Você está na página 1de 10

Adab Berpakaian dan Berhias

Pada prinsipnya berpakaian berfungsi untuk menutup aurat (sebagai


hijab). Hijab dalam syariat mempunyai aturan-aturan tertentu yang tidak dapat
digantikan oleh oleh tradisi (urf), yaitu, hendaklah wanita menyembunyikan
(menutupi) tubuhnya selain wajahnya dan kedua telapak tangannya, dan ia tidak
boleh keluar rumah dengan menampakkan perhiasannya dengan gaya berdandan
seperti orang-orang Jahiliyah dahulu. Bagaimana bentuk hijab, dan bagaimana
pakaian yang harus dipakai, maka hal ini kembali kepada urf (tradisi) dan
kembali kepada wanita sendiri.
Fungsi utama pakaian ini dapat kita lihat pada QS. Al Araf [7]: 26



Artinya:
Hai anak Adam, sesungguhnya Kami telah menurunkan kepadamu pakaian
untuk menutup auratmu dan pakaian indah untuk perhiasan. Dan pakaian takwa
itulah yang paling baik. Yang demikian itu adalah sebahagian dari tanda-tanda
kekuasaan Allah, mudah-mudahan mereka selalu ingat.
Berdasarkan ayat di atas kita bisa mengerti bahwa fungsi utama pakaian
adalah sebagai penutup aurat dan penghias diri secara wajar. Yang dimaksud
penghias diri adalah bahwa ketika kita memakai pakaian, maka kita akan menjadi
terhormat, bila` dibandingkan dengan makhluk lain yang tidak berpakaian.
Penghias diri bukanlah bertujuan agar orang lain tertarik kepada kita. Menghias
diri dengan berpakaian dan bertujuan untuk menarik perhatian, bahkan syahwat
orang lain adalah terlarang.
Meskipun secara bentuk bisa beragam, namun pada prinsipnya dalam
berbusana atau berpakaian harus memenuhi syarat sebagaimana yang
dikemukakan Nashiruddin Al AlBani dalam bukunya Jilbab Al marah Al
Muslimah fi Al Kitab wa As Sunnat sebagai berikut :
Menutupi seluruh badan (aurat) selain yang dikecualikan
Aurat laki-laki adalah bagian tubuh mulai dari pusar sampai dengan lutut.
Sedangankan aurat perempuan adalah seluruh anggota tubuhnya, selain muka dan
telapak tangan. Perhatikan QS. An Nur [24] : 31 di bawah ini!
Artinya :









Katakanlah kepada wanita yang beriman: "Hendaklah mereka menahan


pandangannya, dan kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan
perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya. Dan hendaklah mereka
menutupkan kain kudung kedadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya
kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau
putera-putera mereka, atau putera-putera suami mereka, atau saudara-saudara
laki-laki mereka, atau putera-putera saudara lelaki mereka, atau putera-putera
saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita islam, atau budak-budak yang
mereka miliki, atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan
(terhadap wanita) atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita.
Dan janganlah mereka memukulkan kakinyua agar diketahui perhiasan yang
mereka sembunyikan. Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-
orang yang beriman supaya kamu beruntung.

Bukan sebagai perhiasan yang membangkitkan syahwat


Nabi Muhammad saw bersabda:
Ada tida golongan yang tidak akan ditanya yaitu, seorang laki-laki yang
meninggalkan jamaah kaum muslimin dan mendurhakai imamnya (penguasa)
serta meninggal dalam keadaan durhaka, seorang budak wanita atau laki-laki
yang melarikan diri (dari tuannya) lalu ia mati, serta seorang wanita yang
ditinggal oleh suaminya, padahal suaminya telah mencukupi keperluan
duniawinya, namun setelah itu ia bertabarruj. Ketiganya itu tidak akan ditanya.
(Ahmad VI/19; Al-Bukhari dalam Al-Adab Al-Mufrad).
Tabarruj adalah perilaku wanita yang menampakkan perhiasan dan kecantikannya
serta segala sesuatu yang wajib ditutup karena dapat membangkitkan syahwat
laki-laki. Tabarruj juga bisa diartikan sebagai cara berdandan orang-orang
jahiliyah yang sangat berlebihan dengan maksud untuk menarik perhatian orang
lain.

Kainnya harus tebal, tidak transparan atau tipis.


Fungsi pakaian sebagai penutup aurat tidak akan terwujud jika kain
pakaian tersebut trasparan. Jika transparan, maka hanya akan mengundang fitnah
(godaan) dan berarti menampakkan perhiasan.
Dalam hal ini Rasulullah telah bersabda : Pada akhir umatku nanti akan ada
wanita-wanita yang berpakain namun (hakekatnya) telanjang. Di atas kepala
mereka seperti punuk unta. Kutuklah mereka karena sebenarnya mereka adalah
kaum wanita yang terkutuk. (At-Thabrani Al-Mujamusshaghir : 232).
Dan dalam hadits lain disebutkan :
Ada dua golongan dari ahli neraka yang belum pernah saya lihat keduanya,
yaitu :
- Kaum yang membawa cambuk seperti seekor sapi yang mereka pakai buat
memukul orang (penguasa yang kejam).
- Perempuan-perempuan yang berpakaian, tetapi telanjang, yang cenderung
kepada perbuatan maksiat, rambutnya sebesar punuk unta. Mereka itu tidak akan
bisa masuk surga dan tidak akan mencium bau surga padahal bau surga itu
dapat tercium sejauh perjalanan demikian dan demikian (H.R. Muslim)
o Longgar (tidak ketat), sehingga tidak dapat menggambarkan lekuk-lekuk
tubuh
o Tidak menyerupai pakaian laki-laki
o Lebih baik tidak memakai wangi-wangian jika memang bau badan tidak
menimbulkan fitnah dalam pergaulan. Jika dikhawatirkan bau badan tersebut
menimbulkan fitnah, maka boleh memakai wangi-wangian secukupnya,
asalkan tidak berbau keras.
o Tidak menyerupai pakaian wanita kafir
o Tidak untuk mencari popularitas
Berdasarkan hadits Ibnu Umar, Rasulullah shalallohu alahi wa sallam
bersabda: Barangsiapa mengenakan pakaian (libas) syuhrah di dunia, niscaya
Allah mengenakan pakaian kehinaan kepadanya pada hari kiamat, kemudian
membakarnya dengan api neraka. (Abu Daud II/172).
Syuhrah adalah setiap pakaian yang dipakai atau berhias dengan tujuan
untuk meraih popularitas di tengah-tengah orang banyak, baik pakaian tersebut
mahal, yang dipakai oleh seseorang untuk berbangga dengan dunia dan
perhiasannya, maupun pakaian yang bernilai rendah, yang dipakai oleh seseorang
untuk menampakkan kezuhudannya dan dengan tujuan riya. (Asy-Syaukani:
Nailul Authar II/94).
Ibnul Atsir berkata : Syuhrah artinya terlihatnya sesuatu. Maksud dari Libas
Syuhrah adalah pakaiannya terkenal di kalangan orang-orang yang mengangkat
pandangannya mereka kepadanya. Ia berbangga terhadap orang lain dengan
sikap angkuh dan sombong. wallahu alam.
Fungsi Pakaian
a. Penutup aurat
b. Sebagai pelindung tubuh
c. Sebagai perhiasan
d. Menghindari dari gangguan iblis dan syetan
e. Berpakaian merupakan ibadah kepada Allah SWT
Allah s.w.t. berfirman :



Artinya : Dan tidaklah patut bagi laki-laki yang mukmin dan tidak (pula) bagi
perempuan yang mukmin, apabila Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan suatu
ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan (yang lain) tentang urusan mereka. Dan
barang siapa mendurhakai Allah dan Rasul-Nya maka sungguhlah dia telah sesat,
sesat yang nyata (Q.S. Al Ahzab : 36).


Artinya : Wahai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap
(memasuki) mesjid, makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan.
Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan.
QS. al-Araf (7) : 31

Menjadi ciri khas orang Islam


Allah s.w.t. berfirman :



Artinya : Hai Nabi katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu dan
wanita orang mukmin: Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh
tubuh mereka. Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah dikenal, karena itu
mereka tidak diganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun Lagi Maha
Penyayang. (QS Al Ahzab : 59)
Adab Berpakaian
a. Mengenakan pakaian yang menutupi aurat
b. Pastikan pakaian tersebut tidak ketat dan tipis
c. Membaca doa berpakaian dan berhias

Pakaian Wanita dan Sejenisnya


Pegangan utama yang harus diperhatikan dalam berpakaian adalah tidak perlu
berlebihan, tetapi sederhana yang menutupi, contoh :
a. Pakaian baju kurung dan berkerudung
b. Pakaian nasional yang menutup aurat
c. Pakaian muslimah, berjilbab atau berkerudung

Beberapa pakaian yang harus dihindari pemakaiannya, antara lain :


a. You can see : pakaian tanpa lengan, sehingga ketiaknya terlihat
b. Tang top : pakaian bertali kecil di bahunya sehingga bagian dada dan punggung
atas terlihat
c. Back lest : pakaian yang terbuka lebar bagian belakang
d. Street : pakaian yang sangat ketat sehingga terlihat lekukan tubuh
e. Tubetop : pakaian kemben yang terlihat pusar dan perutnya
f. Midi : pakaian panjang yang telihat betis dan pahanya
g. Mini : pakaian yang pendek/ kecil
h. Bikini : pakaian untuk renang

Pakaian Pria
Dalam ketektuan ilmu fikih, aurat laki laki adalah diantara pusar sampai lutut
sehingga pakaian pria tidak sama dengan pakaian wanita dalam menutup auratnya.

Pakaian laki laki pada umumnya adalah sebagai berikut :


1. Kemeja dan celana panjang serta dasi
2. Jas untuk pakaian resmi
3. Kemeja atau batik
4. Pakaian bergaya timur seperti gamis disertai sorban
5. Pakaian yang memenuhi kaidah kesopanan dan menutupi aurat laki-laki
Ketika kita berinteraksi dengan sesama manusia, maka kita harus bersikap
hati-hati dalam berpakaian, baik itu pakaian yang tampaknya bagus maupun jelek.
Tujuannya adalah agar kita tidak terjerumus dalam fitnah.
Akan tetapi ketika kita berinteraksi dengan Allah SWT dalam ibadah
makhdhah, maka Allah dengan tegas memerintahkan kita agar kita mengenakan
pakaian yang terbaik kita. Perhatikan QS. Al Araf [7]: 31


Artinya :
Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap (memasuki) mesjid ],
makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak
menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan.

Ketentuan busana bukan antara suami isteri


Dalam ajaran Islam, seorang wanita muslimah mempunyai kewajiban
menjaga auratnya dari pandangan laki-laki yang bukan mahramnya. Mahram
artinya orang yang haram menikahi atau dinikahi satu sama lainnya. Setiap wanita
muslimah harus menggunakan busana yang menutupi seluruh auratnya, terutama
ketika berhadapan dengan orang yang bukan suami dan bukan mahramnya.
Orang-orang yang termasuk mahram, selain suami adalah sebagaimana yang
dijelaskan dalam Al-Quran surat An-Nuur ayat 31 yang artinya: Katakanlah
kepada wanita yang beriman, Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan
memelihara kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya,
kecuali kepad asuami mereka, atau putra-puteri mereka, atau putra-puteri suami
mereka, atau saudara-saudara mereka, atau putra-puteri saudara perempuan
mereka, atau wanita-wanita Islam, atau budak-budak yang mereka miliki, atau
pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau
anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita. Dan janganlah mereka
memukulkan kaki mereka agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan.
Dan bertobatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman
supaya kamu beruntung. (QS an-Nuur [24]:31)
Berdasarkan ayat tersebut maka kepada selain orang-orang yang telah
disebutkan dalam al-Quran itu, seorang wanita muslimah hendaknya
menggunakan busana muslimah dengan ketentuan sebagai berikut.
1. Menggunakan jilbab
Jilbab dalam hal ini adalah busana yang dapat menutup aurat wanita
muslimah. Artinya, seluruh tubuhnya harus tertutup busana termasuk rambut dan
kepala, kecuali wajah, kedua telapak tangan, dan kaki yang biasa terbuka.
Perhatikan firman Allah SWT dalam Q.S. Al Ahzaab (33) : 59
2. Menggunakan pakaian yang pantas dan menarik
Menutup aurat memang wajib hukumnya, akan tetapi tidak berarti harus
meninggalkan keindahan busana yang dapat mengurangi keindahan pemakainya.
Islam tidak mengajarkan uamtnya untuk berbusana buruk, kumal, dan tidak
menpunyai daya tarik sama sekali. Islam mengajarkan umatnya agar
menggunakan busana yang indah, pantas, dan menarik, teruatama bagi wanita
muslimah dalam menghadapi laki-laki selain suami dan muhrimnya.
3. Menggunakan busana yang mencerminkan jati diri muslimah
Busana muslimah tidak hanya pantas dan menarik tetapi juga harus
mengandung nilai-nilai islami. Nilai-nilai islami yang dimaksud adalah yang
dapat membimbing pemakainya untuk tidak melakukan perbuatan maksiat bahkan
sebaliknya senantiasa gemar melakukan perbuatan taat dan takwa kepada-Nya.
Dengan demikian, busana tidak hanya sekedar penutup badan, pelindung dari
panas dan hujan, melainkan juga pembimbing dan pengendali akhlak dan
perbuatan seseorang. Seorang muslimah harus mengenakan busana yang demikian
itu, agar dalam pergaulannya sehari-hari tetap mencerminkan jati diri seorang
muslimah.
Perhatikan firman Allah SWT berikut ini.


Artinya:
Hai anak Adam, sesungguhnya Kami telah menurunkan kepadamu pakaian untuk
menutupi auratmu dan pakaian indah utnuk perhiasan. Dan pakaian takwa itulah
yang paling baik, yang demikian itu adalh sebagian dari tanda-tanda kekuasaan
Allah, mudah-mudahan mereka selalu ingat. (QS al-Araaf [7]:26)
Ayat di atas menunjukan juga bahwa fungsi busana bagi seseorang tidak
hanya sekedar penutup aurat dan badan tetapi juga sebagai simbol dan cermin
bagi jati diri, keimanan, dan akhlak pribadi seseorang. Betapa pun indah dan
mahalnya suatu model busana jika tidak mencerminkan jati diri pemakainya maka
itu semua tidak mengandung nilai yang luhur.

Adab Berhias dan Contohnya


Beberapa ketentuan agama dalam masalah berhias ini antara lain sebagai berikut:
a. Laki-laki dilarang memakai cincin emas
Sebagaimana larangan yang ditujukan oleh Rasulullah SAW terhadap Ali r.a
b. Jangan bertato dan mengikir gigi
Pada zaman jahiliyah banyak wanita Arab yang menato sebagian besar
tubuhnya, muka dan tangannya dengan warna biru dalam bentuk ukiran. Pada
zaman sekarang ini (khususnya di lingkungan masyarakat kita) bertato
banyak dilakukan oleh kaum lelaki. Dengan bertato ini, mereka merasa
mempunyai kelebihan dari orang lain.
c. Jangan menyambung rambut
Hadis Rasulullah Saw. Artinya: Seorang perempuan bertanya kepada nabi
SAW: Ya Rasulullah, sesungguhnya anak saya tertimpa suatu penyakit
sehingga rontok rambutnya, dan saya ingin menikahkan dia. Apakah boleh
saya menyambung rambutnya?. Rasulullah menjawab: Allah melaknat
perempuan yang melaknat perempuan yang melaknat rambutnya. (HR
Bukhari)
d. Jangan berlebih-lebihan dalam berhias
Berlebih-lebihan ialah melewati di atas yang wajar dalam menikmati yang
halal. Berhias secara berlebih-lebihan cenderung kepada sombong dan
bermegah-megahan yang sangat tercela dalam Islam.

MAKALAH

ADAB BERPAKAIAN DAN BERHIAS


Disusun Oleh :
Kelompok 2
1. Imas Sri Masitoh
2. Dariah
3. Fitri Mulyana
4. Feter Mandala Putra
5. Dede Irwansyah
6. Agus Hermawan
Kelas : X A TKJ

SMK ISLAMIC BOARDING SCHOOL


IKPI LABUAN
2013

Você também pode gostar