Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Ekspressionisme adalah kecenderungan seorang seniman untuk mendistorsi kenyataan dengan efek-
efek emosional. Ekspresionisme bisa ditemukan di dalam karya lukisan, sastra, film, arsitektur, dan
musik. Istilah emosi ini biasanya lebih menuju kepada jenis emosi kemarahan dan depresi daripada
emosi bahagia.
Asal Mula Istilah Ekpresionisme tidak merujuk pada suatu pergerakan tertentu. Istilah tersebut
digunakan oleh Herwald Walden dalam majalahnya Der Stum tahun 1912. Istilah ini biasa
dihubungkan dengan karya lukisan dan grafis Jerman pada perpindahan abad dan pertentangan
terhadap tradisi akademikkhususnya oleh kelompok Der Bleau Reiter. Friedrich Nietzsche,
seorang filsuf, memegang peran penting dalam menciptakan ekpresioisme modern dengan
mengklarifikasi dan menghidupkan aliran seni kuno yang dulu diacuhkan.
Ekpresionisme lebih umum dikenal sebagai seni yang mengekpresikan emosi mendalam.
Meskipun sebagian orang mengatakan tak semua seniman ekpresif, umumnya proses pembuatan
karya seni didasarkan pada penekanan mendalam pada komunikasi emosional. Jenis seni macam
ini kerap muncul saat terjadi konflik sosial. Melalui tradisi seni grafis tradisional, kita dapat
melihat catatan peristiwa abad 15 di Eropa saat terjadi Reformasi Gereja, Perang petani,
pendudukan Spanyol atas Belanda, perampokan serta periode kekacauan dan tekanan
berkepanjangan. Secara estetis, karya ekpresionis tidaklah bagus namun aliran ini memiliki
kemampuan menggugah emosi penonton melalui drama serta ketakutan melalui gambar yang
ditampilkan.
Sumber: http://id.wikipedia.org/wiki/Ekpresionisme
Ekspresionisme juga didefinisikan sebagai kebebasan distorsi bentuk dan warna untuk
melahirkan emosi ataupun sensasi dari dalam yang biasanya dihubungkan dengan kekerasan atau
tragedi. Ekspresionisme menjajagi jiwa dan menemukan Sturm und Drang dan pancarannya
keluar merupakan media yang baik untuk melukiskan emosinya kepada orang lain. Tokoh
pelukis Ekspresionisme di Indonesia adalah Affandi (Soegeng Toekio, 1987:40).
Pengungkapan berwujud berbagai gambaran angan-angan misalnya images warna, garis, dan
kata. Mengungkapkan bagi seseorang berarti menciptakan seni dalam dirinya tanpa perlu adanya
kegiatan jasmaniah keluar.
Seorang tokoh lain dari aliran ini adalah Leo Tolstoy. Ia berpendapat: Memunculkan dalam diri
sendiri suatu perasaan yang seseorang telah mengalaminya dan setelah memunculkan itu
kemudian dengan perantaraan pelbagai gerak, garis, warna, suara atau bentuk yang diungkapkan
dalam kata-kata, memindahkan perasaan itu sehingga orang-orang lain mengalami perasaan yang
sama, ini adalah kegiatan seni (The Liang Gie, 1976:76
FUTURUISME
Tokoh:
Umberto, Boccioni, Carlo Cara, Severini, Gioccomo Ballad an Ruigi Russalo,Lucio Venna, Nocolay
Diuldheroff, Gino Severini, Filippo Tommaso Marinetti
Pelopor: Futurisme dari bahasa Perancis, futur atau bahasa Inggris, future yang keduanya
berarti "masa depan" adalah sebuah ilmu yang mempelajari masa depan. Selain itu aliran ini juga
merupakan sebuah aliran seni yang avant-garde atau sebelum masanya, terutama pada tahun
1909. Aliran ini terutama paling kuat muncul di Italia, meskipun ada juga pengikut-pengikutnya
di Britania Raya dan Rusia.
Futurism merupakan aliran seni di Italia yang didirikan oleh Filippo Marinetti pada tahun 1908.
Gerakan ini diinspirasi dari kehidupan yang berubah karena penemuan mesin yang menghasilkan
unsur gerak dan kecepatan yang sangat berpengaruh bagi kehidupan manusia di awal abad ke-20.
Tipografi dalam Futurisme berkembang menjadi media ekspresi dalam desain, bukan makna saja
tetapi juga bentuknya, divisualkan dengan puisi yang memakai bentuk-bentuk tipografi sebagai
ungkapan perasaan yang mendukung karya puisi tersebut (Heller, and Seymour 90-4).