Você está na página 1de 12

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Fosfolipid

Fosfolipid adalah golongan senyawa lipid dan merupakan bagian dari membran sel

makhluk hidup bersama dengan protein, glikolipid dan kolesterol. Fosfolipid terbentuk dari

gliserol dengan dua gugus alkohol yang membentuk gugus ester dengan asam lemak (dari kelas

yang berbeda), dan satu gugus alkohol membentuk gugus ester dengan asam fosforat. Oleh

karenanya fosfolipid ialah suatu fosfogliserida.

Senyawa-senyawa dalam golongan fosfogliserida ini dapat dipandang sebagai derivat

asam alfa fosfatidat. Gugus yang diikat oleh asam fosfatidat ini antara lain kolin , etanolamina,

serin dan inositol. Dengan demikian senyawa yang termasuk foslipid ini ialah fosfatidilkolin,

fosfatidiletanolamina, fosfatididilserin dan fosfatidilinositol. Lipid dapat mengandung gugus

fosfat. Lemak termodifikasi ketika fosfat mengganti salah satu rantai asam lemak.

Fosfolipid dihasilkan melalui esterifikasi gugus fosfat fosfatidat dengan satu gugus hidroksil

dari beberapa alkohol. Atau dengan cara mengkonsumsi makanan yang mengandung vitamin E

yaitu, kedelai dan lain-lain.

2.2 Struktur dari Fosfolipid

Fosfolipid bilayer (lapisan ganda) sebagai penyusun

membran sel. Fosfolipid terdiri atas empat komponen:

1. asam lemak

2. gugus fosfat,

3|FOSFOLIPID
3. alkohol yang mengandung nitrogen, dan

4. suatu kerangka.

Fosfolipid memiliki kerangka gliserol dan 2 gugus asil. Pada posisi ketiga dari kerangka

gliserol di tempati oleh gugus fosfat yang terikat pada amino alkohol. Molekul fosfolipid dapat

dipandang terdiri dari dua bagian, yaitu kepala dan ekor. Bagian kepala memiliki muatan positif

dan negatif serta bagian ekor tanpa muatan. Bagian kepala karena bermuatan bersifat hidrofilik

atau larut dalam air, sedangkan bagian ekor bersifat hidrofobik atau tidak larut dalam air.

Fosfolipid digolongkan sebagai lipid amfipatik.

2.3 Penggunaan fosfogliserida

1. Sebagai bahan penyusun membran sel.

2. Sebagai surfaktan (molekul yang memiliki gugus polar yang suka air (hidrofilik) dan

gugus non polar yang suka minyak (lipofilik) ) paru-paru, yang mencegah perlekatan

dinding alveoli paru-paru sewaktu ekspirasi.

4|FOSFOLIPID
3. Dalam hati dan otot, fosfolipid bersama-sama L-karnitin berperan dalam mencegah proses

pelemakan.

4. Fosfolipid bersama vitamin E berfungsi untuk menurunkan kadar kolesterol - LDL (low

density lypoproteins) dan Trigliserida.

5. Sebagai agen pengemulsi .

2.4 Sifat Fosfolipid

Pada umumnya fosfolipid terdapat dalam sel tumbuhan, sel hewan dan juga pada

manusia. Pada tumbuhan fosfolipid terdapat dalam kedelai, sedangkan pada manusia ataupun

hewan terdapat dalam telur, otak, hati, ginjal, pankreas, paru-paru dan jantung.

Fosfatidilkolin atau lesitin mula-mula diperoleh dari kuning telur (lekhytos), karena itu

sebabnya diberi nama lesitin. Jenis lesitin tergantung pada jenis asam lemaknya. Asam lemak

yang terdapat pada lesitin antara lain adalah asam palmitat, stearate, oleat, linoleat, dan linolenat.

Asam lemak yang mengikat pada atom karbon nomor 1 pada umumnya adalah asam lemak

jenuh, dan yang terikat pada nomor 2 adalah asam lemak tak jenuh. Lesitin ini berupa zat padat

yang juga lunak seperti lilin, warnanya putih dan dapat di ubah menjadi coklat bila

terkontaminasi dengan cahaya dan bersifat higroskopik dan apabila dicampur dengan air maka

akan terbentuk larutan koloid.

Apabila lesitin dikocok dengan asam sulfat akan terjadi asam fofatidat dan kolin.

Selain itu apabila dipanaskan dengan basa atau asam maka akan menghasilkan asam lemak,

kolin, gliserol dan asam fosfat.

Senyawa ini dapat menyebabkan terjadinya hemolisis, yaitu proses perusakan sel-sel

darah merah. Hemoglobin, suatu protein gabungan yang terdapat dalam sel darah merah

(eritrosit) diubah menjadi bilirubin yang terkumpul dalam darah dan kadang-kadang dapat

5|FOSFOLIPID
menimbulkan warna kuning pada kulit. Akibatnya orang akan terkena penyakit anemia, yaitu

kekurangan sel darah merah dalam tubuh.

2.5 Fungsi Fosfolipid

Fungsi dari fosfolipid antara lain sebagai bahan penyusun membran sel. Beberapa

fungsi biologik lainnya antara lain adalah sebagai surfaktan paru-paru yang mencegah perlekatan

dinding alveoli paru-paru sewaktu ekspirasi.

Contoh :

Kolin Fosfotidilkolin

Serin Fosfotidilserin

Metanolamin Fosfotidilmetanolamin

2.6 Biosintesis Fosfogliserida

Senyawa fosfogliserida utama yang merupakan komponen membrane sel dan lipoprotein

adalah fosfatidiletanolamin, fosfatidilkolin, fosfatidilserin, fosfatidilnositol, dan kardiolipin.

Jalur metabolisme yang terjadi dalam jaringan hewan dan tumbuhan tinggi berbeda dengan

yang terjadi dalam sel bakteri. Namun pada kedua hal tersebut, nukleotida sitidin dipakai sebagi

senyawa pengangkutnya.

Jalur biosintesis fosfatidiletanolamin, fosfatidilkolin, fosfatidilserin, fosfatidilnositol, dan

kardiolipin di dalam jaringan hewan adalah sebagai berikut :

a) Jalur biosintesis fosfatidiletanolamin

Dimulai dengan proses fosforilasi etanolamin oleh ATP menghasilkan fosfoetanolamin.

Reaksi ini dikatalisis oleh enzim etanolamin kinase. Selanjutnya fosfoetanolamin bereaksi

6|FOSFOLIPID
dengan sitidin trifosfat (CTP) mengahsilkan sitidin difosfoetanolamin (cp-ethanolamin),

dikatalisis oleh enzim fosfoetanolamin sitidil transferase.

Pada akhir tahap biosintesis fosfatidiletanolamin, bagian sitidin monofosfat (CMP) dari

CDP-ethanolamine dilepaskan, sedangkan bagian fosfoetanolaminnya dipindahkan ke molekul

diasilgliserol. Reaksi ini dikatalisis oleh enzim fosfoetanolamin transferase yang terdapat di

dalam membrane reticulum endoplasma.

b) Jalur biosintesis fosfatidilkolin

Pembentukan fosfatidilkolin di dalam jaringan hewan dapat berlangsung dengan dua

macam:

Proses metilasi gugus amino dari fosfatidiletanolamin dengan S-adenosil metionin sebagai

donor gugus metal yang dikatalisis oleh enim fosfatidiletanolamin metiltransferase.

Dimulai denga kolin sebagai senyawa pemulanya dan jalur reaksi pembentukan

fosfatidilkolin berlangsung seperti untuk biosintesis fosfatidiletanolamin. Dalam hal ini

dilibatkan tiga macam enim, berturut-turut: kolin kinase, untuk pembentukan fosfokolin dari

kolin dan ATP ; fosfokolin sitidiltransferase, untuk pembentukan CDP-kolin dari fosfokolin

dan CTP ;dan fosfokolin transferase, untuk pembentukn fosfatidilkolin dari CDP-kolin dan

diasilgliserol

c) Jalur biosintesis fosfatidilserin adalah sebagai berikut :

Dalam jaringan hewan, fosfatidilserin terbentuk dari reaksi antara fosfatidiletanolamin dengan

serin :

Fosfatidiletanolamin + serin bolak balik fosfatidilserin + etanolamin

Sebaliknya, fosfatidiletanolamin dapat terbentuk dari fosfatidilser dengan proses dekarboksilasi:

Fosfatidilserin fosfatidiletanolami + CO2

7|FOSFOLIPID
Dalam sel bakteri, seperti bakteri Escheria coli, pembentukan fosfatidilserin berlangsung

dengan jalur reaksi yang berbeda pada jarringan hewan. Jalur reaksi dimulai dengan pengaktifan

asam fosfatidat oleh CTP menghasilkan sitidin difosfat diasilgliserol, dikatalisis oleh enzim

fosfatidatsitidintransferase. Pada tahap reaksi berikutnya, CDP-diasilgliserol bereaksi dengan

serin, dikatalisis oleh enzim CDP-diasilgliserol serin O-fosfatidiltransferase, menghasilkan

fosfatidilserin dan sitidin monofosfat (CMP).

d) Jalur biosintesis fosfatidilnositol adalah sebagai berikut:

Dalam jaringan hewan, CDP-diasilgliserol (yang terbentuk dari asam fosfatidat)

berperan sebagai senyawa sumber untuk biosintesis fosfatidilinositol dan fosfatidilgliserol.

Fosfatidilinositol terbentuk dari reaksi antara CDP-diasilgliserol dan inositol, yang dikatalisis

oleh enzim CDP-diasilgliserol inositol transferase. Di dalam jaringan otak fosfatidilinositol

dapat difosforilasi oleh ATP menghasilkan fosfatidilinositol-monofosfat, -difosfat dan seterusnya

mengahsilkan senyawa polifosfoinositida, yang peranannya di dalam otak belum jelas.

e) Jalur biosintesis kardiolipin adalah sebagai berikut:

Fosfatidilgliserol terbentuk dari CDP-diasilgliserol. Jalur reaksi dimulai dengan

pembentukan 3-fosfatidil-1gliserol-3-fosfat dari CDP-diasilgliserol dan gliserol-3-fosfat,

dikatalisis oleh enim gliserolfosfat fosfatidiltransferase. Fosfatidil gliserol yang terbentuk ini

merupakan pra zat untuk biosintesis difosfatidilgliserol, yang secara umum disebut kardiolipin.

Dua puluh persen lipida yang terdapat dalam membrane mitokondrion sel hewan merupakan

kardiolipin.

Di dalam sel bacteria pembentukan kardiolipin tidak menggunakan CDP-diasilgliserrol,

melainkan langsung tertjadi dari reaksi kondensasi dua molekul fosfatidilgliserol.

8|FOSFOLIPID
2.7 Penggolongan Dan Jenis Fosfolipid

A. Gliserol fosfolipid ( kalau alkoholnya gliserol )

1) Asam fosfatidat dan fosfatidilgliserol : hanya mengandung gliserol, asam lemak dan asam

fosfat. Difosfatidilgliserol dikenal dengan nama kardiolipin dan terdapat di dalam

mitokondria. Penting sebagai perantara dalam sintesis triasilgliserol dan fosfolipid, ditemukan

sedikit dalam jaringan

2) Fosfatidil kolin (lesitin) : mengandung asam fosfat dan kolin. Lesitin tersebar luas dalam sel-

sel tubuh dan mempunyai tugas metabolik dan struktur misal dalam membran. Dipalmitil

lesitin adalah zat yang sangat efektif untuk mencegah perlengketan permukaan dalam paru-

paru yang disebabkan tegangan permukaan. Tidak adanya dipalmitil lesitin pada paru-paru

bayi prematur menyebabkan gangguan pernafasan.

3) Fosfatidil etanolamin : mengandung asam fosfatidat dan etanolamin.

4) Fosfatidil inositol : mengandung asam fosfatidat dan inositol

5) Fosfatidil serin : mengandung asam fosfatidat dan asam amino serin

6) Plasmalogen: menyerupai lesitin dan sefalin, kecuali ikatan ester asam lemak pada posisi pada

karbon gliserol diganti oleh ikatan ester dengan suatu alkohol tak jenuh.Senyawa ini

merupakan 10% fosfolipid otak dan otot.

B. Sfingofosfolipid (alkoholnya sfingosin)

Termasuk di dalamnya sfingomielin: tidak mengandung gliserol. Pada hidrolisa akan

dihasilkan asam lemak, asam fosfat, kolin, dan suatu alkohol yang mengandung gugus

amina yang disebut sfingosin. Fungsi :

9|FOSFOLIPID
1) Sebagai bahan penyusun membran sel. Beberapa fungsi biologik lainnya antara lain adalah

sebagai surfactant paru-paru yg mencegah perlekatan dinding alveoli paru-paru sewaktu

ekspirasi.

2) Lipida membran yang paling banyak ditemukan adalah Fosfolipida yang berfungsi terutama

sebagai unsur struktural membran dan tidak pernah disimpan dalam jumlah banyak. Golongan

lipida ini mengandung fosfor dalam bentuk gugus asam fosfat, fosfolipida utama yang

ditemukan membran adalah Fosfogliserida.

3) Dalam hati dan otot, fosfolipid bersama-sama L-karnitin berperanan dalam mencegah proses

pelemakan.

4) Fosfolipid ini bersama-sama vitamin E yang ada dalam kedelai juga digunakan oleh sebagian

pasien dislipidemia untuk menurunkan kadar kolesterol-LDL dan trigliserida.

5) Fosfolipid juga bertindak sebagai agen pengemulsi, dengan membantu lemak-lemak lain

terampai dalam darah dan cecair tubuh.

6) Fosfolipid sebagai pengatur proses biologis dalam tubuh, seperti: koneksi sistem saraf dan

beberapa penyakit terkait kerja saraf. Meskipun fosfolipid bukan termasuk senyawa essensial,

namun keberadaannya dalam makanan memiliki dampak positif bagi kesehatan antara lain :

mencegah penyakit liver, pengontrol kadar kolesterol, perkembangan sistem otak dan saraf.

7) Fosfolipid menuyusn 20-25% berat kering otak manusia dewasa. Fosfolipid berperan dalam

membentuk kerangka membran sel otak, sehingga kinerja fosfolipid akan sangat berpengaruh

pada tingkat kecerdasan manusia. Diet tersuplementasi kolin dapat menyebabkan perubahan

jangka panjang pada otak yang dapat berdampak pada peningkatan proses kognitif manusia

dewasa.

10 | F O S F O L I P I D
2.8 Biosintesis Triacylglycerols dan Glycerophospholipids

Kebanyakan asam lemak ditemukan dalam bentuk esterifikasi sebagai triacylglycerol atau

glycerophospholipid. Phosphatidate merupakan lanjutan dalam sintesis triacylglycerol atau

glycerophospholipid. Itu dibentuk dari pemindahan gugus acyl dari molekul lemak acyl CoA

pada atom C-1 dan C-2 dari senyawa glycerol-3-phosphate. Reaksi ini dengan katalis dua

acyltransferase terpisah yang digunakan oleh molekul lemak acyl CoA sebagai gugus acyl

pendonor. Acyltransferase yang pertama (glycerol-3-phosphate acyltransferase), lebih suka pada

rantai acyl lemak jenuh, mengkatalis proses esterifikasi pada atom C-1 dari glycerol-3-phospate

untuk membentuk 1-acylglycerol-3-phospate (lysophosphatidate). Acyltransferase yang kedua

(1-acylglycerol-3-phospate acyltransferase), lebih suka pada rantai tak jenuh, mengkatalis proses

esterifikasi pada atom C-2 dari 1-acylglycerol-3-phospate. Hasilnya adalah phosphatidate, salah

satu kelompok molekul dengan sifat khusus yang bergantung pada gugus acyl yang diikat

(Horton, 2006 : 485)

Pembentukan triacylglycerol dan phospholipid neutral dari phosphatidate dimulai dengan

dephosphorilasi, dengan katalis phosphatidate phosphatase. Hasil dari reaksi ini adalah 1,2-

diacylglycerol, bisa diasilasi secara langsung untuk membentuk triacylglycerol. Kemungkinan

lainnya, 1,2-diacylglycerol bisa bereaksi dengan sebuah nukleotida-turunan alkohol, seperti

11 | F O S F O L I P I D
CDP-choline atau CDP-ethanolamine, masing-masing membentuk phosphatidylcholine atau

phospatidylethanolamine. Turunan ini dibentuk dari CTP dengan reaksi umum :

CTP + Alcohol Phosphate CDP-alcohol + PP

Phosphatidylcholine bisa juga disintesis dengan metilasi phosphatidylethanolamine oleh

S-adenosylmethionine

Phosphatidate juga merupakan pengarah phospholipid asam. Pada proses ini,

phosphatidate merupakan yang pertama kali diaktifkan yang bereaksi dengan CTP untuk

membentuk CDP-diacylglicerol dengan melepaskan pyrophosphate. Pada beberapa bakteri,

pemindahan CMP oleh serine menghasilkan phosphatidylserine. Pada prokariotik dan eukariotik,

12 | F O S F O L I P I D
pemindahan CMP oleh inositol menghasilkan phosphatidylinositol. Phosphatidylinositol bisa

diubah menjadi phosphatidylinositol 4-phosphate (PIP) dan phosphatidylinositol 4,5-biphosphate

PIP2 secara berturut-turut tergantung ATP pada reaksi phosphorilasi. PIP2 merupakan pengarah

pembawa inositol kedua 1,4,5-triphosphate (IP3) dan diacylglicerol

13 | F O S F O L I P I D
Kebanyakan eukariotik menggunakan proses yang berbeda dalam sintesis

phosphatidylserine. Itu dibentuk dari phosphatidylethanolamine melalui pemindahan

ethanolamine oleh serine secara bolak-balik, dengan katalis oleh phosphatidylethanolamine :

serine transferase. Phosphatidylserine bisa diubah kembali menjadi phosphatidylethanolamine

pada reaksi dekarboksilasi dengan katalis phosphatydilserine decarboxylase.

14 | F O S F O L I P I D

Você também pode gostar