Você está na página 1de 22

Jurnal Nominal / Volume I Nomor I / Tahun 2012

PENGARUH PENGENDALIAN INTERNAL DAN GAYA KEPEMIMPINAN


TERHADAP KINERJA KARYAWAN SPBU YOGYAKARTA
(STUDI KASUS PADA SPBU ANAK CABANG PERUSAHAAN RB.GROUP )

Sarita Permata Dewi


Thatharita@yahoo.com

Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta

Abstrak

Penelitian ini bertujuan (1) untuk mengetahui Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa (1) Pen-
pengaruh Pengendalian Internal terhadap Kinerja gendalian Internal berpengaruh positif dan signif-
Karyawan, (2) untuk mengetahui pengaruh Gaya ikan terhadap Kinerja Karyawan, yang ditunjukkan
Kepemimpinan terhadap Kinerja Karyawan (3) un- dengan nilai koefisien korelasi (R) sebesar 0,407,
tuk mengetahui pengaruh Pengendalian Internal koefisien determinasi (R2) sebesar 0,165 dan nilai
dan Gaya Kepemimpinan terhadap Kinerja Karya- thitung> ttabel pada taraf siginifikansi 5% yaitu
wan SPBU Anak Cabang Perusahaan RB. Group. 3,506 > 1,6698, (2) Gaya Kepemimpinan ber-
pengaruh positif dan signifikan terhadap Kinerja
Berdasarkan permasalahannya penelitian ini meru-
Karyawan, yang ditunjukkan dengan nilai koefisien
pakan penelitian ex-post facto dan berdasarkan
korelasi (R) sebesar 0,397, koefisien determinasi
tingkat penjelas kedudukan variabel penelitian ini
(R2) sebesar 0,158 dan nilai thitung> ttabel pada
merupakan penelitian kausal komparatif (Causal-
taraf siginifikansi 5% yaitu 3,408 > 1.6698, (3)
Comparative Research) dengan unit analisis yang
Pengendalian Internal dan Gaya Kepemimpinan
diteliti adalah karyawan yang terdapat pada SPBU
secara bersama-sama (simultan) berpengaruh posi-
Anak Cabang Perusahaan RB. Group. Penelitian
tif dan signifikan terhadap Kinerja Karyawan, yang
ini termasuk penelitian populasi dengan jumlah
ditunjukkan dengan nilai koefisien korelasi (R)
populasi sebanyak 64 karyawan. Kuesioner di uji
sebesar 0,481, koefisien determinasi (R2) sebesar
validitas dan reliabilitasnya sebelum melakukan
0,231 dan nilai Fhitung> Ftabel pada taraf siginif-
pengumpulan data penelitian. Alat uji yang
ikansi 5% yaitu 9,180 > 3,1478.
digunakan dalam penelitian ini menggunakan uji
asumsi klasik yang meliputi uji heteroskedastisitas, Kata Kunci: Pengendalian Internal, Gaya Kepem-
uji multikolonieritas dan uji linearitas. Metode ana- impinan, Kinerja Karyawan
lisis data yang digunakan adalah analisis regresi
sederhana dan analisis regresi berganda.
Jurnal Nominal / Volume I Nomor I / Tahun 2012

A. Pendahuluan Kinerja Karyawan dapat mengalami penurunan, hal


seperti ini dapat terjadi dikarenakan adanya moti-
1. Latar Belakang Masalah
vasi kerja di dalam diri mereka menurun dan adan-
Kinerja merupakan suatu fungsi kemampuan
ya peluang-peluang untuk melakukan kecurangan.
pekerja dalam menerima tujuan pekerjaan, tingkat
Pengimplementasian Pengendalian Internal yang
pencapaian tujuan dan interaksi antara tujuan dan
baik pada semua struktur organisasi dalam perus-
kemampuan pekerja menurut Judith R. Gordon da-
ahaan, maka dapat disediakan jaminan memadai
lam Hadari Nawawi (2006: 63). Dengan definisi
mengenai prestasi dari sasaran kinerja dalam
tersebut dapat dikatakan bahwa karyawan me-
mengefektivitas dan mengefisiensikan operasional
megang peranan penting dalam menjalankan segala
perusahaan, sehingga dalam laporan keuangan
aktivitas perusahaan agar dapat tumbuh berkem-
dapat memenuhi ketentuan hukum yang bisa dit-
bang mempertahankan kelangsungan hidup perus-
erapkan dan diregulasi. Jika Pengendalian Internal
ahaan. Untuk menciptakan sumber daya manusia
lemah maka akan mengakibatkan kekayaan perus-
yang handal membutuhkan pengelolaan yang baik
ahaan tidak terjamin keamanannya, informasi
agar Kinerja Karyawan lebih optimal. Pencapaian
akuntansi yang ada tidak teliti dan tidak dapat di-
tujuan perusahaan dipengaruhi oleh Kinerja Karya-
percaya kebenarannya, tidak efisien dan efektifnya
wan perusahaan itu sendiri. Maka dari itu perus-
kegiatan-kegiatan operasional perusahaan serta tid-
ahaan membutuhkan sumber daya manusia yang
ak dapat dipatuhinya kebijakan yang telah ditetap-
berpotensial dan berkualitas, baik dari segi pem-
kan.
impin maupun karyawan pada pola tugas, tanggung
Upaya-upaya dalam meningkatkan Kinerja Karya-
jawab, berdaya guna sesuai dengan peraturan dan
wan selain Pengendalian Internal, Gaya Kepem-
pengawasan yang merupakan penentu tercapainya
impinan juga perlu diperhatikan. Seorang pem-
tujuan perusahaan.
impin yang ideal harus memiliki Gaya Kepemimpi-
Suatu perusahan yang telah berjalan sebaiknya me-
nan yang baik sehingga dapat meningkatkan kiner-
mantau seluruh kegiatan operasionalnya. Sebuah
ja karyawannya. Flippo (1994) dalam Nurjanah
pengendalian digunakan untuk membantu meman-
(2008: 39) berpendapat gaya kepemimpinan dapat
tau kegiatan-kegiatan perusahaan. AICPA
dirumuskan sebagai suatu pola perilaku yang
(American Institute of Certified Public account-
dirancang untuk memadukan kepentingan-
ants) dalam Wilopo (2006: 349) menjelaskan bah-
kepentingan organisasi dan personalia guna
wa pengendalian internal sangat penting, antara
mengejar beberapa sasaran. Gaya Kepemimpinan
lain untuk memberikan perlindungan bagi entitas
seorang pemimpin sangat diperlukan dalam suatu
terhadap kelemahan manusia serta untuk mengu-
organisasi karena maju mundurnya suatu organisasi
rangi kemungkinan kesalahan dan tindakan yang
tergantung seberapa baik pemimpin dapat memain-
tidak sesuai dengan aturan. Pengelolaan dan pen-
kan perannya agar organisasi tersebut terus hidup
erapan pengendalian internal yang baik maka suatu
dan berkembang. Untuk itu seorang pemimpin san-
perusahaan akan lebih mudah dalam pencapaian
gat perlu memperhatikan gaya kepemimpinannya
tujuannya.
Jurnal Nominal / Volume I Nomor I / Tahun 2012

dalam proses mempengaruhi, mengarahkan perusahaan sehingga masih banyak ruang bagi kar-
kegiatan anggota kelompoknya serta mengkoordi- yawan untuk melakukan kecurangan dan per-
nasikan tujuan anggota dan tujuan organisasi agar tukaran informasi yang berkaitan dengan kegiatan
keduanya dapat tercapai. operasional perusahaan juga menjadi sedikit ter-
hambat. Dengan adanya pemantauan dan aktivitas
Gaya kepemimpinan yang baik adalah gaya
pengendalian oleh pemilik kepada pengelola, maka
kepemimpinan yang dapat memberikan motivasi
fungsi pengendalian internal semakin bertambah
kerja pada bawahannya. Ivancevich (2001) dalam
penting. Pimpinan SPBU terkadang juga kurang
Widyatmini dan Hakim (2008: 169) mengatakan
menyadari betapa pentingnya dan berpengaruhnya
seorang pemimpin harus menyatukan berbagai
gaya kepemimpinan terhadap peningkatan kinerja
keahlian, pengalaman, kepribadian dan motivasi
karyawan misalnya pemimpin kurang memberikan
setiap individu yang dipimpinnya. Karyawan dapat
motivasi dan kesempatan bagi karyawan untuk ber-
memandang pimpinannya sebagai pemimpin yang
partisipasi dalam mengambil keputusan yang
efektif atau tidak, berdasarkan kepuasan yang
berkaitan dengan kegiatan operasional.
mereka peroleh dari pengalaman kerja secara kese-
luruhan, sehingga diterimanya arahan atau per- Pengendalian Internal dan Gaya kepemimpinan
mintaan pemimpin sebagian besar tergantung pada yang efektif dibutuhkan dalam suatu organisasi pe-
harapan pengikutnya (Eka Nuraini, 2004:68). rusahaan untuk dapat meningkatkan kinerja semua
Kinerja karyawan akan baik apabila pimpinan karyawan dalam mencapai tujuan yang telah
dapat memberi motivasi yang tepat dan pimpinan ditetapkan perusahaan. Berdasarkan latar belakang
memiliki gaya kepemimpinan yang dapat diterima tersebut, maka mendorong penulis untuk
oleh seluruh karyawan dan mendukung terciptanya melakukan penelitian dengan judul Pengaruh Pen-
suasana kerja yang baik. Gaya kepemimpinan yang gendalian Internal dan Gaya Kepemimpinan Ter-
tidak efektif tidak akan memberikan pengarahan hadap Kinerja Karyawan SPBU di Yogyakarta
yang baik pada bawahannya terhadap usaha-usaha (Studi Kasus Pada SBPU Anak Cabang Perusahaan
semua pekerjaan dalam mencapai tujuan-tujuan RB.Group)
organisasi dalam perusahaan.

Kinerja karyawan di SBPU Anak Cabang Perus-


2. Kajian Literatur
ahaan RB.Group belum begitu maksimal misalnya
1) Kinerja Karyawan
tidak melakukan 3S (salam, sapa,dan senyum)
yang merupakan standar kerja dari pertamina dan a. Pengertian Kinerja Karyawan
masih terdapat karyawan yang kurang disiplin da- Suyadi Prawirosentono (2008: 2) menyatakan
lam bekerja misalnya terlambat masuk kerja. Pada Kinerja adalah hasil kerja yang dapat dicapai oleh
perusahaan SPBU belum dapat mengelola pengen- seseorang atau kelompok orang dalam suatu organ-
dalian internal dengan baik misalnya masih ku- isasi sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab
rangnya pengawasan dari pimpinan SPBU secara masing-masing dalam rangka upaya mencapai
langsung karena pemimpin tidak selalu berada di- tujuan organisasi bersangkutan secara legal tidak
Jurnal Nominal / Volume I Nomor I / Tahun 2012

melanggar hukum dan sesuai dengan moral mau- Wirawan (2009: 53) dimensi kinerja adalah kuali-
pun etika. Muhammad Zainur (2010: 41) tas-kualitas atau wajah suatu pekerjaan atau aktivi-
mendefinisikan Kinerja merupakan keseluruhan tas-aktivas yang terjadi di tempat kerja yang kon-
proses bekerja dari individu yang hasilnya dapat duktif terhadap pengukuran. Dimensi kinerja me-
digunakan landasan untuk menentukan apakah nyediakan alat untuk melukiskan keseluruhan
pekerjaan individu tersebut baik atau sebaliknya. cakupan aktivitas di tempat kerja. Sementara itu,
Kinerja juga merupakan keluaran yang dihasilkan tanggung jawab dan kewajiban menyediakan suatu
oleh fungsi-fungsi atau indikator suatu pekerjaan deskripsi depersonalisasi. Menurut Wirawan (2009:
atau suatu profesi dalam waktu tertentu (Wirawan, 54) dimensi kinerja dikelompokkan menjadi tiga
2009: 5). jenis yaitu hasil kerja, perilaku kerja, dan sifat
pribadi yang berhubungan dengan pekerjaan. Indi-
Kamus besar bahasa Indonesia (2008: 629)
kator-indikator kinerja karyawan menurut Chester
mendefinisikan karyawan adalah orang yang beker-
I. Barnard dan Robert E. Quinn dalam Suyadi
ja pada suatu lembaga (kantor, perusahaan, dsb)
Prawirosentono (2008:27-32) adalah sebagai beri-
dengan mendapat gaji atau upah. Malayu Hasibuan
kut:
(2003: 12) mendefinisikan karyawan sebagai
penjual jasa (pikiran dan tenaga) dan mendapatkan 1) Efektivitas dan efisiensi
kompensasi yang besarnya telah ditetapkan terlebih Bila suatu tujuan tertentu akhirnya dapat dicapai,
dahulu. kita boleh mengatakan bahwa kegiatan tersebut
b. Faktor-faktor Kinerja Karyawan efektif. Apabila akibat-akibat yang dicari dari
kegiatan mempunyai nilai yang lebih penting
Menurut Dale Timple (2000) dalam Siti Munafiah
dibandingkan hasil yang tercapai, sehingga
(2011: 10-11) terdapat dua faktor yang
mengakibatkan ketidakpuasan walaupun efektif,
mempengaruhi Kinerja Karyawan yaitu faktor in-
hal ini disebut tidak efisien. Sebaliknya jika akibat
ternal dan faktor eksternal. Faktor internal adalah
yang tidak dicari-cari tidak penting/remeh, maka
faktor-faktor yang berhubungan dengan sifat-sifat
kegiatan tersebut efisien. Sehubungan dengan itu
seseorang meliputi sikap, sifat kepribadian, sifat
kita dapat mengatakan sesuatu efektif bila men-
fisik, motivasi, umur, jenis kelamin, pendidikan,
capai tujuan tertentu. Dikatakan efisien bila hal itu
pengalaman kinerja, latar belakang budaya, dan
memuaskan sebagai pendorong mencapai tujuan,
variabel personal lainnya. Faktor eksternal adalah
terlepas apakah efektif atau tidak.
faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja karya-
wan yang berasal dari lingkungan meliputi ke- 2) Otoritas dan tanggung jawab
bijakan organisasi, kepemimpinan, tindakan- Wewenang adalah hak seseorang untuk mem-
tindakan rekan kerja, pengawasan, sistem upah, berikan perintah (kepada bawahan), sedangkan
dan lingkungan sosial. tanggung jawab adalah bagian yang tidak
c. Dimensi dan Indikator Kinerja Karyawan terpisahkan atau sebagai akibat dari kepemilikan
wewenang tersebut. Bila ada wewenang berarti
Menurut Richard I. Handerson (1984) dalam
dengan sendirinya muncul tanggung jawab.
Jurnal Nominal / Volume I Nomor I / Tahun 2012

3) Disiplin (2005: 144) pengendalian internal satuan usaha


terdiri atas komponen-komponen berikut:
Disiplin meliputi ketaatan dan hormat terhadap
perjanjian yang dibuat antara perusahaan dan kar- 1) Lingkungan pengendalian
yawan. Disiplin juga berkaitan erat dengan sanksi Inti suatu bisnis adalah orang-orangnya dengan
yang perlu dijatuhkan kepada pihak yang melang- karakteristiknya termasuk integritas, nilai-nilai,
gar. etika dan lingkungan tempat mereka bekerja. Hal-
4) Inisiatif hal tersebut merupakan mesin penggerak perus-
ahaan dan merupakan fondasi segala sesuatunya
Inisiatif seseorang berkaitan dengan daya pikir,
kreativitas dalam bentuk ide untuk merencanakan ditempatkan.

sesuatu yang berkaitan dengan tujuan organisasi 2) Penaksiran risiko

Perusahaan harus mewaspadai dan mengelola risi-


ko yang dihadapinya. Perusahaan harus menetap-
2) Pengendalian Internal
kan tujuan yang terintegrasi dengan penjualan,
a. Pengertian Pengendalian Internal
produksi, pemasaran, keuangan, dan aktivitas-
Pengendalian internal menurut Committee of Spon- aktivitas lainnya sehingga organisasi beroperasi
soring Organization of the Tread way Commission secara harmonis. Perusahaan juga harus menetap-
(Sawyer, 2005: 144) adalah proses, dipengaruhi kan mekanisme untuk mengidentifikasi,
oleh dewan entitas direksi, manajemen dan perso- menganalisis, dan mengelola risiko-risiko terkait.
nel lain, yang dirancang untuk memberikan keya-
3) Informasi dan komunikasi
kinan memadai tentang pencapaian sasaran dalam
Disekitar aktivitas-aktivitas ini terdapat sistem in-
kategori berikut:
formasi dan komunikasi. Hal ini memungkinkan
1) Efektivitas dan efisiensi operasi.
karyawan perusahaan mendapatkan dan menukar
2) Tingkat keandalan pelaporan keuangan. informasi yang diperlukan untuk melaksanakan,

3) Kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang mengelola, dan mengendalikan operasinya.

berlaku. 4) Aktivitas pengendalian

Pengendalian intern adalah proses yang dirancang Kebijakan dan prosedur kontrol harus ditetapkan
untuk memberikan kepastian yang layak mengenai dan dilaksanakan untuk membantu memastikan
pencapaian tujuan manajemen tentang reliabilitas bahwa tindakan-tindakan yang diidentifikasi oleh
pelaporan keuangan, efektivitas dan efisiensi manajamen diperlukan untuk menghadapi risiko
operasi, dan kepatuhan terhadap hukum dan pera- terhadap pencapaian tujuan entitas secara efektif
turan yang berlaku (Arens, 2006:412). dilakukan.

b. Komponen-komponen Pengendalian Internal 5) Pemantauan

Menurut Committee of Sponsoring Organization of Keseluruhan proses harus dimonitor dan dibuat pe-
the Tread way Commission (COSO) dalam Sawyer rubahan bila diperlukan. Dengan cara ini, sistem
Jurnal Nominal / Volume I Nomor I / Tahun 2012

dapat bereaksi secara dinamis berubah seiring mencoba mempengaruhi perilaku orang lain seperti
dengan perubahan kondisi. Pemantauan diakukan yang ia lihat. Menurut Veithzal Rivai (2004: 64)
disetiap kegiatan operasional perusahaan. Gaya kepemimpinan dapat didefenisikan sebagai
perilaku dan strategi sebagai hasil kombinasi dari
c. Tujuan Pengendalian Internal
falsafah, keterampilan, sifat, dan sikap yang sering
Tujuan Pengendalian Internal menurut Mulyadi
diterapkan seorang pemimpin ketika ia mencoba
(2002:180) adalah sebagai berikut :
mempengaruhi kinerja bawahannya.
1) Keandalan informasi keuangan
b. Fungsi Gaya Kepemimpinan
Pengendalian internal ini membuat manajemen ber-
Fungsi Gaya Kepemimpinan memiliki hubungan
tanggung jawab menyiapkan laporan keuangan un-
langsung yang erat kaitanya dengan situasi sosial
tuk kepentingan pihak intern dan ekstern perus-
dalam kehidupan kelompok atau organisasi masing
ahaan. Laporan yang disajikan harus dapat diandal-
-masing yang mengisyaratkan bahwa setiap pem-
kan.
impin berada di dalam situasi tersebut. Menurut
2) Kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang Veithzal Rivai (2004: 53-56) terdapat lima fungsi
berlaku pokok kepemimpinan, yaitu :

Pengendalian internal ini dimaksudkan agar organ- 1) Fungsi Instruksi


isasi melakukan kegiatannya sesuai dengan pera-
Fungsi ini bersifat komunikasi satu arah. Pemimpin
turan dan hukum yang berlaku.
sebagai komunikator merupakan pihak yang
3) Efektivitas dan efisiensi operasi menentukan apa, bagaimana, bilamana, dan dimana

Pengendalian internal dalam perusahaan merupa- perintah itu dikerjakan agar keputusan dapat dil-

kan alat untuk mengurangi kegiatan pemborosan aksanakan secara efektif.


dan mengurangi penggunaan sumber daya yang 2) Fungsi Konsultasi
tidak efektif dan efisien dalam operasi perusahaan.
Fungsi ini bersifat komunikasi dua arah. Konsultasi
d. Keterbatasan Bawaan dalam Pengendalian Intern itu dimaksudkan untuk memperoleh masukan beru-

Berikut ini adalah keterbatasan bawaan yang mele- pa umpan balik untuk memperbaiki dan menyem-
kat dalam pengendalian internal menurut Mulyadi purnakan keputusan-keputusan yang telah ditetap-

(2002: 181) yaitu: kesalahan dalam pertimbangan, kan dan dilaksanakan.

gangguan, kolusi, dan pengabaian oleh manajemen. 3) Fungsi Partisipasi

Dalam menjalankan fungsi ini pemimpin berusaha

3. Gaya Kepemimpinan mengaktifkan orang-orang yang dipimpinnya, baik


dalam keikutsertaan mengambil keputusan maupun
a. Pengertian Gaya Kepemimpinan
dalam melaksanakannya.
Miftah Thoha (2007: 49) menyatakan bahwa Gaya
4) Fungsi Delegasi
Kepemimpinan merupakan norma perilaku yang
digunakan oleh seseorang pada saat orang tersebut Fungsi ini dilaksanakan dengan memberikan
Jurnal Nominal / Volume I Nomor I / Tahun 2012

pelimpahan wewenang membuat atau menetapkan tujuan yang menantang bawahannya untuk ber-
keputusan baik melalui persetujuan maupun tanpa partisipasi. Pemimpin juga memberikan keyakinan
persetuuan dari pemimpin. kepada mereka bahwa mereka mampu
melaksanakan tugas pekerjaan mencapai tujuan
5) Fungsi Pengendalian
secara baik (Miftah Thoha, 2007: 42).
Fungsi pengendalian bermaksud bahwa kepem-
impinan yang sukses atau efektif mampu mengatur
aktivitas anggotanya secara terarah dan dalam koo- C. Kerangka Berpikir
ordinasi yang efektif sehingga memungkinkan 1. Pengaruh Pengendalian Internal terhadap Kiner-
tercapainya tujuan bersama secara maksimal. ja Karyawan
c. Macam-macam Gaya Kepemimpinan Pengendalian Internal adalah segala sesuatu meli-
Teori Path Goal berusaha untuk menjelaskan puti struktur organisasi, semua metode dan alat-alat
pengaruh perilaku pemimpin terhadap motivasi, yang dikoordinasikan yang digunakan dalam perus-
kepuasan, dan pelaksanaan pekerjaan bawahannya ahaan dengan tujuan menjaga keamanan harta
(Miftah Thoha, 2007: 42). Teori Path Goal mem- milik perusahaan, memeriksa ketelitian dan
bagi empat gaya kepemimpinan yaitu : kebenaran data akuntansi, mendorong efisiensi, dan
membantu mendorong dipatuhinya kebijakan ma-
1) Kepemimpinan direktif
najemen yang telah ditetapkan. Komponen-
Tipe ini sama dengan model kepemimpinan otokra-
komponen dalam Pengendalian Internal seperti
tis bahwa bawahan tahu dengan pasti apa yang di-
lingkungan pengendalian yang baik, akan mem-
harapkan darinya dan pengarahan yang khusus
berikan kontribusi baik dalam menciptakan suasana
diberikan oleh pemimpin. Dalam model ini tidak
kerja sehingga dapat mendorong karyawan untuk
ada partisipasi dari bawahannya.
meningkatkan kinerjanya. Perusahaan harus waspa-
2) Kepemimpinan supportif da terhadap segala resiko yang akan dihadapi

Kepemimpinan ini mempunyai kesediaan untuk dengan adanya penaksiran resiko maka karyawan
menjelaskan sendiri, bersahabay, mudah didekati, dapat lebih meningkatkan kinerjanya dalam
dan mempunyai perhatian kemanusiaan yang murni mengantisipasi mengatasi resiko-resiko yang

terhadap para bawahannya. mungkn terjadi. Informasi dan komunikasi akan


memberikan dampak baik bagi peningkatan kinerja
3) Kepemimpinan partisipatif
karena semua karyawan memperoleh dan bertukar
Pada gaya kepemimpinan ini pemimpin berusaha informasi yang diperlukan dalam melakukan ak-
meminta dan menggunakan saran-saran dari para tivitas operasional perusahaan. Aktivitas pengen-
bawahannya. Namun pengambilan keputusan dalian akan mendorong karyawan menaati dan
masih tetap berda padanya. melaksanakan peraturan dan standar kerja yang
4) Kepemimpinan berorientasi pada prestasi sudah ditetapkan. Pemantauan yang baik akan
membuat karyawan untuk lebih disiplin dalam
Gaya kepemimpinan ini menetapkan serangkaian
bekerja.
Jurnal Nominal / Volume I Nomor I / Tahun 2012

H1 : Pengendalian Internal berpengaruh positif ter- tuk mewujudkan tujuan perusahaan. Komponen-
hadap Kinerja Karyawan SPBU di Yogyakarta. komponen Pengendalian Internal seperti ling-
kungan pengendalian, penaksiran resiko, informasi
2. Pengaruh Gaya Kepemimpinan terhadap Kinerja
dan komunikasi, aktivitas pengendalian, dan
Karyawan
pemantauan yang baik akan mendorong kinerja
Kinerja Karyawan juga dapat dipengaruhi oleh Ga-
karyawan untuk lebih disiplin dan bertanggung ja-
ya kepemimpinan yang dianut dan diterapkan oleh
wab. Terdapat empat macam Gaya Kepemimpinan
manajemen puncak atau pimpinan. Teori path Goal
yaitu partisipatif, direktif, suportif, dan berorientasi
mengansumsikan bahwa pimpinan bisa mengubah
pada prestasi dalam Teori Path Goal yang
gaya atau perilaku mereka untuk memenuhi per-
mengansumsikan bahwa pimpinan bisa mengubah
mintaan dari situasi tertentu, misalnya saat
gaya mereka untuk memenuhi permintaan dari
menghadapi kelompok bawahan baru atau proyek
situasi tertentu. Pengendalian internal dan gaya
baru, pemimpin mungkin berprilaku direktif dalam
kepemimpinan yang diterapkan dalam suatu perus-
membuat prosedur kerja dan menjelaskan apa yang
ahaan harus sangat diperhatikan. Apabila kedua
mesti dilakukan. Berikutnya, pemimpin dapat
faktor tersebut diimplementasikan dengan baik
menggunakan perilaku suportif untuk meningkat-
maka karyawan dapat bekerja secara maksimal dan
kan kepaduan kelompok dan menumbuhkan iklim
berusaha untuk meningkatkan kinerjanya.
positif. Setelah kelompok familier dengan tugas
H3 : Pengendalian Internal dan Gaya Kepemimpi-
dan saat masalah-masalah baru ditemukan, pem-
nan secara bersama-sama berpengaruh positif ter-
impin dapat menampakkan perilaku partisipatif un-
hadap Kinerja Karyawan SPBU di Yogyakarta.
tuk meningkatkan motivasi anggota kelompok.
Terakhir, perilaku yang berorientasi pada prestasi
dapat dipakai untuk mendorong kinerja yang se-
B. Metode Penelitian
makin meningkat. Penerapan Gaya Kepemimpinan
1. Populasi
yang sesuai dengan karakter karyawan, pekerjaan,
dan kondisi yang ada dapat memberikan kontribusi Populasi dalam penelitian ini yaitu karyawan yang
yang besar terhadap peningkatan Kinerja Karya- bekerja di SPBU anak cabang perusahaan RB.
wan. Group Yogyakarta yaitu SPBU 44.55208 Monjali
dan SPBU 44.55706 Bantul yang secara kese-
H2 : Gaya Kepemimpinan berpengaruh positif ter-
luruhan berjumlah 64 karyawan.
hadap Kinerja Karyawan SPBU di Yogyakarta.
2. Jenis Penelitian
3. Pengaruh Pengendalian Internal dan Gaya
Kepemimpinan terhadap Kinerja Karyawan Berdasarkan permasalahannya penelitian ini digo-
longkan penelitian ex-post facto. Ex-post facto yai-
Kinerja karyawan merupakan hasil kerja yang
tu tipe penelitian terhadap data yang dikumpulkan
dapat dicapai seseorang atau sekelompok orang
setelah terjadinya suatu fakta atau peristiwa. Ber-
dalam suatu organisasi sesuai wewenang dan
dasarkan tingkat penjelasan kedudukan variabel,
tanggung jawab masing-masing dalam rangka un-
penelitian ini digolongkan dalam penelitian kausal
Jurnal Nominal / Volume I Nomor I / Tahun 2012

komparatif. Penelitian kausal komparatif merupa- 2) Gaya Kepemimpinan


kan 9
Gaya Kepemimpinan merupakan perilaku atau cara
penelitian dengan karakteristik masalah berupa yang digunakan oleh seseorang pemimpin pada
sebab akibat anatara dua variabel atau lebih (Nur saat ia mempengaruhi perilaku bawahanya dalam
Indriantoro dan Bambang Supomo, 2009: 27). bekerja. Indikator gaya kepemimpinan yaitu:
Partisipatif, Direktif, Supportif, dan Berorientasi
3. Definisi Operasional
pada prestasi (Miftah Thoha (2007: 42)).
a. Variabel Dependen (Kinerja Karyawan)

Kinerja Karyawan adalah hasil kerja yang dapat


dicapai oleh seseorang atau kelompok orang dalam 4. Teknik Pengumpulan Data

suatu organisasi sesuai dengan wewenang dan Kuesioner (angket) merupakan teknik pengum-
tanggungjawab masing-masing dalam mencapai pulan data yang dilakukan dengan cara memberi
tujuan organisasi sesuai dengan peraturan yang te- seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis
lah ditetapkan dan tidak melanggar hukum. Indi- kepada responden untuk dijawab (Sugiyono,
kator-indikator penilaian kinerja yaitu: Efektivitas 2009:142). Kuesioner ini terdiri dari butir-butir
dan efisiensi, Otoritas dan tanggung jawab, pertanyaan atau pernyataan dengan variabel de-
Disiplin, dan Inisiatif (Chester I. Barnard dan Rob- penden Kinerja Karyawan dan variabel in-
ert E. Quinn dalam Suyadi Prawirosentono (2008: denpenden Pengendalian Internal dan Gaya
27-32)). Kepemimpinan. Kuesioner diberikan kepada re-
sponden untuk mengetahui pengaruh Pengendalian
b. Variabel Independen
Intern dan Gaya Kepemimpinan terhadap Kinerja
1) Pengendalian Internal
Karyawan di SPBU anak cabang perusahaan RB.
Pengendalian internal adalah sistem yang meliputi Group Yogyakarta.
struktur organisasi, semua metode dan ketentuan-
ketentuan yang terkoordinasi yang dianut dalam
perusahaan untuk melindungi harta kekayaan, me-
meriksa ketelitian, dan seberapa jauh data akuntan- 5 Teknik Analisis Data
si dapat dipercaya, meningkatkan efisiensi usaha 1. Uji Asumsi Klasik
dan mendorong ditaatinya kebijakan perusahaan
a. Uji Heteroskedatisitas
yang telah ditetapkan. Pengendalian internal terdiri
atas komponen-komponen berikut: Lingkungan Uji Heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji
pengendalian, Penaksiran risiko, Informasi dan apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan
komunikasi, Aktivitas pengendalian, dan Peman- variance dari residual satu pengamatan ke penga-
tauan (Committee of Sponsoring Organization of matan yang lain. Jika variance dari residual satu
the Tread way Commission (COSO) dalam Sawyer pengamatan ke pengamatan lain tetap maka disebut
(2005: 144)). homokedastisitas dan jika berbeda disebut het-
eroskedastisitas. Uji heteroskedastisitas
Jurnal Nominal / Volume I Nomor I / Tahun 2012

menggunakan metode uji glejser yang men- Keterangan:


gusulkan untuk meregres nilai absolut residual ter-
: Harga bilangan F untuk garis regresi
hadap variabel independen. Jika variabel inde-
: Rerata kuadrat garis regresi
penden secara signifikan secara statistik tidak
mempengaruhi variabel dependen, maka tidak ter- : Rerata kuadrat residu
dapat indikasi terjadi heteroskedastisitas. Hal ini (Sutrisno Hadi, 2004:13)
dapat dilihat apabila dari probabilitas signif-
Kriteria yang digunakan yaitu regresi dikatakan
ikansinya di atas tingkat kepercayaan 5% (Imam
linier jika Fhitung < Ftabel, selain itu data dapat
Ghozali, 2009: 129).
dikatakan linier jika nilai signifikansi lebih besar
b. Uji Multikolinearitas dari alpha yang ditentukan yaitu 5% (Imam Ghoza-
Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji li, 2009: 154).
apakah dalam model regresi ditemukan adanya ko- 2. Uji Hipotesis
relasi antar variabel bebas (independen). Untuk
a. Analisis Regresi Linear Sederhana
mendeteksi ada atau tidaknya multikolinearitas
maka dilakukan dengan melihat nilai Tolerance Regresi sederhana didasarkan pada hubungan

Value dan Variance Inflation Factor (VIF). Toler- fungsional ataupun kausal satu variabel independen

ance Value mengukur variabilitas variabel inde- dengan satu variabel dependen. Analisis ini

penden yang terpilih yang tidak dijelaskan oleh digunakan untuk mengetahui bagaimana pengaruh

variabel independen lainnya. Jadi, nilai tolerance variabel independen (X1) dan (X2) terhadap varia-

yang rendah sama dengan nilai VIF tinggi karena bel dependen (Y). Berikut adalah langkah-langkah

VIF = 1/Tolerance Value). Nilai yang umum dipa- dalam analisis regresi sederhana:

kai untuk menunjukkan adanya mulitkolonieritas 1) Membuat garis regresi sederhana


adalah nilai Tolerance Value < 0,01 atau sama
Y = a + bX
dengan nilai VIF > 10 maka tidak terjadi multiko-
Keterangan :
lineritas antara variabel independennya (Imam
Ghozali, 2009: 96). Y : subjek dalam variabel dependen yang dipred-
iksi.
c. Uji Linearitas
a : harga Y, bila x = 0 (harga konstanta).
Uji linieritas digunakan untuk mengetahui hub-
ungan antara variabel bebas dan variabel terikat b : angka arah/koefisien regresi yang menunjukkan
bersifat linier atau tidak. Pengujian ini peningkatan atau penurunan variabel dependen.
menggunakan uji F dengan rumus sebagai berikut: Apabila b positif (+) = naik dan bila b minus (-) =
turun.

X : subjek pada variabel independen yang mempu-


nyai nilai tertentu.

(Sugiyono, 2009: 188)


Jurnal Nominal / Volume I Nomor I / Tahun 2012

2) Mencari kofisien determinasi (r2) antara pred- n : jumlah ke-n


iktor X1 dengan Y dan prediktor X2 dengan Y
(Sugiyono,2009: 184)

Uji statistik t pada dasarnya menunjukan seberapa


jauh pengaruh variabel independen secara individu-
al dalam mnerangkan variasi variabel dependen.
Dalam mengambil keputusan dilakukan dengan
membandingkan nilai antara thitung dan ttabel
dengan taraf sinifikansi 5%. Apabila nilai statistik t

Keterangan: lebih tinggi dibandingkan nilai ttabel, maka varia-


bel independen secara individual memiliki
r2(x1y) = Koefisien determinasi antara X1 dengan
pengaruh yang signifikan terhadap variabel de-
Y
penden (Imam Ghozali, 2009: 88-89).
r2(x2y) = Koefisien determinasi antara X2 dengan
b. Analisis Regresi Linear Berganda
Y
Analisis regresi berganda digunakan untuk mem-
a1 = Koefisien prediktor X1
prediksi pengaruh dua variabel bebas atau lebih
a2 = Koefisien prediktor X2 terdapat satu variabel terikat. Lngkah-langkah da-

X1Y = Jumlah produk X1 dengan Y lam analisis regresi berganda adalah sebagai beri-
kut:
X2Y = Jumlah produk X2 dengan Y
1) Membuat persamaan garis regresi dua prediktor
Y2 = Jumlah kuadrat kriterium Y dengan rumus sebagai berikut:

(Sutrisno Hadi, 2004: 22) Y = a1X1 + a2X2 + K

Keterangan:

3) Menguji signifikansi dengan uji t Y = Kriterium

Menguji koefisien garis regresi digunakan uji X1 = Prediktor 1

statistik t. Uji t dilakukan untuk menguji signif- X2 = Prediktor 2


ikansi konstanta tiap variabel independen akan ber-
a1 = Bilangan koefisen prediktor X1
pengaruh terhadap variabel dependen dengan ru-
a2 = Bilangan koefisien prediktor X2
mus sebagai berikut:
K = Bilangan konstanta

(Sutrisno Hadi, 2004:18)


Keterangan:

t : thitung
2) Mencari koefisien determinasi (R2) antara pred-
r : koefisien korelasi
iktor X1 dan X2 dengan kriterium Y,
Jurnal Nominal / Volume I Nomor I / Tahun 2012

M = Cacah prediktor

R2 = Koefisien determinasi antara kriterium


dengan prediktor- prediktor

(Sutrisno Hadi, 2004: 23)


menggunakan rumus:
Pengujian ini pada dasarnya menunjukkan apakah
Keterangan:
semua variabel independen yang dimasukkan da-
R2y(x1x2) = Koefisien determinasi antara Y
lam model mempunyai pengaruh secara bersama-
dengan X1 dan X2
sama terhadap variabel dependen. Setelah di-
a1 = koefisien prediktor X1 peroleh perhitungan, kemudian Fhitung dikon-
a2 = koefisien prediktor X2 sultasikan dengan Ftabel pada taraf signifikansi
5%. Apabila harga Fhitung harga Ftabel berarti
X1Y = Jumlah produk X1 dengan Y
seluruh variabel independen secara bersama-sama

X2Y = Jumlah produk X2 dengan Y berpengaruh signifikan terhadap variabel de-


penden. Apabila Fhitung < Ftabel berarti seluruh
Y2 = Jumlah kuadrat kriterium Y variabel independen secara bersama-sama tidak

(Sutrisno Hadi, 2004: 22) berpengaruh signifikan terhadap variabel de-


penden.
Koefisien determinasi (R2) merupakan proporsi
atau persentase dari total variasi Y yang dijelaskan 4) Mencari besarnya sumbangan setiap variabel

oleh garis regresi. Koefisien determinasi adalah prediktor terhadap kriterium

kuadrat koefisien korelasi. Koefisien determinasi a. Sumbangan Relatif (SR%)


ini digunakan untuk mengetahui presentasi
Sum-
pengaruh yang terjadi dari variabel bebas terhadap
bangan
variabel terikat.
relatif
digunakan untuk mencari perbandingan relatifitas

3 ) Menguji yang diberikan suatu variabel bebas kepada varia-

keberartian bel terikat dengan variabel bebas lain yang diteliti.

re- gresi ganda, Sumbangan Relatif dapat dihitung dengan rumus :


dengan rumus:

Keterangan :
Keterangan:
SR % : sumbangan relatif dari suatu prediktor 13
F = Harga F regresi
a : koefisien prediktor
N = Cacah kasus
xy : jumlah produk antara X dan Y
Jurnal Nominal / Volume I Nomor I / Tahun 2012

JKreg : jumlah kuadrat regresi terhadap kriterium dengan tetap mempertim-


bangkan variabel bebas lain yang tidak diteliti.
(Sutrisno Hadi, 2004: 37)
Efektivitas regresi dicerminkan dalam koefisien
b. Sumbangan Efektif (SE%)
determinasi (R)2 maka SE% tiap prediktor dapat
Sumbangan efektif digunakan untuk mengetahui dihitung langsung dari R2 dengan rumus sebagai
besarnya sumbangan secara efektif setiap prediktor berikut:

C. Hasil Penelitian, Pembahasan, dan Keterbatasan Penelitian


Tabel 1. Statistik Deskriptif Data

Berdasarkan hasil tabel statistik deskripsi data di wan menunjukkan bahwa nilai terkecil (minimum)
atas terdapat 3 variabel yaitu variabel Kinerja Kar- adalah 60,00, nilai terbesar (maximum) adalah
yawan, Pengendalian Internal, dan Gaya Kepem- 68,00 dan nilai rata-rata sebesar 64,062. Variabel
impinan. Pada tabel di atas variabel Kinerja Karya- Pengendalian Internal menunjukkan nilai terkecil
Jurnal Nominal / Volume I Nomor I / Tahun 2012

(minimum) adalah 44,00, nilai terbesar (maximum) terkecil (minimum) adalah 40,00, nilai terbesar
adalah 54,00 dan nilai rata-rata sebesar 49,34. Var- (maximum) adalah 47,00 dan nilai rata-rata sebesar
iabel Gaya Kepemimpinan menunjukkan nilai 42,98.

1. Uji Heteroskedastisitas

Tabel 2. Rangkuman Hasil Uji Heteroskedastisitas

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa signifikan- dapat disimpulkan bahwa dalam model regresi ini
si semua variabel lebih besar dari 0,05, sehingga tidak terjadi heteroskedastisitas.

2. Uji Multikoloniearitas
Tabel 3. Rangkuman Hasil Uji Multikolinearitas

Hasil uji multikolonieritas antar variabel bebas maka dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi mul-
menunjukkan bahwa interkorelasi antar variabel tikolonieritas antar variabel sehingga regresi ganda
bebas nilai Tolerance di atas 0,1 dan VIF < 10 dapat dilanjutkan.

3. Uji Linieritas
Tabel 4. Rangkuman Hasil Uji Linearitas

Berdasarkan tabel di atas terlihat bagi signifikansi dari dua korelasi di atas lebih besar dari 0,05 maka
Jurnal Nominal / Volume I Nomor I / Tahun 2012

dapat dikatakan bahwa hubungan masing-masing hingga uji regresi dapat dilanjutkan.
variabel bebas dan variabel terikatnya linear, se-

4. Uji Hipotesis
1) Uji Hipotesis Pertama (Pengendalian Internal berpengaruh positif terhadap Kinerja Karyawan)
Tabel 5. Model Summary Hasil Analisis Regresi Linier Sederhana Pengendalian Internal terhadap Kinerja
Karyawan

Tabel 6. Model Coefficients Hasil Analisis Regresi Linier Sederhana Pengendalian Internal terhadap Kinerja
Karyawan

2) Uji Hipotesis Kedua (Gaya Kepemimpinan berpengaruh positif Terhadap Kinerja Karyawan)

Tabel 7. Model Summary Hasil Analisis Regresi Linier Sederhana Gaya Kepemimpinan terhadap Kinerja Kar-
yawan

Tabel 8. Model Coefficients Hasil Analisis Regresi Linier Sederhana Gaya Kepemimpinan terhadap Kinerja
Karyawan
Jurnal Nominal / Volume I Nomor I / Tahun 2012

3) Uji Hipotesis Ketiga (Pengendalian Internal dan Gaya Kepemimpinan secara bersama-sama berpengaruh
positif terhadap Kinerja Karyawan)

Tabel 9. Model Summary Hasil Analisis Regresi Linier berganda Pengendalian Internal dan Gaya Kepem-
impinan terhadap Kinerja Karyawan

Tabel 10. Anova Hasil Analisis Regresi Linier berganda Pengendalian Internal dan Gaya Kepemimpinan ter-
hadap Kinerja Karyawan

Tabel 11. Model Coefficients Hasil Analisis Regresi Linier Berganda Pengendalian Internal dan Gaya Kepem-
impinan terhadap Kinerja Karyawan

Pembahasan yaitu Y = 37,658 + 0,535 X1 yang menyatakan jika


nilai Pengendalian Internal (X1) nol maka nilai
1. Pengendalian Internal Berpengaruh terhadap
Kinerja Karyawan (Y) adalah sebesar 37,658 dan
Kinerja Karyawan
setiap kenaikan Pengendalian Internal (X1) 1 satu-
Hasil penelitian mendukung hipotesis pertama yai-
an maka akan menaikkan Kinerja Karyawan (Y)
tu Pengendalian Internal berpengaruh positif ter-
sebesar 0,535 satuan, selain itu dapat juga dilihat
hadap Kinerja karyawan SPBU Yogyakarta. Hal
dari nilai korelasi regresi (R) yang bernilai positif
ini ditunjukkan dari hasil analisis regresi Pengen-
antara Pengendalian Internal (X1) dan Kinerja Kar-
dalian Internal (X1) terhadap Kinerja Karyawan
yawan (Y) sebesar 0,407. Nilai thitung lebih besar
(Y) diperoleh suatu persamaan regresi 1 prediktor
Jurnal Nominal / Volume I Nomor I / Tahun 2012

dari nilai ttabel yaitu 3,506>1,6698 dengan nilai sig karyawan perusahaan mendapatkan dan menukar
0,001 (di bawah 0,05) yang mengidentifikasikan informasi yang diperlukan untuk melaksanakan,
bahwa variabel Pengendalian Internal (X1) ber- mengelola, dan mengendalikan operasinya.
pengaruh signifikan terhadap Kinerja Karyawan d. Aktivitas pengendalian
(Y). Dari hasil analisis regresi sederhana juga di-
Kebijakan dan prosedur kontrol harus ditetapkan
peroleh nilai koefisien determinasi (R2) sebesar
dan dilaksanakan untuk membantu memastikan
0,165 yang berarti 16,5% naik turunnya nilai
bahwa tindakan-tindakan yang diidentifikasi oleh
Kinerja Karyawan dipengaruhi oleh Pengendalian
manajamen diperlukan untuk menghadapi risiko
Internal, sedangkan sisanya sebesar 83,5% di-
terhadap pencapaian tujuan entitas secara efektif
pengaruhi variabel yang tidak diteliti dalam
dilakukan.
penelitian ini.
e. Pemantauan
Hasil penelitian ini mendukung teori yang
dikemukakan Committee of Sponsoring Organiza- Keseluruhan proses harus dimonitor dan dibuat pe-
tion of the Tread way Commission (COSO) dalam rubahan bila diperlukan. Dengan cara ini, sistem
Sawyer (2005: 144) pengendalian internal satuan dapat bereaksi secara dinamis berubah seiring
usaha terdiri atas komponen-komponen berikut: dengan perubahan kondisi. Pemantauan diakukan
disetiap kegiatan operasional perusahaan.
a. Lingkungan pengendalian
Hasil penelitian ini mendukung dengan penelitian
Inti suatu bisnis adalah orang-orangnya dengan
Mariani (2011) yang berjudul Antesedan dan
karakteristiknya termasuk integritas, nilai-nilai,
Modernisasi Kualitas Pengendalian Internal ter-
etika dan lingkungan tempat mereka bekerja. Hal-
hadap Hubungan antara Keadilan organisasi dan
hal tersebut merupakan mesin penggerak perus-
Kinerja Karyawan yang bertujuan untuk menge-
ahaan dan merupakan fondasi segala sesuatunya
tahui pengaruh masing-masing variabel independen
ditempatkan.
terhadap variabel dependen menunjukkan bahwa
b. Penaksiran risiko dari variabel antesedan dan variabel modernisasi
Perusahaan harus mewaspadai dan mengelola risi- kualitas pengendalian internal yang diujikan, mas-
ko yang dihadapinya. Perusahaan harus menetap- ing-masingnya menunjukkan adanya pengaruh ter-
kan tujuan yang terintegrasi dengan penjualan, hadap keadilan organisasi dan kinerja karyawan.
produksi, pemasaran, keuangan, dan aktivitas- Kinerja karyawan lemah atau buruk terjadi lebih
aktivitas lainnya sehingga organisasi beroperasi tinggi bila kualitas pengendalian internal dan per-
secara harmonis. Perusahaan juga harus menetap- sepsi keadilan rendah.
kan mekanisme untuk mengidentifikasi, 2. Gaya Kepemimpinan Berpengaruh terhadap
menganalisis, dan mengelola risiko-risiko terkait. Kinerja Karyawan
c. Informasi dan komunikasi Hasil penelitian mendukung hipotesis kedua yaitu
Disekitar aktivitas-aktivitas ini terdapat sistem in- Gaya Kepemimpinan berpengaruh positif terhadap
formasi dan komunikasi. Hal ini memungkinkan Kinerja karyawan SPBU Yogyakarta. Hal ini di-
Jurnal Nominal / Volume I Nomor I / Tahun 2012

tunjukkan dari hasil analisis regresi Gaya Kepem- kepemimpinan direktif, kepemimpinan supportif,
impinan (X2) terhadap Kinerja Karyawan (Y) di- kepemimpinan partisipatif, dan kepemimpinan
peroleh suatu persamaan regresi 1 prediktor yaitu berorientasi pada prestasi
Y = 42,446 + 0,503 X2 yang menyatakan jika nilai Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Niken
Gaya Kepemimpinan (X2) adalah nol maka nilai (2010) yang menyatakan bahwa Gaya Kepemimpi-
Kinerja Karyawan (Y) adalah sebesar 42,446 dan nan berpengaruh positif signifikan terhadap Kinerja
setiap kenaikan Gaya Kepemimpinan (X2) 1 satuan Karyawan dan penelitian Fahmi (2009) menunjuk-
maka akan menaikkan Kinerja Karyawan (Y) sebe- kan ada pengaruh positif antara variabel Gaya
sar 0,503 satuan, selain itu dapat juga dilihat dari Kepemimpinan dengan Kinerja Karyayawan. Se-
nilai korelasi regresi (R) yang bernilai positif anta- makin baik Gaya Kepemmpinan yang diterapkan
ra Gaya Kepemimpinan (X2) dan Kinerja Karya- maka akan mendorong karyawan tersebut untuk
wan (Y) sebesar 0,397. Nilai thitung lebih besar meningkatkan kinerjanya.
dari nilai ttabel yaitu 3,408>1,6698 dengan nilai sig
3. Pengendalian Internal dan Gaya Kepemimpinan
0,001 (di bawah 0,05) yang mengidentifikasikan
Berpengaruh terhadap Kinerja Karyawan
bahwa variabel Gaya Kepemimpinan (X2) ber-
pengaruh signifikan terhadap Kinerja Karyawan Hasil penelitian mendukung hipotesis ketiga yaitu
(Y). Dari hasil analisis regresi sederhana juga di- Pengendalian Internal dan Gaya Kepemimpinan
peroleh nilai koefisien determinasi (R2) sebesar secara bersama-sama berpengaruh positif terhadap
0,158 yang berarti 15,8% naik turunnya nilai Kinerja karyawan SPBU Yogyakarta. Hal ini di-
Kinerja Karyawan dipengaruhi oleh Gaya Kepem- tunjukkan dari hasil analisis regresi linier berganda
impinan, sedangkan sisanya sebesar 84,2% di- dengan dua prediktor Pengendalian Internal (X1)
pengaruhi variabel yang tidak diteliti dalam dan Gaya Kepemimpinan (X2) terhadap Kinerja
penelitian ini. . Karyawan (Y) diperoleh suatu persamaan yaitu Y =
29,652 + 0,389X1 + 0,354X2 yang menyatakan
Hasil penelitian ini mendukung teori yang
jika nilai semua variabel independen adalah sebe-
dikemukakan oleh Veithzal Rivai (2004: 64) Gaya
sar nol, maka nilai Y adalah sebesar 29,652.
kepemimpinan dapat didefenisikan sebagai per-
Koefisien regresi X1 sebesar 0,389 menyatakan
ilaku dan strategi sebagai hasil kombinasi dari fal-
bahwa setiap kenaikan X1 sebesar 1 satuan akan
safah, keterampilan, sifat, dan sikap yang sering
menaikkan Y sebesar 0,389 satuan jika X2 diang-
diterapkan seorang pemimpin ketika ia mencoba
gap nol. Jika nilai X2 naik sebesar 1 satuan maka
mempengaruhi kinerja bawahannya. Penelitian ini
akan menaikkan Y sebesar 0,354 satuan jika X1
juga mendukung teori yang dikemukakan oleh
dianggap nol, selain itu dapat juga dilihat dari nilai
Miftah Thoha (2007: 42) bahwa Teori Path Goal
korelasi regresi (R) yang bernilai positif antara
berusaha untuk menjelaskan pengaruh perilaku
Pengendalian Internal (X1), Gaya Kepemimpinan
pemimpin terhadap motivasi, kepuasan, dan
(X2), dan Kinerja Karyawan (Y) sebesar 0,481.
pelaksanaan pekerjaan bawahannya. Teori Path
Nilai Fhitung lebih besar dari nilai Ftabel yaitu
Goal membagi empat gaya kepemimpinan yaitu :
9,180>3,147 dengan nilai sig 0,000 (di bawah 0,05)
Jurnal Nominal / Volume I Nomor I / Tahun 2012

yang mengidentifikasikan bahwa variabel Pengen- variabel, yaitu Pengendalian Internal dan Gaya
dalian Internal (X1) dan Gaya Kepemimpinan (X2) Kepemimpinan, dengan demikian masih banyak
berpengaruh signifikan secara bersama-sama ter- faktor lain yang mempengaruhi Kinerja Karyawan
hadap Kinerja Karyawan (Y). Dari hasil analisis sebesar 76,9% yang belum dikaji dalam penelitian
regresi linier berganda juga diperoleh nilai ini.
koefisien determinasi (R2) sebesar 0,231 yang be- 2. Adanya keterbatasan pada teknik pengambilan
rarti 23,1% naik turunnya nilai Kinerja Karyawan data yang berupa kuesioner, sehingga peneliti tidak
dipengaruhi oleh Pengendalian Internal dan Gaya dapat mengontrol jawaban responden yang tidak
Kepemimpinan, sedangkan sisanya sebesar 76,9% menunjukkan keadaan yang sesungguhnya.
dipengaruhi variabel yang tidak diteliti dalam
penelitian ini.
D. Kesimpulan dan Saran
Hasil penelitian ini mendukung teori Dale Timple
(2000) dalam Siti Munafiah (2011: 10-11) yang A. Kesimpulan
mengatakan bahwa terdapat dua faktor yang 1. Pengendalian Internal berpengaruh positif dan
mempengaruhi Kinerja Karyawan yaitu faktor in- signifikan terhadap Kinerja Karyawan. Hal ini di-
ternal dan faktor eksternal. Faktor internal adalah tunjukkan dengan nilai korelasi regresi (R) sebesar
faktor-faktor yang berhubungan dengan sifat-sifat 0,407, nilai koefisien determinasi (R2) sebesar
seseorang meliputi sikap, sifat kepribadian, sifat 0,165, dan nilai thitung 3,506 lebih besar dari nilai
fisik, motivasi, umur, jenis kelamin, pendidikan, ttabel 1,6698 dengan nilai sig 0,001 (dibawah
pengalaman kinerja, latar belakang budaya, dan 0,05). Persamaan garis regresi Y = 37,658 + 0,535
variabel personal lainnya. Faktor eksternal adalah X1 yang berarti jika Pengendalian Internal (X1)
faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja karya- naik 1 satuan maka Kinerja Karyawan (Y) akan
wan yang berasal dari lingkungan meliputi ke- naik sebesar 0,535 satuan.
bijakan organisasi, kepemimpinan, tindakan-
2. Gaya kepemimpinan berpengaruh positif dan
tindakan rekan kerja, pengawasan, sistem upah,
signifikan terhadap Kinerja Karyawan. Hal ini di-
dan lingkungan. Dari teori tersebut jelas gaya
tunjukkan dengan nilai korelasi regresi (R) sebesar
kepemimpinan mempengaruhi kinerja karyawan,
0,397, nilai koefisien determinasi (R2) sebesar
sedangkan lingkungan, kebijakan, dan pengawasan
0,158, dan nilai thitung lebih besar 3,408 dari nilai
merupakan bentuk dari pengendalian internal yang
ttabel 1,6698 dengan nilai sig 0,001 (dibawah
mempengaruhi kinerja karyawan.
0,05). Persamaan garis regresi Y = 42,446 + 0,503
Keterbatasan Penelitian X2 yang berarti jika Gaya Kepemimpinan (X2)
Penelitian ini telah dilaksanakan dan dilakukan naik 1 satuan maka Kinerja Karyawan (Y) akan
sesuai dengan prosedur ilmiah, namun demikian naik sebesar 0,503 satuan.
masih memiliki keterbatasan yaitu: 3. Pengendalian Internal dan Gaya Kepemimpinan
1. Faktor-faktor yang mempengaruhi Kinerja Kar- secara bersama-sama berpengaruh positif dan sig-
yawan dalam penelitian ini hanya terdiri dari dua nifikan terhadap Kinerja Karyawan. Hal ini di-
Jurnal Nominal / Volume I Nomor I / Tahun 2012

tunjukkan dari nilai korelasi regresi (R) yang ber- wan untuk meningkatkan kinerjanya.
nilai positif sebesar 0,481, nilai koefisien determi-
b. Pimpinan hendaknya secara rutin memantau
nasi (R2) sebesar 0,231, dan nilai Fhitung 9,180 langsung kinerja karyawan dan memiliki catatan
lebih besar dari nilai Ftabel 3,147 dengan nilai sig hasil pengawasan terhadap kerja karyawan.
0,000 (dibawah 0,05). Persamaan garis regresi
c. Pimpinan hendaknya memberikan kesempatan
linier berganda dengan dua prediktor Pengendalian
bagi karyawannya untuk memberikan pendapat
Internal (X1) dan Gaya Kepemimpinan (X2) ter-
agar terjadi komunikasi yang baik antara pemimpin
hadap Kinerja Karyawan (Y) yaitu Y = 29,652 +
dengan seluruh karyawannya.
0,389X1 + 0,354X2 yang menunjukan bahwa apa-
bila nilai semua variabel independen sebesar nol, 3. Bagi Peneliti Selanjutnya
maka nilai Y sebesar 29,652. Koefisien regresi X1 a. Masih terdapat faktor-faktor lain yang ber-
sebesar 0,389 menyatakan bahwa setiap kenaikan pengaruh terhadap kinerja karyawan, maka di-
X1 sebesar 1 satuan akan menaikkan Y sebesar harapkan penelitian ini dapat dilanjutkan oleh
0,389 satuan jika X2 dianggap nol. Apabila nilai peneliti lain dengan melibatkan faktor-faktor yang
X2 naik sebesar 1 satuan maka akan menaikkan Y belum diteliti.
sebesar 0,354 satuan jika X1 dianggap nol.
b. Diharapkan pada penelitian berikutnya dapat
4. Sumbangan relatif variabel Pengendalian Inter- menggunakan teknik pengumpulan data yang
nal (X1) adalah sebesar 55,78% dan sumbangan memberikan informasi lebih lengkap.
relatif variabel Gaya Kepemimpinan (X2) sebesar
c. Diharapkan pada penelitian selanjutnya untuk
44,22%. Sementara itu, hasil perhitungan Sum-
menggunakan jenis perusahaan lain sebagai objek
bangan efektif variabel Pengendalian Internal (X1)
penelitian.
adalah 12,9% dan sumbangan efektif variabel Gaya
Kepemimpinan (X2) adalah sebesar 10,2% masing-
masing terhadap variabel Y. Secara bersama-sama E. Daftar Pustaka
variabel Pengendalian Internal (X1) dan variabel
Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian
Gaya Kepemimpinan (X2) memberikan sum-
Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT Asdi Maha-
bangan efektif sebesar 23,1% terhadap variabel
satya.
Kinerja Karyawan (Y).
Bambang Hartadi. (1999). Sistem Pengendalian
B. Saran
Internal. Yogyakarta: BPFE.
1. Bagi Karyawan hendaknya lebih meningkatkan
Darwito. (2008). Analisis Pengaruh Gaya Kepem-
kinerja sesuai dengan target perusahaan
impinan Terhadap Kepuasan Kerja dan Komitmen
2. Bagi Pengelola SPBU Organisasi Untuk Meningkatkan Kinerja Karywan

a. Pengelola SPBU diharapkan dapat memaksimal- (Studi pada RSUD Semarang). Tesis. Magister Ma-

kan pengelolaan pengendalian internal yang sudah najemen Program Pasca Sarjana Universitas

ada sebelumnya sehingga dapat mendorong karya- Diponegoro.


Jurnal Nominal / Volume I Nomor I / Tahun 2012

Depdiknas. (2008). Kamus Besar Bahasa Indonesia _______. (2002). Auditing. Jakarta: Salemba Em-
Edisi Keempat. Jakarta: PT. Gramedia Utama. pat

Eka Nuraini Rachmawati. (2004). Paradigma Baru Niken Puspitasari. (2010). Pengaruh Motivasi dan
Manajemen Sumber Daya Manusia Sebagai Basis Gaya Kepemimpinan terhadap Kinerja Karyawan
Meraih Keunggulan Kompetitif. Yogyakarta: pada PT Adi Satria Abadi Yogyakarta. Skripsi.
Ekonisia. FISE Universitas Negeri Yogyakarta.

Fahmi. (2009). Analisis Pengaruh Gaya Kepem- Nur Indriantoro dan Bambang Supomo. (2009).
impinan Dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Metode Penelitian Bisnis. Yogyakarta: BPFE.
Pegawai SPBU Pandanaran Semarang. Skripsi. Nurjanah. (2008). Pengaruh Gaya Kepemimpinan
Universitas Gunadarma. dan Budaya Organisasi terhadap Komitmen Organ-
Griffin, Ricky. (2004). Manajemen. Jakarta: Er- isasi Dalam Meningkatkan Kinerja Karyawan
langga. (Studi pada Biro Lingkup Departemen Pertanian).
Tesis. Magister Manajemen Program Pasca Sarjana
Hadari Nawawi. (2006). Evaluasi dan Manajemen
Universitas Diponegoro.
Kinerja di Lingkungan Perusahaan dan Industri.
Yogyakarta: UGM Press. Pabundu Tika. (2006). Budaya Organisasi Dan
Peningkatan Kinerja Perusahan. Jakarta: Bumi
Hani Handoko. (2003). Manajemen, Jilid 2. Yog-
Aksara.
yakarta: BPFE.
Sawyer. (2005). Internal Auditing. Jakarta: Salem-
Hasibuan, Malayu S.P. (2003). Manajemen Sumber
ba Empat.
Daya Manusia. Jakarta: Bumi Aksara
Siti Aisah. (2010). Pengaruh Pengendalian Intern,
Imam Ghozali. (2009). Aplikasi Analisis Multivari-
Kepatuhan, dan Integritas Manajemen terhadap
at Dengan Program SPSS. Semarang: UNDIP.
Perilaku Etis Karyawan Dalam Sistem Pengajian.
Mariani. (2011). Anteseden dan Moderasi Kualitas
Skripsi. Universitas Pembangunan Nasional
Pengendalian Internal terhadap Hubungan antara
Veteran.
Keadilan Organisasi dan Kinerja Karyawan (Studi
Siti Munafiah. (2011). Pengaruh Kompensasi dan
Kasus Pada Pemerintah Kabupaten Semarang).
Supervisi terhadap Kinerja Karyawan (Studi Kasus
Skripsi. Fakultas Ekonomi. Universitas Diponego-
pada PT. Industri Sandang Nusantara Unit Patal
ro Semarang.
Secang). Skripsi. FE Universitas Negeri Yogyakar-
Miftah Thoha. (2007). Kepemminan Dalam Mana-
ta.
jemen. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada
Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Kuantitatif
Muhammad Zainur Roziqin. (2010). Kepuasan
Kualitatif dan R&D. Bandung: ALFABETA.
Kerja. Malang: Averroes Press.
Sutrisno Hadi. (2004). Analisis Regresi. Yogyakar-
Mulyadi. (2001). Sistem Akuntansi. Jakarta:
ta : Andi Offset
Salemba Empat.
Suyadi Prawirosentono. (2008). Manajemen Sum-
Jurnal Nominal / Volume I Nomor I / Tahun 2012

berdaya Manusia Kebijakan Kinerja Karyawan. Wilopo. (2006). Analisis Faktor-Faktor Yang Ber-
Yogyakarta: BPFE. pengaruh Terhadap Kecenderungan Kecurangan
Akuntansi: Studi Pada Perusahaan Publik dan Ba-
Tim Penyusun Jurusan Akuntansi. (2011). Pe-
dan Usaha Milik Negara Di Indonesia. Proceeding
doman Penulisan Tugas Akhir Jurusan Pendidikan
Simposium Nasional Akuntansi IX Padang. 23-26
Akuntansi. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogya-
Agustus 2006.
karta.
______. (2006). Analisis Faktor-Faktor Yang Ber-
Veitzhal Rivai. (2004). Kepemimpinan Dan Per-
pengaruh Terhadap Kecenderungan Kecurangan
ilaku Organisasi. Jakarta: PT.Raja
Akuntansi: Studi Pada Perusahaan Publik dan Ba-
Grafindo.
dan Usaha Milik Negara Di Indonesia. Jurnal
Widyatmini dan Luqman Hakim. (2008) Riset Akuntansi Indonesia. Vol. 9, No. 3: Hal. 346-
Hubungan Kepemimpinan, Kompensasi, Dan 366.
Kompetensi Terhadap Kinerja Pegawai Dinas
Wirawan. (2009). Evaluasi Kinerja Sumber Daya
Kesehatan Kota Depok. Jurnal Ekonomi Bisnis.
Manusia. Jakarta: Salemba Empat
No. 2 Vol 13, Agustus 2008.

Você também pode gostar