Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
ABSTRAK
rasional. Informasi mengenai dinamika pertamakali tertangkap oleh alat tangkap (Lc),
populasi ikan kembung (Rastrelliger sp) dari yield per rekrut relatif (Y/R), biomassa per
daerah yang bersangkutan diharapkan dapat rekrut relatif (B/R). Informasi tersebut sangat
dipergunakan sebagai dasar pengelolaannya. penting diketahui sebagai informasi untuk
Pengkajian parameter dinamika populasi ikan pemanfaatannya sehingga sumberdaya ikan
meliputi panjang asimtot (L), koefisien kembung di perairan pesisir pulau Ternate
pertumbuhan (K), kematian total (Z), dapat terjaga dan memberikan manfaat bagi
kematian alami (M), kematian karena masyarakat nelayan.
penangkapan (F), laju eksploitasi (E), ukuran
9
Jurnal Ilmiah agribisnis dan Perikanan (agrikan UMMU-Ternate) Volume 7 Edisi 2 (Oktober 2014)
to = Umur teoritis ikan kembung pada saat Kelompok umur diduga melalui analisis
panjangnya sama dengan nol (tahun) sebaran frekuensi panjang karena frekuensi
t = Umur ikan kembung (tahun) panjang ikan umumnya berasal dari umur yang
Pendugaan umur teoritis pada saat sama dan cenderung akan membentuk sebaran
panjang ikan kembung sama dengan nol (t o) normal. Berdasarkan metode normal separation
sesuai rumus empiris Pauly dalam Sparre et al. yang terdapat pada paket program Fisat II dapat
(1999) yaitu : menggambarkan jumlah kohort dari sebaran
frekuensi panjang. Grafik pertumbuhan ikan
log (-to) = -0,3922 0,2752 log L - 1,308 log K........(2)
kembung pada Gambar 3, menunjukan bahwa
t0 adalah Umur teoritis ikan kembung ikan kembung yang tertangkap setiap
pada saat panjangnya sama dengan nol (tahun). pengambilan sampel di perairan peisisir pulau
Mortalitas total (Z) diduga menggunakan Ternate terdapat satu modus panjang, terlihat
metode kurva yang dikonversi ke panjang. pula terjadi pergeseran modus tiap
Metode kurva ini telah tergabung dalam pengambilan sampel ikan yang juga
program FISAT-II (Gayanilo Jr et al., 1996). memnggambarkan terjadinya penambahan
Laju mortalitas alami (M) diduga dengan ukuran panjang ikan kembung setiap bulan
menggunakan hubungan empiris mulai dari pengambilan sampel pertama pada
(Pauly,1980): bulan Juli hingga September 2014. Pada
Gambar 3 terlihat terjadi pertumbuhan panjang
Log M = 0.0066 - 0.279 LogL + 0.6543 LogK + 0.4634 masing-masing kohort dengan selang waktu
LogT .(3) masing-masing pertumbuhan selam satu bulan.
10
Jurnal Ilmiah agribisnis dan Perikanan (agrikan UMMU-Ternate) Volume 7 Edisi 2 (Oktober 2014)
Suhendra dan Amin (1990), L = 24.70, K Ternate mempunyai pertumbuhan yang lebih
= 1.15, dan Suwarso (2010) L 21.6. Nilai L baik dibandingkan dengan ikan kembung yang
dan K ikan kembung yang diperoleh di tertangkap di perairan Laut Jawa, Selat Malaka
perairan pesisir pulau Ternate lebih besar dari dan Teluk Jakarta. Tingginya nilai parameter
nilai L dan K hasil penelitian Nurhakim di pertumbuhan ikan kembung di perairan pulau
Laut Jawa serta Suhendra dan Amin di Selat Ternate dan perairan pulau Ambon diduga ada
Malaka serta Suwarso di Teluk Jakarta hal ini hubungannya dengan faktor kondisi eko-
menjelaskan ikan kembung di perairan pulau biologi dari habitat kedua perairan tersebut.
Gambar 4. Kurva Pertumbuhan Ikan Kembung (Rastrelliger sp) di Pesisir Pulau Ternate
Jika nilai L dan K diperairan pulau penangkapan yang dilakukan oleh nelayan
Ternate dibandingkan dengan hasil penelitian pulau Ternate dengan jumlah operasi
Mose dan Hutubessy (1996) di perairan Ambon, penangkapan 1-2 kali operasi per hari.
maka nilai L dan K diperairan pulau Ternate Tingginya tingkat eksploitasi ini menyebabkan
lebih kecil. Kecilnya nilai L dan K ini diduga terjadinya degradasi morfometrik terhadap
akibat tingkat eksploitasi terlalu tinggi hal ini sumberdaya ikan kembung yang ada di
dibuktikan dengan jumlah operasi perairan pulau Ternate selain itu hasil
11
Jurnal Ilmiah agribisnis dan Perikanan (agrikan UMMU-Ternate) Volume 7 Edisi 2 (Oktober 2014)
penelitian Suruwaky dan Gunaisah (2013) di R2terbesar pada analisis regresi. Nilai r untuk
perairan Sorong dan sekitarnya juga persamaan regresi adalah 0,89. Nilai dugaan
menemukan degradasi morfometrik ikan kematian karena penangkapan (F) sebesar 1.72
kembung akibat tingkat eksploitasi yang tinggi pertahun diperoleh dari pengurangan nilai M
diakibatkan oleh laju penangkapan yang terhadap Z. pada Gambar 5 kurva hasil
terlalu tinggi. tangkapan untuk menduga nilai Z, dapat
dilihat bahwa Lingkaran hitam digunakan
3.3. Mortalitas dan Laju Eksploitasi untuk perhitungan nilai Z yang didasari nilai
Moratalitas tahunan M. F, dan Z ikan R2 terbesar pada analisis regresi dengan
kembung diperoleh masing-masing 1.47; 1.72; lingkaran kosong merupakan data yang belum
dan 3.19 pertahun. Kurva hasil tangkapan rekrut. Nilai r untuk regresi adalah 0.89, a = -
dalam menduga nilai Z (Gambar 5). 13.30 dan b = 0.46.
Perhitungan nilai Z yang didasari nilai
12
Jurnal Ilmiah agribisnis dan Perikanan (agrikan UMMU-Ternate) Volume 7 Edisi 2 (Oktober 2014)
inimenunjukkan bahwa rata-rata ukuran ikan 3.5. Hasil per Rekrutmen Relatif.
yang tertangkap oleh alat yang beroperasi Fungsi Lc/L dan M/K sangat
merupakan kelompok ikan yang masih muda menentukan nilai Y/R dan B/R, dimana nilai
dan belum sempat melakukan pemijahan masing-masing Lc/L dan M/K adalah 0.051
tahunan. Untuk menjaga ketersediaan dan dan 2.12. Dengan nilaiLc sebesar 14.90 cm nilai
kelestarian stok spesies ikan kembung di Emaks= 0.364 pertahun menghasilkan Y/R
perairanpesisir pulau Ternate, maka maksimum sebesar0.016 dan biomassa per
diupayakan nilai Lc tersebut ditingkatkan recruit pada Emaks sebesar 0.259 atau 25.9 % dari
agar ikan kembung yang tertangkap minimal bimassa virgin. Laju eksploitasi saat
telah melakukan pemijahan dengan ukuran ini(Gambar 6) adalahE = 0.54 dimana nilai ini
panjang > 24 cm (Mosse dan Hutubessy, 1996), > menunjukan bahwa laju eksploitasi telah lebih
20.71 cm (Oktaviani, 2013). tangkap dengan nilai dugaan pemanfaatan
sebesar 56.4 %.
DAFTAR PUSTAKA
DKP Provinsi Maluku Utara. 2010. Laporan Tahunan Produksi Perikanan Tangkap.
DKP Kota Ternate. 2011. Statistik Perikanan Tangkap Kota Ternate.
Gulland, J.A. 1971. Fish Resources of the Ocean. Fishing New Books, London, 255p.
Nurhakim S., 1993. Beberapa Parameter Populasi Ikan Banyar (Rastrelliger kanagurta) di Perairan
Laut Jawa. Jurnal Penelitian Perikanan Laut. Hal 64-75.
Oktaviani, D. 2013. Etnozoologi, Biologi Reproduksi, Dan Pelestarian Ikan Lema Rastrelliger
Kanagurta (Cuvier, 1816) Di Teluk Mayalibit Kabupaten Raja Ampat Papua Barat
Indonesia. Disertasi Fakultas MIPA Program Pascasarjana Universitas Indonesia.
Saputra, S. W., 2007. Dinamika Populasi. Bahan Ajar Mata Kuliah Dinamika Populasi. Program
Studi Manajemen Sumberdaya Perairan. FPIK. Universitas Dipenogoro. Semarang
13
Jurnal Ilmiah agribisnis dan Perikanan (agrikan UMMU-Ternate) Volume 7 Edisi 2 (Oktober 2014)
Suhendrata, T dan E. M. Amin. Pendugaan Pertumbuhan dan Pola Penambahan Baru IKan
Kembung Lelaki (R kanagurta) di Perairan Selat Madura. Jurnal Penelitian Perikanan
Laut No. 54, Hal 59-64.
Sparre P. dan S. C. Venema. 1999. Introduksi Pengkajian Stok Ikan Tropis Buku I Manual (Edisi
Terjemahan). Kerjasama Organisasi Pangan, Perserikatan Bangsa-bangsa dengan Pusat
Penelitian dan Pengembangan Perikanan, Badan Penelitian dan Pengembangan
Pertanian, Jakarta.
Suruwaky A. M. dan Gunaisah E., 2013 Identifikasi Tingkat Eksploitasi Sumberdaya Ikan
Kembung Lelaki (Rastrelliger kanagurta) Di tinjau dari Hubungan Panjang Berat. Jurnal
Akuatika Vol. IV No. 2. ISSN 0853-2523. Hal. 131-140.
Suwarno, 2010. Biologi Reproduktif, Preferensi Habitat Pemijahan Dan Dugaan Stok Pemijah Ikan
Kembung (Rastrelliger brachysoma) di Pantai Utara Jawa. Laporan Program Intensif
Peningkatan Kemampuan Peneliti dan Rekayasa. Balai Riset Perikanan Laut. BRPKP,
Kementrian Kelautan dan Perikanan.
14