Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
ABSTRACT
Nonlinear optical properties for sucrose and glycerin solution with various
concentration in the external electrics field has been studied.
Optical properties studied here is rotation of direction electrics fields from red
diode laser ray which transmition because external electrics field at sucrose and glycerin
solution.
The result of the experiment shows that change of linear polarization angle
proportional to external electrics field and concentration. The change of linear
polarization angle of sucrose solution is greater than glycerin solution, The applied small
parallel plates show that change of linear polarization angle of light is more optimal than
in big parallel plates.
Key words : external electrics field, non-linear optics, polarization, polarization angle
INTISARI
Telah dilakukan kajian sifat optis non linier dari larutan gula dan larutan gliserin
dengan berbagai konsentrasi dalam medan listrik luar.
Perilaku sifat optis yang dikaji adalah pemutaran arah getar medan listrik dari
berkas sinar laser dioda merah yang ditransmisikan karena pengaruh medan listrik luar
dengan interval 0 V/m 106 V/m pada larutan gula dan gliserin.
Dari hasil eksperimen diperoleh hasil bahwa perubahan sudut polarisasi
berbanding lurus dengan perubahan konsentrasi dan medan listrik luar yang mengenai
bahan. Perubahan sudut polarisasi cahaya pada larutan gula lebih besar dibandingkan
dengan larutan gliserin dan penggunaan plat sejajar dengan ukuran yang lebih kecil
menunjukkan perubahan sudut polarisasi cahaya yang lebih besar.
Kata kunci : medan listrik luar, optik nonlinier, polarisasi, sudut polarisasi
PENDAHULUAN dikenai cahaya dengan intensitas yang
Seberkas cahaya yang jatuh pada tinggi seperti laser dengan daya tinggi
suatu bidang yang membatasi suatu atau diletakkan dalam medan listrik (E)
medium yang berbeda maka cahaya atau medan magnet luar (B) yang besar
tersebut akan mengalami peristiwa- maka respon tak linier dari suatu media
peristiwa seperti interferensi, seperti suseptibilitas, indeks bias dan
superposisi, transmisi, polarisasi, polarisabilitas akan tampak [2].
pemantulan (refleksi), dan pembiasan
Polarisasi
(refraksi) [1].
Cahaya, seperti halnya semua radiasi
Beberapa material tertentu
elektromagnetik, diramalkan oleh teori
memiliki sifat yang disebut optical
elektromagnet sebagai gelombang
activity (aktivitas optik). Ketika cahaya transversal, yakni vektor listrik dan
yang terpolarisasi bidang melewati
vektor magnet yang bergetar adalah
material optik aktif, maka cahaya yang
tegak lurus pada arah penjalaran dan
terpolarisasi bidang tersebut akan
bukan sejajar pada arah penjalaran
mengalami rotasi. Konsentrasi dari
tersebut, seperti dalam gelombang
medium yang dilewati oleh cahaya, longitudinal. Gelombang-gelombang
mempengaruhi besar perputaran dari
transversal memiliki ciri tambahan
sudut polarisasi. yakni bahwa gelombang-gelombang
Beberapa fenomena alam
tersebut terpolarisasi bidang. Hal ini
mengenai transmisi, refraksi, refleksi,
berarti bahwa getaran-getaran vektor E
superposisi, dan refraksi ganda adalah sejajar terhadap satu sama lain
merupakan kasus-kasus optika non-
untuk semua titik didalam gelombang
linier. Dalam optik non-linier
tersebut [3].
perambatan cahaya dalam medium optis
dinyatakan oleh suatu persamaan Medium Non Linear
gelombang yang linier. Jadi bila dua Polarisasi listrik didefinisikan
gelombang harmonis yang berpaduan sebagai momen dipol listrik per satuan
dalam suatu media akan memenuhi volume yang dapat ditulis dalam
prinsip superposisi, merambat secara persamaan berikut,
tetap. Dan ternyata jika suatu medium
P = p ' (1) = 1 + 2 E + 3 E2 + (3)
V '
dengan I adalah koefisien yang berupa
Dalam bahan dielektrik linear, hubungan
tensor. Dengan mensubtitusikan
antara polarisasi elektrik (momen
persamaan (3) ke persamaan (2) maka
dipol persatuan volum) dari bahan
akan didapat hubungan antara P dan E
terhadap besarnya medan listrik yang yang dapat dituliskan sebagai fungsi
dikenakan pada bahan adalah :
deret dari yaitu,
P = o eE (2)
P = o 2E + 3E2 + (4)
Dalam hal ini o adalah permitivitas
Dengan 1 adalah tensor suseptibilitas
ruang hampa dan e adalah
orde kesatu atau linier sedangkan 2,
suseptibilitas dari bahan [4].
3 dan seterusnya adalah tensor
Fenomena non linier secara
umum diakibatkan oleh suseptibilitas orde kedua, ketiga dan
linier dari medan listrik E luar yang bahwa bila medan listrik cukup kecil
datang. Seperti inti atom yang terlalu maka suku kedua dan selebihnya bisa
massif dan elektron pada inti dalam yang diabaikan terhadap suku pertama,
terikat sangat kuat untuk merespon sehingga diperoleh relasi linier antara
medan listrik dari cahaya yang polarisasi terhadap medan listrik. Dan
terluarlah yang bertanggung jawab medan listrik yang cukup besar maka
terhadap terjadinya polarisasi pada medium akan menjadi tidak linier [1].
Pada efek ini jika bahan tersebut sebagai plat kapasitor dengan ukuran
kuat maka indeks bias bahan akan plat 1 cm, polarisator untuk memilih
arah medan listrik cahaya yang akan dengan konsentrasi 5%, 10%, 15%,
dilewatkan pada bahan transparan, 20%, 25%, 30%, 35%. Bahan tersebut
analisator untuk mengamati perubahan akan diletakkan pada wadah yang
sudut polarisasi cahaya setelah melewati terbuat dari kaca preparat dengan ukuran
bahan transparan, multimeter digital panjang 2cm, lebar 1cm, dan tinggi 3cm.
dengan merk Sanwa-CD 700E yang
2. Kalibrasi
digunakan sebagai pembaca nilai
Menguji perubahan sudut
keluaran (output) dari sumber tegangan,
polarisasi pada detektor
probe (pengali tegangan) yang berfungsi
Dalam tahap ini dilakukan pengamatan
untuk mengkonversi besarnya tegangan
tanpa sampel dan wadah, kemudian
yang keluar dari sumber tegangan tinggi,
dengan wadah yang akan digunakan
sehingga tegangan output bisa dibaca
sebagai faktor koreksi untuk perubahan
multimeter. Sedangkan bahan yang
sudut putar polarisasi sinar laser. Medan
digunakan dalam penelitian ini adalah:
listrik yang digunakan dalam selang 0
larutan gula dan larutan gliserin dengan
106 V/m. Kemudian diamati perubahan
konsentrasi masing-masing 5%, 10%,
sudut polarisasi cahaya setelah
15%,20%, 25%, 30%, 35% dan tempat
dilewatkan polarisator dengan arah sudut
sampel yang berfungsi sebagai wadah
sinar laser 0 , 10 , 20 , 30 , 40 , 50 ,
larutan. Tempat sampel ini terbuat dari
60 , 70 , 80 , 90 . Setelah cahaya laser
kaca preparat dengan tebal 1mm dan
melalui wadah, kemudian dianalisa
berbentuk balok dengan ukuran panjang
perubahan sudut polarisasinya dengan
2cm, lebar 1cm dan tingginya 3cm.
analisator. Dalam hal ini diambil nilai
intensitas relatif minimum.
Prosedur Penelitian
Menguji linieritas perubahan
Persiapan
sudut polarisasi terhadap konsentrasi
1. Persiapan
gula.
Dalam tahap persiapan ini, dilakukan
Pada tahap ini dilakukan pengamatan
preparasi semua perlengkapan yang
perubahan sudut polarisasi terhadap
diperlukan dalam penelitian baik
larutan gula dengan konsentrasi 5%,
menyusun alat maupun membuat
10%,15%, 20%,25%, 30% dan 35%
sampel larutan gliserin dan larutan gula
tanpa medan listrik luar (E = 0) dengan
arah sinar laser 0 , 10 , 20 , 30 , 40 , Gambar 3 berikut ini
Pada tahap ini dilakukan pengamatan luar (E = 0). Dari grafik tampak bahwa
polarisasi cahaya untuk setiap bahan larutan gula lebih besar dibandingkankan
30 , 40 , 50 , 60 , 70 , 80 , 90 .
PERUBAHAN SUDUT (DERAJAT)
2.0
1.5
Setelah cahaya melalui bahan transparan
1.0
4.0
3.5
3.0
sangat kecil. Dalam pengaruh medan
2.5
2.0 listrik muatan molekul nonpolar
1.5
1.0
0.5
berpindah, seperti pada gambar (4.10).
0.0
0 5 10 15 20
KONSENTRASI
25 30 35 40
Molekul ini dikatakan terpolarisasi oleh