Você está na página 1de 3

ANALISIS MASALAH

1. Bagaimana mekanisme kesulitan bernafas pada kasus?


Kesulitan bernapas terjadi apabila reaksi inflamasi mencapai laring dan trakea yang
merupakan salah satu saluran napas tersempit terutama di bagain subglotis. Reaksi
inflamasi tersebut akan menyebabkan edem di dinding laring dan trakea sehingga terjadi
penyempitan saluran napas, hal ini akan menyebabkan Awi kesulitan bernapas seperti
pada kasus.Kesulitan bernapas lebih banyak terjadi pada anak dibandingkan dewasa.
Hal ini dikarenakan anak memiliki saluran pernapasan yang lebih kecil, kebutuhan
oksigen untuk metabolisme lebih tinggi, respiratory reserve (cadangan udara paru)
sedikit, dan mekanisme kompensasi yang tidak adekuat. Pada kasus, penyebab kesulitan
bernapas adalah croup.
Infeksi oleh virus (tersering) di nasofaring sekret mucus dan reaksi inflamasi
yang bersifat diffuse (menyebar ke epitel laring dan trakea) inflamasi, eritema, edem
di dinding laring dan trakeapenyempitan saluran nafas atas obstruksi parsial jalan
napas kesulitan bernafas.

2. Bagaimana interpretasi dan makna dari: Suara sekali-sekali terdengar parau?


Infeksi (virus atau bakteri) inflamasi, eritem dan edem di laring & trakea sehingga
mengganggu gerakan plica vocalis Saat aliran udara ini melewati plica vocalis dan
arytenoepiglottic folds, akan menggetarkan struktur tersebut sehingga akan terdengar
suara parau.

3. Apa makna dan interpretasi dari:


a. Nafas cuping hidung (+)
Interpretasi: Abnormal
Mekanisme: Obstruksi jalan nafas akibat infeksi (edema subglotis, inflamasi mukosa,
eksudat fibrin) hipoksia menstimulus pusat respirasi terjadi peningkatan usaha
bernafas untuk memenuhi kebutuhan oksigen nafas cuping hidung.
b. Nadi brachalis kuat, nadi radialis kuat.
Interpretasi: normal, gangguan pernafasan tidak mengganggu kondisi sirkulasinya (tidak
ada gangguan sirkulasi).
Laju nadi 135x/menit. (umur 2 tahun)
Normal:
Nadi normal bayi usia 0-3 bulan 100 160,
Usia 3-6 bulan 90 120,
Usia 6-12 bulan 80 120
Usia 1-10 tahun 70 130
Usia 10-18 tahun 60 100 kali permenit.
Interpretasi:
Terjadi peningkatan laju nadi.

4. Apa saja diagnosis banding dari kejadian pada kasus?


Kategori Sindrom croup Laringitis Laringotracheitis Epiglotitis
akut akut

Usia tersering 6 bulan-6 tahun Anak besar 3bulan -3 tahun 1-8 tahun
terjadi dan dewasa

Mula gejala Akut progresif Akut progresif Akut progresif Akut progresif
sesak

Prodormal Batuk- pilek Hidung coryza coryza


tersumbat atau
coryza

Awitan 24-48 jam Bervariasi 12 Sedang tetapi Cepat 4-12 jam


jam-4 hari bervariasi 12-48
jam

Gejala dan Demam tidak 37,8-39,4oC 37,8-40,5oC Biasanya


demam tinggi selama 39,5oC
12-72 jam

Serak dan Ada Ada Ada Tidak Ada


batuk
mengonggong

Stridor Ada, inspirasi Ada, inspirasi Ada, inspirasi Ada, inspirasi


lembut

Disfagia - - - progresif

Pengeluaran Tidak ada Tidak ada Tidak ada Ada


liur

5. Apa saja etiologi pada kasus?


Croup umumnya disebabkan oleh infeksi virus, dan paling banyak karena infeksi virus
parainfluenza. Paling sering adalah parainfluenza tipe 1, 2, dan 3. Namun bisa juga
karena infeksi lainnya, seperti: adenovirus, respiratoy syncytial virus (RSV),
enterovirus, coronavirus, rhinovirus (Defendi, 2014). Kontak dengan virus bisa melalui
inhalasi droplet dari batuk atau bersin di udara. Partikel virus pada droplet ini juga bisa
bertahan di mainan anak-anak dan permukaan lainnya. Pada saat anak menyentuh benda
yang terkontaminasi dan kemudian menyentuh mata, hidung, atau mulutnya, maka pada
saat itu infeksi virus masuk. Infeksi ini umumnya dimulai dari membrane nasal dan
menyebar ke laring, dan trakea.

6. Bagaimana komplikasi dari penyakit pada kasus?


Komplikasi dapat terjadi pada 15% kasus croup. Komplikasi yang terjadi antara lain:
Respiratory failure.
Perluasan proses penyakit ke region traktus respiratorius yang lain seperti telinga
tengah, ujung bronkiolus, dan ke parenkim paru.
Pneumonia.
Tracheitis bacterial.

Você também pode gostar