Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Materi Pembelajaran
Perangkat hubung bagi menurut definisi PUIL, adalah suatu perlengkapan untuk mengendalikan
dan membagi tenaga listrik dan atau mengendalikan dan melindungi sirkit dan pemanfaat tenaga
listrik. Adapun bentuknya dapat berupa box, panel, atau lemari.
Perangkat hubung bagi ini merupakan bagian dari suatu sistem suplai. Sistem suplai itu sendiri
pada umumnya terdiri atas : pembangkitan (generator), transmisi (penghantar), pemindahan daya
(transformator). Sebelum tenaga listrik sampai ke peralatan konsumen seperti motor-motor,
katup solenoid, pemanas, lampu-lampu penerangan, AC dan sebagainya, biasanya melalui PHB
terlebih dahulu. Di dalam pembahasan selanjutnya pada modul ini hanya akan dibahas tentang
PHB tegangan rendah.
Di dalam memilih PHB yang akan dipakai dalam sistem, terdapat empat katagori yang dapat
dipakai sebagai kriteria dalam pemilihan yaitu :
a. Arus
Yang dimaksud dengan arus ini adalah erat kaitannya dengan kapasitas PHB itu sendiri yang
dipakai untuk melayani sejumlah beban yang sudah diperhitungkan sebelumnya, sehingga dalam
pemilihan PHB itu perlu mempertimbangkan besarnya arus yang akan mengalir di PHB tersebut.
Yang berkaitan dengan arus ini hal-hal yang perlu dipertimbangkan adalah:
Tingkat pengamanan
Metode instalasinya
Jumlah muka operasinya
Peralatan ukur untuk proteksi
Bahan selungkupnya
d. Aplikasi
Bentuk dan konstruksi PHB yang ada dipasaran sangat banyak, sehingga susah untuk
membedakan PHB jika dilihat dari bentuk fisiknya saja. Untuk membedakan PHB yang jenisnya
sangat bervariasi akan lebih tepat jika ditinjau dari aplikasinya.
Berikut adalah contoh dari beberapa pemakaian PHB yang lazim ditemui di lapangan :
3) Konstruksi Lemari
Konstruksi Lemari
PHB jenis konstruksi cubicle ini adalah tertutup pada semua sisinya, sehingga tidak ada akses
untuk kontak dengan bagian yang bertegangan selama pengoperasian, karena konstruksi tertutup
pada setiap sisinya, maka pemasangan PHB jenis ini tidak harus di tempat yang tertutup dan
terkunci, atau dengan kata lain dapat dipasang pada tempat-tempat umum pengoperasian listrik.
PHB jenis ini ada yang dibuat dengan sistem laci, yaitu komponen atau perlengkapan PHB ini
dapat ditarik atau dilepas/untuk keperluan perbaikan atau pemeliharaan. Untuk memasang
kembali dalam sistem, kita cukup mendorong ke dalam seperti kita mendorong laci.
Pada PHB sistem laci ini bagian atau komponen yang bisa dilepas dan dipasang kembali,
biasanya berupa sakelar pemisah atau pemutus tenaga untuk saluran masuk, saluran keluar dan
sakelar penggandeng.
4) Konstruksi Kotak (Box)
PHB jenis kotak (box) ini ada yang terbuat dari bahan isolasi, plat logam, baja tuang, dsb. Di
dalam kotak tersebut sudah dilengkapi dengan tempat untuk pengikat pemasangan rel, sekering,
sakelar kontraktor dsb.
Jenis Box
PEMILIHAN PANEL
Untuk memudahkan dalam pemilihan Panel yang akan dipakai dalam sistem, ada beberapa
pedoman yang dapat dipakai, yaitu :
Membuat Panel induk :
Rating arus peralatan harus sampai dengan 4000A.
Bahan selungkup dari plat baja.
Tinggi 2200 mm.
Metode pemasangan peralatan PANEL dengan sistem pemasangan tetap atau tidak tetap
(withdrawable).
Kemampuan menahan arus hubungan singkat sampai dengan 176 kA.
Tingkat pengamanan untuk selungkup IP 40 atau IP 54.
Untuk PANEL distribusi :
Rating arus peralatan sampai dengan 2000 A.
Bahan selungkup berupa bahan isolasi, plat logam dan baja tuang.
Penggunaan PANEL box tinggi < 1000 mm.
Pemasangan peralatan dalam panel dipasang secara tetap.
Kemampuan menahan arus hubungan singkat sampai dengan 80kA.
Tingkat pengaman sampai dengan IP 65.
Untuk mendapatkan keterangan yang lengkap data-data teknis yang diperlukan dalam pemilihan
PANEL dapat diperoleh dari buku katalog pabrik pembuat komponen PANEL
1) Kemampuan Menahan Arus Hubung Singkat
Arus hubung singkat prospektif yang mengalir pada instalasi antara saluran masuk menuju
PANEL induk atau PANEL distribusi dan kabel yang menuju ke beban tidak boleh melebihi
kemampuan menahan arus hubung singkat dari peralatan yang terpasang di PANEL.
2) Derajat Pengamanan
Derajat pengamanan ini tergantung oleh kondisi lokasi pemasangan dan kondisi sekelilingnya.
PANEL harus dilengkapi dengan pengaman yang dapat mencegah terjadinya tegangan sentuh,
benturan benda asing dan air.
Pemasangan PANEL di ruangan dimana orang dapat dengan mudah menjangkaunya, PANEL
harus didesain dengan pengaman untuk mencegah terjadinya tegangan sentuh oleh karena
kecelakaan maupun saat pengoperasian, untuk itu derajat pengamannya paling sedikit adalah IP
20. Derajat pengaman ini seperti telah disinggung di atas dinyatakan dalam IP (Indeks
Protection).
3) Selungkup dari bahan penyekat.
Selungkup yang digunakan untuk PANEL harus diproteksi terhadap korosi dan tegangan sentuh.
Pada umumnya dipasaran ditawarkan dua macam bahan yaitu bahan metal dan bahan penyekat,
seperti polyester yang dicampur dengan fiberglass atau bahan penyekat lainnya.
4) Permukaan selungkup logam
Semua jenis konstruksi PANEL baik selungkup maupun struktur untuk pemasangan komponen
yang terbuat dari logam harus diproteksi dengan finishing permukaan yang baik. Pada umumnya
selungkup PANEL dicat dengan menggunakan Polyester Epoxy Powder, sehingga mempunyai
sifat mekanik yang cukup baik.
5) Pemasangan
Sebelum menentukan jenis PANEL yang akan dipakai perlu pula dipertimbangkan cara
pemasangannya. Ada beberapa cara dalam pemasangan PANEL yaitu :
Di lantai dekat dinding
Di lantai, berdiri bebas di ruangan
Menempel tetap di dinding
Digantung di langit-langit
Dipasang di rak
Jenis Bagian PHB
Setiap PHB dibuat satu atau beberapa bagian yang mana untuk mengakomodasi jumlah item dari
peralatan. Beberapa bagian PHB itu dibuat untuk memudahkan dalam perencanaan, dan rancang
bangun. Gambar dibwah ini menunjukkan contoh dari tiga macam metode pemasangan
perlengkapan bagian PHB, yaitu pemasangan dengan cara tetap (fix) mudah dipindah-pindah
(removable) dan sistem laci (withdrawable), yang dicontohkan oleh diagram satu garis dari unit
pensuplai motor.
Pada pemasangan dengan sistem tetap (fix) unit saluran keluar secara permanen dihubungkan ke
rel melalui kabel atau penghantar rel. Untuk
mengganti perlengkapan maka perlu diisolasi terhadap rel, kabel yang menuju ke motor dan
kabel untuk kontrol, dan pengukuran yang dihubungkan secara langsung maupun melalui
terminal harus diputuskan.
Sistem Pemasangan fix
Gambar diatas adalah contoh dari bagian PHB dengan pemasangan
tetap (fix) dengan menggunakan sekring HRC tegangan rendah yang dilengkapi dengan sakelar
pemisah.
Untuk sistem yang dapat dipindah-pindah input diperoleh melalui sebuah kotak isolasi 3 fasa
yang memberikan daya listrik dari rel ke perlengkapan dengan menggunakan tusuk kontak 3
fasa.
Kunci Jawaban
PHB adalah suatu perlengkapan yang digunakan untuk mengendalikan dan membagi tenaga
listrik dan atau mengendalikan dan melindungi sirkit dan pemanfaat tenaga listrik, adapun
bentuknya dapat berupa box, panel, atau lemari.
1. Yang dimaksud dengan IP 63, adalah derajad pengamanan suatu peralatan listrik dimana
peraltan tersebut diamankanatau terlindungi terhadap debu sekecil apapun dan air yang jatuh
membentuk sudut 60 ?.
2. Bentuk dan jenis desain konstruksi dari PHB, diantranya :
a. Konstruksi Terbuka
pada jenis PHB dengan konstruksi terbuka ini pada bagian-bagian yang aktif atau bertegangan
seperti rel beberapa peralatan, terminal dan penghantar dapat terlihat dan terjangkau dari segala
sisi.
b. Konstruksi Semi -Tertutup
PHB jenis ini berupa panel yang dilengkapi dengan pengaman yang dapat mencegah terjadi
kontak dengan bagian-bagian yang bertegangan pada PHB. Pengaman ini pada umumnya
dipasang pada bagian sakelar/tombol operasi muka, sehingga operator tidak mempunyai akses
menyentuh bagian-bagian yang bertegangan pada PHB dari arah muka.
Namun demikian pada panel jenis ini tidak semua sisi tertutup seperti contohnya pada bagian
belakang dan sampingnya.
c. Konstruksi Lemari
PHB jenis konstruksi cublice ini adalah tertutup pada semua sisinya, sehingga tidak ada akses
untuk kontak dengan bagian yang bertegangan selama pengoperasian, karena konstruksi tertutup
pada setiap sisinya, maka pemasangan PHB jenis ini tidak harus di tempat yang tertutup dan
terkunci, atau dengan kata lain dapat dipasang pada tempat-tempat umum pengoperasian listrik.
4. Yang dimaksud dengan kemampuan menahan arus hubung singkat pada PHB adalah, arus
hubung singkat prospektif yang mengalir pada instalasi antara saluran masuk menuju PHB induk
atau PHB distribusi dan kabel yang menuju ke beban tidak boleh melebihi kemampuan menahan
arus hubung singkat dari peralatan yang terpasang di PHB.
Kalian pasti sudah mendengar tentang rangkaian panel Listrik kan?
Pada edisi ini saya akan memberikan dan meluaskan pengetahuan anda Tentang Panel Listrik
sebenarny berikut Pengertiannya.
Panel Lisrik atau PHB Panel Hubung Bagi menurut definisi PUIL, adalah suatu perlengkapan
untuk mengendalikan dan membagi tenaga listrik dan atau mengendalikan dan melindungi sirkit
dan pemanfaat tenaga listrik. Adapun bentuknya berupa box, maupun lemari.
Perangkat Panel Hubung Bagi ini merupakan bagian dari suatu sistem suplai. Sistem suplai itu sendiri pada
umumnya terdiri atas : pembangkitan (generator), transmisi(penghantar), pemindahan daya
(transformator). Sebelum tenaga listrik sampai keperalatan konsumen seperti motor-motor, katup
solenoid, pemanas, lampu-lampupenerangan, AC dan sebagainya, biasanya melalui PHB ini terlebih
dahulu..
Berikut beberapa komponen-komponen yang sering digunakan dan juga fungsinya :
1. MCB ( Miniature Circuit Board) yang berfungsi sebagai switch pembatas arus akibat
dari kenaikan daya /tegangan yg melebihi batas dan atau hubung singkat. Komponen panel listrik
ini biasanya terbatas pada arus nominal kecil sampai dgn kurang dari 100 Ampere. Bentuknya
ada yg satu pole (satu input dan satu output), ada yg dua pole, tiga pole hingga empat pole.
2. MCCB (Moulded Case Circuit Breaker). Circuit Breaker pembatas arus apabila terdapat
arus beban yg melebihi batas-batasnya. MCCB ini dipakai hampir sama dgn MCB tetapi dgn
batas arus beban yg lebih besar dari 100 Ampere sampai dgn 1600 Ampere.
3. GFCI/ RCCB/ ELCB, Ground Foult Circuit Interruption ialah semacam Circuit
Breaker yg bereaksi lebih cepat dari MCB. Komponen panel listrik ini akan memantau listrik
lebih rinci dan jika terdapat short atau kabel terkelupas dan mengenai manusia, tidak
mengakibatkan kematian.
4. Grounding, Grounding pada instalasi dan komponen panel listrik ini berfungsi sebagai
pengaman listrik. Pengaman listrik akibat dari kabel -kabel yg terkelupas dan mengenai body
part peralatan elektonik atau peralatan listrik yg selanjutnya mengenai orang. Dgn adanya
komponen panel listrik ini maka aliran arus listrik yg liar atau yg tak berfungsi akan dibumikan
5. Warna kabel. Warna kabel instalasi listrik sudah ditetapkan diberbagai negara. Tuk
Indonesia, warna kabel listrik ditentukan menurut standard SNI atau standatd IEC:
a. warna merah, kuning, hitam berfungsi untuk fase
b. warna biru muda (biru laut) berfungsi untuk netral
c. warna kuning -hijau berfungsi untuk ground
6. CT, CT merupakan suatu komponen panel listrik dari bahan baja / metal dalam bentuk
lingkaran (ring) atau gelang persegi dan tengahnya berlubang. Fungsi dari komponen panel
listrik ini yaitu sebagai penurun arus dan atau tegangan pada box panel .
7. Surge Arrest, peralatan atau komponen panel listrik ini sebagai pengaman listrik dari kejutan
listrik yg berlebihan. Contohnya apabila ada kejadian tiba-tiba aliran listrik menjadi lebih tinggi
akibat dari penambahan energi .
Demikian yang saya berikan beberapa informasi sebagai penambahan ilmu pengetahuan saja.
Jika ada kesalahan/kekurangan/kesamaan kata dan gambar saya minta maaf
Dec
23
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kebutuhan akan energi listrik meningkat seiring dengan pesatnya kemajuan teknologi,
dewasa ini listrik telah digunakan untuk berbagai keperluan rumah tangga sampai ke dunia
industri. Untuk itu, kontinuitasnya perlu mendapat perhatian. Untuk menjaga kontinuitas
Sistem kelistrikan tidak luput dari gangguan, mulai dari proses pembangkitan sampai
pada proses pemakaiannya. Dan berbagai cara dilakukan untuk mengatasi gangguan tersebut.
Gangguan-gangguan yang terjadi akan berdampak langsung pada beban (konsumen). Jika terjadi
Kebakaran yang terjadi sering kali disebabkan oleh listrik dikarenakan pemakaian listrik
yang melebihi kapasitas instalasi yang telah ditentukan, dan juga disebabkan karena penambahan
pemasangan instalasi yang tidak mengikuti prosedur dan dilakukan sendiri tanpa sepengetahuan
instalatur resmi. Selain itu alat pengaman yang tidak berfungsi ketika terjadi gangguan beban
lebih dan gangguan hubung pendek. Selanjutnya gangguan listrik yang disebabkan umur instalasi
Maka untuk menghindari agar gangguan tersebut tidak membahayakan peralatan dan
manusia gangguan tersebut harus dipisahkan dari beban. Untuk memisahkan gangguan tersebut
dari beban dan untuk menghindari segala resiko pemutusan listrik secara tiba-tiba serta untuk
mempertahankan kontinuitas pelayanan maka perlu dirancang sebuah sistem penyalur yang
handal. Dalam hal ini penulis tertarik untuk membuat perencanaan Panel Hubung Bagi (PHB)
yang sesuai dengan Standar Nasional Indonesia (SNI) dan PUIL 2000.
kontrol yang mampu melakukan kegiatan tersebut, dan komponen-komponen tersebut tentunya
juga perlu ditempatkan pada tempat yang layak (panel) sehingga pelayanannya bisa dilakukan
dengan mudah dan aman. Panel Hubung Bagi (PHB) merupakan sarana vital dalam menjaga
kelancaran penyaluran listrik dari jaringan PLN ke konsumen atau beban. Dan untuk itu dalam
merancang sebuah panel harus mengikuti aturan-aturan yang telah dibakukan dalam Peraturan
Ukuran dari Panel Hubung Bagi (PHB) di rancang sedemikian rupa, yang artinya
panjang, lebar dan tingginya di buat sedemikian rupa agar semua komponen yang diperlukan
dalam sebuah panel terpasang sempurna sesuai fungsi dan kegunaannya serta memudahkan
dalam penggunaan serta perawatan komponen Panel Hubung Bagi (PHB) itu sendiri. Sebagian
besar box (lemari) Panel Hubung Bagi (PHB) terbuat dari bahan yang tahan lembab, kokoh dan
tidak dapat terbakar seperti besi dan logam dengan ketebalan yang sudah di rancang sesuai
kebutuhan sehingga ketahanannya terhadap gaya mekanis memenuhi persyaratan serta
Panel Hubung Bagi (PHB) harus dipasang pada tempat yang sesuai, kering dan
berventilasi cukup dengan ketinggian sekurang-kurangnya 1,2 m dari lantai sampai alas box
(lemari) hubung bagi dan dapat di operasikan tanpa alat bantu misalnya tangga atau meja. Tidak
di perbolehkan pemasangan box (lemari) Panel Hubung Bagi (PHB) di ; kamar mandi, kamar
kecil, tempat cuci, tangga atau di ruangan lembab lainnya. Disekitar Panel hubung Bagi (PHB)
harus terdapat ruang yang cukup sehingga pemeliharaan, pemeriksaan, perbaikan, pengoperasian
Pada gedung Convention Central Graha Serambi Mekkah Padang Panjang, terdapat
paralatan listrik yang digunakan langsung oleh penggunanya dimana penggunaanya akan
berhubungan langsung dengan peralatan tersebut. Maka seharusnya gedung ini dilengkapi
dengan pentanahan yang standar dengan resistansi minimal sehingga saat pengoperasian
peralatan tidak membahayakan jika terjadi arus bocor pada peralatan dan instalasi yang ada di
gedung Serambi Mekkah tersebut. Untuk pangaman arus bocor (pembumian) digunakan
elektroda pentanahan dengan besar tahanannya ditentukan sesuai dengan standar ranting
pengaman yang diperbolehkan dan di lihat juga dari resistansi jenis tanah yang ada di gedung
Bertitik tolak dari permasalahan di atas penulis tertarik untuk melakukan perencanaan
Panel Hubung Bagi (PHB) pada gegung tersebut yang sesuai dengan standar nasional Indonesia
yang berpedoman pada Peraturan Umum Instalasi Listrik (PUIL) 2000. Kemudian akan penulis
tuangkan dalam bentuk penulisan proyek akhir dengan judul : Perencanaan Panel Hubung
Bagi (PHB) Pada Gedung Convention Central Graha Serambi Mekkah Padang Panjang.
B. Batasan Masalah
Batasan masalah dalam perencanaan Panel Hubung Bagi hanya dibatasi pada beberapa
aspek yaitu:
1. Menentukan berapa besarnya arus berdasarkan rancangan gambar rekapitulasi daya yang telah
ada.
C. Rumusan Masalah
Bertitik tolak dari batasan masalah di atas, penulis tertarik untuk melanjutkan
Panel Hubung Bagi (PHB) utama dan panel cabang yang sesuai dengan Standar Nasional
Indonesia (SNI) pada gedung Convention Central Graha Serambi Mekkah Padang Panjang.
D. Tujuan
Sesuai dengan rumusan masalah, maka tujuan yang ingin dicapai adalah:
1. Merancang PHB dan sistem proteksi instalasi listrik dengan pengamanan sesuai dengan daya
terpasang pada gedung Convention Central Graha Serambi Mekkah Padang Panjang.
2. Menghitung serta menentukan pembagian daya listrik untuk instalasi penerangan maupun
tenaga.
3. Menghitung Kuat Hantar Arus (KHA) untuk pengaman dan penghantar yang digunakan Panel
4. Menentukan jenis komponen-komponen dan pengaman yang digunakan pada Panel Hubung
penyaluran tenaga listrik ke konsumen (beban). Khususnya pada gedung Convention Central
2. Acuan bagi pihak CV. BAHAR YUSUF dalam perancangan instalasi serta panel listrik.
3. Penggunaan peralatan yang tepat dan penempatan komponen yang sesuai, akan memudahkan
menanggulangi gangguan pada gedung Convention Central Graha Serambi Mekkah Padang
Panjang.
4. Agar sekiranya dapat menjadi sumbangan pemikiran dalam ilmu pengetahuan dan teknologi
LANDASAN TEORI
Panel adalah suatu lemari hubung atau suatu kesatuan dari alat penghubung, pengaman,
dan pengontrolan untuk suatu instalasi kelistrikan yang ditempatkan dalam suatu kotak tertentu
Panel hubung bagi adalah peralatan yang berfungsi menerima energi listrik dari PLN dan
selanjutnya mendistribusikan dan sekaligus mengontrol penyaluran energi listrik tersebut melalui
sirkit panel utama dan cabang ke PHB cabang atau langsung melalui sirkit akhir ke beban yang
berupa beberapa titik lampu dan melalui kotak-kontak ke peralatan pemanfaatan listrik yang
Sesuai dengan kegunaan dari panel listrik, maka dalam perancangannya harus sesuai
dengan syarat dan ketentuan serta standar panel listrik yang ada. Untuk penempatan panel listrik
hendaknya disesuaikan dengan situasi bangunan dan terletak ditempat yang mudah dijangkau
dalam memudahkan pelayanan. Panel harus mendapatkan ruang yang cukup luas sehingga
pemeliharaan, perbaikan, pelayanan dan lalu lintas dapat dilakukan dengan mudah dan aman.
energi listrik, karena apabila penempatan dari panel tersebut tidak diperhatikan maka
kontinitas pelayanan panel tersebut tidak akan bertahan lama dan dapat mengurangi keandalan
Fungsi panel dapat diklasifikasikan menjadi beberapa macam yaitu (Drs.Aslimeri,M.T: 1991:
92) :
1. Penghubung
Panel berfungsi untuk menghubungkan antara satu rangkaian listrik dengan rangkaian listrik
lainnya pada suatu operasi kerja. Panel menghubungkan suplay tenaga listrik dari panel utama
2. Pengaman
Suatu panel akan bekerja secara otomatis melepas sumber atau suplay tenaga listrik apabila
terjadi gangguan pada rangkaian. Komponen yang berfungsi sebagai pengaman pada panel listrik
3. Pembagi
Panel membagi kelompok beban baik pada instalasi penerangan maupun pada instalasi tenaga.
Panel dapat memisahkan atau membagi suplay tenaga listrik berdasarkan jumlah beban dan
banyak ruangan yang merupakan pusat beban. Pembagian tersebut dibagi menjadi beberapa
group beban dan juga untuk membagi fasa R, fasa S, fasa T agar mempunyai beban yang
4. Penyuplai
Panel menyuplai tenaga listrik dari sumber ke beban. Panel sebagai penyuplai, dan
mendistribusikan tenaga listrik dari panel utama, panel cabang sampai ke pusat beban baik untuk
5. Pengontrol
Fungsi panel sebagai pengontrol merupakan fungsi paling utama, karena dari panel tersebut
masing-masing rangkaian beban dapat dikontrol. Seluruh beban pada bangunan baik instalasi
Menurut PUIL 2000 ; 6.3.2 6.4.3 jenis panal hubung bagi terdiri-dari:
panel yang digunakan adalah panel hubung bagi tertutup pasang dalam, yaitu panel yang seluruh
komponen-komponennya ditempatkan di dalam kotak panel yang tertutup dan dipasang di dalam
ruangan.
Panel Hubung Bagi (PHB) tertutup pasang dalam banyak dijumpai pada konsumen atau
pemakai yang digunakan sebagai tempat untuk menampung energi listrik dari jaringan PLN dan
sebagai penyalur energi listrik ke pusat beban serta untuk menempatkan pengaman-pengaman
instalasi listrik.
Penempatan panel harus memenuhi syarat-syarat berikut ini sesuai dengan PUIL 2000
(6.3-6.4) yaitu :
Dalam suatu panel listrik terdapat komponen-komponen listrik yang diantaranya adalah
MCB, MCCB, saklar/pemutus, sarana pengontrol ( push button, kontaktor), transformator arus,
alat ukur dan lampu indikator, penghantar (kawat, kabel busbar dan terminal blok ) serta
Miniature Circuit Breaker atau yang dikenal dengan MCB pada dasarnya adalah suatu alat
yang bekerja dengan cara semi otomatis yang dapat digunakan untuk pengaman terhadap beban
lebih atau hubung singkat. MCB dapat memutuskan rangkaian arus listrik dengan cara mekanis
Prinsip kerja dari MCB adalah azas kerja termis (panas) dengan menggunakan bi-metal.
Bila kawat resistansi yang terdapat pada bi-metal dialiri arus yang melebihi harga nominalnya,
maka bimetal akan bergerak atau melengkung akibat panas. Gerakan atau lengkungan ini akan
menolak bagian mekanis dari MCB yang akan menyebabkan tuas MCB terlepas sehingga MCB
Mould Case Circuit Breaker adalah salah satu pemutus rangkaian udara dalam bentuk kontak
cetakan. Pemutus ini dirakit dalam unit terpadu dalam kotak bahan isolator.
Pada dasarnya MCCB fungsi dan kegunaannya sama dengan MCB tiga pole, yakni
menghubungkan dan memutuskan arus listrik pada rangkaian tiga fasa. Perbedaannya adalah
pemutusan arus pada MCCB dapat diatur dengan persentase 100 % sampai dengan 250 % dari
arus nominal beban penuh sedangkan pada MCB rating arusnya tidak dapat diatur. Besarnya
rating nominal sebagai pengaman motor untuk MCCB adalah 2,5 x In beban dan untuk MCB
Pada gedung Convention Central Graha Serambi Mekkah Padang Panjang berdasarkan daya
yang terpakai menggunakan MCCB 150 Amper. MCCB ini sangat dibutuhkan karena pada
Menurut PUIL 2000 : 6.2.4 6.2.5 saklar harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :
a. Pada sisi penghantar masuk dari PHB yang berdiri sendiri harus dipasang satu saklar, sedangkan
pada setiap penghantar keluar setidak-tidaknya dipasang satu proteksi arus.
b. Saklar masuk untuk memutuskan aliran suplay PHB tegangan rendah harus mempunyai batas
kemampuan minimum 10 amper, dan arus minimum sama besar dengan arus nominal penghantar
masuk tersebut.
c. Saklar keluar harus dipasang jika sirkit tersebut menyuplai tiga atau lebih PHB lain.
d. Saklar keluar dihubungkan ke tiga buah motor/ perlengkapan listrik yang lain. Hal ini tidak
berlaku jika motor atau perlengkapan listrik tersebut masing-masing kecil atau sama dengan 1,5
Kw dan letaknya dalam ruang yang sama.
e. Saklar keluar dihubungkan ke tiga buah kotak-kontak yang masing-masing mempunyai arus
nominal lebih dari 16 Amper.
f. Saklar keluar mempunyai arus nominal 100 A atau lebih.
Persyaratan untuk pemutus, harus memenuhi aturan yang ada pada (PUIL 2000: 5.5.8.3 -
5.5.8.4):
1. Sarana pemutus harus dapat memutuskan hubungan antara motor serta kendali dan semua
penghantar suplai yang telah dibumikan, dan dirancang sedemikian rupa sehingga tidak ada
kutub yang dapat dioperasikan tersendiri.
2. Sarana pemutus harus dapat menunjukkan dengan jelas apakah sarana pemutus tersebut pada
kedudukan terbuka atau tertutup.
3. Sarana pemutus harus mempunyai kemampuan arus sekurang-kurangnya 115 % dari arus beban
penuh.
4. Sarana pemutus yang melayani beberapa motor atau melayani motor dan beban lainnya, harus
mempunyai kemampuan arus sekurang-kurangnya 115 % dari jumlah arus beban pada keadaan
beban penuh.
5. Sarana pemutus harus ditempatkan sedemikian rupa sehingga tampak dari tempat kendali.
6. Jika sarana pemutus yang letaknya jauh dari motor, maka harus dipasang sarana pemutus lain
berdekatan dengan motor, atau sebagai
gantinya. Sarana pemutus yang letaknya jauh harus dapat dikunci pada kedudukan terbuka.
7. Jika motor menerima daya listrik lebih dari satu sumber, maka harus dipasang sarana pemutus
tersendiri untuk setiap sumber daya.
Setiap saklar / pemutus sirkit harus mampu menyambung dan memutuskan arus yang
dapat mengalir dalam keadaan penggunaan alat tersebut dan harus berfungsi sedemikian hingga
Syarat dari pemakaian saklar dan pemutus (PUIL 2000: 4.12.1.2 - 4.12.1.3):
1. Kutub Tunggal.
Setiap saklar atau pemutus sirkit kutub tunggal harus beroperasi pada penghantar aktif dari
Setiap saklar atau pemutus sirkit harus beroperasi pada semua penghantar aktif sirkit yang
dihubungkan padanya. Kutub tunggal atau pemutus sirkit kutub tunggal harus beroperasi pada
4. Sarana pengontrol
Sarana pengontrol atau pengendali adalah sarana yang mengatur tenaga listrik, yang dialirkan
ke motor dengan cara yang sudah ditentukan. Di dalamnya termasuk juga sarana yang biasa
dan menghentikan motor maupun beban listrik lainnya. Hal ini digunakan untuk memperlancar
Saklar tombol tekan merupakan alat pembuka atau penutup rangkaian yang
pengoperasiannya dilakukan dengan menekan tombol tersebut. Saklar ini berfungsi sebagai
Push button ini terdiri dari 2 tipe, yaitu normally open (NO) dimana dalam keadaan normal
berada pada posisi terbuka, dan normally close (NC) dimana dalam keadaan normal berada pada
b. Kontaktor
Kontaktor merupakan sejenis saklar/kontak yang bekerja dengan bantuan daya magnet
listrik dan mampu melayani arus beban listrik yang besar dan mampu menyambung ataupun
Gaya magnet yang bekerja pada kontaktor dibangkitkan oleh kumparan. Kumparan
kontaktor mempunyai sejumlah lilitan kawat berisolasi untuk memberikan belitan amper yang
diperlukan untuk beroperasi pada arus kecil. Kumparan dibuat untuk operasi di atas kisaran 80 -
5. Transformator Arus .
Pada panel listrik trafo arus berfungsi untuk mengontrol besar arus yang mengalir pada
rangkaian. Transformator arus dibuat dengan perbandingan tertutup, karana tidak tersedianya
ampermeter yang dapat mengukur arus yang sangat besar. Dengan adanya perbandingan antara
arus primer dan arus sekunder pada transformator arus, pada diukur berapapun besar arus yang
mengalir dengan membuat perbandingan lilitan trafo yang sesuai dengan besar arus yang akan
diukur.
Alat ukur dan lampu indikator yang dipasang pada panel harus terlihat jelas dan harus ada
petunjuk tentang besaran yang diukur dan gejala apa yang ditunjukkan. Untuk piranti ukur
Ampermeter digunakan untuk mengukur arus yang disuplai beban. Alat ukur ini
pemasangannya seri.
trafo CT (Current Transformer). Tratb arus ini digunakan untuk menyesuaikan arus yang diukur
dengan alat ukur yang kita gunakan. Misalnya arus yang mengalir pada rangkaian instalasi
sebesar 100 A maka akan terbaca pada ampermeter mungkin 1 atau 10 tergantung trafo yang
dipasang.
Voltmeter adalah alat ukur yang mengukur besaran tegangan yang mengalir pada suatu
rangkaian instalasi listrik. Maksud pengukuran ini adalah untuk mengetahui besaran tegangan
yang mengalir pada rangkaian tersebut, apakah mengalami penurunan (drop voltega) ataupun
Besaran tegangan yang diukur adalah besaran tegangan fase dengan fase dan fase dengan
netral. Karena pengukuran yang dilakukan lebih dari satu kali maka diperlukan suatu media
perantara untuk mengalihkan satu pengukuran ke pengukuran yang lain yaitu menggunakan
saklar rotasi switch. Pemasangan alat ukur ini paralel dengan sumber tegangan seperti gambar di
bawah ini :
Gambar 8. Pemasangan Voltmeter
( htt: // images. Google.co.id)
c. Lampu Indikator
Lampu indikator atau lampu tanda merupakan sebuah tanda yang menggambarkan
bahwasanya aliran arus listrik pada panel dalam keadaan bekerja atau mengalir. Biasanya terdiri
dari tiga warna lampu yaitu warna merah (fase R), kuning (fase S), dan hijau (fase T) yang
7. Penghantar.
Penghantar yang akan digunakan untuk menyalurkan tenaga listrik harus dibuat dari bahan
yang memenuhi syarat serta sesuai dengan tujuan penggunaannya, dan telah dikeluarkan atau
telah diakui oleh instansi yang berwenang, dalam hal ini adalah LMK (Lembaga Meterologi
Kelistrikan).
Berdasarkan dari bahan pembuatnya penghantar dapat dibagi atas dua bagian yaitu yang
dibuat dari tembaga dan aluminium, dimana masing-masing mempunyai keuntungan dan
kerugian.
Berikut identifikasi penghantar dengan warna berdasarkan (PUIL 2000):
Warna loreng-hijau hanya boleh digunakan untuk menandai penghantar pembumian, dan
penghantar pengaman.
Warna biru digunakan untuk menandai penghantar netral atau kawat tengah pada instalasi
listrik. Untuk menghindari kesalahan, warna tersebut tidak boleh digunakan untuk menandai
warna penghantar lainnya. Warna biru hanya dapat digunakan untuk maksud lain, jika pada
instalasi tersebut tidak terdapat penghantar netral atau kawat tengah. Warna biru tidak boleh
satu warna, khususnya warna hitam, selama tidak bertentangan dengan dua poin di atas.
Sebagai pengenal untuk inti atau rel digunakan warna, lambang, atau huruf seperti pada
tabel berikut :
1 2 3 4
A. Instalasi arus bolak-balik:
positif L+ +
negatif L -
kuning
a. Kawat
Kawat adalah penghantar listrik yang berpenampang lingkaran tanpa isolasi penyekat,
besar kecilnya penampang kawat menentukan kepada kemampuan hantar arus maksimum yang
diperbolehkan mengalir. Kawat ini terdiri dari kawat berinti tunggal dan kawat berinti banyak.
b. Kabel
Kabel adalah semua jenis hantaran berisolasi atau berselubung baik berbentuk solid atau
berserabut. Penyatuan atau penyambungan satu atau lebih inti umumnya dilengkapi dengan
selebung.
Dalam kotak panel hubung bagi kabel digunakan untuk menghubungkan satu komponen
dengan komponen lain. Biasanya dipakai kabel jenis NYA dan NYM. Dan untuk menentukan
besar penampang kabel disesuaikan besar arus yang melewati kabel serta jenis penghantar.
c. Busbar
Busbar merupakan penghantar listrik yang berbentuk empat persegi panjang tanpa isolasi.
Busbar biasanya ditempatkan di dalam panel yang bersifat menampung tenaga listrik guna
fasa, netral, dan pembumian. Untuk membedakan antara fasa dan netral, busbar diberi cat
Busbar yang digunakan pada PHB harus terbuat dari tembaga atau logam yang memenuhi
persyaratan sebagai penghantar listrik. Besar arus yang mengalir dalam rel tersebut harus
diperhitungkan sesuai kemampuan rel sehingga tidak akan menyebabkan suhu rel lebih dari 65
C. Sedangkan untuk memberi warna rel dan saluran harus dari jenis yang tahan terhadap
dengan menggunakan penyangga dari bahan isolasi, sedangkan untuk arde/pembumian langsung
d. Terminal Blok
Terminal blok merupakan sederetan terminal yang berguna untuk penyambungan dari
rangkaian panel ke pemakaian. Terminal blok ini dapat dikategorikan sebagai pelengkap dan
merupakan tempat penampungan. Terminal ini harus terbuat dari paduan tembaga atau logam
lain yang memenuhi persyaratan yang berlaku serta mempunyai kemampuan sekurang-
kurangnya sama dengan kemampuan saklar dari sirkit yang bersangkutan. Dudukan terminal
harus terbuat dari bahan isolator yang tidak mudah pecah,rusak oleh gaya mekanis dan termis
dari penghantar yang disambung pada terminal tersebut (PUIL 2000 : 6.6.6 6.6.6.3 )
Melihat dari kondisi yang ada pada Gedung Convention Central Graha Serambi Mekkah,
jenis PHB yang akan digunakan adalah PHB jenis tertutup pasang dalam.
Dalam pembuatan panel listrik perlu diperhatikan beberapa faktor yakni mengetahui
berapa banyak rangkaian akhir yang akan dilayaninya, besar rating pengaman yang akan
digunakan, besar box panel yang akan dirancang disesuaikan dengan dimensi dari komponen-
komponen yang akan dipasang pada panel dan penempatan panel yang sesuai dengan kondisi
dan kebutuhan pada Gedung Convention Central Graha Serambi Mekkah Padang Panjang.
akhir dengan pengaman pemutus daya atau pengaman lebur harus seperti pada tabel di bawah
ini:
1 2 3 4 5
Jumlah maksimum titik beban yang dapat dihubungkan paralel pada suatu sirkit akhir
harus sesuai dengan tabel 2, dan jumlah titik beban yang dapat dihubungkan pada suatu sirkit
akhir tergantung pada nilai pengenal gawai proteksi, yang nilai maksimumnya tidak boleh
..( 1 )
Dimana:
Kemampuan Hantar Arus (KHA) sirkit akhir yang menyuplai beban tunggal tidak boleh
mempunyai KHA kurang dari 125 % arus pengenal beban penuh. Di samping itu, untuk jarak
jauh perlu digunakan penghantar yang cukup ukurannya hingga tidak terjadi susut tegangan yang
berlebihan. Sedangkan untuk penghantar sirkit akhir yang menyuplai dua buah beban atau lebih,
tidak boleh mempunyai KHA kurang dari jumlah arus beban penuh semua beban itu ditambah
125 % dari arus dari arus beban yang terbesar dalam kelompok tersebut.
Setelah dapat besar kemampuan hantar arus penghantar, maka kita dapat menentukan
kabel jenis apa yang akan dipakai dan berapa besar penampang kabel tersebut.
KHA = KHA panghantar cabang dengan rangting arus beban tertiggi + In beban pada cabang
lainnnya( 2 )
Pengaman beban lebih yang akan digunakan pada tiap beban direncanakan menggunakan
MCB. Penentuan rating MCB untuk satu beban pada satu rangkaian akhir dihitung menggunakan
rumus:
(PUIL 2000:180)
Untuk rating MCB pada penghantar cabang dilakukakan dengan metode yang sama
dengan penentuan KHA. Untuk pengaman beban beban lebih dan arus hubung singkat pada
panel direncanakan menggunakan MCCB yang pemakaiannya disesuaikan besar arus yang
mengalir ke beban.
Cara menentukan kemampuan arus saklar yang digunakan adalah 1,15% dikali arus
= 1,15 x In beban.( 4 ).
(PUIL 2000:182).
a. Pemakaian penghantar yang terlalu panjang dari jarak pusat beban yang sebenarnya.
Drop tegangan yang diperbolehkan berdasarkan Peraturan Umum Instalasi Listrik (PUIL)
tahun 2000 yaitu untuk penerangan sebesar 2 % sedangkan untuk tenaga sebesar 5 %.
Jadi drop tegangan yang diizmkan sebesar 2 % x 220 V = 4,4 Volt dan untuk tenaga
Untuk pengaman arus bocor (pembumian) digunakan elektroda pentanahan dengan besar
.......( 5 )
1a = K x ln....( 6 )
Dimana:
Ia : nilai nominal arus yang menyebabkan bekerjanya pengaman arus lebih pada waktu 5
detik (A)
K : faktor yang nilainya tergantung pada karakteristik pengaman arus lebih. Untuk
pengaman arus lebih nilai K berkisar antara 2,5 dan 5, sedangkan untuk pengaman lainnya antara
Untuk menentukan besar tahanan pentanahan yang diinginkan, dapat ditentukan dengan
Sedangkan resistansi jenis tanah mempunyai nilai yang berbeda-bada seperti terliat pada
tabel:
1 Tanah Rawa 30
atau tanah ladang dengan resistansi jinis 100 Ohm- meter, diperlukan sebuah elektroda pita yang
panjangnya 50 atau 4 buah elektroda batang yang panjangnya masing-masing 5 M. Dan jarak
Semua BKT PHB harus dibumikan ( bodi PHB, pintu PHB, rel netral yang tidak
dilengkapi dengan gawai arus sita GPAS, rel proteksi yang terpisah dari rel netral ). Rel
pembumian harus di beri tanda jelas seperti; 1/- atau warna hijau-kuming.
Konstruksi panel listrik ini dibuat sesuai dengan dengan cuaca dan lingkungan setempat
dan dengan ketebalan dindingnya tertentu, hingga ketahanannya terhadap gaya mekanis
memenuhi persyaratan (E. Setiawan: 1991: 52). Selain itu panel ini dibuat sedemikian rupa,
artinya panjang, lebar, dan tingginya agar semua komponen yang diperlukan dapat terpasang
dengan sempurna sebagaimana fungsi dan keguanaannya. Lemari hubung bagi juga harus di
pasang pada tempat yang sesuai , kering dan berventilasi cukup. Sebagai finising tentunya
dilakukan pengecatan untuk menambah keindahan sehingga tidak merusak suasana ruangan
tempat pemasang.
Panel Hubung Bagi (PHB) pada gedung Convention Central Graha Serambi Mekkah
Padang Panjang, dibuat 4 buat dan di pasng pada tiap lantai. pada lantai 1 dipasang panel utama
dan panel cabang. Pada lantai 2 dan lantai 3 dipasang panel cabang.
BAB III
METODE PERENCANAAN
Proyek akhir ini bersumber dari pengumpulan data-data yang bersifat analisis, dimana
hasilnya berupa perencanaan panel instalasi listrik untuk gedung Convention Central Graha
Serambi Mekkah Padang Panjang yang sesuai dan ideal serta memenuhi standar yang berlaku
dalam PUIL 2000. Untuk mendapatkan data yang diperlukan dalam analisis penulis terlebih
dahulu melakukan survey ke Gedung Convention Central Graha Serambi Mekkah Padang
Panjang.
A. PROSEDUR
1. Mengurus surat izin untuk melakukan penelitian mulai dari jurusan, fakultas, sampai ke gedung
2. Mengambil data yang diperlukan berupa gambar denah bangunan dan beban terpasang pada
3. Membuat rancangan panel instalasi listrik untuk gedung Convention Central Graha Serambi
4. Membuat rancangan tata letak panel instalasi listrik gedung Convention Central
Convention Central Graha Serambi Mekkah ini, maka diperlukan beberapa data yang
1. Data gambar situasi dan gambar denah bangunan beserta rancangan instalasi penerangan gedung
2. Data total beban terpasang pada Gedung Convention Central Graha Serambi Mekkah Padang
Panjang.
3. Data gambar rekapitulasi daya pada Gedung Convention Central Graha Serambi Mekkah
Padang Panjang.
Data yang diperoleh dari hasil survey lapangan di analisis menurut ketentuan-ketentuan
dan standar yang berlaku, sehingga panel listrik yang direncanakan dapat difungsikan
IA = K x ln
A. DESKRIPSI DATA
Deskripsi data yang dilakukan adalah dengan pengumpulan data yang dapat
mendukung penulis dalam merencanakan panel listrik pada Gedung Convention Central Graha
Serambi Mekkah Padang Panjang. Adapun data yang dimbil yaitu denah ruangan, daftar beban
terpasang, rekapitulasi daya listrik yang akan dibangun pada Gedung Convention Central Graha
Survey yang penulis lakukan untuk mengetahui beban-beban apa saja yang akan
Table 5. Data Hasil Perancangan Instalasi Beban Terpasang pada lantai satu Gedung
Table 6. Data Hasil Perancangan Instalasi Beban Terpasang pada lantai dua Gedung
Toilet
15 Pria 2 Penerangan lampu TL-C 36 2
Toilet
16 Wanita 2 Penerangan lampu TL-C 36 2
Table 7. Data Hasil Perancangan Instalasi Beban Terpasang pada lantai tiga Gedung
Dari table-tabel di atas dapat di hitung total beban terpasang pada Gedung
Convention Central Graha Serambi Mekkah Padang Panjang untuk beban penerangan dan beban
mengamankan dan melayani kebutuhan listrik tiap ruang yang ada di tiap lantai Gedung
Convention Central Graha Serambi Mekkah Padang Panjang. Berdaasarkan teori yang telah
diuraikan pada bab sebelumnya, maka dapat ditentukan kemampuan hantar arus pada tiap lantai.
Dalam menentukan jumlah maksimum titik sambung tiap rangkaian akhir beban
penulis merujuk pada tabel 3, sedangkan untuk menentukan jumlah rangkaian akhir intalasi
yang akan direncanakan terdiri dari satu panel utama yng terletak pada lantai satu, serta tiga
panel cabang yaitu terdiri dari panel cabang tiap-tiap lantai (lantai 1, lantai 2, lantai 3), maka
dapat ditentukan kemampuan hantar arus pengaman pada setiap lantai, seperti penguraian di
bawah ini :
1. Pengaman Panel Hubung Bagi (PHB) Cabang Lantai I
Fassa R
Jumlah Titik
Jumlah Daya
No. Group R Lampu PL-C S. Kontak 200
(W)
36W W
1. R1 11 396
2. R2 11 396
3. R3 10 360
4. R4 4 800
5. R5 3 600
6 R6 3 600
Talal Daya Kuseluruhan 3.152
Dari data table atas, maka dapat ditentukan kemampuan hantar arus pengaman pada
setiap rangkaian akhir pada fasa R lantai 1, seperti penguraian di bawah ini :
1) Group R1
In MCB = 1,25
x 2,11A
= 2,63 A
2) Group R2
In MCB = 1,25
x 2,11A
= 2,63 A
3) Group R3
In MCB = 1,25
x 1,92A
= 2,4 A
4) Group R4
In MCB = 1,25
x 4,27A
= 5,33 A
5) Group R5
=4A
6) Group R5
=4A
KHA kabel NYM 3 x 2,5 mm2 = 6A
b. Fassa S
Jumlah Titik
Jumlah Daya
No. Group R Lampu PL-C S. Kontak 200
(W)
36W W
1. R1 11 396
2. R2 11 396
3. R3 11 396
4. R4 3 600
5. R5 3 600
6 R6 3 600
Talal Daya Kuseluruhan 2.988
Dari data di atas, maka dapat ditentukan kemampuan hantar arus pengaman pada setiap
1) Group S1
In MCB = 1,25
x 2,11A
= 2,63 A
2) Group S2
In MCB = 1,25
x2,11A
= 2,63 A
KHA kabel NYM 2 x 2,5 mm2 = 4A
3) Group S3
In MCB = 1,25
x 2,11 A
= 2,63 A
4) Group S4
In MCB = 1,25
x 3,20 A
=4A
5) Group S5
=4A
6) Group S4
In MCB = 1,25
x 3,20 A
=4A
Jumlah Titik
Jumlah Daya
No. Group R Lampu PL-C S. Kontak 200
(W)
36W W
1. R1 11 396
2. R2 11 396
3. R3 11 396
4. R4 3 600
5. R5 3 600
6 R6 3 600
Talal Daya Kuseluruhan 2.988
Dari data di atas, maka dapat ditentukan kemampuan hantar arus pengaman pada setiap
1) Group T1
In MCB = 1,25
x 2,11A
= 2,63 A
2) Group T2
In MCB = 1,25
x 2,11 A
= 2,63 A
3) Group T3
In MCB = 1,25
x 2,11 A
= 2,63 A
4) Group T4
In MCB = 1,25
x 3,20 A
=4A
5) Group T5
=4A
6) Group S4
In MCB = 1,25
x 3,20 A
=4A
dibagi pada bagian rangkaian akhir, maka dapat dihitung pengaman cabang pada setiap fassa
= 26,23 A
= 36 A
= 24,86 A
= 36 A
= 24,86 A
= 36 A
Penghantar / kabel yang digunakan pada panel lantai 1 ini adalah KHA kabel jinis NYM
2 x 2,5 mm untuk beban penerangan dan NYM 3 x 2,5 mm untuk beban tenaga atau kontak-
kontak..
Jumlah Titik
Lampu Jumlah
No. Group R Lampu TLD S. Kontak
PL-C 20 Daya (W)
40 W 100 W
W
1. R1 5 580
2. R2 4 464
3. R3 5 580
4 R4 12 432
5 R5 10 360
6 R6 3 600
7 R7 3 600
8 R8 3 600
Talal Daya Kuseluruhan 4.216
Dari data tabek di atas, maka dapat ditentukan kemampuan hantar arus pengaman pada
setiap rangkaian akhir pada fasa R lantai 1 seperti penguraian di bawah ini :
1) Fassa R1
In MCB = 1,25
x 3,10A
= 3,87 A
2) Passa R2
In MCB = 1,25
x 2,48 A
= 3,1 A
3) Fassa R3
In MCB = 1,25
x 3,10 A
= 3,87 A
4) Group R4
In MCB = 1,25
x 2,31A
= 2,88 A
5) Group R5
= 2,4 A
6) Group R6
=4A
7) Group R7
=4A
8) Group R8
In MCB = 1,25 x 3,20 A
=4A
b. Fassa S
Jumlah Titik
Lampu Jumlah
No. Group R Lampu TLD S. Kontak
PL-C 20 Daya (W)
40 W 100 W
W
1. R1 4 464
2. R2 5 580
3. R3 4 464
4 R4 10 360
5 R5 9 324
6 R6 4 800
7 R7 3 600
8 R8 3 600
Talal Daya Kuseluruhan 4.192
Dari data di atas, maka dapat ditentukan kemampuan hantar arus pengaman pada setiap
1) Group S1
In MCB = 1,25 x
3,10A
= 3,87 A
2) Group S2
In MCB = 1,25
x 2,48 A
= 3,1A
3) Group S3
In MCB = 1,25
x 3,10 A
= 3,87 A
4) Group S4
In MCB = 1,25
x 2,31A
= 2,88 A
5) Group S5
In MCB = 1,25
x 1,92A
= 2,4 A
6) Group S3
In MCB = 1,25
x 3,20 A
= 4A
7) Group S4
In MCB = 1,25
x 3,20 A
=4A
8) Group S5
=4A
Jumlah Titik
Lampu Jumlah
No. Group R Lampu TLD S. Kontak
PL-C 20 Daya (W)
40 W 100 W
W
1. R1 5 580
2. R2 4 580
3. R3 5 464
4 R4 8 288
5 R5 9 324
6 R6 4 800
7 R7 3 600
8 R8 3 600
Talal Daya Kuseluruhan 4.236
Dari data di atas, maka dapat ditentukan kemampuan hantar arus pengaman pada setiap
1) Group T1
In MCB = 1,25
x 3,10A
= 3,87 A
2) Group T2
In MCB = 1,25
x 3,10 A
= 3,87 A
In MCB = 1,25
x 2,84 A
= 3,1 A
4) Group T2
In MCB = 1,25
x 1,54 A
= 1,92A
5) Group T3
In MCB = 1,25
x 1,73 A
= 2,16 A
6) Group T4
In MCB = 1,25
x 4,27 A
= 5,33 A
=4A
8) Group S4
In MCB = 1,25
x 3,20 A
=4A
Berdasarkan data di atas yang mana pengaman pada masing fassa yang dibagi ditiap
rangkaian akhir, maka dapat di hitung pengaman cabang pada setiap fassa seperti penguraian di
bawah ini :
= 35,15 A
= 50 A
= 34,45 A
= 50 A
= 35,27 A
= 50 A
Jumlah Titik
Jumlah Daya
No. Group R Lampu PL-C S. Kontak 200
(W)
36W W
1. R1 11 396
2. R2 3 600
Talal Daya Kuseluruhan 996
Dari data di atas, maka dapat ditentukan kemampuan hantar arus pengaman pada setiap
1) Group R1
In MCB = 1,25
x 211 A
= 2,63 A
2) Group R2
=4A
b. Fassa S
Jumlah Titik
Jumlah Daya
No. Group R Lampu PL-C S. Kontak 200
(W)
36W W
1. R1 11 396
2. R2 3 600
Talal Daya Kuseluruhan 996
Dari data di atas, maka dapat ditentukan kemampuan hantar arus pengaman pada setiap
S1
In MCB = 1,25
x 211 A
= 2,63 A
2) Group S2
=4A
c. Fassa T
Jumlah Titik
Jumlah Daya
No. Group R Lampu PL-C S. Kontak 200
(W)
36W W
1. R1 11 396
2. R2 3 600
Talal Daya Kuseluruhan 690
Dari data di atas, maka dapat ditentukan kemampuan hantar arus pengaman pada setiap
In MCB = 1,25
x 1,92A
= 2,4 A
2) Group S2
=4A
Berdasarkan data di atas yang mana pengaman pada masing fassa yang dibagi ditiap
rangkaian akhir, maka dapat di hitung pengaman cabang pada setiap fassa seperti penguraian di
bawah ini :
= 8,28 A
= 12 A
= 8,28 A
= 12 A
= 12 A
berikut :
= 94,93 A
= 120 A
= 131,08 A
= 160 A
= 30,7 A
= 36A
Dari data di atas, dapat dihitung pengaman Panel Hubung Bagi (PHB) MCCB Utama
dengan rumus yang sama dengan penghiyungan pengaman Panel Hubung Babi (PHB) cabang
yaitu 1.25 x In arus yang mengalir pada rangkai. Jadi utama sebagai berikut:
= 3,20,88 A
= 500 A
(PUIL) tahun 2000 yaitu untuk penerangan sebesar 2 % sedangkan untuk tenaga sebesar 5 %.
Dalam proyek akhir ini penulis menghitung drop tegangan dari panel utama ke panel cabang
digunakan persamaan:
atau
Dimana:
Diketahui jarak antara keduanya adalah 2 m dengan penghantar yang digunakan adalah
jenis NYFGbY dengan ukuran 5 x 25 mm2 sedangkan arus yang akan mengalir sebesar 94,93 A,
= 0,32 Vollt.
Diketahui jarak antara keduanya adalah 6 m dengan penghantar yang digunakan adalah
jenis NYFGbY dengan ukuran 5 x 25 mm2 sedangkan arus yang akan mengalir sebesar 131,08
adalah jenis NYFGbY dengan ukuran 5 x 25 mm2 sedangkan arus yang akan mengalir sebesar
= 0,98 Vollt
1a = K x ln
Dimana:
Ia :nilai nominal arus yang menyebabkan bekerjanya pengaman arus lebih pada waktu 5 detik (A)
lebih nilai K berkisar antara 2,5 dan 5, sedangkan untuk pengaman lainnya antara 1,25 dan 3,5.
Dari hasil pengukuran yang dilakukan dengan menggunakan elektroda jenis stingrod
dengan panjang 1.25 m didapat tahanan pentanahannya (Rg) 2.25 maka untuk penambahan
Ini berarti dengan panjang elektroda 6.25 m akan mendapatkan tahanan pentanahan
Jika untuk mendapatkan tahanan pentanahan yang mendekati hasil perhitungan maka elektroda
tersebut diparalelkan sebanyak 8 buah maka dapat dihitung besar tahanan pentanahan menjadi:
Rp = 0,2225
Komponen pengaman yang digunakan harus jelas dan dapat bekerja sebagaimana
fungsi dan kegunaannya. Pengaman yang digunakan penulis adalah sebagai berikut :
- Dimensi : P : 120 mm L : 75 mm
T : 95 mm
2. Dimensi MCB 3
- Dimensi : P : 95 mm L : 70 mm
T : 80 mm
3. Dimensi MCB 1
- Dimensi : P : 80 mm L : 18 mm
T : 70 mm
4. Dimensi Kontaktor
- Dimensi : P : 10 cm L : 10 cm
T : 15 cm
- Merk : National
- Dimensi : D : 2 cm T : 5 mm
- Dimensi : P : 5 cm L : 5 cm T : 6,5 cm
- Dimensi : P : 30 cm L : 3 cm T : 150 mm
- Arus Perbandingan : 1 : 50 A
- Dimensi : P : 7 cm L : 3 cm T : 9 cm
ketebalan 3 mm, karena panel tersebut harus kuat dan kokoh serta tahan terhadap perubahan
cuaca dan tahan terhadap gaya mekanis. Panel yang dibuat harus disesuaikan dengan dimensi
Semua komponen yang akan ditempatkan dalam panel maupun yang akan dipasang
pada pintu panel diatur sedemikian rupa sehingga aman dari terganggunya komponen yang
sedang beroperasi dan persinggungan antar komponen. Selain itu sedapat mungkin panel mudah
nel utama
tak panel
Panel utama ini terbuat dari bahan plat baja dengan ketebalan 3 mm, komponen yang
dipasang pada panel ini adalah komponen utama saja, diantaranya TPST, TPDT, rotari switch,
kontaktor, MCCB 3, MCB 3 dan busbar. Maka penulis merencanakan dimensi panel ini
dengan ukuran lebar 80 cm, panjang 60 cm, dengan ketebalan 20 cm seperti pada gambar
Tutup panel dimaksudkan adalah menutup bagian yang bertegangan, agar tidak
membahayakan. Selain itu tutup panel ini juga berfungsi untuk menutup komponen-komponen
yang ada didalam panel agar panel terlihat rapi. Penutup panel ini memiliki ukuran panjang 79
cm. lebar 59 cm, dan pada penutup ini dibuat lubang-lubang yang ukurannya disesuaikan dengan
komponen yang akan dipasang pada panel tersebut agar memudahkan dalam pemeliharaan dan
sehingga dengan melihat penutup saja operator dapat mengetahui kondisi panel tersebut.
Pintu panel dibuat selayaknya pintu yang bisa dibuka dan ditutup, dan harus dapat
dibuka secara bebas tanpa ada halangan sehingga dapat dibuka secara penuh. Pintu ini berfungsi
sebagai pengaman terhadap gangguan lingkungan sekitar ataupun untuk menghindari bahaya.
Pintu panel ini memiliki ukuran panjang 58,5 cm, lebar 38,5 cm.
Konstruksi panel cabang lantai 1, 2 dan 3 ini dibuat dan direncanakan berdasarkan
banyaknya kelompok atau rangkaian akhir, panel ini memiliki masing-masing 12 rangkaian
akhir. Kotak panel untuk panel yang berada pada lantai 1, 2, dan 3 ini memiliki ukuran panjang
60 cm, lebar 40 cm dengan ketebalan 20 cm, tutup panel memiliki ukuran panjang 59 cm, lebar
39 cm, dan pintu panel memiliki ukuran panjang 58.5 cm, lebar 38.5 cm, dapat dilihat pada
gambar terlampir. Komponen-komponen yang terdapat pada panel cabang lantai 1, 2 dan 3 ini
diantaranya rotari switch, kontaktor, MCB 3 , MCB 1 , busbar, alat ukur, saklar tegangan,
PENUTUP
ULAN
Didalam membuat perencanaan panel hubung bagi Gedung Convention Central Graha
Serambi Mekkah Padang Panjang yang bergerak di bidang jasa pelayanan pendidikan ini penulis
dapat menarik beberapa kesimpulan tentang hasil rancangan yang penulis rencanakan yaitu :
a. Perencanaan untuk total daya yang terpasang pada Gedung Convention Central Graha Serambi
Mekkah Padang Panjang adalah sebesar 24.608 kW yang merupakan penjumlahan dari beban
penerangan dan beban peralatan yang akan di pasang dari lantai satu,dua dan tiga.
b. Pengamanan yang di pakai adalah MCB 1 fasa untuk rating pengaman 4-10 A pada pengaman
rangkaian akhir pada masing-masing panel,MCB 3 fasa 36-150 A untuk pengaman pada masing-
masing panel,sedangkan pengaman panel utama adalah MCCB 3fasa 500 A.
c. Sistem pengaman panel yang di harapkan pada Gedung Convention Central Graha Serambi
Mekkah Padang Panjang adalah pengaman panel yang memenuhi standarisasi yang berlaku di
Indonesia.
d. Dalam perencanaan sebuah panel aspek yang perlu di perhatikan adalah bahan-bahan yang akan
di gunakan untuk komponen, kontruksi rangka supaya ketahanan panel sesuai dengan yang di
rencanakan.
Berdasarkan hasil perencanan panel hubung bagi Gedung Convention Central Graha
Serambi Mekkah Padang Panjang terdapat beberapa kendala yang penulis temui, maka penulis
menyarankan:
a. Perencanaan yang telah panulis lakukan hanya sebatas perencanaan panel hubung bagi
selanjutnya dapat di kembangkan dengan perencanaan system pentahanan dan penangkal petir
dari gedung tersebut.
b. Dari perencanaan yang penulis lakukan hasil rancangan masih bersifat semi otomatis,selanjutnya
dapat di kembangkan dengan perencanaan menggunakan program MC atau PLC.
c. Dalam merencanakan panel hubung bagi suatu gedung sebaiknya harus di perhitungkan
ketersediaan daya cadangan,hal ini dimaksudkan untuk mempermudah perluasan pemakaian
beban atau adanya perubahan dan perbaikan.
d. Untuk meningkatkan keterandalan sistem sebaiknya panel hubung bagi untuk penerangan di
pisah dengan tenaga,hal ini di maksudkan apabila terjadi kerusakan pada salah satu rangkaian
tidak mengganggu pada rangkaian lain.
e. Untuk terjaminnya kelancaran pasokan listrik dari sumber ke beban peranan panel hubung bagi
sangat penting di perhatikan.
M.Ridho's Blog---------------------
Beranda
Nov
14
Packaging / Kemasan
Packaging (pengemasan) merupakan wadah atau pembungkus yang dapat membantu mencegah
atau mengurangi kerusakan, melindungi produk yang ada di dalamnya, melindungi dari bahaya
pencemaran serta gangguan fisik (gesekan, benturan, getaran).
Resume Jurnal :
Penulis
Enlik Kresnaini
Pengawasan kualitas merupakan salah satu aktivitas produksi perusahaan yang dapat digunakan
untuk identifikasi masalah-masalah dalam keandalan kualitas dan memberikan pemecahann
TINJAUAN PUSTAKA
Catering management is the art of providing food and drink aesthetically and scientifically to a
large number of people in a satisfactory and cost effective manner.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Perancangan dan pembuatan produk merupakan bagian yang sangat besar dari semua kegiatan
teknik yang ada.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Organizational structure is partly affected by the rms external environment. Research suggests
that rms organized to deal with reliable and stable markets may not be as effective in a complex,
rapidly changing environment.
Dalam Toyota Production System the new way of looking and the new way of thinking, Job
satisfaction adalah adalah landasan untuk Customer Satisfaction.
Poka Yoke
Poka Yoke dalam bahasa Jepang[1] dari Yokeru berarti untuk menghindari, dan Poka berarti
kesalahan karena ketidak hati-hatian, Maka, Poka Yoke kurang lebih berarti alat untuk
menghindari kesalahan. Dalam literatur barat Poka Yoke dikenal sebagai mistake proofing.
Siapakah Konsumen ?
Cara pandang dan cara pikir baru mengenai Muda, yaitu segala sesuatu yang tidak memiliki nilai
tambah, telah memunculkan pula mengenai cara pandang dan cara pikir baru mengenai
terminologi konsumen.
Jidoka
Kata kunci lain dari Pull System adalah JIDOKA yaitu pemberian otonomi yang lebih besar
kepada karyawan atau operator untuk melakukan keputusan yang berkaitan dengan aktifitas
operasi dibidang kerjanya.
Memuat
Template Dynamic Views. Diberdayakan oleh Blogger.