Você está na página 1de 83

ASUHAN KEPERAWATAN GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN

RASA AMAN DAN NYAMAN PADA NY. T DI RUANG DAHLIA


RSUD Dr. SOEDIRMAN KEBUMEN

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Akhir Ujian Komprehensif


Jenjang Pendidikan Diploma III Keperawatan

Disusun Oleh :
Anna Nur Cahyaningsih
A01301723

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH


GOMBONG
PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN
2016
ASUHAN KEPERAWATAN GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN
RASA AMAN DAN NYAMAN PADA NY. T DI RUANG DAHLIA
RSUD Dr. SOEDIRMAN KEBUMEN

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Akhir Ujian Komprehensif


Jenjang Pendidikan Diploma III Keperawatan

Disusun Oleh :
Anna Nur Cahyaningsih
A01301723

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH


GOMBONG
PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN
2016

i
Program Studi Studi DIII Keperawatan
Sekolah Tinggi IImu Kesehatan Muhammadiyah Gombong
Karya Tulis IImiah, Agustus 2016
Anna Nur Cahyaningsih, Bambang Utoyo2, S.Kep.Ns. M.Kep.

ABSTRAK

ASUHAN KEPERAWATAN GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN


RASA AMAN DAN NYAMAN PADA Ny. T DI RUANG DAHLIA RSUD
Dr. SOEDIRMAN KEBUMEN

Latar Belakang: Kebutuhan rasa aman dan nyaman adalah terbebasnya dari rasa
yang tidak menyenangkan dan jika masalah tidak ditangani akan menyebabkan
permasalahan seperti nyeri yang mengganggu aktivitas dan kenyamanan
seseorang. Nyeri bisa diakibatkan karena peningkatan restensi pembuluh darah
yang mengakibatkan nyeri. Untuk penganan nyeri bisa dilakukan tindakan
akupresur yang dapat melancarkan peredaran darah dan mudah dilakukan.
Tujuan: Mahasiswa mampu menjelaskan Asuhan keperawatan yang diberikan
pada klien dengan Pemenuhan Kebutuhan rasa Aman dan Nyaman Nyeri pada
Ny. T diruang Dahlia RSUD Dr. Soedirman Kebumen.
Pembahasan: Masalah keperawatan nyeri akut, gangguan pola tidur dan kurang
pengetahuan. Intervensi dan implementasi yang sudah dilakukan berupa
manajemen nyeri, majemen lingkungan, dan pendidikan kesehatan.
Hasil: Evaluasi yang didapatkan selama tiga hari, masalah nyeri akut, gangguan
pola tidur, pendidikan kesehatan. Evaluasi yang didapatkan selama tiga hari,
masalah nyeri akut belum teratasi. Masalah keperawatan gangguan pola tidur dan
kurang pengetahuan teratasi.

Kata kunci: aman, nyaman, nyeri, akupresur, asuhan keperawatan

1. Mahasiswa DIII Keperawatan, Sekolah Tinggi IImu Kesehatan


Muhammadiyah Gombong.
2. Dosen DIII keperawatan, Sekolah Tinggi IImu Kesehatan Muhammadiyah
Gombong.

iv
DIPLOMA III OF NURSING PROGRAM
MUHAMMADIYAH HEALTH SCIENCE INSTITUTE OF GOMBONG
Scientific Paper, August 2016
Anna Nur Cahyaningsih1, Bambang Utoyo2, S.Kep.Ns. M.Kep.

ABSTRACT

NURSING CARE OF MEETING THE NEEDS SECURITY INTRUSION


AND COMFORT TO Mrs. T IN DAHLIA, Dr. SUDIRMAN STATE
HOSPITAL OF KEBUMEN

Background: Secure and comfort needs liberation from an unpleasant taste, and if
the problem is not addressed will problems such as pain that interferes with the
activity and ones convenience. Pain can be caused by an increase restensi blood
vessels that cause pain. For confectionary pain can do acupressure actions that can
improve blood circulation and easy to do.
Objective: Students are able to explain the nursing care given to clients with a
sense Fulfillment Safe and comfortable Pain in Mrs. T in the space Dahlia
Hospital Dr. Sudirman Kebumen.
Discussion: The nursing diagnoses were acute pain, disruption of sleep patterns,
and lack of knowledge. Intervention and implementation of pain management,
management environment, health education.
Results:The evaluation obtained for three days showed that acute pain problems
have not been resolved. Disruption of sleep patterns, and lack of knowledge was
resolved.

Keywords: acupressure, nursing care, secure and comfort need

1. University Student Diploma III of Nursing, Muhammadiyah Health Science


Institute Of Gombong.
2. Lecsturer Diploma III of Nursing, Muhammadiyah Health Science Intitute Of
Gombong

v
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadiran Alloh SWT yang telah


memberikan limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan karya tulis ilmiah sebagai tugas akhir ujian komprehensif yang
berjudul Asuhan Keperawatan Pemenuhan Kebutuhan Rasa Aman dan Nyaman
pada Ny. T di Ruang Dahlia RSUD dr. Soedirman Kebumen dengan tepat waktu.
Karya tulis ilmiah ini disusun penulis untuk memenuhi persyaratan untuk
menyelesaikan jenjang pendidikan program studi Diploma III Keperawatan di
Insititusi Muhammadiyah Gombong.
Penulis menyadari bahwa terselesainya laporan ini tidak lepas dari bantuan
dan bimbingan dari berbagai pihak untuk itu penulis mengucapkan terima kasih
kepada :
1. Alloh SWT yang telah memberikan Hidayah-Nya kepada penulis,
sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas dengan lancar.

2. Bapak M. Madkhan Anis, S.Kep.Ns selaku Ketua Sekolah Tinggi Ilmu


Kesehatan Muhammadiyah Gombong.
3. Bapak Sawiji, S.Kep.Ns, M.Sc selaku ketua Program Studi DIII
Keperawatan Institusi Muhammadiyah Gombong
4. Bapak Bambang Utoyo, S.Kep,Ns, M.Kep selaku pembimbing yang selalu
memberikan bimbingan, saran, arahan, motivasi dengan penuh kesabaran
sehingga karya tulis ilmiah ini dapat terselesaikan.
5. Semua perawat ruang Dahlia RSUD dr. Soedirman Kebumen.
6. Ayah tercinta bapak Romelan dan ibu tercinta Uti Murningsih, serta
adikku Ananda Oktaviani Subekti dan Lina Kurnia terima kasih atas doa
yang selalu diberikan.
7. Teman-teman seperjuangan dan sahabat Alifatun Khasanah, Esti Dwi
Fitriasih, Desi Anisa Nurmala, Alfi Mufidah yang telah bersama-sama
menjalani ini semua dengan penuh suka dan duka selama kurang lebih tiga
tahun, semoga kita sukses bersama Amin.

vi
8. Buat kekasihku tersayang terima kasih yang selalu memberikan semangat,
doa serta motivasi secara yang terus menerus.
9. Teman-teman seperjuangan saya kelas 3A yang telah memberikan
dukungan dan semangat serta bantuan dan pikiran kepada penulis sehingga
Karya Tulis Ilmiah ini terselesaikan.

Apabila dalam penulisan ilmiah ini masih ditemukan kekeliruan, penulis


mengharap kritik dan saran yang bersifat membangun demi perbaikan dan
kesempatan Karya Tulis Ilmiah ini.

Gombong, 4 Agustus 2016

Anna Nur Cahyaningsih

vii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL............................................................................... i

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING .......................................... ii

LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI ................................................... iii

ABSTRAK .............................................................................................. iv

KATA PENGANTAR ........................................................................... vi

DAFTAR ISI ........................................................................................... viii

BAB I PENDAHULUAN ....................................................................... 1

A. Latar Belakang ............................................................................ 1


B. Tujuan Penulis............................................................................. 5
C. Manfaat Penulis ........................................................................... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................. 8

A. Kebutuhan Rasa Aman Nyaman ................................................ 8


B. Penyebab Nyeri ........................................................................... 9
C. Tanda dan Gejala Hipertensi ....................................................... 10
D. Teori Nyeri .................................................................................. 10
E. Fisiologi Nyeri ............................................................................ 11
F. Patofisiologi ................................................................................ 12
G. Klasifikasi Nyeri ......................................................................... 13
H. Manajemen Nyeri ........................................................................ 14
I. Konsep Dasar Inovasi Akupresur................................................ 16

BAB III RESUME KEPERAWATAN ................................................... 19

A. Pengkajian ................................................................................... 19
B. Analisa Data ................................................................................ 24
C. Intervensi, Implementasi, Evaluasi ............................................. 25

BAB IV PEMBAHASAN ....................................................................... 30

A. Diagnosa Keperawatan................................................................ 30
B. Analisis Inovasi Tindakan Keperawatan ..................................... 51

viii
BAB V PENUTUP .................................................................................. 54

A. Kesimpulan ................................................................................. 54
B. Saran ........................................................................................... 54

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

ix
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Menurut Kozier (2010), mengatakan bahwa keamanan adalah
keadaan bebas dari segala fisik psikologis yang merupakan kebutuhan
dasar manusia yang harus dipenuhi, serta dipengaruhi oleh faktor
lingkungan. Sedangkan kenyamanan sebagai suatu keadaan terpenuhi
kebutuhan dasar manusia meliputi kebutuhan akan ketentraman,
kepuasaan, kelegaan dan tersedia.
Menurut Tamsuri (2007), mengatakan bahwa nyeri adalah
suatu rasa yang tidak aman, baik ringan maupun berat. Nyeri
didefinisikan sebagai suatu keadaan yang mempengaruhi seseorang
dan ektensinya diketahui bila seseorang pernah mengalaminya.
Menurut (Hermand t, 2015), Nyeri akut adalah pengalaman
sensori dan emosional tidak menyenangkan yang muncul akibat
kerusakan jaringan aktual atau potensial atau yang digambarkan
sebagai keruskan (International Association for the Study of Pain);
awitan yang tiba-tiba atau lambat dari intensitas ringan hingga berat
dengan akhir yang dapat diantisipasi atau diprediksi.
Hipertensi adalah tekanan darah yang diastole menetap di atas
90 mmHg dan tekanan darah sistole menetap di atas 140 mmHg (
Robins, 2007). Ada dua macam hipertensi, yaitu hipertensi esenssial
primer dan sekunder. Sembilan puluh persen dari semua kasus
hipertensi adalah primer. Tidak ada penyebab yang jelas tentang
hipertensi primer, sekalipun ada beberapa teori yang menunjukan
adanya faktor-faktor genetik, perubahan hormon, dan perubahan
simpatis. Hipertensi sekunder adalah akibat dari penyakit atau
gangguan tertentu.

1
2

Menurut World Health Organization (2008), Penderita


hipertensi pada saat ini di perkirakan mengalami peningkatan hal itu
di buktikan dengan laporan tekanan darah diseluruh dunia yang
mencapai 7,5 juta kematian. Sekitar 12,8 % dari total keseluruhan
kematian yang terjadi, peningkatan tekanan darah menjadi
penyebabnya. Dari Disability Adjusted Life Year ( DALY) atau
dampak keseluruhan suatu populasi, terdapat sekitar 3,7 % pasien
hipertensi. Peningkatan tekanan darah tersebut yang merupakan faktor
risiko utama untuk penyakit jantung konorer dan iskemik serta stroke
hemoragik.
Menurut Riset Kesehatan Dasar (Riskesdes, 2013), di
Indonesia penderita hipertensi diatas 18 tahun sebanyak 666.920
orang, hipertensi lebih tinggi terjadi pada perempuan yaitu sebanyak
346.799 orang sedangkan penderita hipertensi laki-laki sebanyak
319.121 orang. Prevalensi hipertensi di Indonesia berada pada urutan
10 teratas yang dapat menyebakan kematian pada semua kelompok
umur dengan strok sebagai penyebab kematian nomor satu jumlah
angka hipertensi tertinggi di Indonesia. Sedangkan di Jawa Tengah
terdapat (26,4%) pasien mengalami hipertensi melalui pengukuran
tekanan darah pada usia lebih dari 18 tahun. Jumlah tersebut tergolong
cukup besar untuk angka kejadian hipertensi. Ironisnya pravelensi
hipertensi berdasarkan diagnis tenaga kesehatan dan pengukuran
terlihat semakin meningkat dengan bertambahnya umur.
Hipertensi dapat menyerang hampir seluruh golongan
masyarakat di seluruh dunia. Jumlah mereka yang menderita
hipertensi yang terus bertambah dari tahun ke tahun. Dari data
penelitian terakhir, dikemukakan bahwa terdapat sekitar 50 juta (20,7
%) orang dewasa Amerika menderita hipertensi penderita juga
menyerang Thailand sebesar 17% dari total penduduk, Vietnam
34,6%, Singapura 24,9%, Malaysia 29,9% dan Indonesia memiliki
3

angka yang cukup tinggi, yaitu 15% (Susilo dan Wulandari, 2011 : 3-
4).
Data dari Dinas Kesehatan Sukoharjo (DKS) pada tahun
2014 menunjukan angka kejadian sebesar 19.808 kasus hipertensi.
Dari total 4 keseluruhan puskesmas yang masuk dalam wilayah
kerja Dinas Kesehatan Sukoharjo, Puskesmas Baki merupakan salah
satu Puskesmas yang memiliki pasien hipertensi yang cukup tinggi
yaitu sebesar 917 kasus pada tahun 2014.
Nyeri kepala atau sakit kepala merupakan gejala penting dari
berbagai kelainan tubuh organik maupun fungsional. Nyeri kepala
diartikan sebagai sensasai tidak menyenangkan yang melibatkan
emosi dengan atau tanpa kerusakan jaringan sebagai gejala penting
dari suatu kelainan organ ataupun penyakit. Beberapa nyeri kepala
disebabkan oleh stimulus nyeri yang berasal dari intrakranial atau
exstrakranial (Ballenger, 2010).
Nyeri kepala karena hipertensi ini dikategorikan sebagai nyeri
kepala intrakranial yaitu jenis nyeri kepala migren dimana nyeri
kepala tipe ini sering diduga akibat fenomena vaskular abnormal.
Walaupun mekanisme yang sebenarnya belum diketahui, nyeri kepala
ini sering ditandai sensasi prodromal misal nausea, penglihatan kabur,
auravisual, atau tipe sensorik halusinasi. Biasanya gejala timbul 30
menit sampai 1 jam sebelum nyeri kepala. Salah satu teori penyebab
nyeri kepala migraine ini akibat dari emosi atau ketegangan yang
berlangsung lama yang akan menimbulkan reflek vasospasme
beberapa pembuluh arteri kepala termasuk pembuluh arteri yang
memasok ke otak. Secara teoritis, vasospasme yang terjadi akan
menimbulkan iskemik pada sebagian otak sehingga terjadi nyeri
kepala (Hall, 2012).
Penyebab nyeri kepala terjadinya sensitisasi perifer terhadap
nosiseptor, sedang yang jenis kronik berlaku sensitisasi sentral. Proses
4

kontraksi otot sefalik secara involunter, berkurangnya supraspinal


terhadap stimulasi nosiseptik amat berperan terhadap timbulnya nyeri.
Dampak penyakit hipertensi berkembang dari tahun ke tahun
dan membuahkan banyak komplikasi. Hipertensi adalah faktor resiko
utama pada penyakit jantung, serebral (otak), renal (ginjal) dan vas-
kuler (pembuluh darah) dengan komplikasi berupa infak miokard
(serangan jantung), gagal jantung, stroke (serangan otak), gagal ginjal
dan penyakit vaskuler perifer. Selain itu, tekanan darah tinggi juga
berpengaruh terhadap pembuluh darah koroner di jantungg berupa
terbentuknya plak (timbunan) aterosklerosis yang dapat
mengakibatkan penyumbatan pembuluh darah dan menghasilkan
serangan jantung.
Penanganan mengatasi nyeri dapat dibedakan menjadi dua
kelompok utama, yaitu diantaranya tindakan pengobatan farmakologi
dan non farmakologi (Asmadi, 2008). Penatalaksanaan non
farmakologi terdiri dari berbagai tindakan penanganan nyeri
berdasarkan stimulasi fisik maupun perilaku kognitif. Penanganan
fisik yaitu meliputi tindakan distraksi, teknik relaksasi, imajinasi
terbimbing, umpan balik biologis, hipnosis, dan sentuhan terapeutik.
Distraksi merupakan tehnik memfokuskan perhatian pasien pada
sesuatu selain pada nyeri dan merupakan mekanisme yang
bertanggung jawab terhadap kognitif efektif lainnya, distraksi dapat
menurunkan nyeri dengan menstimulasi sistem kontrol desenden,
yang mengakibatkan lebih sedikit stimulasi dari nyeri yang
ditranfisikan ke otak.
Adapun perawatan manajemen nyeri non farmakologi terbaru
yang sedang moderen adalah dengan tehnik akupresur, salah satu
metode penelitian ini menggunakan One Grup Pretest-Posttest
Design. Teknik pengambilan sampel dengan pada penilitian ini
menggunakan Probality Sampling responden diberikan perlakuan
5

akupresur selama 10 menit dan diulangi selama 6 hari. Dari jumlah14


orang yang di ambil.
Berdasarkan analisis yang di dapat sebelum dan sesudah
dilakukan akupresur menunjukan bahwa sebagian besar responden
sebelum dilakukan tindakan akupresur memiliki kategori tingkat
tekanan darah sistolik dan diastolik tingkat 1 sebanyak 9 responden
(64,3%), tingkat 1 sebanyak 12 responden (85,7%).
Berdasarkan teori bahwa akupresur dapat melancarkan
peredaran darah kebagian yang sakit, meningkatkan suplai oksigen
dalam darah, meningkatkan fungsi dan kerja sistem peredaran darah
dalam tubuh, membersihkan aliran energi yang tersumbat disepanjang
median, memulihkan ketegangan otot, memulihkan implus-implus
saraf yang terganggu, mengembalikan keseimbangan kimia atau
hormon dalam tubuh, memulihkan kondisi organ maupun bagian
tubuh yang mengalami gangguan, meningkatkan aliran energi,
sehingga dapat menghilangkan ketegangan mental maupun fisik
(Hartati, 2012: 36).
Berdasarkan dari uraian diatas dapat diketahui bahwa jumlah
penderita hipertensi cukup tinggi, oleh karena itu pengkajian terhadap
pasien dengan itu penulis melakukan pengkajian terhadap pasien
dengan hipertensi dalam sebuah karya tulis ilmiah yang berjudul
Asuhan Keperawatan Gangguan Pemenuhan Kebutuhan Rasa Aman
dan Nyaman pada Ny. T: Hipertensi di Ruang Dahlia RSUD Dr.
Soedirman Kebumen.

B. Tujuan
Tujuan dari penulisan karya ilmiah ada 2 macam yaitu:
1. Tujuan umum
Mahasiswa mampu menjelaskan Asuhan Keperawatan yang
diberikan pada klien dengan Pemenuhan Kebutuhan rasa Aman
6

dan Nyaman Nyeri pada Ny. T di ruang Dahlia RSUD Dr.


Soedirman Kebumen.
2. Tujuan khusus
a. Mampu memaparkan hasil pengkajian dengan klien dengan
pemenuhan kebutuhan rasa aman dan nyaman: nyeri pada klien
pada kasus hipertensi.
b. Mampu memaparkan hasil analisa data dengan klien dengan
pemenuhan kebutuhan rasa aman dan nyaman: nyeri pada klien
pada kasus hipertensi.
c. Mampu memaparkan hasil diagnosa keperawatan pada klien
dengan pemenuhan kebutuhan rasa aman dan nyaman: nyeri
pada klien pada kasus hipertensi.
d. Mampu memaparkan hasil intervensi keperawatan pada klien
dengan pemenuhan kebutuhan rasa aman dan nyaman: nyeri
pada klien pada kasus hipertensi.
e. Mampu memaparkan hasil implementasi keperawatan pada
klien dengan pemenuhan kebutuhan rasa aman dan nyaman:
nyeri pada klien pada kasus hipertensi.
f. Mampu memaparkan hasil evaluasi keperawatan pada klien
dengan pemenuhan kebutuhan rasa aman dan nyaman: nyeri
pada klien pada kasus hipertensi.
g. Mampu memaparkan hasil analisis inovasi tindakan
keperawatan pada klien dengan pemenuhan kebutuhan rasa
aman dan nyaman: nyeri pada klien pada kasus hipertensi.

C. Manfaat Penulis
1. Manfaat keilmuan
Dapat memberi referensi, serta menambah pengetahuan
tentang asuhan keperawatan pemenuhan kebutuhan aman dan
nyaman pada pasien hipertensi.
7

2. Manfaat aplikatif
a. Diharapkan dalam pembuatan laporan ini dapat memberikan
gambaran tentang tindakan keperawatan apa yang lakukan pada
klien yang mengalami gangguan pemenuhan kebutuhan aman
dan nyaman khususnya pada pasien hipertensi.
b. Diharapkan dalam pembuatan laporan ini akan memberikan
masukan kepada rumah sakit, agar dalam memberikan tindakan
keperawatan yang tepat terhadap pasien yang mengalami
gangguan pemenuhan rasa aman dan nyaman khususnya pada
pasien hipertensi.
c. Diharapkan dalam pembuatan laporan ini akan menjadi
masukan bagi akademis dalam rangka merumuskan tindakan
keperawatan yang berkaitan dengan kondisi klien yang
mengalami gangguan pemenuhan rasa aman dan nyaman
khususnya pada pasien hipertensi.
d. Diharapkan dalam pembuatan laporan ini bermanfaat bagi
masyarakat mampu melakukan perawatan dirumah terhadap
pasien yang mengalami pemenuhan rasa aman dan nyaman.
DAFTAR PUSTAKA

Andarmoyo, S. (2013). Konsep dan Proses Keperawatan Nyeri. Jogjakarta: Ar-


Ruzz.
Arif, M. (2008). Buku Ajar Asuhan Keperawatan Klien dengan Ganggan Sistem
Persyarafan. Jakarta: Salemba Medika.
Asmadi. (2008). Teknik Prosedural Keperawatan: Konsep dan aplikasi kebutuhan
dasar klien. Jakarta: Salemba Medika.
Ballenger, J. J. (2010). Penyakit Telinga, Hidung, Tenggorokan, Kepala dan
leher. Tangerang: Binarupa Aksar.
Bulecheck G, B. H. (2016). Nursing Interventions Classification (NIC), 6 th
Indonesia edition Indonesia: ISBN.
Chayatin, M. &. (2008). Kebutuhan dasar manusia teori dan aplikasi dalam
paktik. Jakarta: EGC.
Hall. (2012). Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta: Penerbit buku kedokteran
EGC.
Hartati, S. (2012). Dahsyatnya Pijat akupresur Untuk Sembuhkan 39 Penyakit
Ringan dan Ganas . Jakarta: Dunia Sehat.
Hartono, R. I. (2012). Akupresur untuk berbagai penyakit. Yogyakarta: Rapha.
Herdman t, &. K. (2015). Diagnosis Keperawatan Definisi & Klasifikasi . Jakarta:
EGC.
Kozier. (2010). Fundalmental Of Nursing Concepts and Process and Pratice 7.
Jakarta: EGC.
Poter, P. A., & Perry, A. G. (2009). Buku Ajar Fundamental Keperawatan:
Konsep Proses, dan Praktik (volume1) (Edisi 7). Jakarta: EGC.
Prasetyo, S. N. (2010). Konsep dan Proses Keperawatan Nyeri. Yogyakarta:
Graba Ilmu.
RISKESDES. (2013). Prevelensi Hipertensi di Indonesia. Jakarta: Kementrian
Kesehatan RI.
Robins. (2007). IImu Penyakit Dalam . Jakarta: Balai Penerbit.
Smeltzer, S. (2007). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner Suddarth.
Volume 2 Edisi 8. Jakarta: EGC.
Soeparman. (2007). IImu Penyakit Dalam. Jakarta: Balai Penerbit FKUI.
Susilo, Y., & Wulandari, A. (2011). Cara mengatasi darah tinggi (hipertensi).
Yogyakarta: Andi Publisher.
Tamsuri. (2007). Konsep dan Penatalaksaan Nyeri. Jakarta: EGC.
WHO. (2008). Raised blood preasure. Global Healtth observatory, hal 1. Diaskes
dari http:who.
Wilkins, &. W. (2011). Kapita Selekta penyakit Edisi 2. Jakarta: Penerbit buku ke
dokteran EGC.
LAPORAN PENDAHULUAN

HIPERTENSI

DISUSUN OLEH :
ANNA NUR CAHYANINGSIH
A01301723

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH
GOMBONG
2016
LAPORAN PENDAHUAN

A. Definisi
Hipertensi didefinisikan sebagai tekanan darah persisten dimana
tekanan sistoliknya di atas 140 mmHg dan tekanan diastolik diatas 90 mmHg.
Pada populasi lanjut usia, hipertensi didefinisikan sebagai tekanan sistolik
160 mmHg dan tekanan diastolik 90 mmHg (Sheps, 2009).
Hipertensi diartikan sebagai peningkatan tekanan darah secara terus
menerus sehingga melebihi batas normal. Tekanan darah normal adalah
110/90 mmHg. Hipertensi merupakan produk dari resistensi pembuluh darah
perifer dan kardiak output (Wexler, 2007).
Sedangkan menurut Smeltzer (2007) bahwa hipertensi dapat
didefinisikan sebagai tekanan darah persisten dimana tekanan sistoliknya di
atas 140 mmHg dan diastolik di atas 90 mmHg. Pada populasi lansia,
hipertensi didefinisikan sebagai tekanan sistolik 160 mmHg dan tekanan
diastolik 90 mmHg.
Dari pendapat-pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa hipertensi
merupakan peningkatan tekanan sistolik lebih besar atau sama dengan 160
mmHg dan atau tekanan diastolic sama atau lebih besar 90 mmHg.

B. Etiologi
1. Tidak di ketahui penyebabnya / keturunan (Hipertensi primer)
Faktor-faktor resiko :
a. Usia
b. Merokok
c. Kelebihan berat badan atau obesitas
d. Kurang olahraga
e. Terlalu banyak mengonsumsi minuman keras
f. Stres
2. Disebabkan oleh penyakit lain ( hipertensi sekunder )
Antara lain penyakit:
a. Ginjal
b. Saraf
c. Tumor
d. Keracuan
(Lany Gunawan, 2008)

C. Patofisiologi

Mekanisme yang mengontrol konstriksi dan relaksasi pembuluh darah


terletak dipusat vasomotor, pada medulla diotak. Dari pusat vasomotor ini
bermula jaras saraf simpatis, yang berlanjut ke bawah ke korda spinalis dan
keluar dari kolumna medulla spinalis ganglia simpatis di toraks dan abdomen.
Rangsangan pusat vasomotor dihantarkan dalam bentuk impuls yang bergerak
ke bawah melalui system saraf simpatis ke ganglia simpatis. Pada titik ini,
neuron preganglion melepaskan asetilkolin, yang akan merangsang serabut
saraf pasca ganglion ke pembuluh darah, dimana dengan dilepaskannya
noreepineprin mengakibatkan konstriksi pembuluh darah. Berbagai faktor
seperti kecemasan dan ketakutan dapat mempengaruhi respon pembuluh
darah terhadap rangsang vasokonstriksi. Individu dengan hipertensi sangat
sensitiv terhadap norepinefrin, meskipun tidak diketahui dengan jelas
mengapa hal tersebut bisa terjadi.
Pada saat bersamaan dimana sistem saraf simpatis merangsang
pembuluh darah sebagai respons rangsang emosi, kelenjar adrenal juga
terangsang, mengakibatkan tambahan aktivitas vasokonstriksi. Medulla
adrenal mensekresi epinefrin, yang menyebabkan vasokonstriksi. Korteks
adrenal mensekresi kortisol dan steroid lainnya, yang dapat memperkuat
respons vasokonstriktor pembuluh darah. Vasokonstriksi yang mengakibatkan
penurunan aliran ke ginjal, menyebabkan pelepasan rennin. Renin
merangsang pembentukan angiotensin I yang kemudian diubah menjadi
angiotensin II, suatu vasokonstriktor kuat, yang pada gilirannya merangsang
sekresi aldosteron oleh korteks adrenal. Hormon ini menyebabkan retensi
natrium dan air oleh tubulus ginjal, menyebabkan peningkatan volume intra
vaskuler. Semua faktor ini cenderung mencetuskan keadaan hipertensi.
Sebagai pertimbangan gerontologis dimana terjadi perubahan
structural dan fungsional pada system pembuluh perifer bertanggungjawab
pada perubahan tekanan darah yang terjadi pada usia lanjut. Perubahan
tersebut meliputi aterosklerosis, hilangnya elastisitas jaringan ikat dan
penurunan dalam relaksasi otot polos pembuluh darah, yang pada gilirannya
menurunkan kemampuan distensi dan daya regang pembuluh darah.
Konsekuensinya, aorta dan arteri besar berkurang kemampuannya dalam
mengakomodasi volume darah yang dipompa oleh jantung (volume
sekuncup) mengakibatkan penurunan curang jantung dan peningkatan
tahanan perifer (Smeltzer, 2007).
Pada usia lanjut perlu diperhatikan kemungkinan adanya hipertensi
palsu disebabkan kekakuan arteri brachialis sehingga tidak dikompresi oleh
cuff sphygmomanometer (Darmojo,2006).
Menurunnya tonus vaskuler merangsang saraf simpatis yang
diteruskan ke sel jugularis. Dari sel jugularis ini bisa meningkatkan tekanan
darah. Dan apabila diteruskan pada ginjal, maka akan mempengaruhi eksresi
pada rennin yang berkaitan dengan Angiotensinogen. Dengan adanya
perubahan pada angiotensinogen II berakibat pada terjadinya vasokontriksi
pada pembuluh darah, sehingga terjadi kenaikan tekanan darah.Selain itu juga
dapat meningkatkan hormone aldosteron yang menyebabkan retensi natrium.
Hal tersebut akan berakibat pada peningkatan tekanan darah. Dengan
peningkatan tekanan darah maka akan menimbulkan kerusakan pada organ-
organ seperti jantung. (Soeparman ,2007)
D. Pathway

(Smeltzer, 2007).
E. Manifestasi Klinis

Manifestasi klinis atau tanda-tanda pada klien dengan hipertensi menurut


Soeparman (2007) adalah :
a. Tekanan darah tinggi > 140/90 mmHg
b. Leher kaku
c. Kepala pusing hebat
d. Lemah dan lemah
e. Penyempitan pembuluh darah akibat merokok
f. Sulit Tidur
g. Banyak Kencing di malam hari
h. Sulit Bernafas saat beraktivitas

F. Pemeriksaan Penunjang
a. Hb: untuk mengetahui dari sel-sel terhadap volume cairan dan dapat
mengetahui factor resiko seperti : anemia.
b. Kreatinin: memberikan informasi tentang perfusi / fungsi ginjal.
c. Urinalisa: untuk mengetahui protein dalam urine, darah, dan glukosa
d. EKG: Dapat menunjukan pola regangan, dimana luas, peninggian
gelombang P adalah salah satu tanda dini penyakit jantung hipertensi.
e. Ronsen: untuk menunjukan klasifikasi pada area katup , pembesaran
jantung
f. CT Scan : Mengkaji adanya tumor cerebral
( Sheps, 2009).

G. Klasifikasi

Klasifikasi hipertensi menurut WHO:


1. Tekanan darah normal yaitu bila sistolik kurang atau sama dengan 140
mmHg dan diastolik kurang atau sama dengan 90 mmHg.
2. Tekanan darah perbatasan (broder line) yaitu bila sistolik 141-149 mmHg
dan diastolik 91-94 mmHg.
3. Tekanan darah tinggi (hipertensi) yaitu bila sistolik lebih besar atau sama
dengan 160 mmHg dan diastolik lebih besar atau sama dengan 95mmHg.
Klasifikasi menurut The Joint National Committee on the Detection and
Treatment of Hipertension:
1. Diastolik
a. < 85 mmHg : Tekanan darah normal
b. 85 99 : Tekanan darah normal tinggi
c. 90 -104 : Hipertensi ringan
d. 105 114 : Hipertensi sedang
e. >115 : Hipertensi berat
2. Sistolik (dengan tekanan diastolik 90 mmHg)
a. < 140 mmHg : Tekanan darah normal
b. 140 159 : Hipertensi sistolik perbatasan terisolasi
c. > 160 : Hipertensi sistolik teriisolasi
Krisis hipertensi adalah Suatu keadaan peningkatan tekanan darah yang
mendadak (sistole 180 mmHg dan/atau diastole 120 mmHg), pada
penderita hipertensi, yg membutuhkan penanggulangan segera yang ditandai
oleh tekanan darah yang sangat tinggi dengan kemungkinan timbulnya atau
telah terjadi kelainan organ target (otak, mata (retina), ginjal, jantung, dan
pembuluh darah).
Tingginya tekanan darah bervariasi, yang terpenting adalah cepat naiknya
tekanan darah.Dibagi menjadi dua:
a. Hipertensi Emergensi
Situasi dimana diperlukan penurunan tekanan darah yang segera dengan
obat antihipertensi parenteral karena adanya kerusakan organ target akut
atau progresif target akut atau progresif. Kenaikan TD mendadak yg
disertai kerusakan organ target yang progresif dan di perlukan tindakan
penurunan TD yg segera dalam kurun waktu menit/jam.
b. Hipertensi urgensi
Situasi dimana terdapat peningkatan tekanan darah yang bermakna tanpa
adanya gejala yang berat atau kerusakan organ target progresif bermakna
tanpa adanya gejala yang berat atau kerusakan organ target progresif dan
tekanan darah perlu diturunkan dalam beberapa jam. Penurunan TD harus
dilaksanakan dalam kurun waktu 24-48 jam (penurunan tekanan darah
dapat dilaksanakan lebih lambat (dalam hitungan jam sampai hari)(Lany
Gunawan, 2008 ).

H. Penatalaksaan
1. Pengelolaan hipertensi bertujuan untuk mencegah morbiditas dan
mortalitas akibat komplikasi kardiovaskuler yang berhubungan dengan
pencapaian dan pemeliharaan tekanan darah dibawah 140/90 mmHg.
Prinsip pengelolaan penyakit hipertensi meliputi:
1) Terapi tanpa Obat Terapi tanpa obat digunakan sebagai tindakan
untuk hipertensi ringan dan sebagai tindakan suportif pada hipertensi
sedang dan berat. Terapi tanpa obat ini meliputi:
a. Diet
b. Diet yang dianjurkan untuk penderita hipertensi adalah:
a) Restriksi garam secara moderat dari 10 gr/hr menjadi 5 gr/hr
b) Diet rendah kolesterol dan rendah asam lemak jenuh
c. Penurunan berat badan
d. Penurunan asupan etanol
e. Menghentikan merokok
f. Latihan Fisik
Latihan fisik atau olah raga yang teratur dan terarah yang
dianjurkan untuk penderita hipertensi adalah olah raga yang
mempunyai empat prinsip yaitu: Macam olah raga yaitu isotonis dan
dinamis seperti lari, jogging, bersepeda, berenang dan lain-lain.
Intensitas olah raga yang baik antara 60-80 % dari kapasitas aerobik
atau 72-87 % dari denyut nadi maksimal yang disebut zona latihan.
Lamanya latihan berkisar antara 20 25 menit berada dalam zona
latihan Frekuensi latihan sebaiknya 3 x perminggu dan paling baik 5
x perminggu.
i. Edukasi Psikologis
Pemberian edukasi psikologis untuk penderita hipertensi meliputi :
1) Tehnik Biofeedback
Biofeedback adalah suatu tehnik yang dipakai untuk menunjukkan pada
subyek tanda-tanda mengenai keadaan tubuh yang secara sadar oleh
subyek dianggap tidak normal.
Penerapan biofeedback terutama dipakai untuk mengatasi gangguan
somatik seperti nyeri kepala dan migrain, juga untuk gangguan
psikologis seperti kecemasan dan ketegangan.
2) Tehnik relaksasi
Relaksasi adalah suatu prosedur atau tehnik yang bertujuan untuk
mengurangi ketegangan atau kecemasan, dengan cara melatih penderita
untuk dapat belajar membuat otot-otot dalam tubuh menjadi rileks
Pendidikan Kesehatan (Penyuluhan).
Tujuan pendidikan kesehatan yaitu untuk meningkatkan pengetahuan
pasien tentang penyakit hipertensi dan pengelolaannya sehingga pasien
dapat mempertahankan hidupnya dan mencegah komplikasi lebih
lanjut.
2. Terapi dengan Obat
Tujuan pengobatan hipertensi tidak hanya menurunkan tekanan
darah saja tetapi juga mengurangi dan mencegah komplikasi akibat
hipertensi agar penderita dapat bertambah kuat. Pengobatan hipertensi
umumnya perlu dilakukan seumur hidup penderita.
Pengobatan standar yang dianjurkan oleh Komite Dokter Ahli
Hipertensi (JOINT NATIONAL COMMITTEE ON DETECTION,
EVALUATION AND TREATMENT OF HIGH BLOOD PRESSURE,
USA, 1988) menyimpulkan bahwa obat diuretika, penyekat beta,
antagonis kalsium, atau penghambat ACE dapat digunakan sebagai obat
tunggal pertama dengan memperhatikan keadaan penderita dan penyakit
lain yang ada pada penderita.
Pengobatannya meliputi:
a. Step 1
Obat pilihan pertama: diuretika, beta blocker, Ca antagonis, ACE
inhibitor.
b. Step 2
Alternatif yang bisa diberikan :
1) Dosis obat pertama dinaikkan
2) Diganti jenis lain dari obat pilihan pertama
3) Ditambah obat ke 2 jenis lain, dapat berupa diuretika , beta
blocker, Caantagonis, Alpa blocker, clonidin, reserphin, vasodilator
c. Step 3: Alternatif yang bisa ditempuh
1) Obat ke-2 diganti
2) Ditambah obat ke-3 jenis lain
d. Step 4 : Alternatif pemberian obatnya
1) Ditambah obat ke-3 dan ke-4
2) Re-evaluasi dan konsultasi
3) Follow Up untuk mempertahankan terapi
Untuk mempertahankan terapi jangka panjang memerlukan interaksi dan
komunikasi yang baik antara pasien dan petugas kesehatan (perawat,
dokter ) dengan cara pemberian pendidikan kesehatan.
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam interaksi pasien dengan petugas
kesehatan adalah sebagai berikut:
a.Setiap kali penderita periksa, penderita diberitahu hasil pengukuran
tekanan darahnya.
b. Bicarakan dengan penderita tujuan yang hendak dicapai mengenai
tekanan darahnya.
c. Diskusikan dengan penderita bahwa hipertensi tidak dapat sembuh,
namun bisa dikendalikan untuk dapat menurunkan morbiditas dan
mortilitas.
d. Yakinkan penderita bahwa penderita tidak dapat mengatakan tingginya
tekanan darah atas dasar apa yang dirasakannya, tekanan darah hanya
dapat diketahui dengan mengukur memakai alat tensimeter.
Penderita tidak boleh menghentikan obat tanpa didiskusikan lebih
dahulu.
Sedapat mungkin tindakan terapi dimasukkan dalam cara hidup
penderita. Ikutsertakan keluarga penderita dalam proses terapi.
e. Pada penderita tertentu mungkin menguntungkan bila penderita atau
keluarga dapat mengukur tekanan darahnya di rumah.
f. Buatlah sesederhana mungkin pemakaian obat anti hipertensi misal 1 x
sehari atau 2 x sehari.
g. Diskusikan dengan penderita tentang obat-obat anti hipertensi, efek
samping dan masalah-masalah yang mungkin terjadi.
h. Yakinkan penderita kemungkinan perlunya memodifikasi dosis atau
mengganti obat untuk mencapai efek samping minimal dan efektifitas
maksimal.
i. Usahakan biaya terapi seminimal mungkin.
j. Untuk penderita yang kurang patuh, usahakan kunjungan lebih sering
k. Hubungi segera penderita, bila tidak datang pada waktu yang
ditentukan.
l. Melihat pentingnya kepatuhan pasien dalam pengobatan maka sangat
diperlukan sekali pengetahuan dan sikap pasien tentang pemahaman
dan pelaksanaan pengobatan hipertensi.
I. Komplikasi
Efek pada organ:
a. Otak
1) Pemekaran pembuluh darah
2) Perdarahan
3) Kematian sel otak : stroke
b. Ginjal
1) Malam banyak kencing
2) Kerusakan sel ginjal
3) Gagal ginjal
c. Jantung
1) Membesar
2) Sesak nafas (dyspnoe)
3) Cepat lelah
4) Gagal jantung
(Wexler, 2007).

J. Diagnosa
1. Resiko tinggi terhadap penurunan curah jantung berhubungan dengan
peningkatan afterload, vasokonstriksi, iskemia miokard, hipertropi
ventricular.
2. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan umum,
ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan O2.
3. Gangguan rasa nyaman: nyeri ( sakit kepala ) berhubungan dengan
peningkatan tekanan vaskuler serebral.
4. Potensial perubahan perfusi jaringan: serebral, ginjal, jantung berhubungan
dengan gangguan sirkulasi.
5. Nyeri akut berhubungan dengan peningkatan tekanan vaskuler serebral.
K. Intervensi
Dx 1:
a. Pantau TD, ukur pada kedua tangan, gunakan manset dan tehnik yang
tepat.
b. Catat keberadaan, kualitas denyutan sentral dan perifer.
c. Auskultasi tonus jantung dan bunyi napas.
d. Amati warna kulit, kelembaban, suhu dan masa pengisian kapiler.
e. Catat edema umum.
f. Berikan lingkungan tenang, nyaman, kurangi aktivitas.
g. Pertahankan pembatasan aktivitas seperti istirahat ditemapt tidur/kursi.
h. Bantu melakukan aktivitas perawatan diri sesuai kebutuhan.
i. Lakukan tindakan yang nyaman sepert pijatan punggung dan leher.
j. Anjurkan tehnik relaksasi, panduan imajinasi, aktivitas pengalihan.
k. Pantau respon terhadap obat untuk mengontrol tekanan darah.
l. Berikan pembatasan cairan dan diit natrium sesuai indikasi
m. Kolaborasi untuk pemberian obat-obatan sesuai indikasi.
Dx 2:
a. Kaji toleransi pasien terhadap aktivitas dengan menggunkan parameter :
frekwensi nadi 20 per menit diatas frekwensi istirahat.
b. Catat peningkatanTD, dipsnea, atau nyeri dada, kelelahan berat dan
kelemahan, berkeringat, pusig atau pingsan. (Parameter menunjukan
respon fisiologis pasien terhadap stress, aktivitas dan indicator derajat
pengaruh kelebihan kerja/ jantung).
c. Kaji kesiapan untuk meningkatkan aktivitas contoh : penurunan
kelemahan / kelelahan, TD stabil, frekwensi nadi, peningkatan perhatian
padaaktivitas dan perawatan diri. (Stabilitas fisiologis pada
istirahatpenting untuk memajukan tingkat aktivitas individual).
d. Dorong memajukan aktivitas / toleransi perawatan diri.
(Konsumsioksigen miokardia selama berbagai aktivitas dapat
meningkatkan jumlah oksigen yang ada. Kemajuan aktivitas bertahap
mencegah peningkatantiba-tiba pada kerja jantung).
e. Berikan bantuan sesuai kebutuhan dan anjurkan penggunaan kursi mandi,
menyikat gigi / rambut dengan duduk dan sebagainya. (teknik
penghematan energi menurunkan penggunaan energi dan sehingga
membantu keseimbangan suplai dan kebutuhan oksigen).
f.Dorong pasien untuk partisifasi dalam memilih periode aktivitas. (Seperti
jadwal meningkatkan toleransi terhadap kemajuan aktivitas danmencegah
kelemahan).

Dx 3:
a. Pertahankan tirah baring, lingkungan yang tenang, sedikit penerangan.
b. Minimalkan gangguan lingkungan dan rangsangan.
c. Batasi aktivitas.
d. Hindari merokok atau menggunkan penggunaan nikotin.
e. Beri obat analgesia dan sedasi sesuai pesanan.
f. Beri tindakan yang menyenangkan sesuai indikasi seperti kompres es,
posisi nyaman, tehnik relaksasi, bimbingan imajinasi, hindari konstipasi.
Dx 4 :
a. Pertahankan tirah baring; tinggikan kepala tempat tidur.
b. Kaji tekanan darah saat masuk pada kedua lengan; tidur, duduk dengan
pemantau tekanan arteri jika tersedia.
c. Pertahankan cairan dan obat-obatan sesuai pesanan.
d. Amati adanya hipotensi mendadak.
e. Ukur masukan dan pengeluaran.
f. Pantau elektrolit, BUN, kreatinin sesuai pesanan.
g. Ambulasi sesuai kemampuan; hindari kelelahan.
D5:
a. Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk lokasi,
karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas dan faktor presipitasi
b. Observasi reaksi nonverbal dari ketidaknyamanan
c. Gunakan teknik komunikasi terapeutik untuk mengetahui pengalaman
nyeri pasien
d. Kaji kultur yang mempengaruhi respon nyeri
e. Evaluasi pengalaman nyeri masa lampau
f. Evaluasi bersama pasien dan tim kesehatan lain tentang ketidakefektifan
kontrol nyeri masa lampau
g. Bantu pasien dan keluarga untuk mencari dan menemukan dukungan
h. Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri seperti suhu
ruangan, pencahayaan dan kebisingan
i. Kurangi faktor presipitasi nyeri
j. Pilih dan lakukan penanganan nyeri (farmakologi, non farmakologi dan
inter personal)
k. Kaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan intervensi
l. Ajarkan tentang teknik non farmakologi
m. Berikan analgetik untuk mengurangi nyeri
n. Evaluasi keefektifan kontrol nyeri
o. Tingkatkan istirahat
p. Kolaborasikan dengan dokter jika ada keluhan dan tindakan nyeri tidak
berhasil
q. Monitor penerimaan pasien tentang manajemen nyeri
DAFTAR PUSTAKA

Sheps, (2009). Mengatasi tekanan darah tinggi. Jakarta: Intisari Mediatama.


Wexler, (2007). Hipertensi; Encylopedia of Nursing and Alied Health.
Smeltzer, S. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner Suddarth. Volume 2
Edisi 8. Jakarta: EGC. 2007.
Gunawan, Lany. Hipertensi Tekanan Darah Tinggi. Jogjakarta: Kanisius. 2008.
Darmojo. (2006). Geriatri. Jakarta : Yudistira.
Soeparman, 2007. Iimu Penyakit Dalam Jakarta: Balai Penerbit FKUI.
Corwin,(2007). Buku Saku Patofisiologi. Jakarta: EGC.
SAP (SATUAN ACARA PENYULUHAN)

Disusun untuk memenuhi Tugas Keperawatan Medikal Bedah

DISUSUN OLEH :
ANNA NUR CAHYANINGSIH
A01301723

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH
GOMBONG
2016
ACARA PENYULUHAN
HIPERTENSI

Pokok Bahasan : Hipertensi


Sub Bahasan : Pengertian Hipertensi, Penyebab Hipetensi, Manisfestasi
Klinik Hiperetensi dan DIIT dari Hiperetensi
Tempat : Ruang Dahlia
Sasaran : Ny. T
Hari/Tanggal : Selasa, 31 Mei 2016
Pukul : 10.00
Waktu : 40 menit
Pelaksana : Anna Nur Cahyaningsih

A. Tujuan Instruksional
1. Tujuan Umum
Setelah mengikuti proses pendidikan kesehatan, keluarga diharapkan
mampu memahami tentang pencegahan dan penanganan penyakit Hipertensi
pada Ny.T
2. Tujuan Khusus
a. Keluarga mampu menjelaskan pengertian Hipertensi.
b. Keluarga mampu menjelaskan penyebab Hipertensi
c. Keluarga mampu menyebutkan tanda dan gejala Hipertensi.
d. Keluarga mampu menyebutkan DIIT Hipertensi.

B. Sub pokok Bahasan


a. Pengertian Hipertensi
b. Penyebab Hipertensi
c. Manifestasi Klinis Hipertensi
d. DIIT dari Hipertensi
C. Strategi Pembelajaran :
No Tahap Kegiatan Pelaksana Kegiatan Peserta Waktu
1 Pembukaan a. Mengucapkan salam a. Membalas salam 5 menit
b. Memperkenalkan diri b. Mendengarkan
c. Menjelaskan kegiatan dengan aktif
dengan singkat

2 Penyajian Penjelasan Materi : Mendengarkan 20


a. Pengertian tentang dengan aktif menit
hipertensi
b. Penyebab hipertensi
c. Manifestasi Klinis
hipertensi
DIIT Hipertensi
f.
3 Penutup a. Menyimpulkan a. Aktif bersama 15
b. Memberi pertanyaan menyimpulkan materi. menit
c. Memberi salam b. Menjawab
pertanyaan
c. Membalas salam

D. Evaluasi
a. Struktur
1. Mempersiapkan SAP, materi, dan media yang akan diberikan.
2. Datang tepat waktu dan pada tempat yang telah ditentukan.
3. Acara dimulai dan berakhir tepat waktu.
b. Evaluasi proses
1. Keluarga Ny. T mengikuti pendidikan kesehatan dari awal hingga akhir.
2. Keluarga mampu :
a. Menyebutkan kembali pengertian Hipertensi.
b. Menyebutkan kembali tanda dan gejala Hipertensi.
c. Menyebutkan kembali DIIT Hipertensi
d. Menyebutkan kembali penanganan Hipertensi dirumah dengan obat
tradisional.
3. Keluarga mengajukan dan menjawab pertanyaan secara lengkap dan
benar.
c. Evaluasi hasil
Pendidikan kesehatan dikatakan berhasil jika :
Lebih dari 75% kelurga mampu menjawab pertanyaan perawat
E. Metode
Ceramah, Diskusi dan tanya jawab

F. Media/ Alat
a. Leaflet
b. Lembar Balik

G. Setting Tempat
Keterangan

: Lembar Balik

: Penyuluh

: Ny. T

: Keluarga Ny. T
MATERI
HIPERTENSI

A. Pengertian
Hipertensi didefinisikan sebagai tekanan darah persisten dimana tekanan
sistoliknya di atas 140 mmHg dan tekanan diastolik diatas 90 mmHg. Pada
populasi lanjut usia, hipertensi didefinisikan sebagai tekanan sistolik 160 mmHg
dan tekanan diastolik 90 mmHg ( Sheps, 2009 ).
Hipertensi diartikan sebagai peningkatan tekanan darah secara terus
menerus sehingga melebihi batas normal. Tekanan darah normal adalah 110/90
mmHg. Hipertensi merupakan produk dari resistensi pembuluh darah perifer dan
kardiak output ( Wexler, 2007 ).
Sedangkan menurut Smeltzer ( 2007 ) bahwa hipertensi dapat didefinisikan
sebagai tekanan darah persisten dimana tekanan sistoliknya di atas 140 mmHg
dan diastolik di atas 90 mmHg. Pada populasi lansia, hipertensi didefinisikan
sebagai tekanan sistolik 160 mmHg dan tekanan diastolik 90 mmHg.
Dari pendapat-pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa hipertensi
merupakan peningkatan tekanan sistolik lebih besar atau sama dengan 160
mmHg dan atau tekanan diastolic sama atau lebih besar 90 mmHg.

B. Penyebab
1. Tidak di ketahui penyebabnya / keturunan ( Hipertensi primer )
Faktor-faktor resiko :
a. Usia
b. Merokok
c. Kelebihan berat badan atau obesitas
d. Kurang olahraga
e. Terlalu banyak mengonsumsi minuman keras
f. Stres
2. Disebabkan oleh penyakit lain ( hipertensi sekunder )
Antara lain penyakit :
a. Ginjal
b. Saraf
c. Tumor
d. Keracuan
(Lany Gunawan, 2008 )

C. Manifestasi Klinis
Manifestasi klinis atau tanda-tanda pada klien dengan hipertensi menurut
Soeparman (2007) adalah :
a. Tekanan darah tinggi > 140/90 mmHg
b. Leher kaku
c. Kepala pusing hebat
d. Lemah dan lemah
e. Penyempitan pembuluh darah akibat merokok
f. Sulit Tidur
g. Banyak Kencing di malam hari
h. Sulit Bernafas saat beraktivitas

D. DIIT
Makanan yang boleh dikonsumsi dan tidak boleh di konsumsi pada klien
hipertensi menurut Corwin (2007)antara lain, yaitu:
1. Makanan yang boleh dikonsumsi
a. Sumber kalori: beras, tales
b. Protein hewani: daging, ayam
c. Protein nabati: tahu,tempe
d. Lemak: santan kelapa encer
e. Sayuran: bayam,kangkung
f. Buah: timun, belimbing
g. Bumbu: gula, bawang merah, bawang putih, garam tidak lebih 15 gram
perhari.
h. Minuman: coklat encer, juice.
2. Makanan yang tidak boleh dikonsumsi
a. Makanan banyak mengandung garam : biscuit yang dimasak dengan
garam dapur, sarden ikan teri, telur asin.
b. Makanan banyak mengandung kolesterol: hati, jantung.
c. Makanan banyak mengandung lemak jenuh : sapi, kambing, keju,
kelapa.
d. Makanan yang banyak menimbulkan gas : kool, sawi.
DAFTAR PUSTAKA

Sheps, (2009). Mengatasi tekanan darah tinggi. Jakarta : Intisari Mediatama


Wexler, (2007). Hipertensi ; Encylopedia of Nursing and Alied Health.
Smeltzer, S. (2007). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner Suddarth.
Volume 2 Edisi 8. Jakarta: EGC.
Gunawan, Lany. Hipertensi Tekanan Darah Tinggi. Jogjakarta : Kanisius. 2008
Soeparman, 2007. Iimu Penyakit Dalam Jakarta: Balai Penerbit FKUI
Corwin,(2007). Buku Saku Patofisiologi. Jakarta: EGC
HIPERTENSI

Disusun oleh :
Anna nur cahyaningsih
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMADIYAH GOMBONG
PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN
2016
Peningkatan tekanan darah > 140/90 mmHg.
PENGERTIAN
Hipertensi didefinisikan sebagai tekanan darah persisten dimana
tekanan sistoliknya di atas 140 mmHg dan tekanan diastolik diatas 90
mmHg. Pada populasi lanjut usia, hipertensi didefinisikan sebagai
tekanan sistolik 160 mmHg dan tekanan diastolik 90 mmHg ( Sheps,
2009 ).
Hipertensi diartikan sebagai peningkatan tekanan darah secara
terus menerus sehingga melebihi batas normal. Tekanan darah normal
adalah 110/90 mmHg. Hipertensi merupakan produk dari resistensi
pembuluh darah perifer dan kardiak output ( Wexler, 2007 ).
Penyebab
1.HIPERTENSI PRIMER 2.HIPERTENSI SEKEUNDER

a.usia d.kurang olah raga A. GINJAL d. keracunan

b.merokok E. Konsumsi minuman b. saraf

C.KEGEMUKAN F.STRESS c.cancer


PENYEBAB
1. Tidak di ketahui penyebabnya / keturunan ( Hipertensi primer )
Faktor-faktor resiko :
a.Usia
b.Merokok
c.Kelebihan berat badan atau obesitas
d.Kurang olahraga
e. Terlalu banyak mengonsumsi minuman keras
f. Stres
2. Disebabkan oleh penyakit lain
( hipertensi sekunder )
Antara lain penyakit :
a. Ginjal
b. Saraf
c. cancer
d. Keracuan
TANDA DAN GEJALA
TANDA DAN GEJALA

1. Tekanan darah tinggi > 140/90 mmHg


2. Leher kaku
3. Kepala pusing hebat
4. Lemah dan lemah
5. Penyempitan pembuluh darah akibat merokok
6. Sulit Tidur
7. Banyak Kencing di malam hari
8. Sulit Bernafas saat beraktivitas
MAKANAN YANG BOLEH DI KONSUMSI
A.Sumber kalori: beras, tales E. Sayuran: bayam,kangkung

B.Protein hewani : daging, ayam F. Buah : timun, belimbing

C. Protein nabati : tahu,tempeG.Bumbu:gula,bawang merah,bawang putih,dan garam


tidak lebih 15 gram per hari

D. Lemak : santan kelapa encer H. Minuman : coklat encer, juice.


MAKANAN YANG BOLEH DI KONSUMSI
a. Sumber kalori: beras, tales
b. Protein hewani : daging, ayam
c. Protein nabati : tahu,tempe
d. Lemak : santan kelapa encer
e. Sayuran: bayam,kangkung
f. Buah : timun, belimbing
g. Bumbu : gula, bawang merah, bawang putih, garam tidak lebih 15
gram perhari.
h. Minuman : coklat encer, juice.
MAKANAN YANG TIDAK BOLEH DI KONSUMSI
A. Makanan banyak mengandung garam: biscuit yang dimasak dengan garam dapur, sarden
ikan teri, telur asin.

B. Makanan banyak mengandung kolesterol: hati, jantung.

C. Makanan banyak mengandung lemak jenuh: sapi, kambing, keju, kelapa.

D. Makanan yang banyak menimbulkan gas: kool, sawi.


MAKANAN YANG TIDAK BOLEH DI KONSUMSI

a. Makanan banyak mengandung garam: biscuit yang dimasak dengan


garam dapur, sarden ikan teri, telur asin.
b. Makanan banyak mengandung kolesterol: hati, jantung.
c. Makanan banyak mengandung lemak jenuh: sapi, kambing, keju kelapa.
d. Makanan yang banyak menimbulkan gas: kool, sawi.
SEKAIN DAN TERIMAKASIH
WASSALAMUALAIKUM
Hipertensi PENYEBAB
1. Tidak di ketahui penyebabnya /
keturunan ( Hipertensi primer )
Faktor-faktor resiko :
a. Usia
b. Merokok
c. Kelebihan berat badan atau
obesitas
d. Kurang olahraga
e. Terlalu banyak mengonsumsi
Disusun Oleh
Hipertensi didefinisikan sebagai minuman keras
Anna Nur Cahyaningsih
tekanan darah persisten dimana f. Stres
A01301723 tekanan sistoliknya di atas 140 2. Disebabkan oleh penyakit lain
mmHg dan tekanan diastolik diatas ( hipertensi sekunder )
90 mmHg. Pada populasi lanjut Antara lain penyakit :
usia, hipertensi didefinisikan a. Ginjal
STIKES MUHAMMADIYAH sebagai tekanan sistolik 160 mmHg b. Saraf

GOMBONG dan tekanan diastolik 90 mmHg ( c. Tumor


Sheps, 2009 ). d. Keracuan
2016
(Lany Gunawan, 2008 )
TANDA DAN GEJALA MAKANAN YANG BOLEH DI MAKANAN YANG TIDAK BOLEH
KONSUMSI DI KONSUMSI
a. Tekanan darah tinggi > a. Makanan banyak
a. Sumber kalori: beras, tales
140/90 mmHg mengandung garam : biscuit
b. Protein hewani : daging, ayam
b. Leher kaku yang dimasak dengan garam
c. Protein nabati : tahu,tempe
c. Kepala pusing hebat dapur, sarden ikan teri, telur
d. Lemak : santan kelapa encer
d. Lemah dan lemah asin.
e. Sayuran: bayam,kangkung
e. Penyempitan pembuluh b. Makanan banyak
f. Buah : timun, belimbing
darah akibat merokok mengandung kolesterol:
g. Bumbu : gula, bawang merah,
f. Sulit Tidur hati, jantung.
bawang putih, garam tidak lebih
g. Banyak Kencing di malam c. Makanan banyak
15 gram perhari.
hari mengandung lemak jenuh :
h. Minuman : coklat encer, juice.
h. Sulit Bernafas saat sapi, kambing, keju, kelapa.
beraktivitas d. Makanan yang banyak
(Soeparman, 2007). menimbulkan gas : kool,
sawi (Corwin, 2007).

Você também pode gostar