.00 750.000.00 150.000.00 1.260.000.00 1.094.000.00 166.000.00
6 Juni 600.000.00 337.500.00 262.500.00 900.000.00 750.000.00 150.000.00 1.260.000.00 1.094.000.00 166.000.00
7 Juli 600.000.00 337.500.00 262.500.00 900.000.00 750.000.00 150.000.00 1.260.000.00 1.094.000.00 166.000.00
8 Agustus 600.000.00 337.500.00 262.500.00 900.000.00 750.000.00 150.000.00 1.260.000.00 1.094.000.00 166.000.00
9 September 600.000.00 337.500.00 262.500.00 900.000.00 750.000.00 150.000.00 1.260.000.00 1.094.000.00 166.000.00
10 Oktober 600.000.00 337.500.00 262.500.00 900.000.00 750.000.00 150.000.00 1.260.000.00 1.094.000.00 166.000.00
11 Nopember 600.000.00 337.500.00 262.500.00 900.000.00 750.000.00 150.000.00 1.260.000.00 1.094.000.00 166.000.00
12 Desember 600.000.00 337.500.00 262.500.00 900.000.00 750.000.00 150.000.00 (Sampai dengan pemeriksaan 6 Nopember 2007)
13 Gaji ke-13 600.000.00 337.500.00 262.500.00 900.000.00 750.000.00 150.000.00 1.260.000.00 1.094.000.00 166.000.00
Jumlah 1: 3.412.500.00 Jumlah 2: 1.950.000.00 Jumlah 3: 1.992.000.00
A. Jml. Pemborosan (1+2+3) Rp 7.354.500.00
Lampiran 2b

Selisih Tambahan Penghasilan (Uang Kesejahteraan) antara Pejabat Struktural Wakil Direktur Penunjang dengan Pejabat Fungsional (Staf) Golongan IV berdasarkan DASK 2005,
2006 dan DPA 2007 dibayarkan per Triwulan

No. Bulan Tahun 2005 Tahun 2006 Tahun 2007


Pej. Struktural Pej. Fungsional Selisih Pej. Struktural Pej. Fungsional Selisih Pej. Struktural Pej. Fungsional Selisih
(Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp)
1 2 3 4 5=(3-4) 6 7 8=(6-7) 9 10 11=(9-10)
1 Januari 200.000.00 200.000.00 - 200.000.00 200.000.00 - 3.000.000.00 250.000.00 2.750.000.00
2 Februari 200.000.00 200.000.00 - 200.000.00 200.000.00 - 3.000.000.00 250.000.00 2.750.000.00
3 Maret 200.000.00 200.000.00 - 200.000.00 200.000.00 - 3.000.000.00 250.000.00 2.750.000.00
4 April 200.000.00 200.000.00 - 200.000.00 200.000.00 - 3.000.000.00 250.000.00 2.750.000.00
5 Mei 200.000.00 200.000.00 - 200.000.00 200.000.00 - 3.000.000.00 250.000.00 2.750.000.00
6 Juni 200.000.00 200.000.00 - 200.000.00 200.000.00 - 3.000.000.00 250.000.00 2.750.000.00
7 Juli 200.000.00 200.000.00 - 200.000.00 200.000.00 - 3.000.000.00 250.000.00 2.750.000.00
8 Agustus 200.000.00 200.000.00 - 200.000.00 200.000.00 - 3.000.000.00 250.000.00 2.750.000.00
9 September 200.000.00 200.000.00 - 200.000.00 200.000.00 - 3.000.000.00 250.000.00 2.750.000.00
10 Oktober 200.000.00 200.000.00 - 200.000.00 200.000.00 - (Sampai dengan pemeriksaan berakhir)
11 Nopember 200.000.00 200.000.00 - 200.000.00 200.000.00 -
12 Desember 200.000.00 200.000.00 - 200.000.00 200.000.00 -
Jumlah 1: - Jumlah 2: - Jumlah 3: 24.750.000.00
B. Jml. Pemborosan (1+2+3) Rp 24.750.000.00

TOTAL PEMBOROSAN (A + B) Rp 32.104.500.00


Lampiran 3.a
Daftar Obat Expired
No. Nama Obat Satuan Jumlah Tanggal Expired/Ket.
1 2 3 4 5
1 Anbacim Vial 9 Jul-07
2 Andonek Botol 5 Berubah warna
3 Rhinatiol Botol 12 Apr-03
4 Supraysin Botol 6 berubah warna
5 Adona (Ac-17) Tablet 270 Sep-04
6 Gamex Biji 35 Jul-03
7 Trental Kapsul 100 Okt-04
8 Ulceran Kapsul 78 05-Jan-06
9 Trasik Injeksi Ampul 50 Jan-04
10 Brospec Injeksi 1000 Vial 8 Obtober 2005
11 Topcillin 500 Kapsul 175 Jul-05
12 Timact 80 Vial 21 April m2005
13 Trental 400 mg Tablet 100 Jan-05
14 Fixiphar 100 Kapsul 32 Agust-05
15 Sporetik 100 Kapsul 66 Jul 2003 dan Jan 2007
16 Lopamiro 370 Botol 2 Nop-05
17 Zaditen 1 mg Tablet 60 Mei-04
18 Sermion Tablet 55 Apr-06
19 Minocin 100 mg Kapsul 45 Agust-04
20 Herclov Kaplet 50 06-Des-05
21 Cibacen 10 mg Tablet 72 Nop-04
22 Cefspan 100 mg Kapsul 28 Jul-04
23 Prazotec Kapsul 34 Mar-05
24 Adalat oros 30 Tablet 60 Jan-05
25 Pharodime Vial 8 Feb-06
26 Pulmicort Turbuhaler (100 vg/dose) Botol 2 Jul-06
27 Pulmicort Turbuhaler (100 mikrogran) Botol 2 Sep-04
28 Seretide 50 inhaler Fles 3 Okt-05
29 Seretide 125 inhaler Fles 1 Sep-05
30 Ceftazidime injeksi Vial 8 Feb-06
31 Alco plus sirup Botol 4 Jul-06
32 Nimotop 50 Vial 2 Feb-06
33 Kalcef injeksi Vial 9 Jul-06
34 Meptin Fles 2 08-Jul-06
35 Cendo Asthenof Botol 9 Jan-06
36 Folamil Kaplet 100 Jul-06
37 Vomitrol Tablet 100 Lama
38 Tenofax 12,5 Tablet 30 13-Apr-06
39 Cetatrex Kaplet 4 Agust-06
40 Miniceronal Tablet 60 Sep-06
41 OBH Botol 120 Sep-06
42 Kotrimoksazol Botol 336 Berubah warna
43 Vidisep 10% Botol 8 2005
44 Vitamin c 250 mg Tablet 2.500 Berubah warna
45 Antasida doen 2700 Tablet 2.700 Okt-06
46 Ka -en 34 (infus) 10 Fles 30 Feb-07
1 2 3 4 5
47 Etakridina Botol 1 Lama
48 Super gips I kg Bungkus 3 Lama
49 Fluorescein Botol 1 Mei-06
50 Diphenhydramine 10 mg Ampul 36.060 Okt 2004 dan Agus 2006
51 Dexamethasone 5 ml Ampul 9.370 Jun, Sept 2003 dan Agus 2007
52 Farmabec c 100 Tablet 100 Jul-05
53 Infus Fles 13 Des-03
54 Serafit Sachet 30 Feb-06
55 Methanol Kaleng 3 Lama
56 Antalgin 500 mg Tablet 1.000 Lama
57 Parasetamol 500 mg Tablet 2.000 Lama
58 Polycateter 16 Pcs 18 Des 2002 dan Jun 2006
59 Polycateter 24 Pcs 7 Nop-05
60 Cefazol injeksi 1 g Vial 27 Jul-06
61 Colme tetes telinga Biji 6 Jun-06
62 Natrium Phnytoin capsul Kapsul 26 Apr-06
63 Reskaf Botol 3 Rusak
64 Koldex syrup Botol 3 Agust-06
65 Rifantibi 450 gr Kapsul 165 Jul-06
66 Lapraz Kapsul 10 Sep-05
67 Renifac Tablet 100 Okt-06
68 Cendo Augentanic Fles 5 Des-06
69 Cipram 20 mg Tablet 70 Feb-06
70 Suprost Tablet 150 Okt-06
71 Ceptik 100 g Kapsul 19 Agust-06
72 Mersibion Kapsul 9 Agust-06
73 Im-bost Kapsul 74 Jun-06
74 Mineceronal Tablet 41 Sep-06
75 Improvex 500 g Tablet 15 Mar-06
76 Calamin AF Tablet 15 Agust-06
77 Nidazde Tablet 22 Apr-06
78 Comsporin 100 Kapsul 11 Apr-06
79 Neurobat Tablet 4 Jan-06
80 Epotin Kapsul 52 Oktober
81 Oste Tablet 77 Sep-06
82 Tenofax 12,5 Tablet 10 Apr-06
83 Inazol Tablet 19 Des-06
84 Maltiron Tablet 40 Agust-06
85 Zantadin Tablet 42 Okt-06
86 Qidrox 500 Tablet 15 Nop-06
87 Alganax 1 mg Tablet 25 September
88 Torontal 100 g Tablet 100 Jan-07
89 Vulamox Tablet 10 Sep-06
90 Osteotin Tablet 30 Okt-06
91 Forres Tablet 85 Okt-06
92 Tonit Tablet 48 Jun-05
93 Vitaplex Botol 2 Mei-05
94 Farmabex C Tablet 100 Jul-05
95 Eminetor Tablet 100 Jan-07
1 2 3 4 5
96 Epatan Kapsul 100 Jan-07
97 Domedon Tablet 46 Mar-07
98 Comsikla 500 Kapsul 30 Feb-07
99 Cafergot Tablet 62 Apr-06
100 Arsitan Tablet 100 Sep-07
101 Sanaret Tablet 225 Feb-07
102 Lesidas 10 Tablet 60 Apr-07
103 Simacron Tablet 10 Okt-06
104 Mersilion 500 Tablet 5 Apr-07
105 Lapicef 500 Kapsul 34 Mar-07
106 Lipofol Tablet 41 Des-06
107 Ultravita Tablet 19 Rusak
108 Qidrox Tablet 30 Nop-06
109 Bellamox 500 Tablet 20 Okt-06
110 Lacto AD 20 Apr-07
111 Belamon 125 5 Jun-07
112 Levopront Botol 5 Jan-05
113 Pratropil Kapsul 290 Feb 2003 dan Jan 2005
114 Zofredal 2 mg Tablet 30 Jan-05
115 Tradyl Tablet 12 Sep-06
116 Poncolin syrup Botol 1 Okt-05
117 Sagestam Injeksi Vial 4 Nop-05
118 Kalmoco Kapsul 90 Jul-05
119 Y-rins Botol 1 Apr-05
120 Prolic 150 Kapsul 141 Okt-05
121 Isoniazid 300 mg Tablet 5000 Sep-05
122 Ansell Medical Pieces 25 Mar-05
123 Frixitas 0,5 mg Tablet 80 Peb-06
124 Glucophage 500 mg Tablet 67 Jul-05
125 Laparaz Kapsul 9 Apr-05
126 Unat 5 Tablet 100 Peb-07
127 Emineton Tablet 100 Jan-07
128 Prozotec Kapsul 20 Mar-05
129 Moraxine 1,0 Vial 4 Sep-05
130 Diazepam ampul 41 Mei-06
131 Renatac Tablet 20 Okt-06
132 Vitamin B1 Ampul 83 Agst-07
133 Laktafit Tablet 198 Des-05
134 Fluktan Tablet 50 Nop-05
135 Reserpine Tablet 250 Okt-05
136 Griseofulvin Tablet 100 Nov-04
137 Methycobal injection Ampul 23 Apr-06
138 Zestam Tablet 320 Jan-06
139 Amaropo Tablet 100 Des-04
140 Methergin ampul 10 Jun-02
141 Fetik 100 Tablet 200 Agust 2005 dan Des 2005
142 Eflin Syrup Botol 7 Lama
143 Humulin-N Vial 10 Sep-99
144 Prenatin Plus Kaplet 141 Peb-03 dan Mei 2005
1 2 3 4 5
145 Fenicol Botol 1 Apr-04
146 Pronetic Tablet 75 Okt-05
147 Primoxil Tablet 5 Peb-04
148 Sitro Tablet 21 Nov-04
149 Chloramphenicol 200 mg Kapsul 4000 Mar-04
150 Hexer Vial 20 Okt-04
151 Metoclopramide Vial 2 Des-05
152 Danoxilin Injeksi Botol 16 Peb-05
153 Duphalac Syrup Botol 1 Mei-04
154 Konithrocin Tablet 100 Mar-05
155 Vonceran Ampul 3 Apr-06
156 Artovit Softgel 120 Agst-05
157 Longcef Syrup Botol 1 Jul-04
158 Trifed Botol 1 Lama
159 Fusycom Tube 4 Jul-05
160 Lysmin syrup Botol 1 Peb-04
161 Dormicum Vial 10 Jun-05
162 Tremenza Botol 1 Lama
163 Cendo Lyteer Botol 3 Sep-05
164 Donoxilin Injeksi ampul 10 Jan-05
165 Rimcure Tablet 19 Des-05
166 Kolkatriol Kapsul 30 Mar-05
167 Ismacrol Tablet 50 Apr-04
168 Amoxilin sirop kering Botol 1 Nop-06
169 Cotristen Tube 5 Peb-05
170 Accupril Tablet 20 Okt-05
171 Biostatik Tablet 30 Lama
172 Gingko Biloba Tablet 40 Lama
173 Primene Botol 1 Nop-04
174 Meylon 84 Fles 7 Mar-05
175 Dextrose 40% Fles 10 Agust-02
176 Tracium Fles 10 Apr-04
177 Kamadol Ampul 23 Jul-05
178 Adona Ac 17 Ampul 3 Jul-05
179 Monocryl No.0 Sachet 1 Jul-05
180 Comafusin Hepar Botol 1 Feb-04
181 Penhothal Vial 28 Mei-55
182 Heptamye Tablet 160 Lama
183 Uromix Kapsul 40 Lama
184 Emelden Kapsul 20 Lama
185 Megaflu Kaplet 100 Lama
186 Megadex Tablet 170 Lama
187 Gamesic Tablet 110 Lama
188 Linodiab Tablet 80 Lama
189 Eflin Tablet 78 Lama
190 Teruna Needle 21 Biji 5 Lama
191 Syparon Tablet 10 Lama
192 Beniazide 400 mg Tablet 10 Lama
193 Marcain Ampul 8 Mei-07
1 2 3 4 5
194 Aqua injeksi 1 lt Fles 1 Oktober
195 Metil Ergometrin Makat Ampul 1405 Nop-03
196 Pancolin Syrup Botol 3 Okt-05
197 Trasik Tablet 100 Des-05
198 Drolic 150 Kapsul 100 Mar-04
199 Ulfam Tablet 50 Okt-05
200 Moraxine Viatal 3 Sep-05
201 Y Rins Botol 4 Apr-05
202 Infus Set Anak Biji 7 Jul-01
203 Notropil 400 mg Kapsul 12 Jul-01
204 Humulin N Vial 1 Sep-99
205 Kidmin Botol 2 Mei-06
206 Berotec Vial 3 Lama
207 Broadced Vial 1 Des-04
208 C & T Drainase Bag Biji 2 Lama
209 Farmacrol Tablet 90 Jan-06
210 Thiamphenicol 500 mg Kapsul 23 Okt-03
211 Bronchopront Kapsul 11 Apr-04
212 Celebrex 100 mg Kapsul 30 Jan-06
213 Vitamin B1 Ampul 1 Lama
214 Katrasik injeksi Ampul 1 Lama
215 Tanpa Nama Ampul 10 Lama
216 Serenase injeksi Ampul 1 Apr-05
217 Aminophyline injeksi Ampul 27 Feb-06
218 Robamox 250 mg Botol 6 Sept 2006 dan Mar 2007
219 Engran Kaplet 170 Okt-05
220 Enkasari Botol 9 Okt-05
221 Antiprestisin Tablet 90 Okt-05
222 Garamicin Fles 1 Jun-06
223 Sharox 500 Tablet 20 Mei-05
224 Qidrok 125 Botol 6 Jul-05
225 Biosolin Ampul 3 Jul-05
226 Softens Kaplet 26 Mei-05
227 Longcef 500 Kapsul 42 Julin 2005
228 Unat Ampul 3 Jun-05
229 Venos Kapsul 30 Okt-03
230 Sofden Kapsul 30 Mei-05
231 Reskuin 500 Kaplet 3 Jul-04
232 Neripros 2 mg Tablet 50 Mei-05
233 Alergi Tablet 5 2005
234 Rovadin Tablet 2 Jul-05
235 Neurophil Tablet 3 Mei-05
236 Indoderm Tube 7 Jul-05
237 Daftarol Tablet 1 Lama
238 Auspilic 500 mg Tablet 2 Mei-05
239 Augmenten Kaplet 4 Perubahan warna
240 Cefspan Botol 1 Jul-06
241 Bralin Ampul 2 Sep-06
242 Sulperazon Vial 4 Nop-06
1 2 3 4 5
243 Triadek Botol 6 Perubahan warna
244 Clomsikla 125 Botol 4 Agust-06
245 Clavamox 125 Botol 2 Okt-06
246 Prolacta dha Kapsul 20 Jan-05
247 Calcidin Tablet 40 Rusak
248 Konithrocin Tablet 1 Mar-05
249 Gastridin Ampul 3 Sep-06
250 Ka-en 1B Fles 22 Agust 2005 dan 2006
251 Comthycol Kapsul 3 Lama
252 Hexer Tablet 154 Okt-04
253 Nexa 100 Ampul 7 Apr-05
254 Hytrin 1 mg Tablet 53 Jun-02
255 Primazole forte Kapsul 40 Jul-04
256 Phricef Kapsul 32 Apr-04
257 Acetensa Tablet 10 Mar 2004 dan Okt 2006
258 Frixitas 0,5 mg Tablet 40 Feb-05
259 Ismacrol Tablet 52 Apr-04
260 Cibacen 5 mg Tablet 29 Okt-04
261 Rifampicin 300 mg Tablet 14 Agust-03
262 Sentyl 500 mg Tablet 42 Nop-04
263 Regencin cream Tube 8 Feb-05
264 Mestamox 250 Kapsul 130 Mar-04
265 Ginkona Tablet 5 Jul-04
266 Nexa 500 Tablet 60 Jan-05
267 Antasida doen Botol 36 Agust-06
268 Corsamox 500Tablet Tablet 130 Agust-02
269 Rifampicin 600 mg Tablet 97 Mei-05
270 Kalmoxillin Vial 7 Jan-04
271 Fludane syrup Botol 9 Sep-99
272 OBP Botol 8 Lama
273 Levertraan zalf Botol 5 Lama
Lampiran 3.b
Daftar Obat Expired yang sudah diusulkan penghapusannya
No. Nama Obat Satuan Jumlah Tanggal Expired/Ket.
1 2 3 4 5
1 Trasik Injeksi Ampul 50 Jan-04
2 Timact 80 Vial 21 April m2005
3 Prazotec Kapsul 34 Mar-05
4 Cendo Asthenof Botol 9 Jan-06
5 Ceptik 100 g Kapsul 19 Agust-06
6 Forres Tablet 85 Okt-06
7 Tonit Tablet 48 Jun-05
8 Pratropil Kapsul 290 Feb 2003 dan Jan 2005
9 Tradyl Tablet 12 Sep-06
10 Sagestam Injeksi Vial 4 Nop-05
11 Kalmoco Kapsul 90 Jul-05
12 Y-rins Botol 1 Apr-05
13 Prolic 150 Kapsul 141 Okt-05
14 Laparaz Kapsul 9 Apr-05
15 Prozotec Kapsul 20 Mar-05
16 Moraxine 1,0 Vial 4 Sep-05
17 Renatac Tablet 20 Okt-06
18 Laktafit Tablet 198 Des-05
19 Fluktan Tablet 50 Nop-05
20 Methycobal injection Ampul 23 Apr-06
21 Zestam Tablet 320 Jan-06
22 Amaropo Tablet 100 Des-04
23 Methergin ampul 10 Jun-02
24 Fetik 100 Tablet 200 Agust 2005 dan Des 2005
25 Eflin Syrup Botol 7 Lama
26 Prenatin Plus Kaplet 141 Peb-03 dan Mei 2005
27 Pronetic Tablet 75 Okt-05
28 Sitro Tablet 21 Nov-04
29 Hexer Vial 20 Okt-04
30 Metoclopramide Vial 2 Des-05
31 Danoxilin Injeksi Botol 16 Peb-05
32 Konithrocin Tablet 100 Mar-05
33 Artovit Softgel 120 Agst-05
34 Longcef Syrup Botol 1 Jul-04
35 Trifed Botol 1 Lama
36 Fusycom Tube 4 Jul-05
37 Tremenza Botol 1 Lama
38 Cendo Lyteer Botol 3 Sep-05
39 Donoxilin Injeksi ampul 10 Jan-05
40 Cotristen Tube 5 Peb-05
41 Primene Botol 1 Nop-04
42 Pancolin Syrup Botol 3 Okt-05
43 Ulfam Tablet 50 Okt-05
44 Y Rins Botol 4 Apr-05
45 Kidmin Botol 2 Mei-06
46 Berotec Vial 3 Lama
47 Broadced Vial 1 Des-04
48 Farmacrol Tablet 90 Jan-06
49 Celebrex 100 mg Kapsul 30 Jan-06
50 Serenase injeksi Ampul 1 Apr-05
51 Sharox 500 Tablet 20 Mei-05
52 Qidrok 125 Botol 6 Jul-05
53 Biosolin Ampul 3 Jul-05
54 Longcef 500 Kapsul 42 Julin 2005
55 Venos Kapsul 30 Okt-03
56 Sofden Kapsul 30 Mei-05
57 Heripros 2 mg Tablet 50 Mei-05
58 Ka-EB 1B Fles 22 Agust 2005 dan 2006
59 Hexer Tablet 154 Okt-04
60 Hytrin 1 mg Tablet 53 Jun-02
61 Primazole forte Kapsul 40 Jul-04
62 Phricef Kapsul 32 Apr-04
63 Acetensa Tablet 10 Mar 2004 dan Okt 2006
64 Frixitas 0,5 mg Tablet 40 Feb-05
65 Ismacrol Tablet 52 Apr-04
66 Cibacen 5 mg Tablet 29 Okt-04
67 Sentyl 500 mg Tablet 42 Nop-04
68 Regencin cream Tube 8 Feb-05
69 Mestamox 250 Kapsul 130 Mar-04
70 Nexa 500 Tablet 60 Jan-05
Lampiran 3.c
DAFTAR ALAT MEDIS YANG RUSAK BERAT
PADA RSUD SANJIWANI KABUPATEN GIANYAR

No. Nama Alat Merk Tahun Perolehan Jumlah Kondisi Lokasi Barang
1 Manometer Resmed 1 Rusak berat Gudang IPSRS
2 Manometer Sharp 1 Rusak berat Gudang IPSRS
3 Dopler Bremet NEB 5002 1 Rusak berat Gudang IPSRS
4 PotongGIF Tanpa Merk 1 Rusak berat Gudang IPSRS
5 Tensimeter SMES 2 Rusak berat Gudang IPSRS
6 Tensimeter Yamatu 1 Rusak berat Gudang IPSRS
7 Tensimeter Tanpa Merk 1 Rusak berat Gudang IPSRS
8 Tensimeter KENZ 1 Rusak berat Gudang IPSRS
9 Tensimeter NOVA 1 Rusak berat Gudang IPSRS
10 Sterilisator kecil SMIC 1 Rusak berat Gudang IPSRS
11 Sterilisator kecil Tanpa Merk 6 Rusak berat Gudang IPSRS
12 Sterilisator besar Tanpa Merk 2 Rusak berat Gudang IPSRS
13 Electric Suction Apparatus YBDX 23 B 2 Rusak berat Gudang IPSRS
14 Electric Suction Apparatus Tanpa Merk 1 Rusak berat Gudang IPSRS
15 Defibrilator ODAM 3 Rusak berat Gudang IPSRS
16 Microscope GDR 1 Rusak berat Gudang IPSRS
17 Ever light TLA 100 H 1 Rusak berat Gudang IPSRS
18 Timbangan Berdiri Tanpa Merk 1 Rusak berat Gudang IPSRS
19 Incubator Meditec Servo Incubator 2000 1 Rusak berat Perinatologi
23 Mobile Operating Lamp Eastern 2005 1 Rusak berat OK
25 Fentilator Datascope 2005 1 Rusak berat ICU
26 Tensimeter Rieste, Meditec 2003, 2004 4 Rusak berat UGD
27 Stethoscope Sanden 2003, 2004 3 Rusak berat UGD
28 Autoclave 2002 1 Rusak berat UGD
31 Stethoscope Medifriend 2004 1 Rusak berat Pol Kebidanan
32 Tensimeter Nova 1999 1 Rusak berat Pol Interna
33 Tensimeter - 2004 1 Rusak berat Pol Syaraf
34 Stethoscope Smes 2004 1 Rusak berat Pol Syaraf
36 Ultrasonic Scaler HRT 2002 1 Rusak berat Pol Gigi dan mulut
Jumlah 44
Lampiran 4
DAFTAR ALAT KESEHATAN YANG BELUM DIKALIBRASI
PADA RSUD SANJIWANI KABUPATEN GIANYAR

No. Nama barang Type/Merk Tahun Jumlah/ Kondisi Barang Lokasi Barang
Perolehan Volume Baik Rusak Ringan Rusak Berat
1 2 3 4 5 6 7 8 9
1 X- Ray Paper 2004 1 1 Zal C
2 Electric Slym Zulger/Suction Thomas 2003 1 1 Ayodya
3 Nebulizer 2003 1 1 Astina
4 Electric Slym Zulger/Suction Medi Pump 2001 1 1 Bisma
5 Electric Slym Zulger/Suction 2001 1 1 Zal A Timur
6 Resuscitator MMS TR 30 1 1 Perinatologi
7 Fototherapy Otto 2001 1 1 Perinatologi
8 Fototherapy Causco 2004 1 1 Perinatologi
9 Incubator 2005 1 1 Perinatologi
10 Incubator Mitsubishi 2005 1 1 Perinatologi
11 Incubator 2004 1 1 Perinatologi
12 Incubator Mitsubishi 3 3 Perinatologi
13 Vacuum 2001 1 1 VK Kebidanan
14 Suction Aparatus Model YBDX-23B 1978 1 1 VK Kebidanan
15 Dopler BF 500 2001 1 1 VK Kebidanan
16 Tracsi Eltrac 1 1 Fisiotherapy
17 Infrared Besar Verre Et Quartz 1980 1 1 Fisiotherapy
18 Infrared kecil Infraphil 2001 1 1 Fisiotherapy
19 Infrared kecil Infraphil 2005 1 1 Fisiotherapy
20 Diattermi Curaplas 2005 1 1 Fisiotherapy
21 TENZ Hometech 2004 1 1 Fisiotherapy
22 Vibrator Appariel De Mascage 1980 1 1 Fisiotherapy
23 Mobile Operating Lamp My Life 2005 1 1 OK
24 Mobile Operating Lamp Eastern 2005 1 1 OK
25 Alat anastesi (Sphygomanometer) Acoma 1997 1 1 OK
26 Alat anastesi (Sphygomanometer) Acoma 2005 3 3 OK
27 Lampu Operasi 1 1 OK
28 Lampu Operasi Axcel 2004 1 1 OK
29 Lampu Operasi ST Focus-10, Skylux 2005 2 2 OK
30 Patient Monitor MP-500 2004 1 1 OK
31 Patient Monitor UT 4000 F 2005 1 1 OK
32 Lampu operasi untuk mata Kaps 1 1 OK
33 Resusitasi bayi Cosmic Meditec 2005 1 1 OK
34 Cottar Alsatom 2000 1 1 OK
35 Cottar Surgilec 400 1 1 OK
36 Electric Suction Apparatus Model MS 710 1 1 OK
37 Fentilator Datascope 2005 1 1 ICU
38 Electric Slym Zulger/Suction Oxwac 1998 1 1 UGD
39 Electric Slym Zulger/Suction Oxwac 2002 2 2 UGD
40 Nebulizer Speedymed 2004 1 1 UGD
41 Autoclave My Life 2005 1 1 UGD
42 Micropipet 10, 20, 100, 500 dan 1000 Soccrex, Human 2003 5 5 Laboratorium
micro
43 Semi fotometer Biosystem 2003 1 1 Laboratorium
44 Full fotometer Biosystem 2002 1 1 Laboratorium
45 Electrolyte analyzer HVL 2002 1 1 Laboratorium
46 Blood Gas Analyzer HVL 2002 1 1 Laboratorium

47 Water still Fistream - 2 2 Laboratorium


48 Refrigerator Biosystem - 1 1 Laboratorium
49 Refrigerator Biosystem 2004 1 1 Laboratorium
50 Water bath Memert - 1 1 Laboratorium
51 Centrifuge Janetzki TS - 2 2 Laboratorium
52 Mikroskop Olympus 2001 2 2 Laboratorium
53 Hematologi Analyzer Advia 60 2001 1 1 Laboratorium
54 Hematologi Analyzer Celltac 2004 1 1 Laboratorium
55 Oven Jonan - 1 1 Laboratorium
56 Dopler 2005 1 1 Poli Kebidanan
57 Audiometri Eymasa 2004 1 1 THT
58 Treatment Unit THT Eastern HD 7600 2004 1 1 THT
59 Dental unit - 1993 1 1 Poli Gigi dan mulut
60 Dental unit Actus 2000 2 1 1 Poli Gigi dan mulut
61 Autoclave Spectroline 2000 1 1 Poli Gigi dan mulut
62 Autoclave Josuares 2003 1 1 Poli Gigi dan mulut
63 Ultrasonic Scaler Fosan 2005 1 1 Poli Gigi dan mulut
64 Lightcure Genatus 2003 1 1 Poli Gigi dan mulut
65 Stabilizator Matsunaga 2003 1 1 Poli Gigi dan mulut
66 Lampu emergency My Life 2005 1 1 Poli Umum
67 Lampu Sorot - 1997 1 1 VK bedah
68 Ultraviolet Ray Model B 5000 A - 1 1 VK bedah
69 X Ray Paper - 2001 2 2 Poli Paru
70 Elektro Coater ERBE/ICC 80 2005 1 1 Poli Kulit

71 Elektro Coater Surtron 1 1 Poli Kulit


Jumlah 86 35 42 9
Lampiran 5
DAFTAR ALAT MEDIS YANG BELUM DIMANFAATKAN
PADA RSUD SANJIWANI KABUPATEN GIANYAR

No. Nama barang Type/Merk Tahun Jumlah/ Lokasi Barang Jumlah Sumber Keterangan Ruangan/Bangzal
Perolehan Volume (Rp) Dana/Asal Alat yang membutuhkan peralatan
1 2 3 4 5 6 7 8
1 Incubator Anaerob - 2003 1 Gudang Material 12.180.000.00 APBN Disimpan tidak ada data tentang alokasi penggunaan

2 Meja Gineokolog Lokal 2006 1 Gudang Material 4.824.021.00 APBD Disimpan tidak ada data tentang alokasi penggunaan

3 X Ray Paper - 2002 3 Gudang Material 1.792.500.00 APBD Disimpan tidak ada data tentang alokasi penggunaan

4 Timbangan Bayi Yamato 2006 4 Gudang Material 1.636.000.00 APBD Disimpan tidak ada data tentang alokasi penggunaan

5 Lampu Tindakan DYNA 2005 3 Gudang Material 6.000.000.00 APBD Disimpan tidak ada data tentang alokasi penggunaan

6 Ultrasonic Scaler Dimeda 2006 1 Gudang Material 2.707.854.00 APBD Disimpan tidak ada data tentang alokasi penggunaan

7 Urinal SMIC 2006 46 Gudang Material 1.619.292.00 APBD Disimpan R. Astina, R. Arjuna, Zal C, Nifas, Zal D,
Ayodia, ICU, VK Bersalin, Zal A Timur,
Zal Bisma
8 Pispot SMIC 2006 64 Gudang Material 5.407.040.00 APBD Disimpan R. Astina, R. Arjuna, Zal C, Nifas, Zal D,
Ayodia, VK Bersalin, Zal A Timur, Zal
Bisma
9 Incubator Meditec 2005 1 Gudang Material 11.400.000.00 APBD Disimpan Ruang Perinatologi
10 Kursi Roda 2006 3 Gudang Material 5.250.300.00 APBN Disimpan Zal C dan ICU
11 Kursi Roda 2005 1 Gudang Material 2.020.000.00 APBD Disimpan Zal C dan ICU
12 Tromol Besar Selako 2006 4 Gudang Material 1.263.664.00 APBD Disimpan R. Astina, R. Arjuna,Zal C, Zal D, Ayodia,
Ruang Perinatologi, VK Bersalin

13 Tromol Sedang Selako 2006 9 Gudang Material 2.030.886.00 APBD Disimpan


14 Tromol Kecil Selako 2006 2 Gudang Material 406.180.00 APBD Disimpan R. Astina, R. Arjuna,Nifas, Zal D, Ayodia,
ICU, Ruang Perinatologi, VK Bersalin

15 Nebulizer Omron 2006 4 Gudang Material 5.415.712.00 APBD Disimpan Ruang Astina

16 Blood Warmer Pnemesa 2006 1 Gudang Material 1.353.928.00 APBD Disimpan Kamar Operasi
17 Manometer O2 Master 2006 24 Gudang Material 19.496.568.00 APBD Disimpan R. Arjuna, Zal C, Zal D dan VK Bersalin,
Zal A Timur, Zal Bisma
18 Tensimeter Smedcare 2006 5 Gudang Material 8.752.125.00 APBD Disimpan Ruang Arjuna, Nifas dan Zal C
19 Timbangan dewasa Onemed 2006 3 Gudang Material 162.000.00 APBN Disimpan Zal C, Zal Bisma
20 Amubbag York 2006 5 Gudang Material 17.149.745.00 APBD Disimpan Zal D
1 2 3 4 5 6 7 8
21 Vacuum Extractor - 2006 1 Gudang Material 496.439.00 APBD Disimpan tidak ada data tentang alokasi penggunaan

22 Contract Angle High Speed 2006 3 Gudang Material 1.038.011.00 APBD Disimpan tidak ada data tentang alokasi penggunaan

23 Opthalmoscopy Neorolog Riester 2006 1 Gudang Material 180.523.00 APBD Disimpan tidak ada data tentang alokasi penggunaan

24 Laringoskop Set Sellaco 2006 1 Gudang Material 6.769.637.00 APBD Disimpan tidak ada data tentang alokasi penggunaan

25 Minor Surgery Set Soll +Co 2005 1 Gudang Material 2.000.000.00 APBD Disimpan tidak ada data tentang alokasi penggunaan

26 Minor Surgery Set Renz 2006 1 Gudang Material 3.535.376.00 APBD Disimpan tidak ada data tentang alokasi penggunaan

27 Hecting Set Soll +Co 2005 1 Gudang Material 1.700.000.00 APBD Disimpan tidak ada data tentang alokasi penggunaan

28 Vena Section Set Selako 2006 3 Gudang Material 16.247.100.00 APBD Disimpan Zal A Timur dan Zal Bisma

29 Termometer Size L - 2003 s.d 2006 103 Gudang Material 772.500.00 APBD Disimpan R. Arjuna,Zal C, Zal D, Nifas, ICU, Ruang
Perinatologi
30 Termometer Size M - 2006 121 Gudang Material 907.500.00 APBD Disimpan R. Arjuna,Zal C, Zal D, Nifas, ICU, Ruang
Perinatologi
31 Canula Suction Rsetune 2006 16 Gudang Material 4.332.576.00 APBD Disimpan tidak ada data tentang alokasi penggunaan

32 Rectal Cat 2005 1 Gudang Material APBD Disimpan tidak ada data tentang alokasi penggunaan

33 Resuscitation Set OF 015 AO Ble 2006 2 Gudang Material 15.800.400.00 APBN Disimpan tidak ada data tentang alokasi penggunaan
Cross
34 Tromol Sterilizer Steel Plata 2006 5 Gudang Material 4.809.750.00 APBN Disimpan tidak ada data tentang alokasi penggunaan

35 Tensimeter Sanden 2006 8 Gudang Material 15.403.740.00 APBN Disimpan Ruang Arjuna, Nifas dan Zal C
36 Tensimeter Anak Sanden 2004, 2005 4 Gudang Material 2.920.000.00 APBN Disimpan tidak ada data tentang alokasi penggunaan

37 Tensimeter Berdiri Sanden/SM-104 2006 2 Gudang Material 1.500.400.00 APBN Disimpan tidak ada data tentang alokasi penggunaan
(Sphygmomanometer
Mobile)
38 Monitor Wall Branked 2004 7 Gudang Material 5.614.000.00 APBN Disimpan tidak ada data tentang alokasi penggunaan

39 Diagnostic Set 2004 2 Gudang Material 2.940.000.00 APBN Disimpan tidak ada data tentang alokasi penggunaan

40 Orthopedyc Surgery 2004 1 Gudang Material 6.923.260.00 DHS Prop Bali krn dokter spesialis bedah tulang
Operating Set tdk ada
41 Endoscopy 2004 1 Gudang Material 260.888.700.00 DHS Prop Bali Krn tidak ada ruangan khusus
untuk Endoskopi
42 UV Room Sterilizer 2006 1 Gudang Material APBN P Tdk ada ruangan khusus untuk flu
burung
43 Vena Section Set 2006 1 Gudang Material APBN P Tdk ada ruangan khusus untuk flu
burung
44 Autoclave 2006 1 Gudang Material APBN P Tdk ada ruangan khusus untuk flu
burung
Jumlah 478 465.647.727.00
Lampiran 6.a

DAFTAR PERBANDINGAN ALAT KEPERAWATAN DENGAN STANDAR ALAT KEPERAWATAN


DENGAN KAPASITAS 30 ORANG PASIEN PER RUANGAN YANG TERDAPAT PADA RUANG RAWAT INAP
PADA RSUD SANJIWANI GIANYAR

NO NAMA BARANG RATIO Zal A Seharusnya Zal A Seharusnya Keterangan


Timur (Bisma)
Jumlah Tempat Tidur 35 33
1 Tensimeter air raksa 2/ ruangan 2 2 2 2 Baik
2 Stetoskope 2/ ruangan 3 2 2 2 Baik
3 Timbangan BB/ TB 1/ruangan 1 1 0 1 Kurang di Zal Bisma
4 Irigator set 2/ruangan 1 2 0 2 Kurang
5 Sterilisator 1/ruangan 1 1 1 1 Baik
6 Oksigen + flow meter 2/ ruangan 1 2 1 2 Kurang
7 Slym Zuiger 2/ruangan 2 2 1 2 Kurang
8 VC set 2/ruangan 0 2 0 2 Kurang
9 Gunting verband 2/ruangan 2 2 2 2 Baik
10 Korentang dan Semptung 2/ruangan 3 2 3 2 Baik
11 Bak Instrumen besar 2/ruangan 3 2 0 2 Kurang di Zal Bisma
12 Bak Instrumen sedang 2/ruangan 0 2 0 2 Kurang
13 Bak Instrumen kecil 2/ ruangan 0 2 0 2 Kurang
14 Blas Spuit 2/ ruangan 1 2 0 2 Kurang
15 Gliserin spuit 2/ ruangan 0 2 0 2 Kurang
17 Bengkok 2/ruangan 2 2 3 2 Kurang di Zal Bisma
18 Pispot 1 : 1/2 8 18 10 17 Kurang
19 Urinal 1 : 1/2 8 18 5 17 Kurang
20 Set angkat jahitan 1 : 1/2 0 18 0 18 Kurang
21 Set ganti balutan 5/ruangan 0 5 0 5 Kurang
(R Bedah 1 : 1/3)
22 Termometer 5/ruangan 2 5 2 5 Kurang
(R Bedah 1 : 1)
23 Standar infus 1:1 32 35 4 33 Kurang
24 Eskap 1 : 1/4 0 9 0 8 Kurang
25 Masker O2 2/ruangan R. 1 2 0 2 Kurang
Bedah : 3/Ruang R
Penyakit Dalam : 6/
Ruang
26 Nasal Kateter 2/ruangan R. 2 2 0 2 Kurang di Zal Bisma
Bedah : 3/Ruang R
Penyakit Dalam : 6/
Ruang
27 Reflek Hanan 1/ruangan 5 1 0 1 Kurang di Zal Bisma

Keterangan : Ratio diatas merupakan Standar Peralatan Keperawatan dan Kebidanan di Sarana Kesehatan yang
disusun oleh Tim Departemen Kesehatan RI
Lampiran 6.b

DAFTAR PERBANDINGAN ALAT TENUN DENGAN STANDAR ALAT KEPERAWATAN


DENGAN KAPASITAS 30 ORANG PASIEN PER RUANGAN YANG TERDAPAT PADA RUANG RAWAT INAP
PADA RSUD SANJIWANI GIANYAR

NO NAMA BARANG RATIO Zal A Timur Seharusnya Zal A Seharusnya Keterangan


(Bisma)
Jumlah Tempat Tidur 35 33
1 Gordyn 1:2 35 70 24 66 Kurang
2 Kimono/ baju pasien 1:5 0 175 0 165 Kurang
3 Sprei besar 1:5 0 175 0 165 Kurang
4 Manset dewasa 1:4 0 140 0 99 Kurang
5 Mitela/topi 1: 1/3 0 11 2/3 0 11 Kurang
6 Penutup sprei 1: 1/3 0 11 2/3 0 11 Kurang
7 Piyama 1:5 0 175 0 165 Kurang
8 Selimut wool 1:1 0 35 0 33 Kurang
9 Selimut biasa 1:5 18 175 0 165 Kurang
10 Sprei kecil 1:6-8 80 210 50 165 Kurang
11 Sarung bantal 1:6 70 210 20 198 Kurang
12 Sarung guling 1:3 0 105 0 99 Kurang
13 Sarung kasur 1:1 0 35 0 33 Kurang
14 Sarung Buli-buli panas 1 : 1/4 0 9 0 8 Kurang
15 Sarung eskap 1 : 1/4 0 9 0 8 Kurang
16 Sarung Windring 1 : 1/10 0 4 0 3 Kurang
17 Sarung O2 1 : 1/3 0 12 0 11 Kurang
18 Taplak meja pasien 1:3 0 12 0 99 Kurang
19 Taplak meja teras 1:3 0 12 0 99 Kurang
20 Vitrase 1:2 0 13 0 66 Kurang
21 Tutup alat 1:2 0 13 0 66 Kurang
22 Steek laken 1:6-8 56 210 0 198 Kurang
23 Handuk 1:3 6 105 7 99 Kurang
24 Waslap 1:5 0 175 0 165 Kurang
25 Banak short 1 : 1/2 0 18 0 17 Kurang
26 Handuk fontanin 1 : 1/5 0 7 0 Kurang
27 Lap piring 1 : 1/4 0 9 0 8 Kurang
28 Lap kerja 1 : 1/2 0 18 0 17 Kurang
29 masker 1 : 1/2 0 18 0 17 Kurang
30 Duk 1:1/3 0 12 0 11 Kurang
31 Duk bolong 1:1/3 0 12 0 11 Kurang

Keterangan : Ratio diatas merupakan Standar Peralatan Keperawatan dan Kebidanan di Sarana Kesehatan
yang disusun oleh Tim Departemen Kesehatan RI
Lampiran 6 c.
DAFTAR PERBANDINGAN ALAT KEPERAWATAN DENGAN STANDAR ALAT KEPERAWATAN
DENGAN KAPASITAS DI BAWAH 30 ORANG PASIEN PER RUANGAN YANG TERDAPAT PADA RUANG RAWAT INAP
PADA RSUD SANJIWANI GIANYAR

No. NAMA BARANG RATIO KETERANGAN ASTINA Seharusnya ARJUNA Seharusnya ZAL C Seharusnya NIFAS Seharusnya ZAL D Seharusnya AYOD1A Seharusnya ICU Seharusnya RUANG Seharusnya VK. BERSALIN Seharusnya Keterangan
(VIP) (ANAK) (VIP) PERINATOLOGI
Jumlah Tempat Tidur 19 29 18 24 22 19 6 8 unit incubator bayi 10
1 Tensimeter air raksa 2/ruangan Kecuali R. Bayi 2 2 1 2 1 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 Kurang pada
Ruang Arjuna,
Nifas dan Zal C
2 Stetoskope 2/ruangan Semua ruangan 3 2 3 2 1 2 2 2 0 2 3 2 2 2 1 2 2 2 Kurang pada
Ruang Zal C, Zal
D dan Perinatologi

3 Standar infus 1 / TT Semua ruangan 10 19 6 29 10 18 9 24 0 22 4 19 6 6 4 2 5 10 Kurang


4 Troley Alat besar 2/ruangan Semua ruangan 0 2 2 2 1 2 2 2 4 2 3 2 0 2 3 2 3 2 Kurang pada
Ruang Astina, Zal
C dan ICU
5 Troley Alat sedang 5/ruangan Semua ruangan Kurang
0 5 0 5 1 5 2 5 5 5 0 5 3 5 0 5 0 5
6 Tromol besar 2/ruangan Semua ruangan 1 2 1 2 1 2 3 2 1 2 1 2 2 2 1 2 0 2 Kurang
7 Tromol kecil 2/ruangan Semua ruangan 1 2 1 2 2 2 0 2 1 2 1 2 0 2 1 2 0 2 Kurang
8 Kursi roda 1/ruangan Kecuali R. Bayi 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 2 1 Kurang pada Zal
C dan ICU
9 Brancard 1/ruangan Kecuali R. Bayi 1 1 2 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 Kurang pada Zal
C, Zal D dan ICU
10 Timbangan BB/ TB 1/ruangan Semua ruangan 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 Kurang pada Zal
C
11 Irigator komplit 1/ruangan Kecuali R. Bayi 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 Kurang pada Zal
Anak dan ICU
12 Sterilisator 1/ruangan Semua ruangan 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 Kurang pada R.
Astina, Zal D,
Ayodia dan VK
Bersalin
13 Oksigen + Regulator 5/ruangan kecuali Nifas( 2) 7 5 4 5 4 5 2 2 4 5 7 5 6 5 5 5 0 5 Kurang pada R.
Arjuna, Zal C, Zal
D dan VK Bersalin

14 Suction Pump 1/ruangan Semua ruangan 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 Kurang pada R.


Arjuna, Nifas,
VK.Bersalin
15 Termometer 3/ruangan Semua ruangan 3 3 2 3 1 3 2 3 2 3 5 3 1 3 2 3 5 3 Kurang
16 Reflek Hammer 1/ruangan Semua ruangan 2 1 1 1 1 1 0 1 1 1 2 1 0 1 0 1 0 1 Kurang
17 Lampu senter 1/ruangan Semua ruangan 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 Kurang pada R.
Arjuna, Zal D, ICU
dan VK Bersalin

18 Bak Instrumen besar 2/ruangan Semua ruangan 0 2 0 2 0 2 1 2 0 2 0 2 0 1 2 2 0 2 Kurang


19 Bak Instrumen kecil 2/ruangan Semua R. ( Zal C 3) 0 2 0 2 0 3 0 2 0 2 0 2 0 2 2 2 0 2 Kurang

20 Korentang 1/ruangan Semua ruangan 1 1 1 1 2 1 2 1 1 1 1 1 2 1 0 1 0 1 Kurang pada R.


Ferinatologi dan
VK Bersalin
21 Spuit kaca 100 cc 1/ruangan Kecuali bersalin 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 0 1 Kurang
Lampiran 6 d.
DAFTAR PERBANDINGAN ALAT TENUN DENGAN STANDAR ALAT KEPERAWATAN
DENGAN KAPASITAS DI BAWAH 30 ORANG PASIEN PER RUANGAN YANG TERDAPAT PADA RUANG RAWAT INAP
PADA RSUD SANJIWANI GIANYAR

NO NAMA BARANG RATIO KETERANGAN ASTINA Seharusnya ARJUNA Seharusnya ZAL C Seharusnya NIFAS Seharusnya ZAL D Seharusnya AYODIA Seharusnya ICU Seharusnya Ruang Seharusnya VK Bersalin Seharusnya Keterangan
(VIP) (ANAK) (VIP) PERINATOLOGI
Jumlah Tempat Tidur 19 29 18 24 22 19 6 8 unit incubator bayi 10
1 Alas Kasur 1:02 Semua ruangan 0 38 0 58 0 36 0 48 0 44 0 38 0 12 0 4 0 20 R. Perinatologi terdapat 2
buah tempat tidur pasien
2 Laken Dewasa 1:04 Semua ruangan 58 76 70 116 32 72 53 96 60 88 30 76 15 24 10 8 15 40 Kurang
3 Laken Bayi 1:04 Ruang B, D, Bayi 0 28 Kurang
4 Stik Laken 1:04 Semua ruangan 47 76 40 116 0 72 8 96 20 88 24 76 10 24 0 8 0 40 Kurang
5 Boven Laken 1:04 Ruang VIP 0 76 0 76 Kurang

6 Cover Laken 1:04 Ruang VIP 0 76 0 76 Kurang

7 Selimut Wol Kw I 1:04 Ruang VIP 18 76 6 76 Kurang


8 Selimut Wol Kw II 1:04 Ruang VIP 13 76 0 76 Kurang
9 Sarung bantal 1:04 Semua ruangan 65 76 60 116 10 72 24 96 60 88 30 76 15 24 1 8 20 40 Kurang
10 Handuk mandi 1:04 Semua ruangan 0 76 4 116 0 72 2 96 0 88 0 76 0 24 0 8 0 40 Kurang
11 Handuk cuci tangan 4/ ruangan Semua ruangan 0 4 0 4 0 4 0 4 0 4 0 4 2 4 2 4 4 4 Kurang
12 Perlak 1:03 Semua ruangan 53 57 40 87 0 54 25 72 22 66 11 57 0 36 4 6 0 30 Kurang

13 Schort 1:03 Semua ruangan 0 57 0 87 0 54 0 72 0 66 0 57 0 36 0 6 3 30 Kurang


14 Gordyn 2 Set Semua ruangan 1 2 set 4 2 set 0 2 set 0 2 set 0 2 set 53 2 set 16 2 set 0 2 set 10 2 set Kurang
15 Taplak meja pegawai 2 Set Semua ruangan 0 2 set 2 2 set 0 2 set 0 2 set 0 2 set 0 2 set 0 2 set 2 2 set 3 2 Kurang
16 Sarung tabung O2 2/tabung Semua ruangan 0 2/tabung 0 2/tabung 0 2/tabung 0 2/tabung 0 2/tabung 0 2/tabung 0 2/tabung 0 2/tabung 0 2/tabung Kurang
17 Mitela 1 : 1/3 Kecuali, Bayi 0 6 0 9 0 6 0 8 0 7 0 7 0 2 0 3 Kurang
18 Sarung Buli-buli 1: Kecuali, Bayi 0 5 0 7 0 5 0 6 0 6 0 5 0 2 0 3 Kurang
19 Sarung eskap 1: Kecuali, Bayi 0 5 0 7 0 5 0 6 0 6 0 5 0 2 0 3 Kurang
20 Sarung Windring 1: Kecuali, Bayi 0 5 0 7 0 5 0 6 0 6 0 5 0 2 0 3 Kurang
21 Kain tutup 2 /set Semua ruangan 0 2 set 0 2 set 0 2/set 0 2/set 0 2/set 0 2/set 0 2/set 0 2/set 0 2/set Kurang
22 Waslap 1:03 Semua ruangan 0 57 0 87 0 54 0 72 0 66 0 57 0 18 0 6 0 30 Kurang
23 Masker 1: Semua ruangan 0 10 0 15 0 9 0 12 0 11 0 10 0 3 8 4 0 5 Kurang
24 Duk 1: Semua ruangan 0 5 0 7 0 5 0 6 0 6 0 5 0 2 0 1 0 3 Kurang
25 Taplak meja pasien 1:03 Semua ruangan 15 57 0 87 0 54 0 72 0 66 15 57 0 18 0 6 0 30 Kurang

Keterangan : Ratio diatas merupakan Standar Peralatan Keperawatan RSUD Sanjiwani Gianyar
No. NAMA BARANG RATIO KETERANGAN ASTINA Seharusnya ARJUNA Seharusnya ZAL C Seharusnya NIFAS Seharusnya ZAL D Seharusnya AYOD1A Seharusnya ICU Seharusnya RUANG Seharusnya VK. BERSALIN Seharusnya Keterangan
(VIP) (ANAK) (VIP) PERINATOLOGI
Jumlah Tempat Tidur 19 29 18 24 22 19 6 8 unit incubator bayi 10
22 Pinset anatomi 2/ruangan Semua R. (Zal C 4) 6 2 2 2 3 4 4 2 1 2 6 2 3 2 2 2 4 2 Kurang pada Zal
C, Zal D

23 Pinset Chirurgie 2/ruangan Semua R. (Zal C 4) 3 2 2 2 3 4 3 2 0 2 3 2 2 2 2 2 2 2 Kurang pada Zal


D

24 Gunting verband 2/ruangan Semua ruangan 1 2 1 2 3 2 1 2 0 2 1 2 2 2 1 2 0 2 Kurang


25 Gunting jaitan 2/ruangan Semua ruangan 1 2 0 2 3 2 0 2 0 2 2 2 0 2 0 2 0 2 Kurang
26 Bengkok 4/ruangan Semua ruangan 5 4 3 4 0 4 2 4 2 4 1 4 3 4 6 4 4 4 Kurang
27 Kom kecil 2/ruangan Semua ruangan 3 2 1 2 0 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 4 2 Kurang
28 Pispot 1/TT Kecuali R. Bayi 11 19 4 29 2 18 3 24 0 22 11 19 6 6 2 10 Kurang
29 EKG 1/ruangan Kecuali R. Bayi 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 Kurang
30 Nebulizer 1/ruangan R.Paru, Interna
31 Spirometer 1/ruangan Ruang Paru,
32 Dopler 1/ruangan Ruang Bersalin, RB 1 1 0 1 Kurang
33 Partus set 4/ruangan Untuk VK 5 4 Cukup
34 Urinal 1/TT Kecuali Peri 9 19 3 29 2 18 0 24 0 22 11 19 3 6 0 10 Kurang
35 Darm Buis/Scorsteen 2/ruangan Semua ruangan 0 2 0 2 0 2 0 1 0 2 0 2 0 2 Kurang
36 Ambubag 1/ruangan Zal D (1) 0 1 2 1 0 1 Kurang
37 Mancet anak 2/ruangan Zal D (2) 0 2 0 2 0 2 Kurang
38 Tong Spatel 2/ruangan Semua ruangan 2 2 0 2 1 2 0 2 1 2 2 2 2 2 0 2 2 2 Kurang pada R.
Arjuna, Zal C,
Nifas, Zal D dan
R. Perinatologi

Keterangan : Ratio diatas merupakan Standar Peralatan Keperawatan RSUD Sanjiwani Gianyar
Lampiran 7.a
DAFTAR PENGAJUAN KLAIM PELAYANAN KESEHATAN ASKESKIN KE KCU/KC PT. ASKES (PERSERO)
RSUD SANJIWANI GIANYAR

NO BULAN PENGAJUAN KLAIM PELAYANAN KESEHATAN SEHARUSNYA KETERLAMBATAN REALISASI KLAIM PELAYANAN KESEHATAN
RJTL RITL TOTAL TANGGAL (HARI) TANGGAL RJTL TANGGAL RITL JUMLAH
TANGGAL Rp TANGGAL Rp PEMBAYARAN PEMBAYARAN
1 2 3 4 5 6 7=4+6 8 9 10 11 12 13 14
TAHUN 2005
Januari - -
1 1.317.500.00 15.980.000.00 17.297.500.00 02/10/2005 0 1.317.500.00 15.980.000.00 17.297.500.00
Pebruari - -
2 1.148.000.00 13.760.000.00 14.908.000.00 03/10/2005 0 1.148.000.00 13.760.000.00 14.908.000.00
Maret - -
3 1.354.500.00 14.400.000.00 15.754.500.00 04/10/2005 0 1.354.500.00 14.400.000.00 15.754.500.00
April - -
4 1.462.500.00 32.080.000.00 33.542.500.00 05/10/2005 0 1.462.500.00 32.080.000.00 33.542.500.00
Mei - -
5 1.955.000.00 40.040.000.00 41.995.000.00 06/10/2005 0 1.955.000.00 40.040.000.00 41.995.000.00
Juni - -
6 1.696.100.00 53.600.000.00 55.296.100.00 07/10/2005 0 1.696.100.00 53.600.000.00 55.296.100.00
Juli - -
7 1.974.000.00 51.500.000.00 53.474.000.00 08/10/2005 0 1.974.000.00 51.500.000.00 53.474.000.00
Agustus 31/8/2005 31/8/2005
8 3.163.000.00 79.625.000.00 82.788.000.00 09/10/2005 0 11/10/2005 3.163.000.00 11/10/2005 79.625.000.00 82.788.000.00
September 19/10/2005 19/10/2005
9 4.445.000.00 92.895.000.00 97.340.000.00 10/10/2005 9 12/06/2005 4.445.000.00 12/06/2005 92.895.000.00 97.340.000.00
Oktober 28/11/2005 28/11/2005
10 4.887.000.00 64.580.000.00 69.467.000.00 11/10/2005 18 27/12/2005 4.887.000.00 27/12/2005 64.580.000.00 69.467.000.00
Nopember 02/11/2005 02/11/2005
11 5.328.000.00 103.880.000.00 109.208.000.00 12/10/2005 0 27/12/2005 5.328.000.00 27/12/2005 103.880.000.00 109.208.000.00
Desember 30/12/2005 30/12/2005
12 13.616.000.00 165.985.000.00 179.601.000.00 01/10/2006 0 23/02/2006 13.616.000.00 23/02/2006 165.985.000.00 179.601.000.00
Jumlah
42.346.600.00 728.325.000.00 770.671.600.00 42.346.600.00 728.325.000.00 770.671.600.00

TAHUN 2006
Januari 08/04/2006 08/04/2006
1 13.990.000.00 104.532.000.00 118.522.000.00 02/10/2006 57 05/05/2006 13.990.000.00 05/05/2006 104.532.000.00 118.522.000.00
Pebruari 22/04/2006 22/04/2006
2 9.849.000.00 89.934.000.00 99.783.000.00 03/10/2006 43 18/05/2006 9.849.000.00 05/05/2006 89.934.000.00 99.783.000.00
Maret 23/05/2006 23/05/2006
3 10.488.000.00 100.245.000.00 110.733.000.00 04/10/2006 43 08/6/2006 10.488.000.00 08/6/2006 100.245.000.00 110.733.000.00
April 23/05/2006 23/05/2006 13
4 9.488.000.00 106.700.000.00 116.188.000.00 05/10/2006 08/6/2006 9.488.000.00 08/6/2006 106.700.000.00 116.188.000.00
Mei 31/05/2006 31/05/2006 0
5 13.792.000.00 90.495.000.00 104.287.000.00 06/10/2006 24/07/2006 13.792.000.00 24/07/2006 90.495.000.00 104.287.000.00
Juni 11/07/2006 11/07/2006 1
6 19.021.000.00 127.863.000.00 146.884.000.00 07/10/2006 05/9/2006 19.021.000.00 05/9/2006 127.863.000.00 146.884.000.00
Juli 31/07/2006 31/07/2006 0
7 19.961.000.00 161.306.000.00 181.267.000.00 08/10/2006 15/9/2006 19.961.000.00 15/9/2006 161.306.000.00 181.267.000.00
Agustus 08/09/2006 08/09/2006 0
8 19.617.000.00 171.933.000.00 191.550.000.00 09/10/2006 06/11/2006 19.617.000.00 06/11/2006 171.933.000.00 191.550.000.00
September 08/11/2006 08/11/2006
9 30.129.000.00 230.762.000.00 260.891.000.00 10/10/2006 29 05/12/2006 30.129.000.00 05/12/2006 230.762.000.00 260.891.000.00
Oktober 08/11/2006 08/11/2006
10 22.197.000.00 244.943.000.00 267.140.000.00 11/10/2006 0 05/12/2006 22.197.000.00 05/12/2006 244.943.000.00 267.140.000.00
Nopember 14/12/2006 14/12/2006
11 22.883.000.00 308.435.000.00 331.318.000.00 12/10/2006 4 20/12/2006 22.883.000.00 02/12/2007 308.435.000.00 331.318.000.00
Desember 23/12/2006 23/12/2006
12 24.773.000.00 319.361.000.00 344.134.000.00 01/10/2007 0 01/12/2007 24.773.000.00 02/12/2007 319.361.000.00 344.134.000.00
Jumlah 216.188.000.00 2.056.509.000.00 2.272.697.000.00 216.188.000.00 2.056.509.000.00 2.272.697.000.00

TAHUN 2007
Januari 20/02/2007 20/02/2007
1 38.410.000.00 325.897.000.00 364.307.000.00 02/10/2007 10 02/12/2007 38.410.000.00 02/12/2007 325.897.000.00 364.307.000.00
Pebruari 10/04/2007 10/04/2007
2 48.109.000.00 373.095.000.00 421.204.000.00 03/10/2007 31 05/10/2007 48.109.000.00 05/10/2007 373.095.000.00 421.204.000.00
Maret 01/05/2007 01/05/2007
3 59.583.000.00 402.039.000.00 461.622.000.00 04/10/2007 21 13/06/2007 59.583.000.00 13/06/2007 402.039.000.00 461.622.000.00
April 25/05/2007 25/05/2007
4 56.303.000.00 437.605.000.00 493.908.000.00 05/10/2007 15 13/06/2007 56.303.000.00 13/06/2007 437.605.000.00 493.908.000.00
Mei 19/06/2007 19/06/2007
5 69.620.000.00 529.294.000.00 598.914.000.00 06/10/2007
Juni 28/07/2007 28/07/2007
6 64.200.000.00 472.019.000.00 536.219.000.00 07/10/2007
Jumlah
336.225.000.00 2.539.949.000.00 2.876.174.000.00 202.405.000.00 1.538.636.000.00 1.741.041.000.00

Keterangan :
Lampiran 7.b
DAFTAR PENGAJUAN KLAIM PELAYANAN KESEHATAN ASKES KOMERSIAL KE KCU/KC PT. ASKES (PERSERO)
RSUD SANJIWANI GIANYAR

NO BULAN PENGAJUAN KLAIM PELAYANAN KESEHATAN SEHARUSNYA KETERLAMBATAN REALISASI KLAIM PELAYANAN KESEHATAN
RJTL RITL TOTAL TANGGAL (HARI) TANGGAL RJTL TANGGAL RITL JUMLAH
TANGGAL Rp TANGGAL Rp RJTL RITL PEMBAYARAN PEMBAYARAN
1 2 3 4 5 6 7=4+6 8 9 10 11 12 13 14 15=12+14
TAHUN 2005
Januari 0 0
1 - - - 02/10/2005 0 0 12/12/2005 - 12/12/2005 - -
Februari 26/11/2005
2 150.000.00 0 - 150.000.00 03/10/2005 261 0 12/12/2005 150.000.00 12/12/2005 - 150.000.00
Maret 26/11/2005
3 107.000.00 26/11/2005 1.333.500.00 1.440.500.00 04/10/2005 230 230 12/12/2005 107.000.00 12/12/2005 1.333.500.00 1.440.500.00
April 26/11/2005
4 44.000.00 26/11/2005 2.573.900.00 2.617.900.00 05/10/2005 200 200 12/12/2005 44.000.00 12/12/2005 2.573.900.00 2.617.900.00
Mei 11/11/2005
5 271.000.00 11/11/2005 4.213.238.00 4.484.238.00 06/10/2005 154 154 12/12/2005 271.000.00 12/12/2005 4.213.238.00 4.484.238.00
Juni 11/12/2005
6 174.000.00 11/12/2005 324.800.00 498.800.00 07/10/2005 125 125 12/12/2005 174.000.00 12/12/2005 324.800.00 498.800.00
Juli 11/12/2005
7 205.000.00 11/12/2005 2.430.800.00 2.635.800.00 08/10/2005 94 94 12/12/2005 205.000.00 12/12/2005 2.430.800.00 2.635.800.00
Agustus 11/12/2005 11/12/2005
8 715.000.00 2.397.600.00 3.112.600.00 09/10/2005 63 63 12/12/2005 715.000.00 12/12/2005 2.397.600.00 3.112.600.00
September 22/11/2005 22/11/2005
9 960.000.00 1.773.500.00 2.733.500.00 10/10/2005 43 43 12/12/2005 960.000.00 12/12/2005 1.773.500.00 2.733.500.00
Oktober 22/11/2005 22/11/2005
10 832.000.00 4.572.225.00 5.404.225.00 11/10/2005 22 22 12/12/2005 832.000.00 12/12/2005 4.572.225.00 5.404.225.00
Nopember 26/07/2006 08/10/2006
11 1.072.500.00 547.500.00 1.620.000.00 12/10/2005 228 228 09/11/2006 1.072.500.00 09/11/2006 547.500.00 1.620.000.00
Desember 26/07/2006 19/08/2006
12 1.921.500.00 6.147.750.00 8.069.250.00 01/10/2006 197 197 09/11/2006 1.921.500.00 09/11/2006 6.147.750.00 8.069.250.00
Jumlah
6.452.000.00 26.314.813.00 32.766.813.00 6.452.000.00 26.314.813.00 32.766.813.00

TAHUN 2006
Januari 26/07/2006 08/10/2006
1 2.466.000.00 2.726.500.00 5.192.500.00 02/10/2006 166 181 09/11/2006 2.466.000.00 09/11/2006 2.726.500.00 5.192.500.00
Februari 07/04/2006 19/08/2006
2 1.232.500.00 4.148.500.00 5.381.000.00 03/10/2006 116 162 09/11/2006 1.232.500.00 09/11/2006 4.148.500.00 5.381.000.00
Maret 26/7/2006 19/08/2006
3 746.500.00 7.530.250.00 8.276.750.00 04/10/2006 107 131 09/11/2006 746.500.00 09/11/2006 7.530.250.00 8.276.750.00
April 26/7/2006 08/10/2006
4 1.731.000.00 3.630.750.00 5.361.750.00 05/10/2006 77 92 09/11/2006 1.731.000.00 09/11/2006 3.630.750.00 5.361.750.00
Mei 26/7/2006 08/10/2006
5 1.701.500.00 6.197.000.00 7.898.500.00 06/10/2006 46 61 09/11/2006 1.701.500.00 09/11/2006 6.197.000.00 7.898.500.00
Juni 26/7/2006 08/10/2006 16
6 1.887.500.00 3.823.000.00 5.710.500.00 07/10/2006 31 09/11/2006 1.887.500.00 21/9/2006 3.823.000.00 5.710.500.00
Juli 19/8/2006 19/08/2006 9
7 2.070.000.00 13.939.750.00 16.009.750.00 08/10/2006 9 09/11/2006 2.070.000.00 09/11/2006 13.939.750.00 16.009.750.00
Agustus 10/04/2006 10/03/2006 24
8 4.215.000.00 4.575.000.00 8.790.000.00 09/10/2006 23 20/10/2006 4.215.000.00 20/10/2006 4.575.000.00 8.790.000.00
September 11/08/2006 11/08/2006
9 4.242.400.00 4.848.250.00 9.090.650.00 10/10/2006 29 29 12/05/2006 4.242.400.00 12/05/2006 4.848.250.00 9.090.650.00
Oktober 11/08/2006 11/08/2006
10 2.008.000.00 7.855.500.00 9.863.500.00 11/10/2006 0 0 12/05/2006 2.008.000.00 12/05/2006 7.855.500.00 9.863.500.00
Nopember 14/12/2006 14/12/2006
11 1.675.000.00 4.664.250.00 6.339.250.00 12/10/2006 4 4 21/12/2006 1.675.000.00 21/12/2006 4.664.250.00 6.339.250.00
Desember 16/01/2007 16/01/2007
12 2.860.000.00 4.021.250.00 6.881.250.00 01/10/2007 6 6 01/12/2007 2.860.000.00 01/12/2007 4.021.250.00 6.881.250.00
Jumlah 26.835.400.00 67.960.000.00 94.795.400.00 26.835.400.00 67.960.000.00 94.795.400.00

TAHUN 2007
Januari 31/01/2007 31/01/2007
1 1.727.000.00 1.261.500.00 2.988.500.00 02/10/2007 0 0 02/12/2007 1.727.000.00 02/12/2007 1.261.500.00 2.988.500.00
Februari 21/04/2007 21/04/2007
2 2.207.500.00 12.547.750.00 14.755.250.00 03/10/2007 42 42 09/05/2007 2.207.500.00 09/05/2007 12.547.750.00 14.755.250.00
Maret 01/05/2007 01/05/2007
3 1.612.500.00 4.113.250.00 5.725.750.00 04/10/2007 22 22 09/05/2007 1.612.500.00 09/05/2007 4.113.250.00 5.725.750.00
April 28/05/2007 28/05/2007
4 967.500.00 4.938.000.00 5.905.500.00 05/10/2007 18 18 08/06/2007 967.500.00 08/06/2007 4.938.000.00 5.905.500.00
Mei 02/07/2007 02/07/2007
5 2.134.000.00 2.565.250.00 4.699.250.00 06/10/2007 22 22 22/08/2007 2.134.000.00 22/08/2007 2.565.250.00 4.699.250.00
Juni 28/07/2007 28/07/2007
6 1.415.500.00 4.191.500.00 5.607.000.00 07/10/2007 18 18 15/08/2007 1.415.500.00 15/08/2007 4.191.500.00 5.607.000.00
Jumlah 10.064.000.00 29.617.250.00 39.681.250.00 10.064.000.00 29.617.250.00 39.681.250.00

Keterangan :
RJTL : Rawat Jalan Tingkat Lanjutan
Lampiran 7. c
DAFTAR PENGAJUAN KLAIM PELAYANAN KESEHATAN ASKES SOSIAL KE KCU/KC PT. ASKES (PERSERO)
PADA RSUD SANJIWANI GIANYAR

NO BULAN PENGAJUAN KLAIM PELAYANAN KESEHATAN SEHARUSNYA KETERLAMBATAN REALISASI KLAIM PELAYANAN KESEHATAN
RJTL RITL TOTAL TANGGAL (HARI) TANGGAL RJTL TANGGAL RITL JUMLAH
TANGGAL Rp TANGGAL Rp RJTL RITL PEMBAYARAN PEMBAYARAN
1 2 3 4 5 6 7=4+6 8 9 10 11 12 13 14 15=12+14
TAHUN 2005
Januari 10/02/2005 10/02/2005
1 12.189.000.00 38.910.000.00 51.099.000.00 02/10/2005 0 0 28/04/2005 12.189.000.00 28/04/2005 38.910.000.00 51.099.000.00
Pebruari 27/09/2005
2 8.975.700.00 19/09/2005 36.350.000.00 45.325.700.00 03/10/2005 201 193 13/10/2005 8.975.700.00 13/10/2005 36.350.000.00 45.325.700.00
Maret 31/03/2005 31/03/2005
3 8.858.600.00 25.898.000.00 34.756.600.00 04/10/2005 0 0 19/09/2005 8.858.600.00 31/08/2005 25.898.000.00 34.756.600.00
April
4 04/07/2005 11.046.100.00 04/07/2005 38.250.000.00 49.296.100.00 05/10/2005 55 55 09/08/2005 11.046.100.00 07/09/2005 38.250.000.00 49.296.100.00
Mei 30/06/2005
5 10.262.500.00 07/07/2005 27.560.000.00 37.822.500.00 06/10/2005 20 27 09/08/2005 10.262.500.00 26/09/2005 27.560.000.00 37.822.500.00
Juni 30/06/2005
6 12.966.800.00 30/06/2005 45.344.000.00 58.310.800.00 07/10/2005 0 0 09/08/2005 12.966.800.00 09/08/2005 45.344.000.00 58.310.800.00
Juli 31/08/2005 31/08/2005
7 9.938.000.00 42.936.000.00 52.874.000.00 08/10/2005 21 21 07/09/2005 9.938.000.00 07/09/2005 42.936.000.00 52.874.000.00
Agustus 19/12/2005 20/12/2005
8 18.658.500.00 49.195.000.00 67.853.500.00 09/10/2005 100 101 27/08/2005 18.658.500.00 27/08/2005 49.195.000.00 67.853.500.00
September - 20/12/2005
9 19.069.900.00 49.267.500.00 68.337.400.00 10/10/2005 0 71 27/12/2005 19.069.900.00 27/12/2005 49.267.500.00 68.337.400.00
Oktober - 20/12/2005
10 23.732.500.00 54.640.000.00 78.372.500.00 11/10/2005 0 40 27/12/2005 23.732.500.00 27/12/2005 54.640.000.00 78.372.500.00
Nopember 22/12/2006 20/12/2005
11 26.369.500.00 56.350.000.00 82.719.500.00 12/10/2005 12 10 27/12/2005 26.369.500.00 27/12/2005 56.350.000.00 82.719.500.00
Desember 02/10/2006 29/12/2005
12 30.041.000.00 40.886.000.00 70.927.000.00 01/10/2006 31 0 05'05/2006 30.041.000.00 05'05/2006 40.886.000.00 70.927.000.00
Jumlah 192.108.100.00 505.586.500.00 697.694.600.00 192.108.100.00 505.586.500.00 697.694.600.00

TAHUN 2006
Januari 14/04/2006 18/03/2006
1 30.728.900.00 101.193.000.00 131.921.900.00 02/10/2006 63 39 17/05/2006 30.728.900.00 25/04/2006 101.193.000.00 131.921.900.00
Pebruari 28/02/2006 01/03/2006
2 28.013.000.00 70.177.500.00 98.190.500.00 03/10/2006 0 0 17/05/2006 28.013.000.00 25/04/2006 70.177.500.00 98.190.500.00
Maret 31/03/2006 31/03/2006
3 26.888.000.00 94.054.500.00 120.942.500.00 04/10/2006 0 0 23/05/2006 26.888.000.00 19/06/2006 94.054.500.00 120.942.500.00
April 30/04/2006 30/04/2006
4 27.420.500.00 72.518.500.00 99.939.000.00 05/10/2006 0 0 19/06/2006 27.420.500.00 07/06/2006 72.518.500.00 99.939.000.00
Mei 31/05/2006 31/05/2006
5 31.337.500.00 69.392.500.00 100.730.000.00 06/10/2006 0 0 14/08/2006 31.337.500.00 14/08/2006 69.392.500.00 100.730.000.00
Juni 30/06/2006 30/06/2006 0
6 37.939.500.00 92.250.500.00 130.190.000.00 07/10/2006 0 13/09/2006 37.939.500.00 13/09/2006 92.250.500.00 130.190.000.00
Juli 31/07/2006 31/07/2006 0
7 40.103.900.00 85.164.500.00 125.268.400.00 08/10/2006 0 13/09/2006 40.103.900.00 13/09/2006 85.164.500.00 125.268.400.00
Agustus 09/09/2006 08/09/2006 0
8 40.064.500.00 58.028.500.00 98.093.000.00 09/10/2006 0 27/11/2006 40.064.500.00 27/11/2006 58.028.500.00 98.093.000.00
September 08/11/2006 08/11/2006
9 43.685.400.00 72.721.000.00 116.406.400.00 10/10/2006 29 29 27/12/2006 43.685.400.00 27/12/2006 72.721.000.00 116.406.400.00
Oktober 08/11/2006 16/11/2006
10 48.654.500.00 64.071.500.00 112.726.000.00 11/10/2006 0 6 27/12/2006 48.654.500.00 27/12/2006 64.071.500.00 112.726.000.00
Nopember 14/12/2006 14/12/2006
11 39.208.400.00 76.070.000.00 115.278.400.00 12/10/2006 4 4 30/1/2007 39.208.400.00 30/1/2007 76.070.000.00 115.278.400.00
Desember 31/01/2007 08/01/2007
12 46.763.000.00 83.648.000.00 130.411.000.00 01/10/2007 21 0 27/03/2007 46.763.000.00 27/03/2007 83.648.000.00 130.411.000.00
Jumlah 440.807.100.00 939.290.000.00 1.380.097.100.00 440.807.100.00 939.290.000.00 1.380.097.100.00

TAHUN 2007
Januari 24/02/2007 13/02/2007
1 50.777.400.00 90.157.000.00 140.934.400.00 02/10/2007 14 3 27/3/2007 50.777.400.00 27/3/2007 90.157.000.00 140.934.400.00
Pebruari 10/04/2007 10/04/2007
2 51.600.000.00 69.688.500.00 121.288.500.00 03/10/2007 31 31 15/05/2007 51.600.000.00 15/05/2007 69.688.500.00 121.288.500.00
Maret 05/05/2007 05/05/2007
3 50.534.500.00 79.952.500.00 130.487.000.00 04/10/2007 25 25 11/07/2007 50.534.500.00 18/6/2007 79.952.500.00 130.487.000.00
April 21/06/2007 21/06/2007
4 53.579.000.00 122.440.550.00 176.019.550.00 05/10/2007 42 42 18/07/2007 53.579.000.00 24/7/2007 122.440.500.00 176.019.500.00
Mei 26/07/2007 21/07/2007
5 68.940.500.00 91.922.000.00 160.862.500.00 06/10/2007 46 41 15/08/2007 68.940.500.00 15/08/2007 91.922.000.00 160.862.500.00
Juni
6 63.404.500.00 92.048.000.00 155.452.500.00 11/09/2007 63.404.500.00 09/11/2007 92.048.000.00 155.452.500.00
Jumlah 338.835.900.00 454.160.550.00 885.044.450.00 275.431.400.00 454.160.500.00 729.591.900.00

Keterangan :
RJTL : Rawat Jalan Tingkat Lanjutan
RITL : Rawat Inap Tingkat Lanjutan
Lampiran 7. d

DAFTAR PENGAJUAN KLAIM OBAT ASKESKIN KE KCU/KC PT. ASKES (PERSERO)


PADA RSUD SANJIWANI GIANYAR

NO BULAN PENGAJUAN KLAIM OBAT SEHARUSNYA KETERLAMBATAN REALISASI PEMBAYARAN KLAIM OBAT KETERANGAN
RITL TANGGAL HARI TANGGAL RITL
TANGGAL Rp PEMBAYARAN Rp
1 2 3 4 5 6 7 8 9
TAHUN 2005
1 Januari 30/09/2005 2.996.657.00 02/10/2005 232 27/09/2005 2.996.657.00
2 Pebruari 03/10/2005 data tidak diperoleh
3 Maret 14/09/2005 1.699.595.00 04/10/2005 157 27/09/2005 1.699.595.00
4 April 15/09/2005 8.126.223.00 05/10/2005 128 27/09/2005 8.126.223.00
5 Mei 31/05/2005 11.713.434.00 06/10/2005 0 27/09/2005 11.713.434.00
6 Juni 17/09/2005 6.473.983.00 07/10/2005 69 27/09/2005 6.473.983.00
7 Juli 31/08/2005 13.760.418.00 08/10/2005 21 11/10/2005 13.760.418.00
8 Agustus 31/08/2005 17.238.520.00 09/10/2005 0 11/10/2005 17.238.520.00
9 September 30/09/2005 21.507.978.00 10/10/2005 0 21.507.978.00
10 Oktober 11/10/2005 data tidak diperoleh
11 Nopember 30/11/2005 30.020.098.00 12/10/2005 0 27/11/2005 30.020.098.00
12 Desember 18/01/2006 32.263.904.00 01/10/2006 8 27/02/2006 32.263.904.00
Jumlah 145.800.810.00 145.800.810.00

TAHUN 2006

1 Januari 20/02/2006 24.490.428.00 02/10/2006 10 05/04/2006 24.490.428.00


2 Pebruari 24/03/2006 16.465.142.00 03/10/2006 14 16.465.142.00
3 Maret 06/05/2006 16.997.043.00 04/10/2006 26 16.997.043.00
4 April 15/05/2006 33.721.530.00 05/10/2006 5 33.721.530.00
5 Mei 06/06/2006 48.728.147.00 06/10/2006 0 48.728.147.00
6 Juni 12/07/2006 68.828.638.00 07/10/2006 2 09/05/2006 68.828.638.00
7 Juli 24/08/2006 16.915.805.00 08/10/2006 14 18/09/2006 16.915.805.00
8 Agustus 15/09/2006 35.675.052.00 09/10/2006 5 35.675.052.00
9 September 16/10/2006 69.017.461.00 10/10/2006 6 69.017.461.00
10 Oktober 17/11/2006 97.967.919.00 11/10/2006 7 20/12/2006 97.967.919.00
11 Nopember 14/12/2006 82.984.621.00 12/10/2006 4 21/12/2006 82.984.621.00
12 Desember 08/01/2007 88.121.972.00 01/10/2007 8 04/11/2007 88.121.972.00
Jumlah 599.913.758.00 599.913.758.00

TAHUN 2007

1 Januari 16/04/2007 96.689.775.00 02/10/2007 65 10/01/2007 96.689.775.00


2 Pebruari 19/04/2007 165.058.398.00 03/10/2007 40 10/01/2007 165.058.398.00
3 Maret 05/05/2007 168.235.037.00 04/10/2007 25 18/06/2007 168.235.037.00
4 April 449.905.734.00 05/10/2007 belum ada realisasi
5 Mei 07/09/2007 594.951.004.00 06/10/2007 89 belum ada realisasi
6 Juni 17/09/2007 645.916.635.00 07/10/2007 71 belum ada realisasi
Jumlah 2.120.756.583.00 429.983.210.00
Lampiran 7.e

DAFTAR PENGAJUAN KLAIM OBAT KOMERSIAL KE KCU/KC PT. ASKES (PERSERO)


PADA RSUD SANJIWANI GIANYAR

NO BULAN PENGAJUAN KLAIM OBAT SEHARUSNYA KETERLAMBATAN REALISASI PEMBAYARAN KLAIM OBAT KETERANGAN
RITL TANGGAL HARI TANGGAL RITL
TANGGAL Rp PEMBAYARAN Rp
1 2 3 4 5 6 7 8 9
TAHUN 2005
1 Januari 02/10/2005 data tidak diperoleh
2 Pebruari 03/10/2005 data tidak diperoleh
3 Maret 26/11/2005 804.062.00 04/10/2005 230 09/11/2005 804.062.00
4 April 26/11/2005 262.436.00 05/10/2005 200 09/11/2005 262.436.00
5 Mei 30/11/2005 510.078.00 06/10/2005 173 09/11/2005 510.078.00
6 Juni 07/10/2005 data tidak diperoleh
7 Juli 30/11/2005 287.779.00 08/10/2005 112 287.779.00
8 Agustus 30/11/2005 481.732.00 09/10/2005 81 06/01/2006 481.732.00
9 September 30/11/2005 126.045.00 10/10/2005 51 06/01/2006 126.045.00
10 Oktober 26/11/2005 198.907.00 11/10/2005 16 06/01/2006 198.907.00
11 Nopember 12/01/2005 3.543.832.00 12/10/2005 0 06/01/2006 3.543.832.00
12 Desember 18/01/2006 6.635.876.00 01/10/2006 8 27/02/2006 6.635.876.00
Jumlah 12.850.747.00 12.850.747.00

TAHUN 2006
1 Januari 17/02/2006 1.779.348.00 02/10/2006 7 04/05/2006 1.779.348.00
2 Pebruari 24/03/2006 478.223.00 03/10/2006 14 478.223.00
3 Maret - - 04/10/2006 - -
4 April 15/05/2006 653.800.00 05/10/2006 5 653.800.00
5 Mei 07/06/2006 371.544.00 06/10/2006 0 371.544.00
6 Juni 06/07/2006 307.424.00 07/10/2006 0 307.424.00
7 Juli 14/08/2007 2.445.047.00 08/10/2006 4 2.445.047.00
8 Agustus 09/11/2006 1.066.684.00 09/10/2006 1 13/11/2006 1.066.684.00
9 September 16/10/2006 2.028.218.00 10/10/2006 6 2.028.218.00
10 Oktober 13/11/2006 2.785.868.00 11/10/2006 3 2.785.868.00
11 Nopember 14/12/2006 261.564.00 12/10/2006 4 261.564.00
12 Desember 16/01/2007 343.893.00 01/10/2007 6 343.893.00
Jumlah 12.521.613.00 12.521.613.00

TAHUN 2007
1 Januari 16/04/2007 104.276.00 02/10/2007 65 08/05/2007 104.276.00
2 Pebruari 19/04/2007 1.664.656.00 03/10/2007 40 08/05/2007 1.664.656.00
3 Maret 12/05/2007 1.396.296.00 04/10/2007 32 21/06/2007 1.396.296.00
4 April 16/06/2007 557.759.00 05/10/2007 37 15/08/2007 557.759.00
5 Mei 07/09/2007 340.643.00 06/10/2007 89 20/09/2007 340.643.00
6 Juni 17/09/2007 331.064.00 07/10/2007 71 belum ada realisasi
Jumlah 4.394.694.00 4.063.630.00
Lampiran 7.f

DAFTAR PENGAJUAN KLAIM OBAT ASKES SOSIAL KE KCU/KC PT. ASKES (PERSERO)
PADA RSUD SANJIWANI GIANYAR

NO BULAN PENGAJUAN KLAIM OBAT SEHARUSNYA KETERLAMBATAN REALISASI PEMBAYARAN KLAIM OBAT KETERANGAN
RITL TANGGAL HARI TANGGAL RITL
TANGGAL Rp PEMBAYARAN Rp
1 2 3 4 5 6 7 8 9
TAHUN 2005
1 Januari 01/02/2005 12.567.881.00 02/10/2005 0 09/11/2005 12.567.881.00
2 Pebruari 03/02/2005 13.366.375.00 03/10/2005 0 09/11/2005 13.366.375.00
3 Maret 04/10/2005 data tidak diperoleh
4 April 05/10/2005 data tidak diperoleh
5 Mei 06/10/2005 data tidak diperoleh
6 Juni 15/09/2005 10.494.347.00 07/10/2005 67 09/11/2005 10.494.347.00
7 Juli 23/09/2005 17.655.818.00 08/10/2005 44 09/11/2005 17.655.818.00
8 Agustus 22/10/2005 18.068.976.00 09/10/2005 42 06/01/2006 18.068.976.00
9 September 08/10/2005 20.207.747.00 10/10/2005 0 09/11/2005 20.207.747.00
10 Oktober 28/11/2005 13.553.458.00 11/10/2005 18 06/01/2006 13.553.458.00
11 Nopember 01/12/2005 11.540.122.00 12/10/2005 0 06/01/2006 11.540.122.00
12 Desember 20/01/2006 16.406.253.00 01/10/2006 10 27/02/2006 16.406.253.00
Jumlah 133.860.977.00 133.860.977.00

TAHUN 2006
1 Januari 21/02/2006 21.083.380.00 02/10/2006 11 05/04/2006 21.083.380.00
2 Pebruari 24/03/2006 13.895.248.00 03/10/2006 14 13.895.248.00
3 Maret 28/04/2006 40.699.901.00 04/10/2006 18 40.699.901.00
4 April 15/05/2006 18.793.267.00 05/10/2006 5 18.793.267.00
5 Mei 07/06/2006 22.234.030.00 06/10/2006 0 22.234.030.00
6 Juni 07/07/2006 23.852.962.00 07/10/2006 3 24/11/2006 23.852.962.00
7 Juli 24/08/2006 19.438.929.00 08/10/2006 14 19.438.929.00
8 Agustus 11/09/2006 15.182.193.00 09/10/2006 1 15.182.193.00
9 September 13/10/2006 20.924.649.00 10/10/2006 3 20.924.649.00
10 Oktober 13/11/2006 19.845.449.00 11/10/2006 3 19.845.449.00
11 Nopember 14/12/2006 18.785.100.00 12/10/2006 4 30/01/2007 18.785.100.00
12 Desember 15/01/2007 16.484.127.00 01/10/2007 5 11/04/2007 16.484.127.00
Jumlah 251.219.235.00 251.219.235.00

TAHUN 2007
1 Januari 31/01/2007 15.777.090.00 02/10/2007 0 15.777.090.00
2 Pebruari 16/04/2007 14.182.049.00 03/10/2007 37 08/05/2007 14.182.049.00
3 Maret 12/05/2007 23.655.135.00 04/10/2007 32 21/06/2007 23.655.135.00
4 April 25/06/2007 27.158.202.00 05/10/2007 46 21/09/2007 27.158.202.00
5 Mei 07/09/2007 22.986.586.00 06/10/2007 89 belum ada realisasi
6 Juni 17/09/2007 20.629.904.00 07/10/2007 71 belum ada realisasi
Jumlah 124.388.966.00 80.772.476.00
Keterangan :
RITL = Rawat Inap Tingkat Lanjutan
Lampiran 8 a
Daftar Pelayanan kepada Peserta Askes di luar Ketetapan

No Nama Pasien Alamat Tanggal NRM/ Pelayanan BHP Total


Tgl pulang (Rp) (Rp) (Rp)
1 2 3 4 5 6 7 8 (6+7)
1 By Jro Nym Rasti Tegal Tulikup 17-Jul-07 10-233926 95.000.00 - 95.000.00
2 Wayan Budiani Manikan, Guwang 10-233740 628.500.00 78.000.00 706.500.00
3 Ni KD Muniari Bona Klod Blahbatuh 10-233593 320.000.00 - 320.000.00
4 Bayi Wayan Budiani Manikan Guwang 10-233789 63.500.00 - 63.500.00
5 Jro Nym Rasti Tegal Tulikup 10-233917 698.000.00 30.000.00 728.000.00
6 I Wayan Suarjana Br Tedunhg Abianbase 10-233805 375.000.00 117.500.00 492.500.00
2.180.000.00 225.500.00 2.405.500.00

7 Kt Wardana Br kesean Lebih 18-Jul-07 11-232817 825.700.00 16.000.00 841.700.00


8 I KT Moglog Br Kawan, Bukian, Payangan 10-189656 589.000.00 57.500.00 646.500.00
9 Ni Komang Sriyanti Bukian Payangan 11-155644 - - -
10 Bayi Ni Kadek Seniari Pujung Kaja, Sebatu 10-233859 95.000.00 - 95.000.00
11 Ni Mede Seniari Br Pujun Kaja Sebatu Tegal 10-233821 1.235.000.00 100.000.00 1.335.000.00
2.744.700.00 173.500.00 2.918.200.00

12 Putu Angga Candi Baru 19-Jul-07 11-228436 78.500.00 - 78.500.00


78.500.00 - 78.500.00

13 Ni Wyn Rasmini Tengah, Tegalalang 20-Jul-07 10-234107 185.500.00 - 185.500.00


14 Bayi Wayan Rasmini Tengah Tegalalang 10-234122 111.000.00 - 111.000.00
15 Ni Wayan Suyasmi Br Teruna Siangan 10-234249 612.500.00 30.000.00 642.500.00
16 By Wyn Suyasmi Br Teruna Siangan 10-234267 73.500.00 - 73.500.00
17 Ni Ketut Kentil Br Cagaan Pejeng 10-130929 541.500.00 - 541.500.00
18 Ni Kd Muliani Bangun Liman Buruan 10-219896 1.884.000.00 - 1.884.000.00
3.408.000.00 30.000.00 3.438.000.00

19 Komang Darmadi Br Teruna Blahbatuh 21-Jul-07 10-233808 276.000.00 65.000.00 341.000.00


20 Kadek Sukarini Madanga Kelod, Ptak 10-234206 638.500.00 100.000.00 738.500.00
21 By Dw Ayu Putriani Petemon, Pejeng 10-234200 103.000.00 - 103.000.00
22 Wyn Budiarsa Perean Tegal 10-234877 610.500.00 - 610.500.00
23 Dw Ayu Putriani Petemon Pejeng 10-234190 783.000.00 30.000.00 813.000.00
24 By Kadek Sukarini Br Petak Medangan Klod 10-234272 97.000.00 - 97.000.00
25 Ni Kadek Murdani Br Selat Siangan 10-234058 727.000.00 - 727.000.00
3.235.000.00 195.000.00 3.430.000.00

26 Dw Gd Eka Darma Putra Kaja kauh Tulikup 22-Jul-07 10-234186 1.611.500.00 37.500.00 1.649.000.00
1.611.500.00 37.500.00 1.649.000.00

27 Ni Ketut Kerti Tojan, Pering 23-Jul-07 10-234193 476.500.00 150.000.00 626.500.00


28 Anak Agung Ekawati Br Graya Tampaksiring 10-234141 698.000.00 30.000.00 728.000.00
29 Jro Made Miasa Benawah Petak 10-234128 1.047.000.00 352.500.00 1.399.500.00
30 Ni Wayan Limun Ketewel Sukawati 10-234145 767.500.00 - 767.500.00
2.989.000.00 532.500.00 3.521.500.00

31 By KD Muliani I Bangun Liman Buruan 24-Jul-07 10-234020 501.000.00 - 501.000.00


32 Ni Komang Sriyanti Bukian Peyangan 11-155644 2.148.050.00 60.000.00 2.208.050.00
33 I Wayan Sujana Dlod Pangkung Sukawati 11-234363 - - -
34 I Ketut Rete Taro Kaja Tegalalang 10-234115 422.000.00 105.000.00 527.000.00
35 KD Ayu Supartini Perangsada, Pering 10-234422 139.000.00 - 139.000.00
36 By Kadek Murdani Selat Siangan 10-234119 1.292.500.00 112.500.00 1.405.000.00
37 Nbayi Dewa Ayu Astini Br Bon Nyuh 10-234407 - - -
38 By Ni KD Muliani II Bangun Liman Buruan BLH 10-234021 463.000.00 - 463.000.00
39 DW Ayu Astini Bon Nyuh Petak 10-234393 803.000.00 30.000.00 833.000.00
5.768.550.00 307.500.00 6.076.050.00

40 By Ni MD Sulastri Lebih Duur Kaja 25-Jul-07 10-234466 113.000.00 - 113.000.00


41 Ni Made Sulastri Lebih Duur Kaja 10-234457 681.500.00 35.000.00 716.500.00
42 I Made Hermanto Kedisan Kaja 10-234673 - - -
794.500.00 35.000.00 829.500.00
1 2 3 4 5 6 7 8 (6+7)

43 Ni MD Nopiyani Tengah, Peliatan 26-Jul-07 10-234673 2.389.250.00 187.500.00 2.576.750.00


44 Wayan Rumin 10-234441 265.500.00 - 265.500.00
45 I Wayan Sujana Dlod Pangkung Sukawati 10-234673 201.000.00 - 201.000.00
46 Bayi Ni KM Srianti Bukian Payangan 10-234673 897.000.00 - 897.000.00
47 Wayan Rumin Yeh Tengah Klusa Payangan 10-234673 - - -
48 By MD Nopiyani Tengah Kauh Peliatan 10-234673 130.500.00 - 130.500.00
49 Wayan Nyamplun Keliki, Tegalalang 10-234673 278.000.00 - 278.000.00
50 Wayan Wirta Manukaya Anyar 10-234673 446.000.00 42.500.00 488.500.00
51 Kadek Lidia Pertiwi Br Getas Kawan Buruan BLTH 10-234673 129.500.00 - 129.500.00
4.736.750.00 230.000.00 4.966.750.00

52 Pande Putu Muliarta Pande, Beng 27-Jul-07 10-234639 269.500.00 201.500.00 471.000.00
53 Ni Made Jamin Mas Bedulu 11-234619 2.200.875.00 35.000.00 2.235.875.00
54 Bayi Made Jamin Mas Bedulu 11-234636 124.500.00 - 124.500.00
55 Ni Wayan Merni Taro Kaja, Tegalalang 10-234746 272.500.00 137.500.00 410.000.00
56 I Made Suma Tatag, Taro 10-234660 231.500.00 - 231.500.00
3.098.875.00 374.000.00 3.472.875.00

57 DW Ayu Murniasih Petemon, Pejeng 28-Jul-07 10-234651 905.000.00 72.500.00 977.500.00


905.000.00 72.500.00 977.500.00

58 DSK MD Mariati Br Gubat Pejeng Kelod 29-Jul-07 10-232821 1.438.500.00 - 1.438.500.00


1.438.500.00 - 1.438.500.00

59 Dewa Putu Derana Seronggo Tengah 30-Jul-07 10-232796 2.519.900.00 - 2.519.900.00


60 By MD Murni Br Kebon Kedisan Tegal 10-234813 126.500.00 - 126.500.00
61 PT Ari Andika Wibawa Br Sampiang Gianyar 10-234846 143.000.00 - 143.000.00
62 Ni Nym Murni Kebon Kedisan 10-234743 215.500.00 - 215.500.00
63 Bni Made Rai Suwandari Kelabang Moding 10-234576 914.500.00 - 914.500.00
64 Ni Made Jenek Dukuh Sidan 10-231138 712.000.00 - 712.000.00
65 I Made Kawi Br Tegalalang 10-234870 1.532.300.00 370.000.00 1.902.300.00
66 Bayi Jro Made Miasa Benawah Kangin Petak 10-234297 1.214.500.00 - 1.214.500.00
67 Gst Ngr Made Buana tengkulak Kelod, Kemenuh 10-234666 344.500.00 - 344.500.00
68 Bayi Ni MD Rai SuwandariBr Br Kelabang Moding Tegal 10-234954 101.000.00 - 101.000.00
7.823.700.00 370.000.00 8.193.700.00

69 Ni Wayan Werni Kelabang Talang 31-Jul-07 11-234916 2.318.900.00 30.000.00 2.348.900.00


70 I Made Hermanto Kedisan Kaja 11-234673 507.000.00 92.500.00 599.500.00
71 A.A. GD Agung Menak, Tulikup 10-208069 276.000.00 - 276.000.00
72 Ni Md Sibuh Br Tengkulak Mas Kemenuh 10-234622 592.000.00 - 592.000.00
73 Ni Kadek Pini Kawan, Mas 10-234975 254.000.00 170.000.00 424.000.00
74 Ketut Tumpuk Tengah, Lod Tunduh 10-234550 696.500.00 180.000.00 876.500.00
75 Bayi Made Werni Klabang Moding Tegal 10-234935 124.500.00 - 124.500.00
76 A.A. Oka Lebih Br Satria Mas Ubud 10-234612 1.427.500.00 305.000.00 1.732.500.00
6.196.400.00 777.500.00 6.973.900.00

Jumlah 47.008.975.00 3.360.500.00 50.369.475.00

77 Ni Nyoman Suriani Bukian Payangan 01-Agust-07 11-235202 - - -


78 Kadek Nova Batan Ancak, Mas Ubud 10-234652 542.000.00 35.000.00 577.000.00
79 Ni Wayan Geder Br Mantring Tampaksiring 11-232134 722.500.00 30.000.00 752.500.00
80 Ni Nyoman Misi Br Tengah Tegalalang 10-234343 696.500.00 170.000.00 866.500.00
81 Bayi Ni Ketut Darmini Peteluan Temisi 10-235053 91.000.00 - 91.000.00
82 Ni Made Sadri Ponggang Payangan 11-234697 - - -
83 Ni Ketut Darmini Br Peteluan Temisi 10-234994 866.000.00 30.000.00 896.000.00
84 By Gusti Ayu Sariani Br Kampung Tinggi 10-235000 646.000.00 - 646.000.00
3.564.000.00 265.000.00 3.829.000.00

85 Komang Tri Premana Kemenuh Sukawati 02-Agust-07 10-235000 1.248.800.00 - 1.248.800.00


86 Kadek Lidia Pertiwi Br Getas Kawan Buruan BLTH 10-235000 420.000.00 30.000.00 450.000.00
87 MD Santer Kelod Kauh Abianbase 10-235000 815.000.00 35.000.00 850.000.00
88 Ni Ketut Badung Selat Siangan Gianyar 10-235000 2.091.500.00 - 2.091.500.00
89 I Made Saru Junjungan Ubud 10-235000 885.500.00 - 885.500.00
90 I Nyoman Weta Br Tangkub 10-235000 190.000.00 - 190.000.00
91 Ni Gusti Made Diri Bona Kelod 10-235000 363.500.00 87.500.00 451.000.00
6.014.300.00 152.500.00 6.166.800.00
1 2 3 4 5 6 7 8 (6+7)

92 Ni Nyoman Suriani Bukian Payangan 03-Agust-07 11-235202 794.000.00 - 794.000.00


93 Wayan Murtini Br Lebih Duur Kaja 10-235005 667.000.00 30.000.00 697.000.00
94 Bayi Ni Wayan Murtini Br Lebih Duur Kaja 10-235010 55.500.00 - 55.500.00
95 Bayi Nym Suryani Tangkup Bukian 10-235238 101.000.00 - 101.000.00
96 By Made Sadri Ponggang Puhu 10-235268 228.000.00 - 228.000.00
1.845.500.00 30.000.00 1.875.500.00

97 Ida Bagus Suarta Lebah Bukian Payangan 04-Agust-07 11-225832 1.992.000.00 - 1.992.000.00
98 Ni Wayan Simpen Tedung Abianbase 11-233352 977.000.00 30.000.00 1.007.000.00
2.969.000.00 30.000.00 2.999.000.00

99 By Made Sadri Ponggang, Puhu 05-Agust-07 10-235268 91.000.00 - 91.000.00


100 Ni Made Sadri Ponggang, Payangan 11-234697 1.769.400.00 32.500.00 1.801.900.00
101 By Nyoman Kasnin Br Belong Taro Tegal 10-235310 180.500.00 - 180.500.00
102 Ni Nyoman Kasnin Br Belong Taro Tegalalang 11-235257 1.684.800.00 - 1.684.800.00
3.725.700.00 32.500.00 3.758.200.00

103 Made Candra Umakuta Pejeng Kangin 06-Agust-07 10-234985 634.000.00 - 634.000.00
104 Ni Nyoman Kardi Br Batu Sepih 11-221727 581.500.00 - 581.500.00
105 I Kt Sukadana Dauh Uma Bitra 10-235440 246.000.00 107.500.00 353.500.00
106 Jro Mk Cedek Penempahan T Siring 11-234151 521.000.00 - 521.000.00
1.982.500.00 107.500.00 2.090.000.00

107 Ni Nyoman Sukerti Br Pande Pejeng 07-Agust-07 11-234781 459.000.00 - 459.000.00


108 Wayan Narut Bangun Liman Buruan Blahbatuh 10-234389 1.556.000.00 315.000.00 1.871.000.00
2.015.000.00 315.000.00 2.330.000.00

109 Ekayanti Br Tengah Tegalalang 08-Agust-07 10-235600 651.500.00 30.000.00 681.500.00


110 Bayi Wyn Ekayanti Br Cagaan Tampaksiring 10-235627 107.500.00 - 107.500.00
111 By KD Muliani I Bangun Liman Buruab BLH 10-234020 1.499.500.00 - 1.499.500.00
112 Ni Wayan Sriani Br Cagaan Pejeng Tampaksiring 10-235489 1.434.500.00 30.000.00 1.464.500.00
113 Made Bersih Temesi Pegesangan 11-233512 2.272.500.00 - 2.272.500.00
114 By Ni KD Muliani II Bangun Liman Buruan BLH 10-234021 1.546.500.00 - 1.546.500.00
115 Bayi Ni Wayan Sriani Br Cagaan Pejeng 10-235658 99.500.00 - 99.500.00
7.611.500.00 60.000.00 7.671.500.00

116 I Nyoman Meja Gelumpang Sukawati 09-Agust-07 10-234718 547.500.00 - 547.500.00


117 Ni Ketut Andani Putri Br Selat Siangan 10-224252 215.000.00 - 215.000.00
118 Bayi KD Ayu Supartini Perangsada, Pering 10-234424 3.421.000.00 - 3.421.000.00
119 Kampih Br Buruan Tampaksiring 10-234868 1.306.500.00 315.000.00 1.621.500.00
5.490.000.00 315.000.00 5.805.000.00

120 Made Valentino Tengah Bedulu 10-Agust-07 11-234786 1.106.500.00 - 1.106.500.00


121 Bayi KD Srinadi Br Belahan Manukaya 10-234928 2.364.500.00 - 2.364.500.00
122 Dewa Ayu Ariasih Br Triwngse Siangan 11-235907 - - -
3.471.000.00 - 3.471.000.00

123 I MD Reok Madangan Kelod, Petak 11-Agust-07 10-235380 206.000.00 - 206.000.00


206.000.00 - 206.000.00

124 Bayi Ni Wyn Kardiana Lebah Bukian PYG 12-Agust-07 10-152184 520.000.00 - 520.000.00
125 Bayi Dewa Ayu Ariasih Triwangsa Siangan 10-235986 51.500.00 - 51.500.00
126 Dewa Ayu Ariasih Br Triwangse Siangan 11-235907 723.500.00 30.000.00 753.500.00
1.295.000.00 30.000.00 1.325.000.00

127 Wayan Suardipa Kabetan Babakan 13-Agust-07 10-235684 351.000.00 220.000.00 571.000.00
128 By Kadek Lestari Tegal Bingin Mas 10-236000 99.500.00 - 99.500.00
129 Kadek Lestari Tegal Bingin Mas 10-235999 550.500.00 - 550.500.00
1.001.000.00 220.000.00 1.221.000.00

130 Ni Wayan Nyampuh Kawan Bonbiyu, Blahbatuh 14-Agust-07 10-232234 289.000.00 117.500.00 406.500.00
131 Ni Pelung Pujung Kaja Sebatu 11-235106 1.232.300.00 - 1.232.300.00
1.521.300.00 117.500.00 1.638.800.00

132 I Wayan Raka Bukian Payangan 16-Agust-07 10-235561 1.088.000.00 235.000.00 1.323.000.00
133 Made Lipun Tiba Kauh Payangan 10-235686 742.000.00 - 742.000.00
1.830.000.00 235.000.00 2.065.000.00
1 2 3 4 5 6 7 8 (6+7)
134 DW Nym Agus Wijaya Pasdalem, Gianyar 18-Agust-07 10-236036 393.000.00 90.000.00 483.000.00
393.000.00 90.000.00 483.000.00

135 Made Puji Bukit Batu, Samplangan 20-Agust-07 10-236397 387.500.00 175.000.00 562.500.00
136 DSK MD Sulpia Wijayatri Pasdalem, Gianyar 10-236037 730.500.00 150.000.00 880.500.00
137 Ni Made Sadri Br Sema Bitra 10-235576 1.236.000.00 174.500.00 1.410.500.00
138 Gst Nym Pakel Tegal Suci, Tampaksiring 10-235522 1.358.500.00 220.000.00 1.578.500.00
139 Ni Luh Ana Yuniantari Ngenjung Sari Bakbakan 10-236584 - - -
3.712.500.00 719.500.00 4.432.000.00

140 Bayi MD Kamar Biya, Keramas 21-Agust-07 10-236534 157.000.00 - 157.000.00


141 Ni Made Kamar Biya Keramas 10-236509 719.500.00 35.000.00 754.500.00
876.500.00 35.000.00 911.500.00

142 Ni KT Dabret Tedung Abianbase 22-Agust-07 11-231411 2.321.000.00 - 2.321.000.00


143 Ni Ketut Kartini Prathama mandala Samplangan 11-233078 - - -
144 Bayi Luh Ana Juliantari Ngenjungsari, Bakbakan 10-236630 136.000.00 - 136.000.00
145 Ni Luh Ana Juliantari Ngenjung Sari Bakkbakan 11-236584 625.000.00 105.000.00 730.000.00
146 Ni Wayan Ariani Bona Kelod 10-236202 634.000.00 90.000.00 724.000.00
3.716.000.00 195.000.00 3.911.000.00

147 Ni Ketut Sulastri Lebih Duur Kala 23-Agust-07 10-236737 558.500.00 - 558.500.00
148 Ida Ayu Sri Juliari Br Tegallinggah Bedulu 10-236722 120.500.00 - 120.500.00
149 Ni Wayan Kicen Batan Ancak Mas 10-236663 239.000.00 - 239.000.00
150 Bayi Ni Ketut Sulastri Lebih Duur Kaja Gianyar 10-236755 99.500.00 - 99.500.00
1.017.500.00 - 1.017.500.00

151 Ni Ketut Kartini Prathama Mandala Samplangan 24-Agust-07 11-233078 868.000.00 35.000.00 903.000.00
152 Ni Wayan Nuriyani Br Dauhbak Singakerta BUD 10-236890 589.000.00 - 589.000.00
1.457.000.00 35.000.00 1.492.000.00

153 Bayi Ni Wayan Nuriyani Dauhlabak Singakerta Ubud 25-Agust-07 10-236895 122.000.00 - 122.000.00
154 By Ni Wayan Nurayani Dauhlabak Singakerta Ubud 10-236895 48.000.00 - 48.000.00
170.000.00 - 170.000.00

155 Ni Kt Marsi Br Sesesh Singapadu 26-Agust-07 10-160235 - - -


156 Wayan Supadmi Tengkulak Kelod Kemenuh 10-237025 126.000.00 - 126.000.00
157 Ni Ketut Marsi Br Seseh Singapadu 10-160235 347.000.00 42.500.00 389.500.00
473.000.00 42.500.00 515.500.00

158 Bayi KD Muliani Bangun Liman Buruan 27-Agust-07 10-236999 990.000.00 47.500.00 1.037.500.00
159 Bayi Ni Ketut Sasih Lebih Kaja Gianyar 10-237325 101.500.00 - 101.500.00
160 Ni Ketut Sasih Lebih Kaja Gianyar 10-237321 615.000.00 - 615.000.00
1.706.500.00 47.500.00 1.754.000.00

161 Ni Made Murtini Br Tengah Peliatan Ubud 28-Agust-07 11-232814 2.953.500.00 - 2.953.500.00
2.953.500.00 - 2.953.500.00

162 Wayan Sarinadi Palak Sukawati 29-Agust-07 11-237253 - - -


- - -

163 Dewa Ayu Dwi Padmasari Br Seronggo tengah 30-Agust-07 10-237782 308.000.00 152.500.00 460.500.00
164 I Wayan Gejir Kawan mas Ubud 10-237324 320.000.00 - 320.000.00
165 By Ni Wyn Sriartini Lenih Kaja Gianyar 10-237368 216.000.00 - 216.000.00
166 Bayi Kadek Wastini Selat Samplangan 10-237863 107.500.00 - 107.500.00
167 Wayan Penter Br Tegal Saat Pejeng Kangin 11-225347 768.000.00 697.500.00 1.465.500.00
168 Kadek Wastini Selat Samplangan 11-237831 574.000.00 - 574.000.00
2.293.500.00 850.000.00 3.143.500.00

169 I wayan Supanja Melinggih Payangan 31-Agust-07 10-208328 429.000.00 30.000.00 459.000.00
170 Ni KD Desi Wikatari Sengguan Bitra 11-200414 1.232.300.00 - 1.232.300.00
171 Ngakan Ketut Berata Selat Gianyar 10-237902 615.500.00 90.000.00 705.500.00
2.276.800.00 120.000.00 2.396.800.00

Jumlah Total 65.587.600.00 4.044.500.00 69.632.100.00


Jumlah Total 112.596.575.00 7.405.000.00 120.001.575.00
Lampiran 9
DAFTAR REALISASI PENERIMAAN FUNGSIONAL SWADANA TAHUN 2005
Uraian Jumlah % Ketentuan Keterangan
1 2.00 3 4 5
Penerimaan fungsional:
Retribusi Pelayanan Kesehatan 10.816.301.012.50
Retribusi Parkir 10.000.000.00
Retribusi Jasa Usaha Pemakaian Kekayaan RS 4.526.850.00
Jumlah Retribusi 10.830.827.862.50

Lain-lain Pendapatan RSUD yang Sah


Jumlah 6.602.754.00

Jumlah Lain-lain Pendapatan 10.837.430.616.50

Pengeluaran dari fungsional:

Operasional dan Pemeliharaan 7.351.236.466.00 67.83 45.00 Melebihi ketentuan


Pegawai 943.727.551.00 8.71
Honor 700.382.193.00
Uang lembur/tim panitia 4.680.000.00
Uang harian tetap 238.665.358.00

Barang 5.762.493.955.00 53.17


Bahan Habis Pakai Kantor 226.443.875.00
Jasa Kantor 340.056.991.00
Cetak dan Pengadaan Keperluan kantor 140.480.650.00
Makan Minum Kantor 9.986.000.00
Pakaian Dinas 4.992.000.00
Bahan Material 4.872.534.439.00
Jasa Pihak Ketiga 168.000.000.00

Pemeliharaan 626.464.250.00 5.78


Pemeliharaan Instalasi 71.250.500.00
Pemeliharaan bangunan Gedung 395.584.500.00
Pemeliharaan Alat-alat Angkut 44.350.000.00
Pemeliharaan Alat-alat Kantordan RT 42.669.250.00
Pemeliharaan Alat-alat Kedokteran 72.610.000.00

Perjalanan dinas 18.550.710.00 0.17


Perjalanan Dinas
Perjalanan Dinas Tetap

Jasa Pelayanan 2.413.865.671.00 22.27 40.00 Sesuai ketentuan

Pengembangan SDM 40.172.500.00 0.37 5.00 Sesuai ketentuan


Pendidikan 40.172.500.00 0.37 5.00

Lain-lain 40.000.000.00 0.37 5.00 Sesuai ketentuan


Modal
Belanja Peralatan dan Mesin 40.000.000.00 0.37 5.00

Pembinaan Manajemen - 0.00 5.00 Sesuai ketentuan

Jumlah 9.845.274.617.00
Lampiran 10
SiLPA Murni Swadana Tahun 2005
Uraian Jumlah (Rp)
1 2
Penerimaan fungsional:
Retribusi Pelayanan Kesehatan 10.816.301.012.50
Retribusi Parkir 10.000.000.00
Retribusi Jasa Usaha Pemakaian Kekayaan RS 4.526.850.00
Jumlah Retribusi 10.830.827.862.50

Lain-lain Pendapatan RSUD yang Sah 6.602.754.00

Jumlah Penerimaan Fungsional (1) 10.837.430.616.50

Pengeluaran Fungsional:
Operasional dan Pemeliharaan 7.351.236.466.00
Belanja Pegawai 943.727.551.00
Honor 700.382.193.00
Uang lembur/tim panitia 4.680.000.00
Uang harian tetap 238.665.358.00

Belanja Barang 5.762.493.955.00


Bahan Habis Pakai Kantor 226.443.875.00
Jasa Kantor 340.056.991.00
Cetak dan Pengadaan Keperluan kantor 140.480.650.00
Makan Minum Kantor 9.986.000.00
Pakaian Dinas 4.992.000.00
Bahan Material 4.872.534.439.00
Jasa Pihak Ketiga 168.000.000.00

Belanja Pemeliharaan 626.464.250.00


Pemeliharaan Instalasi 71.250.500.00
Pemeliharaan bangunan Gedung 395.584.500.00
Pemeliharaan Alat-alat Angkut 44.350.000.00
Pemeliharaan Alat-alat Kantordan RT 42.669.250.00
Pemeliharaan Alat-alat Kedokteran 72.610.000.00

Belanja Perjalanan Dinas 18.550.710.00


Perjalanan Dinas
Perjalanan Dinas Tetap

Jasa Pelayanan 2.413.865.671.00

Pengembangan SDM 40.172.500.00


Pendidikan 40.172.500.00

Lain-lain 40.000.000.00
Modal
Belanja Peralatan dan Mesin 40.000.000.00

Pembinaan Manajemen -

Jumlah Pengeluaran Fungsional (2) 9.845.274.617.00

SiLPA murni tahun berjalan (1) - (2) 992.155.999.50


SiLPA murni tahun lalu 197.402.842.62
Jumlah SiLPA Murni 2005 pada LRA 1.189.558.842.12
Saldo Kas per 31 Desember 2005 1.973.165.00
Likuiditas yg tidak dapat dimanfaatkan pada
tahun berikutnya 1.187.585.677.12
Lampiran 11
Daftar Tanda Terima Jasa Pelayanan untuk Dewan Penyantun Bulan Tahun 2005, Tahun 2006 dan Tahun 2007 (s.d Mei 2007)
No Jabatan Januari-Agustus 2005 September-Desember 2005 Januari-Maret 2006 April-Oktober 2006 Nopembers 2006 - Mei 2007 Jumlah
1 Bupati 4.068.065.98 2.446.384.68 2.344.289.76 2.782.291.74 * 2.881.689.28 * 14.522.721.44
2 Wakil Bupati 3.813.811.96 2.174.564.16 2.083.813.12 2.608.398.51 2.701.583.70 13.382.171.45
3 Ketua DPRD 3.813.811.96 2.174.564.16 2.083.813.12 2.608.398.51 2.701.583.70 13.382.171.45
4 Sekda 3.559.557.73 1.902.743.64 - 2.434.505.27 2.521.478.12 10.418.284.76
5 Asisten III - - 1.823.813.12 1.738.932.34 1.801.055.80 5.363.801.26
6 Kepala Bawasda 2.542.541.24 1.630.923.12 1.562.569.84 1.738.932.34 1.801.055.80 9.276.022.34
7 Kabag Keuangan 2.542.541.24 1.630.923.12 1.562.569.84 1.738.932.34 1.801.055.80 9.276.022.34
8 Kepala Dinkes 2.542.541.24 - - 1.738.932.34 1.801.055.80 * 6.082.529.38
9 Direktur RSUD 2.542.541.24 1.630.923.12 1.562.569.84 - - 5.736.034.20
Jumlah 25.425.412.59 13.591.026.00 13.023.438.64 17.389.323.39 18.010.558.00 87.439.758.62

Catatan:
* kwitansi belum ditandatangani oleh penerima

Você também pode gostar