Você está na página 1de 3

Nama : Arum Fajarwati

NIM : 1413206007
Kelompok : III (Tiga)
Mata Kuliah : PBL Manufactur Sediaan Farmasi

Identifikasi Learning Outcome


Nomor skenario : 1
Judul Skenario : Galau Antara PBL dan Asam Lambung

Tujuan Belajar
1. Mengetahui manfaat dari PBL (Problem Based Learning)
2. Mengetahui definisi penyakit Asam Lambung
3. Mengetahui penyebab penyakit Asam Lambung
4. Mengetahui faktor pemicu penyakit Asam Lambung
5. Mengetahui gejala penyakit Asam Lambung
6. Mengetahui pengaruh stress dan merokok dalam menyebabkan penyakit Asam Lambung
7. Mengetahui bubur / kapsul Garut dapat menyembuhkan Asam Lambung
8. Mengetahui kandungan senyawa kimia dari tanaman Garut selain polifenol
9. Mengetahui mekanisme polifenol dalam mengobati Asam Lambung
10. Memahami tentang Medication Error

Penjelasan

Problem Based Learning (PBL) bermanfaat agar mahasiswa dapat mengembangkan


keterampilan khusus, termasuk kemampuan untuk berpikir secara kritis, menganalisa dan
memecahkan masalah kompleks, masalah dalam dunia nyata, menemukan, mengevaluasi,
menggunakan sumber daya secara tepat, bekerja sama, menunjukkan kemampuan berkomunikasi
yang efekif, dan menjadi pelajar yang mandiri serta menggunakan pengetahuan dan keterampilan
intelektual agar dapat termotivasi untuk belajar (Fitri, 2011).
Asam Lambung atau disebut juga dengan penyakit gastritis merupakan kondisi terjadinya
peradangan pada lapisan mukosa dan submukosa lambung. Peradangan ini tidak jarang terjadi
superficial atau di permukaan mukosa lambung saja sehingga tidak begitu nyeri, namun bila
peradangan mengenai mukosa lambung akan timbul nyeri epigastrium. Penyebab dan faktor pemicu
dari penyakit gastritis adalah terjadinya ketidakseimbangan antara dua faktor yaitu peningkatan
faktor agresif (asam dan pepsin) dan penurunan faktor defensif (resistensi mukosa) pada mukosa
lambung. Faktor agresif meliputi garam empedu, obat obat ulserogenik (aspirin dan antiinflamasi
nonsteroid lainnya, kortikosteroid dosis tinggi), merokok, etanol, bakteri, dan leuktrien B4. Gejala
dari penyakit asam lambung yaitu rasa nyeri atau panas di daerah epigastrium, mual, kadang
kadang disertai muntah, rasa panas di perut, rasa kembung, dan perasaan cepat kenyang (Isna
Wardaniati, 2016).
Stres mempunyai efek negatif melalui mekanisme neuroendokrin terhadap saluran pencernaan
yaitu meningkatkan sekresi asam lambung, hal ini dikarenakan sistem persyarafan dari otak
terhubung ke lambung (Prasetyo, 2015). Pada saat stres akan dihasilkan hormon kortisol yang dapat

1
menurunkan kadar limfosit dan menurunkan sistem kekebalan tubuh sehingga menyebabkan
terjadinya gastritis (Selviana, 2015). Di dalam rokok, terkandung 4000 bahan kimia, asap rokok
mengandung berbagai macam zat yang sangat reaktif yang mengakibatkan luka pada lambung,
diantaranya yaitu nikotin dan kadmium. Nikotin akan mengerutkan dan melukai pembuluh darah
pada dinding lambung. Iritasi ini menjadi pemicu lambung lebih sering dan lebih banyak
memproduksi asam lambung dari biasanya. Selain itu, nikotin juga dapat memperlambat mekanisme
kerja sel pelindung lambung dalam mensekresi getah yang dapat melindungi lambung dari serangan
asam lambung. Apabila sel pelindung tidak berfungsi dengan baik maka akan timbul gejala dari
penyakit gastritis (Prasetyo, 2015).
Bubur/Kapsul Garut berasal dari tanaman garut (Maranta arundinacea L.). Berdasarkan
penelitian Rajashekhara N, et al, mekanisme yang tepat yang terlibat dalam mengurangi asam
lambung karena stress belum jelas. Kemungkinannya yaitu mengurangi generasi radikal bebas dan
meningkatkan sistem antioksidan tubuh, seperti menigkatkan aktivitas katalase dan superoxide
dismutase (SOD) atau meningkatkan glutathione dari jaringan (N. Rajashekhara, 2014).
Tanaman Garut (Maranta arundinacea L.) mengandung senyawa bio-aktif diantaranya, alkaloid,
karbohidrat, glikosida jantung, asam amino, senyawa fenol, terpenoid, saponin, flavon dan gum
(Shintu PV, 2015). Mekanisme senyawa polifenol flavonoid dalam menyembuhkan asam lambung
yaitu dengan mekanisme antioksidan, Platelet Activating Factor (PAF), meningkatkan produksi
mukus, dan sebagai antihistamin serta menghambat pertumbuhan bakteri H.pylori. Tanin berperan
sebagai adstringensia dan dapat mengendapkan protein membran mukosa. Saponin mempunyai
aktivitas gastroprotektif melalui pengingkatan fibronektin, yang akan menjadi dasar dalam proses
reepitelisasi jaringan untuk pemulihan luka. Alkaloid menghambat pompa proton H+, K+ ATPase dan
membuat sekresi mukus meningkat (Ni Made Susilawati, 2016).
Menurut KEMENKES RI Nomor 1027/MENKES/SK/IX/2004, medication error adalah kejadian
yang merugikan pasien akibat pemakaian obat selama dalam penanganan tenaga kesehatan, yang
sebetulnya dapat dicegah (Kemenkes RI, 2004). Sedangkan menurut Badan Pengawas Obat dan
Makanan, medication error adalah kesalahan yang terjadi dalam proses pengobatan yang
sebenarnya dapat dihindari atau dicegah dimana kejadian tersebut dapat menyebabkan pelayanan
obat yang tidak tepat hingga membahayakan pasien. Medication error dapat muncul dalam setiap
tahap proses pengobatan, antara lain prescribing (peresepan), transcribing (penerjemahan resep),
dispensing (penyiapan obat) dan administration. Medication error dapat mengakibatkan khasiat obat
hilang, meningkatkan insiden dan/atau keparahan reaksi efek samping hingga efek samping yang
serius, termasuk kematian (BADAN POM, 2015).

Daftar Pustaka

BADAN POM, 2015. MONITORING EFEK SAMPING OBAT (Farmakovigilans) sebagai Upaya
Pencegahan Medication Error. INFO POM, 16, pp.1-12.
Fitri, A., 2011. PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN STATISTIKA DASAR BERMUATAN
PENDIDIKAN KARAKTER DENGAN METODE PROBLEM BASED LEARNING. JURNAL PP, 1,
pp.159-65.
Isna Wardaniati, A.A.A.D., 2016. GAMBARAN TERAPI KOMBINASI RANITIDIN DENGAN SUKRALFAT
DAN RANITIDIN DENGAN ANTASIDA DALAM PENGOBATAN GASTRITIS DI SMF PENYAKIT

2
DALAM RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) AHMAD MOCHTAR BUKITTINGGI. Jurnal
Farmasi Higea, 8, pp.65-74.
Kemenkes RI, 2004. Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 1027/MENKES/SK/IX/2004
tentang Standar Pelayanan Kefarmasian Di Apotek. Jakarta.
N. Rajashekhara, B.K.A.P.P.S.B.R., 2014. Evaluation of acute toxicity and anti-ulcerogenic study of
rhizome starch of two source plants of Tugaksheeree (Curcuma angustifolia Roxb. and
Maranta arundinacea Linn.). Ayu Journal, 35(4), pp.433-37.
Ni Made Susilawati, Y.K.K., 2016. Aktivitas Gastroprotektif Ekstrak Etanol Daun Gedi Hijau
(Abelmoschus manihot (L.) Medik) Terhadap Tikus Putih Jantan (Rattus norvegicus L.) Yang
Diinduksi Dengan Aspirin. Journal of Natural Science , 5, pp.296-306.
Prasetyo, D., 2015. HUBUNGAN ANTARA STRES DENGAN KEJADIAN GASTRITIS DI KLINIK DHANANG
HUSADA SUKOHARJO. SKRIPSI, pp.1-61.
Selviana, B.Y., 2015. EFFECT OF COFFEE AND STRESS WITH THE INCIDENCE OF GASTRITIS. Journal
MAJORITY, 4, pp.1-5.
Shintu PV, R.V.M.K., 2015. Pharmacognostic standardisation of Maranta arundinacea L. - An
important ethnomedicine. Journal of Pharmacognosy and Phytochemistry , 4, pp.242-46.

Você também pode gostar