Você está na página 1de 93

Apa Yang Harus Dikerjakan?

V.I. Lenin (1902)

Kata Pengantar
.Perjuangan Partai memberi kekuatan dan daya hidup kepada Partai; ketidaktegasan dan
kekaburan garis-garis batas yang gamblang merupakan bukti terbesar kelemahan Partai; Partai
menjadi kuat dengan membersihkan diri sendiri (Dari surat Lassalle kepada Marx, 24 Juni 1852)
Menurut rencana semula penulis, brosur ini semestinya dimaksudkan untuk mengembangkan secara
terperinci ide-ide yang dinyatakan dalm artikel Dari Mana Mulai ? (Iskra [2] No. 4, Mei 1901) [3].
dan kami pertama-tama harus minta maaf kepada pembaca karena kelambatan dalam memenuhi janji
yang diberikan dalam artikel tersebut (dan yang diulangi dalam jawaban kepada banyak pertanyaan
dan surat perseorangan). Salah satu sebab dari kelambatan ini ialah usaha yang dilakukan dalam
bulan Juni yang lalu (1901) untuk mempersatukan semua organisasi sosial-demokrat di luar negeri.
Sudah sewajarnyalah menantikan hasil-hasil dari usaha ini dulu, karena jika seandainya ia berhasil
barangkali perlu memaparkan pandangan-pandangan Iskra mengenai organisasi dari sudut yang agak
berlainan; dan bagaimanapun juga, hasil yang demikian itu menjanjikan pengakhiran yang cepat
sekali adanya dua aliran dalam sosial-demokrasi Rusia. Seperti pembacaketahui, usaha itu gagal dan,
sebagaimana akan kami coba buktikan di bawah ini, tidak dapat tidak berakhir demikian sesudah
pembelokan baru Raboceye Dyelo [4], dalam No. 10, ke ekonomisme. Ternyata mutlak perlu
memulai perjuangan yang gigih menentang aliran yang tidak tegas gan tidak menentu, tetapi sangat
ulet ini, aliran yang bisa muncul lagi dalam bermacam-macam bentuk. Karena itu, rencana semula
brosur ini diubah dan sangat diperluas.
Temanya yang pokok semestinya tiga soal yang diajukan dalam artikel Dari Mana Mulai?yaitu
soal-soal tentang watak dan isi pokok agitasi politik kita, tugas-tugas organisasi kita dan rencana
untuk membangun, serempak dan dari berbagai pihak, organisasi se-Rusia yang militan. Soal-soal ini
sudah lama menarik perhatian penulis yang sudah mencoba mengetengahkannya dalam Rabocaya
Gazeta [5] dalam salah satu usaha yang tidak berhasil menghidupkan kembali surat kabar itu (lihat
Bab V). tetapi rencana semula untuk membatasi brosur ini pada analisa mengenai ketiga soal ini saja
san untuk menyatakan pandangan-pandangan kita dalam bentuk yang sepositif mungkin, tanpa
memasuki atau hampir tanpa memasuki polemik, ternyata tak dapat dilakukan sama sekali karena
dua sebab. Di satu pihak, ekonomisme ternyata jauh lebih ulet daripada dugaan kita (kita gunakan
kata ekonomisme dalam arti yang luas, seperti yang diterangkan dalam Iskra No. 12 (Desember
1901), dalam artikel Percakapan Dengan Pembela-Pembela Ekonomisme, yang boleh dikatakan
merupakan ringkasan brosur ini [6]. menjadi pastilah bahwa pandangan-pandangan yang berbeda-
beda mengenai pemecahan ketiga soal ini jauh lebih banyak disebabkan oleh pertentangan
fundamental di antara kedua aliran dalam sosial-demokrasi Rusia daripada oleh perbedaan pendapat
mengenai soal-soal detail. Di pihak lain, kebingungan kaum ekonomis mengenai penerapan praktis
pandangan-pandangan kita dalam Iskra menyingkapkan dengan jelas bahwa kita sering berbicara
benar-benar dalam bahasa yang berlainan, bahwa karena itu kita tidak dapat mencapai pengertian
apapun tanpa mulai ab ovo [*], dan bahwa perlulah diusahakan, dengan cara sepopuler mungkin dan
dilukiskan dengan banyak sekali contoh yang konkrit, secara sistematis menjelaskan semua
pokok fundamental perbedaan-perbedaan pendapat kita dengan semua ekonomis. Dan saya
mengambil keputusan untuk berusaha menjelaskan perbedaan-perbedaan pendapat itu, dengan
menyadari sepenuhnya bahwa hal ini akan sangat menambah tebalnya brosur dan memperlambat
penerbitannya, tetapi bersamaan itu saya tidak melihat jalan lain untuk memenuhi janji yang telah
saya berikan dalam artikel Dari Mana Mulai ?. Jadi, selain minta maaf karena kelambatannya, saya
harus pula minta maaf karena banyaknya kekurangan yang bersifat sastra dari brosur ini. Saya harus
bekerja sesegera mungkin, dan tambahan pula sering kali disela pekerjaan lain.
Analisa mengenai ketiga soal tersebut di atas tetap merupakan tema pokok brosur ini, tetapi saya
harus mulai dengn dua soal yang lebih bersifat umum: mengapa semboyan yang tak berdosa dan
wajar seperti kebebasan mengkritik merupakan isyarat tempur yang sesungguhnya bagi kita ?
Mengapa kita tak dapat mencapai kata sepakat bahkan mengenai soal pokok peranan kaum sosial-
demokrat dalam hubungan dengan gerakan massa yang spontan. Selanjutnya, penguraian tentang
pandangan-pandangan mengenai watak dan isi pokok agitasi politik menjadi penjelasan tentang
perbedaan antara politik trade-unionis dengan politik sosial-demokrat, sedang penguraian tentang
pandangan-pandangan mengenai tugas-tugas organisasi menjadi penjelasan tentang perbedaan antara
kerajinan tanganisme yang memuaskan kaum ekonomis dengan organisasi kaum revolusioner yang
menurut pendapat kita perlu. Kemudian saya lebih-lebih lagi mempertahankan rencana untuk
surat-kabar politik se-Rusia karena semakin tidak beralasannya keberatan-keberatan yang diajukan
terhadapnya, dan karena semakin kurang mengenai pokoknya jawaban atas pertanyaan yang saya
ajukan dalam artikel Dari Mana Mulai ? mengenai bagaimana kita dapat mulai serempak dari
segala segi mendirikan organisasi yang kita butuhkan. Akhirnya, dalam bagian penutup brosur ini,
saya berharap dapat menunjukkan bahwa kita telah melakukan apa saja yang dapat kita lakukan
untuk mencegah perpecahan yang menentukan dengan kaum ekonomis, yang walaupun demikian
ternyata tak dapat dielakkan; bahwa Raboceye Dyelo telah memperoleh arti khusus, arti
bersejarah, kalau kalian menghendaki, karena ia dengan sangat sepenuhnya dan sangat gamblang
mengungkapkan bukan ekonomisme yang konsekwen melainkan kekalutan dan kebimbangan yang
merupakan ciri khas satu periode penuh dalam sejarah sosial-demokrasi Rusia; dan bahwa karena itu
polemik dengan Raboceye Dyelo, yang sepintas kilas mungkin tampaknya dilakukan secara terlalu
detail, juga memperoleh arti penting, karena kita tak dapat melangkah maju jika kita tidak
melikwidasi periode ini secara definif.
N. Lenin
Februari 1902

Catatan:
[2] Iskra (Percikan Api)surat kabar Marxis ilegal se-Rusia yang pertama, didirikan oleh Lenin
dalam tahun 1900. Penerbitan organ militan kaum Marxis revolusioner ini merupakan mata rantai
utama dan tugas utama dalama rangkaian mata-mata rantai dan dalam rangkaian tugas-tugas yang
dihadapi Partai pada waktu itu (Stalin). Ia memainkan peranan yang menentukan dalam
pembentukan partai Marxis, dalam mengalahkan kaum ekonomis, dalam menyatukan grup-grup
sosial-demokrat yang terpencar-pencar dan dalam mempersiapkan Kongres ke-II PBSDR.
Karena tidak mungkin menerbitkan surat kabar revolsuioner di Rusia berhubung dengan pengejaran
polisi, maka Lenin selagi masih dalam pembuangan di Siberia telah memikirkan semua detail rencana
untuk menerbitkan surat kabar di luar neger. Sesudah masa pembuangannya itu berakhir dalam bulan
Januari 1900, Lenin segera mulai melaksanakan rencananya.
Nomor pertama Iskra terbit pada tanggal 11 (24) Desember 1900 di Leipzig, nomor-nomor
berikutnya terbit di Munich, sejak April 1902di London dan mulai musim semi tahun 1903di
Jenewa.
Dewan redaksi Iskra terdiri dari W.I. Lenin, G. W. Plekhanov, Y. O. Martov, P. B. Akselrod, A. N.
Potresov dan W. I. Zasulic. N. K. Krupskaya menjadi sekretaris dewan redaksi dalam musim semi
tahun 1901. dalam kenyataannya Lenin menjadi kepala redaktur dan pemimpin semua aktivitas Iskra.
Dengan artikel-artikelnya dalam Iskra, Lenin membicarakan semua masalah fundamental mengenai
pembangunan Partai dan perjuangan klas proletariat di Rusia dan menanggapi peristiwa-peristiwa
terpenting dalam situasi internasional.
Grup-grup dan Komite-Komite PBSDR (Partai Buruh Sosial-Demokrat Rusia) yang berhaluan Iskra
Lenin didirikan di sejumlah kota di Rusia (Petersburg, Moskow, dll). Di Transkaukasus ide-ide Iskra
dibela Brdzola (Perjuangan), surat kabar ilegal yang pertama dalam bahasa Georgia dari organisasi
sosial-demokrat Tiflis, yaitu grup Iskra Leninnya. Pendiri dan pemimpin organisasi-organisasi Iskra
Lenin di Transkaukasus adalah Y. W. Stalin, bersama-sama dengan W. Z. Ketskhhoweli, A. G.
Tsulukidze dan W. K. Kurnatovski.
Organisasi-organisasi Iskra didirkan dan bekerja di bawah pimpinan langsung kaum revolusioner
profesional yang diasuh oleh Lenin dan Stalin (N. E. Bauman, I. W. Babusykin, S. I. Gusev, M. I.
Kalinin, dll).
Atas inisitaif Lenin, dan dengan turut sertanya Lenin secara langsung, dewan redaksi Iskra menyusun
sebuah rancangan program Partai (dimuat dalam Iskra No. 21), dan mempersiapkan Kongres ke-II
PBSDR yang dilangsungkan dalam bulan Juli-Agustus 1903.
Menjelang berlangsungnya Kongres kebanyakan dari organsasi-organisasi lokal sosial-demokrat di
Rusia telah menggabungkan diri dengan Iskra, menyetujui taktik, program dan rencana
organisasinya, dan mengakui sebagai organ pimpinan mereka. Dalam sebuah resolusi khusus,
Kongres ke-II mencatat peranan istimewa Iskra dalam perjuangan untuk membangun Partai dan
menyatkan Iskra sebagai Organ Sentral PBSDR.
Kongres ke-II mensahkan dewan redaksi yang terdiri dari Lenin, Plekanov dan Martov.
Bertentangan dengan keputusan Kongres Partai, Martov menolak duduk dalam dewan redaksi, dan
Iskra nomor 46-51 diedit oleh Lenin dan Plekhanov. Kemudian Plekhanov memihak kaum
Menshevik dan menuntut supaya semua redaktur Menshevik yang lama, yang telah ditolak oleh
Kongres, dimasukkan dalam dewan redaksi Iskra. Lenin tidak dapat menyetujui hal ini, dan pada
tanggal 19 Oktober (1 November) 1903 keluar dari dewan redaksi Iskra untuk memperkuat
posisinya dalam Komite Sentral Partai dan dari posisi ini memukul kaum oportunis Menshevik. Iskra
No. 52 diedit oleh Plekhanov sendiri. Pada tanggal 13 (26) November 1903, bertindak bertentangan
dengan kemauan Kongres, Plekhanov mengkooptai bekas-bekas redaktur Menshevik menjadi
anggota dewan redaksi Iskra. Mulai dari No. 52, kaum Menshevik mengubah Iskra menjadi organ
mereka.
Sejak saat itu dalam Partai orang mulai menamakan Iskra Lenin, Iskra BolshevikIskra lama dan
Iskra Menshevik, Iskra oportunisIskra baru (Sejarah PKUS [B], Kursus Singkat).
[3] W. I. Lenin, Kumpulan Karya, edisi Rusia ke-4, Jilid 5, hlm. 1-12.
[4] Raboceye Dyelo (Usaha Buruh)majalah yang diterbitkan oleh kaum ekonomis, organ tiada
berkala Perserikatan Kaum Sosial-Demokrat Rusia di Luar Negeri. Majalah ini terbit di Jenewa dari
bulan April 1899 sampai Februari 1902, dan diedit oleh B. N. Kricevski, A. S. Martinov dan W. P.
Iwansyin. Semuanya terbit 12 Nomor (tiga diantaranya nomor rangkap).
Lenin dalam bukunya Apa Yang Harus Dikerjakan ?, mengkritik pandangan-pandangan kaum
Raboceye Dyelo-is.
[5] Rabocaya Gazeta (Surat Kabar Buruh)organ ilegal dari grup sosial-demokrat Kiev. Terbit dua
nomor; No. 1 dalam bulan Agustus, dan No. 2 dalam bulan Desember (bertanggal November) 1897.
Kongres ke-I PBSDR mengakui Rabocaya Gazeta sebagai organ resmi Partai. Tetapi sesudah
Kongres, sebagai akibat penggebrekan polisi di percetakan dan ditangkapnya anggota-anggota
Komite Sentral, surat kabar ini tidak terbit lagi.
[6] W. I. Lenin, Kumpulan Karya, edisi Rusia ke-4, Jilid 5, hlm. 287-293.
[7] Dari awal mulaRed.

I
Dogmatisme dan "Kebebasan Mengkritik"

A. APAKAH KEBEBASAN MENGKRITIK ITU ?


Kebebasan mengkritik memang pada waktu sekarang merupakan semboyan yang paling menjadi
mode dan semboyan, yang paling sering digunakan dalam perdebatan-perdebatan antara kaum
sosialis dengan kaum demokrat semua negeri. Sepintas kilas, sukar dibayangkan adanya sesuatu
yang lebih aneh daripada penunjukan-penunjukan khidmat dari salah satu pihak yang berdebat
mengenai kebebasan mengkritik. Apakah dalam partai-partai yang maju ada terdengar suara-suara
menentang hukum konstitusional kebanyakan negeri Eropa yang menjamin kebebasan ilmu dan
penelitian ilmiah ? Nampaknya ada sesuatu yang tidak beres di sini!demikianlah akan komentar
orang luaran yang belum menangkap sepenuhnya hakekat perbedaan-perbedaan pendapat di antara
orang-orang yang berdebat itu, tetapi telah berulang-kali mendengar semboyan yang menjadi mode
ini di setiap persimpangan jalan. Semboyan ini, rupanya, salah satu semboyan dari kata-kata yang
sudah lazim yang, seperti nama julukan, menjadi sah karena kebiasaan dan hampir menjadi nama.
Sebenarnya, bukanlah rahasia bahwa dalam sosial-demokrasi internasional [*] dewasa ini terbentuk
dua aliran. Perjuangan di antara kedua aliran ini kadang-kadang menyala berkobar-kobar, dan
kadang-kadang mereda dan membara di bawah abu resolusi-resolusi gencatan senjata yang
mengesankan. Berupa apa aliran baru ini, yang mengambil sikap kritis terhadap Marxisme usang
yang dogmatis, dengan cukup tepat telah dinyatakan oleh Bernstein dan ditunjukkan oleh
Millerand.
Sosial-demokrasi haruslah berubah dari partai revolusi sosial menjadi partai demokratis dari reform-
reform sosial. Bernstein telah mengelilingi tuntutan-tuntutan politik ini dengan sederetan argumen
dan pertimbangan baru yang disusun dengan cukup terkoordinasi. Kemungkinan meletakkan
sosialisme pada dasar ilmiah dan kemungkinan membuktikan dari sudut konsepsi materialis tentang
sejarah bahwa sosialisme adalah perlu dan tak terelakkan diingkari; fakta meningkatnya kemiskinan,
proletarisasi dan menajamnya kontradiksi-kontradiksi kapitalis juga diingkari. Konsepsi tujuan
terakhir itu sendiri dinyatakan sebagai tidak beralasan, dan ide tentang diktatur proletariat ditolak
dengan mutlak; pertentangan secara prinsip antara liberalisme dengan sosialisme diingkari; teori
perjuangan klas ditolak dengan dalih bahwa ia seakan-akan tak dapat diterapkan pada masyarakat
yang betul-betul demokratis, yang diatur menurut kehendak mayoritas, dsb.
Dengan demikian, tuntutan untuk pembelokan yang tegas dari sosial-demokrasi revolusioner ke
sosial-reformisme borjuis itu dibarengi dengan pembelokan yang tidak kurng tegasnya ke arah kritik
borjuis terhadap semua ide fundamental Marxisme. Dan, karena kritik terhadap Marxisme
dilancarkan sudah sejk lama, baik dari mimbar politik maupun dari mimbar universitas, baik dalam
banyak brosur maupun dalam sejumlah karya ilmiah; karena seluruh angkatan muda dari klas-klas
terpelajar secara sistematis telah dididik selama puluhan tahun dalam kritik ini, maka tidaklah
mengherankan kalau aliran kritis baru dalm sosial-demokrasi akan timbul, serba lengkap, seperti
Minerva dari kepala Yupiter [12]. Menurut isinya, aliran ini tidak perlu berkembang dan mengambil
bentuk; ia dipindahkan langsung dari literatur borjuis ke literatur sosialis.
Seterusnya. Jika kritik teori dan perdambaan politik Bernstein masih belum jelas bagi seseorang,
orang Prancis telah berusaha mendemonstrasikan metode baru itu dengan gamblang. Kali ini juga
Perancis telah membenarkan reputasi lamanya sebagai negeri yang dalam sejarahnya perjaugnan klas,
lebih daripada yang di tempat lain manapun juga, dilakukan sampai akhir yang menentukan (Engels,
dalam kata pengantarnyapada karya Marx 18 Brumaire [13] ). Kaum sosialis Perancis mulai bukan
dengan berteori melainkan langsung bertindak. Syarat-syarat politik yang secara demokratis lebih
maju di Perancis telah mengizinkan mereka untuk segera beralih ke Bernsteinisme dalam praktek,
dengan segala akibatnya. Millerand telah memberikan contoh yang bagus sekali mengenai
Bersteinisme dalam praktek ini; bukan tanpa alasan baik Bernstein maupun Vollmar dengan begitu
bersemangat buru-buru membela dan memuji-muji Millerand! Memang, jika sosial-demokrasi pada
hakekatnya hanya merupakn partai reform saja, dan harus memiliki keberanian mengakui ini dengan
terang-terangan, maka seorang sosialis tidak hanya berhak turut serta dalam kabinet borjuis, tetapi
bahkan harus selalu berusaha keras untuk itu. Jika demokrasi pada hakekatnya berarti penghancuran
kekuasaan klas, maka mengapa pula seorang menteri sosialis tidak boleh memikat hati seluruh dunia
borjuis dengan pidato-pidato tentang kolaborasi klas? Mengapa pula dia tidak boleh tetap duduk
dlam kabinet bahkan sesudah pembunuhan atas diri kaum buruh oleh gendarme-gendarme [14]
menelanjangi, untuk keseratus dan keseribu kalinya, watak sesungguhnya kolaborasi demokratis
klas-klas itu ? Mengapa pula dia tidak boleh mengambil bagian sendiri dalam memberi salam kepada
tsar, yang bagi kaum sosialis Perancis sekarang tidak punya mempunyai nama lain daripada pahlawan
tiang gantungan, cambuk dan pembuangan (knoteur, pendeur et deportateur) ? Dan ganjaran bagi
penghinaan yang tak terhingga serta peludahan diri sosialisme di hadapan seluruh dunia. Ganjaran
untuk pembejatan kesedaran sosialis massa buruhsatu-satunya dasar yang dapat menjamin
kemenangan kitaganjaran untuk ini ialah rencana-rencana yang muluk-muluk untuk perbaikan-
perbaikan kecil-kecilan, begitu kecil sebetulnya, sehingga lebih jauh banyak yang telah diperoleh dari
pemerintahan-pemerintah borjuis!
Barang siapa tidak dengan sengaja menutup mata tidak boleh tidak pasti melihat bahwa aliran
kritis baru dalam sosialisme tidak bisa lain daripada oportunisme variasi baru. Dan jika kita menilai
orang tidak menurut pakaian seragam yang berkilauan yang mereka pakai, tidak menurut nama
julukan mentereng yang mereka berikan pada dirinya sendiri, tetapi menurut perbuatan mereka dan
menurut apa yang benar-benar mereka propagandakan, maka akan jelaslah bahwa kebebasan
mengkritik itu berarti kebebasan bagi aliran oportunis dalam sosial-demokrasi, kebebasan untuk
mengubah sosial-demokrasi menjadi partai reform demokrat, kebebasan untuk memasukkan ide-ide
dan elemen-elemen borjuis ke dalam sosialisme.
Kebebasan adalah suatu perkataan agung, tetapi di bawah panji kebebasan perdagangan orang
melakukan perang yang paling bersifat perampokan; di bawah panji kebebasan kerja, kaum
pekerjapekerja dirampok. Pemakaian istilah kebebasan mengkritik masa kini mengandung
kepalsuan yang inheren itu juga. Orang-orang yang benar-benar yakin bahwa mereka telah
memajukan ilmu tidak akan menuntut kebebasan bagi pandangan-pandangan baru untuk terus
berdampingan dengan yang lama, tetapi menuntut penggantian pandangan-pandangan yang lama
oleh yang baru. Teriakan Hidup kebebasan mengkritik!, yang terdengar dewasa ini, terlalu
mengingatkan pada dongengan tentang tong kosong [15].
Kita sedang berjalan dalam rombongan yang kompak di atas jalan yang curam dan sukar, dengan
kuat-kuat berpegangan satu sama lain. Kita terkepung oleh musuh dari segenap penjuru dan kita
harus maju di bawah tembakan mereka yang hampir terus-menerus. Kita telah menggabungkan diri
dengan sukarela, justu untuk berjuang melawan musuh dan bukan untuk mundur ke rawayang
terletak di sebelah, yang penghuninya dari sejak semul telah mencerca kita karena telah memisahkan
diri dan membentuk grup tersendiri dan telah memilih jalan berjuang, dan bukan jalan perdamaian.
Dan sekarang sementara orang di antara kita mulai berteriak: mari kita masuk ke rawa ini! Dan
ketika kita mulai memberi malu mereka, mereka menjawab: alangkah terbelakangnya kalian ini!
Tidakkah kalin malu tidak memberikan kebeasanbagi kami mengajak kalian untuk menempuh jlan
yang lebih baik! Oh, ya, Tuan-Tuan! Tuan-Tuan tidak hanya bebas untuk pergi kemana saja tuan-
tuan kehendaki, ke rawa sekalipun; kami bahkan berpendapat bahwa rawa itulah tempat kalian yang
sebenarnya, dan kami bersedia memberikan segala bantuan untuk kepindahan kalian ke situ. Hanya
saja lepaskan tangan kami, jangan berpegang kuat-kuat pada kami, jangan mengotori perkataan
kebebasan yang agung itu, karena kamipun bebas untuk pergi kemana saja sesuka hati kami, bebas
untuk berjuang tidak hanya melawan rawa itu, tapi juga melawan mereka yang membelok ke rawa
itu!
B. PEMBELA-PEMBELA BARU KEBEBASAN MENGKRITIK
Nah, semboyan ini (kebebasan mengkritik) akhir-akhir ini saja telah diajukan dengan khidmat
dalam Raboceye Dyelo (No.10), organ Perserikatan Kaum Sosial Demokrat Rusia Di Luar Negeri
[16], bukan sebagai dalil teori melainkan sebagai tuntutan politik, sebagai jawaban atas pertanyaan:
mungkinkah mempersatukan organisasi-organisasi sosial-demokrat yang melakukan aktivitas di luar
negeri?supaya persatuan itu bisa kokoh, harus ada kebebasan mengkritik (hlm.36).
Dari pernyataan ini timbul dua kesimpulan yang tegas sekali; 1) bahw Raboceye Dyelo telah
melindungi aliran oportunis dalam sosial-demokrasi internasional umumnya; dan 2) bahwa Raboceye
Dyelo menuntut kebebasan bagi oportunisme dalam sosial-demokrasi Rusia. Marilh kita tinjau
kesimpulan-kesimpulan ini.
Raboceye Dyelo terutama tidak senang dengan kecenderungan Iskra dan Zarya [17]
meramalkan perpecahan antara Gunung dan Gironde dalam sosial-demokrasi internasional"[**].
Bagi kita pada umumnya, tulis B. Kricevski, redaktur Raboceye Dyelo, omongan tentang
Gunung dan Gironde ini dalam barisan sosial-demokrasi merupakan analogi sejarah yang dangkal,
suatu hal yang ganjil berasal dari pena seorang Marxis. Gunung dan Gironde tidaklah merupakan
temperamen atau aliran intelektual yang berlainan, sebgaimana mungkin pendapat para ahli sejarah-
ideologis, melainkan klas-klas atau lapisan-lapisan yang berbedaborjuasi sedang, di satu pihak, dan
borjuasi kecil serta proletariat di pihak lain. Akan tetapi dalam gerakan sosialis modern tidak ada
konflik kepentingan-kepentingan klas; gerakan sosialis dalam keseluruhannya, segala bentuknya
yang bermacam-macam itu (kursif dari B. Kr.), termasuk kaum Bernsteinis yang paling karatan,
berdiri di atas dasar kepentingan-kepentingan klas proletariat dan perjuangan klasnya untuk
pembebasan politik dan ekonomi (hlm. 32-33).
Suatu pernyataan yang berani! Apakah B. Kricevski belum mendengar kenyataan, yang sudah lama
terkenal, bahwa justru turut sertanya secara luas lapisan akademikus dalam gerakan sosialis dalam
tahun-tahun belakangan ini yang telah menjamin tersebarnya Bernsteinisme dengan begitu cepat?
Dan yang paling pentingberdasarkan apa pendapat penulis kita itu bahwa kaum Bernsteinis yang
paling karatan pun berdiri atas dasar perjuangan klas untuk pembebasan politik dan ekonomi kaum
proletariat? Tak seorangpun tahu. Pembelaaan yang gigih atas kaum Bernstein yang paling karatanini
tidaklah didukung oleh argumen atau pertimbangan apapun juga. Rupanya, penulis mengira bahwa
jika dia mengulangi apa yang dibicarakan oleh kaum Bernstein yang paling karatan tentang diri
mereka sendiri, maka pernyataannya itu tidak memerlukan lagi bukti lagi. Tetapi dapatkah orang
membayangkan sesuatu yang lebih dangkal daripada pendapat seluruh aliran ini yang berdasarkan
tidak lain hanya apa yang dibicarakan oleh wakil-wakil aliran itu tentang diri mereka sendiri?
Dapatkah orang membayangkan sesuatu yang lebih dangkal daripada khotbah selanjutnya tentang
kedua tipe atau jalan yang berlainan dan bahkan sama sekali bertentangan dari perkembangan
partai ? (Raboceye Dyelo, hlm. 34-35). Kaum sosial-demokrat Jerman, tuan tahu, mengakui
kebebasan penuh mengkritik, tetapi orang Perancis tidak, dan justru contoh merekalah yang
memperlihatkan segala kejahatan ketidaktoleranan.
Terhadap itu kita jawab justru contoh B. Kricevski itulah yang menunjukkan bahwa nama kaum
Marxis kadang-kadang dipakai oleh orang-orang yang memandang sejarah benar-benar menurut
Ilowaiski [20]). Untuk menerangkan persatuan Partai Sosialis Jerman dan berkeping-kepingnya
Partai Sosialis Perancis sama sekali tidak perlu mencari-cari ciri-ciri khas sejarah kedua negeri ini,
membandingkan keadaan-keadaan setengah absolutisme militer di satu negeri dengan
parlementerisme republiken di negeri lainnya, atau menganalisa akibat-akibat Komune Paris dan
akibat Undang-undang Anti-Sosialis [21]; membandingkan kehidupan ekonomi itu, atau mengingat
bahwa pertumbuhan yang tiada bertolak dalam sejarah sosialisme, tidak hanya menentang teori-
teori yang keliru (Muhlberger, Duhring [***], kaum Katheder Sosialis [23], tetapi juga menentang
taktik-taktik yang keliru (Lassalle), dsb, dsb. Kesemuanya ini tak berguna ! Orang-orang Prancis
bertengkar di antara mereka sendii karena tidak toleran; orang-orang Jerman bersatu karena mereka
anak-anak baik.
Dan perhatikan, melalui wawasan mendalam yang tiada bandingannya ini disangkal fakta yang
sepenuhnya membantah pembelaan terhadap kaum Bernsteinis. Apakah kaum Bernsteinis itu betul
berdiri di atas dasar perjuangan klas proletariat, soal ini dapat dijawab secara definitif dan pasti
hanyalah oleh pengalaman sejarah. Karena itu, dalam hal ini contoh Perancis mempunyai arti yang
paling penting, karena Perancis merupakan satu-satunya negeri dimana kaum Bersnsteinis mencoba
berdiri bebas, berdiri di atas kaki mereka sendiri, dengan mendapat persetujuan yang hangat dari
rekan-rekan mereka bangsa Jerman (dan sebagian juga dari kaum kaum oportunis Rusia; bandingkan
Raboceye Dyelo No. 2-3, hlm. 83-84). Menyebut ketidaktoleranan orang-orang Perancis,
terlepas dari arti sejarahnya (dalam arti Nozdryov [24]), ternyata hanyalah usaha untuk
menyembunyikan fakta-fakta yang sangat tidak menyenangkan dengan kata-kata galak.
Kita sekali-kali belum bersedia pula menghadiahkan orang-orang Jerman kepada B. Kricevski dan
kepada banyak pembela kebebasan mengkritik lainnya. Jika kaum Bernsteinis yang paling karatan
masih dibiarkan berada dalam barisan-barisan Partai Jerman, ini hanyalah karena mereka tunduk
baik kepada resolusi Hanover [25], yang dengan tegas menolak amandemen-amandemen Bernstein,
maupun kepada resolusi Lubeck [26], yang (kendatipun segala kediplomatisan) mengandung
peringatan langsung kepada Bernstein. Bisa diperdebatkan, dari sudut kepentingan-kepentingan
Partai Jerman, tepat tidaknya diplomasi itu dan apakah dalam hal ini perdamaian yang jelek lebih
baik daripada pertengkaran yang baik; pendeknya, penilaian bisa berbeda mengenai tepat tidaknya
satu atau lain cara menolak Bernsteinisme, tetapi tidak dapat tidak orang melihat fakta bahwa Partai
Jerman telah dua kali menolak Bernsteinisme. Karena itu, mengira bahwa contoh orang Jerman
membenarkan tesis: kaum Bernsteinis yang paling karatan berdiri di atas dasar perjuangan klas
proletariat untuk pembebasan politik dan ekonominya, berarti sama sekali tidak mengerti apa yang
sedang berlangsung di hadapan mata semua orang [****]
Tambahan pula, seperti apa yang sudah kita nyatakan Raboceye Dyelo menuntut kebebasan
mengkritik kepada sosial-demokrasi Rusia dan membela Bernsteinisme. Rupanya ia sampai pada
kesimpulan bahwa kita berlaku tidak adil terhadap kritikus-kritikus kita dan kaum Bernsteinis.
Kritikus-kritikus dan kaum Bernsteinis yang mana ? Siapa yang tidak adil ? Di mana dan kapan?
Bagaimana ketidakadilan itu ? Mengenai ini Raboceye Dyelo bungkam, tidak menyebut satu kali pun
seorang kritikus atau seorang Bernsteinis Rusia ! Bagi kita hanya tinggal satu dari dua dugaan yang
mungkin: Atau, bahwa pihak yang diperlakukan tidak adil itu tidak lain dan tidak bukan Raboceye
Dyelo itu sendiri (dan ini dibenarkan oleh kenyataan bahwa dalam kedua artikel dalam No. 10 hanya
disebutkan ketidakadilan-ketidakadilan yang dialami Raboceye Dyelo dari Zarya dan Iskra). Jika
demikian halnya, bagaimana orang menerangkan keanehan ini yaitu bahwa Raboceye Dyelo, yang
selalu gigih memisahkan diri dari segala solidaritas dengan Bernsteinisme, tidak dapat membela diri,
tanpa mengucapkan kata-kata baik demi kaum Bernsteinis yang paling karatan dan kebebasan
mengkritik ? Atau ada orang-orang ketiga yang telah diperlakukan tidak adil. Jika begini halnya, apa
sebabnya gerangan maka tidak menyebut mereka itu ?
Karena itu kita lihat bahwa Raboceye Dyelo terus main umpet-umpetan yang sudah ia mainkan
(sebagaimana akan kita tunujukkan berikut ini) sejak mulai penerbitannya. Dan kemudian
perhatikanlah penerapan sungguh-sungguh yang pertama kali ini dari kebebasan mengkritik yang
dipuji-puji itu. Sebetulnya pentrapan itu segera menjadi bukan hanya ketiadaan segala kritik,
melainkan juga ketiadaan pendapat sendiri pada umumnya. Justru Raboceye Dyelo sendiri yang
bungkam mengenai Bernsteinisme Rusia seolah-olah ia itu penyakit rahasia (menggunakan ungkapan
Starower [28] yang kena) mengusulkan, guna pengobatan penyakit ini, supaya menjiplak kata demi
kata resep Jerman yang terakhir untuk pengobatan penyakit itu dalam variasi Jerman. Bukannya
kebebasan mengkritikpeniruan yang membudak (lebih buruk lagi: peniruan seperti monyet !). Isi
sosial dan politik yang sama dari oportunisme internasional modern menampakkan diri dalam satu
atau lain variasi menurut kekhususan-kekhususan nasionalnya. Di satu negeri grup oportunis sudah
sejak lama tampil di bawah panji tersendiri, di negeri lain kaum oportunis tidak mau tahu akan teori
dan dalam praktek menjalankan politik kaum radikal-sosialis; di negeri yang ketiga, beberapa
anggota partai revolusioner telah lari ke kubu oportunisme dan berusaha keras mencapai tujuan-
tujuan mereka tidak dengan perjuangan terbuka untuk prinsip-prinsip dan taktik-taktik baru, ttetapi
dengan membejatkan partai mereka secara berangsur-angsur, tidak kentara dan, jika orang boleh
mengatakannya, tidak dapat dihukum. Di negeri yang keempat, desertir-desertir yang demikian itu
menggunakan cara-cara yang sama dalam kegelapan perbudakan politik dan dalam saling hubungan
yang sungguh-sungguh orisinal antara kegiatan legal dengan kegiatan ilegal dsb, dsb. Berbicara
tentang kebebasan mengkritik dan kebebasan Bernsteinisme sebagai syarat untuk mempersatukan
kaum sosial-demokrat Rusia, tetapi tidak memberikan analisa bagaimana Bernsteinisme Rusia
menyatakan diri dan hasil-hasil khas apa yang telah dibawanya, ini berarti berbicara dengan maksud
tidak berbicara apa-apa.
Marilah kita sendiri mencoba, sekalipun dengan beberapa patah kata, mengatakan apa yang tidak
hendak dikatakan (atau barangkali bahkan tidak dimengerti) oleh Raboceye Dyelo.
C. KRITIK DI RUSIA
Kekhususan utama Rusia dalam hubungan dengan hal yang sedang kita tinjau ialah bahwa awal
mula gerakan buruh yang spontan, di satu pihak, dan pembelokan pendapat umum progressif ke
arah Marxisme di pihak lain, ditandai dengan kombinasi elemen-elemen yang jelas beraneka-ragam di
bawah panji bersama untuk perjuangan melawan musuh bersama juga (pandangan dunia sosial
politik yang sudah usang [29]). Kita berbicara tentang bulan madu Marxisme legal. Umumnya, ini
adalah gejala yang luar biasa ganjilnya yang dalam tahun-tahun 80-an atau awal tahun-tahun 90-an
tak seorangpun akan percaya pada kemungkinannya. Di sebuah negeri otokrasi, dimana pers
dikungkung sepenuhnya, dan dalam zaman reaksi politik yang hebat dimana tunas ketidakpuasan dan
protes politik yang sekecil-kecilnya pun diuber-uber, teori Marxisme revolusioner tiba-tiba
menerobos masuk ke dalam literatur yang tersensor, dan meskipun dibentangkan dalam bahasa
Esopus (penyair dongeng Yunani pada abad ke-6 sebelum masehiRed. IP) tetapi dimengerti oleh
yang berkepentingan. Pemerintah telah membiasakan diri memandang hanya teori Narodnaya
Wolya-isme (revolusioner) saja yang berbahaya, dengan tidak, sebagaimana biasanya,
memperhatikan evolusi internnya dan menyambut gembira setiap kritik yang dilontarkan terhadap
teori itu. Tidak sedikit waktu berlalu (menurut perhitungan Rusia kita) sebelum pemerintah
menyadari apa yang telah terjadi dan tentara sensor serta gendarme yang canggung itu memergoki
musuh baru dan menyergapnya. Sementara itu buku-buku Marxis diterbitkan satu demi satu,
majalah-majalah dan surat-surat kabar Marxis dikeluarkan hampir semua orang menjadi Marxis,
kaum Marxis disanjung-sanjung, orang bermanis-manis dengan kaum Marxis dan penerbit-penerbit
buku sangat gembira dengan penjualan buku-buku Marxis yang luar biasa larisnya. Sepenuhnya bisa
dimengerti bahwa di antara orang-orang Marxis baru yang tersekap dalam suasana ini akan terdapat
lebih dari seorang pengarang yang menjadi besar kepala"[30]
Kita sekarang dapat dengan tenang membicarakan periode ini sebagai peristiwa masa silam.
Bukanlah rahasia bahwa periode singkat dimana Marxisme bersemarak pada permukaan literatur kita
ditimbulkan oleh persekutuan antara orang-orang berpandangan ekstrim dengan orang-orang yang
berpandangan sangat moderat. Pada hakekatnya yang tersebut belakangan adalah kaum demokrat
borjuis; dan kesimpulan ini (yang begitu menyolok dibenarkan oleh perkembangan kritis mereka
selanjutnya) muncul pada sementara orang bahkan pada waktu persekutuan itu masih utuh.[*****]
Kalau demikian halnya, tidaklah tanggung jawab yang paling besar atas kekalutan kemudian
terletak justru pada kaum sosial-demokrat revolusioner yang masuk persekutuan dengan bakal
kritikus-kritikus itu ? Pertanyaan ini, bersama-sama dengan jawaban yang mengiyakan, kadang-
kadang terdengar dari orang-orang yang berpandangan terlampau kaku. Tetapi orang-orang ini salah
sama sekali. Hanyalah mereka yang tidak yakin akan diri sendiri bisa takut mengadakan persekutuan-
persekutuan sementara, sekalipun dengan orang-orang yang tidak dapat dipercaya; tak ada satu
partai politik pun yang dapat bereksistensi tanpa persekutuan-persekutuan demikian. Dan
penggabungan dengan kaum Marxis legal menurut macamnya adalah persekutuan politik pertama
yang sungguh-sungguh dari kaum sosial-demokrat Rusia. Berkat persekutuan ini kemenangan yang
mengagumkan cepatnya atas Narodisme dapat dicapai, dan ide-ide Marxisme (sekalipun dalam
bentuk yang divulgerkan) menjadi sangt tersebar luas. Lagipula persekutuan itu diadakan bukan
tanpa syarat-syarat sama-sekali. Buktinya: pembakaran kumpulan tulisan Marxis Bahan-Bahan
Tentang Masalah Perkembangan Ekonomi Rusia [31] oleh sensor dalam tahun 1895. jika
sekiranya persetujuan di bidang literatur dengan kaum Marxis legal dapat diibaratkan persekutuan
politik, maka buku itu dapat diibaratkan perjanjian politik.
Perpecahan sudah barang tentu tidaklah timbul karena sekutu-sekutu itu ternyata kaum sosial-
demokrat borjuis. Sebaliknya, wakil-wakil dari aliran yang tersebut belakangan adalah sekutu-sekutu
sosial-demokrasi yang sewajarnya dan diinginkan karena hal ini menyangkut tugas-tugas
demokratisnya, yang dikedepankan oleh situasi dewasa ini di Rusia. Tetapi syarat yang diperlukan
untuk persekutuan demikian itu ialah kesempatan penuh bagi kaum sosialis untuk mengungkapkan
kepada klas buruh bahwa kepentingan-kepentingannya bertentangan secara bermusuhan dengan
kepentingan-kepentingan borjuasi. Akan tetapi Bernsteinisme dan aliran kritis, kepada siapa
mayoritas kaum Marxis legal berpaling, merampas kesempatan ini dan membejatkan kesedaran
sosialis dengan memvulgarkan Marxisme, dengan mengkhotbahkan teori peredaan kontradiksi-
kontradiksi sosial, dengan menyatakan ide revolusi sosial dan diktatur proletariat sebagai nonsen,
dengan mengubah gerakan buruh dan perjuangan klas menjadi trade-unionisme yang sempit dan
perjuangan realistis untuk reform kecil-kecilan dan berangsur-angsur. Ini sama sepenuhnya dengan
semokrasi borjuis yang mengingkari hak sosialisme atas kebebasan dan oleh karenanya juga
mengingkari haknya untuk bereksistensi; dalam praktek ini berarti usaha untuk mengubah gerakan
buruh yan baru mulai itu menjadi embel-embel kaum liberal.
Sewajarnyalah, di bawah keadaan-keadaan demikian itu perpecahan adalah perlu. Tetapi ciri khas
Rusia menyatakan diri dalam hal bahwa perpecahan ini berarti betul-betul penyingkiran kaum sosial-
demokrat dari literatur legal yang paling mudah dimengerti dan luas tersebar. Kaum bekas
Marxis yang mengibarkan panji kritik dan yang hampir memegang monopoli untuk
menghancurkan Marxisme, mengkonsolidasikan diri dalam literatur ini. Teriakan-teriakan: Lawan
keortodoksan dan Hidup kebebasan mengkritik (sekarang diulang-ulang Raboceye Dyelo),
segera menjadi mode, dan sensor bersama gendarme pun tak dapat membendung mode ini, ini
tampak dari kenyataan diterbitkannya buku Bernstein yang termasyur (termasyur dalam arti
Herostratus [32]) dalam tiga edisi Rusia dan dari kenyataan bahwa buku-buku Bernstein, Tuan
Prokopowic dan lain-lainnya dianjurkan oleh Zubatov [33] (Iskra No. 10). Di atas pundak kaum
sosial-demokratlah sekarang terletak tugas yang memang sudah sulit dan dan yang dibikin menjadi
tak terbayangkan lebih sulitnya oleh rintangan-rintangan yang semata-mata dari luar, yaitu tugas
berjuang menentang aliran baru itu. Dan aliran ini tidak membatasi diri pada bidang literatur.
Pembelokan ke arah kritik dibarengi kecenderungan ke arah ekonomisme di kalangan pekerja-
pekerja praktis sosial-demokrat.
Bagaimana timbul dan tumbuhnya hubungan dan saling ketergantungan secara kritik legal dengan
ekonomisme ilegal, soal yang menarik ini dapat menjadi pokok sebuah artikel sendiri. Di sini kita
cukup mencatat adanya secara pasti hubungan ini. Kemasyuran yang sudah selayaknya diperoleh
Credo [******] itu justru karena keterusterangannya dalam merumuskan hubungan ini dan
membocorkan kecenderungan politik fundamental ekonomisme: biarkan kaum buruh melakukan
perjuangan ekonomi (akan lebih tepat lagi mengatakan:perjuangan trade-unionis, karena yang
tersebut belakangan ini juga mencakup politik buruh yang spesifik), dan biarkan kaum cendekiawan
Marxis bersatu padu dengan kaum liberal untuk perjuangan politik. Jadi, pekerja trade-unionis di
kalangan rakyat berarti memenuhi paro pertama tugas ini, dan kritik legal berarti memenuhi paro
kedua. Pernyataan ini merupakan senjata yang begitu cemerlang untuk melawan ekonomisme
sehingga, seandainya tidak ada Credo itu, ia patut diciptakan.
Credo itu tidak dikarang-karang tetapi disiarkan tanpa persetujuan dan barangkali bahkan
bertententangan dengan kehenda penulis-penulisnya. Bagaimanapun juga penulis buku ini, yang
ambil bagian dalam menyeret program baru ini ke bawah sinar matahari [*******], telah
mendengar keluhan dan umpatan bahwa salinan dari ikhtisar pandangan-pandangan pembicara
disebarluaskan, diberi nama Credo, dan bahkan disiarkan dalam pers bersama-sama dengan
protesnya ! Kita singgung episode ini karena episode ini menyingkapkan ciri yang interesan dari
ekonomisme kita: ketakutan pada publisitas. Ini justru ciri ekonomisme pada umumnya dan bukan
ciri para penulis Credo itu saja. Ia diperlihatkan oleh pendukung ekonomisme yang paling terus-
terang dan jujur, Rabocaya Misl [36] , dan oleh Raboceye Dyelo (yang marah-marah karena
dimuatnya dokumen-dokumen ekonomis dalam Vademecum [37] dan juga oleh Komite Kiev, yang
dua tahun lalu tidak mau memberi izin dimuatnya profession de foi-nya [38] bersama-sama dengan
bantahan [********] tertulis terhadapnya, dan oleh banyak dan banyak lagi wakil perorangan
ekonomisme.
Rasa takut pada kritik yang diperlihatkan oleh pendukung-pendukung kebebasan mengkritik tak
dapat dikatakan semata-mata karena kelicikan (meskipun kadang kala, sudah pasti, kelicikan itu ada
sangkut paut dengannya: akan tidak bijaksana membiarkan tunas-tunas yang masih lemah dari aliran
baru mendapt serangan-serangan dari lawan!). tidak, mayoritas kaum ekonomis sungguh-sungguh
tidak menyetujui (dan menurut hakekat ekonomisme itu sendiri mereka pasti tidak menyetujui)
segala perdebatan teori, perbedaan pendapat faksi, soal-soal politik yang luas, rencana-rencana
untuk mengorganisasi kaum revolusioner, dsb. Serahkan itu semuanya kepada orang-orang di luar
negeri! kata salah seorang ekonomis yang agak konsekwen kepada saya suatu hari dan dengan itu
dia menyatakan pendapat yang sangat tersebar luas (dan tambahan pula pendapat yang trade-unionis
tulen): urusan kita ialah gerakan buruh, organisasi-organisasi kaum buruh di sini, di daerah kita,
sedang lain-lainnya adalah isapan jempol kaum doktriner, penilaian terlalu tinggi arti penting
ideologi, sebagaimana dinyatakan oleh para penulis surat yang dimuat dalam Iskra No. 12, senada
dengan Raboceye Dyelo No. 10.
Sekarang timbul pertanyaan: karena demikian ciri-ciri khas kritik Rusia dan Bernsteinisme Rusia,
maka apa seharusnya tugas orang-orang yang ingin menjadi penentang oportunisme dalam perbuatan
dan bukan dalam kata-kata belaka ? Pertama-tama, mereka seharusnya melakukan usaha untuk
memulai lagi pekerjaan teori yang baru saja dimulai pada masa Marxisme legal dan yang sekarang
telah jatuh lagi pada pundak aktivis ilegal. Tanpa pekerjaaan demikian itu tidak mungkin ada
perkembangan gerakan yang berhasil baik. Kedua, seharusnya dengan aktif tampil berjuang melawan
kritik legal yang sangat merusak pikiran orang. Ketiga, seharusnya dengan aktif melawan
kekalutan dan keragu-raguan dalam gerakan praktis, menelanjangi dan menolak segala percobaan
yang secara sedar atau tidak sedar memerosotkan program dan taktik kita.
Bahwasanya Raboceye Dyelo tidak melakukan satu pun dari ketiga hal ini sudah umum diketahui
dan selanjutnya kita akan membicarakan secar terperinci kenyataan yang sudah terkenal ini dari
berbagai segi. Akan tetapi pada saat ini kita hanya ingin menunjukkan betapa menyoloknya
kontradiksi antara tuntutan akan kebebasan mengkritik dengan ciri khas kritik dalam negeri kita
dan ekonomisme Rusia. Memang, lihatlah naskah resolusi dimana Perserikatan Sosial-Demokrat
Rusia Di Luar Negeri menyetujui pandangan Raboceye Dyelo.
Untuk kepentingan perkembangan ideologi sosial-demokrasi selanjutnya, kita mengakui kebebasan
mengkritik teori sosial-demokratis dalam literatur Partai sebagai mutlak perlu selama kritik ini tidak
bertentangan dengan watak klas dan watak revolusioner teori ini (Dua Kongres, hlm. 10)
Dan argumentasinya: resolusi itu dalam bagian pertamanya bersesuaian dengan resolusi Kongres
Partai di Lubeck tentang Bernstein.. Karena kesederhanaan jiwanya kaum Perserikatan itu
tidak melihat testimonium paupertatis (surat keterangan tentang kemiskinan) apa yang mereka
berikan kepada diri mereka sendiri dengan kesukaan meniru-niru ini ! Tetapi.. dalam
bagiannya yang kedua, resolusi itu membatasi kebebasan mengkritik jauh lebih banyak daripada yang
dilakukan Kongres Partai di Lubeck.
Jadi, resolusi Perserikatan itu ditujukan terhadap kaum Bersnteinis Rusia ? Jika tidak, menunjuk
kepada Lubeck adalah sepenuhnya nonsen ! Tetapi tidaklah tepat mengnatakan bahwa resolusi itu
membatasi kebebasan mengkritik. Dalam menerima resolusi Hanover mereka, orang-orang
Jerman, pasal demi pasal, menolak justru amandemen-amandemen yang diajukan oleh Bernstein,
sedang dalam resolusi Lubeck mereka, mereka memperingatkan Bernstein sendiri, dengan
menyebutkan dia dalam resolusi itu. Tetapi penjiplak-penjiplak kita yang bebas itu sepatah kata
pun tidak menyebutkan secara khusus satu manifestasi pun dari kritik Rusia dan ekonomisme
Rusia; dengan tidak menyebutkannya, maka penyebutan saja tentang watak klas dan watak
revolusioner teori memberikan kelonggaran yang jauh lebih luas bagi salah tafsir, terutama apabila
Perserikatan itu tidak mau menyamakan apa yang dinamakan ekonomisme itu dengan oportunisme
(Dua Kongres, hlm. 8, Pasal I). Tetapi semua ini sambil lalu. Yang pokok ialah bahwa sikap kaum
oportunis terhadap kaum sosial-demokrat revolusioner di Jerman dan di Rusia bertentangan sama
sekali. Di Jerman, seperti kita ketahui, kaum sosial-semokrat revolusioner setuju mempertahankan
apa yang ada: program dan taktik lama yang sudah diketahui secara umum dan telah dijelaskan
dalam segala detailnya oleh pengalaman berpuluh-puluh tahun. Para kritikus ingin mengadakan
perubahan-perubahan dan karena para kritikus ini merupakan minoritas kecil, dan karena mereka
sangat takut-takut dalam usaha-usaha revisionisnya, maka orang dapat mengerti alasan-alasan
mayoritas dalam membatasi diri pada penolakan mentah-mentah terhadap pembaharuan-
pembaharuan. Tetapi di negeri kita di Rusia para kritikus dan kaum ekonomis setuju
mempertahankan apa yang ada: para kritikus menghendaki supaya kita terus menganggap mereka
sebagai kaum Marxis dan menjamin bagi mereka kebebasan mengkritik yang mereka nikmati
sepenuhnya (karena, sebetulnya, mereka tidak pernah mengakui hubungan kepartaian [*********]
apapun juga, dan lagi pula kita tidak pernah mempunyai badan Partai yang diakui umum yang dapat
membatasi kebebasan mengkritik, sekalipun dengan nasehat); kaum ekonomis menginginkan
supaya kaum revolusioner mengakui hak penuh gerakan masa kini (Raboceye Dyelo No. 10, hlm.
25), yaitu mengakui keesahan eksistensi apa yang ada; mereka menginginkan supaya para
ideologis tidak berusah membelokkan gerakan dari jalan yang ditentukan oleh saling pengaruh
unsur-unsur materiil dengan lingkungan materiil (Surat yang dimuat dalam Iskra No. 12);
menginginkan supaya orang mengakui sebagai hal yagn dikehendaki melakukan perjuangan yang
hanya mungkin dilakukan oleh kaum buruh di bawah keadaan sekarang, dan sebagai satu-satunya
perjuangan yang mungkin adalah perjuangan yang sesungguhnya mereka lakukan saat pada saat
sekarang (Lampiran Khusus Rabocaya Misl [39] , hlm. 14). Sebaliknya, kita kaum sosial-demokrat
revolusioner tidak puas dengan pemujaan kepada spontanitas ini, yaitu kepada pemujaan kepada apa
yang ada pada saat sekarang; kita menuntut pengubahan taktik yang berlaku dalam tahun-tahun
belakangan ini; kita menyatakan bahwa sebelum kita dapat bersatu, dan supaya kita bisa bersatu,
terlebih dahulu perlu menarik garis pemisah yang tegas dan pasti (dari pengumuman tentang
penerbitan Iskra [40]). Pendek kata orang-orang Jerman mempertahankan apa yang ada dan
menolak perubahan; kita menuntut perubahan dan menolak pemujaan kepada dan pendamaian
dengan apa yang ada.
Perbedaan-perbedaan kecil ini tidak terlihat oleh penjiplak-penjiplak bebas resolusi Jerman.
D.ENGELS TENTANG ARTI PENTING PERJUANGAN TEORI
Dogmatisme, doktrinisme, pembatuan Partaihukuman yang tak terelakkan atas pencupetan
pikiran secara kekerasaninilah musuh-musuh yang terhadapnya pembela-pembela kebebasan
mengkritik dalam Raboceye Dyelo secara ksatria mengangkat senjata. Kita gembira sekali bahwa
soal ini telah masuk acara dan kita hanya akan mengusulkan untuk menambahnya satu pertanyaan
lagi:
Siapakah yang menjadi hakim ?
Di hadapan kita terletak dua pengumuman penerbit. Yang satu, Program Organ Berkala
Perserikatan Sosial-Demokrat RusiaRaboceye Dyelo (cetakan ulang dari Raboceye Dyelo
No. 1). Lainnya pengumuman tentang dimulainya lagi penerbitan-penerbitan grup Pembebasan
Kerja. [41] Kedua-duanya bertanggal 1899, ketika krisis Marxisme sudah lama jadi pembicaraan.
Dan apa yang kita jumpai ? Dalam pengumuman yang pertama akan sia-sia saja orang mencari
sesuatu petunjuk mengenai gejala ini, atau suatu pernyataan yagn tegas tentang pendirian yang
hendak diambil oleh organ baru tersebut mengenai soal ini. Mengenai pekerjaan teori dan tugas-
tugas mendesak sekarang sepatah kata pun tidak disebut-sebut, baik dalam program ini maupun
dalam lampiran-lampirannya yang diterima oleh Kongres ke-III Perserikatan tersebut dalam tahun
1901 (Dua Kongres, hlm. 15-18). Selama seluruh masa ini dewan redaksi Raboceye Dyelo tidak
mau tahu tentang soal-soal teori, meskipun kenyataannya soal-soal ini merisaukan semua orang
sosial-demokrat di seluruh dunia.
Sebaliknya, pengumuman lainnya pertama-tama menunjukkan berkurangnya minat pada teori dalam
tahun-tahun belakangan ini, dengan mendesak menuntut perhatian yang waspada terhadap segi teori
dari gerakan revolusioner proletariat dan menyerukan kritik yang tak kenal ampun terhadap
kecenderungan-kecenderungan Bernsteinis dan kecenderungan-kecenderungan anti-revolusioner
lainnya dalam gerakan kita. Nomor-nomor Zarya yang telah terbit menunjukkan bagaimana
program ini telah dilaksanakan.
Jadi, kita lihat bahwa kata-kata muluk yang menentang pembatuan pikiran, dsb, itu menyembunyikan
sikap acuh tak acuh terhadap dan ketidakberdayaan dalam pengembangan pikiran teori. Kasus kaum
sosial-demokrat Rusia dengan menyolok sekali menggambarkan gejala umum di seluruh Eropa (yang
sudah lama dicatat juga oleh kaum Marxis Jerman) bahwa kebebasan mengkritik yang termasyur itu
bukanlah berarti penggantian satu teori dengan teori lainnya, melainkan bebas dari segala teori yang
integral dan dipikirkan baik-baik; ia berarti eklektisisme dan ketiadaan prinsip. Mereka yang sedikit
saja mengenal keadaan sebenarnya gerakan kita, tidk bisa melihat bahwa tersebarnya secara luas
Marxisme dibarengi dengan penurunan tertentu taraf teori. Tidak sedikit orang dengan pendidikan
teori yang sangat sedikit dan bahkan sama sekali tidak mempunyai pendidikan teori masuk gerakan
karena arti praktisnya dan sukses-sukses praktisnya. Kita dapt menilai dari sini betapa tidak
bijaksananya Raboceye Dyelo ketika, dengan lagak seperti pemenang, mengutip kata-kata Marx:
Setiap langkah gerakan yang nyata lebih penting daripada selusin program" [42]. Mengulangi kata-
kata ini dalam masa kekacauan teori adalah sama dengan meneriakkan Selamat hari lahir ! kepada
iring-iringan pemakaman. Dan lagi kata-kata Marx ini diambil dari suratnya tentang Program Gotha,
dimana Marx dengan tajam mencela eklektisisme dalam perumusan prinsip-prinsip: jika harus
bersatu, tulis Marx kepada pemimpin-pemimpin partai, maka adakanlah persetujuan-persetujuan
guna memenuhi tujuan-tujuan praktis gerakan, tetapi jangan memperkenankan adanya tawar-
menawar mengenai prinsip, jangan memberikan konsesi dalam soal-soal teori. Inilah pikiran Marx,
tetapi di kalangan kita terdapat orang-orang yang berusah kerasatas nama Marxmeremahkan
arti penting teori !
Tanpa teori revolusioner tak mungkin ada gerakan revolusioner. Tidak cukup hanya bertahan pada
pikiran ini pada waktu pengkotbahan oportunisme yang sedang mnjadi mode itu berpadu dengan
kegila-gilaan pada bentuk-bentuk aktivitas praktis yang sesempit-sempitnya. Tetapi bagi kaum sosial-
demokrat Rusia arti penting teori itu bertambah besar karena tiga keadaan lagi yang sering
dilupakan, yaitu: pertama, karena kenyataan bahwa Partai kita baru saja berdiri, wajahnya baru saja
terbentuk dan ia masih jauh daripada meyelesaikan perhitungan dengan aliran-aliran pikiran
revolusioner lain yang mengancam akan membelokkan gerakan dari jalan yang benar. Sebaliknya,
justru masa belakangan ini saja ditandai dengan kehidupan kembali aliran-aliran revolusioner non
sosial-demokratis (sebagaimana sudah lama Akselrod memperingatkan memperingatkan kaum
ekonomis). Di bawah syarat-syarat demikian ini, apa yang sepintas kilas tampaknya suatu kesalahan
yang tak penting bisa membawa akibat yang sangat menyedihkan, dan hanya orang-orang yang
cupet bisa memandang perdebatan-perdebatan faksi dan pembedaan secara keras di antara berbagai
corak warna sebagai tidak pada waktunya atau berlebih-lebihan. Hari depan sosial-demokrasi Rusia
untuk masa bertahun-tahun yang akan datang mungkin bergantung pada pengokohan satu atau lain
corak warna itu.
Kedua, gerakan sosial-demokratis menurut intisarinya adalah gerakan internasional. Ini berarti bukan
hanya bahwa kita harus memberantas chauvinisme nasional. Ini berarti juga bahwa gerakan yang
sedang mulai di sebuah negeri yang masih muda dapat berhasil baik hanya jika ia menerapkan
pengalaman negeri-negeri lain. Tetapi untuk menerapkan pengalaman ini tidaklah cukup hanya
mengetahuinya atau semata-mata menyalin resolusi-resolusi yang terakhir. Untuk ini dibutuhkan
kecakapan memperlakukan pengalaman ini secara kritis dan mengujinya secara bebas. Setiap orang
yang menyadari betapa besar pertumbuhan dan bercabang-cabangnya gerakan buruh modern akan
mengerti betapa banyak dibutuhkan cadangan kekuatan teori dan pengalaman politik (dan juga
pengalaman revolusioner) untuk melaksanakan tugas ini.
Ketiga, tugas-tugas nasional sosial-demokrasi Rusia adalah sedemikian rupa, yang belum pernah
dihadapi oleh partai sosialis lain mana pun juga di dunia ini. Nanti kami akan membicarakan
kewajiban-kewajiban politik dan organisasi yang dipikulkan pada kita oleh tugas membebaskan
seluruh rakyat dari penindasan otokrasi. Sekarang ini kami hanya ingin menunjukkan bahwa
peranan pejuang pelopor dapat dilakukan hanya oleh partai yang dibimbing oleh teori yang
paling maju. Sedang guna memperoleh sedikit pengertian yang konkrit tentang apa arti kalimat ini,
hendaklah pembaca mengingat pendahulu-pendahulu sosial-demokrasi Rusia seperti Herzen,
Belinski, Cernisyevski dan kelompok orang-orang revolusioner cemerlang pada tahun 70-an;
hendaklah pembaca renungkan arti internasional yang diperoleh literatur Rusia sekarang, hendaklah
pembaca..tetapi cukuplah sekian!
Baiklah kita kutip apa kata Engels dalam tahun 1874 mengenai arti penting teori dalam gerakan
sosial-demokratis. Engels mengakui bukan dua bentuk perjuangan besar sosial-demokrasi (politik
dan ekonomi), sebagaimana lazim di kalangan kita, melainkan tiga, dengan menempatkan
perjuangan teori setaraf dengan dua perjuangan yang pertama itu. Anjuran-anjurannya kepada
gerakan buruh Jerman yang telah menjadi kuat dalam praktek dan politik, begitu mengandung
pelajaran dilihat dari sudut masalah-masalah dan perdebatan-perdebatan dewasa ini, sehingga kami
berharap pembaca tak akan menyesali kami karena panjangnya bagian yang kami kutip dari kata
pendahuluannya pada brosur Der deutsche Bauernkrieg [**********] , yang sudah lama menjadi
barang unik besar bibliografi.
Kaum buruh Jerman mempunyai dua keunggulan penting dibanding kaum buruh Eropa lainnya.
Pertama, mereka termasuk rakyat Eropa yang paling teoritis dan mereka masih mempunyai rasa teori
yang sudah hampir lenyap sama sekali pada apa yang dinamakan klas-klas terpelajar di Jerman.
Tanpa filsafat Jerman yang mendahuluinya, terutama filsafat Hegel, maka sosialisme ilmiah Jerman
satu-satunya sosialisme ilmiah yang pernah adatak akan lahir. Tanpa rasa teori ini di kalangan
kaum buruh, sosialisme ilmiah ini tak akan merasuk ke dalam darah daging mereka sebagaimana
halnya kita lihat sekarang. Betapa tak berhingganya keunggulan ini dapat dilihat, di satu pihak, dari
sikap acuh tak acuh terhadap segala teori, yang menjadi salah satu sebab pokok mengapa gerakan
buruh Inggris maju begitu perlahan-lahan meskipun bagus sekali organisasi dari satu-satu serikat
buruh; dan di pihak lain, dari kekalutan dan kegoyangan yang telah ditimbulkan oleh Proudhonisme,
dalam bentuk aslinya, di kalangan orang-orang Perancis dan Belgia dan, dalam bentuk yang
dikarikaturkan lebih jauh oleh Bakunin, di kalangan orang-orang Spanyol dan Italia.
Keunggulan kedua ialah bahwa orang-orang Jerman hampir yang paling belakangan ikut serta dalam
gerakan buruh. Sebagaimana sosialisme teori Jerman tak akan melupakan bahwa ia bersandar pada
Saint-Simon, Fourier dan Owentiga ahli pikir yang, kendatipun segala kefantastisan dan segala
utopisme ajaran-ajaran mereka, termasuk ahli pikir terbesar dari segala zaman dan yang secara zenial
meramalkan kebenaran-kebenaran yang tak terhitung banyaknya, yang ketepatannya sekarang
sedang kita buktikan secara ilmiahmaka demikian juga gerakan praktis kaum buruh Jerman sekali-
kali jangan melupakan bahwa ia telah berkembang di atas dasar gerakan Inggris dan Perancis,
bahwa ia dapat begitu saja menggunakan pengalaman mereka yang dibeli dengan mahal dan sekarang
dapat menghindari kesalahan-kesalahan mereka yang pada masa itu dalam banyak hal tak dapat
dihindari. Tanpa teladan serikat-serikat buruh Inggris dan perjuangan-perjuangan politik kaum buruh
Perancis, tanpa dorongan maha besar yang terutama diberikan oleh Komune Paris, dimana kiranya
kita berada sekarang?
Perlu diberikan pengakuan kepada kaum buruh Jerman bahwa mereka telah menggunakan
keuntungan-keuntungan dari posisi mereka dengan kecakapan yang jarang terdapt. Untuk pertama
kalinya sejak adanya gerakan buruh, perjuangan dilakukan secara berencana dari ketiga seginya yang
dikoordinasi dan dihubungkan satu sama lain: dari segi teori, politik dan ekonomi-praktis
(perlawanan terhadap kaum kapitalis). Justru dalam serangan yang, boleh dikatakan, dipusatkan ini
terletak kekuatan dan tak terkalahkannya gerakan Jerman.
Karena posisi yang menguntungkan ini, di satu pihak, dan karena kekhususan-kehususan kepulauan
dari gerakan Inggris dan penindasan gerakan Perancis dengan kekerasan, di pihak lain, maka kaum
buruh Jerman pada saat ini telah ditempatkan di barisan depan perjuangan proletar. Berapa lama
peristiwa-peristiwa akan mengizinkan mereka menempati kedudukan terhormat ini tidak dapat
diramalkan. Tapi baiklah kita berharap bahwa selama menempati kedudukan tersebut mereka akan
memenuhi kewajiban-kewajiban yang dipikulan kepada mereka oleh kedudukan itu dengan
sepatutnya. Untuk itu dituntut usaha yang dilipatduakan dalam segala bidang perjuangan dan agitasi.
Terutama adalah kewajiban para pemimpin untuk memperoleh pengertian yang senantiasa semkin
jelas tentang semua soal teori, untuk kian lama kian membebaskan diri dari pengaruh kata-kata
tradisional warisan pandangan dunia lama, dan selalu mengingat bahwa sosialisme, sejak ia menjadi
ilmu, menuntut supaya ia diperlakukan sebagai ilmu, yaitu supaya ia dipelajari. Perlu
menyebarluaskan dengan ketekunan yang terus meningkat di kalangan massa buruh pengertian yang
jernih yang diperoleh demikian itu dan memadukan dengan semakin kokoh organisasi partai maupun
organisasi serikat buruh..
"Jika kaum buruh Jerman maju secara demikian, mereka justru tidak berjalan berbaris di depan
gerakansama sekali bukan untuk kepentingan gerakan ini bahwa kaum buruh sesuatu negeri
berbaris maju di depannyanamun demikian akan menduduki tempat terhormat dalam deretan
pejuang; dan mereka alkan siap dengan bersenjata lengkap apabila ujian-ujian berat yang tak diduga-
duga ataupun peristiwa-peristiwa besar menuntut dari mereka keberanian yang lebih besar, tekad dan
enerji yang lebih besar"[43].
Kata-kata Engels itu ternyata bersifat ramalan. Beberapa tahun kemudian buruh Jerman mengalami
percobaan-percobaan berat yang tak diduga-duga dalam bentuk Undang-Undang Anti Sosialis. Dan
kaum buruh Jerman benar-benar menghadapinya dengan bersenjata lengkap dan berhasil keluar dari
ujian-ujian ini dengan kemenangan.
Proletariat Rusia pasti akan menghadapi ujian-ujian yang tak terhingga lebih beratnya, ia pasti akan
berjuang melawan raksasa, dan dibandingkan raksasa ini Undang-Undang Anti Sosialis di negeri
konstitusional itu nampak sebagai orang kate saja. Sekarang sejarah menghadapkan kita pada tugas
terdekat yang merupakan tugas yang paling revolusioner dari semua tugas terdekat yang dihadapi
proletariat negeri manapun juga. Pelaksanaan tugas ini, yaitu menghancurkan benteng yang terkuat
bukan hanya dari rekasi Eropa melainkan juga (sekarang boleh dikatakan) dari reaksi Asia, akan
menjadikan proletariat Rusia pelopor proletariat revolusioner internasioanl. Dan kita berhak untuk
mengharapkan memperoleh gelar terhormat ini yagn telah didapat oleh pendahulu-pendahulu kita,
kaum revolusioner tahun-tahun 70-an, jika kita berhasil menjiwai gerakan kita yang seribu kali lebih
luas dan lebih mendalam dengan tekad tulus ikhlas dan enerji yang sama.

Catatan:
[*] Sambil lalu, dalam sejarah sosialisme modern, barangkali ini merupakan gejala satu-satunya dan
yang menurut sifat khasnya luar biasa menggembirakannya, yaitu bahwa persengketaan-
persengketaan di antara berbagai aliran di dalam sosialisme untuk pertama kali telah berubah dari
persengketaan nasional menjadi persengketaan internasional. Dulu, perdebatan-perdebatan antara
kaum Lassalean dengan kaum Eisenacher [7], antara kaum Guesdis dengan kaum Possibilis[8],
antara kaum Fabian[9] dengan kaum sosial-demokrat, dan antara kaum Narodnaya Wolya-is[10]
dengan kaum sosial-demokrat, tetap merupakan perdebatan-perdebatan nasional semata-mata, yang
mencerminkan kekhususan-kekhususan nasional semata-mata dan dapat dikatakan berlangsung di
bidang yang berbeda-beda. Pada waktu sekarang ini (sekarang hal ini sudah nampak jelas) kaum
Fabiah Inggris, kaum ministerialis Perancis, kaum Bernsteinis Jerman dan kaum kritikus Rusia[11]
semuanya itu termasuk satu keluarga, semua mereka itu sanjung-menyanjung, saling berguru, dan
bersama-sama tampil menentang Marxisme dogmatis. Barangkali dalam pertempuran pertama
yang benar-benar internasional melawan oportunisme sosialis ini, sosial-demokrasi internasional
revolusioner akan menjadi cukup kuat guna mengakhiri reaksi politik yang sudah lama berkuasa di
Eropa ?
[7] Kaum Lassalean dan kaum Eisenacherdua partai dalam gerakan buruh Jerman dalam tahun-
tahun 60-an dan awal-awal tahun 70-an abad ke-19. Kaum Lassaleanpendukung-pendukung dan
pengikut-pengikut Ferdinand Lassalle. Liga Umum Buruh Jerman, didirikan oleh Lassalle dalam
tahun 1863, merupakan inti gerakan. Dengan mengakui kemungkinan pengubahan kapitalisme
menjadi sosialisme secara damai dengan bantuan perhimpunan-perhimpunan kaum buruh yang
disokong oleh negara kapitalis, kaum Lassallean mengkhotbahkan perjuangan untuk hak pilih umum
dan aktivitas parlementer secara damai sebagai pengganti perjuangan revolusioner klas buruh. Marx
dengan tajam mengkritik kaum Lassallean dan menunjukkan bahwa mereka selama beberapa
tahunmerupakan penghalang bagi pengorganisasian proletariat dan berakhir dengan menjadi tidak
lebih daripada suatu alat dalam tangan polisi. Marx memberikan penilaian mengenai pandangan-
pandangan teori kaum Lassallean dan taktik-taktik mereka dalam karya-karyanya Kritik Terhadap
Program Gotha, Apa yang dinamakan Perpecahan Dalam Internasionale dan dalam surat-menyurat
dengan Engels. Kaum Eisenacherpendukung-pendukung Marxisme. Berada di bawah pengaruh
ideologi K. Marx dan F. Engel. Di bawah pimpinan Wilhelm Liebknecht dan August Bebel, mereka
mendirikan Partai Buruh Sosial-Demokrat Jerman dalam Kongres di Eisenach pada tahun 1869. Di
antara kedua partai itu terjadi pertarungan yang sengit. Di bawah pengaruh kebangkitan gerakan
buruh dan menghebatnya repressi pemerintah, pada tahun 1875 dalam Kongres Gotha kedua partai
berfusi menjadi satu Partai Buruh Sosialis Jerman dimana kaum Lassallean mewakili sayap
oportunis.
Lenin mengkarakterisasi kaum Lassallean dan kaum Eisenacher dalam artikelnya August Bebel
yang ditulis dalam bulan Agustus 1913.
[8] Kaum Guesdis dan kaum Possibilisdua aliran dalam gerakan sosialis Perancis, yang muncul
dalam tahun 1882 sesudah terjadi perpecahan dalam Partai Buruh Perancis. Kaum Guesdis
pendukung-pendukung Jules Guesde. Mereka mewakili aliran kiri, aliran Marxis, yang
mempertahankan politik revolusioner bebas proletariat. Dalam tahun 1901 kaum Guesdis mendirikan
Partai Sosialis Negeri Perancis. Kaum Possibilisaliran borjuis kecil, aliran reformis yang berusaha
membelokkan proletariat dari metode-metode perjuangan revolusioner . Kaum Possibilis
mengusulkan dibatasinya aktivitas-aktivitas klas buruh pada apa yang mungkin di bawah
kapitalisme. Dalam tahun 1902, bersama-sama dengan grup reformis lainnya, kaum Possibilis
mendirikan Partai Sosialis Perancis. Partai Sosialis Negeri Perancis dan Partai Sosialis Perancis
berfusi menjadi satu partai pada tahun 1905. Selama perang imperialis 1914-1918 Jules Guesde,
bersama dengan semua pimpinan Partai Sosialis Perancis, mengambil pendirian sosial-sovinis.
[9] Kaum Fabiananggota-anggota Perkumpulan Fabian yang reformis dan oportunis.
Perkumpulan ini didirikan di Inggris dalam tahun 1884 oleh sekelompok intelektual borjuis.
Perkumpulan ini menggunakan nama jenderal Romawi Fabius Cunctator (Pengulur), yang
termasyur karena taktiknya menunggu dan menghindari pertempuran-pertempuran menentukan.
Perkumpulan Fabian, sebagaimana dikatakan Lenin, merupakan pernyataan yang paling selesai dari
oportunisme dan politik buruh liberal. Kaum Fabian berusaha membelokkan proletariat dari
perjuangan klas dan mengkotbahkan peralihan secara damai dari kapitalisme ke sosialisme dengan
jalan reform-reform kecil. Selama perang dunia imperialis (1914-1918) kaum Fabian mengambil
pendirian sosial-sovinis.
[10] Kaum Narodnaya Wolya-is--- dari kata Narodnaya Wolya (Kemerdekaan Rakyat), sebuah
perkumpulan rahasia Narodnik yang didirikan dalam tahun 1879 untuk perjuangan revolusioner
melawan otokrasi tsar. Narodnaya Wolya dihancurkan oleh pemerintah tsar segera sesudah anggota-
anggotanya membunuh Alexander II pada tanggal 1 (13) Maret 1881. Sesudah itu mayoritas kaum
Narodnik meninggalkan perjuangan revolusioner melawan tsarisme, mulai mengkhotbahkan
perdamaian, keakuran dengan otokrasi tsar. Epigoni (penerus-penerus yang kurang baik daripada
pendahulu-pendahulunyaRed. IP) Narodnaya ini kaum Narodnik liberal tahun-tahun 80-an dan
90-an abad ke-19sesungguhnya menyatakan kepentingan-kepentingan kaum kulak.
Tentang penilaian aktivitas-aktivitas Narodnaya Wolya, lihat Bab I, Sejarah PKUS (B), Kursus
Singkat.
[11] Kaum Kritikus RusiaStruwe, Bulgakov dan lain-lain yang tampil menentang Marxisme
revolusioner dalam literatur yang terbit secara legal.
[12] Menurutmitologi Romawi, Yupiter adalah kepala dewa-dewa, sedang Minerva adalah dewi
pelindung kerajinan tangan, ilmu dan seni, dewi pelindung guru dan dokter. Dikatakan bahwa
Minerva muncul dengan mengenakan topi baja dan baju besi, pedang di tangan, dari kepala Yupiter.
Cara kelahirannya ini telah digunakan secara populer untukmelukiskan seseorang atau gejala yang
sempurna sejak awal mula.
[13] Karl Marx, 18 Brumaire Dari Louis Bonaparte
[14] Gendarmeanggota polisi politik di Rusia tsar
[15] Dari dongeng Iwan Andreyewic Krilov Dua Tong. Tong yang satu kosong dan
bergelontangan di atas gerobak dengan bunyi yang demikian memekakkan sehingga orang yang
lewat semua berusaha menjauhkan diri dari jalan.
[16] Perserikatan Kum Sosial-Demokrat Rusia di Luar Negerididirikan di Jenewa dalam tahun
1894 atas inisiatif grup Pembebasan Kerja. Mula-mula grup Pembebasan Kerja ini memimpin
Perserikatan dan mengedit penerbitan-penerbitannya. Elemen-elemen oportunis (kaum muda,
kaum ekonomis) kemudian berdominasi dalam Perserikatan. Pada bulan November 1898 dalam
Kongres Pertama Perserikatan, grup Pembebasan Kerja menolak mengedit penerbitan-penerbitan
Perserikatan. Pemutusan hubungan yang definitif dengan Perserikatan dan pemisahan diri grup
Pembebasan Kerja terjadi bulan April 1900 dalam Kongres kedua Perserikatan ketika grup
Pembebasan Kerja dan pengikut-pengikutnya meninggalkan kongres dan mendirikan organisasi yang
berdiri sendiri yaitu grup sotsial-Demokrat.
[17] Zarya (Fajar)majalah ilmu-politik Marxis yang diterbitkan oleh dewan redaksi Iskra di
Stuttgart dalam tahun 1901-1902.
Dalam Zarya dimuat artikel-artikel Lenin berikut: Catatan-Catatan Sambil Lalu,Persekutor-
Persekutor Zemstwo dan Hannibal-hannibal Liberalisme, empat bab pertama dari Masalah Agraria
Dan Pengkritik-Pengkritik Marx (dengan judul Tuan-Tuan Pengkritik Mengenai Masalah
Agraria), Tinjauan Dalam Negeri dan Program Agraria Sosial-Demokrasi Rusia. Semuanya
terbit empat nomor: No. 1 dalam bulan April 1901 (sebenarnya pada tanggal 23 Maret menurut
almanak baru), No. 2-3 dalam bulan Desember 1901, dan No. 4 dalam bulan Agustus 1902.
[**]Perbandingan antara kedua aliran di kalangan proletariat revolusioner (revolusioner dan
oportunis) dengan kedua aliran di kalangan borjuasi revolusioner dalam abad ke-18 (kaum Yakobin,
terkenal sebagai Gunung, dan kaum Girondis) dibuat dalam tajuk rencana Iskra No. 2 (Februari
1901). Penulis artikel ini ialah Plekhanov. Baik kaum kadet[18], maupun kaum Bezzaglavtsi[19] dan
kaum Menshevik sampai kini sangat suka berbicara tentang Yakobinisme dalam soal sosial-
demokrasi di Rusia, tetapi mereka lebih suka tinggal bungkam mengenai, atau.melupakan keadaan
bahwa Plekhanov menggunakan konsepsi ini untuk pertama kali terhadap sayap kanan sosial-
demokrasi. (Catatan penulis pada edisi tahun 1907Red)
[18] Kaum Kadet (Partai Konstitusional-Demokrat)partai borjuis yang terpenting di Rusia, partai
borjuis monarkis-liberal. Partai ini didirikan dalam bulan Oktober 1905. dengan berkedok demokrasi
dan dengan menamakan diri partai kemerdekaan rakyat, kaum Kadet berusaha menarik kaumtani
di pihak mereka. Mereka berusaha keras mepertahankan tsarisme dalam bentuk monarki
konstitusional. Kemudian kaum Kadet menjadi partai borjuasi imperialis. Setelah kemenangan
Revolusi Sosialis Oktober, kaum Kadet mengorganisasi komplotan dan pemberontakan kontra-
revolusioner menentang Republik Soviet.
[19] Bezzaglavtsiorganisator-organisator dan orang-orang yang turut menerbitkan majalah Bez
Zaglawiya (Tanpa Judul) yang diterbitkan di Petersburg dalam tahun 1906. Mereka itu ialah S. N.
Prokopowic, E. D. Kuskowa, W. Y. Bogucarski, dll. Bezzaglavtsi secara terbuka mengaku sebagai
pengikut-pengikut revisionisme, mendukung kaum Menshevik dan kaum liberal dan menentang
politik bebas proletariat. Lenin menamakan Bezzaglavtsi Kadet-Kadet Menshevik atau kaum
Mensheik Kadet.
[20] Ilowaiski, D.I. (1832-1920)ahli sejarah, pengarang banyak buku pelajaran resmi tentang
sejarah yang luas digunakan di sekolah-sekolah dasar dan lanjutan di Rusia sebelum revolusi.
Ilowaiski menafsirkan sejarah sebagai terdiri terutama dari perbuatan-perbuatan tsar-tsar dan
jenderal-jenderal, dan menerangkan proses sejarah dengan faktor-faktor yang sekunder dan
kebetulan.
[21] Undang-Undang Anti Sosialisdiberlakukan di Jerman dalam tahun 1878. Menurut Undang-
Undang ini semua organisasi partai sosial-demokrat, semua organisasi massa buruh dan pers
dilarang, literatur sosialis disita dan kaum sosial-demokrat dikejar-kejar. Undang-undang itu dicabut
pada tahun 1890 karena tekanan gerakan massa buruh.
[***] Pada waktu Engels memberikan pukulan-pukulannya kepada Duhring, cukup banyak wakil
kaum sosial-demokrasi Jerman condong kepada pandangan-pandangan Duhring, dan tuduhan-
tuduhan seperti ketajaman, ketidaktoleranan, polemik-polemik yang tidak bersifat bersahabat, dsb,
bahkan dilontarkan kepada Engels di muka umum dalam Kongres Partai. Most dan kawan-kawannya
(dalam Kongres tahun 1877) mengajukan saran supaya melarang dimuatnya artikel-artikel Engels
dalam Vorwarts[22] karena artikel-artikel itu tidak menarik perhatian mayoritas terbesar pembaca,
dan dan Walteich menyatakan bahwa pemuatan artikel-artikel ini telah menimbulkan kerugian besar
bagi Partai, bahwa Duhring juga telah berbuat jasa kepada sosial-demokrasi: Kita harus
menggunakan setiap orang untuk kepentingan Partai, dan jika para profesor itu mau berpolemik,
berpolemiklah, tetapi Vorwarts seklai-kali bukanlah tempat melakukan polemik-polemik demikian
itu (Vorwarts No. 65, 6 Juni 1877). Sebagaimana orang tahu, ini juga contoh pembelaan terhadap
kebebasan mengkritik dan para kritikus legal kita serta kaum oportunis yang ilegal, yang begitu
suka menyebut-nyebut contoh orang-orang Jerman, patut merenungkan contoh ini!
[22] Vorwarts (Maju)surat kabar harian, organ sentral Partai Sosial-Demokrat Jerman. Ia mulai
diterbitkan pada tahun 1876 dengan Wilhelm Liebknecht sebagai redakturnya. Dalam kolom-
kolomnya Friedrich Engels berjuang menentang semua manifetasi oportunisme. Pada paro kedua 90-
an, setelah wafatnya Engels, Vorwarts mulai secara sistematis memuat artikel-artikel kaum oportunis
yang mendominasi Partai Sosial-Demokrat Jerman dan Internasionale II. Selama Perang Dunia I
Vorwarts mengambil pendirian sosial-sovinisme. Ia terbit di Berlin hingga tahun 1933.
[23] Kaum Katheder-Sosialis (kaum Sosialis Mimbar)suatu aliran dalam ekonomi-politik borjuis,
yang timbul di Jerman dalam tahun-tahun 70-an dan 80-an abad ke-19. dari mimbar universitas
wakil-wakil aliran ini dengan kedok sosialisme mengkhotbahkan reformisme liberal-borjuis. Kaum
Katheder Sosialis menyatakan bahwa negara borjuis berdiri di atas klas-klas, sanggup mendamaikan
klas-klas yang bermusuhan, secara bernagsur-angsur melaksanakan sosialisme tanpa menyentuh
kepentingan-kepentingan kaum kapitalis dan, sedapat mungkin memperhitungkan tuntutan-tuntutan
kaum pekerja. Di Rusia pandagan-pandangan kaum Katheder-Sosialis itu dikotbahkan oleh kaum
Marxis legal.
[24] Nozdryovtokoh dalam buku Gogol Jiwa-Jiwa Mati, pemilik tanah, pengacau dan bajingan.
Gogol menamakan Nozdryov seorang tokoh sejarah karena di mana dia muncul di situ dia
meninggalkan sejarah pengacauan.
[25] Resolusi Hannoverresolusi mengenai serangan-serangan terhadap pandangan-pandangan
dasar dan taktik partai, diterima oleh Kongres Partai Sosial-Demokrat Jerman yang diselenggarakan
di Hannover pada tanggal 27 September- 2 Oktober (9-14 Oktober) 1899. diskusi mengenai soal ini
dalam Kongres dan diterimanya sebuah resolusi khusus diharuskan oleh kenyataan bahwa kaum
oportunis, yang dipimpin Bernstein, menganjurkan revisi atas teori Marxis dan menuntut ditinjaunya
kembali politik dan taktik revolusioner sosial-demokrasi. Resolusi Hannover itu menolak tuntutan
kaum revisionis tetapi di dalamnya tak terdapat kritik atau pemblejetan terhadap Bernsteinisme.
Pendukung-pendukung Bernstein juga memberikan suara setuju kepada resolusi tersebut.
[26] Resolusi Lubeckditerima dalam Kongres Partai Sosial-Demokrat Jerman di Lubeck, 22-28
September 1901. Pokok persoalan dalam Kongres itu ialah perjuangan melawan revisionisme, yang
pada waktu itu telah mengambil bentuk sebagai sayap kanan Partai dengan program dan organ
persnya sendiri, sozialistiche Monatsbejte (Bulanan Sosialis). Pemimpin kaum revisionis, Bernstein,
yang lama sebelum Kongres telah menganjurkan revisi terhadap sosialisme ilmiah, dalam pidatonya
di depan Kongres menuntut kebebasan mengkritik Marxisme. Kongres menolak rancangan
resolusi yang diajukan oleh pendukung-pendukung Bernstein dan menerima sebuah resolusi yang
meskipun secara langsung memperingatkan Bernstein, tidak menetapkan prinsip bahwa pandangan-
pandangan Bernsteinis bertentangan dengan keanggotaan dalam partai klas buruh.
[****] Perlu dicatat bahwa mengenai Bernsteinisme dalam Partai Jerman Raboceye Dyelo selalu
membatasi diri hanya pada menceritkan fakta-fakta dan sam-sekali menahan diri tidakmenyatakan
pendapatnya sendiri mengenai fakta-fakta ini. Lihat, misalnya, laporan-laporan tentang Kongres
Stuttgart[27] dalam No. 2-3 hlm. 66, di mana semua perbedaan pendapat disederhanakan menjadi
perbedaan-perbedaan pendapat mengenai taktik dan hanya dikonstatasi saja bahwa mayoritas
terbesar tetap setia kepada taktik-taktik revolusioner yang dulu. Atau ambil No. 4-5 (hlm. 25 dan
selanjutnya) hanya penceritaan pidato-pidato yang diucapkan dalam Kongres Hanover dengan
pemuatan kembali resolusi yang diajukan oleh Bebel. Penjelasan tentang dan kritik terhadap
pandangan-pandangan Bersnstein ditunda lagi (seperti halnya dalam No.2-3) untuk dibicarakan
dalam artikel khusus. Cukup aneh, dalam No. 4-5 (hlm. 33) kita baca: pandangan-
pandangan yang dibentangkan oleh Bebel mendapat dukungan dari mayoritas besar dalam Kongres,
dan beberapa baris dibawahnya: David mempertahankan pandangan-pandangan
Bernstein.Pertama-tama dia mencoba menunjukkan bahwa.. Bernstein dan teman-temannya
bagaimanapun juga, (sic!) (demikianlah!Red) berdiri di atas dasar perjuangan klas. Ini ditulis
dalam bulan Desember 1899, dan dalam bulan September 1901 Raboceye Dyelo, rupanya karena
sudah kehilangan kepercayaanakan kebenaran pandangan Bebel, mengulangi pandangan-pandangan
David sebagai pandangannya sendiri!
[27] Kongres StuttgartPartai Sosial-Demokrat Jerman, yang dilangsungkan pada tanggal 21-26
September (3-8 Oktober) 1898, adalah kongres yang untuk pertama kali mendiskusikan soal
revisionisme dalam gerakan sosial-demokratis Jerman. Dalam Kongres diumumkan pernyataan
Bernstein yang tidak hadir. Dalam pernyataannya itu dia menguraikan dan membela pandangan-
pandangan oportunisnya, yang dulu sudah dibentangkan dalam sejumlah artikel. Di kalangan lawan-
lawan Bernstein dalam Kongres tidak terdapat kesatuan pendirian. Satu golongan (Bebel, Kautsky
dan lain-lainnya) menganjurkan perjuangan ideologi menentang Bernstein dan kritik terhadap
kesalahan-kesalahannya, tetapi tidak setuju mengambil tindakan-tindakan organissi terhadapnya.
Satu golongan lagi, minoritas yang dipimpin oleh Rosa Luxemburg, lebih tegas menentang
Bernsteinisme.
[28] Starowernama samaran A. N. Potresov, anggota dewan redaksi Iskra; kemudian menjadi
seorang Menshevik.
[29] Pandangan dunia sosial-politik yang sudah usangmaksudnya Narodisme.
[30] Pengarang Yang Menjadi Besar Kepalajudul salah satu dari cerita-cerita awal Maxim Gorki.
[*****] Yang dimaksud di sini ialah artikel K. Tulin (LeninRed) yang ditulis untuk menentang
Struwe (Lihat Lenin, Kumpulan Karya, edisi Rusia ke-4. Jilid I, hlm. 315-484Red). Artikel itu
disusun dari sebuah risalah yang berjudul Refeksi Marxisme Dalam Literatur Borjuis. (Catatan
penulis pada edisi tahun 1907Red)
[31] Yang Lenin maksudkan ialah Kumpulan Bahan-Bahan yang Mengkarakterisasi Perkembangan
Ekonomi Kita, yang dicetak secara legal dalam jumlah 2000 eksemplar pada bulan April 1895.
kumpulan itu berisi artikel Lenin (dengan nama samaran K. Tulin) Isi Ekonomi Narodisme Dan
Kritik Terhadapnya Dalam Buku Tuan Struwe (Pencerminan Marxisme Dalam Literatur Borjuis)
yang ditujukan untuk menentang kaum Marxis legal (lihat W. I. Lenin, Kumpulan Karya, edisi
Rusia ke-4, Jilid I, hlm. 315-484)
[32] Herostratus adalah seorang Yunani di Asia Kecil. Untuk memperoleh nam untuk diri sendiri, ia
membakar Kuil Armetis, sebuah gedung artistik Yunani kuno yang termasyur, pada tahun 356
sebelum Masehi.
[33] Zubatov-- kepala polisi rahasia Moskow, juga penggerak sosialisme polisi di Rusia. Zubatov
mendirikan organisasi-organisasi buruh gadungan di bawah perlindungan gendarme dan polisi, dalam
usaha untuk membelokkan kaum buruh dari gerakan revolusioner.
[******] Credolambang keyakinan, program, uraian tentang pandangan dunia.Red.
[*******] Yang dimaksud ialah Protes Tujuh Belas Orang [34] terhadap Credo. Penulis buku ini
ambil bagian dalam menyusun protes ini (akhir tahun 1899). Protes dan Credo itu disiarkan di luar
negeri dalam musim semi tahun 1900. (Lihat Kumpulan Karya, edisi Rusia ke-4, Jilid 4, hlm. 149-
163Red) Sekarang ketahuan dari artikel yang ditulis oleh Nyonya Kuskowa (saya rasa dalam
Biloye[35]) bahwa dialah penulis Credo itu, dan bahwa Tuan Prokopowic telah memainkan peranan
yang paling menonjol di kalangan kaum ekonomis di luar negeri pada waktu itu. (Catatan penulis
pada edisi tahun 1907.Red)
[34]Protes Kaum Sosial-Demokrat Rusia ditulis oleh Lenin dalam tahun 1899 di pembuangan. Ia
ditujukan untuk menentang Credomanifesto dari sekelompok orang ekonomis (S. N.
Prokopowic, E. D. Kuskowa dan lain-lainnya yang kemudian menjadi orang-orang Kadet). Sesudah
menerima satu kopi Credo melalui saudara perempuannya, A. I. Yelizarowa, Lenin menulis protes
keras yang bersifat pemblejetan. Protes tersebut didiskusikan dan dengan suara bulat disetujui oleh
rapat dari 17 orang buangan politik Marxis, yang diselenggarakan Lenin di desa Yermakovskoye,
Distrik Minusinsk. Orang-orang buangan di distrik Turukhansk dan di Orlowo (Propinsi Wyatka)
belakangan menyetujui protes tersebut.
Lenin mengirimkan sebuah kopi protes itu kepada grup Pembebasan Kerja di luar negeri, di mana
pada awal tahun 1900 dimuat G. W. Plekhanov dalam tulisannya Vademecum (Pedoman) Bagi
Dewan Redaksi Raboceye Dyelo.
[35] Biloye (Masa Lampau)majalah bulanan mengenai masalah-masalah sejarah yang diterbitkan
di Petersburg pada tahun 1906-1907. pada tahun 1908 namanya diganti menjadi Minuvsyiye Godi
(Tahun-Tahun Lampau), dan kemudian majalah itu dilarang oleh pemerintah tsar. Penerbitan bulanan
itu dilanjutkan lagi di Petrogard dalam bulan Juli 1917 dan terus berjalan sampai tahun 1926.
[36] Rabocaya Misl (Pikiran Buruh)surat kabar kaum ekonomis yang terbit dari bulan oktober
1897 sampi Desember 1902. Semuanya terbit 16 Nomor: No. 3- No. 11 dan no. 16 di Berlin, dan
nomor-nomor lainnya di Petersburg. Di edit oleh K. M. Takhtarov dan lain-lainnya. Lenin mengkritik
pandangan-pandangan yang dibentangkan oleh Rabocaya Misl sebagai variasi Rusia dari
oportunisme internasional dalam sejumlah tulisannya, terutama dalam artikel-artikelnya dalam Iskra
dan dalam Apa Yang Harus Dikerjakan ?
[37] Vademacum Bagi Dewan Redaksi Raboceye Dyelojudul kumpulan bahan-bahan dan
dokumen-dokumen yang disusun dan diberi kata pengantar oleh G. W. Plekhanov dan diterbitkan
oleh grup Pembebasan Kerja di Jenewa dalam tahun 1900. ia memblejeti pandangan-pandangan
oportunis Perserikatan Kaum Sosial-Demokrat Rusia di Luar Negeri dan dewan redaksi organnya,
majalah Raboceye Dyelo.
[38] Profession de foiberarti suatu kepercayaan atau program yang membentangkan pandangan
dunia tertentu. Di sini yang dimaksud surat sebaran yang menguraikan pandangan-pandangan
oportunis Komite Kiev yang dikeluarkan pada akhir tahun 1899. mengenai banyak hal surat surat
sebaran ini identik dengan Credo kaum ekonomis yang terkenal itu. Dokumen ini dikritik oleh
Lenin dalam artikelnya Tentang Profession de foi (W. I. Lenin, Kumpulan Karya, edisi Rusia ke-4,
Jilid 4, hlm. 263-273).
[********] Sejauh pengetahuan kita, susunan Comite Kiev telah berubah sejak itu.
[*********] Tidak adanya hubungan kepartaian yang terbuka dan tradisi Partai itu saja sudah
merupakan perbedaan yang begitu penting antara Rusia dan Jerman sehingga semestinya
memperingatkan semua orang sosialis yang bijaksana terhadap penjiplakan secara membuta. Dan
berikut ini adalah contoh sampai seberapa jauh berlakunya kebebasan mengkritik di Rusia. Tuan
Bulgakov, kritikus Rusia, mencela kritikus Austria, Hertz, dengan mengatakan: Walaupun bebas
kesimpulan-kesimpulannya, namun Hertz dalam hal ini (mengenai koperasi-koperasi) rupanya tetap
terlampau terikat pada pendapat-pendapat Partainya, walaupun tidak sependapat mengenai hal-hal
detailnya, dia tidak berani meninggalkan prinsip umum (Kapitalisme Dan Agraria, Jilid II, hlm.
287). Warga negara suatu negara yang diperbudak di bidang politik, dimana 999 dari 1000 orang
penduduk dirusak sampai ke tulang sumsum mereka oleh pembudakan politik dan ketidakmengertian
sama sekali tentang kehormatan Partai serta hubungan kepartaian, dengan angkuh mencela seorang
warga negara suatu negara konstitusional karena terlampau terikat pada pendapat Partai!
Organisasi-organisasi ilegal kita tiada lain kecuali menyusun resolusi-resolusi tentang kebebasan
mengkritik
[39] Lampiran Khusus Rabocaya Mislbrosur yang diterbitkan oleh dewan redaksi surat kabar
ekonomis Rabocaya Misl dalam bulan September 1899. brosur itu, dan terutama artikel
Kenyataan-kenyataan Kita yang dimuat dengan bertanda-tangan R. M. dengan blak-blakan
memaparkan pandangan-pandangan oportunis kaum ekonomis. Lenin mengkritik brosur ini dalam
artikelnya Aliran Mundur Dalam Sosial Demokrasi Rusia (W. I. Lenin, Kumpulan Karya, edisi
Rusia ke-4, Jilid 4, hlm. 234-262 dan Jilid 5, hlm. 333-340, 368, 378).
[40] W. I. Lenin, Kumpulan Karya, edisi Rusia ke-4, Jilid 4, hlm. 329.
[41] Grup Pembebasan Kerjagrup Marxis Rusia yang pertama, diorganisasi oleh G. W. Plekhanov
di Jenewa dalam tahun 1883. dalam Kongres ke-II PBSDR pada bulan Agustus 1904, grup ini
menyatakan bubar. Grup ini telah berbuat banyak untuk menyebarkan Marxisme di Rusia. Ia
menerjemahkan karya-karya Marxis seperti; Manifesto Partai Komunis oleh Marx dan Engels,
Kerja Upahan dan Kapital oleh Marx, dan Perkembangan Sosialisme Dari Utopi Menjadi Ilmu
oleh Engels, menerbitkannya di luar negeri dan secara ilegal menyebarkannya di Rusia. Plekhanov
beserta grupnya memberi pukulan serius pada Narodisme. Tetapi grup itu membuat beberapa
kesalahan serius yang merupakan proyeksi bakal pandangan-pandangan Menshevik dari Plekhanov
dan anggota-anggota lain grup itu.
[42] Karl Marx dan Friedrich Engels, Pilihan Karya, edisi Inggris, BPBA, Moskow, 1951, Jilid II,
hlm. 15.
[**********] Dritter Abdruck. Leipzig, 1875. Verlag der Genossenschafts-buchdruckerei. (Perang
Tani Di Jerman, edisi ke-3, Leipzig, 1875. Penerbit Kooperatif.Red)
[43] Lenin mengutip dari Karya Engels Kata Pendahuluan Perang Tani Di Jerman (Karl Marx dan
Friedrich Engels, Pilihan Karya, edisi Inggris, Moskow, 1951, Jilid I, hlm. 590-591)
II
Spontanitas Massa dan Kesadaran Kaum Sosial Demokrat
Sudah kita katakan bahwa gerakan kita, yang jauh lebih luas dan mendalam daripada gerakan pada
tahun-tahun 70-an, harus dijiwai oleh tekad tulus ikhlas dan energi yang sama seperti yang menjiwai
gerakan pada waktu itu. Memang, sampai kini kiranya tak seorang pun meragukan bahwa kekuatan
gerakan dewasa ini terletak pada kebangkitan massa (terutama proletariat industri) dan bahwa
kelemahannya terletak pada ketidak cukupan kesadaran dan inisiatif di kalangan para pemimpin
revolusioner.
Akan tetapi di waktu akhir-akhir ini telah didapat suatu penemuan yang sangat mengagumkan, yang
mengancam akan meruntuhkan semua pandangan yang berlaku selama ini mengenai soal tersebut.
Penemuan ini didapat oleh Raboceye Dyelo, yang dalam berpolemik dengan Iskra dan Zarya tidak
membatasan diri pada keberatan-keberatan mengenai bagian-bagian tersendiri-sendiri, tetapi
mencoba membawa perbedaan-perbedaan pendapat umum ke akar yang lebih mendalam ke
penilaian yang berbeda mengenai arti relatif unsur spontan dan unsur berencana secara sadar. Tesis
tuduhan Raboceye Dyelo berbunyi : peremehan arti penting unsur obyektif atau unsur spontan
perkembangan" [*1]. Mengenai ini kami mengatakan : jika polemik dengan Iskra dan Zarya tidak
membawa hasil lain apapun kecuali mendorong Raboceye Dyelo sampai pada ide tentang
perbedaan-perbedaan pendapat umum, maka hasil ini saja akan memberikan banyak kepuasan
kepada kita, begitu penting tesis ini dan begitu terang ia menyoroti seluruh inti sari perbedaan-
perbedaan pendapat di bidang teori dan politik dewasa ini yang ada di kalangan kaum sosial-
demokrat Rusia.
Itulah sebabnya masalah hubungan antara kesadaran dengan spontanitas mempunyai arti penting
umum yang maha besar, dan itulah sebabnya masalah ini harus dibicarakan secara panjang lebar.
A. PERMULAAN KEBANGKITAN YANG SPONTAN
Dalam bab di muka sudah kita tunjukkan betapa umumnya kegairahan pemuda terpelajar Rusia pada
teori Marxisme dalam pertengahan tahun-tahun 90-an. Sekitar waktu itu juga pemogokan-
pemogokan buruh yang terjadi sesudah perang industri yang terkenal di Petersburg pada tahun 1896
bersifat merata juga. Menjalarnya pemogokan-pemogokan buruh ini ke seluruh Rusia menunjukan
dengan jelasnya betapa dalam kebangkitan kembali gerakan rakyat, dan jika kita hendak berbicara
tentang unsur spontan itu maka, sudah barang tentu, gerakan inilah yang pertama-tama harus
dianggap sebagai spontan. Tetapi kan spontanitas yang satu berbeda dengan yang lain. Pemogokan-
pemogokan terjadi di Rusia baik dalam tahun-tahun 70-an maupun 60-an (dan bahkan dalam paro
pertama abad ke 19) yang dibarengi dengan penghancuran mesin-mesin secara spontan, dan
sebagainya. Dibandingkan dengan kerusuhan-kerusuhan ini maka pemogokan-pemogokan pada
tahun-tahun 90-an bahkan boleh disebut sadar, sedemikian besar langkah maju yang telah dibuat
oleh gerakan buruh pada waktu itu. Ini menunjukan kepada kita bahwa unsur spontan pada
hakekatnya tidak kurang dan tidak lebih merupakan kesadaran dam bentuk embrio. Kerusuhan-
kerusuhan yang primitifpun sudah mngungkapkan kebangkitan kesadaran sampai batas tertentu:
kaum buruh kehilangan kepercayaan mereka yang sudah lama sekali pada kelanggengan sistem yang
menindas mereka, mereka mulai.saya tak akan mengatakan mengerti, tetapi mulai merasakan
perlunya perlawanan kolektif dan tegasnya mencampakkan kepatuhan budak kepada sep-sep
mereka. Tetapi ini bagaimanapun juga lebih banyak merupakan manifestasi rasa putus asa dan balas
dendam daripada perjuangan. Pemogokan-pemogokan pada tahun-tahun 90-an itu memperlihatkan
kepada kita kilasan-kilasan kesadaran yang jauh lebih besar; tuntutan-tuntutan tertentu diajukan,
diperhitungkan sebelumnya saat yang menguntungkan; kejadian-kejadian dan contoh-contoh yang
terkenal ditempat-tempat lain didiskusikan, dan sebagainya. Kalau kerusuhan-kerusuhan semata-
mata pemberontakan kaum tertindas, maka pemogokan-pemogokan yang sistematis sudah
merupakan sudah merupakan merupakan embrio perjuangan klas, tetapi hanya embrio saja. Dilihat
dari pemogokan-pemogokan ini hanyalah perjuangan trade-unionis, tetapi belum merupakan
perjuangan sosial-demokratis. Pemogokan-pemogokan ini menandakan bangkitnya antagonisme
antara kaum buruh dengan kaum majikan, tetapi pada kaum buruh tidak ada dan tidak mungkin ada
kesadaran mengenai pertentangan-pertentangan kepentingan yang tak terdamaikan dengan seluruh
sistem politik dan sosial modern, yaitu kesadaran mereka belum merupakan kesadaran sosial-
demokratis. Dalam arti ini, pemogokan-pemogokan pada tahun-tahun 90-an, kendatipun
kemajuannya yang besar jika dibandingkan dengan kerusuhan-kerusuhan itu, tetap merupakan
gerakan spontan belaka.
Sudah kita katakan bahwa pada kaum buruh tidak mungkin ada kesadaran sosial demokratis.
Kesadaran sosial-demokratis itu hanya dapat dimasukkan dari luar. Sejarah semua negeri
menunjukkan bahwa klas buruh, dengan usahanya sendiri semata-mata, hanya dapat
mengembangkan kesadaran trade-unionis saja, yaitu keyakinan akan perlunya menggabungkan diri
dalam perserikatan-perserikatan, melancarkan perjuangan melawan kaum majikan, dan berusaha
keras memaksa pemerintah mengeluarkan undang-undang yang diperlukan kaum buruh, dan
sebagainya. [*2] Tetapi ajaran sosialisme lahir dari teori-teori filsafat, sejarah dan ekonomi yang
diciptakan oleh wakil-wakil terpelajar klas-klas bermilik, kaum intelektual. Menurut kedudukan
sosial mereka, pendiri-pendiri sosialisme ilmiah modern, Marx dan Engels sendiri termasuk
intelejensia borjuis. Persis begitu pula di Rusia ajaran-ajaran teori sosial-demokrasi timbul terlepas
sama sekali dari pertumbuhan spontan gerakan buruh, ia timbul sebagai hasil yang wajar dan tak
terelakan dari perkembangan pikiran dikalangan intelejensia sosialis revolusioner. Pada waktu yang
sedang kita bicarakan ini, yaitu pada pertengahan tahun-tahun 90-an, ajaran ini tidak hanya
merupakan program yang dirumuskan secara sempurna dari grup Pembebasan Kerja, tetapi juga
telah menarik ke pihaknya matoritas pemuda revolusioner di Rusia.
Dengan demikian terdapat baik kebangkitan spontan massa buruh, keinsafan untuk hidup secara
sadar dan berjuangan secara sadar, maupun pemuda revolusioner yang bersenjatakan teori sosial-
demokratis, yang berusaha keras untuk berhubungan dengan kaum buruh. Dalam hubungan ini
teristimewa penting menyebut kenyataan yang sering dilupakan (dan relatif sedikit diketahui) bahwa
kaum sosial-demokrat yang pertama pada periode itu dengan bersemangat melakukan agitasi
ekonomi (dan dengan sepenuhnya memperhatikan dalam hal ini petunjuk-petunjuk yang betul-betul
berguna yang termuat dalam brosur Tentang Agitasi yang ketika itu masih berupa naskah), mereka
bukan hanya tidak memandang agitasi ekonomi sebagai satu-satunya tugas mereka, tetapi
sebaliknya, sejak dari awal mula mereka juga mengajukan tugas-tugas sejarah yang paling luas dari
sosial-demokrasi Rusia pada umumnya, dan tugas dan menggulingkan otokrasi pada khususnya.
Misalnya, sudah pada akhir tahun 1895 grup sosial-demokrat Petersburg, yang mendirikan Liga
Perjuangan Untuk Pembebasan Klas Buruh [44], mempersiapkan nomor pertama surat kabar yang
dinamakan Raboceye Dyelo . Nomor yang sudah siap sepenuhnya untuk cetak ini disita oleh
gendarme yang pada tanggal 8 malam menjelang tanggal 9 Desember 1895 mengerebek rumah salah
seorang anggota grup tersebut, yaitu Anatoli Alekseyewic [*3], maka itu Raboceye Dyelo yang
orisinil itu ditakdirkan tidak melihat dunia. Tajuk rencana surat kabar ini (yang barang kali kira-kira
tigapuluh tahun kemudian salah satu Ruskaya Starina [45] akan membongkarnya dari arsip Jawatan
Kepolisian) melukiskan tugas-tugas sejarah klas buruh Rusia dan menempatkan pencapaian
kemerdekaan politik dideretan paling depan tugas-tugas ini. Selanjutnya terdapat artikelapakah
yang Dipikirkan Oleh Menteri-menteri Kita?" [*4] yang membahas pembubaran komite-komite PBH
oleh kepolisian, dan beberapa surat tidak hanya dari Petersburg tetapi juga dari tempat-tempat lain di
Rusia (misalnya, sepucuk surat tentang serangan berdarah terhadap kaum buruh di Provinsi
Yaroslav). Dengan demikian, jika kami tidak salah, usaha pertama, kaum sosial demokrat Rusia
pada tahun-tahun 90-an ini, bukanlah surat kabar yang bersifat lokal yang sempit, lebih-lebih bukan
surat kabar yang bersifat ekonomi, melainkan surat kabar yang bertujuan menyatukan perjuangan
pemogokan dengan gerakan revolusioner melawan otoktrasi, dan menarik semua orang yang
ditindas oleh obskurantisme [46] reaksioner supaya mendukung soaial-demokrasi. Tak seorangpun
yang sedikit saja mengenal keadaan gerakan pada waktu itu bisa menyangsikan bahwa surat kabar
yang demikian itu pasti akan mendapat simpati penuh dikalangan kaum buruh di ibukota dan
intelegensia revolusioner dan oplahnya pasti akan besar sekali. Kegagalan usaha itu hanyalah
menunjukkan bahwa kaum sosial-demokrat pada masa itu tidak sanggup memenuhi tuntutan-
tuntutan mendesak pada saat itu karena mereka kurang pengalaman revolusioner dan latihan praktis.
Demikian juga harus dikatakan mengenai S. Petersburgski Raboci Listok [47] dan terutama
mengenai Rabocaya Gazeta dan mengenai Manifesto Partai Buruh Sosial-Demokrat Rusia yang
didirikan dalam musim semi tahun 1898.Sudah barang tentu tidak terlintas dalam kepala kami untuk
menyalahkan para aktivis pada kala itu karena ketidaksiapan ini. Tetapi untuk menggunakan
pengalaman gerakan itu dan untuk menarik pelajaran praktis dari pengalaman itu, kita harus
memahami sedalam-dalamnya sebab-sebab dan arti penting kekurangan ini atau kekurangan itu.
Karena itu sangatlah penting menunjukkan bahwa sebagian (mungkin bahkan mayoritas) dari kamu
sosial-demokrat, yang melakukan kegiatan pada tahun-tahun 1895-1898, sepenuhnya tepat
menganggap mungkin bahkan pada waktu itu, pada awal mula gerakan "spontan" itu, untuk tampil
dengan program yang sangat luas dan taktik militan [*5].
Ketidaksiapan pada mayoritas kaum revolusioner, yang merupakan gejala yang sepenuhnya wajar,
tak dapat menimbulkan kekuatiran-kekuatiran khusus apapun. Karena tugas-tugas sudah ditetapkan
dengan tepat, karena ada enerzi untuk usaha-usaha yang berulang-ulang guna melaksanakan tugas-
tugas ini, maka kegagalan-kegagalan sementara bukan bencana yang begitu besar. Pengalaman
revolusioner dan kecakapan berorganisasi adalah hal-hal yang dapat diperoleh asalkan ada hasrat
untuk memperolehnya, asalkan kekurangan-kekurangan itu disadari --yang dalam usaha revolusioner
merupakan lebih dari separo pengkoreksian kekurangan-kekurangan itu!
Tetapi bencana yang tidak begitu besar itu menjadi bencana yang nyata ketika kesadaran ini mulai
menjadi kabur (dan kesadaran ini sangat hidup di kalangan aktivis-aktivis dari grup tersebut diatas),
ketika muncul orang-orang -- dan bahkan organ-organ sosial-demokrat -- yang bersedia memandang
kekurangan-kekurangan ini sebagai kebajikan, yang bahkan mencoba memberi dasar teori bagi
pembungkukkan dan pemujaan kepada spontanitas. Sudahlah tiba waktunya untuk menyimpulkan
aliran ini, yang inti sarinya secara sangat tidak tepat dan terlalu sempit melukiskan sebagi konsepsi
"ekonomisme".
B. PEMUJAAN KEPADA SPONTANITAS. RABOCAYA MISL
Sebelum membicarakan manifestasi pemujaan ini dalam literatur, kami ingin menyebutkan kenyataan
khas yang berikut (yang sampai kepada kita sumber tersebut diatas), yang sedikit menyoroti
bagaimana dua aliran yang bakal bentrokan dalam sosial demokrat Rusia timbul dan tumbuh di
kalangan kawan-kawan yang bekerja di Peterburg. Pada awal tahun 1897, sebelum pembuangan
mereka, A.A Waneyev dan beberapa orang kawannya mengunjungi sutu rapat khusus [48], dimana
berkumpul anggota-anggota "tua" dan "muda" Liga Perjuangan Untuk Pembebasan Klas Buruh.
Pembicaraan berpusat terutama disekitar organisasi dan khususnya sekitar "anggaran dasar untuk
dana buruh", yang dalam bentuknya yang difinitif dimuat dalam Listok Rabotnika [49] No.9-10, hal
46. Perbedaan pendapat yang tajam segera tersingkap antara anggota-anggota tua (kaum
"Desembris", sebagaimana kaum sosial-demokrat Petersburg secara bergurau menamakan mereka)
dengan beberapa anggota "muda" (yang kemudian dengan aktif ambil bagian dalam Rabocaya Mils),
dan segera berkobarlah diskusi yang hangat. Anggota-anggota "muda" mempertahankan prinsip-
prinsip pokok anggaran dasar dalam bentuk sebagaimana telah disiarkan. Anggota-anggota "tua"
mengatakan bahwa yang dibutuhkan pertama-tama sama sekali bukanlah ini, melainkan
pengkonsolidasian Liga Perjuangan menjadi sebuah organisasi kaum revolusioner, dan berbagai dana
buruh, lingkaran propaganda pemuda pelajar dan lain-lain, harus tunduk kepada organisasi itu. Tak
usah dikatakan lagi kiranya bahwa orang-orang yang berdebat itu jauh darai membayangkan bahwa
perbedaan pendapat ini adalah permulaan dari perpisahan; sebaliknya mereka menganggapnya
sebagai bersifat berdiri sendiri dan kebetulan. Tetapi kenyataan ini menunjukan bahwa di Rusia
"ekonomisme" juga timbul dan meluas bukan sama sekali tanpa perjuangan menentang kaum sosial-
demokrat "tua" (ini sering dilupakan oleh kaum ekonomis yang sekarang). Dan jika, pada pokoknya,
perjuangan ini tidak meninggalkan bekas-bekas "dokumenter", ini semata-mata karena susunan
keanggotaan lingkaran-lingkaran yang bekerja waktu itu mengalami perubahan yang begitu sering
sehingga tak ada kontinuitas dan karena itu perbedaan-perbedaan pendapat itu tidak tercatat dalam
dokumen apapun.
Terbitnya Rabocaya Misl menyingkap ekonomisme, tetapi juga tidak sekaligus. Kita harus
membayangkan sendiri secara konkrit syarat-syarat bekerja dan sifat pendek umur mayoritas
lingkaran-lingkaran Rusia (dan hanya mereka yang telah mengalaminya dapat membayangkan secara
konkrit), agar dapat mengerti betapa banyak hal yang bersifat kebetulan terdapat dalam sukses-
sukses dan kegagalan-kegagalan aliran baru itu di berbagai kota, dan betapa lama baik pendukung-
pendukung maupun lawan-lawan aliran "baru" ini tidak dapat mengambil keputusan --memang
mereka tidak mempunyai kesempattan sama sekali untuk memutuskan-- mengenai apakah ini benar-
benar suatu aliran yang khas atau hanya suatu pengungkapan ketidaksiapan perorangan-perorangan
tertentu. Misalnya, nomor-nomor pertama stensilan dari Rabocaya Misl bahkan sama sekali tidak
diketahui mayoritas besar kaum sosial-demokrat, dan jika sekarang kita dapat mengutuf tajuk
rencana nomor pertamanya, ini hanyalah karena tajuk rencana itu dimuat kembali dalam artikel W.I.
[50] (Listok Rabotnika No. 9-10, hlm.47 dan berikutnya) yang sudah tentu tidak lupa menyanjung-
nyanjung dengan bersemangat --bersemangat tanpa akal-- surat kabar baru itu yang begitu berbeda
dari surat-surat kabar dan rencana surat-surat kabar yang kami sebutkan diatas [*6]. Dan tajuk
rencana ini patut dibicarakan karena ia begitu menonjol mengungkapkan seluruh jiwa Rabocaya
Misl dan ekonomisme pada umumnya.
Sesudah menyatakan bahwa tangan "simanset biru"[51] tak akan dapat menahan perkembangan
gerakan buruh, tajuk rencana itu seterusnya mengatakan: ". Daya hidup gerakan buruh
sedemikian karena kaum buruh itu sendiri akhirnya memegang nasib mereka dalam tangan mereka
sendiri dengan merebutnya dari tangan para pemimpin", dan tesis dasar ini dikembangkan lebih lanjut
secara terperinci. Sebetulnya pemimpin-pemimpin (yaitu sosial demokrat, organisator-organisator
Liga Perjuangan) itu, boleh dikatakan direnggut oleh polisi dari tangan kaum buruh [*7]; tetapi
digambarkan seolah-seolah kaum buruh melakukan perjuangan melawan para pemimpin dan
membebaskan diri dari penindasan mereka. Bukannya menyerukan maju ke arah konsolidasi
organisasi revolusioner dan kearah perluasan aktivitas politik, malah mengeluarkan seruan mundur
ke perjuangan trade-unionis semata-mata. Dinyatakan bahwa "dasar ekonomi dari gerakan
dibarengkan oleh usaha untuk selama-lamanya tidak melupakan cita-cita politik", dan bahwa
semboyan gerakan buruh ialah "berjuang untuk perbaikan keadaan ekonomi" (!) atau lebih baik lagi,
"Buruh untuk Buruh". Dinyatakan bahwa dana pemogokan "lebih berharga bagi gerakan daripada
seratus organisasi lain" (bandingkan pernyataan ini yang dikeluarkan dalam bulan Oktober 1897
dengan perdebatan anatar kaum "Desembris" dengan anggota-anggota muda pada awal tahun 1897),
dan sebagainya. Semboyan-semboyan seperti: kita harus memusatkan perhatian bukan pada "sari"
kaum buruh melainkan pada buruh "rata-rata", pada massa buruh; "politik selalu mengikuti ekonomi
dengan patuh"[*8] dan sebagainya dan sebagainya menjadi mode dan mempunyai pengaruh yang
sangat kuat atas massa pemuda yang tertarik pada gerakan tetapi yang dalam kebanyakan hal hanya
tahu Marxisme sepotong-sepotong, Marxisme yang diuraikan secara legal.
Ini merupakan penindihan sepenuhnya kesadaran oleh spontanitas --spontanitas kaum "sosial-
demokrat" yang mengulang-ulangi "ide-ide" Tuan W.W, spontanitas buruh-buruh yang terpesona
oleh argumen-argumen bahwa tambahan satu kopek untuk setiap rubel lebih berharga daripada
segala sosialisme dan segala politik dan bahwa mereka harus melancarkan "perjuangan dengan
mengetahui bahwa mereka berjuang bukan untuk sesuatu generasi yang akan datang melainkan
untuk diri mereka sendiri dan anak-anak mereka" (tajuk rencana Rabocaya Misl No.1). Kata-kata
seperti itu selalu menjadi senjata yang paling disukai kaum borjuis Eropa Barat yang karena
membenci sosialisme berusaha keras (seperti "Sosial-Politiker" Jerman Hirsch) untuk memindahkan
trade-unionis Inggris ke tanah air mereka dan mengkhotbahkan kepada kaum buruh bahwa
perjuangan serikat buruh semata-mata [*9] adalah justru perjuangan untuk diri mereka sendiri dan
anak-anak mereka, dan bukan untuk sesuatu generasi yang akan datang dan sesuatu sosialisme yang
akan datang. Dan sekarang "W.W. dari sosial-demokrasi Rusia" telah mulai mengulang-ulangi kata-
kata burjuis. Disini penting menyebutkan tiga keadaan yang akan berguna bagi kita dalam
menganalisa lebih lanjut perbedaan-perbedaan pendapat dewasa ini [*10].
Pertama-tama, penindihan kesadaran oleh spontanitas, yang telah kita sebutkan diatas , juga terjadi
secara spontan. Ini tampaknya seperti persilatan lidah tetapi, sayang ini adalah kebenaran yang pahit.
Ia terjadi bukan sebagai perjuangan secara terbuka antara dua pendirian yang sama sekali
berlawanan, dimana yang satu menang atas yang lain, tetapi ia terjadi karena semakin banyak jumlah
"orang tua" -orang revolusioner yang "direnggut" oleh gendarme dan karena semakin banyak jumlah
orang "muda" "W.W. dari sosial-demokrasi Rusia" muncul diatas panggung. Setiap orang yang --tak
akan saya katakan telah mengambil bagian dalam gerakan Rusia dewasa ini,tetapi sekurang-
kurangnya telah menghirup udaranya --tahu betul bahwa memang demikianlah halnya. Dan jika
kami sekalipun demikian teristimewa mendesak supaya pembaca menjadi jelas sepenuhnya mengenai
kenyataan yang sudah umum diketahui ini, dan jika kami demi kejelasan, begitulah, mengutip bahan-
bahan mengenai Raboceye Dyelo terbitan pertama dan mengenai perdebatan antara kaum "tua"
dengan kaum "muda" pada awal tahun 1897-- ini adalah karena orang-orang berspekulasi dengan
ketidaktahuan rakyat umum (atau para pemuda yang masih remaja sekali) mengenai kenyataan ini
dan membangga-banggakan "demokratisme" mereka. Kami akan kembali lagi kepada hal ini nanti.
Kedua, dalam manifestasi yang pertama di bidang sastra dari ekonomisme, kita sudah dapat melihat
gejala yang sangat istimewa dan yang sangat khas untuk memahami semua perbedaan pendapat
dikalangan kaum sosial-demokrat dewasa ini, bahwa pengikut-pengikut "gerakan buruh semata-
mata", para pemuja hubungan yang paling erat dan paling "organik" ( istilah yang dipakai Raboceye
Dyelo) dengan perjuangan proletar, lawan-lawan dari segala intelegensia non buruh (walaupun itu
intelegensia sosialis) terpaksa, guna mempertahankan pendirian mereka, menggunakan argumen-
argumen "kaum trade-unionis semata-mata" yang borjuis. Ini menunjukkan bahwa sejak awal mula
Rabocaya Misl mulai --secara sadar-- melaksanakan program Credo. Ini menunjukkan (sesuatu yang
sama sekali tak dapat dimengerti oleh Raboceye Dyelo) bahwa segala pemujaan kepada spontanitas
gerakan buruh, segala peremehan peranan "unsur sadar", peranan sosial-demokrasi, terlepas sama
sekali apakah orang-orang yang meremehkan itu suka atau tidak, berarti memperkuat pengaruh
ideologi burjuis di kalangan kaum buruh. Semua yang berbicara tentang "penilaian terlalu tinggi arti
penting ideologi" [*11], tentang membesar-besarkan peranan unsur sadar [*12], dan sebagainya
membayangkan bahwa gerakan buruh murni dengan sendirinya dapat dan akan menghasilkan
ideologi yang bebas bagi dirinya sendiri, asal saja kaum buruh "merebut nasib mereka dari tangan
para pemimpin". Tetapi ini adalah kesalahan besar. Untuk melengkapi apa yang telah disebutkan
diatas, kita akan mengutip lagi kata-kata yang tepat dan penting sekali yang diucapkan K. Kautsky
tentang rancangan program baru Partai Sosial-Demokrat Austria [*13]:
"banyak kritikus revisionis kita berpendapat bahwa Marx menyatakan bahwa perkembangan
ekonomi dan perjuangan klas tidak hanya menciptakan syarat-syarat untuk produksi sosialis, tetapi
juga, dan secara langsung, melahirkan kesadaran (kursif dari K.K) tentang keharusan produksi
sosialis. Dan para kritikus ini menegaskan bahwa Inggris , negeri yang paling berkembang secara
kapitalis, lebih jauh daripada negeri lain manapun dari kesadaran ini. Berdasarkan rancangan itu,
orang bisa mengira bahwa pandangan yang katanya Marxisme-ortodoks ini, yang dengan cara yang
ditunjukkan diatas sudah terbantah , disetujui juga oleh komisi yang menyusun program Austria itu.
Dalam rancangan program itu tercantum: 'semakin berkembang kapitalisme semakin bertambah
besar jumlah proletariat, proletariat akan semakin dipaksa dan memperoleh kemampuan untuk
melancarkan perjuangan melawan kapitalisme, Proletariat menjadi sadar akan kemungkinan dan
keharusan sosialisme. Dalam hubungan ini kesadaran sosialis tampak sebagai hasil yang semestinya
dan langsung dari perjuangan klas proletariat. Tetapi sama sekali tidak benar. Tentu saja sosialisme,
sebagai ajaran, bersumber pada hubungan-hubungan ekonomi modern sebagaimana perjuangan klas
proletariat dan sebagaimana yang tersebut belakangan, timbul dari perjuangan menentang
kemiskinan dan kesengsaraan massa yang diciptakan oleh kapitalisme, tetapi sosialisme dan
perjuangan kelas timbul berdampingan satu dengan yang lainnya dan bukannya yang satu timbul dari
yang lain: masing-masing dibawah syarat-syarat yang berbeda. Kesadaran sosialis modern dapat
timbul hanya atas dasar pengetahuan ilmiah yang mendalam. Memang, ilmu ekonomi modern
merupakan suatu syarat bagi produksi sosialis sama halnya seperti, misalnya, teknologi modern, dan
proletarian tak dapat menciptakan yang satu atau yang lainnya, bagaimanapun juga ia
menginginkannya: kedua-duanya timbul dari proses sosial modern. Pembawa ilmu bukanlah
proletariat, melainkan intelegensia borjuis (kursif dari K.K): dalam otak anggota-anggota
perorangan dari lapisan inilah lahir sosialisme modern, dan merekalah yang menyampaikannya
kepada orang-orang proletas yang menonjol perkembangan inteleknya, yang selanjutnya
memasukkannnya kedalam perjuangan klas proletariat dimana syarat-syarat mengijinkannya. Jadi,
kesadaran sosialis adalah sesuatu yang dimasukkan ke dalam perjuangan klas proletariat dari luar
(von Aussen Hineingentragenes) dan bukan sesuatu yang timbul dari dalamnya secara spontan
(Urwuchsig). Karena itu program Hainfeld yang lama tepat sepenuhnya menyatakan bahwa tugas
sosial-demokrasi ialah meresapkan proletariat (secara hurufiah: menjenuhkan proletariat) dengan
kesadaran akan kedudukannya dan kesadaran akan tugasnya. Ini tak akan perlu jika kesadaran itu
timbul dengan sendirinya dari perjuangan klas. Rancangan yang baru itu menjiplak dalil dalil ini dari
propram yang lama, dan membubuhkannya pada dalil tersebut diatas. Tetapi ini sama sekali
memutuskan jalannya pikiran."
Karena tak mungkin ada ideologi bebas yang dikembangkan oleh massa buruh sendiri dalam proses
gerakan mereka [*14], maka persoalannya hanyalah demikian : ideologi borjuis atau sosialis. Disini
tak ada jalan tengah (karena umat manusia belum menciptakan ideologi "ketiga" manapun, dan lagi
pada umumnya dalam masyarakat yang dikoyak-koyak oleh kontradiksi-kontradiksi klas sekali-kali
tak akan ada ideologi non-klas atau diatas klas). Karena itu, setiap peremehan ideologi sosialis dan
setiap penjauhan diri dari padanya berarti memperkuat ideologi borjuis.Orang berbicara tentang
spontanitas, tetapi perkembangan spontan gerakan buruh menuju justru ke arah ketundukannya
kepada ideologi borjuis, berjalan justru menurut program Credo, karena gerakan buruh yang
spontan adalah trade-unionis, adalah Nur-Gewerkschaftlerei, sedang trade-uninis berarti
pembudakan kaum buruh secara ideologi oleh borjuis. Karena itu tugas kita, tugas sosial-demokrasi,
ialah memerangi spontanitas, membelokkan gerakan buruh dari aspirasi trade-unionisme yang
spontan untuk berlindung dibawah sayap borjuis ini, dan menariknya ke bawah sayap sosial-
demokrasi revolusioner. Karena itu kata-kata para penulis surat "ekonomi" dalam Iskra No. 12, yang
menyatakan bahwa usaha-usaha yang bagaimanapun dari ideologis yang paling bersemangat tidak
akan bisa membelokkan gerakan buruh dari jalan yang ditentukkan oleh saling pengaruh antara
unsur-unsur materiil dengan lingkungan materiil, sepenuhnya sama dengan meninggakan sosialisme,
dan sekiranya penulis-penulis surat ini sanggup mempertimbangkan apa yang mereka katakan itu
dengan tiada takut, dengan konsekwen sepenuhnya, seperti yang mestinya dilakukan oleh setiap
orang yang memasuki arena aktivitas kesusasteraan dan aktivitas sosial, maka bagi mereka tidak lain
tinggal "mendekapkan tangan yang menganggur di dada yang kosong " dan. Dan menyerahkan
medan aktivitas kepada tuan-tuan sebangsa Tuan Struwe dan Tuan Prokopowic yang menyeret
gerakan buruh "menurut garis perlawanan sekecil-kecilnya", yaitu menurut garis trade-unionisme
borjuis, atau kepada tuan-tuan sebangsa Tuan Zubatov yang menyeretnya menurut garis "ideologi"
kepadrian dan gendarme.
Ingatlah contoh Jerman. Apa jasa bersejarah Lassalle kepada gerakan buruh Jerman? Jasanya ialah
bahwa dia membelokkan gerakan itu dari jalan trade-unionisme dan koperasi yang dikhotbahkan
orang-orang progresis, jalan yang telah ditempuhnya secara spontan (dengan bantuan yang
bersimpati dari Schulze-Delitzsch dan orang-orang sebangsa dia). Untuk memenuhi tugas ini
diperlukan sesuatu yang sama sekali berlainan dengan omongan tentang peremehan unsur spontan,
tentang taktik-sebagai proses, tentang saling pengaruh antara unsur-unsur dengan lingkungan dan
sebagainya. Untuk itu diperlukan perjuangan mati-matian melawan spontanitas, dan hanya sesudah
perjuangan demikian itu, yang dilancarkan selama bertahun-tahun, barulah dapat, misalnya,
mengubah penduduk buruh Berlin dari sebagi sandaran partai progresis menjadi satu benteng terbaik
sosial-demokrasi. Dan perjuangan ini sekarangpun sekali-kali belum selesai (sebagimana mungkin
nampak bagi mereka yang mempelajari sejarah gerakan Jerman menurut Prokopowic, dan
mempelajari filsafat gerakan Jerman menurut Struwe). Sekarangpun klas buruh Jerman, boleh
dikatakan, terpecah-belah dalam beberapa ideologi: sebagian kaum buruh terorganisasi dalam
serikat-serikat buruh Katolik dan monarkis, sebagian lagi terorganisasi dalam serikat-serikat Buruh
Hirsch-Duncker [53], yang didirikan oleh pemuja-pemuja borjuis dari trade-unionisme Inggris,
sedang sebagian lagi terorganisasi dalam serikat-serikat buruh sosial-demokratis. Bagian yang
terakhir ini tak berhingga lebih banyak daripada semua lainnya, tetapi ideologi sosial-demokratis
dapat mencapai keunggulan ini, dan akan dapat mempertahankannya, hanya melalui perjuangan gigih
menentang semua ideologi lainnya.
Tetapi mengapa --pembaca akan bertanya-- gerakan yang spontan, gerakan menurut garis
perlawanan sekecil-kecilnya, menuju justru ke dominasi ideologi borjuis? Karena alasan yang
sederhana yaitu bahwa ideologi borjuis jauh lebih tua menurut asal-usulnya daripada ideologi
sosialis; karena ia dikembangkan secara lebih menyeluruh dan karena ia mempunyai sarana
penyebaran yang tak berhingga lebih banyaknya [*15]. Dan semakin muda gerakan sosialis itu
disuatu negeri, maka semakin keraslah ia harus berjuang menentang segala usaha memperkuat
ideologi non-sosialis, dan semakin keraslah kaum buruh harus diperingatkan terhadap penasehat-
penasehat jelek yang berteriak-teriak menentang "penilaian terlampau tinggi unsur sedar", dan
sebagainya. Penulis-penulis ekonomi itu, seirama denga Raboceye Dyelo, mengecam ketidaktoleran
yang khas bagi masa kanak-kanak gerakan itu. Atas ini kita jawab: ya, gerakan kita memang masih
dalam masa kanak-kananya, dan agar bisa lebih cepat dewasa, ia harus menjangkiti dengan
ketidaktoleranan terhadap orang-orang yang menghambat pertumbuhannnya dengan pemujaan
mereka kepada spontanitas. Tak ada yang lebih menggelikan dan lebih merugikan daripada berlagak
sebagi "orang tua" yang sudah lama mengalami segala episode perjuangan yang menentukan.
Ketiga, Rabocaya Misl nomor pertama menunjukkan bahwa istilah "ekonomisme" ( yang, tentu saja,
tidak kita usulkan supaya dilepaskan sebab bagaimanapun juga sebutan ini sudah berakar) tidak
cukup mencerminkan hakekat aliran baru itu. Rabocaya Misl tidak menolak sama sekali perjuangan
politik: dalam anggaran dasar untuk dana buruh yang dimuat dalam Rabocaya Misl No.1, ada
disebut-sebut tentang perjuangan melawan pemerintah. Hanya saja Rabocaya Misl berpendapat
bahwa "politik selalu mengikuti ekonomi dengan patuh" (dan Raboceye Dyelo membuat variasi dari
tesis ini ketika, dalam programnya, ia mengatakan bahwa "di Rusia lebih dari negeri lain manapun,
perjuangan ekonomi tidak dapat dipisahkan dari perjuangan politik). Jika dengan politik itu
dimaksudkan politik sosial-demokratis, maka dalil-dalil yang diajukan Rabocaya Misl dan Raboceye
Dyelo itu salah sama sekali. Perjuangan ekonomi kaum buruh sering sekali berkaitan (meskipun
bukan tak terpisahkan) dengan politik borjuis, politik kepaderian, dan lain-lain, sebagaimana sudah
kita lihat. Dalil-dalil Raboceye Dyelo itu benar jika dengan politik itu dimaksudkan politik trade-
unionis, yaitu hasrat umum semua buruh guna memperoleh dari pemerintah tindakan-tindakan
tertentu untuk meringankan kesengsaraan yang menjadi ciri keadaan mereka, tetapi yang tidak
melenyapkan keadaan itu, yaitu tindakan-tindakan yang tidak menghapuskan penundukkan kerja
kepada kapital. Hasrat ini memang umum bagi trade-unionis Inggris yang bersikap memusuhi
sosialisme, bagi kaum buruh Katolik, bagi kaum buruh "Zubatov" , dan sebagainya. Ada bermacam-
macam politik. Jadi, kita lihat bahwa Rabocaya Misl lebih memuja spontanitasnya, memuja
ketiadaannya akan kesadaran daripada pengingkari perjuangan politik. Walaupun mengakui
sepenuhnya perjuangan politik (lebih tepat dikatakan keinginan-keinginan dan tuntutan-tuntutan
politik kaum buruh), yang tumbuh secara spontan dari gerakan buruh itu sendiri, Rabocaya Misl
sama sekali menolak menyusun secara bebas politik sosial-demokratis yang khas yang sesuai
dengan tugas-tugas umum sosialisme dan dengan syarat-syarat dewasa ini di Rusia. Selanjutnya kita
akan menunjukkan Raboceye Dyelo juga membuat kesalahan yang sama.
C. GRUP PEMBEBASAN DIRI DAN RABOCEYE DYELO [54]
Kita dengan begitu panjang lebar telah membicarakan tajuk rencana Rabocaya Misl nomor pertama
yang tidak banyak diketahui dan sekarang hampir dilupakan orang, karena tajuk rencana ini paling
awal dan paling menyolok menyatakan aliran pikiran yang umum yang kemudian muncul sebagi
aliran-aliran kecil yang tak terhitung banyaknya. W.I sepenuhnya benar ketika, dalam memuji nomor
pertama dan tajuk rencana Rabocaya Misl, dia mengatakan bahwa tajuk rencana tersebut ditulis
secara "tajam dan dengan bergelora"(Listok Rabotnika No. 9-10 hal.49). Setiap orang yang percaya
pada pendapatnya, yang berpendapat bahwa dia memberikan sesuatu yang baru, menulis "dengan
gelora" dan dengan cara yang begitu rupa sehingga pandangan-pandangannya itu tampak menonjol.
Hanyalah orang-orang yang biasa berdiri diatas dua perahu yang tidak mempunyai "gelora"
sedikitpun, hanya orang-orang yang demikianlah yang bisa kemarin memuji-muji gelora Rabocaya
Misl, hari ini menyerang "gelora polemik" lawan-lawan Rabocaya Misl.
Kita tidak akan membicayakan Lampiran Khusus Rabocaya Misl (nanti kita akan berkesempatan,
mengenai berbagai hal, menyinggung tulisan ini, yang menyatakan ide-iede kaum ekonomis dengan
konsekwen) tetapi hanya dengan singkat akan membicarakan Seruan Grup Pembebasan Diri Buruh
( Maret 1899, dimuat lagi dalam Nakanunye [55] London, No.7 Juli 1899). Penulis-penulis seruan
ini tepat sekali mengatakan bahwa "kaum buruh Rusia baru saja bangun, baru saja melihat
sekelilingnya, dan secara naluri mencekau alat perjuangan yang pertama dijumpai". Tetapi di sini
penulis-penulis itu menarik kesimpulan salah yang sama seperti yang di tarik Rabocaya Misl dengan
melupakan bahwa kenalurian adalah kesadaran (spontanitas) yang harus dibantu oleh kaum sosialis,
bahwa alat perjuangan "yang pertama dijumpai", dalam masyarakat modern, akan selalu berupa alat
perjuangan trade-unionis, dan ideologi "yang pertama dijumpai" akan berupa ideologi (trade-unionis)
borjuis. Begitu juga, penulis-penulis ini tidak menolak politik, mereka hanya (hanya!) mengatakan,
dengan mengulangi kata-kata yang diucapkan Tuan W.W, bahwa politik adalah bangunan atas, dan
oleh karenanya, "agitasi politik harus menjadi bangunan-atas dari agitasi untuk kepentingan
perjuangan ekonomi; ia harus tumbuh di atas dasar perjuangan ekonomi ini dan berjalan
dibelakangnya".
Adapun Raboceye Dyelo, ia memulai aktivitasnya langsung dengan "membela" kaum ekonomis. Ia
betul-betul berbohong dalam nomor pertamanya itu juga ( No. 1, hal 141-142) ketiga ia menyatakan
bahwa ia "tidak tahu kawan-kawan muda mana yang dimaksud oleh Akselrod" dalam brosurnya yang
terkenal, [*16] dimana ia memperingatkan kaum ekonomis, tetapi Raboceye Dyelo dalam polemik
sengit dengan Akselrod dan Plekhanov mengenai kebohongan itu, terpaksa mengakui bahwa ia
"dengan menyatakan kebingungan ingin membela semua sosial-demokrat yang lebih muda di luar
negeri dari tuduhan yang tidak adil" (Akselrod menuduh kaum ekonomis berpandangan cupet).
Sebetulnya tuduhan ini adil sepenuhnya, dan Raboceye Dyelo tahu betul bahwa tuduhan ini antara
lain menimpa juga W.I. seorang anggota dewan redaksinya. Sepintas lalu baiklah saya sebutkan
bahwa dalam polemik tersebut Akselrod sepenuhnya benar dan Raboceye Dyelo sama sekali salah
dalam menafsirkan brosur saya Tugas-Tugas Kaum Sosial-Demokrat Rusia [*17] . Brosur itu ditulis
dalam tahun 1897, sebelum Rabocaya Misl terbit, ketika saya berpendapat, dan berhak berpendapat,
bahwa haluan semula Liga Perjuangan Petersburg, yang saya lukiskan diatas, adalah haluan yang
berdominasi. Dan haluan itu adalah benar-benar haluan yang berdominasi, setidak-tidaknya sampai
pertengahan tahun 1898. Karena itu Raboceye Dyelo tidak berhak sedikitpun dalam usahanya
membantah adanya dan bahaya ekonomisme, menunjuk kepada brosur yang menyatakan pandangan-
pandangan yang didesak oleh pandangan-pandangan "ekonomis" di Petersburg dalam tahun 1897-
1898 [*18]
Tetapi Raboceye Dyelo tidak hanya "membela" kaum ekonomis --ia sendiri senantiasa tergelincir
kedalam kesalahan-kesalahan mereka yang fundamental. Sumber kekacauan ini terletak dalam
pengertian yang bercabang mengenai tesis dalam program Raboceye Dyelo berikut: "kita anggap
gejala yang paling penting dari kehidupan Rusia, gejala yang terutama akan menentukan tugas-
tugas" "dan watak aktivitas kesusasteraan Perserikatan, ialah gerakan massa buruh (kursif dari
Raboceye Dyelo) yang telah timbul dalam tahun-tahun belakangan ini". Bahwasanya gerakan massa
merupakan gejala yang paling penting, ini tak dapat dipertengkarkan lagi. Tetapi seluruh
persoalannya ialah bagaimana memahami "penentuan tugas" oleh gerakan massa ini. Ini bisa
diinterpretasi dengan dua cara: atau dalam arti pemujaan kepada spontanitas gerakan ini, artinya
menurunkan peranan sosial-demokrasi menjadi pembudakan belaka kepada gerakan buruh
sebagaimana adanya (interpretasi Rabocaya Misl, Grup Pembebasan Diri dan kaum ekonomis
lainnya); atau dalam arti bahwa gerakan massa mengajukan kepada kita tugas-tugas baru di bidang
teori, politik dan organisasi, yang jauh lebih rumit daripada tugas-tugas yang dapat memuaskan kita
dalam periode sebelum timbulnya gerakan massa. Raboceye Dyelo telah dan masih cenderung justru
ke interpretasi yang pertama, karena ia tidak mengatakan apapun yang tegas tentang sesuatu tugas
baru, melainkan terus-menerus memperbincangkan seolah-olah "gerakan massa" ini justru
membebaskan kitadari keharusan menyadari dengan jelas dan menyelesaikan tugas-tugas yang
diajukannya kepada kita. Cukup ditunjukkan bahwa Raboceye Dyelo mengangap tidak mungkin
menentukan penggulingan otokrasi sebagai tugas pertama gerakan massa buruh, dan bahwa ia
memerosotkan tugas ini (demi kepentingan gerakan massa) menjadi tugas perjuangan untuk
tuntutan-tuntutan politik yang terdekat (Jawaban, hal. 25) .
Akan kami lewati artikel B. Kricevski, redaktur Raboceye Dyelo, yang berjudul "Perjuangan
Ekonomi dan Politik Dalam Gerakan Rusia", yang dimuat dalam surat kabar itu No.7, yang
mengulangi kesalahan-kesalahan [*19] itu juga, dan langsung beralih Raboceye Dyelo No.10. Tentu
saja, kita tidak akan menguraikan secara terperinci berbagai kebertan yang diajukan B. Kreicevski
dan Martinov terhadap Zarya dan Iskra.Yang menarik perhatian kita disini semata-mata pendirian
prinsipiil yang dibentangkan oleh Raboceye Dyelo No.10. Misalnya, kita tidak akan mengupas
keanehan --bahwa Raboceye Dyelo melihat suatu 'kontradiksi yang diametral" antara dalil:
"Sosial-demokrasi tidak mengikat tangannya, tidak membatasi aktivitas-aktivitasnya pada sesuatu
rencana atau metode perjuangan politik yang telah dipertimbangkan sebelumnya; ia mengakui semua
alat perjuangan selama alat-alat perjuangan itu sesuai dengan kekuatan yang ada pada partai", dan
seterusnya (Iskra. No.1) [56]
dengan dalil :
"Tanpa organisasi yang kuat, yang berpengalam dalam perjuangan politik dalam segala keadaan dan
dalam segala periode, maka tak mungkin berbicara tentang rencana aktivitas yang sistematis yang
diterangi dengan prinsip-prinsip yang teguh dan yang dilaksanakan dengan gigih, yang merupakan
satu-satunya yang patut dinamakan taktik" (Iskra No.4) [57]
Mencampuradukkan pengakuan, dalam prinsip, atas segala alat perjuangan, atas segala rencana dan
metode, selama hal-hal ini bermanfaat --dengan tuntutan supaya pada saat politik tertentu kita
berpedoman pada rencana yang dilaksanakan dengan teguh, jika kita hendak mempersoalkan taktik,
ini berarti sama dengan mencampuradukkan pengakuan ilmu kedokteran atas berbagai cara
pengobatan dengan tuntutan berpegang teguh pada satu cara pengobatan tertentu untuk penyakit
tertentu. Akan tetapi soalnya ialah bahwa Raboceye Dyelo, walaupun ia sendiri mengidap penyakit
yang telah kita namakan memuja-muja spontanitas, tidak mau mengakui "cara pengobatan" apapun
untuk penyakit itu. Karena itu, ia telah membuat penemuan yang istimewa bahwa "taktik- sebagai
rencana berkontradiksi dengan jiwa pokok Marxisme" (No. 10, hal.18), bahwa taktik adalah "proses
pertumbuhan tugas-tugas Partai yang tumbuh bersama dengan Partai" (hal.11, kursif dari
Raboceye Dyelo). Ucapan yang terakhir ini mempunyai segala kemungkinan untuk menjadi
peribahasa yang terkenal, suatu monumen yang abadi bagi "aliran" Raboceye Dyelo. Atas pertanyaan
: kemana? Suatu organ pimpinan menjawab: gerakan adalah proses perubahan jarak antara titik
pangkal dan titik-titik berikutnya gerakan itu. Tetapi kedalaman yang tiada tolok taranya ini bukan
hanya suatu keanehan (jika demikian halnya, tak akan ada gunanya dibicarakan secara khusus),
melainkan juga merupakan program seluruh aliran, yaitu program itu juga yang dinyatakan oleh
R.M (dalam Lampiran Khusus Rabocaya Misl) dengan kata-kata: perjuangan yang dikehendaki ialah
perjuangan yang mungkin dan perjuangan yang mungkin adalah perjuangan yang berlaku pada saat
tertentu. Inilah justru aliran opurtunisme yang terbatas, yang seecara pasif menyesuaikan diri dengan
spontanitas.
"Taktik- sebagai rencana berkontradiksi dengan jiwa pokok Marxisme!" Sungguh, ini adalah fitnahan
terhadap Marxisme; ini berarti mengubahnya menjadi karikatur Marxisme yang dihadapkan kepada
kita oleh kaum Narodnik dalam perang mereka melawan kita. Ini berarti meremehkan inisiatif dan
enerzi aktivis-aktivis yang sadar, padahal Marxisme, sebaliknya, memberikan dorongan raksasa
kepada inisiatif dan enerzi sosial-demokrat, membukakan baginya perspektif-perspektif yang seluas-
luasnya dan (jika orang boleh menyatakan begitu) menyediakan untuknya kekuatan perkasa berjuta-
juta orang dari klas buruh yang "secara spontan" bangkit berjuang! Seluruh sejarah sosial-demokrasi
internasional penuh dengan rencana-rencana yang diajukan kadang-kadang oleh satu pimpinan
politik, kadang-kadang oleh pimpinan politik lainnya; ada yang membenarkan pandangan jauh dan
ketepatan pandangan politik dan organisasi dari pimpinan politik yang satu dan ada yang
memperlihatkan kecupetan serta satu titik balik yang paling penting dalam sejarahnya --terbentuknya
Kerajaan, pembukaan Reichstag dan pemberian hak pilih umum -- Liebknecht mempunyai satu
rencana untuk politik dan pekerjaan sosial demokratis pada umumnya dan Schwetzer mempunyai
rencana lain. Ketika Undang-Undang Anti Sosialis menyerang kaum Sosialis Jerman, Most dan
Hasselmann mempunyai satu rencana, mereka siap seketika itu juga menyerukan dilakukannya
kekerasan dan teror; Hochberg, Schraman dan (sebagian) Bernstein mempunyai rencana lain, mereka
mulai mengkhotbahkan kepada kaum sosial-demokrat bahwa mereka sendirilah dengan kekasaran
dan kerevolusioneran yang keterlaluan yang telah memprovokasi pengundangan Undang-Undang
itu, dan sekarang harus bertingkah laku yang patut menjadi teladan untuk memperoleh maaf; rencana
yang ketiga ialah yang diajukan oleh mereka yang mempersiapkan dan melaksanakan penerbitan
organ ilegal. Tentu saja mudah, dalam menoleh kembali, bertahun-tahun sesudah perjuangan
mengenai masalah pemilihan jalan terakhir dan sesudah sejarah menjatuhkan putusannya yang
terakhir mengenai ketepatan jalan yaang telah terpilih, mengucapkan pepatah yang mendalam
tentang pertumbuhan tugas-tugas Partai yang tumbuh bersama dengan partai. Tetapi pada saat
kekalutan [*20], ketika "kritikus-kritikus" dan kaum ekonomis Rusia memerosotkan sosial demokrat
ke tingkat trade-unionisme, dan ketika kaum teroris semakin kuat mengkhotbahkan diterimanya
"taktik-sebagai-rencana" yang mengulangi lagi kesalahan-kesalahan lama, pada saat demikian itu,
bila membatasi diri pada kedalaman-kedalaman itu, berarti memberi kepada diri sendiri "surat
keterangan tentang kemiskinan". Pada saat banyak orang sosial-demokrat Rusia di hinggapi justru
kelangkaan inisitif dan enerzi, dihinggapi kelangkaan "ruang lingkup propaganda politik, agitasi
politik dan organisasi politik" [*21], kelangkaan "rencana" untuk mengorganisasi pekerjaan
revolusioner secara lebih luas, bila pada saat yang demikian mengatakan: "taktik-sebagai rencana
berkontradiksi dengan jiwa pokok Marxisme" berarti tidak hanya memvulgarkan Marxisme di bidang
teori, tetapi juga menyeret Partai mundur dalam praktek.
Raboceye Dyelo seterusnya menggurui kita :
"Tugas orang revolusioner sosial-demokrat hanyalah mempercepat perkembangan objektif dengan
pekerjaannya yang secara sadar, tetapi bukan meniadakannya atau menggantinya dengan rencana-
rencana subyektif. Iskra tahu semua ini dalam teori. Tetapi arti penting mahabesar yang secara tepat
diberikan Marxisme kepada pekerjaan revolusioner yang sadar menyebabkan Iskra dalam praktek,
karena padangannya yang dokriner tentang taktik, meremehkan arti penting unsur obyektif atau
spontan perkembangan" (hal.18).
Satu contoh lagi tentang kekalutan teori yang luar biasa yang sudah sepatutnya bagi Tuan W.W dan
kelompoknya. Kita akan bertanya kepada ahli filsafat kita: dalam hal apa dapat tercermin
"peremehan" perkembangan obyektif dari pihak penyusun rencana-rencana yang subyektif? Jelas,
dalam hal bahwa ia mengabaikan kenyataan bahwa perkembangan obyektif ini menciptakan atau
memperkuat, menghancurkan atau melemahkan klas-klas, lapisan-lapisan, golongan-golongan
tertentu, bangsa-bangsa, kelompok-kelompok bangsa tertentu, dsb, dengan begitu menjadi syarat
bagi pengelompokan kekuatan-kekuatan politik internasional tertentu, bagi penentuan pendirian
partai-partai revolusioner, dan sebagainya. Tetapi jika demikian, maka kesalahan penyusun rencana-
rencana itu bukanlah dalam hal meremehkan unsur spontan melainkan sebaliknya, dalam hal
meremehkan unsur sadar, karena dia tidak mempunyai cukup "kesadaran" untuk memahami secara
tepat perkembangan obyektif. Karena itu omongan tentang "penilaian arti "relatif" (krsif dari
Raboceye Dyelo) spontanitas dan kesadaran itu saja sudah menyingkapkan ketiadaan "kesadaran"
sama sekali . Jika "unsur-unsur spontan perkembangan" tertentu dapat ditangkap oleh kesadaran
manusia pada umumnya, maka penilaian yang tidak tepat mengenai unsur-unsur spontan itu akan
sama saja dengan "meremehkan unsur sadar". Tetapi jika unsur-unsur spontan itu tidak dapat
ditangkap oleh kesadaran, maka kita tak dapat mengetahuinya, dan tidak dapat membicarakannya.
Jadi apakah yang dipercakapkan oleh B. Kreicevski itu? Jika dia berpendapat bahwa "rencana-
rencana subyektif" Iskra itu salah (dan dia justru menyatakan rencana-rencana subyektif itu salah),
maka dia semestinya menunjukkan kenyataan-kenyataan obyektif apa yang diabaikan dalam rencana-
rencana ini, dan kemudian menuduh Iskra tidak mempunyai cukup kesadaran karena
mengabaikannya dan menuduh Iskra, menggunakan kata-kata dia sendiri, "meremehkan secara
sadar". Tetapi jika dia, walaupun tidak puas dengan rencana-rencana subyektif, tidak mempunyai
argumen lain kecuali kutipan "meremehkan unsur spontan" (!!), maka dia dengan itu hanya
membuktikan bahwa : 1) secara teori dia memahami Marxisme ala orang-orang sebangsa Kareyev
dan Mikhailovski yang sudah cukup di cemooohkan oleh Beltov [58], dan 2) dalam praktek, dia
sepenuhnya puas dengan "unsur-unsur spontan perkembangan" yang telah membawa kaum Marxis
legal kita ke Bernsteinisme dan membawa kaum sosial-demokrat kita ke ekonomisme, dan bahwa dia
"sangat marah" kepada orang-orang yang telah bertekad bulat bagaimanapun juga akan
membelokkan sosial-demokrasi Rusia dari jalan perkembangan "spontan".
Dan kemudian menyusullah hal-hal yang sungguh lucu. "Persis seperti manusia-manusia akan berbiak
dengan cara kuno, kendatipun segala sukses ilmu pengetahuan alam, demikian pulalah kelahiran
sistem masyarakat baru, dimasa depan juga., terutama sebagai akibat ledakan-ledakan spontan,
kendatipun segala sukses ilmu-ilmu sosial dan pertambahan jumlah pejuang yang sadar" (hal.19).
Persis seperti kata arif bijaksana kuno yang berbunyi: "Setiap orang tolol dapat melahirkan anak",
kata arif bijaksana kaum "sosialis modern" (a la Narcissus Tuporilov [59]) juga berbunyi: setiap
orang tolol dapat ikut serta dalam kelahiran spontan sistem masyarakat baru. Kita juga berpendapat
demikia. Untuk keikutsertaan semacam itu cukuplah menyerah kepada ekonomisme ketika
ekonomisme berkuasa, dan menyerah kepada terorisme ketika terorisme merajalela. Misalnya, dalam
musim semi tahun ini, ketika begitu penting memperingatkan orang supaya jangan tergila-gila akan
terorisme, Raboceye Dyelo bengong dihadapan masalah yang "baru" baginya itu. Dan sekarang,
enam bulan sesudah itu, ketika masalah tersebut telah menjadi kurang aktual, ia sekaligus
menyodorkan kepada kita pertanyaan : "kita berpendapat bahwa tidak mungkin dan tidak
seharusnya tugas sosial-demokrasi menghalang-halangi kebangkitan semangat teroris"(Raboceye
Dyelo, No.10, hal 23)., juga resolusi Kongres: "Kongres menganggap teror yang sistematis dan
ofensif sebagai tak tepat pada waktunya (Dua Kongres, Hal.18). Betapa terang dan sambung-
menyambung! Jangan menghalang-halangi, tetapi menyatakan sebagai tak tepat pada waktunya, dan
menyatakannya dengan begitu rupa sehingga teror yang sistematis dan defensif tidak termasuk dalam
ruang lingkup "resolusi" itu. Haruslah diakui bahwa resolusi semacam itu sangat aman dan
sepenuhnya terjamin terhadap kesalahan, seperti orang yang berbicara tetapi tidak mengatakan apa-
apa itu terjamin terhadap kesalahan! Dan apa yang dibutuhkan untuk menyusun resolusi semacam
itu hanyalah: kecakapan untuk mengekor di belakang gerakan. Ketika Iskra mentertawakan
Raboceye Dyelo karena menyatakan soal teror sebagi suatu soal baru, maka ia dengan marah
menuduh Iskra "luar biasa kurang ajarnya karena memaksakan pada organisasi Partai pemecahan
soal-soal taktik yang diusulkan oleh sekelompok penulis emigran lebih dari lima belas tahun yang
lalu" (hal.24). Memang, alangkah kurang ajarnya dan alangkah dibesar-besarkannya unsur sadar
--mula-mula secara teori memecahkan masalah-masalah, kemudian meyakinkan organisasi, Partai
dan Massa akan ketepatan pemecahan itu! [*22]. Akan lebih baik jika sekadar mengulang-ulang
sesuatu yang telah hafal dan tanpa "memaksakan" sesuatu pada siapapun juga, tunduk pada setiap
"pembelokan" baik ke jurusan ekonomisme ataupun ke jurusan terorisme. Raboceye Dyelo bahkan
menggeneralisasi petuah besar dari kebijaksanaan duniawi ini dan menuduh Iskra serta Zarya
"mempertentangkan program mereka dengan gerakan seperti roh yang melayang-layang diatas
kekacauan yang tak berbentuk", (hal.29). Tetapi apa lagi fungsi sosial-demokrasi jika bukan sebagai
"roh", yang tidak hanya melayang-layang diatas gerakan spontan, tetapi juga meningkatkan gerkan
ini ke tingkat "programnya"? Tentulah, bukan pula fungsinya mengekor di belakang gerakan: paling
banter, ini tidak akan ada gunanya bagi gerakan: paling buruk ia akan sangat, sangat merugikan.
Tetapi Raboceye Dyelo tidak hanya mengikuti "taktik-sebagai-proses" ini, bahkan mengangkatnya
menjadi suatu prinsip, sehingga lebih tepatlah menamakan haluan Raboceye Dyelo bukan
oportunisme, melainkan ekorisme (dari kata ekor). Dan haruslah diakui bahwa orang-orang yang
telah bertekad untuk selalu membuntut dibelakang gerakan dan menjadi ekornya, selama-lamanya
dan mutlak tidak bisa "meremehkan unsur spontan perkembangan".
***

Demikianlah, kita sudah menjadi yakin bahwa kesalahan pokok "aliran baru" dalam sosial demokrasi
Rusia berupa pemujaan kepada spontanitas, dan ketidakmengertian bahwa spontanitas massa
menuntut kesadaran besar-besaran dari kita kaum sosial-demokrat. Semakin besar kebangkitan
spontanitas dari massa, semakin meluaslah gerakan, maka semakin cepat lagi dengan tiada
bandingnya bertambah besarnya tuntutan akan kesadaran yang besar-besaran dalam pekerjaan teori,
politik dan organisasi dari sosial-demokrasi.
Kebangkitan spontan massa di Rusia telah (dan terus) berlangsung dengan kecepatan sedemikian
rupa sehingga pemuda sosial-demokrat ternyata belum dipersiapkan untuk menunaikan tugas-tugas
raksasa ini. Ketidaksiapan ini merupakan kemalangan kita bersama, kemalangan semua orang sosial-
demokrat-Rusia. Kebangkitan massa meluas dan berlangsung dengan tak putus-putusnya dan
sambung-bersambung; ia bukan hanya tidak berhenti di tempat-tempat di mana ia telah mulai, tetapi
melanda tempat-tempat baru dan lapisan-lapisan baru penduduk (di bawah pengaruh gerakan buruh
telah hidup kembali gejolak di kalangan pemuda-pelajar, kaum intelektual pada umumnya dan
bahkan dikalangan kaum tani). Akan tetapi kaum revolusioner ketinggalan di belakang kebangkitan
ini baik dalam "teori-teori" mereka maupun dalam aktivitas mereka; mereka gagal mendirikan
organisasi yang tak putus-putusnya dan yang sambung-bersambung, yang sanggup memimpin
seluruh gerakan.
Dalam Bab I telah kami buktikan bahwa Raboceye Dyelo meremehkan tugas-tugas teori kita dan
bahwa ia "secara spontan" mengulang-ulangi semboyan yang sedang menjadi mode "kebebasan
mengkritik"; bahwa mereka yang mengulang-ulangi semboyan ini tidak mempunyai cukup
"kesadaran" untuk memahami pertentangan yang diametral antara pendirian para "kritikus" oportunis
dengan pendirian kkaum revolusioner di Jerman dan di Rusia.
Dalam bab-bab yang berikut akan kita bahas bagaimana pemujaan kepada spontanitas ini
mendapatkan perwujudannya di bidang tugas-tugas politik dan pekerjaan organisasi dari sosial-
demokrasi.

Catatan:
[*1] Raboceye Dyelo no.10, September 1901, hlm. 17-18 Kursif dari Raboceye Dyelo.
[*2]Trade-unionis tidak menutup pintu sama sekali terhadap politik sebagaimana kadang-kadang
diduga orang. Trade-unionis selalu melakukan agitasi dan perjuangan politik tertentu (tetapi bukan
agitasi dan perjuangan politik sosial-demokratis). Dalam bab berikutnya kita akan membicarakan
perbedaan antara politik trade-unionis dengan politik sosial-demokratis.
[44] Liga Perjuangan Untuk Pembebasan Klas Buruh Petersburg dibentuk oleh W. I. Lenin dalam
musim rontok tahun 1895 dan mempersatukan semua lingkaran buruh Marxis di Petersburg. Ia
dipimpin oleh suatu Grup Sentral di bawah pimpinan Lenin. Liga Perjuangan itu adalah organisasi
pertama di Rusia yang mengkombinasi sosialisme dengan gerakan buruh dan beralih dari
mempropagandakan Marxisme di kalangan selingkaran kecil kaum buruh yang maju ke agitasi politik
di kalangan massa luas klas buruh.
"Arti penting Liga Perjuangan Untuk Pembebasan Klas Buruh Petersburg terletak dalam kenyataan
bahwa ia, sebagaimana kata Lenin, merupakan embrio pertama yang sesungguhnya dari partai
revolusioner yang didukung oleh gerakan buruh".
[*3] A.A wanayev meninggal di Siberia Timur pada tahun 1899 karena penyakit TBC yang diidafnya
selama dikurung tersendiri dalam penjara sebelum perang. Karena itu kita berpendapat keterangan
diatas boleh disiarkan, yang kita jamin kebenarannya karena ia berasal dari orang-orang yang secra
langsung dan dekatnya mengenal A.A. Wanayev.
[45] Ruskaya Starina-- majalah bulanan tentang sejarah, terbit di Petersburg dari tahun 1870 sampai
1918.
[*4] Lihat Kumpulan karya, edisi Rusia ke-4, Jilid 2, hal.71-76red.
[46] Obskurantisme-- sikap yang bermusuhan terhadap pencerahan dan kemajuan, semangat yang
menghambat kemajuan.
[47] S. Petesburgski Raboci Listok (Lembaran Buruh Petersburg)-- surat kabar ilegal, organ Liga
Perjuangan Untuk Pembebasan Klas Buruh Petersburg. Terbit dua nomor: No. 1 dalam bulan
Februari (bertanggal Januari) 1897 (distensil di Rusia sebanyak 300-400 eksemplar); dan No. 2
dalam bulan September 1897 di Jenewa.
[*5] "Ketika bersikap negatif terhadap aktivitas-aktivitas sosial demokrat pada akhir tahun-tahun 90-
an, Iskra mengabaikan tidak adanya syarat-syarat pada waktu itu untuk pekerjaan lain kecuali
perjuangan untuk -tuntutan-tuntutan kecil". Demikian kaum ekonomis menerangkan dalam surat
mereka yaitu Surat Kepada Organ-Organ Sosial-Demokrat Rusia (Iskra No.12). Kenyataan-
kenyataan yang dikutip diatas membuktikan bahwa pernyataan tentang "tidak adanya syarat-syarat"
bertentangan sama sekali dengan kebenaran. Tidak hanya pada akhir, tetapi bahkan pada
pertengahan tahun-tahun 90-an, semua syarat untuk pekerjaan lain sudah ada selain perjuangan
untuk tuntutan-tuntutan kecil, semua syarat sudah ada --kecuali latihan yang cukup bagi para
pemimpin. Bukannya terus terang mengakui tidak cukupnya latihan pada pihak kita, para ideologis,
para pemimpin --kaum "ekonomis" hendak melempaskan semua kesalahan pada "tidak adanya
syarat-syarat", pada pengaruh lingkungan materiil yang menentukan jalan, yang dari jalan ini tak
seorang idiologis pun akan mungkin membelokkan gerakan. Apa ini kalau bukan membungkuk-
bungkuk kepada spontanitas, kalau bukan kegila-gilaan para ideologis akan kekurangan kekurangan
mereka sendiri?
[48] Rapat khusus yang dimaksudkan Lenin diadakan di Petersburg antara tanggal 14 dan 17
Februari (26 Februari dan 1 Maret) 1897. rapat ini dihadiri oleh W. I. Lenin, A. A. Waneyev, G. M.
Krzyizyanovski dan anggota-anggota lainnya dari Liga Perjuangan Untuk Pembebasan Klas Buruh
Petersburg, yaitu "veteran-veteran" yang telah dikeluarkan dari penjara selama tiga hari sebelum
dikirim ke pembuangan Siberia dan "orang-orang muda" yang memimpin Liga Perjuangan sesudah
Lenin ditangkap.
[49] Listok Rabotnika (Lembaran Pekerja)-- diterbitkan di Jenewa oleh Perserikatan Kaum Sosial-
Demokrat Rusia Di Luar Negeri dari tahun 1896-1899. Terbit sepuluh nomor. No. 1 sampai No. 8
diedit oleh grup Pembebasan Kerja. Karena mayoritas anggota Perserikatan memebelok ke
"ekonomisme", maka grup Pembebasan Kerja menolak untuk terus mengedit penerbitan-
penerbitannya. No. 9- No. 10 diterbitkan oleh dewan redaksi baru yang dibentuk oleh Perserikatan.
[50] Artikel W.I.-- yang dimaksud ialah artikel W. P. Iwansyin.
[*6]Sambil lalu perlu dinyatakan bahwa pujian-pujian kepada Rabocaya Misldalam bulan November
1898, pada waktu ekonomisme, terutama diluar negeri, telah terbentuk sepenuhnya, berasal dari W.I
itu juga yang tak lama kemudian menjadi salah seorang redaktur dari Raboceye Dyelo. Namun
Raboceye Dyelo tetap tidak mengakui adanya dua aliran dalam sosial-demokrasi Rusia dan terus
tidak mengakuinya hingga kini!
[51] Gendarme-gendarme tsar mengenakan baju seragam bermanset biru.
[*7]Bahwasanya kiasan ini benar, dapat dilihat dari kenyataan khas yang berikut. Ketika, sesudah
penangkapan atas diri kaum "Desembris", tersiar berita dikalangan kaum buruh di Jalan Schusselburg
bahwa penangkapan itu terjadi atas bantuan seorang provokator N.N. Mikhailov (seorang dokter
gigi) yang dekat dengan salah satu dari grup-grup yang berhubungan dengan kaum Desembris, kaum
buruh menjadi begitu marah sehingga mengambil keputusan membunuh Mikhailov.
[*8]Kutipan-kutipan ini diambil dari tajuk rencana dalam nomor pertama Rabocaya Misl itu juga.
Dari sini orang dapat menilai taraf teori yang dimiliki oleh "W.W. dari sosial-demokrasi Rusia"[52],
yang terus mengulang-ulangi pemvulgaran secara kasar "meterialisme ekonomi" pada waktu dalam
literatur terjadi perang kaum Marxis menentang Tuan W.W yang sebenarnya, yang sudah lama
dijuluki "ahli urusan reaksioner", karena mempunyai pandangan-pandangan yang serupa mengenai
hubungan antara politik dengan ekonomi!
[52] W. W. --nama samaran W. P. Worontstov, salah seorang ideologis dari Narodisme liberal dalam
tahun-tahun 80-an dan 90-an abad ke-19. Kata-kata Lenin "W. W. dari sosial-demokrasi Rusia"
merupakan sindiran untuk kaum "ekonomis" yang mewakili aliran oportunis dalam sosial demokrasi
Rusia.
[*9] Orang-orang Jerman bahkan mempunyai kata khusus : "Nur-Gewerkschafter", yang artinya
pembela perjuangan "serikat buruh semata-mata"
[*10] Kita tekankan kata kata dewasa ini untuk dialamatkan kepada mereka yang mungkin secara
munafik mengangkat bahu seraya berkata: sungguh mudah sekarang mencaci-maki Rabocaya Mils,
tetapi kan hanya sesuatu yang sudah usang! Mutato nomine de te fabula narratur (ubahlah namanya
maka kisah itu mengenai dirimu.--Red), demikianlah jawaban kita kepada kaum munafik dewasa ini
yang semacam itu yang ketundukannya sama-sekali kepada ide-ide Rabocaya Misl akan dibuktikan
berikut ini.
[*11] Surat kaum "ekonomis" dalam Iskra No.12.
[*12] Raboceye Dyelo No.10
[*13] Neue Zeit (Zaman Baru. --red) 1901-1902, XX, I, No.3 hlm 79. Rancangan komisi yang
dibicarakan K. Kautsky itu diterima oleh Kongres Wina (pada akhir tahun lalu) dalam bentuk yang
sedikit diubah.
[*14] Ini sudah barang tentu tidaklah berarti bahwa kaum buruh tidak ambil bagian dalam
menciptakan ideologi demikian itu. Tetapi mereka ambil bagian itu bukan sebagai kaum buruh,
melainkan sebagai ahli-ahli teori sosialisme, sebagai orang-orang sebangsa Proudhon dan sebangsa
Waitling; dengan kata lain, mereka ambil bagian hanya apabila dan sejauh mereka mampu. Sedikit
atau banyak, menguasai pengetahuan pada zaman mereka dan mendorong maju pengetahuan. Dan
agar kaum buruh dapat melakukan ini lebih sering, maka perlu dilakukan segala usaha guna
meningkatkan taraf kesadaran kaum buruh pada umumnya; kaum buruh jangan membatasi diri pada
bingkai "literatur untuk kaum buruh" yang dipersempit secara dibuat-buat, tetapi harus belajar
menguasai semakin banyak literatur umum. Bahkan akan lebih tepat jika dikatakan bukannya
"membatasi diri" tetapi dibatasi, karena kaum buruh sendiri membaca dan ingin membaca semua
yang ditulis untuk intelegensia dan hanya beberapa orang intelektual (yang jelek) yang berpendapat
bahwa "bagi kaum buruh" cukuplah diceritai tentang keadaan-keadaan pabrik dan diulang-ulang saya
yang sudah lama diketahui.
[53] Serikat-Serikat Buruh Hirsch-Duncker-- didirikan oleh borjuis-borjuis liberal Hirsch dan
Duncker dalam tahun 1868 di Jerman. Hirsch dan Duncker mengkhotbahkan "kerukunan
kepentingan-kepentingan klas", menyelewengkan buruh dari perjuangan klas revolusioner melawan
borjuasi, membatasi tugas-tugas gerakan serikat buruh pada bingkai tugas-tugas di bidang dana
saling bantu dan organisasi pendidikan-kebudayaan.
[*15] Sering dikatakan: Klas buruh secara spontan condong kepada sosialisme. Itu sepenuhnya
benar dalam arti bahwa teori sosialis menentukan sebab-sebab kesengsaraan klas buruh dengan lebih
mendalam dan lebih tepat daripada teori lain manapun juga, dan karena itu kaum buruh dapat
mencernakannya dengan begitu mudah akan tetapi asal saja teori ini sendiri tidak menyerah kepada
spontanitas, asalkan ia membuat spontanitas tunduk padanya. Biasanya ini diterima sebagi benar,
tetapi justru inilah yang dilupakan atau diputarbalikkan oleh Raboceye Dyelo. Klas buruh secar
spontan condong kepada sosialisme, tetapi sungguhpun demikian ideologi burjuis yang lebih
tersebar luas ( dan terus-menerus dihidupkan kembali dalam bentuk-bentuk yang sangat beraneka
warna) secara spontan lebih-lebih lagi mendesakkan diri pada klas buruh.
[54] Grup Pembebasan Diri Buruh satu grup kecil orang-orang ekonomis yang dibentuk di
Petersburg dalam musim rontok tahun 1898. Grup ini yang bereksistensi hanya beberapa bulan saja,
mengeluarkan sebuah manifesto yang memaparkan tujuan-tujuannya (dimuat dalam Nakanunye,
majalah yang terbit di London), susunan anggaran dasar dan beberapa surat sebaran untuk
disebarkan di kalangan buruh.
[55] Nakanunye (Menyongsong)-- majalah dari aliran Narodnik yang terbit dalam bahasa Rusia di
London dari bulan Januari 1899 samapai Februari 1902. terbit 37 nomor. Nakanunye menghimpun di
sekitarnya wakil-wakil berbagai partai borjuis kecil.
[*16] Tentang Masalah Tugas-Tugas dan Taktik kaum Sosial Demokrat Rusia Dewasa ini, Jenewa
1898. Dua pucuk surat yang ditulis kepada Rabocaya Gazeta dalam tahun 1897.
[*17] Lihat Kumpulan Karya, edisi Rusia ke-4 Jilid 2, hal.299-326 --Red.
[*18] Dalam membela kebohongannya yang pertama ("kita tak tahu kawan-kawan muda mana yang
dimaksud oleh P. B. Akselrod") Raboceye Dyelo menambah dengan kebohongan yang kedua, ketika
dalam jawabannya ia menulis: "Sejak tinjauan tentang Tugas-Tugas diterbitkan, dikalangan orang-
orang sosial-demokrat Rusia tertentu telah timbul atau kecendrungan-kecendrungan ke arah
keberatsebelahan ekonomi, yang merupakan langkah mundul dari keadaan gerakan kita sebagaimana
dilukiskan dalam Tugas-Tugas (hal.9). Inilah yang dikatakan Jawaban itu, yang dimuat dalam tahun
1900. Tetapi Raboceye Dyelo nomor pertama (yang memuat tinjauan itu) terbit dalam bulan April
1899. Apakah ekonomisme itu baru timbul dalam tahun 1899? Tidak, dalam tahun 1899 terdengar
protes pertama kaum sosial demokrat Rusia terhadap ekonomisme (protes terhadap Credo).
Ekonomisme timbul dalam tahun 1897, sebagaimana Raboceye Dyelo tahu betul, karena sudah pada
bulan November 1898, W.I. Memuji Rabocaya Misl (lihat Listok Rabotnika No.9-10)
[*19] "Teori tingkat-tingkat" atau teori "lika-liku yang takut takut-takut" dalam perjuangan politik
dinyatakan, misalnya dalam artikel ini demikian: "Akan tetapi tuntutan-tuntutan-tuntutan politik,
yang menurut wataknya adalah umum bagi seluruh Rusia, harus mula-mula" (ini ditulis dalam bulan
Agustus 1900!) " sesuai dengan pengalaman yang diperoleh lapisan tertentu"(sic!). "kaum buruh dari
perjuangan ekonomi. Hanya (!) atas dasar pengalaman inilah agitasi politik dapat dan harus dimulai",
dan seterusnya.(hal.11). Pada halaman 4 sipenulis ketika menyanggah apa yang dianggapnya sebagai
tuduhan yang sama sekali tidak beralasan yaitu tuduhan sebagai bid'ah ekonomis, dengan
mengharukan berseru : "Sosial-demokrat mana sih yang tidak tahu bahwa menurut ajaran Marx dan
Engels kepentingan-kepentingan ekonomi dari berbagai klas memainkan peranan yang menentukan
dalam sejarah dan, karenanya, bahwa terutama perjuangan proletariat untuk kepentingan-
kepentingan ekonominya harus mempunyai arti penting nomor satu bagi perkembangan klasya dan
perjuangannya untuk pembebasan ?"(Kursif dari kami). Kata "karenanya"sama sekali tidak pada
tempatnya. Dari kenyataan bahwa kepentingan-kepentingan ekonomi memainkan peranan yang
menentukan sekali-kali tidak seharusnya ditarik kesimpulan bahwa perjuangan ekonomi (yaitu,
perjuangan serikat buruh) mempunyai arti penting nomor satu, karena kepentingan-kpentingan yang
paling pokok, yang "menentukan" dari klas-klas dapat dipenuhi hanya dengan perubahan-perubahan
politik yang radikal pada umumnya; terutama kepentingan-kpentingan ekonomi yang pokok dari
proletariat dapat dipenuhi hanya dengan revolusi politik yang akan mengganti diktatur borjuasi
dengan diktatur proletariat. B. Kreicevski mengulangi argumen-argumen "W.W. dari sosial-
demokrasi Rusia" (yaitu, politik mengikuti ekonomi dan lain-lain) dan argumen-argumen kaum
Bernsteinis dari sosial-demokrasi Jerman (misalnya, justru dengan argumen semacam ini. Woltmann
mencoba membuktikan bahwa kaum buruh pertama-tama harus memperoleh "kekuatan ekonomi"
sebelum memikirkan revolusi politik).
[56] W. I. Lenin, Kumpulan Karya, edisi Rusia ke-4, Moskow, 1946, Jilid 4, hlm. 345-346.
[57] Ibid, Jilid 5, hlm. 6.
[*20] "Ein Jahr der Verwirrung" ("Tahun Kekalutan") adalah judul yang diberikan oleh Mehring
pada bab dalam bukunya Sejarah Sosial-Demokrasi Jerman dimana ia melukiskan keragu-raguan dan
ketiadaan kebulatan tekad yang mula-mula dipertunjukan oleh kaum sosialis dalam memilih "taktik-
sebagai-rencana" yang sesuai dengan syarat-syarat baru.
[*21] dari tajuk rencana Iskra No. 1 (Lihat Kumpulan Karya, edisi Rusia ke-4, Jilid 4, hal.344 -Red)
[58] Dengan nama samaran N. Beltov, G. W. Plekhanov menerbitkan bukunya yang terkenal
Tentang Perkembangan Pandangan Monistik Mengenai Sejarah, yang terbit secara legal di
Petersburg dalam tahun 1895.
[59] Yang dimaksud ialah sajak satiris "Lagu Pujian Sosialis Rusia Supra-Modern" oleh Y. O.
Martov, yang dimuat dalam Zarya No. , April 1901, dengan bertanda tangan "Narcissus Tuporilov".
Sajak ini memperolok-olok kaum "ekonomis" dan penyesuaian diri mereka dengan gerakan spontan.
[*22] Jangan dilupakan pula bahwa dalam memecahkan "secara teori" masalah teror, grup
Pembebasan Kerja menggeneralisasi pengalaman gerakan revolusioner yang terdahulu.

III
Politik Trade-Unionis dan Politik Sosial Demokrat
Kami akan mulai lagi dengan memuji Raboceye Dyelo. "Literatur Pemblejetan Dan Perjuangan
Proletar" adalah judul yang diberikan oleh Martinov kepada artikelnya dalam Raboceye DyeloNo.10
tentang perbedaan pendapat dengan Iskra. Dia merumuskan hakekat perbedaan pendapat ini sebagai
berikut : "Kita tak dapat membatasi diri hanya pada memblejeti sistem yang merintangi jalan
perkembangannnya" (partai buruh). "Kita harus pula memberi reaksi terhadap kepentingan-
kepentingan terdekat dan sehari-hari proletariat" (hal.63). ".Iskra sebenarnya adalah sebuah
organ dari oposisi revolusioner yang memblejeti sistem di negeri kita, terutama sistem
politik.. Akan tetapi kita bekerja dan akan bekerja untuk usaha buruh dalam hubungan
organis yang erat dengan perjuangan proletar" (hal.63). Orang mau tidak mau harus berterima kasih
kepada Martinov atas perumusan ini. Perumusan ini sangat menarik perhatian umum karena pada
hakekatnya ia meliputi bukan hanya perbedaan pendapat kami dengan Raboceye Dyelo, melainkan
juga perbedaan pendapat umumnya antara kami dengan kaum ekonomis" mengenai perjuangan
politik. Telah kami tunjukkan bahwa kaum "ekonomis" itu tidak menolak "politik" sama sekali, tetapi
bahwa mereka hanya senantiasa menyimpang dari konsepsi politik sosial-demokratis ke konsepsi
politik trade-unionis. Martinov menyimpang persis begitu juga, dan karena itu kami setuju
mengambil justru pendangan-pandangannya sebagi contoh kesalahan ekonomis mengenai soal ini.
Kami akan berusaha membuktikan bahwa baik penulis-penulis Lampiran khusus Rabocaya Misl,
penulis-penulis manifes yang dikeluarkan oleh Grup Pembebasan Diri, maupun penulis-penulis surat
ekonomis yang dimuat dalam Iskra No.12, tak akan mempunyai hak apapun untuk menggugat
pilihan ini.

A. AGITASI POLITIK DAN PEMBATASANNYA OLEH KAUM EKONOMIS


Setiap orang tahu bahwa pengembangan secara luas dan pengkonsolidasian perjuangan ekonomi
[*1] kaum buruh Rusia berlangsung berbarengan dengan pencitaan 'literatur" pemblejetan keadaan
ekonomi (keadaaan di pabrik dan lapangan pekerjaan). "Surat-surat sebaran" ini terutama ditujukan
untuk memblejeti keadaan pabrik, dan di kalangan kaum buruh segera bangkit gairah yang sejati
akan pemblejetan-pemblejetan itu. Segera sesudah kaum buruh melihat bahwa lingkaran-lingkaran
kaum sosial-demokrat ingin dan dapat memberikan kepada mereka surat sebaran macam baru yang
menceritakan seluruh kebenaran tentang hidup mereka yang melarat, tentang kerja mereka yang
terlalu berat, tentang ketiadaan hak mereka, maka mulailah, boleh dikatakan, membanjir surat-surat
mereka dari pabrik-pabrik dan kilang-kilang. ""Literatur pemblejetan" ini menimbulkan sensasi yang
hebat tidak hanya di pabrik dimana keadaannya diblejeti dalam surat sebaran tertentu, tetapi juga
disemua pabrik dimana tersiar kabar tentang fakta-fakta yang terblejeti. Dan karena kesengsaraan
serta kemiskinan kaum buruh diberbagai perusahaan dan berbagai lapang pekerjaan hampir saja sama
saja, maka "kebenaran tentang kehidupan buruh " menggerakkan semuanya.Bahkan di kalangan
kaum buruh yang paling terbelakangpun timbul gairah yang sejati untuk "dipublikasi" --suatu gairah
yang mulia akan bentuk embrio perang melawan seluruh sistem sosial dewasa ini yang didasarkan
atass perampokkan dan penindasan. Dan dalam kebanyakan hal "suart-surat sebaran" ini
sesungguhnya merupakan sutu pernyataan perang, karena pemblejetan-pemblejetan itu sangat
membantu membangkitkan kaum buruh dan menimbulkan di kalangan mereka tuntutan-tuntutan
bersama untuk melenyapkan keburukkan-keburukkan yang paling menyolok dan membangkitkan
pada mereka kesediaan menyokong tuntutan-tuntutan ini dengan pemogokkan-pemogokkan.
Akhirnya, tuan-tuan pabrik sendiri terpaksa mengakui arti surat-surat sebaran ini sebagai suatu
pernyataan perang sehingga sering sekali mereka tidak mau menunggu-nunggu lagi samapi perang
itu sendiri pecah. Sebagaimana biasa, dengan diterbitkannya pemblejetan-pemblejetan ini saja sudah
menjadikannya berdaya guna, memperoleh arti pengaruh moril yang perkasa. Bukan satu kali saja
bahwa, penerbitan suatu surat sebaran itu saja ternyata cukup untuk menjamin dipenuhinya semua
atau sebagian tuntutan. Pendek kata, pemblejetan-pemblejetan ekonomi (pabrik) telah dan tetap
merupakan pengungkit penting perjuangan ekonomi. Dan pemblejetan-pemblejetan ini akan terus
mempunyai arti demikian ini selama kapitalisme masih ada, yang menyebabkan kaum buruh harus
membela diri. Di negeri-negeri Eropa yang paling maju pun sekarang masih dapat kita saksikan
bagaimana pemblejetan keburukan-keburukan di suatu perusahaan yang terpencil atau suatu
cabang industri rumah tangga yang sudah dilupakan orang, merupakan titik pangkal untuk
menggugah kesadaran klas, untuk mengawali perjuangan serikat buruh dan untuk menyebar luaskan
sosialisme. [*2]
Mayoritas mutlak kaum sosial-demokrat Rusia di waktu belakangan ini hampir sama sekali
mencurahkan perhatian mereka pada pekerjaan mengorbankan pemblejetan mengenai keadaan
pabrik. Cukuplah mengingat Rabocaya Misl untuk melihat sampai seberapa jauh pencurahan
perhatian ini. Pencurahan perhatian itu sampai sebegitu jauh sehingga dilupakan bahwa pencurahan
ini sendiri, pada hakekatnya belum merupakan aktivitas sosial-demokratis, melainkan hanya
aktivitas trade-unionis. Pada hakekatnya, pemblejetan-pemblejetan ini hanya mencakup hubungan-
hubungan antara kaum buruh di lapangan pekerjaan tertentu dengan majikan-majikan mereka, dan
apa yang dicapai oleh pemblejetan-pemblejetan itu ialah bahwa para penjual tenaga kerja belajar
menjual barang dagangan mereka secara lebih menguntungkan dan berjuang melawan para pembeli
berdasarkan transaksi dagang semata-mata. Pemblejetan-pemblejetan ini dapat menjadi (jika
digunakan sebagaimana mestinya oleh organisasi kaum revolusioner) permulaan dan bagian
komponen aktivitas sosial-demokratis, tetapi pemblejetan itu juga dapat menuju (dan dibawah syarat
pemujaan kepada spontanitas pasti) menuju ke perjuangan serikat buruh semata-mata dan ke
gerakan buruh non sosial-demokratis. Sosial-demokrasi memimpin perjuangan klas buruh tidak
hanya untuk syarat-syarat yang lebih baik bagi penjualan tenaga kerja, tetapi juga untuk
melenyapkan sistem masyarakat yang memaksa kaum tak bermilik menjual diri kepada si kaya.
Sosial-demokrasi mewakili klas buruh bukan dalam hubungan klas buruh dengan hanya suatu grup
pengusaha tertentu, melainkan dalam hubungan klas buruh dengan semua klas dari masyarakat
modern, dengan negara sebagai suatu kekuatan politik yang terorganisasi. Dari sini jelaslah bahwa
kaum sosial-demokrat bukan hanya tidak boleh membatasi diri pada perjuangan ekonomi, tetapi juga
tidak boleh membiarkan perorganisasian pemblejetan di bidang ekonomi menjadi aktivitas mereka
yang berdominasi. Kita harus dengan aktif mencengkam pendidikan politik klas buruh dan
pengembangan kesadaran politiknya. Sekarang sesudah Zarya dan Iskra melakukan serangan yang
pertama atas ekonomisme, semua setuju mengenai ini (meskipun ada yang setuju hanya dalam
kata-kata, sebagaimana akan segera kita lihat).
Timbul pertanyaan: berupa apakah seharusnya pendidikan politik itu ? Dapatkah dibatasi hanya pada
propaganda ide-ide tentang permusuhan klas buruh terhadap otokrasi? Tentu saja tidak. Tidaklah
cukup menerangkan kepada kaum buruh bahawa mereka mengalami penindasan politik
(sebagaimana tidak cukup hanya menerangkan kepada mereka bahwa kepentingan-kepentingan
mereka berlawanan dengan kepentingan-kepentingan kaum majikan). Agitasi harus dilakukan
mengenai setiap manifestasi kongkrit dari penindasan ini (sebagaimana kita telah mulai melakukan
agitasi mengenai manifestasi kongret penindasan ekonomi). Dan karena penindasan ini menimpa
bermacam-macam klas dalam masyarakat, karena ia menampakkan diri dalam lapangan hidup dan
aktivitas yang sangat beraneka warna, dilapangan pekerjaan, sipil, perseorangan, keluarga, agama,
ilmu, dan sebagainya dan sebagainya, maka tidakkah jelas bahwa kita tidak akan memenuhi tugas
kita mengembangkan kesadaran politik kaum buruh jika kita tidak memikul tanggung-jawab
pekerjaan mengorganisasi pemblejetan politik mengenai otokrasi dalam semua seginya?
Bukankah untuk melakukan agitasi mengenai manifestasi kongkrit penindasan, orang perlu
memblejeti manifestasi tersebut (sebagaimana orang perlu memblejeti penyalahgunaan dalam pabrik
untuk melakukan agitasi ekonomi)?
Orang akan berpendapat bahwa hal ini cukup jelas. Tetapi justru disinilah ternyata bahwa hanya
dalam kata-kata semua setuju tentang perlunya mengembangkan kesadaran politik dalam semua
seginya. Disini jugalah ternyata bahwa Raboceye Dyelo, misalnya , bukan hanya tidak memikul
tugas mengorganisasi (atau memulai mengorganisasi) pemblejetan politik dalam semua seginya,
tetapi malah menyeret mundur Iskra yang telah mengusahakan tugas ini. Dengarlah ini: perjuangan
politik klas buruh hanyalah (justru bukan hanya) bentuk perjuangan ekonomi yang paling
berkembang, paling luas dan paling efektif (Program Raboceye Dyelo, Raboceye Dyelo No.1,
hal.3). Kaum sosial-demokrat sekarang dihadapkan kepada tugas memberikan, sedapat-dapatnya,
watak politik kepada perjuangan ekonomi itu sendiri (Martinov, Raboceye Dyelo No.10, hal42).
Perjuangan ekonomi adalah cara yang paling luas dapat digunakan untuk menarik massa ke dalam
perjuangan politik yang aktif (Resolusi Kongres Perserikatan [60]) dan amandemen-
amandemennya, Dua Kongres, hal. 11 dan 17). Seperti pembaca lihat, semua dalil ini meresapi
Raboceye Dyelo, sejak dari nomor pertamanya sampai pada Instruksi-Instruksi terakhir kepada
Dewan Redaksi, dan semuanya terang menyatakan satu pendapat mengenai agitasi dan perjuangan
politik. Tinjaulah pendapat ini dari sudut pendapat yang lazim di kalangan semua orang ekonomis,
bahwa agitasi politik harus mengikuti agitasi ekonomi. Begitulah pada umumnyn [*3] perjuangan
ekonomi merupakancara yang paling luas digunakan untuk menarik massa ke dalam perjuangan
politik? Sama sekali tidak benar. Segala macam manifestasi kelaliman polisi dan perkosaan otokrasi,
dan sekali-kali bukan hanya manifestasi yang berhubungan dengan perjuangan ekonomi, sedikitpun
tidak kurang dapat digunakan secara luas sebagai cara untuk menarik massa. Orang-orang
Zemski Nacalnik [61], pemecutan terhadap petani-petani, korupsi para pegawai, perlakuan polisi
terhadap rakyat biasa di kota-kota, perjuangan terhadap kaum lapar dan penindasan terhadap
aspirasi rakyat untuk penerangan dan pengetahuan, pemerasan pajak, penguberan terhadap sekte-
sekte agama, perlakuan yang merendahkan terhadap para serdadu dan perlakuan terhadap para
mahasiswa dan intelegensia liberal seolah-olah mereka itu serdadu mengapa kesemuanya ini dan
ribuan manifestasi penindasan lainnya yang serupa itu, yang tidak langsung bersangkutan dengan
perjuangan ekonomi, merupakan pada umumnya cara dan alasan yang kurang dapat digunakan
secara luas untuk agitasi politik dan untuk menarik massa ke dalam perjuangan politik? Justru
sebaliknya: dari jumlah seluruh kejadian dimana kaum buruh mengalami (mereka sendiri ataupun
orang-orang yang dekat dengan mereka) ketiadaan hak, kesewenang-wenangan dan aniaya, pastilah
kejadian-kejadian penindasan polisi dalam perjuangan serikat buruh hanyalah merupakan jumlah kecil
saja. Mengapa kita harus sebelumnya membatasi ruang lingkup agitasi politik dengan menyatakan
hanya satu cara yang paling luas dapat digunakan, sedangkan kaum sosial-demokrat, disamping
itu, mempunyai cara-cara lain yang pada umumnya tidak kurang dapat digunakan secara luas?
Lama, lama telah lalu (setahun yang lalu! ) Raboceye Dyelo menulis: Massa mulai mengerti
akan tuntutan-tuntutan politik terdekat sesudah satu, atau sekurang-kurangnya, sesudah beberapa
kali pemogokan, segera sesudah pemerintah mengerahkan polisi dan gendarme (No.7, hal 15,
Agustus 1900). Teori tingkat-tingkat yang opurtunis ini sekarang telah ditolak oleh Perserikatan
yang memberikan konsesi kepada kita dengan menyatakan : Tidak ada perlunya sama sekali
melakukan agitasi politik sejak awal mula semata-mata atas dasar ekonomi (Dua Kongres, Hal.11).
Ahli sejarah sosial-demokrasi Rusia yang akan datang dari penegasian oleh Perserikatan terhadap
sebagian kesalahannya yang dulu itu saja akan melihat dengan lebih jelas daripada dari segala
argumen panjang-panjang sampai seberapa jauh kaum ekonomis kita telah memerosotkan sosialisme!
Tetapi Perserikatan sungguh naif membayangkan bahwa penolakan satu pembatasan politik akan
dapat mendorong kita menyetujui bentuk pembatasan yang lain! Tidakkah akan lebih logis
mengatakan, dalam hal ini juga, bahwa perjuangan ekonomi harus dilakukan seluas-luasnya, bahwa
ia harus selalu digunakan untuk agitasi politik, tetapi bahwa tidak ada perlunya sama sekali
menganggap perjuangan ekonomi sebagai cara paling luas dapat digunakan untuk menarik massa ke
dalam perjuangan politik yang aktif?
Perserikatan memberikan arti penting kepada kenyataan bahwa ia mengganti kata-kata cara yang
terbaik yang termuat dalam resolusi yang bersangkutan dari Kongres ke-IV Perserikatan Buruh
Yahudi (Bund) [62] dengan kata-kata yang paling luas dapat digunakan. Kami, sungguh merasa
sulit untuk mengatakan mana yang lebih baik dari resolusi-resolusi ini; menurut pendapat kami
kedua-duanya lebih jelek. Baik Perserikatan maupun Bund disini salah (sebagian, barangkali,
bahkan dengan tak sadar, karena pengaruh tradisi) memberikan interpretasi ekonomis, interpretasi
trade unionis kepada politik. Pada hakekatnya soalnya sama sekali tidak berubah apakah hal ini
dilakukan dengan menggunakan kata-kata yang terbaik atau kata-kata yang paling luas dapat
digunakan. Andaikata Perserikatan mengatakan bahwa agitasi politik atas dasar ekonomi adalah
cara yang paling luas digunakan (dan bukan yang dapat digunakan) maka ia benar mengenai suatu
periode tertentu dalam perkembangan gerakan sosial demokratis kita. Ia akan benar mengenai kaum
ekonomis dan mengenai banyak (jika bukan mayoritas) pekerja praktis pada tahun-tahun 1898-1901,
karena pekerja praktis ekonomis ini menggunakan agitasi politik (karena mereka pada umumnya
menggunakannya!) hampir semata-mata atas dasar ekonomi. Agitasi politik yang demikian itu
diakui dan, sebagaimana telah kita lihat, bahkan dianjurkan oleh Rabocaya Misl dan Grup
Pembebasan Diri ! Raboceye Dyelo seharusnya dengan tegas menghukum kenyataan bahwa
pekerjaan agitasi ekonomi yang berguna dibarengi dengan pembatasan perjuangan politik yang
merugikan, tetapi bukannya berbuat demikian ia bahkan menyatakan cara yang paling luas
digunakan (oleh kaum ekonomis) sebagai yang paling luas dapat digunakan! Tidaklah
mengeherankan kalau ketika kami menamakan orang-orang ini kaum ekonomis, mereka tak dapat
berbuat lain kecuali memuntahkan segala macam cacian pada kita, dan menamakan kami penipu,
pengacau, duta-duta paus, dan pemfitnah, [*4] mengadukan kepada seluruh dunia bahwa kami
sangat menyakiti hati mereka dan menyatakan hampir dengan bersumpah: sekarang sama sekali tak
ada organisasi sosial-demokrat satupun yang melakukan kesalahan ekonomisme" [*5]. Ah, politikus-
politikus busuk dan mefitnah ini! Tidakkah mereka dengan sengaja mengarang-ngarang seluruh
ekonomisme itu, hanya karena rasa benci mereka terhadap manusia semata-mata, untuk menyakiti
hati orang secara mendalam ?
Arti kongkrit real apakah yang diberikan oleh Martinov kepada kata-katanya tentang pengajuan
tugas sosial-demokrasi memberikan watak politik kepada perjuangan ekonomi itu sendiri?
Perjuangan ekonomi adalah perjuangan kolektif kaum buruh melawan majikan-majikan untuk syarat-
syarat yang lebih baik dalam penjualan tenaga kerja, untuk syarat-syarat hidup dan syarat-syarat
kerja kaum buruh yang lebih baik. Perjuangan ini mestilah perjuangan lapangan pekerjaan, karena
syarat-syarat kerja sangat beraneka ragam di berbagai lapangan pekerjaan, dan oleh karenanya,
perjuangan untuk perbaikan syarat-syarat ini tidak dapat tidak dilakukan menurut lapangan
pekerjaan (serikat-serikat buruh negeri-negeri barat, gabungan serikat buruh sementara dan surat-
surat sebaran di Rusia, dan sebagainya). Oleh karena itu memberi watak-watak politik kepada
perjuangan ekonomi itu sendiri berarti berusaha untuk dipenuhinya tuntutan-tuntutan lapangan
pekerjaan ini, perbaikan syarat-syarat kerja di lapangan pekerjaan dengan jalan tindakan-tindakan
legislatif dan administrasi (seperti dinyatakan Martinov pada halaman berikutnya dalam artikel hal
43). Ini adalah justru yang dilakukan dan selalu dilakukan oleh semua serikat buruhnya kaum buruh.
Bacalah tulisan-tulisan T. dan Ny. Webb [63], sarjana-sarjana berkaliber berat (dan oportunis yang
tidak tanggung-tanggung), maka orang akan melihat bahwa serikat-serikat buruh Inggris sejak lama
sekali telah menyadari dan melaksanakan tugas memberi watak politik kepada perjuangan ekonomi
itu sendiri, sejak lama sekali berjuang untuk kebebasan mogok, untuk penghapusan segala macam
rintangan hukum terhadap gerakan koperasi dan serikat buruh, untuk undang-undang yang
melindungi kaum wanita dan anak-anak, untuk perbaikan syarat-syarat kerja dengan jalan
perundang-undangan kesehatan dan pabrik dan lain-lain.
Jadi, dibelakang kata-kata muluk tentang memberi watak politik kepada perjuangan ekonomi itu
sendiri yang kedengarannya bukan main mendalam dan revolusionernya, pada hakekatnya
tersembunyi hasrat tradisional untuk memerosotkanpolitik sosial-demokratis ke tingkat politik
trade-unionis! Dengan dalih mengkoreksi keberat-sebelahan Iskra yang, katanya, menempatkan
perevolusioneran dogma lebih tinggi dari pada perevolusioneran kehidupan" [*6], kepada kita
disajikan perjuangan untuk reform ekonomi sebagai sesuatu yang baru. Sebenarnya, kata-kata
memberi watak politi kepada perjuang ekonomi itusendiri berarti tidak lebih daripada perjuangan
untuk reform-reform ekonomi. Dan Martinov sendiri semestinya sampai pada kesimpulan yang
sederhana ini seandainya dia merenungkan arti kata-kata dia sendiri. Partai kita, katanya, seraya
menghadapkan meriam-meriamnya yang terberat pada Iskra, bisa dan seharusnya mengajukan
tuntutan-tuntutan kongkrit kepada pemerintah supaya melaksanakan tindakan-tindakan legislatif dan
administrasi guna menentang penghisapan ekonomi, pengangguran, kelaparan, dan sebagainya
(Raboceye Dyelo No. 10 hal. 42-43). Tuntutan-tuntutan kongkrit untuk tindakan-tindakan
--tidakkah ini berarti tuntutan-tuntutan untuk reform-reform sosial? Dan sekali lagi kita bertanya
kepada pembaca yang tidak berat sebelah, apakah kita memfitnah orang-orang Raboceye Dyelo-is
(maafkan saya atas perkataan yang janggal ini!), dengan menamakan mereka kaum Bernsteinis yang
bersembunyi ketika mereka mengajukan tesis tentang perlunya berjuang untuk reform-reform
ekonomi sebagai perbedaan pendapat mereka dengan Iskra?
Sosial-demokrasi revolusioner dulu dan sekrangpun selalu memasukkan perjuangan untuk reform-
reform sebagai bagian aktivitas-aktivitasnya. Tetapi ia menggunakan agitasi ekonomi untuk
maksud mengajukan kepada pemerintah bukan hanya tuntutan-tuntutan untuk segala macam
tindakan, melainkan juga (dan pertama-tama) tuntutan supaya pemerintah tidak lagi menjadi
pemerintah otokratis. Kecuali itu sosial-demokrasi revolusioner menganggap sebagai kewajibannya
mengajukan tuntutan ini kepada pemerintah, bukan atas dasar perjuangan ekonomi saja, melainkan
juga atas dasar segala manifestasi kehidupan sosial dan politik pada umumnya. Pendek kata, sosial-
demokrasi revolusioner menempatkan perjuangan untuk kemerdekaan dan untuk sosialisme,
sebagimana bagian tunduk kepada keseluruhan. Akan tetapi Martinov menghidupkan kembali teori
tingkat-tingkat dalam bentuk lain, dan berusaha keras untuk menetapakan bagi perjuangan politik
suatu jalan perkembangan yang, boleh dikatakan, bersifat ekonomi semata-mata. Dengan tampil
kedepan pada saat pasang revolusioner dengan tugas yang katanya khusus bagi perjuangan untuk
reform, Martinov menyeret Partai mundur dan menguntungkan baik oportunisme ekonomis
maupun oportunisme liberal.
Seterusnya, sementara dengan malu-malu menyembunyikan perjuangan untuk reform-reform
dibelakang tesis yang muluk-muluk tentang memberi watak politik kepada perjuangan ekonomi itu
sendiri, Martinov mengajukan, sebagai sesuatu yang khusus, reform-reform ekonomi semata-
mata (dan bahkan reform-reform pabrik semata-mata). Mengapa dia berbuat demikian, tak tahulah
kami. Barangkali karena keteledoran? Tetapi jika yang dia maksudkan itu bukan hanya reform-
reform pabrik maka seluruh tesisnya, yang baru saja kami kutip itu, kehilangan arti sama sekali.
Barangkali karena dia menganggap bisa dan mungkin bahwa pemerintah memberi konsesi-konsesi
hanya dibidang ekonomi saja? [*7] Jika demikian, maka ini adalah kekeliruan yang aneh. Konsesi-
konsesi juga mungkin dan diberikan dibidang perundang-undangan mengenai pencambukan, surat
pas, uang tebusan, sekte-sekte agama, sensor, dan sebaginya dan sebagainya . Konsesi ekonomi
(atau konsesi palsu) itu bagi pemerintah tentulah yang paling murah dan paling menguntungkan,
karena dengan jalan ini pemerintah mengharapkan dapat memperoleh kepercayaan masa buruh.
Tetapi justru karena inilah kita kaum sosial demokrat dalam keadaan apapun juga atau bagaimanapun
juga mutlak tidak boleh memberi tempat bagi pendapat (atau bagi salah pengertian) bahwa bagi kita
reform-reform ekonomi lebih berharga, bahwa kita menganggap reform-reform ekonomi itu sebagai
yang teristimewa pentingnya, dan lain-lain. Tuntutan-tuntutan demikian itu, kata Martinov
mengenai tuntutan-tuntutan kongkrit yang diajukan di atas untuk tindakan legislatif dan administrasi,
tidak akan merupakan omong kosong belaka karena, dengan menjanjikan hasil-hasil tertentu yang
nyata berwujud, tuntuntutan-tuntutan itu bisa disokong aktif oleh massa buruh.. Kami bukanlah
kaum ekonomis, oh bukan! Kami hanya menyembah secara membudak kepada dapat dirasakannya
hasil-hasil yang konkrit, seperti halnya orang-orang sebangsa Bernstein, Prokopowic, Struwe, R. M.
dan tutti quanti! [*8] Kami hanya ingin menjelaskan (bersama-sama dengan Narcissus Tuporilov)
bahwa segala yang tidak menjanjikan hasil-hasil yang nyata berwujud adalah omong-kosong
belaka! Kami hanya mencoba menyatakan pendapat seolah-olah massa buruh tak sanggup (dan
belum membuktikan kesanggupan mereka, kendatipun ada orang melemparkan filistinismenya sendiri
kepada massa buruh) menyokong dengan aktif setiap protes menentang otokrasi, bahkan protes
yang sama sekali tidak menjanjikan kepada massa buruh hasil-hasil apa pun yang nyata
berwujud!
Ambillah sebagai contoh tindakan-tindakan untuk melawan pengangguran dan bahaya kelaparan
yang diajukan oleh Martinov sendiri. Selagi Raboceye Dyelo sibuk, ditilik dari apa yang telah
dijanjikannya, menyusun dan menggarap program tuntutan-tuntutan konkrit (dalam bentuk
rancangan undang-undang?) untuk tindakan-tindakan legislatif dan administrasi yang menjanjikan
hasil-hasil yang nyata berwujud, Iskra, yang selalu menempatkan perevolusioneran dogma lebih
tinggi daripada perevolusioneran kehidupan, mencoba menerangkan hubungan yang tak terpisahkan
antara pengangguran dengan seluruh sistem kapitalis; memperingatkan bahwa bahaya kelaparan
sedang mendatang; menelanjangi perjuangan polisi melawan kaum lapar dan peraturan-
peraturan hukuman darurat yang melampaui batas; dan Zarya menerbitkan cetak ulang khusus,
dalam bentuk brosur agitasi, sebagian dari Tinjauan Dalam Negeri yang mengenai bahaya
kelaparan [*9]. Tetapi ya Tuhanku! Alangkah berat sebelahnya kaum ortodoks picik yang tak
dapat diperbaiki lagi ini, kaum dogmatis yang tuli terhadap panggilan hidup itu sendiri. Tidak
satupun dari artikel-artikel mereka memuatah terlalu!satu pun, bayangkanlah, sungguh-
sungguh satu pun tuntutan konkrit, yang menjanjikan hasil-hasil yang nyata berwujud! Kaum
dogmatis yang malang! Mereka seharusnya dikirim kepada Kricevski dan Martinov untuk diberi
pelajaran bahwa taktik adalah proses pertumbuhan, proses dari apa yang tumbuh, dll, dan bahwa
perjuangan ekonomi itu sendiri harus diberi watak politik!
Disamping arti revolusionernya yang langsung, perjuangan ekonomi kaum buruh melawan kaum
majikan dan pemerintah (perjuangan ekonomi melawan pemerintah!!) juga mempunyai arti
demikian: ia senantiasa menjadikan kaum buruh sadar bahwa mereka tak mempunyai hak-hak
politik (Martinov, hlm. 44). Kami kutip bagian ini bukan untuk mengulangi keseratus dan keseribu
kalinya apa yang sudah disebutkan di atas, melainkan terutama untuk menyatakan terima kasih
kepada Martinov atas rumusan baru yang sangat bagus ini: perjuangan ekonomi kaum buruh
melawan kaum majikan dan pemerintah. Alangkah indahnya! Sungguh suatu bakat yang tak
tertirukan, sungguh mahir dalam meniadakan semua perbedaan pendapat yang bersifat sebagian-
sebagian dan nuansa perbedaan di antara kaum ekonomis, dalil yang singkat dan jelas ini
mengungkapkan seluruh hakekat ekonomisme: dari menyerukan kepada kaum buruh supaya terjun
ke dalam perjuangan politik yang mereka lakukan untuk kepentingan umum, dengan maksud
memperbaiki keadaan seluruh kaum buruh" [*10], terus melalui teori tingkat-tingkat dan berakhir
dengan resolusi Kongres tentang yang paling luas dapat digunakan, dsb. Perjuangan ekonomi
melawan pemerintah adalah justru politik trade-unionis, yang jauh, jauh sekali dari politik sosial-
demokratis.
B. KISAH TENTANG BAGAIMANA MARTINOV MEMPERDALAM PLEKHANOV
"Alangkah banyaknya orang sosial-demokrat sebangsa Lomonosov yang muncul di kalangan kita di
waktu belakangan ini! ujar seorang kawan pada suatu hari, dan yang dimaksudkannya ialah
kecenderungan yang mengagumkan dari banyak orang di antara yang condong pada ekonomisme
dengan akal sendiri pasti sampai pada kebenaran-kebenaran besar (misalnya, bahwa perjuangan
ekonomi mendorong kaum buruh memikirkan ketiadaan hak bagi mereka), dan dengan demikian
menganggap sepi, dengan sikap yang sangat menghina dari orang-orang zenial alamiah, segala yang
sudah dihasilkan oleh perkembangan pikiran revolusioner dan perkembangan gerakan revolusioner
yang terdahulu. Martinov-Lomonosov adalah justru seorang zenial alamiah semacam itu. Lihatlah
artikelnya Soal-Soal Terdekat maka orang akan melihat bagaimana Martinov dengan akal sendiri
mendekati apa yang sudah lama dikatakan oleh Akselrod (yang tentu saja sepatah kata pun tidak
disebut-sebut oleh si Lomonosov kita); bagaimana, misalnya, dia mulai mengerti bahwa kita tidak
dapat menganggap sepi oposisi dari berbagai lapisan borjuasi (Raboceye Dyelo No.9, hlm. 61, 62,
71; bandingkan ini dengan Jawaban redaksi Raboceye Dyelo kepada Akselrod,hlm. 22, 23, 24), dll.
Tetapi sayang, dia hanya mendekati dan baru mulai, tidak lebih dari itu, karena dia
bagaimanapun juga belum begitu mengerti ide-ide Akselrod, sehingga dia masih bicara tentang
perjuangan ekonomi melawan kaum majikan dan pemerintah. Selama tiga tahun (1898-1901)
Raboceye Dyelo telah berusaha keras untuk memahami Akselrod, tetapitetapi bagaimanapun tidak
memahaminya! Barangkali hal ini terjadi juga karena sosial-demokrasi, seperti umat manusia,
selalu mengajukan untuk dirinya sendiri hanya tugas-tugas yang dapat dilaksanakan?
Tetapi orang-orang sebangsa Lomonosov itu menonjol tidak hanya karena ketidaktahuan mereka
mengenai banyak hal (ini baru setengah celaka!), tetapi juga karena ketidaksedaran mereka akan
kepicikan pengetahuan mereka. Nah, ini sudah celaka yang sesungguhnya: dan celaka inilah yang
mendorong mereka tanpa berpanjang-panjang mulai memperdalam Plekhanov.
Telah banyak waktu berlalu, cerita Martinov-Lomonosov, sejak Plekhanov menulis buku ini
(Tugas-Tugas Kaum Sosialis Dalam Perjuangan Melawan Bahaya Kelaparan di Rusia). Kaum
sosial-demokrat yang selama sepuluh tahun memimpin perjuangan ekonomi klas buruh..belum
berhasil memberikan dasar terori yang luas bagi taktik Partai. Soal ini sekarang sudah menjadi
matang dan jika kita ingin memberikan dasar teori itu, kita tentu saja harus banyak memperdalam
prinsip-prinsip taktik yang pernah dikembangkan oleh Plekhanov Definisi kita sekarang tentang
perbedaan antara propaganda dengan agitasi harus berbeda dari definisi Plekhanov. (Martinov baru
saja mengutip kata-kata Plekhanov: Seorang propagandis mengemukakan banyak ide kepada satu
atau beberapa orang; seorang agitator hanya mengemukakan satu atau beberapa ide, tetapi dia
mengemukakannya kepada sejumlah besar orang). Dengan propaganda kita artikan penjelasan
secara revolusioner tentang seluruh sistem sekarang atau manifestasi-manifestasinya sebagian-
sebagian, tak peduli apakah ia dilakukan dalam bentuk yang dapat dipahami oleh orang-seorang atau
oleh massa luas. Dengan agitasi, dalam arti kata setepatnya (sic!), kita artikan menyerukan kepada
massa supaya melakukan aksi-aksi konkrit tertentu, memudahkan campur-tangan revolusioner secara
langsung dari proletariat dalam kehidupan sosial.
Kita ucapkan selamat kepada sosial-demokrasi Rusiadan internasionalatas terminologi Martinov
yang baru ini yang lebih tepat dan lebih mendalam. Selama ini kami berpendapat (bersama-sama
dengan Plekhanov dan dengan semua pemimpin gerakan buruh internasional) bahwa seorang
propagandis jika dia membahas misalnya, soal penganggurang itu juga harus menerangkan sifat
kapitalis dari krisis, menunjukkan sebab-sebab mengapa krisis-krisis itu tak terhindarkan dalam
msyarakat dewasa ini, melukiskan perlunya mengubah masyarakat ini menjadi masyarakat sosialis,
dsbnya. Pendek kata, dia harus mengemukakan banyak ide, begitu banyak sehingga semua ide itu
secara keseluruhan sekaligus akan dimengerti hanya oleh (relatif) beberapa orang saja. Akan tetapi
seorang agitator yang berbicara tentang soal itu juga, akan mengambil sebagai contoh yang paling
menyolok dan paling luas diketahui oleh para pendengarnya, misalnya, kematian karena kelaparan
keluarga seorang penganggur, semakin meningkatnya kemelaratan, dsb, dan dengan menggunakan
kematian ini, yang diketahui oleh semua orang tak ada kecualinya, akanmengarahkan segenap
usahanya pada pengemukaan satu ide kepada massa, yaitu ide tentang kegilaan kontradiksi antara
meningkatnya kekayaan dan meningkatnya kemiskinan; dia akan berusaha keras untuk
membangkitkan ketidakpuasan dan kemarahan di kalangan massa terhadap ketidakadilan yang
menyolok mata itu, dan menyerahkan penjelasan yang lebih lengkap tentang kontradiksi itu kepada
propagandis. Karena itu, propagandis terutama bekerja dengan kata tercetak; agitator dengan kata
hidup. Dari propagandis dituntut sifat-sifat yang berbeda dengan yang dituntut dari agitator.
Kautsky dan Lafargue, misalnya, kita namakan propagandis; Bebel dan Guesde kita namakan
agitator. Mengkhususkan bidang ketiga atau fungsi ketiga aktivitas praktis, dan memasukkan ke
dalam fungsi ini seruan kepada massa supaya melakukan aksi-aksi konkrit tertentu, adalah omong-
kosong besar, karena seruan, sebagai satu tindakan, atau sudah sewajarnya dan tak terelakkan
melengkapi karya teori, brosur propaganda dan pidato agitasi, atau merupakan fungsi pelaksana
semata-mata. Ambillah, misalnya, perjuangan yang sekarang sedang dilakukan oleh kaum sosial-
demokrat Jerman menentang pajak padi-padian. Para ahli teori menulis karya-karya rise tentang
politik cukai dan menyerukan, misalnya, supaya orang berjuang untuk perjanjian-perjanjian dagang
dan untuk kebebasan berdagang. Propagandis melakukan hal itu juga dalam majalah, dan agitator
dalam pidato-pidato di muka umum. Pada saat sekarang, aksi-aksi konkrit massa mengambil
bentuk penandatanganan petisi-petisi kepada Reichstag menentang penaikan pajak padi-padian.
Seruan untuk aksi ini secara tak langsung berasal dari para ahli teori, propagandis dan agitator, dan
secara langsung berasal dari kaum buruh yang mengedarkan surat-surat petisi itu ke pabrik-pabrik
dan rumah-rumah perseorangan mengumpulkan tanda-tangan. Menurut terminologi Martinov,
kautsky dan Bebel kedua-duanya adalah propagandis, sedang mereka yang mengumpulkan tanda-
tangan adalah agitaor; tidakkah demikian?
Contoh Jerman itu mengingatkan saya pada kata Jerman Verballhornung yang kalau diterjemahkan
secara hurufiah berarti pem-Ballhorn-an. Johann Ballhorn, seorang penerbit di Leipzig pada abad
ke 16, menerbitkan buku bacaan anak-anak dimana, sebagaimana kebiasaannya, dimuat lukisan ayam
jantan; tetapi gambar ini bukannya melukiskan seekor ayam jantan biasa yang berjalu, melainkan
melukiskannya tanpa jalu tetapi dengan dua butir telur terletak di dekatnya. Pada sampul buku ini
dicetaknya tulisan tambahan Cetakan yang telah diperbaiki oleh Johann Ballhorn. Sejak waktu itu
orang-orang Jerman menamakan setiap perbaikan yang sesungguhnya memperburuk, sebagai
pem-Ballhorn-an. Dan orang mau tak mau mesti teringat pada Ballhorn apabila orang melihat
bagaimana orang-orang sebangsa Martinov itu mencoba memperdalam Plekhanov.
Mengapa Lomonosov kita itu menciptakan kekusutan ini? Untuk menggambarkan bagaimana
Iskra mencurahkan perhatian hanya pada satu segi dari persoalan, seperti yang telah dilakukan oleh
Plekhanov lima belas tahun yang lalu (hlm. 39). Menurut Iskra, tugas-tugas propaganda mendesak
ke latar belakang tugas-tugas agitasi, sekurang-kurangnya untuk waktu sekarang (hlm. 52). Jika
dalil yang terakhir ini kita terjemahkan dari bahasa Martinov ke dalam bahasa manusia biasa (karena
manusia belum berhasil memahami terminologi yang baru diciptakan itu), maka akan kita peroleh
yang berikut: Menurut Iskra, tugas-tugas propaganda politik politik dan agitasi politik mendesak ke
latar belakang tugas mengajukan tuntutan-tuntutan konkrit kepada pemerintah untuk tindakan-
tindakan legislatif dan administrasi yang menjanjikan hasil-hasil tertentu yang nyata berwujud
(atau tuntutan-tuntutan untuk refrom-reform sosial, yaitu jika kita sekali lagi saja diperkenankan
menggunakan terminologi lama dri manusia lama yang belum mencapai tingkat Martinov). Kami
sarankan supaya pembaca membandingkan tesis ini dengan tirade (semburan kata-kataRed. IP)
berikut ini:
Yang juga mengherankan kita dalam program-program ini (program-program kaum sosial-
demokrat revolusioner) ialah senantiasa ditonjolkannya keunggulan-keunggulan aktivitas kaum
buruh dalam parlemen (yang tidak ada di Rusia), meskipun kaum sosial-demokrat itu tidak mau tahu
sama-sekali (berkat nihilisme revolusioner mereka) akan arti penting kaum buruh ikut serta dalam
sidang-sidang legislatif tuan pabrik mengenai urusan-urusan pabrik (yang ada di Rusia)atau
sekurang-kurangnya arti penting kaum buruh ikut serta dalam badan-badan kota-praja..
Penulis tirade ini menyatakan dengan sedikit lebih berterus-terang, jelas dan blak-blakan ide itu juga
yang telah di dapat oleh Martinov-Lomonosov dengan akal sendiri. Penulis ini ialah R. M. dalam
lampiran Khusus Rabacaya Misl (hlm. 15).
C. PEMBLEJETAN-PEMBLEJETAN POLITIK DAN "PENDIDIKAN KEAKTIFAN
REVOLUSIONER"
Dengan mengajukan "teori"nya tentang "peningkatan keaktifan massa buruh" untuk menentang
Iskra, sebetulnya Martinov memperlihatkan usaha untuk meremehkan keaktifan ini, karena dia
menyatakan perjuangan ekonomi itu sendiri, yang disembah-sembah oleh semua ekonomis, sebagai
cara yang lebih baik, teristimewa penting dan "paling luas dapat digunakan" untuk membangkitkan
keaktifan ini, dan sebagai lapangan untuknya. Kesalahan ini bersifat khas, justru karena ia sekali-kali
bukanlah kesalahan khusus Martinov saja. Sebenarnya, "peningkatan keaktifan massa buruh" dapat
dicapai hanya dengan syarat jika kita tidak membatasi diri pada "agitasi politik atas dasar ekonomi".
Dan salah satu syarat pokok untuk perluasan agitasi politik yang diperlukan ialah pengorganisasian
pemblejetan poolitik secara menyeluruh. Pendidikan kesadaran politik dan keaktifan revolusioner
kepada massa tidak dapat dilakukan dengan cara lain kecuali melalui pemblejetan-pemblejetan itu.
Karena itulah aktivitas semacam ini merupakan salah satu fungsi yang paling penting dari seluruh
sosial-demokrasi internasional, karena adanya kemerdekaan politik pun sekali-kali tidak meniadakan
perlunya pemblejetan-pemblejetan itu, tetapi hanya sedikit mengalihkan lapangan yang menjadi
sasaran pemblejetan-pemblejetan itu. Misalnya, Partai Jerman terutama memperkuat kedudukannya
dan memperluas pengaruhnya justru berkat enerji yang tak kendor-kendornya dalam melakukan
kampanye pemblejetan politik. Kesadaran klas buruh tidak dapat menjadi kesadaran politik yang
sejati jika kaum buruh tidak dididik memberi reaksi terhadap segala peristiwa, tanpa kecuali, tirani
dan penindasan, kekerasan dan aniaya, tak peduli klas mana yang terkena. Lagipula memberi reaksi
justru dari sudut pandangan sosial-demokratis dan bukan dari sembarang sudut pandangan lain.
Kesadaran massa buruh tak dapat menjadi kesadaran klas yang sejati, jika kaum buruh tidak belajar
mengamati dari sudut fakta-fakta dan kejadian-kejadian politik konkrit dan lagi benar-benar hangat
(aktual) setiap klas sosial lainnya dan segala manifestasi kehidupan intelektual, etika dan politik klas-
klas ini; jika kaum buruh tidak belajar menerapkan dalam praktek analisa materialis dan penilaian
materialis mengenai segala segi aktivitas dan kehidupan semua klas, lapisan dan golongan
penduduk. Orang yang memusatkan perhatian, pengamatan dan kesedaran klas buruh semata-mata,
ataupun terutama, pada diri klas buruh saja maka ia bukanlah seorang sosial-demokrat; karena
kesadaran diri klas buruh bertalian secara tak terpisahkan tidak hanya dengan pengertian teori yang
sepenuhnya jelas-- bahkan lebih tepat mengatakan lebih banyak bertalian dengan pengertian teori
daripada dengan pengertian yang diperoleh melalui pengalaman kehidupan politik mengenai
hubungan-hubungan di antara semua klas dari masyarakat modern. Itulah sebabnya maka khotbah
kaum ekonomis kita, bahwa perjuangan ekonomi merupakan cara yang paling luas dapat digunakan
untuk menarik massa ke dalam gerakan politik, sangat merugikan dan amat sangat reaksioner
menurut arti paraktisnya. Untuk menjadi seorang sosial-demokrat, seorang buruh harus mempunyai
gambaran yang jelas mengenai watak ekonomi dan aspek-aspek sosial serta politik tuan tanah dan
pendeta, pejabat tinggi negara dan petani, mahasiswa dan orang gelandangan; dia harus tahu segi
lemah dan segi kuat mereka; dia harus bisa memahami ungkapan-ungkapan yang sangat laku dan
macam-macam sofisme yang digunakan oleh masing-masing klas dan masing-masoing lapisan untuk
mengkamuflase maksud-maksudnya yang egoistis dan "isi hatinya" yang sesungguhnya; dia harus
mengerti kepentingan-kepentingan apa yang dicerminkan oleh lembaga-lembaga dan hukum-hukum
tertentu dan bagaimana lembaga-lembaga dan hukum-hukum tertentu itu mencerminkannya. Tetapi
"gambaran yang jelas" ini tidak dapat diperoleh dari buku. Ia dapat diperoleh hanyalah dari situasi
hidup dan dari pemblejetan-pemblejetan yang cepat-cepat mengikuti apa yang sedang berlaku di
sekitar kita pada saat tertentu, apa yang sedang diperbincangkan, dalam bisik-bisik mungkin, oleh
setiap orang menurut caranya sendiri, mengenai arti kejadian anu, statistik anu, keputusan
pengadilan anu, dst, dst. Pemblejetan-pemblejetan politik secara menyeluruh ini merupakan syarat
yang perlu dan pokok untuk memberikan pendidikan keatifan revolusioner kepada massa.
Mengapa kaum buruh Rusia masih memperlihatkan sedikit keatifan revolusioner dalam hubungan
dengan perlakuan sangat kejam polisi terhadap rakyat, dalam hubungan dengan penguberan terhadap
pengikut-pemgikut sekte-sekte agama, dengan pemecutan kaum tani, dalam hubungan dengan
sensor yang melampaui batas, dengan penyiksaan serdadu-serdadu, penguberan terhadap usaha-
usaha kebudayaan yang paling tak berdosa, dll? Apakah bukan karena "perjuangan ekonomi" tidak
"mendorong" mereka untuk ini, karena aktivitas demikian itu sedikit "menjanjikan hasil-hasil yang
nyata yang berwujud", karena menghasilkan sedikit yang "positif"? Tidak. Pendapat-pendapat yang
demikian itu, kita ulangi, tidak lain hanyalah usaha melemparkan kesalahan kepada orang lain,
menyalahkan massa buruh karena filistinismenya (yang juga merupakan Bernsteinisme) sendiri. Kita
harus menyalahkan diri kita sendiri, ketinggalan kita dari gerakan massa karena kita masih belum
sanggup mengorganisasi pemblejetan-pemblejetan yang cukup luas, menyolok dan cepat mengenai
semua kekejian ini. Apabila kita melakukan itu (dan kita harus dan dapa melakukannya), buruh yang
paling terbelakang pun akan mengerti , atau akan merasa bahwa para mahasiswa dan pengikut sekte
agama, para muzyik (petani--Red. IP) dan para penulis dicaci-maki dan dihina oleh kekuatan gelap
itu juga yang menindas dan menggencet dia pada setiap langkah hidupnya, dan, dengan merasakan
itu, dia sendiri akan penuh keinginan yang tak tertahankan untuk memberi reaksi terhadap hal-hal ini,
maka hari ini dia akan meneriakkan ejekan-ejekan terhadap sensor, besok dia akan berdemonstrasi di
muka rumah gubernur yang telah menindas pemberontakan petanid dengan kejam, lusa dia kan
menghajar gendarme yang mengenakan baju jubah padri yang melakukan Pengadilan Suci, dsb. Kita
masih sedikit sekali berbuat, hampir tidak berbuat apa-apa, untuk menyebarkan pemblejetan-
pemblejetan yang menyeluruh dan baru di kalangan massa buruh. Banyak di antara kita bahkan masih
belum menyadari kewajiban kita ini, tetapi secara spontan mengekor di belakang "perjuangan sehari-
hari yang boyak", dalam bingkai sempit kehidupan pabrik. Di bawah keadaan demikian jika
mengatakan bahwa "Iskra berkecenderungan memperkecil arti proses maju perjuangan sehari-hari
yang boyak dibanding dengan propaganda ide-ide yang cemerlang dan lengkap-sempurna"
(Martinov, hlm. 61)--berarti menyeret mundur Partai, berarti membela dan mengagung-agungkan
ketidaksiapan dan keterbelakangan kita.
Tentang menyerukan kepada massa supaya beraksi, ini akan datang dengan sendirinya segera
sesdudah dilakukannya agitasi politik yang giat, pemblejetan-pemblejetan yang hidup dan menyolok.
Menangkap basah seorang penjahat dan terus mencap dia di muka umum dan dimana-mana dengan
sendirinya jauh lebih efektif daripada "seruan"; ini sering kali sedemikian rupa sehingga tidak
memungkinkan orang menetapkan siapa sebenarnya yang "menyerukan" kepada orang banyak dan
siapa sebenarnya yang mengajukan rencana demonstrasi ini atau itu, dll. Seruan-seruan untuk
beraksi, bukan dalam arti kata yang umum, melainkan dalam arti kata yang konkrit, dapat
dikeluarkan hanya di tempat aksi itu; hanya mereka yang melakukan aksi itu sendiri, dan
melakukannya itu segera, yang dapat mengeluarkanseruan-seruan itu. Dan urusan kita sebagai
publisis-publisis sosial-demokrat ialah memperdalam, memperluas dan memperhebat pemblejetan-
pemblejetan politik dan agitasi politik.
Sambil lalu sepatah kata mengenai "seruan untuk beraksi". Satu-satunya surat kabar yang sebelum
kejadian-kejadian pada musim semi menyerukan kepada kaum buruh supaya aktif campur tangan
dalam soal yang pasti tidak menjanjikan hasil apa pun yang nyata berwujud bagi kaum buruh, yaitu
mewajibkan militer mahasiswa, ialah Iskra. Segera sesudah pengumuman perintah 11 Januari
tentang "pewajiban militer 183 mahasiswa", Iskra memuat artikel tentang hal itu (dalam Nomor 2,
Februari) [64] dan sebelum demonstrasi apa pun dimulai secara terbuka menyerukan kepada "kaum
buruh supaya membantu mahasiswa", menyerukan kepada "rakyat" supaya secara terbukan
tantangan sombong pemerintah itu. Kami bertanya kepada semua tanpa kecuali: bagaimana
menerangkan kenyataan yang istimewa itu bahwa walaupun Martinov berbicara begitu banyak
tentang "seruan untuk beraksi" dan bahkan menonjolkan "seruan-seruan untuk beraksi" sebagai
suatu bentuk aktivitas khusus, dia sepatah kata pun tidak menyebut-nyebut seruan ini? Sesudah ini,
bukankah pernyataan Martinov bahwa Iskra berat sebelah karena ia tidak cukup "menyerukan"
perjuangan untuk tuntutan-tuntutan yang "menjanjikan hasil-hasil yang nyata berwujud" itu
filistinisme?
Kaum ekonomis kita, termasuk Raboceye Dyelo, mendapat sukses besar karena mereka menjilat
kepada kaum buruh yang terbelakang. Tetapi buruh sosial-demokrat, buruh revolusioner (dan jumlah
buruh demikian itu terus meningkat) dengan marah akan menolak segala omongan tentang
perjuangan untuk tuntutan-tuntutan "yang menjanjikan hasil-hasil yang nyata berwujud" ini, dll,
karena dia akan mengerti bahwa ini hanyalah suatu variasi dari lagu lama tentang tambahan satu
kopek per rubel. Buruh demikian itu akan mengatakan kepada penasehat-penasehatnya dari
Rabocaya Misl dan Raboceye Dyelo: kalian membuang-buang waktu saja, tuan-tuan, dan
menyingkiri kewajiban-kewajiban tuan sendiri dengan terlalu getol turut campur dalam pekerjaan
yang dapat kami tanggulangi sendiri. Kan sama sekali bukan sesuatu yang pintar ketika tuan
mengatakan bahwa tugas kaum sosial-demokrat ialah memberikan watak politik kepada perjuangan
ekonomi itu sendiri; ini hanyalah permulaan, tetapi bukan tugas pokok kaum sosial-demokrat.
Karena di seluruh dunia, termasuk Rusia, polisi itu sendiri sering mulai memberi watak politik
kepada perjuangan ekonomi, dan kaum buruh sendiri belajar mengerti siapa yang didukung oleh
pemerintah [*11]. "Perjuangan ekonomi kaum buruh menentang kaum majikan dan pemerintah",
yang begitu banyak kalian ributkan seakan-akan kalian telah menemukan Amerika baru, sedang
dilakukan di banyak tempat jauh terpencil di Rusia oleh kaum buruh sendiri yang sudah mendengar
pemogokan-pemogokan, tetapi yang hampir belum mendengar apa-apa tentang sosialisme.
"Keaktifan" yang hendak kalian dorong di kalngan kami kaum buruh dengan mengajukan tuntutan-
tuntutan konkrit yang menjanjikan hasil yang nyata berwujud, sudah ada pada kami dan dalam
pekerjaan kecil-kecilan keserikatburuhan sehari-hari kami, kami sendiri mengajukan tuntutan-
tuntutan konkrit ini, sering sekali tanpa bantuan apa pun dari kaum intelektual. Tetapi keaktifan
demikian itu tidak cukup bagi kami; kami bukanlah anak-anak yang harus disuapi bubur encer politik
"ekonomi" saja; kami ingin tahu segala sesuatu yang diketahui oleh orang lain; kami ingin
mengetahui seluk-beluk dari segala segi kehidupan politik dan ambil bagian dengan aktif dalam
setiap kejadian politik. Agar kami dapat melakukan ini, kaum intelektual harus mengurangi bicara
kepada kami tentang apa yang sudah kami ketahui [*12], dan lebih banyak menceritakan kepada
kami tentang apa yang belum kami ketahui dan apa yang tak pernah dapat kami ketahui dari
pengalaman pabrik dan pengalaman "ekonomi" kami, yaitu: pengetahuan politik. Kalian kaum
intelektual dapat memperoleh pengetahuan ini, dan kewajiban kalianlah untuk membawanya kepada
kami seratus dan seribu kali lebih banyak daripada yang telah kalian lakukan hingga sekarang; dan
lagi kalian harus membawanya kepada kami, tidak hanya dalam bentuk argumen-argumen, brosur-
brosur dan artikel-artikel (yang terkadang--maafkan keterusterangan kami---agak boyak), tetapi
justru dalam bentuk pemblejetan-pemblejetan yang hidup tentang apa yang sedang dilakukan oleh
pemerintah kita dan klas-klas berkuasa kita pada saat ini juga di segala bidang kehidupan. Cobalah
curahkan semangat lebih besar lagi pada pelaksanaan kewajiban ini, dan kurangilah bicara tentang
"meningkatkan keaktifan massa buruh"! keaktifan kami jauh lebih besar daripada yang kalian kira
dan kami sanggup mendukung dengan perjuangan terbuka di jalan-jalan tuntutan-tuntutan yang tidak
menjanjikan "hasil" apa pun "yang nyata berwujud"! Dan bukanlah kalian yang harus
"meningkatkan" keaktifan kami, karena justru keaktifan itu yang tidak cukup pada kalian sendiri.
Kurangilah pemujaan kepada spontanitas, dan pikirkanlah lebih banyak tentang peningkatan
keaktifan kalian sendiri, tuan-tuan!
D. APA PERSAMAAN ANTARA EKONOMISME DAN TERORISME?
Di atas, dalam catatan bawah halaman, kami mengutip pendapat seorang ekonomis dan seorang
teroris bukan sosial-demokrat yang kebetulan sependapat. Akan tetapi, berbicara secara umum,
diantara keduanya tidak ada hubungan yang kebetulan, melainkan hubungan intern yang bersifat
keharusan, hal yang mana harus kami bicarakan lebih lanjut, tetapi yang harus disinggung di sini ialah
soal pendidikan keaktifan revolusioner. Kaum ekonomis dan kaum teroris masa kini mempunyai satu
akar yang sama, yaitu pemujaan kepada spontanitas, yang telah kami bicarakan dalam bab di muka
sebagai suatu gejala umum, dan yang sekarang akan kami tinjau dalam hubungan dengan
pengaruhnya atas aktivitas politik dan perjuangan politik. Sepintas kilas, pernyataan kami mungkin
tampaknya seperti paradoks: begitu besar perbedaan antara orang-orang yang menitikberatkan
"perjuangan sehari-hari yang boyak" dengan orang -orang yang menuntut perjuangan yang paling
menuntut pengorbanan diri dari perseorangan. Tetapi ini bukanlah paradoks. Kaum ekonomis dan
kaum teroris memuja kutub aliran spontan yang berbeda-beda: kaum ekonomis memuja spontanitas
"gerakan buruh semata-mata", sedang kaum teroris memuja spontanitas amarah yang meradang dari
kaum intelektual yang tidak mampu atau tidak mempunyai kesempatan untuk menyatukan pekerjaan
revolusioner dengan gerakan buruh menjadi satu kesatuan yang utuh. Memang sulit bagi orang-
orang yang telah kehilangan kepercayaannya, atau yang belum pernah percaya bahwa hal ini
mungkin, untuk menemukan suatu jalan keluar lain bagi rasa amarah dan enerji revolusionernya
kecuali teror. Jadi, pemujaan kepada spontanitas dari kedua aliran yang telah kami sebut di atas tak
lain hanyalah permulaan pelaksanaan program Credo yang terkenal busuk itu: Biarkan kaum buruh
melakukan "perjuangan ekonomi" mereka "menentang kaum majikan dan pemerintah" (kami minta
maaf kepada penulis Credo karena menyatakan ide-idenya dengan kata-kata Martinov! Kami
berpendapat, kami berhak berbuat demikian karena Credo juga mengatakan bahwa dalam perjuangan
ekonomi kaum buruh "berhadapan dengan rezim politik"), dan biarkan kaum intelektual melakukan
perjuangan politik dengan usaha-usaha mereka sendiri-- dengan bantuan teror, tentu saja! Ini adalah
kesimpulan yang sepenuhnya logis dan tak terelakkan, yang harus dipegang teguh--meskipun orang-
orang yang mulai melaksanakan program ini tidak menyadari sendiri bahwa kesimpulan ini tak
dapat dielakkan. Aktivitas politik mempunyai logikanya sendiri yang tidak bergantung pada
kesadaran orang-orang yang, dengan maksud-maksud terbaik, menyerukan tindakan teror atau
pemberian watak politik kepada perjuangan ekonomi itu sendiri. Jalan ke neraka bertabur dengan
maksud-maksud baik, dan, dalam hal ini, maksud-maksud baik tidak menyelamatkan orang dari
terseret secara spontan "sepanjang garis program Credo yang semata-mata borjuis. Bukanlah
kebetulan pula bahwa banyak orang liberal Rusia-- orang-orang liberal yang terang-terangan dan
orang-orang liberal yang berkedok Marxisme-- dengan sepenuh hati bersimpati pada teror dan
sedang mencoba terus menghidupkan gelombang sentimen-sentimen teroris dewasa ini.
Dan pembentukan Grup Swoboda Sosialis-Revolusioner--yang menetapkan untuk dirinya sendiri
tugas membantu gerakan buruh secara menyeluruh, tetapi yang memasukkan teror dalam
programnya, dan pembebasan, boleh dikatakan, dari sosial-demokrasi--kenyataan ini sekali lagi
membenarkan ketajaman pandangan yang istimewa dari P. B. Akselrod yang secara hurufiah
meramalkan akibat-akibat kebimbangan sosial-demokrat ini sudah pada akhir tahun 1897 (Tugas-
Tugas Dan Taktik Dewasa Ini), ketika dia menguraikan secara garis besar "dua perspektif"nya yang
istimewa itu. Semua perdebatan dan perbedaan pendapat selanjutnya di kalangan kaum sosial-
demokrat Rusia sudah terkandung, bagaikan tetumbuhan dalam benih, dalam dua perspektif [*13]
ini.
Dilihat dari sudut ini menjadi jelas pula mengapa Raboceye Dyelo, karena tak dapat melawan
spontanitas ekonomisme, telah tak dapat pula melawan spontanitas terorisme. Sangatlah menarik
untuk menyebutkan di sini argumen-argumen spesifik yang dikemukakan oleh Swoboda dalam
membela terorisme. Ia "mengingkari sama sekali" peranan intimidasi dari terorisme (Kelahiran
Kembali Revolusionisme, hlm.64), tetapi malahan menekankan "arti merangsang"nya. Ini adalah
khas, pertama, sebagai hal yang menggambarkan salah satu tingkat kebobrokan dan kemerosotan
lingkaran ide-ide tradisional (pra sosial-demokratis) yang tetap mempertahankan terorisme.
Mengakui bahwa pemerintah sekarang tak dapat "ditakut-takuti"---dan oleh karenanya tidak dapat
dikacaukan-- dengan teror, berarti, bahwa pada hakekatnya, menghukum teror sepenuhnya sebagai
suatu sistem perjuangan, sebagai suatu bidang aktivitas yang dikukuhkan oleh program. Kedua, ini
lebih-lebih lagi khas sebagai suatu contoh ketidakmengertian mengenai tugas kita yang terdekat
dalam usaha "memberikan pendidikan keaktifan revolusioner kepada massa". Swoboda
mempropagandakan teror sebagai suatu cara guna "merangsang" gerakan buruh, dan guna
memberikan padanya suatu "dorongan keras". Suakrlah membayangkan suatu argumen yang lebih
membantah diri sendiri daripada argumen ini. Tidakkah cukup banyak perbuatan jahat yang
dilakukan dalam kehidupan Rusia sehingga harus dikarang-karang "perangsang-perangsang" khusus?
Dan di pihak lain, tidakkah jelas bahwa orang yang tidak terangsang dan tidak dapat dirangsang
bahkan oleh kesewenang-wenangan Rusia akan menonton sambil "mengorek-ngorek hidung"
beberapa gelintir teroris melakukan perkelahian seorang lawan seorang dengan pemerintah? Justru
soalnya ialah bahwa massa buruh sangat terangsang oleh kekejian-kekejian dalam kehidupan Rusia,
tetapi kita tak mampu mengumpulkan, kalau orang boleh mengatakan demikian, dan memusatkan
semua tetes dan cucuran dari keterangsangan rakyat yang ditimbulkan oleh keadaan kehidupan Rusia
dalam jumlah yang jauh lebih banyak daripoada yang kita bayangkan dan kira-kira, tetapi justru yang
perlu dipadukan menjadi satu arus raksasa. Bahwa tugas ini dapat dilaksanakan dibuktikan dengan
tak dapat dibantah oleh perkembangan maha besar gerakan buruh dan kedambaan kaum buruh akan
literatur politik, yang sudah kami sebutkan di atas. Di pihak lain, seruan-seruan supaya melakukan
teror dan seruan-seruan supaya memberi watak politik kepada perjuangan ekonomi itu sendiri
hanyalah dua bentuk yang berbeda untuk menjauhi kewajiban yang paling mendesak dari kaum
revolusioner Rusia, yaitu mengorganisasi agitasi politik yang meliputi banyak segi. Swoboda ingin
mengganti agitasi dengan teror, dengan terang-terangan mengakui bahwa "segera sesudah agitasi
yang ditingkatkan dan giat dimulai di kalangan massa maka akan selesailah peranan merangsang dari
teror". (Kelahiran Kembali Revolusionisme, hlm. 68). Inilah justru yang menunjukkan bahwa baik
kaum teroris maupun kaum ekonomis meremehkan keaktifan revolusioner massa, kendatipun ada
bukti yang menyolok dari peristiwa-peristiwa yang terjadi pada musim semi [*14],dan kalau kaum
teroris pergi mencari "perangsang-perangsang" buatan, kaum ekonomis berbicara tentang "tuntutan-
tuntutan konkrit". Tetapi kedua-duanya tidak mencurahkan cukup perhatian pada pengembangan
keaktifan mereka sendiri dalam agitasi politik dan dalam mengorganisasi pemblejetan-pemblejetan
politik. Dan tak ada pekerjaan lain yang dapat menjadi pengganti untuk pekerjaan ini baik di waktu
sekarang maupun di waktu lain mana pun juga.
E. KLAS BURUH SEBAGAI PEJUANG PELOPOR UNTUK DEMOKRASI
Telah kita lihat bahwa penyelenggaraan agitasi politik yang seluas-luasnya, dan oleh karenanya
pengorganisasian pemblejetan-pemblejetan politik yang meliputi banyak hal, merupakan tugas
aktivitas yang mutlak perlu dan paling mendesak, yaitu jika aktivitas itu harus betul-betul sosial-
demokratis. Akam tetapi kita sampai pada kesimpulan ini semata-mata berdasarkan kebutuhan-
kebutuhan mendesak klas buruh akan pengetahuan politik dan pendidikan politik. Tetapi sebenarnya
mengemukakan soal demikian saja terlalu sempit, karena ia mengabaikan tugas-tugas demokratis
umum sosial-demokrasi pada umumnya dan tugas-tugas sosial-demokrasi Rusia masa kini pada
khususnya. Untuk menerangkan hal itu secara lebih kongkrit kita kan mencoba mendekati
masalahnya dari segi yang "paling dekat" dengan ekonomis, yaitu dari segi praktis. "Semua orang
sependapat" bahwa perlu mengambangkan kesadaran politik klas buruh. Soalnya ialah, bagaimana
mengerjakannya, apa yang dibutuhkan untuk mengerjakan ini? Perjuangan ekonomi hanyalah
"menyadarkan" kaum buruh akan soal-soal mengenai sikap pemerintah terhadap klas buruh. Karena
itu, bagaimanapun juga usaha kita untuk "memberi watak politik kepada perjuangan ekonomi itu
sendiri" kita tak akan dapat mengembangkan kesadaran politik kaum buruh (sampai pada tingkat
kesadaran politik sosial-demokratis) di dalam rangka perjuangan ekonomi, karena rangka itu terlalu
sempit. Rumus Martinov berharga bagi kita, bukan karena rumus itu mengggambarkan kemampuan
Martinov mengacaukan sesuatu, melainkan karena ia secara menonjol mengungkapkan kesalahan
fundamental yang dilakukan oleh semua orang ekonomis, yaitu keyakinan mereka bahwa orang
mungkin mengembangkan kesadaran politik klas kaum buruh, boleh dikatakan, dari dalam
perjuangan ekonomi mereka, yaitu bertolak semata-mata (atau setidak-tidaknya pada pokoknya) dari
perjuangan ini, berdasarkan semata-mata (atau setidak-tidaknya pada pokoknya) perjuangan ini.
Pandangan demikian itu salah secara fundamental. Justru karena kaum ekonomis jengkel karena
polemik-polemik kita dengan mereka, maka mereka tidak mau merenungkan dalam asal-usul
perbedan-perbedaan pendapat ini, sehingga akibatnya kita sama-sekali tidak saling mengerti,
berbicara dalam bahasa yang berlainan.
Kesadaran politik klas dapat ditanamkan pada kaum buruh hanya dari luar, yaitu dari luar
perjuangan ekonomi, dari luar lingkungan hubungan-hubungan antara kaum buruh dngan kaum
majikan. Lingkungan satu-satunya darimana pengetahuan ini mungkin ditimba ialah lingkungan
hubungan-hubungan antara semua klas dan lapisan dengan negara dan pemerintah, lingkungan saling
hubungan di antara semua klas. Karena itu, atas pertanyaan: apa yang harus dikerjakan untuk
memberi pengetahuan politik kepada kaum buruh? Kita tidak bisa memberi satu-satunya jawaban
yang dalam kebanyakan hal sudah memuaskan pekerja-pekerja praktis, terutama pekerja-pekerja
praktis yang condong kepada ekonomisme, yaitu "pergi ke kalangan kaum buruh". Untuk
memberikan pengetahuan politik kepada kaum buruh, kaum sosial-demokrasi harus pergi ke
kalangan semua klas penduduk, harus mengirim satuan-satuan tentaranya ke segala jurusan.
Kita sengaja memilih rumus yang kaku ini, kita sengaja menyatakan pendirian kita secara sederhana
dan blak-blakan --bukan karena kita ingin memperturutkann hati untuk berbicara dalam paradoks-
paradoks, melainkan untuk secara baik-baik "menyadarkan" kaum ekonomis akan tugas-tugas yang
mereka abaikan dengan tak termaafkan, untuk membuat mereka mengerti akan perbedaan antara
politik trade-unionis dengan politik sosial-demokratis yang mereka tak mau memahaminya. Dan
karena itu kami minta kepada pembaca supaya jangan naik darah, tetapi dengarkanlah dengan cermat
sampai habis.
Ambillah tipe lingkaran orang-orang sosial-demokrat yang telah sangat meluas dalam beberapa tahun
yang lalu dan telitilah pekerjaannya. Ia mempunyai "hubungan-hubungan dengan kaum buruh", dan
merasa puas dengan ini, mengeluarkan surat-surat sebaran dimana penyalahgunaan di pabrik-pabrik,
keberatsebelahan pemerintah ke pihak kaum kapitalis dan tindakan kekerasan polisi dilabrak. Dalam
rapat-rapat kaum buruh pembicaraan-pembicaraan biasanya tidak atau jarang keluar dari batas-batas
tema ini. Laporan-laporan dan pembicaraan-pembicaraan mengenai sejarah gerakan revolusioner,
mengenai soal-soal politik dalam dan luar negeri pemerintah kita, mengenai soal-soal evolusi
ekonomi Rusia dan Eropa, dan kedudukan berbagai klas dalam masyarakat modern, dsb, sangat
jarang. Mengenai penyelenggaraan dan perluasan hubungan secara sistematis dengan klas-klas lain
dalam masyarakat, tak seorang pun yang memikirkannya. Sebetulnya aktivis yang ideal, sebagaimana
kebanyakan anggota lingkaran-lingkaran demikian itu menggambarkannya, adalah sesuatu yang lebih
mirip seorang sekretaris serikat buruh daripada mirip seorang sosialis--pemimpin politik. Karena
sekretaris serikat buruh mana saja, misalnya, serikat buruh Inggris, selalu membantu kaum buruh
melakukan perjuangan ekonomi, membantu mengorganisasi pemblejetan di pabrik, menjelaskan
ketidakadilan undang-undang dan tindakan-tindakan yang merintangi kebebasan mogok dan
kebebasan berpiket (yaitu, untuk memperingatkan semua orang bahwa di suatu pabrik tertentu
pemogokan sedang berlangsung), menjelaskan tentang keberatsebelahan hakim-hakim pengadilan
arbitrasi yang termasuk klas-klas borjuis, dsb,dsb. Pendek kata, setiap sekretaris buruh melakukan
dan membantu melakukan "perjuangan ekonomi melawan kaum majikan dan pemerintah". Dan tidak
cukup hanya menenkankan bahwa ini belum sosial-demokratisme. Cita-cita seorang sosial-demokrat
seharusnya bukan menjadi seorang sekretaris serikat buruh, melainkan menjadi mimbar rakyat, yang
pandai memberi reaksi terhadap segala manifestasi keseweng-wenangan dan penindasan, tak peduli
dimana terjadinya, tak peduli lapisan atau klas mana yang terkena; dia harus pandai menggeneralisasi
semua manifestasi ini menjadi satu gambaran tentang tindakan kekerasan polisi dan penghisapan
kapitalis; dia harus pandai mengggunakan setiap peristiwa, betapapun juga kecilnya, untuk
menjelaskan keyakinan-keyakinan sosialisnya dan tuntutan-tuntutan demokratisnya kepada semua
orang, untuk menjelaskan kepada semua orang tanpa kecuali arti yang bersejarah-dunia dari
perjuangan proletariat untuk pembebasan. Bandingkanlah, misalnya, seorang aktivis seperti Robert
Knight (sekretaris dan pemimpin terkenal Perhimpunan Pembikin Ketel Uap, salah satu serikat buruh
yang paling kuat di Inggris) dengan Wilhelm Liebnecht, dan coba terapkan pada mereka
pertentangan-pertentangan yang digambarkan oleh Martinov dalam perbedaan pendapat dengan
Iskra. Kalian akan melihat --saya baca sepintas lalu artikel Martinov--bahwa Robert Knight lebih
banyak mengeluarkan "seruan kepada massa supaya melakukan aksi-aksi kongkrit tertentu" (hlm.
39) sedang Wilhelm Liebnecht lebih banyak memberikan "penerangan secara revolusioner tentang
seluruh sistem sekarang atau manifestasi-manifestasinya secara sebagian-sebagian" (hlm. 38-39);
bahwa Robert Knight "merumuskan tuntutan-tuntutan terdekat proletariat dan menunjukkan cara
untuk pencapaiannya" (hlm. 41), sedang Wilhelm Liebnecht, sementara melakukan ini, tidak
menampik "bersamaan itu memimpin aktivitas-aktivitas berbagai lapisan oposisi", "mendiktekan
program aksi yang positif bagi mereka" [*15] (hlm. 41); bahwa justru Robert Knightlah yang
berusaha keras "untuk sedapat mungkin memberi watak politik kepada perjuangan ekonomi itu
sendiri" (hlm. 42) dan dengan ulung dapat "mengajukan kepada pemerintah tuntutan-tuntutan
kongkrit yang menjanjikan hasil-hasil tertentu yang nyata berwujud" (hlm. 43), sedang W. Liebnecht
jauh lebih banyak melakukan "pemblejetan-pemblejetan" yang "berat sebelah" (hlm. 40); bahwa
Robert Knight lebih banyak menaruh arti pada "gerak maju perjuangan ekonomi sehari-hari yang
boyak" (hlm. 61) sedang W. Liebnecht lebih banyak menaruh arti pada "propaganda tentang ide-ide
yang cemerlang dan lengkap-sempurna" (hlm. 61); bahwa W. Liebnecht mengubah surat kabar yang
dipimpinnya menjadi "sebuah organ revolusioner yang memblejeti sistem di negeri kita, terutama
sistem politik, karena ia mengenai kepentingan-kepentigan lapisan penduduk yang sangat bermacam-
macam" (hlm. 63), sedang Robert Knight "bekerja untuk usaha buruh dalam hubungan organis yang
erat dengan perjuangan proletar" (hlm. 63) --jika dengan "hubungan erat dan orrganis" itu itu
dimaksudkan pemujaan kepada spontanitas yang kita tinjau di atas dengan menggunakan contoh
Kricevski dan Martinov --dan "membatasi lingkungan pengaruhnya", dengan keyakinan, tentu saja,
seperti juga Martinov, bahwa dia "dengan demikian meningkatkan pengaruh itu" (hlm. 63). Pendek
kata kalian akan melihat bahwa de fakto [*16] Martinov memerosotkan sosial-demokrasi ke tingkat
trade-unionisme, meskipun, sudah barang tentu, dia berbuat demikian bukan karena dia tidak
menginginkan hal kebaikan sosial-demokrasi, melainkan semata-mata karena dia agak terlalu
terburu-buru mau memperdalam Plekhanov, dan bukannya berjerih payah untuk memahami
Plekhanov. Akan tetapi baiklah kita kembali pada uraian kita. Kita katakan bahwa seorang sosial-
demokrat, jika dia tidak dalam kata-kata saja menyetujui perlunya mengembangkan secara
menyeluruh kesadaran politik proletariat, harus "pergi ke kalangan semua klas penduduk". Ini
menimbulkan pertanyaan-pertanyaan: Bagaimana harus melakukan ini? Apakah kita cukup
mempunyai kekuatan untuk melakukan ini? Adakah dasar untuk pekerjaan demikian itu di kalangan
semua klas lainnya? Apakah ini tidak akan berarti mundur, atau mengakibatkan pengunduran, dilihat
dari sudut pendirian klas? Baiklah kita bahas pertanyaan-pertanyaan ini.
Kita harus "pergi ke kalangan semua klas penduduk" sebagai ahli teori, sebagai propagandis, sebagai
agitator dan sebagai organisator. Tak seorang pun meragukan bahwa pekerjaan teori dari kaum
sosial-demokrat harus ditujukan untuk mempelajari segala ciri kedudukan sosial dan politik berbagai
klas. Tetapi dalam hubungan ini sedikit dan sedikit sekali, tak sepadan kecilnya jika dibandingkan
dengan pekerjaan yang dipusatkan untuk mempelajari ciri-ciri kehidupan pabrik. Dalam komite-
komite dan lingkaran-lingkaran, kalian akan menjumpai orang-orang yang malahan mendalami suatu
cabang khusus dari industri logam, tetapi orang hampir tak pernah menemui anggota organisasi-
organisasi (yang, sebagaimana sering terjadi, karena satu atau lain sebab terpaksa meninggalkan
pekerjaan praktis) yang khusus melakukan pengumpulan bahan-bahan mengenai suatu soal yang
mendesak dari kehidupan sosial dan politik negeri kita yang dapat memberi alasan untuk melakukan
pekerjaan sosial-demokratis di kalangan lapisan-lapisan penduduk lainnya. Dalam membicarakan
kekurangan pendidikan dari kebanyakan pemimpin gerakan buruh masa kini, kita tidak bisa tidak
juga menyebutkan hal pendidikan dalam hubungan ini, karena ini pun berkaitan dengan konsepsi
"ekonomi" tentang "hubungan organis yang erat dengan perjuangan proletar". Tetapi yang pokok
tentu saja propaganda dan agitasi di kalangan semua lapisan rakyat. Bagi sosial-demokrat Eropa
Barat tugas ini dipermudah oleh rapat-rapat dan pertemuan-pertemuan umum, di mana hadir siapa
saja yang mau, dan oleh parlemen di mana dia berpidato di muka wakil-wakil semua klas. Baik
parlemen maupun kebebasan berapat tidak ada pada kita, walaupun demikian kita dapat
menyelenggarakan rapat-rapat umum kaum buruh yang ingin mendengarkan seorang sosial-
demokrat. Kitra harus dapat juga menyelenggarakan rapat-rapat para wakil semua klas penduduk
yang ingin mendengarkan seorang demokrat. Karena mereka yang dalam kenyataan melupakan
bahwa "kaum komunis menyokong setiap gerakan revolusioner", bahwa kita karena itu berkewajiban
membentangkan dan menekankan tugas-tugas demokratis umum dihadapan seluruh rakyat, tanpa
sesaat pun menyembunyikan keyakinan-keyakinan sosialis kita, bukanlah orang sosial-demokrat.
Mereka yang dalam kenyataan melupakan kewajibannya mendahului semua orang dalam
mengajukan, menonjolkan dan memecahkan setiap masalah demokratis umum, bukanlah orang
sosial-demokrat.
"Tetapi semua orang pasti setuju dengan ini!" --seru pembaca yang tidak sabar-- dan instruksi baru
yang diterima oleh Kongres Perserikatan yang lalu [65] untuk dewan redaksi Raboceye Dyelo secara
tegas mengatakan: "Semua gejala dan kejadian kehidupan sosial dan politik yang mengenai
proletariat baik secara langsung sebagai suatu klas khusus maupun sebagai pelopor semua
kekuatan revolusioner dalam perjuangan untuk kebebasan haruslah menjadi alasan-alasan untuk
propaganda dan agitasi politik" (Dua Kongres, hlm. 17, kursif dari kami). Ya, ini adalah kata-kata
yang tepat sekali dan sangat bagus dan kita akan puas sepenuhnya jika Raboceye Dyelo
memahaminya, jika ia berbarengan dengan itu tidak mengatakan sesuatu yang jutru merupakan
kebalikannya. Karena tidaklah cukup menamakan diri kita sendiri "pelopor", detasemen depan; kita
harus bertindak sebagai itu; kita harus bertindak begitu rupa sehingga semua detasemen lainnya akan
melihat kita, dan terpaksa mengakui bahwa kita berjalan di baris depan. Dan kita bertanya kepada
pembaca: Apakah wakil-wakil dari "detasemen-detasemen" lainnya itu orang-orang yang begitu tolol
sehingga percaya pada kata-kata kita begitu saja bilamana kita mengatakan bahwa kita adalah
"pelopor"? Coba bayangkan sendiri yang berikut ini: Seorang sosial-demokrat datang kepada
"detasemen" kaum radikal terpelajar Rusia, atau kaum konstitusionalis liberal, dan berkata: Kami
adalah pelopor, "tugas yang kami hadapi sekarang ialah sedapat mungkin memberi watak politik
kepada perjuangan ekonomi itu sendiri". Si radikal, atau si konstitusionalis, jika dia sedikit cerdas
(dan di kalangan kaum radikal dan kaum konstitusionalis Rusia terdapat banyak orang cerdas),
hanya akan tersenyum mendengar omongan semacam itu, dan akan berkata (kepada diri sendiri,
tentu saja, karena dalam kebanyakan hal dia adalah seorang diplomat yang berpengalaman): "Barisan
pelopormu tentunya terdiri dari orang-orang tolol! Mereka bahkan tidak mengerti bahwa tugas
kamilah, tugas wakil-wakil progressif dari demokrasi borjuis untuk memberi watak politik kepada
perjuangan ekonomi kaum buruh itu sendiri. Nah, kami juga, seperti semua borjuis Eropa Barat,
mau menarik kaum buruh ke dalam politik, tetapi justru ke dalam politik trade-unionis, dan bukan
ke dalam politik sosial-demokratis. Politik trade-unionis dari klas buruh adalah justru politik borjuis
dari klas buruh. Dan perumusan oleh "pelopor" itu mengenai tugas-tugasnya adalah justru rumus
untuk politik trade-unionis! Karena itu, biarkan mereka bahkan menamakan dirinya kaum sosial-
demokrat sesuka hatinya. Saya bukanlah anak-anak yang bisa menjadi naik darah karena cap.
Asalkan mereka tidak terkena pengaruh kaum dogmatis ortodoks yang jahat, asalkan mereka
memberikan "kebebasan mengkritik" kepada orang-orang yang dengan tidak sadar mendorong
sosial-demokrasi ke saluran trade-unionis!"
Dan ketawa kecil dari konstitusionalis kita itu akan menjadi ketawa tebahak-bahak apabila dia tahu
bahwa orang-orang sosial-demokrat yang berbicara tentang kepeloporan sosial-demokrasi masa kini,
di kala spontanitas hampir sepenuhnya mendominasi gerakan kita, tidak ada yang lebih ditakutinya
daripada "meremehkan unsur spontan", daripada "meremehkan arti kemajuan perjuangan sehari-hari
yang boyak, jika dibandingkan dengan propaganda tentang ide-ide yang cemerlang dann lengkap-
sempurna", dsb, dsb! Barisan "pelopor" yang takut kalua-kalau kesadaran akan melampaui
spontanitas, yang takut mengajukan suatu "rencana" yang berani yang akan memaksa pengakuan
umum bahkan di kalangan orang-orang yang berpikir lain dengan kita! Apakah mereka tidak
mencampuradukkan kata "barisan pelopor" dengan kata "barisan belakang"?
Renungkanlah pemikiran Martinov berikut ini. Pada halaman 40 dia mengatakan bahwa taktik
pemblejetan Iskra adalah berat sebelah, bahwa "betapapun banyaknya kita sebarkan rasa tidak
percaya dan kebencian terhadap pemerintah, kita tidak akan mencapai tujuan kita selama kita belum
berhasil mengembangkan kekuatan sosial yang cukup aktif untuk menggulingkannya". Ini, dikatakan
dalam tanda kurung, adalah urusan yang sudah kita ketahui untuk meningkatkan keaktifan massa,
sementara berusaha membatasi keaktifannya sendiri. Tetapi sekarang ini bukan itu soalnya. Karena
itu Martinov di sini berbicara tentang kekuatan revolusioner ("untuk menggulingkan"). Dan
kesimpulan apa yang dicapainya? Karena di waktu-waktu biasa berbagai lapisan sosial tidak dapat
tidak berjalan sendiri-sendiri, "maka itu jelaslah bahwa kita kaum sosial-demokrat tak dapat dengan
serempak memimpin aktivitas-aktivitas berbagai lapisan oposisi, kita tak dapat mendiktekan kepada
mereka program aksi yang positif, kita tidak dapat menunjukkan kepada mereka dengan cara apa
mereka harus berjuang untuk kepentingan-kepentingan mereka sehari-hari.. Lapisan-lapisan liberal
akan mengurus sendiri perjuangan aktif untuk kepentingan-kepentingan terdekat mereka dan
perjuangan itu akan membawa mereka berhadapan muka dengan rezim politik negeri kita" (hlm. 41).
Dengan demikian, setelah mulai dengan berbicara tentang kekuatan revolusioner, tentang perjuangan
aktif untuk menggulingkan otokrasi, Martinov segera beralih ke kekuatan serikat buruh, ke
perjuangan aktif untuk kepentingan-kepentingan terdekat! Dengan sendirinya jelaslah bahwa kita tak
dapat memimpin perjuangan mahasiswa, kaum liberal, dll, untuk "kepentingan-kepentingan terdekat"
mereka, tetapi soalnya bukan ini, tuan ekonomis yang terhormat! Persoalan yang kita bicarakan ialah
keikutsertaan yang mungkin dan perlu dari berbagai lapisan sosial dalam menggulingkan otokrasi;
dan kita tidak hanya dapat, tetapi bahkan mutlak harus memimpin "aktivitas-aktivitas berbagai
lapisan oposisi" ini jika kita ingin menjadi "pelopor". Bukan hanya para mahasiswa kita, kaum liberal
kita, dll, itu sendiri akan mengurus "perjuangan yang akan membawa mereka berhadapan muka
dengan rezim politik negeri kita"; polisi dan pejabat-pejabat pemerintah otokrasi itu sendiri akan
pertama-tama dan lebih-lebih mengurus ini. Tetapi "kita", jika kita ingin menjadi kaum demokrat
yang maju, harus menjadikan urusan kita mendorong orang-orang yang tidak puas hanya dengan
keadaan di universitas, atau hanya dengan keadaan Zemstwo [66], dsb, untuk berpikir bahwa sistem
politik seluruhnya sama sekali tak ada harganya. Kita harus memikul tugas mengorganisasi
perjuangan politik yang meliputi segala segi di bawah pimpinan Partai kita dengan cara yang
sedemikian rupa sehingga memperoleh segala dukungan yang mungkin dari semua lapisan oposisi
untuk perjuangan itu dan untuk Partai kita. Kita harus mendidik para pekerja praktis sosial-demokrat
untuk menjadi pemimpin-pemimpin politik, yang cakap memimpin segala manifestasi perjuangan
yang meliputi segala segi ini, yang cakap pada saat yang diperlukan "mendiktekan program aksi yang
positif" kepada para mahasiswa yang resah, anggota-anggota Zemstwo yang tidak puas, sekte-sekte
agama yang marah, guru-guru sekolah dasar yang merasa tersinggung, dsb, dsb. Karena itu,
pernyataan Martinov, salah sama sekali-- bahwa "mengenai mereka ini, kita dapat tampil ke depan
hanya dalam peranan negatif sebagai pemblejet-pemblejet penyalahgunaan.kita hanya dapat"
(kursif dari kami) "membuyarkan harapan-harapan yang mereka letakkan pada berbagai komisi
pemerintah". Dengan mengatakan demikian Martinov menunjukkan bahwa dia sama sekali tidak
mengerti apa-apa tentang peranan yang harus benar-benar dilakukan oleh "pelopor" revolusioner.
Jika pembaca mengingat hal ini, maka ia akan jelas mengenai arti yang sesungguhnya dari kata-kata
penutup Martinov yang berikut: "Iskra adalah organ oposisi revolusioner yang memblejeti keadaan
di negeri kita, terutama keadaan politik karena ia mengenai kepentingan-kepentingan lapisan
penduduk yang sangat bermacam-macam. Akan tetapi kita bekerja dan akan terus bekerja untuk
usaha buruh dalam hubungan organis yang erat dengan perjuangan proletar. Dengan menyempitkan
lingkungan pengaruh kita, maka dengan demikian kita memperumit pengaruh itu sendiri" (hlm. 63).
Arti yang sebenarnya dari kesimpulan ini sebagai berikut: Iskra ingin meningkatkan politik trade-
unionis dari klas buruh (para pekerja praktis kita sering membatasi diri pada politik ini; karena salah
pengertian, kekurangan pendidikan, atau karena keyakinan) ke politik sosial-demokratis, sedang
Raboceye Dyelo ingin memerosostkan politik sosial-demokratis ke politik trade-unionis. Dan, lagi
pula, ia mencoba meyakinkan semua tanpa kecuali bahwa ini adalah "pendirian-pendirian yang
sepenuhnya dapat disejalankan di dalam usaha bersama" (hlm. 63). O, Sancta simplicitas! [*17]
Kita teruskan. Apakah kita mempunyai cukup kekuatan untuk mengarahkan propaganda dan agitasi
kita ke kalangan semua klas penduduk? Tentu saja kit apunya cukup kekuatan. Kaum ekonomis kita,
yang sering cenderung untuk mengingkari ini, melupakan sama sekali langkah maju raksasa yang
telah dicapai oleh gerakan kita dari tahun 1894 (kira-kira) sampai pada tahun 1901. seperti kaum
"khwostis" sejati, mereka seringkali hidup di masa lampau yang sudah lama silam., dalam periode
awal gerakan. Memang pada waktu itu kita mempunyai kekuatan yang sangat kecil dan sudah
sewajarnya dan logis sekali kalau pada waktu itu kitamencurahkan diri pada aktivitas-aktivitas di
kalangan kaum buruh, dan dengan keras menecam setiap penyimpangan dari sini. Tugas seluruhnya
pada waktu itu ialah mengkonsolidasi kedudukan kita dalam klas buruh. Tetapi pada waktu sekarang
ini kekuatan-kekuatan raksasa telah terlibat ke dalam gerakan; wakil-wakil terbaik dari generasi
muda dai klas-klas terpelajar pada datang kepada kita; di seluruh negeri terdapat orang-orang yang
terpaksa tinggal di provinsi-provinsi, yang sudah mengambil bagian dalam gerakan di masa lampau
atau yang ingin mengambil bagian sekarang, yang condong pada sosial-demokrasi (sedang dalam
tahun 1894 orang bisa menghitung jumlah kaum sosial-demokrat Rusia dengan jari). Salah satu
kekurangan politik dan organisasi yang pokok dari gerakan kita ialah bahwa kita tidak tahu
bagaimana menggunakan semua kekuatan ini dan memberi pekerjaan yang cocok kepada mereka
(hal ini akan kita bicarakan secara lebih terperinci lagi dalam bab berikutnya). Mayoritas mutlak dari
kekuatan-kekuatan ini sama sekali tak mempunyai kesempatan untuk "pergi ke kalangan kaum
buruh", maka itu tak mungkin berbicara tentang bahaya diselewengkannya kekuatan-kekuatan dari
usaha pokok kita. Dan untuk dapat memberikan kepada kaum buruh pengetahuan politik yang
sesungguhnya, menyeluruh dan hidup, kita harus mempunyai "orang-orang kita sendiri", orang-
orang sosial-demokrat, dimana-mana, di kalangan semua lapisan masyarakat dan dalam semua
kedudukan yang memungkinkan kita mengetahui penggerak intern mekanisme negara kita. Orang-
orang demikian itu dibutuhkan tidak hanya dari segi propaganda dan agitasi, tetapi lebih-lebih lagi
dari segi keorganisasian.
Adakah lapangan untuk aktivitas di kalangan semua klas penduduk? Orang-orang yang tak dapat
melihat ini ketinggalan juga, dan dalam kesadaran mereka, dari kebangkitan massa yang secara
spontan. Gerakan buruh telah menimbulkan dan terus menimbulkan rasa tak puas pada sementara
orang, menimbulkan harapan-harapan akan dukungan bagi oposisi pada yang lain dan kesadaran
akan tak dapat dibiarkannya dan tak terelakkannya keruntuhan otokrasi pada yang lainnya lagi. Kita
akan menjadi "politikus" dan sosial-demokrat hanya dalam nama saja (sebagaimana dalam
kenyataannya sering sekali terjadi), jika kita tidak menyadari bahwa tugas kita ialah menggunakan
setiap manifestasi ketidakpuasan dan mengumpulkan serta menggunakan sebaik-baiknya setiap butir
protes sekali pun masih berupa embrio. Jangan dikata lagi bahwa berjuta-juta kaum tani pekerja,
pengrajin, tukang kecil, dsb, akan selalu dengan lahap mendengarkan khotbah seorang sosial-
demokrat yang agak berkemampuan. Dapatkah kiranya orang menyebut satu klas penduduk dimana
tidak terdapat orang-orang, golongan-golongan atau kalangan-kalangan yang tidak puas dengan
ketiadaan hak dan kesewenang-wenangan dan, oleh karenanya, mudah dimasuki propaganda kaum
sosial-demokrat sebagai juru bicara dari kebutuhan-kebutuhan demokrasi umum yang paling
mendesak? Bagi mereka yang ingin mempunyai gambaran yang kongkrit mengenai agitasi politik
seorang sosial-demokrat di kalangan semua klas dan lapisan penduduk, kita tunjukkan pada
pemblejetan-pemblejetan politik dalam arti kata yang luas sebagai bentuk pokok (tetapi tentu saja
bukan yang satu-satunya) agitasi ini.
"Kita harus membangkitkan pada setiap lapisan penduduk yang sedikit saja berkesadaran kegemaran
pada pemblejetan-pemblejetan politik", demikian saya menulis dalam artikel saya "Dari Mana
Mulai?" (Iskra No. 4, Mei 1901), yang akan saya bicarakan secara lebih terperinci lagi lagi nanti.
"Kita tidak boleh kecil hati karena kenyataan bahwa suara pemblejetan politik sekarang masih sayup-
sayup, jarang-jarang dan takut-takut. Ini bukanlah karena sikap berdamai secara menyeluruh
terhadap kesewenang-wenangan polisi, melainkan karena mereka yang dapat dan bersedia
melakukan pemblejetan-pemblejetan tidak mempunyai mimbar darimana mereka bisa bicara, tidak
ada sidang pendengar yang akan mendengarkan dengan asyik dan memberi semangat para
pembicara, dan karena pembicara tidak melihat dimana pun di kalangan rakyat kekuatan kepada
siapa sepantasnya diarahkan keluhan-keluhan terhadap pemerintah Rusia yang "maha kuasa"..
Kita sekarang mampu, dan kita berkewajiban, menyediakan mimbar memblejeti pemerintah tsar di
muka seluruh rakyat. Mimbar itu haruslah surat kabar sosial-demokratis" [67].
Sidang pendengar yang ideal bagi pemblejetan-pemblejetan politik ialah klas buruh, yang pertama-
tama dan terutama membutuhkan pengetahuan politik yang menyeluruh dan hidup, dan yang paling
sanggup mengubah pengetahuan ini menjadi perjuangan aktif, sekalipun ia tidak menjanjikan "hasil-
hasil yang nyata berwujud". Dan mimbar untuk pemblejetan-pemblejetan di muka seluruh rakyat
hanya mungkin surat kabar untuk seluruh Rusia. "Tanpa organ politik, suatu gerakan yang patut
diberi nama gerakan politik, tidaklah dapat dibayangkan di Eropa modern", dan dalam hal ini Rusia
pasti termasuk juga dalam dalam Eropa modern. Pers sudah lama menjadi kekuatan di negeri kita,
kalau tidak pemerintah tak akan mengeluarkan puluhan ribu rubel untuk menyuapnya, dan memberi
subsidi kepada orang-orang sebangsa Katkov dan sebangsa Mescerski. Dan di Rusia otokratis
bukanlah suatu barang baru bagi pers di bawah tanah untuk menembus tembok sensor dan memaksa
pers legal dan konservatif membicarakannya secara terbuka. Demikianlah halnya dalam tahun-tahun
70-an dan bahkan dalam tahun-tahun 50-an. Betapa jauh lebih luas dan dalamnya sekarang ini lapisan
-lapisan rakyat yang bersedia membaca pers ilegal, dan belajar dari padanya "bagaimana hidup dan
bagaimana mati", demikianlah menurut kata-kata seorang buruh yang mengirim surat kepada Iskra
(No. 7) [68]. Pemblejetan-pemblejetan politik adalah serupa dengan pernyataan perang kepada
pemerintah seperti pemblejetan-pemblejetan ekonomi merupakan pernyataan perang kepada pemilik-
pemilik pabrik. Dan arti moril pernyataan perang ini akan lebih-lebih lagi besarnya jika kampanye
pemblejetan ini lebih luas dan lebih hebat lagi, lebih banyak dan lebih gigih klas sosial yang telah
menyatakan perang untuk memulai perang. Karenanya pemblejetan-pemblejetan politik itu dengan
sendirinya menjadi salah satu alat yang ampuh untuk menghancurkan sistem musuh, suatu cara
untuk menceraikan dari musuh sekutu-sekutunya yang kebetulan atau sementara waktu, suatu cara
untuk menyebarkan permusuhan dan ketidakpercayaan di kalangan kompanyon-kompanyon tetap
kekuasaan otokrasi.
Halaman 166-167 hilang.
Lanjut halaman 168
INCOMPLETE
perjuangan ini"? Tidakkah gamblang bahwa ini berarti pendidikan politik kaum buruh, penyingkapan
di muka mereka semua segi otokrasi kita yang keji itu? Dan tidakkah jelas bahwa justru untuk
pekerjaan inilah kita membutuhkan "sekutu-sekutu dalam barisan kaum liberal dan inteligensia",
yang bersedia bersama-sama dengan kita memblejeti serangan politik terhadap Zemstwo-Zemstwo,
terhadap guru, terhadap para ahli statistik, terhadap mahasiswa, dsb? Apakah "mekanisme" yang
mengagumkan "rumitnya" ini benar-benar begitu sulit untuk dipahami? Tidakkah P. B. Akselrod telah
mengulangi berkali-kali kepada kalian sejak tahun 1897: "Masalah kaum sosial-demokrat Rusia
memperoleh pengikut dan sekutu yang langsung dan tidak langsung di kalangan klas-klas non-
proletar akan terpecahkan terutama dan pertama-tama oleh watak aktivitas-aktivitas propagandis
yang dilakukan di kalangan proletariat itu sendiri?" Tetapi orang-orang sebangsa Martinov dan
orang-orang ekonomis lainnya terus membayangkan bahwa "dengan perjuangan ekonomi melawan
kaum majikan dan pemerintah", kaum buruh mula-mula harus mengumpulkan kekuatan (untuk
politik trade-unionis) dan kemudian "beralih" --barangkali dari "pendidikan keaktifan" trade-
unionis-- ke keaktifan sosial-demokratis!
"..Dalam pencariannya", sambung kaum ekonomis, "Iskra tidak jarang menyimpang dari pendirian
klas, mengaburkan kontradiksi-kontradiksi klas dan mengedepankan keumuman ketidakpuasan
terhadap pemerintah, walaupun sebab-sebab dan derajat ketidakpuasan ini sangat berbeda-beda di
kalangan 'sekutu-sekutu'. Demikianlah, misalnya, sikap Iskra terhadap Zemstwo". Iskra, katanya,
"menjanjikan bantuan klas buruh kepada kaum bangsawan yang tidak puas dengan persen
pemerintah, tetapi Iskra sepatah kata pun tidak menyebut-nyebut antagonisme klas di antara lapisan-
lapisan penduduk ini". Jika pembaca mau memperhatikan artikel-artikel "Otokrasi Dan Zemstwo"
(Iskra No. 2 dan 4) yang, mungkin dimaksud oleh penulis-penulis surat itu, akan didapatinya bahwa
artikel-artikel [18] ini membicarakan sikap pemerintah terhadap "agitasi lunak dari Zemstwo
birokratik, yang berdasarkan pangkat-pangkat", dan terhadap "aktivitas bebas dari klas-klas yang
bermilik sekalipun". Dalam artikel-artikel ini dinyatakan bahwa kaum buruh tak dapat menyaksikan
dengan acuh tak acuh sementara pemerintah melakukan perjuangan menentang Zemstwo, dan
Zemstwo-is-Zemstwo-is dihimbau supaya menghentikan pidato-pidato yang lunak, dan supaya
berbicara dengan tegas dan keras ketika sosial-demokrasi revolusioner menghadapi pemerintah
dengan segenap kekuatannya. Apa yang tidak disetujui oleh para penulis surat ini di sini tidak jelas.
Pakah mereka berpikir bahwa kaum buruh "tidak akan mengerti" kata-kata "klas-klas yang bermilik"
dan "Zemstwo birokratik yang berdasarkan pangkat-pangkat"? Apakah mereka berpikir bahwa
mendesak Zemstwo-is-Zemstwo-is supaya menghentikan pidato-pidato yang lunak dan supaya
berbicara dengan tegas dan keras adalah "menilai terlalu tinggi ideologi"? Apakah mereka
mengkhayalkan kaum buruh dapat "mengumpulkan kekuatan" untuk perjuangan melawan
absolutisme, jika mereka tidak mau tahu sikap absolutisme terhadap Zemstwo? Kesemuanya ini juga
tetap tidak diketahui. Cuma satu hal saja yang jelas yaitu bahwa para penulis surat itu mempunyai
gambaran yang sangat samar-samar mengenai apa itu tugas-tugas politik sosial-demokrasi. Hal ini
disingkapkan dengan lebih jelas lagi oleh kata-kata mereka: "Demikian juga" (yaitu, juga
"mengaburkan antagonisme-antagonisme klas") "sikap Iskra terhadap gerakan mahasiswa".
Bukannya menyerukan kepada kaum buruh supaya menyatakan dengan demonstrasi-demonstrasi
terbuka bahwa sumber sesungguhnya dari kekerasan, ekses-ekses dan main merdeka bukanlah para
mahasiswa melainkan pemerintah Rusia (Iskra, No. 2 [*19]), malah kita semestinya tak ragu lagi
menyisipkan argumen-argumen yang berjiwa Rabocaya Misl! Dan pikiran-pikiran demikian itu
dinyatakan oleh kaum sosial-demokrat dalam musim rontok tahun 1901, sesudah peristiwa Februari
dan peristiwa Maret, pada saat menjelang kebangkitan baru gerakan mahasiswa, yang
menyingkapkan bahwa di bidang ini pun protes yang "spontan" terhadap otokrasi melampaui
pimpinan sosial-demokrasi yang sedar atas gerakan itu. Usaha spontan kaum buruh membela para
mahasiswa yang dipukuli oleh polisi dan orang-orang Kozack itu melampaui aktivitas sedar
organisasi sosial-demokratis!
"Sementara itu dalam artikel-artikel lainnya", para penulis surat itu meneruskan, "Iskra dengan keras
mengecam segala kompromi, dan tampil membela, misalnya, sikap yang tidak toleran dari kaum
Guesdis". Kami ingin menasehati mereka yang biasanya begitu percaya pada diri sendiri dan main
gampang-gampangan menyatakan dalam hubungan dengan perbedaan pendapat yang ada di antara
kaum sosial-demokrat dewasa ini bahwa perbedaan pendapat itu tidak penting dan tidak
membenarkan adanya perpecahan, supaya merenungkan dalam kata-kata ini. Mungkinkah ada
aktivitas yang berhasil baik, di dalam satu organisasi, dari orang-orang yang mengatakan bahwa kita
masih berbuat luar biasa sedikitnya dalam hal menerangkan permusuhan otokrasi terhadap berbagai
klas, dan memberitahukan kepada kaum buruh tentang oposisi berbagai lapisan penduduk terhadap
otokrasi, dan dari orang-orang yang melihat hal ini sebagai suatu "kompromi"--jelas suatu kompromi
dengan teori "perjuangan ekonomi melawan kaum majikan dan pemerintah"?
Kita telah berbicara tentang perlunya memasukkan perjuangan klas ke desa-desa pada kesempatan
ulang tahun ke-40 pembebasan kaum tani (No. 3 [69]) dan berbicara tentang tak terdamaikannya
badan-badan pemerintah otonom dengan otokrasi dalam hubungan dengan memorandum rahasia
Witte (No. 4). Dalam hubungan dengan undang-undang baru kita serang tuan-tuan tanah feodal dan
pemerintah yang mengabdi mereka (No. 8 [70]), dan menyambut kongres ilegal Zemstwo. Kita
mendorong Zemstwo supaya beralih dari mengajukan petisi-petisi yang merendahkan diri ke
perjuangan (No. 8 [71]). Kita mendorong para mahasiswa, aygn telah mulai mengerti perlunya
perjuangan politik, dan telah memulainya (No. 3), dan bersamaan dengan itu kita melabrak
"ketiadaan pengertian yang amat sangat" yang diperlihatkan oleh pengikut-pengikut gerakan
"mahasiswa semata-mata", yang menyerukan kepada para mahasiswa supaya jangan ambil bagian
dalam demonstrasi di jalan-jalan (No. 3, dalam hubungan dengan manifes Komite Eksekutif
Mahasiswa Moskow tanggal 25 Februari). Kita blejeti "impian-impian gila" dan "kemunafikan yang
membohong" dari kaum liberal yang licik dari surat kabar Rossiya [72] (No. 5) dan bersamaan
dengan itu kita mengulas kematagelapan "dalam penyiksaan atas diri para penulis yang suka damai,
professor-professor dan sarjana-sarjana lanjut usia dan kaum Zemstwo-is liberal yang terkenal"
dalam kamar-kamar siksa pemerintah (No. 5, "Penggrebekan Polisi Terhadap Literatur"). Kita blejeti
arti sesungguhnya dari program "perhatian negara atas kesejahteraan kaum buruh", dan menyambut
dengan gembira "pengakuan yang berharga" bahwa "lebih baik memberikan reform-reform dari atas
untuk mendahului tuntutan untuk reform-reform itu dari bawah, daripada menantikan sampai
tuntutan-tuntutan itu diajukan" (No. 6 [73]). Kita dorong para ahli statistik yang memprotes (No. 7),
dan mengecam para ahli statistik yang memcah pemogokan (No. 9). Barang siapa melihat dalam
taktik ini suatu pengaburan kesadaran klas dari proletariat dan suatu kompromi dengan liberalisme
dengan menunjukkan bahwa dia sama sekali tidak memahami arti sejati program Credo dan de fakto
melaksanakan program itu, bagaimanapun juga dia memungkirinya! Karena dengan begitu dia
menyeret sosial-demokrasi ke arah "perjuangan ekonomi melawan kaum majikan dan pemerintah"
dan menyerah kepada liberalisme, meninggalkan tugas untuk campur tangan secara aktif dalam
setiap persoalan "liberal" dan untuk menentukan sikapnya sendiri, sikap sosial-demokratis, terhadap
soal ini.
F. SEKALI LAGI PEMFITNAH, SEKALI LAGI PENIPU
Kata-kata yang sopan ini, seperti pembaca ingat, adalah kata-kata Raboceye Dyelo, yang dengan
cara demikian menjawab tuduhan kita bahwa ia secara tak langsung mempersiapkan dasar untuk
mengubah gerakan buruh menjadi suatu alat demokrasi borjuis. Dalam kesederhanaan jiwanya
Raboceye Dyelo memutuskan bahwa tuduhan ini tidak lain hanya ulah polemik, seolah-olah mau
mengatakan, kaum dogmatis pendengki ini telah berketetapan untuk mengatakan segala macam hal
yang tidak enak tentang diri kita; nah, apa yang bisa lebih tidak enak daripada menjadi alat
demokrasi borjuis? Maka itulah mereka mencetak dengan huruf tebal bantahan: Tidak lain hanya
fitnah mentah-mentah (Dua Kongres, hlm. 30), penipuan (hlm. 31), penyamaran (hlm. 33).
Seperti Yupiter, Raboceye Dyelo (meskipun hanya sedikit saja mirip Yupiter) marah karena ia salah,
dan dengan makiannya yang keburu nafsu itu membuktikan ketidakmampuannya menyelamami jalan
pikiran lawan-lawannya. Namun, dengan merenungkan sedikit saja, ia akan mengerti mengapa
segala pemujaan kepada spontanitas gerakan massa dan setiap pemerosotan politik sosial-
demokratis ke politik trade-unionis justru berarti mempersiapkan dasar untuk mengubah gerakan
buruh menjadi suatu alat demokrasi borjuis. Gerakan buruh yang spontan dengan sendirinya sanggup
menciptakan 9dan pasti menciptakan) trade-unionisme saja, dan politik trade-unionis klas buruh
adalah justru politik borjuis dari klas buruh. Keikutsertaan klas buruh dalam perjuangan politik, dan
bahkan dalam revolusi politik, tidaklah dengan sendirinya membuat politiknya menjadi politik sosial-
demokratis. Apakah Raboceye Dyelo berani menyangkal ini? Maukah ia akhirnya menerangkan di
muka umum dengan blak-blakan dan tanpa putar lidah pengertiannya mengenai soal-soal yang
mendesak dari gerakan sosial-demokratis internasional dan Rusia? Oh tidak, ia tidak akan
memberanikan diri untuk melakukan sesuatu semacam itu, karena ia berpegang kuat-kuat pada cara
yang bisa dinamakan cara mengatakan tidak kepada segala-galanya; Aku bukan aku; kuda itu
bukan kudaku; aku bukan kusir. Kami bukan kaum ekonomis; Rabocaya Misl bukan ekonomisme; di
Rusia sama sekali tidak ada ekonomisme. Ini adalah suatu cara yang luar biasa lihainya dan
panjang akal, akan tetapi mempunyai cacat sedikit yaitu bahwa penerbitan-penerbitan yang
mempraktekkannya itu biasanya diberi julukan Apa yang tuan kehendaki?
Raboceye Dyelo mengira bahwa pada umumnya demokrasi borjuis di Rusia hanyalah suatu khayal
belaka (Dua Kongres, hlm. 32) [*20]. Sungguh orang-orang yang bahagia! Laksana burung unta,
mereka memendamkan kepalanya ke dalam pasir, maka mengira bahwa segala sesuatu
disekelilingnya menghilang lenyap. Publisis-publisis liberal yang dari bulan ke bulan
memproklamasikan kepada dunia kemenangan mereka atas keruntuhan dan bahkan kelenyapan
Marxisme; surat-surat kabar liberal (S. Petersburgskiye Wyedomosti [74]), Russkiye Wyedomosti,
dan banyak lagi lainnya) yang mendorong kaum liberal yang membawa kepada kaum buruh konsepsi
Brentano [75] tentang perjuangan klas dan konsepsi trade-unionis tentang politik; sekumpulan
bintang kritikus terhadap Marxisme, yang kecenderungan-kecenderungannya yang sesungguhnya
disingkapkan dengan begitu baiknya oleh Credo dan yang produk literaturnya saja beredar di Rusia
tanpa halangan apa-apa; kehidupan kembali aliran-aliran revolusioner non sosial-demokratis,
terutama sesudah peristiwa Februari dan peristiwa Maretkesemuanya ini rupanya khayal belaka!
Kesemuanya ini sama-sekali tidak ada hubungannya dengan demokrasi borjuis!
Raboceye Dyelo dan para penulis surat ekonomis yang dimuat dalam Iskra No. 12 seharusnya
memikirkan apa sebanya peristiwa-peristiwa pada musim semi itu telah mengakibatkan kehidupan
kembali aliran-aliran revolusioner non-demokratis demikian itu dan bukannya menaikkan wibawa
dan prestise sosial-demokrasi.
Sebabnya ialah bahwa ternyata kita tidak memadai tugas-tugas yang kita hadapi. Keaktifan massa
buruh ternyata melebihi keaktifan kita; pada kita tidak terdapat pemimpin-pemimpin dan organisator-
organisator revolusioner yang cukup terlatih yang tahu betul akan suasana hati di kalangan semua
lapisan oposisi dan pandai memimpin gerakan, mengubah demonstrasi yang spontan menjadi
demonstrasi politik, memperluas sifat politiknya, dsb. Dalam keadaan yang demikian
keterbelakangan kita tidak bisa bisa tidak pasti akan digunakan oleh kaum revolusionerbukan sosial-
demokrat yang lebih lincah dan lebih giat, dan kaum buruh, bagaimanapun juga keras dan besarnya
pengorbanan diri mereka dalam berkelahi melawan polisi dan pasukan-pasukan tentara,
bagaimanapun juga revolusionernya aksi-aksi mereka, akan ternyata hanya merupakan suatu
kekuatan yang menyokong kaum revolusioner ini, merupakan barisan belakang demokrasi borjuis,
dan bukan merupakan pelopor sosial-demokratis. Ambillah, sebagai misal, kaum sosial-demokrat
Jerman, yang hanya segi-segi lemahnya saja yang ingin dijiplak oleh kaum ekonomis kita. Apa
sebabnya maka tidak satu pun peristiwa politk yang terjadi di Jerman yang tanpa menambah wibawa
dan prestise sosial-demokrasi? Karena sosial-demokrasi selalu ternyata mendahului semua lainnya
dalam memberikan penilaian yang paling revolusioner kepada setiap peristiwa tertentu dan dengan
pembelaannya atas setiap protes menentang kesewenang-wenangan. Ia tidak meninabobokkan diri
dengan pembicaraan-pembicaraan tentang perjuangan ekonomi menghadapkan kaum buruh pada
kenyataan ketiadaan hak-hak bagi mereka dan pembicaraan-pembicaraan tentang keadaan konkrit
yang secara fatal mendorong gerakan buruh ke jalan revolusi. Ia campur tangan dalam segala bidang
dan dalam segala soal kehidupan sosial-politik: dalam soal penolakan Wilhelm untuk mensahkan
seorang progressis borjuis sebagai wali kota (kaum ekonomis kita belum berhasil meyakinkan orang-
orang Jerman bahwa ini pada hakekatnya adalah suatu kompromi dengan liberalisme!); dalam soal
undang-undang yang melarang penerbitan-penerbitan dan gambar-gambar cabul; dalam soal
pemerintah mempengaruhi pemilihan professor-professor, dsb, dsb. Di mana-mana kaum sosial-
demokrat ternyata berada di depan semua lainnya, membangkitkan ketidakpuasan politik di kalangan
semua klas, membangunkan yang malas-malas, mendorong yang terbelakang dan memberikan
banyak bahan guna pengembngan kesadaran politik dan keaktifan politik proletariat. Hasil dari
kesemuanya ini ialah bahwa musuh-musuh sosialisme yang sedar pun mempunyai rasa hormat
terhadap pejuang-pejuang politik yang maju ini, dan tidak jarang sebuah dokumen penting tidak
hanya dari kalangan borjuis, tetapi bahkan juga juga dari kalangan birokrat dan istana, melalui suatu
jalan ajaib sampai pada kantor redaksi Vorwarts.
Maka inilah keterangan mengenai hal yang tampaknya merupakan kontradiksi, yang begitu jauh di
luar pengertian Raboceye Dyelo sehingga ia hanya angkat tangan dan berteriak; Penyamaran!
Memang, cobalah bayangkan: kami, Raboceye Dyelo, memandang gerakan massa buruh sebagai
batu alas (dan mencetak hal itu dengan huruf-huruf tebal!); kami peringatkan semua orang tanpa
kecuali terhadap peremehan arti unsur spontan; kami ingin memberi watak politis kepada
perjuangan ekonomi itu sndiri, itu sendiri, itu sendiri; kami ingin memelihara hubungan yang erat
dan organis dengan perjuangan proletar! Tetapi dikatakan bahwa kami mempersiapkan dasar untuk
mengubah gerakan buruh menjadi suatu alat demokrasi borjuis! Dan siapakah yang mengatakan itu?
Orang-orang yang berkompromi dengan liberalisme, yang campur tangan dalam setiap soal
liberal (sungguh suatu salah pengertian yang bukan main tentang hubungan organis dengan
perjuangan proletar!), yang mencurahkan begitu banyak perhatian pada para mahasiswa dan bahkan
(oh, sungguh, terlalu!) pada kaum Zemstwo-is! Orang-orang yang pada umumnya ingin
mencurahkan usaha-usaha mereka dalam persentase yang lebih besar (dibandingkan dengan kaum
ekonomis) pada aktivitas di kalangan klas-klas non-proletar dari penduduk! Apakah ini bukan suatu
penyamaran?
Raboceye Dyelo yang malang! Apakah ia akan menemukan pemecahan bagi teka-teki yang pelik ini?
***

Catatan:
[*1] Untuk menghindari salah paham perlu kami tegaskan bahwa di sini dan dalam uaraian
selanjutnya, dengan perjuang ekonomi kami maksudkan (sesuai dengan arti istilah itu yang lazim
kami gunakan) "perjuangan ekonomi praktis" yang disebut oleh Engels, dalam bagian yang dikutip
diatas, sebagi "perlawanan terhadap kaum kapitalis", dan yang di negeri-negeri merdeka disebut
sebagai perjuangan serikat sekerja, perjuangan sindikat atau perjuangan trade-unionis.
[*2] Dalam bab ini kami hanya membicarakan perjuangan politik, dalam artinya yang lebih luas atau
lebih sempit. Karena itu kami hanya samabil lalu menyebutkan, hanya sebagai suatu keanehan,
tuduhan Raboceye Dyelo bahwa Iskra terlalu menahan diri mengenai perjuangan ekonomi (Dua
Kongres, hal.27, yang dikunyah-kunyah oleh Martinov dalam brosurnya Sosial Demokrasi dan Klas
Buruh). Jika tuan-tuan penuduh ini menghitung dengan kiloan atau rim-riman (seperti yang suka
mereka lakukan) apa yang telah dikatakan tentang perjuangan ekonomi dalam rubrik industri dalam
Iskra selama satu tahun, dan membandingkan ini dengan rubrik industri dalam Raboceye Dyelo dan
Rabocaya Misl dijadikan satu, maka akan mudahlah mereka melihat bahwa dalam hal ini pun mereka
ketinggalan. Rupanya kesadaran akan kebenaran yang sederhana ini memaksa mereka menggunakan
argumen-argumen yang dengan jelas memperlihatkan kebingungan memperlihatkan kebingungan
mereka. Iskra, tulis mereka, mau tak mau (!) terpaksa (!) memperhitungkan tuntutan hidup yang
mendesak dan sekurang-kurangnya (!!) memuat surat-surat tentang gerakan buruh (Dua Kongres,
hal.27). Nah inilah argumen yang sungguh-sungguh menghancurkan!
[60] Yang dimaksud ialah Perserikatan Kaum Sosial Demokrat Rusia Di Luar Negeri.
[*3] Kita katakan pada umumnya, karena Raboceye Dyelo berbicara justru tentang prinsip-prinsip
umum dan tentang tugas-tugas umum seluruh Partai. Tak diragukan lagi bahwa dalam praktek terjadi
hal-hal dimana politik betul-betul harus mengikuti ekonomi, tetapi hanyalah kaum ekonomis yang
dapat berbicara tentang hal itu dalam sebuah resolusi yang diperuntukan seluruh Rusia. Memang
juga terjadi hal-hal dimana dapat dilakukan agitasi politik sejak awal mula semata-mata atas
dasar ekonomi: namun Raboceye Dyelo akhirnya sampai pada fikiran bahwa hal ini tidak perlu
sama sekali (dua Kongres, hal.11). dalam bab yang akan datang, akan kami tunjukkan bahwa taktik
para politikus dan kaum revolusioner bukan hanya tidak mengabaikan tugas-tugas trade-unionis
dari sosial demokrasi, tetapi bahawa, sebaliknya, hanya taktik itu sajalah yang dapat menjamin
penunaian tugas-tugas ini secara konsekwen.
[61] Zemski Nacalnik penguasa desa di Rusia tsar yang diangkat dari bangsawan tuan tanah dan
yang menjalankan wewenang administrasi serta kehakiman.
[62] BundSerikat Buruh Umum Yahudi Lithuania, Polandia dan Rusia. Didirikan dalam tahun
1897, mempersatukan terutama tukang-tukang kerajinan-tangan Yahudi di daerah-daerah barat
Rusia. Bund masuk PBSDR dalam Kongres ke I PBSDR pada bulan Maret 1898. dalam Kongres ke
II PBSDR utusan-utusan Bund menuntut supaya organisasi mereka diakui sebagai satu-satunya
wakil proletariat Yahudi. Kongres menolak nasionalisme di bidang organisasi ini, sesudah mana Bund
keluar dari Partai.
Dalam tahun 1906, sesudah Kongres ke IV (Persatuan), Bund masuk lagi menjadi anggota
PBSDR. Kaum Bundis senantiasa mendukung kaum Menshevik dan melakukan perjuangan yang
terus-menerus menentang kaum Bolshevik. Walaupun secara formal tergabung dalam PBSDR,
namun Bund merupakan suatu organisasi yang bersifat nasionalis-borjuis. Bertentangan dengan
tuntutan program kaum Bolshevik akan hak bangsa menentukan nasib sendiri, Bund mengajukan
tuntutan otonomi kebudayaan-nasional. Selama Perang Dunia I 1914-1918 kaum Bundis berdiri di
pihak sosial-sovinisme; pada tahun 1917 Bund mendukung Pemerintah Sementara kontra-
revolusioner, berjuang di pihak musuh-musuh Revolusi Sosialis Oktober.selama Perang Dalam
Negeri kaum Bundis yang terkemuka menyatukan diri dengan kekuatan kontra-revolusi. Bersamaan
dengan itu di kalangan anggota biasa Bund mulai terjadi perubahan yang menuntungkan kerjasama
dengan kekuasaan Soviet. Baru ketika kemenangan diktatur proletariat atas kontra-revolusi dalam
negeri dan kaum intervensionis asing nampak jelas, Bund menyatakan bahwa ia melepaskan
perjuangannya menentang kekuasaan Sovyet. Pada bulan Maret 1921 Bund membubarkan diri,
sebagian anggotanya masuk PKR (B) dengan cara biasa. Di antara orang-orang Bundis yang masuk
Partai terdapat orang-orang bermuka dua yang masuk Partai dengan tujuan menggerogoti Partai dari
dalam; sesudah itu mereka diblejeti sebagai musuh rakyat.
[*4] Kata-kata asli dalam brosur Dua Kongres, halm 31,32, 23, dan 30.
[*5] Dua Kongres, hal 32
[63] Tuan dan Nyonya Webbyang dimaksud ialah Demokrasi Industri dari Sidney Webb dan
Beatrice Webb.
[*6] Raboceye Dyelo No.10 hal 60. Ini adalah variasi Martinov untuk penerapan pada keadaan
gerakan kita yang kacau-balau sekarang ini tesis: Setiap langkah gerakan yang nyata lebih penting
daripada selusin program, yang sudah kita karakterisasi diatas. Sebenarnya ini hanyalah suatu
terjemahan ke dalam bahasa Rusia dari kata-kata Bernsteinis yang terkenal busuk itu ialah: Gerakan
adalah segala-galanya, tujuan terakhir bukanlah apa-apa.
[*7] Hal. 43: sudah barang tentu, jika kami menganjurkan agara kaum buruh mengajukan tuntutan-
tuntutan ekonomi tertentu kepada pemerintah, hal itu kami lakukan karena di bidang ekonomi
pemerintah otokrasi bersedia, karena perlu, memberi konsesi-konsesi tertentu
[*8] Semua yang serupa!Red
[*9] Lihat Lenin, Kumpulan Karya, edisi Rusia ke-4, Jilid 5, hlm. 231-251--Red
[*10] Rabocaya Misl, Lampiran Khusus, hlm. 14.
[64] V. I. Lenin, Kumpulan Karya, edisi Rusia ke-4, Moskow, 1946, Jilid 4, hlm. 388-393
[*11] Tuntutan untuk "memberi watak politik kepada perjuangan ekonomi itu sendiri" dengan sangat
menyolok menyatakan pemujaan kepada spontanitas di bidang aktivitas politik. Sering sekali
perjuangan ekonomi secara spontan memperoleh watak politik, yaitu tanpa campur tangan "baksil-
baksil revolusioner--intelijensia", tanpa campur tangan kaum sosial-demokrat yang berkesadaran.
Misalnya, perjuangan ekonomi kaum buruh Inggris juga memperoleh watak politik tanpa campur
tangan apapun dari kaum sosialis. Tetapi tugas-tugas kaum sosial-demokrat tidak selesai dengan
agitasi politik atas dasar ekonomi; tugas mereka ialah mengubah politik trade-unionis menjadi
perjuangan politik sosial-demokratis, menggunakan percikan-percikan kesadaran politik, yang
ditimbulkan oleh perjuangan ekonomi di kalangan kaum buruh , untuk meningkatkan kaum buruh ke
taraf kesadaran politik sosial-demokratis. Tetapi orang-orang sebangsa Martinov itu bukannya
meningkatkan dan mendorong kesadaran politik yang bangkit secara spontan, tetapi menyembah
spontanitas dan mengulang-ulangi, sering mengulang-ulangi sampai mual, bahwa perjuangan
ekonomi "menyadarkan" kaum buruh akan keadaan mereka yang tanpa hak-hak politik. Celaka,
tuan-tuan, kesadaran politik trade-unionis yang bangkit secara spontan tidak "menyedarkan" tuan-
tuan akan tugas-tugas sosial-demokratis tuan-tuan!
[*12] Untuk membuktikan bahwa seluruh pembicaraan buruh kepada orang-orang ekonomis ini
bukan isapan jempol, kami sebutkan dua saksi yang tidak diragukan lagi langsung mengetahui
gerakan buruh dan yang sedikit pun tidak cenderung memihak kami kaum "dogmatis", karena saksi
yang satu adalah seorang ekonomis (yang bahkan menganggap Raboceye Dyelo sebagai organ
politik!) dan yang lainnya seorang teroris. Saksi pertama adalah seorang penulis suatu artikel yang
sangat jujur dan hidup berjudul "Gerakan buruh Petersburg Dan Tugas-Tugas Praktis Sosial-
Demokrasi", dimuat dalam Raboceye Dyelo No. 6 . Dia membagi kaum buruh menjadi 10 kaum
buruh yang berkesedaran; 2) lapisan tengah dan 3) massa selebihnya. Nah, lapisan tengah ini "sering
lebih menaruh minat pada soal-soal kehidupan politik daripada kepentingan-kepentingan ekonomi
terdekat mereka sendiri, yang hubungannya dengan syarat-syarat sosial yang umum telah lama
dimengerti"Rabocaya Misl "dikritik dengan pedas": "ia terus mengulang-ulangi yan gitu-itu
juga, hal-hal lama yang sudah kita ketahui, yang sudah lama kita baca". "Lagi-lagi tak ada apa-apa
dalam tinjauan politik!" (Hlm. 30-31). Tetapi lapisan yang ketiga pun, "massa buruh yang lebih muda
dan lebih peka, yang kurang dibejatkan oleh kedai minuman dan gereja, yang hampoir tidak
mempunyai kesempatan untuk mendapat literatur politik, memperbincangkan gejala-gejala
kehidupan politik secara melantur-lantur dan merenungkan berita-berita yang sepotong-potong
tentang kerusuhan mahasiswa", dsb. Si teroris itu menulis sebagai berikut: ".Mereka membaca
sekali atau dua kali tentang tetek-bengek kehidupan pabrik di kota-kota lain, bukan di kota-kota
mereka sendiri, dan kemudian mereka tidak akan membaca lagi.. Membosankan..Tidak
berbicara apa-apa dalam surat kabar kaum buruh tentang negara..berarti menganggap buruh
sebagai anak kecil.Buruh bukanlah bayi" (Swoboda, diterbitkan oleh group Sosialis Revolusioner,
hlm. 69 dan 70).
[*13] Martinov "membayangkan dilema lain yang lebih realistis (?)" (Sosial-Demokrasi Dan Klas
Buruh, hlm. 19): "Sosial-demokrasi mengambil alih pimpinan langsung atas perjuangan ekonomi
proletariat dan dengan itu (!) mengubahnya menjadi perjuangan klas revolusioner". "dengan itu",
yaitu rupanya dengan pimpinan langsung atas perjuangan ekonomi. Dapatkah Martinov
menyebutkan satu contoh dimana pimpinan atas perjuangan keindustrian saja telah berhasil dalam
mengubah gerakan trade-unionis menjadi gerakan klas revolusioner? Apakah dia tidak dapat
mengerti bahwa untuk melaksanakan "pengubahan" ini kita harus aktif memegang "pimpinan
langsung" atas agitasi politik yang meliputi segala segi?."Atau perspektif lain: sosial-demokrasi
tidak memegang pimpinan atas perjuangan ekonomi kaum buruh dan dengan begitu .menggunting
sayapnya sendiri"..Menurut pendapat Raboceye Dyelo, yang dikutip di atas, Iskralah yang "tidak
memegang pimpinan itu". Akan tetapi telah kita lihat bahwa Iskra berbuat jauh lebih banyak untuk
memimpin perjuangan ekonomi daripada "Raboceye Dyelo", dan lagi ia tidak membatasi diri pada
ini saja dan tidak mempersempit tugas-tugas politiknya untuk kepentingan ini.
[*14] Yang dimaksud ialah demonstrasi-demonstrasi besar di jalan-jalan yang dimulai dalam musim
semi tahun 1901. (Catatan penulis pada edisi tahun 1907.--Red.)
[*15]Misalnya selama Perang Prancis-Prusia (Jerman), Liebnecht mendiktekan program aksi untuk
seluruh demokrasi --dan lebih-lebih lagi dilakukan oleh Marx dan Engels dalam tahun 1848.
[*16] Pada hakekatnya, sebenarnya. --Red.
[65] Yaitu Kongres Perseriaktan Kaum Sosial-Demokrat Rusia Di Luar Negeri.
[66] Keadaan Zemstwo-- yang dimaksud aktivitas-aktivitas Zemstwo, badan pemerintahan setempat
di Rusia sebelum revolusi, yang semata-mata mengurus soal-soal setempat mengenai penduduk desa
(membuat jalan, membangun rumah sakit dan sekolah, dsb.). Peranan yang berdominasi dalam
Zemstwo dimainkan oleh tuan tanah.
[*17] Betapa sederhana dan naifnya--Red.
[67] W. I. Lenin, Kumpulan Karya, edisi Rusia ke-4, Jilid 5, hlm. 9-10.
[68] Iskra No. 7 (Agustus 1901), dalam rubrik "Kronik Gerakan Buruh dan Surat Dari Pabrik Dan
Kilang" memuat sepucuk surat dari seorang buruh tenun yang menunjukkan maha besarnya
pengaruh Iskra Lenin atas kaum buruh yang maju. Penulis surat tersebut mengatakan:
".Saya tunjukkan Iskra kepada banyak kawan sekerja dan seluruh nomor Iskra itu dibaca sampai
koyak-koyak; tetapi kami sangat menghargainya. Iskra menulis tentang usaha kita sendiri, tentang
usaha seluruh Rusia yang tak dapat dinilai dengan kopek atau diukur dengan jam kerja; bila kita
membaca surat kabar itu menjadi mengertilah kita mengapa gendarme-gendarme dan polisi takut
kepada kita kaum buruh dan kepada kaum intelektual yang kita ikuti. Mereka, sungguh-sungguh,
tidak hanya membuat gemetar majikan-majikan demi pundi-pundi mereka, tetapi juga
menggentarkan tsat, para majikan dan lain-lainya.. Sekarang tak akan sulit untuk membakar rakyat
rakyat pekerja. Yang dibutuhkan ialah percikan api untuk mengobarkan api yang sudah membra di
kalangan rakyat. Wah, betapa tepatnya kata-kata 'percikan api akan mengobarkan nyala api'.Dulu
setiap pemogokan merupakan peristiwa, tetapi kini setiap orang melihat bahwa pemogokan-
pemogokan saja tidaklah cukup, bahwa sekarang kita harus berjuang untuk kemerdekaan,
merebutnya dengan sekuat tenaga. Kini, semua orang, tua dan muda, ingin membaca, tetapi sedihnya
buku-buku tidak ada. Hari minggu yang lalu saya mengumpulkan sebelas orang dan membacakan
kepada mereka 'Dari Mana Mulai?', dan kami mendiskusikannya sampai malam. Betapa tepatnya ia
menyatakan segala sesuatunya, betapa ia mengenal betul inti sesuatunya.. Dan kami ingin menulis
sepucuk surat kepada Iskra saudara untuk minta kepada saudara supaya mengajar kami tidak hanya
bagaimana mulai, tetapi juga bagaimana hidup dan bagaimana mati".
[*18] Dan dalam jarak waktu di antara artikel-artikel ini Iskra (No. 3) memuat sebuah artikel yang
khusus membicarakan antagonisme-antagonisme klas di desa kita. (W. I. Lenin, Kumpulan Karya,
edisi Rusia ke-4, Jilid 4, hlm. 394-401.--Red).
[*19] W. I. Lenin, Kumpulan Karya, edisi Rusia ke-4, Jilid 4, hlm. 388-393--Red.
[69] W. I. Lenin, Kumpulan Karya, edisi Rusia ke-4, Jilid 4, hlm. 394-401.
[70] Ibid, Jilid 5, hlm. 78-83.
[71] Ibid, hlm. 84-85.
[72] Rossiya (Rusia)--surat kabar liberal modera; terbit di Petersburg dari tahun 1899 sampai tahun
1902.
[73] W. I. Lenin, Kumpulan Karya, edisi Rusia ke-4, Moslow, 1946, Jilid 5, hlm. 71-72.
[*20] Di sini juga terdapat penunjukan kepada keadaan Rusia yang konkrit yang secara fatal
mendorong gerakan buruh ke jalan revolusioner. Tetapi orang-orang ini tidak mau mengerti bahwa
jalan revolusioner gerakan buruh bisa juga bukan jalan sosial-demokratis! Ketika absolutisme
berkuasa, seluruh borjuasi Eropa Barat mendorong, dengan sengaja mendorong, kaum buruh ke
jalan revolusi. Akan tetapi kita kaum sosial-demokrat tak dapat puas dengan ini. Dan jika kita,
dengan jalan apapun juga, memerosotkan politik sosial-demokratis ke tingkat trade-unionis yang
spontan, maka kita dengan demikian menguntungkan demokrasi borjuis.
[74] S. Petersburgskiye Wyedomosti (Berita Petersburg)surat kabar yang mulai terbit di
Petersburg pada tahun 1728 sebagai kelanjutan surat kabar Rusia yang pertama Wyedomosti, yang
didirikan pada tahun 1703. dari tahun 1728 sampai tahun 1874 S. Petersburgskiye Wyedomosti
diterbitkan oleh Akademi Ilmu dan dari tahun 1875 dan seterusnya oleh Kementerian Pendidikan.
Surat kabar itu terus terbit sampai akhir tahun 1917.
[75] L. Brentanoseorang ahli ekonomi borjuis Jerman, menganjurkan apa yang dinamakan
sosialisme negara, yang mencoba membuktikan kemungkinan mencapai persamaan sosial di dalam
rangka kapitalisme dengan megnadakan reform-reform dan mendamaikan kepentingan-kepentingan
kaum kapitalis dengan kepentingan-kepentingan kaum buruh. Dengan menggunakan kata-kata
Marxis sebagai selimut, Brentano beserta pengikut-pengikutnya berusaha mengebawahkan gerakan
klas buruh kepada kepentingan-kepentingan borjuasi.
IV
Kerajinan-Tanganisme (Keprimitifan) Kaum Ekonomis dan Organisasi Kaum Revolusioner
Pernyataan-pernyataan Raboceye Dyeloyang telah kita analisa di atasbahwa perjuangan
ekonomi merupakan cara agitasi politik yang paling luas dapat digunakan dan bahwa tugas kita
sekarang ialah memberi watak politik kepada perjuangan ekonomi itu sendiri, dsb, mengungkapkan
pandangan picik tidak hanya mengenai tugas-tugas politik kita, tetapi juga mengenai tugas-tugas
keorganisasian kita. Perjuangan ekonomi melawan kaum majikan dan pemerintah sekali-kali
tidaklah memerlukandan karenanya perjuangan demikian itu tidak akan bisa melahirkansuatu
organisasi se-Rusia yang terpusat yang akan mengkombinasikan dalam satu serangan umum semua
dan setiap manifestasi oposisi politik, protes dan kemarahan, suatu organisasi yang akan terdiri dari
kaum revolusioner professional yang dipimpin oleh pemimpin-pemimpin politik sejati seluruh rakyat.
Ini jelas. Watak organisasi apa saja sewajarnya dan tak dapat tidak ditentukan oleh isi aktivitasnya.
Karena itu Raboceye Dyelo, dengan pernyataan-pernyataannya seperti dianalisa di atas,
menguduskan dan mensahkan bukan hanya kepicikan aktivitas politik, melainkan juga kepicikan
pekerjaan keorganisasian. Dalam hal ini pun, seperti biasanya, Raboceye Dyelo merupakan organ
yang kesedarannya menyerah kepada spontanitas. Namun pemujaan kepada bentuk-bentuk
organisasi yang berkembang secara spontan, tidak adanya kesedaran betapa sempit dan primitifnya
pekerjaan keorganisasian kita, betapa kita masih merupakan tukang kerajinan-tangan di bidang
yang penting ini, tidak adanya kesadaran ini, saya katakan, merupakan penyakit yang sungguh-
sungguh menghinggapi gerakan kita. Ini bukanlah penyakit yang terdapat dalam proses
kemerosotan, tetapi tentu saja penyakit yang terdapat dalam proses pertumbuhan. Tetapi justru
sekaranglah, pada waktu gelombang kemarahan spontan, boleh dikatakan, melanda kita, para
pemimpin dan organisator gerakan, bahwa teristimewa perlu dilakukan perjuangan yang paling tak
terdamaikan terhadap segala pembelaan atas keterbelakangan, terhadap segala legalitas kepicikan
dalam soal ini, dan terisitimewa pula perlu menimbulkan pada setiap orang yang ambil bagian dalam
pekerjaan praktis atau yang sedang bersiap-siap memulai pekerjaan itu, rasa tidak puas dengan
kerajinan-tanganisme yang berdominasi di kalangan kita dan tekad yang teguh untuk membebaskan
diri dari kerajinan-tanganisme itu.
A. APAKAH KERAJINAN-TANGANISME (KEPRIMIFAN) ITU?
Akan kita coba menjawab pertanyaan ini dengan memberikan gambaran singkat tentang aktivitas
suatu lingkaran sosial-demokrat yang khas pada tahun-tahun 1894-1901. Sudah kita sebutkan
tentang kegairahan pada Marxisme yang melanda pemuda pelajar pada periode itu. Tentu saja
kegairahan ini tidak hanya menyangkut atau bahkan tidak begitu banyak menyangkut Marxisme
sebagai suatu teori, tetapi sebagai suatu jawaban kepada pertanyaan; apa yang harus dikerjakan?;
sebagai suatu seruan untuk memulai pertempuran melawan musuh. Dan pejuang-pejuang baru ini
pergi ke pertempuran dengan perlengkapan dan latihan yang luar biasa primitifnya. Dalam banyak
hal, mereka bahakan hampir tidak mempunyai perlengkapan apapun dan tak ada latihan sama sekali.
Mereka pergi berperang seperti petani-petani dari membajak, hanya bersenjatakan pentung. Suatu
lingkaran mahasiswa yang tidak mempunyai hubungan apapun dengan aktivis-aktivis lama gerakan,
tak mempunyai hubungan apapun dengan lingkaran di distrik-distrik lain, atau bahkan di bagian-
bagian lain kota yang sama (atau dengan perguruan-perguruan lain), tanpa pengorganissian berbagai
pekerjaan revolusioner apapun, tidak mempunyai rencana aktivitas yang sistematisyang meliputi
sesuatu jangka waktu, mengadakan hubungan-hubungan dengan kaum buruh dan mulai bekerja.
Lingakran itu berangsur-angsur meluaskan propaganda dan agitasinya; dengan aktivitas-aktivitasnya
ia memperoleh simpati dari lapisan-lapisan buurh yang agak besar dan dari segolongan tertentu
masyarakat terpelajar, yang memberikan kepadanya uang dan dari kalangan mana komite
mendapatkan grup-grup pemuda baru. Daya tarik komite (atau Liga Perjuangan) tumbuh, ruang
lingkup aktivitasnya menjadi semakin luas dan ia memperluas aktivitas ini secara spontan
sepenuhnya; orang-orang itu juga yang setahun atau beberapa bulan yang lalu berbicara dalam
pertemuan-pertemuan lingkaran mahasiswa itu dan memecahkan soal: Ke Mana?, yang
mengadakan dan memelihara hubungan dengan kaum buruh, menulis dan mengeluarkan surat-surat
sebaran, sekarang mengadakan hubungan dengan grup-grup lain dari kaum revolusioner,
memperoleh literatur, mulai bekerja untuk untuk menerbitkan surat-surat kabar lokal, mulai
berbicara tentang tentang mengorganisir demonstrasi, dan akhirnya memulai aksi permusuhan
terbuka (aksi permusuhan terbuka ini, menurut keadaan bisa mengambil bentuk penerbitan surat
sebaran agitasi yang mula pertama, atau nomor pertama surat kabar, atau penyelenggaraan
demonstrasi yang pertama kali).
Dan biasanya aksi-aksi yang mula pertama itu segera berkhir dengan kegagalan total. Segera dan
total justru karena aksi-aksi permusuhan terbuka ini bukan merupakan hasil rencana yang sistematis
dan dipikirkan masak-masak sebelumnya serta dipersiapkan secara berangsur-angsur untuk
perjuangan jangka panjang dan gigih, tetapi semata-mata hasil pertumbuhan spontan dari pekerjaan
lingakran yang tradisional; karena polisi, sudah sewajarnya, hampir selalu tahu pemimpin utama
gerakan setempat, karena mereka sudah mendapat nama baik untuk dirinya sendiri pada masa
sekolahnya, dan polisi hanya menantikan saat yang paling baik baginya untuk melakukan
penggrebekan, dengan sengaja memeberikan waktu yang cukup kepada lingkaran itu untuk tumbuh
dan berkembang sehingga polisi mendapatkan suatu corpus delicti [*21] yang nyata dan selalu
dengan sengaja membiarkan beberapa orang yang mereka kenal tetap bebas untuk berlaku sebagai
pembiak-pembiak (yang, setahu saya, adalah istilah teknik yang dipakai baik oleh orang-orang kita
maupun oleh gendarme). Orang tidak bisa tidak membandingkan perang macam ini dengan perang
yang dilakukan oleh segerombolan petani, yang bersenjatakan pentungan, melawan pasukan-pasukan
tentara modern. Dan orang hanya dapat mengagumi daya hidup gerakan yang berkembang, tumbuh
dan memperoleh kemenangan-kemenangan meskipun tanpa latihan sama sekali di kalangan para
pejuangnya. Benar bahwa dilihat dari sudut sejarah, keprimitifan perlengkapan itu bukan hanya tidak
terhindarkan mula-mula, tetapi bahkan sah sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan pejuang-
pejuang secara luas. Tetapi begitu operasi-operasi perang yang serius mulai (dan operasi-operasi ini
sebenarnya sudah mulai dengan pemogokan-pemogokan pada musim panas tahun 1896), maka
kekurangan-kekurangan dalam organisasi-organisasi tempur kita semakin terasa. Walaupun mula-
mula kebingungan dan membuat beberapa kesalahan (misalnya, seruannya kepada masyarakat yang
melukiskan perbuatan-perbuatan jahat kaum sosialis, atau pembuangan kaum buruh dari ibukota ke
pusat-pusat industri daerah), tetapi pemerintah dengan cepat sekali menyesuaikan diri dengan
keadaan baru perjuangan dan berhasil menyebarkan detasemen-detasemen agen provokator, mata-
mata dan gendarmenya yang dilengkapi dengan sempurna. Pogrom [76] menjadi begitu sering,
menimpa begitu banyak orang dan menyapu begitu habis-habisan lingkaran-lingkaran setempat
sehingga massa buruh betul-betul kehilangan semua pemimpin mereka, gerakan menjadi bersifat luar
biasa sporadisnya dan mejadi sama-sekali tak mungkin untuk menegakkan kontinuitas dan
kesinambungan dalam pekerjaan. Sangat terpencar-pencarnya para aktivis setempat, sifat kebetulan
keanggotaan lingkaran, ketiadaan pendidikan dalam soal-soal teori, politik dan organisasi dan
pandangan-pandangan yang picik mengenai soal-soal tersebut, kesemuanya ini adalah akibat yang
tak terelakkan dari keadaan-keadaan seperti yang dilukiskan di atas. Keadaan telah sampai begitu
rupa sehingga di beberapa tempat kaum buruh, karena pada kita kurang daya tahan dan
kekonspiratifan, mulai kehilangan kepercayaan kepada intelijensia dan menjauhi mereka; kaum
intelektual, kata mereka, terlalu sembrono sehingga memberi kesempatan kepada polisi untuk
melakukan penggrebekan!
Siapapun yang sedikit saja mengenal gerakan, mengetahui bahwa semua orang sosial-demokrat yang
berpikir akhirnya mulai memandang kerajinan-tanganisme ini sebagai suatu penyakit. Tetapi supaya
pembaca yang tak mengenal gerakan tidak akan berpikir bahwa kami mengarang-ngarang suatu
tingkat khusus atau suatu penyakit khusus gerakn itu, maka kami akan ajukan sekali lagi saksi yang
sudah kami sebut. Kami mengharap hendaknya dimaafkan atas panjangnya kutipan ini.
Kalau peralihan berangsur-angsur ke aktivitas praktis yan lebih luas, tulis Bv dalam Raboceye
Dyelo No. 6, suatu peralihan yang langsung bergantung pada masa peralihan umum yang sekarang
sedang dilalui gerakan buruh Rusia, adalah sautu ciri khasmaka ada ciri lain lagi yang tidak kurang
menariknya dalam mekanisme umum revolusi kaum buruh Rusia. Yang kita maksudkan ialah
kekurangan secara umum akan kekuatan-kekuatan revolusioner yang cocok untuk aksi [*22] yang
terasa tidak hanya di Petersburg, tetapi juga di seluruh Rusia. Dengan kehidupan kembali secara
umum gerakan, perkembangan umum massa buruh, semakin sseringnya pemogokan-pemogokan,
dan dengan perjuangan massa buruh yang kian lama kian menjadi terbuka, yang memperhebat
penguberan, penangkapan, pengasingan dan pembuangan oleh pemerintah, maka kekurangan akan
kekuatan revolusioner yang sangat trampil ini menjadi semakin menyolok dan tiada ragu lagi,
tidak bisa tidak mempengaruhi kedalaman serta sifat umum gerakan. Banyak penogokan terjadi
tanpa pengaruh yang kuat dan langsung dari organsasi-organisasi revolusioner Kekurangan
akan surat sebaran agitasi dan literatur ilegal terasa Lingkaran-lingkaran buruh dibiarkan tanpa
agitator.. Di samping itu, terus-menerus mengalami kekurangan dana keuangan. Pendek kata,
pertumbuhan gerakan buruh melampaui pertumbuhan dan perkembangan organisasi-organisasi
revolusioner. Dalam jumlah kekuatan kaum revolusioner yang aktif terlalu kecil untuk memusatkan
dalam tangan mereka sendiri pengaruh atas seluruh massa buruh yang resah, atau untuk memberikan
kepada keresahan ini walau sedikit saja keterkoordinasian dan keterorganisasian.. Lingkaran-
lingkaran yang terpisah-pisah dan kaum revolusioner orang-seorang tidak dihimpun dan
dipersatukan, dan tidak merupakan satu organisasi yang kuat dan berdisiplin dengan pengembangan
bagian-bagiannya secara berencana Dan setelah mengakui bahwa pemunculan segera lingakran-
lingkaran baru menggantikan lingkaran-lingkaran yang sudah dibubarkan itu hanyalah membuktikan
daya hidup gerakan tetapi tidak membuktikan adanya cukup jumlah aktivis revolusioner yang
sepenuhnya cocok, penulis menyimpulkan demikian; Tidak adanya latihan praktis di kalangan
kaum revolusioner Petersburg terlihat dalam hasil-hasil pekerjaan mereka. Pemeriksaan-pemeriksaan
pengadilan baru-baru ini, terutama pemeriksaan atas grup Pembebasan Diri dan grup Perjuangan
Kerja Melawan Kapital [77], dengan jelas menunjukkan bahwa agitator muda, yang tidak mengenal
secara mendetail syarat-syarat kerja dan karenanya juga tidak mengenal syarat-syarat dimana agitasi
dapat dilakukan di sebuah pabrik tertentu, tidak tahu prinsip-prinsip konspirasi dan hanya mengerti
pandangan-pandangan umum ssosial-demokrasi (apakah dia mengerti?), dapat melakukan
pekerjaannya mungkin selama empat, lima atau enam bulan. Kemudian datanglah penangkapan-
penangkapan, yang seringkali mengakibatkan kehancuran seluruh organisasi atau setidak-tidaknya
sebagian dari organisasi itu. Karena itu timbullah pertanyaan, dapatkah grup itu melakukan aktivitas
yang berhasil baik dan produktif jika usianya dihitung dengan bulanan?.. Jelaslah, kekurangan-
kekurangan dari organisasi-organsasi yang ada itu tak dapat dikatakan sepenuhnya disebabkan oleh
periode peralihan Jelaslah, segi kwantitas dan terutama segi kwalitas organisasi-organisasi yang
aktif di sini memainkan peranan yang tidak kecil, dan tugas pertama kaum sosial-demokrat kita
haruslah secara nyata menggabungkan organisasi-organisasi itu dan menseleksi anggota-
anggotanya secara ketat.
B. KERAJINAN-TANGANISME DAN EKONOMISME
Kita sekarang harus membicarakan suatu soal yang pasti sudah timbul dalam pikiran setiap pembaca.
Dapatkah diadakan hubungan antara kerajinan-tanganisme, suatu penyakit pertumbuhan yang
menghinggapi seluruh gerakan, dengan ekonomisme, yang merupakan salah satu aliran dalam
sosial-demokrasi Rusia? Kita rasa dapat. Ketiadaan latihan praktis, ketiadaan kecakapan untuk
melakukan semua pekerjaan keorganisasian memang umum bagi kita semua, termasuk mereka yang
sejak semula telah mempertahankan Marxisme revolusioner dengan teguh. Dan tentu saja seandainya
hanya ketiadaan latihan praktis saja, maka tak seorangpun bisa menyalahkan pekerja praktis. Tetapi
kecuali ketiadaan sesuatu yang lain: ia berarti ruang lingkup yang sempit dari semua pekerjaan
revolusioner pada umumnya, ketidakmengertian bahwa suatu organisasi yang baik dari kaum
revolusioner tak dapat dibangun atas dasar aktivitas yang sempit itu, dan akhirnya dan yang paling
penting ia berarti percobaan-percobaan untuk membenarkan kesempaitan ini dan untuk
mengangkatnya ke suatu teori khusus, yaitu pemujaan kepada spontanitas dalam soal ini juga.
Sekali percobaan-percobaan demikian itu menampakkan diri, niscayalah kerajinan-tanganisme itu
berhubungan dengan ekonomisme dan kita tak akan melenyapkan kesempitan aktivitas organisasi
kita ini sebelum kita melenyapkan ekonomisme pada umumnya (yaitu, pengerrtian picik tentang teori
Marxis, tentang peranan sosial demokrasi dan tentang tugas-tugas politiknya). Dan percobaan-
percobaan ini nempak dalam dua jurusan. Ada yang mulai berkata: massa buruh sendiri belum
mengajukan tugas-tugas politik yang luas dan militan yang sedang dicoba dipaksakan kepada
mereka oleh kaum revolusioner; mereka masih harus berjuang untuk tuntutan-tuntutan politik yang
terdekat, melakukan perjuangan ekonomi melawan majikan dan pemerintah" [*23](dan sudah
sewajarnya, sesuai dengan perjuangan ini yang mudah dimengerti oleh gerakan massa mestilah ada
organisasi yang akan mudah dimengerti bahkan ada pemuda yang paling tidak terlatih). Lainnya
lagi, jauh dari segala macam beberangsur-angsuran, mulai berkata: adalah mungkin dan perlu
melakukan revolusi politik, tetapi untuk itu tidak diperlukan pembangunan suatu organisasi kuat
kaum revolusioner guna mendidik proletariat dalam perjuangan yang tabah dan gigih. Untuk itu
cukuplah kalau kita semua mememgang pentung kayu yang sudah kita kenal dan mudah dipakai.
Berbicara tanpa kiasan ini berarti kita harus mengorganisasi pemogokan [*24] umum, atau kita
harus mendorong kemajuan yang kersang dari gerakan buruh dengan jalan teror yang
merangsang" [25]. Kedua aliran ini, kaum oportunis dan kaum revolusionis, menyerah kepada
kerajinan tanganisme yang sedang berdominasi: kedua-duanya tidak percaya bahwa ia dapat
dilenyapkan, kedua-duanya tidak mengerti akan tugas praktis kita yang utama dan paling mendesak,
yaitu mendirikan suatu organisasi kaum revolusioner yang sanggup memelihara energi, kestabilan
dan kontinuitas perjuangan politik.
Kita baru saha mengutip kata-kata B-v: pertumbuhan gerakan buruh melampaui pertumbuhan dan
perkembangan organisasi-organisasi revolusioner. Ucapan yang berharga dari seorang pengamat
dekat ini (komentar Rabocahaya Dyelomengenai artikel B-v) mempunyai nilai yang rangkap bagi
kita. Ia menunjukkanbahwa pendapat kita benar yaitu bahwa sebab pokok krisis dalam sosial-
demokrasi Rusia dewasa ini ialah bahwa para pemimpin (para ideologis, kaum revolusioner, kaum
sosial demokrat) terbelakang dari kebangkitan massa yang spontan. Ia menunjukkan bahwa semua
argumen yang dikemukakan oleh para penulis surat ekonomis (dalam Iskra No.12), oleh B.
Kricevski dan oleh Martinov, mengenai bahwa meremehkan arti unsur spontan, mengenai perjuangan
sehari-hari yang boyak, mengenai taktik-sebagai-proses, dsb., adalah justru pengagung-agungan dan
pembelaan terhadap kerajinan-tanganisme. Orang-orang ini yang tak dapat mengucapkan kata
teoritikus tanpa seringai yang menghina, yang menamakan tekuk lutut mereka kepada tidak
adanya secara umum pendidikan dan keterbelakangan mereka sebagai suatu perasaan akan
kehidupan, dalam praktek menyingkapkan ketidakmengertian akan tugas-tugas praktis kita yang
paling mendesak. Kepada orang-orang yang ketinggalan mereka berteriak: Berjalan serempak!
Jangan lari mendahului! Kepada orang-orang yang kurang energi dan inisiatif dalam pekerjaan
keorganisasian, tidak cukup mempunyai rencana untuk aktivitas yang luas dan berani, mereka
meneriakkan taktitk sebagai proses! Dosa pokok kita ialah bahwa kita memerosotkan tugas-tugas
politik dan keorganisasian kita ke tingkat kepentingan-kepentingan kongkrit, langsung, yang
nyata berwujud dari perjuangan ekonomi sehari-hari; namun demikian mereka terus menyanyikan
kepada kita lagu lama: berikan watak politik kepada perjuangan ekonomi itu sendiri. Kita katakan
lagi: ini persis sama dengan perasaan akan kehidupan yang diperlihatkan oleh pahlawan dalam
dongeng rakyat yang berteriak kepada suatu iring-iringan pemakan: selama hari lahir!
Ingatlah keangkuhan yang tiada bangingnya, yang benar-benar seperti Narcissus" [78] dengan
keangkuhan ma aorang-orang yang sok tahu ini memberi kuliah kepada Plekhanov tentang
lingkaran-lingkaran kaum buruh pada umumnya (sic!) tak mampu menanggulangi tugas-tugas
politik dalam arti kata yang sesungguhnya dan praktis, yaitu dalam arti perjuangan praktis yang
efektif dan berhasil baik untuk tuntutan-tuntutan politik (jawaban Rabocheye Dyelo, hlm.24). Ada
macam-macam lingkaran, tuan-tuan! Lingkaran-lingkaran tukang kerajinan tangan tentu saja tak
sanggup menanggulangi tugas-tugas politik selama tukang-tukang kerajinan tangan itu belum
menyadari karajianan-tanganisme mereka dan membuangnya. Jika selain itu, tukang-tukang kerajian
tangan itu jatuh cinta pada kerajinan-tanganisme mereka, jika mereka menulis kata praktis pasti
dalam kursif, dan membayangkan bahwa kepraktisan menuntut supaya tugas-tugas mereka
diturunkan ke taraf pengertian lapisan-lapisan massa yang paling terbelakang, maka tentu saja
tukang-tukang kerajinan tangan itu tiada berpengharapan, dan memang tak dapat menanggulangi
tugas-tugas politik apapun pada umumnya. Tetapi lingkaran dari jago-jago seperti Alekseyev dan
Mssykin, Khalturin dan Zyelyabov sanggup menanggulanginya justru karena dan sejauh
pengkhotbahan mereka yang gairah mendapat sambutan di kalangan massa yang bangkit secara
spontan, dan energi mereka yang bergolak disahut dan didukung oleh energi klas revolusioner.
Plekhanov seribu kali benar kerika ia tidak hanya menunjukkan bahwa tak terelakkannya dan tak
terhindarkannya kebangkitan yang sponta, tetapi juga ketika ia meletakkkan di hadapan lingkaran-
lingkaran kaum buruh pun tuga politik besar dan luhur. Tetapi kalian menunjukkepada gerakan
massa yang telah timbul sejak waktu itu untuk memerosotkan tugas ini, untuk mempersempit energi
dan ruang lingkup aktivitas lingkaran-lingkran kaum buruh. Jika kalian bukan tukang-tukang
kerajinan tangan yang jatuh cinta pada kerajian-tanganisme kalian, lalu kalian itu apa? Kalian
menyombongkan diri dengan kepraktisan kalian tetapi kalian tidak melihat fakta yang diketahui oleh
setiap pekerja praktis Rusia, yaitu keajaiban-keajaiban yang dapat dilaksanakan oleh energi tidak
hanya dari lingkaran-lingkaran tetapi juga dari orang-orang sendiri-sendiri dalam usaha revolusi.
Atau kalian berpendapat bahwa gerakan kita tak dapat menghasilkan jago-jago seperti jago-jago
pada tahun-tahun 70-an? Tetapi mengapa? Karena kita kurang latihan? Tetatpi kita sedang melatih
diri, akan terus berlatih dan terlatih! Celakanya, betul lumut telah tumbuh diatas permukaan air
mandek perjuangan ekonomi melawan majikan dan pemerintah: di kalangan kita telah muncul
orang-orang yang sujud menyembah spontanitas, memandang dengan takzimnya (sebagaimana
dinyatakan oleh plekhanov ) kepada bokong proletariat Rusia. Tetapi kita akan dapat
membebaskan diri dari lumut ini. Justru sekaranglah kaum revolusioner Rusia, yang dibimbing oleh
teori revolusioner sejati, dengan menyandarkan diri pada klas revolusioner sejati dan yang bangkit
spontan, akhirnya akhirnya!dapat tegak lurus dan membentangkan segenap kekuatan
raksasanya. Untuk itu yang dibutuhkan hanyalah bahwa massa pekerja praktis kita, dan massa orang
yang lebih banyak lagi yang merindukan pekerjaan praktis sejak masih duduk di bangku sekolah,
harus menyambut dengan cemooh dan ejekan setiap percobaan memerosotkan tugas-tugas politik
kita dan membatasi ruang lingkup pekerjaan keorganisasian kita. Dan kita akan mencapai itu
percayalah, tuan-tuan!
Dalam artikel Dari Mana Kita Mulai? saya menulis bertentangan dengan Rabocheye Dyelo: taktik
agitasi dalam hubungan dengan sesuatu soal khusus, atau taktik mengenai sesuatu detail dari
organisasi partai bisa berubah dalam 24 jam, atau 24 bu7lan sekalipun, pandangan-pandangan
mereka mengenai apakah pada umumnya, selamanya dan mutlak, perlu mempunyai organisasi militan
dan melakukan agitasi politik di kalangan massa" [79]. Rabochaya Dyelo menjawab: Ini, satu-
satunyadari tuduhan-tuduhan Iskra yang katanya berdasarkan fakta-fakta, sama sekali tanpa alasan.
Para pembaca Rabochaya Dyelo tahu betul bahwa sejak semula kami tidak hanya menuntut agitasi
politik, dengan tidak menantikan terbitnya Iskra (dan bersamaan itu mengatakan bahwa bukan
hanya lingkaran-lingkaran kaum buruh melainkan juga gerakan massa buruh tak dapat memandang
penggulingan absolutisme sebagai tugas politiknya yang utama, tetapi hanya perjuangan untuk
tuntutan-tuntutan politik yang terdekat, dan bahwa massa mulai mengerti akan tuntutan-tuntutan
politik yang terdekat sesuadah satu atau setidak-tidaknya sesudah beberapa pemogokan) tetapi
penerbitan-penerbitan yang kita peroleh dari luar negeri untuk kawan-kawan yang bekerja di Rusia,
memberikan satu-satunya bahan politik dan agitasi sosial demokratis (dan dalam satu-satunya
bahan ini, kalian tidak hanya mendasarkan agitasi politik yang seluas-luasnya semata-mata pada
perjuangan ekonomi, tetapi kalian bahkan sampai menyatakan bahwa agitasi yang dipersempit ini
adalah yang paling luas dapat digunakan. Dan tidakkah kalian melihat, utan-tuan, bahwa argumen-
argumen kalian sendiri justru membuktikan perlunya karena bahan macam itu satu-satunya bahan
yang diberikan penerbitan Iskra dan perjuangannya menentang Raboceye Dyelo?). Di pihak
lain, aktivitas penerbitan kita sebebanranya mempersiapkan dasar bagi kesatuan taktik partai
(kesatuan dalam pendapat bahwa taktik adalah suatu proses pertumbuhan tugas-tugas Partai, yang
tumbuh bersama-sama dengan Partai? Suatu kesatuan yang sungguh-sungguh berharga!) dan
dengan itu memberikan kemungkinan untuk penciptaan suatu organisasi miltan yang untuk
penciptaannya itu perserikatan telah melakukan segala-galanya yang dapat dilakukan oleh suatu
organisasi di luar negeri (Raboceye Dyleo No.10 hl,.15). Suatu usaha pengekangan yang sia-sia!
Saya sekali-kakli tak ada niat untuk menyangkal bahwa kalian melakukan segala sesuatu yang dapat
kalian lakukan. Saya telah menyatakan dan sekarang pun menyatakan bahwa batas-batas dari apa
yang mungkin bagi kalian untuk melakukannya dipersempit oleh kepicikan pandangan kalian.
Bahkan mengglkikan berbicara tentang organisasi militan guna memperjuangkan tuntutan-
tuntutan politik yang terdekat, atau melakukan perjuangan ekonomi melawan kaum majikan dan
pemerintah.
Tetapi jika pembaca ingin melihat contoh cemerlang dari kecintaan ekonomis pada kerajianan-
tanganisme, sudah barang tentu dia harus berpaling dari Rabceye Dyelo yang eklektis dan bimbang-
bimbang kepada raboceye Misl yang konsekwen dan tegas. Dalam lampiran khususnya, hlm.13, R.M
menulis: Sekarang dua patah kata tentang apa yang dinamakan inteligensia revolusioner yang
sebenarnya. Benar bahwa lebih dari sekali mereka telah membuktikan bahwa mereka sepenuhnya
siap siap untuk memasuki pertempuran yang gigih melawan tsarisme! Akan tetapi celakanya ialah
bahwa intelegensi revolusioner kita yang secara kejam diuber-uber oleh polisi politik, menganggap
perjuangan melawan polisi politik, menganggap perjuangan politik melawan otokrasi. Itulah
sebabnya maka, sampai hari inipun, mereka tak dapat mengerti dimana dapat diperoleh kekuatan
untuk perjuangan melawan otokrasi.
Betapa tiada tara dan bagusnya penghinaan itu terhadap perjuangan melawan polisi dari pemuja
(pemuja dalam arti yang paling jelek) gerakan spontan ini, bukan? Dia bersedia membenarkan
ketidaktrampilan kita di bidang kospirasi dengan argumen di bawah syarat gerakan massa yang
spontan, yang pada hakekatnya tidaklah penting bagi kita untuk berjuang melawan polisi politik!!
Memang sedikit sekali yang akan menyetujui kesimpulan yang ajaib ini; kekurangan-kekurangan
organisasi revolusioner kita telah menjadi soal yang begitu mendesak untuk mengijinkan mereka
menyetujui ini. Tetapi jika martinov, misalnya, tidak mau menyetujuinya, itu hanyalah karea dia tak
sanggup atau tidak mempunyai keberanian untuk memikirkan ide-idenya sampai pada kesimpulan
logis. Sesungguhnya, apakah tugas mendorong massa supaya mengajukan tuntutan-tuntutan
kongkrit yang menjanjikan hasil-hasil yang nyata berwujud itu memerlukan usaha-usaha khsusus
guna menciptakan suatu organisasi kaum revolusioner yang kokoh, terpusat, militan? Apakah massa
yang sama sekali tidak berjuang melawan polisi politik itupun tak dapat melakukan tugas
demikian? Lagi: dapatkah tugas ini dilaksanakan jika, disamping pemimpin-pemimpin yang sedikit
itu, ia tidak dipikul oleh kaum buruh (mayoritas mutlak), yang sama sekali tak mampu berjuang
melawan polisi politik? Kaum buruh demikian itu, orang rata-rata dari kalangan massa, sanggup
memperlihatkan enerzi yang maha besar dan pengorbanan diri dalam pemogokan-pemogokan dan
pertempuran di jalan-jalan melawan polisi dan pasukan-pasukan tentara, dan sanggup (sebenarnya
mereka saja yang sanggup) menentukan kesudahan seluruh gerakan kita tetapi
perjuanganmelawan polisi politik justru membutuhkan sifat-sifat khsusus, membutuhkan kaum
revolusioner profesional. Dan kita tidak boleh hanya mengusahakan supaya massa mengajukan
tuntutan-tuntutan yang kongkrit, tetapi juga supaya massa buruh menampilkan semakin banyak
orang revolusioner profesional demikian itu. Dengan demikian kita telah sampai pada soal hubungan
antara organisasi kaum revolusioner profesional dengan gerakan buruh semata-mata. Meskipun soal
ini mendapatkan sidikit pencerminan dalam literatur, namun ia telah bnayak menyibukkan kita
politikus-politikus dalam pembicaraan-pembicaraan dan perdebatan-perdebatan dengan kawan-
kawan yang sedikit atau banyak condong kepada ekonomisme. Soal ini patut dibahas secara khusus.
Tetapi terlebih dulu baiklah kita petik pertalian antara kerajian-tanganisme dengan ekonomisme.
Dalam Jawabannya, Tuan N. N. [80] menulis: Grup Pembebasan Kerja menuntut perjuangan
langsung melawan pemerintah tanpa lebih dulu mempertimbangkan di mana kekuatan-kekuatan
materiil untuk perjuangan ini bisa didapat, dan tanpa menunjukkan jalan perjuangan itu. Dan
menggarisbawahi kata-kata yang terakhir, penulis menambahkan pada kata jalan catatan bawah
halaman berikut: Hal ini tidak dapat diterangkan oleh maksud-maksud konspirasi, karena program
tidak menyebutkan suatu komplotan tetapi gerakan massa. Dan massa tak dapat berjalan lewat
jalan-jalan rahasia. Mana mungkin ada pemogokan rahasia? Masa mungkin ada demonstrasi dan
petisi rahasia? (Vademacum, hlm. 59). Penulis sangat mendekati baik soal kekuatan-kekuatan
materiil (para organisator pemogokan dan demonstrasi) maupun jalan-jalan perjuangan, tetapi
walaupun demikian, masih dalam keadaan kebingungan, karena dia memuja gerakan massa, yaitu
dia memandangnya sebagai sesuatu yang membebaskan kita dari keharusan melakukan aktivitas
revolusioner dan bukan sebagai sesuatu yang seharusnya memberanikan kita dan mendorong
aktivitas revolusioner kita. Suatu pemogokan rahasia tidaklah mungkinbagi orang-orang yang
mengambil bagian di dalamnya dan bagi orang-orang yang langsung berhubungan dengannya. Tapi
suatu pemogokan bisa tetap (dan sebagian besar tetap) merupakan suatu rahasia bagi massa buruh
Rusia, karena pemerintah berusaha memutuskan segala hubungan antara para pemogok, berusaha
mencegah segala berita tentang pemogokan-pemogokan itu jangan sampai tersiar luas. Di sinilah
sesungguhnya dimana dibutuhkan suatu perjuangan khusus melawan polisi politik, suatu
perjuangan yang sekali-kali tidak akan dapat dilakukan secara aktif oleh massa yang sebegitu banyak
seperti yang ambil bagian dalam pemogokan-pemogokan. Perjuangan ini harus diorganisasi, menurut
segala aturan seni, oleh orang-orang yang secara professional melakukan aktivitas revolusioner.
Kenyataan bahwa massa secara spontan tertarik ke dalam gerakan tidaklah membuat
pengorganisasian perjuangan ini menjadi kurang perlu. Sebaliknya, hal ini membuatnya menjadi
lebih perlu lagi, karena kita kaum sosialis akan tidak melaksanakan kewajiban kita yang langsung
terhadap massa jika kita tidak mampu mencegah polisi membuat setiap pemogokan dan setiap
demonstrasi menjadi suatu rahasia (dan jika kita sendiri kadang-kadang tidak mempersiapkannya
secara rahasia). Dan kita akan berhasil dalam melakukan ini, justru karena kebangkitan masssa yang
secara spontan itu akan menampilkan juga dari kalangan mereka sendiri semakin banyak orang
revolusioner professional (yaitu, jika kita tidak berniat menasehati kaum buruh supaya tetap
berjalan di tempat).
C. ORGANISASI KAUM BURUH DAN ORGANISASI KAUM REVOLUSIONER
Jika konsepsi perjuangan politik bagi kaum sosial-demokrat adalah identik dengan konsepsi
perjuangan ekonomi melawan kaum majikan dan pemerintah, maka sewajarnyalah dapat
diharapkan bahwa konsepsi organisasi kaum revolusioner baginya sedikit atau banyak identik
dengan konsepsi organisasi kaum buruh. Dan ini sebenarnya adalah apa yang sungguh-sungguh
terjadi; sehingga apabila kita berbicara tentang organsasi, kita benar-benar bicara dalam bahasa yang
berlainan. Sebagaimana sekarang saya ingat, misalnya, pada suatu percakapan antara saya dengan
seorang ekonomis yang agak konsekwen, yang tidak saya kenal sebelumnya. Kami membicarakan
brosur Siapa Yang Akan Melaksanakan Revolusi Politik? Dan kami segera sependapat bahwa
kekurangannya yang utama ialah bahwa ia mengabaikan soal organisasi. Kami mulai merasa bahwa
kami sepenuhnya akur satu sama laintetapiserentak pembicaraan berjalan terus, ternyatalah
bahwa kami membicarakan hal yang berlainan. Lawan bicara saya menuduh si penulis mengabaikan
dana pemogokan, perkumpulan gotong-royong, dll, sedang yang saya maksudkan suatu organisasi
kaum revolusioner yang diperlukan untuk melaksakan revolusi politik. Begitu perbedaan pendapat
itu menjadi jelas, saya sudah tidak ingat lagi akan soal prinsipil satupun yang saya sependapat dengan
kaum ekonomis itu!
Apa yang menjadi sumber perbedaan pendapat kami itu? Sumbernya ialah kenyataan bahwa baik
mengenai soal organisasi maupun soal politik kaum ekonomis selamanya tergelincir dari sosial-
demokratisme ke dalam trade-unionisme. Perjuangan politik sosial-demokrasi jauh lebih luas dan
rumit daripada perjuangan ekonomi kaum buruh melawan kaum majikan dan pemerintah. Begitu
juga (dan memang karena itu) organisasi suatu partai sosial-demokrat revolusioner tak dapat tidak
pasti suatu organisasi macam lain daripada organisasi kaum buruh yang diperuntukkan perjuangan
ini. Sebuah organisasi kaum buruh haruslah pertama-tama sebuah organisasi sekerja; kedua, ia harus
seluas mungkin; dan ketiga, ia harus sesedikit mungkin bersifat konspirasi (di sini dan selanjutnya,
sudah tentu, yang saya maksudkan hanyalah Rusia otokratis). Sebaliknya, organisasi kaum
revolusioner haruslah terdiri pertama-tama dan terutama dari orang-orang yang membuat aktivitas
revolusioner sebagai professinya (itulah ssebabnya saya akan berbicara tentang organisasi kaum
revolusioner, maksudnya ialah kaum revolusioner sosial-demokrat). Mengingat ciri umum anggota-
anggota organisasi demikian itu, maka segala perbedaan antara kaum buruh dengan kaum
intelektual, dan tentu saja perbedaan-perbedaan di antara berbagai professi haruslah dihapuskan
sama sekali. Organsasi yang demikian itu semestinya tidak boleh terlalu luas dan sedapat mungkin
bersifat konspirasi. Baiklah kita bahas tiga macam perbedaan ini.
Di negeri-negeri dimana ada kemerdekaan politik perbedaan antara serikat buruh dengan organisasi
politik cukup jelas, sebagaimana perbedaan antara serikat buruh dengan sosial-demokrasi. Hubungan
antara yang tersebut belakangan dengan yang pertama pasti berbeda-beda di berbagai negeri menurut
syarat-syarat sejarah, syarat-syarat yuridis dan syarat-syarat lainnya bisa sedikit banyak rapat,
rumit, dsb, (dari sudut pandang kita hubungan itu seharusnya serapat dan sesederhana mungkin);
tetapi di negeri-negeri merdeka sama sekali tidak bisa organisasi-organisasi serikat buruh identik
dengan organisasi-organisasi partai sosial-demokrat. Akan tetapi di Rusia penindasan otokrasi
sepintas lalu tampaknya menghapuskan segala perbedaan antara organisasi sosial-demokrat dengan
serikat buruh, karena segala perserikatan kaum buruh dan segala lingkaran dilarang, dan karena
manifestasi serta senjata utama perjuangan ekonomi kaum buruhpemogokandipandang sebagai
suatu pelanggaran kriminal (dan bahkan kadang-kadang sebagai pelanggaran politik). Karena itu
keadaan-keadaan di negeri kita, di satu pihak, sangat mendorong kaum buruh yang melakukan
perjuangan ekonomi menaruh perhatian pada soal-soal politik, dan di pihak lain, keadaan-keadaan
itu mendorong kaum sosial-demokrat mencampur-adukkan trade-unionisme dengan sosial-
demokratisme (dan orang-orang sebangsa Kricevski, sebangsa Martinov kita serta konco-konconya,
sementara dengan rajin mendiskusikan pendorongan macam pertama, tidak melihat pendorongan
macam kedua). Memang, bayangkanlah sendiri orang-orang yang 99% terbenam dalam perjuangan
ekonomi melawan kaum majikan dan pemerintah. Beberapa di antara mereka, tidak akan pernah,
sepanjang masa aktivitas mereka (empat sampai enam bulan), terdorong untuk memikirkan soal
perlunya suatu organisasi kaum revolusioner yang lebih rumit; lainnya mungkin akan bersua
dengan literatur Bernsteinis yang agak luas, dan dari literatur itu mereka akan menjadi yakin akan
istimewa pentingnya kemajuan perjuangan sehari-hari yang boyak. Lainnya lagi mungkin agak
terpikat oleh ide yang menggoda yaitu menunjukkan kepada dunia suatu contoh baru tentang
hubungan yang erat dan organis dengan perjuangan proletarhubungan antara gerakan serikat
buruh dengan gerakan sosial-demokratis. Orang-orang demikian itu bisa berargumentasi bahwa
semakin terbelakang sebuah negeri memasuki gelanggang kapitalisme dan, karenanya, juga
gelanggang gerakan buruh, maka semakin dapatlah kaum sosialis negeri itu mngambil bagian dalam
gerakan serikat buruh dan menyokong gerakan serikat buruh, dan dapat serta seharusnya semakin
berkurang alasan bagi adanya serikat buruh non sosial-demokratis. Sampai sekarang argumen
tersebut benar sekali; tetapi celakanya ada yang sampai melewati itu dan mengangan-angankan fusi
sepenuhnya antara sosial-demokratisme dengan trade-unionisme. Kita akan segera melihat, dari
contoh Anggaran Dasar Liga Perjuangan Petersburg, betapa merugikannya pengaruh angan-angan
ini atas rencana-rencana pengorganisasian kita.
Organisasi-organsasi kaum buruh untuk perjuangan ekonomi haruslah organisasi-organisasi serikat
buruh. Setiap buruh sosial-demokrat haru sedapat mungkin membantu dan bekerja aktif dalam
organisasi-organisasi ini. Ini bbenar. Tetapi sekali-kali bukanlah kepentingan kita untuk menuntut
supaya hanya orang-orang sosial-demokratlah yang bisa menjadi menjadi anggota serikat-serikat
sekerja: ini hanya akan mempersempit pengaruh kita atas massa. Biarlah setiap buruh yang
mengerti akan perlunya bersatu untuk perjuangan melawan kaum majikan dan pemerintah masuk
serikat sekerja. Tujuan-tujuan serikat sekerja itu sendiri tak akan tercapai jika tidak mempersatukan
semua orang yang sekurang-kurangnya telah mencapai tingkat pengertian yang elementer ini, dan
jika serikat-serikat sekerja itu tidak merupakan organisasi-organisasi yang sangat luas. Dan semakin
luas organisasi-organisasi ini, maka akan semakin luas pulalah pengaruh kita atas organisasi-
organisasi tersebutsuatu pengaruh yang tidak hanya karena perkembangan spontan perjuangan
ekonomi tetapi juga karena usaha secara langsung dan sedar dari anggota-anggota sosialis serikat
buruh untuk mempengaruhi kawan-kawan mereka. Tetapi organisasi yang luas tak dapat menerapkan
konspirasi ketat (karena konspirasi itu menuntut latihan yang jauh lebih banyak daripada yang
dibutuhkan untuk perjuangan ekonomi). Bagaimana kontradiksi antara perlunya jumlah anggota
yang besar dengan perlunya konspirasi ketat itu dapat disesuaikan? Bagaimana kita dapat membuat
organisasi serikat sekerja itu sesedikit mungkin bersifat konspirasi? Secara umum, untuk tujuan ini
hanya bisa ada dua jalan: atau serikat-serikat sekerja itu dilegalkan (dan di beberapa negeri hal ini
mendahului legalisasi peerkumpulan-perkumpulan sosialis dan politik), atau organisasi itu tetap
dijaga sebagai suatu organisasi rahasia, tetapi begitu bebas dan tidak berbentuk, lose [81] seperti
kata orang Jerman, sehingga kebutuhan akan konspirasi bagi massa anggota menjadi hampir dapat
ditiadakan.
Legalisasi perkumpulan-perkumpulan buruh non sosialis dan non-politik di Rusia sudah mulai dan
tak ragu lagi bahwa setiap kemajuan dari gerakan buruh sosial-demokratis kita yang tumbuh dengan
cepat akan melipatgandakan dan mendorong usaha-usaha legalisasiusaha-usaha yang untuk
sebagian besar berasal dari pendukung-pendukung sistem yang ada, tetapi sebagian juga dari kaum
buruh sendii dan dari kaum intelektual liberal. Panji legalitas sudah dikibarkan oleh orang-orang
sebangsa Wasilyev dan Zubatov. Tuan-tuan sebangsa Tuan Ozerov dan Tuan Worms sudah
menjanjikan dukungan mereka, dan pengikut-pengikut aliran baru sudah terdapat di kalangan kaum
buruh. Mulai sekarang kita tidak bisa tidak memperhitungkan aliran ini. Adapun bagaimana kita
harus memperhitungkannya, tidak mungkin ada dua pendapat di kalangan kaum sosial-demokrat.
Kita harus dengan gigih memblejeti setiap peranan yang dilakukan dalam gerakan ini oleh orang-
orang sebagnsa Zubatov dan Wasilyev, gendarme dan pendeta-pendeta, dan menerangkan kepada
kaum buruh apa maksud mereka yang sesungguhnya. Kita harus pula memblejeti nada kedamaian,
keharmonisan yang tercetus dalam pidato-pidato para politikus liberal dalam rapat-rapat legal
kaum buruh, tak pandang apakah pidato-pidato ini didorong keyakinan sungguh-sungguh akan
dikehendakinya kerjasama klas secara damai, oleh keinginan untuk mencari muka kepada pihak yang
berkuasa, atau semata-mata akibat kerikuhan. Akhirnya, kita harus memperingatkan kaum buruh
terhadap jebakan-jebakan yang sering dipasang oleh polisi, yang dalam rapat-rapat terbuka itu dan
perkumpulan-perkumpulan mendapat ijin memata-matai orang-orang yang berkepala panas dan
berusaha melalui organisasi-organisasi legal untuk memasukkan agen-agen provokator mereka ke
dalam organisasi-organisasi ilegal.
Tetapi sementara melakukan kesemuanya ini, kita tidak boleh lupa bahwa pada akhirnya legalisasi
gerakan buruh akan menguntungkan kita dan bukan menguntungkan orang-orang sebangsa Zubatov.
Sebaliknya, justru kampanye pemblejetan kita yang akan membantu kita memisahkan rerumputan
dari batang gandum. Mengenai apa itu rerumputan, sudah kita tunjukkan. Dengan batang gandum,
kita maksudkan ialah bahwa perhatian lapisan-lapisan buruh yang lebih besar lagi dan lebih
terbelakang tertarik pada soal-soal sosial dan politik; kita maksudkan membebaskan kita , kaum
revolusioner, dari fungsi-fungsi yang pada hakekatnya legal (penyebaran buku-buku legal, gotong-
royong, dll), dan yang pada perkembangannya pasti akan memberikan kepada kita semakin banyak
bahan untuk agitasi. Dalam arti ini kita bisa dan dan harus berkata kepada orang-orang sebangsa
Zubatov dan Ozerov: terus berusahalah tuan-tuan, berusahalah! Karena kalian memasang jebakan
bagi kaum buruh (baik dengan jalan provokasi secara langsung maupun dengan pembejatan kaum
buruh secara jujur dengan bantuan Struwe-isme), maka akan kita usahakan ssupaya kalian
diblejeti. Karena kalian mengambil langkah maju yang nyata, walaupun dalam bentuk liku-liku yang
paling takut-takut, kita kan berkata: silakan terus! Dan satun-satunya langkah yang dapat
merupakan langkah maju yang nyata ialah perluasan yang nyata, meskipun kecil, dari lapangan aksi
kaum buruh. Dan setiap perluasan demikian itu akan menguntungkan kita dan akan membantu
mempercepat munculnya perkumpulan-perkumpulan legal di mana bukan agen-agen provokator
akan mencium jejak kaum sosialis, tetapi dimana kaum sosialis akan mendapat pengikut. Pendek
kata, tugas kita ilah membersihkan tanah untuk tumbuhnya benih gandum. Dan sementara orang-
orang sebangsa Afanasi Iwanowic dan sebangsa Pulkheria Iwanovna [82] memelihara tanaman pot-
potan mereka, kita harus menyediakan penyabit yang pandai membabat rerumputan pada hari ini,
dan juga menuai gandum pada hari esok [*26].
Jadi dengan legalisasi itu kita tak dapat memecahkan masalah menciptakan suatu organisasi serikat
buruh yang akan sesedikit mungkin konspiratif dan yang akan seluas mungkin (tetapi kita akan
sangat gembira jika orang-orang sebangsa Zubatov dan Ozerov memberikan kita kesempatan
sekalipun sebagian untuk pemecahan itudan untuk tujuan itu kita harus berjuang melawan mereka
sekuat mungkin!). Tinggal jalan organisasi serikat buruh rahasia; dan kita harus memberi segala
bantuan kepada kaum buruh yang (sebagaimana kita ketahui dengan pasti) sudah menempuh jalan
ini. Organisasi-organisasi serikat buruh tidak hanya bisa mempunyai nilai yang sangat besar dalam
usaha mengembangkan dan mengkonsolidasi perjuangan ekonomi, tetapi bisa pula menjadi pembantu
yang sangat penting bagi agitasi politik dan organisasi revolusioner. Untuk mencapai ini, dan untuk
membimbing gerakan serikat buruh yang mulai timbul menurut saluran-saluran yang diingini kaum
sosial-demokrat, kita pertama-tama harus menyadari dengan jelas betapa nonsensnya rencana
organisasi yang telah menyibukkan kaum ekonomis Petersburg selama hampir lima tahun. Rencana
ini dibentangkan baik dalam Anggaran Dasar Dana Buruh pada bulan Juli 1897 (Listok Rabotnika
No. 9-10, hlm. 46; diambil dari Rabocaya Misl No. 1), maupun dalam Anggaran Dasar Organisasi
Serikat Buruh pada bulan Oktober 1900 (surat sebaran khusus yang dicetak di Petersburg dan
dikutip dalam Iskra No. 1). Kekurangan fundamental dari kedua anggaran dasar ini ialah bahwa
kedua anggaran-anggaran dasar tersebut memberikan formulasi secara terperinci mengenai
organisasi luas kaum buruh dan memcampuradukkannya dengan organisasi kaum revolusioner.
Marilah kita ambil anggaran dasar yang kedua, karena ia disusun secara lebih terperinci. Isinya terdiri
dari 52 pasal. Dua puluh tifa pasal menguraikan struktur, cara pengelolaan dan yurisdiksi lingkaran-
lingkaran kaum buruh, yang harus diorganisasi di setiap pabrik (tidak lebih dari sepuluh orang)
dan yang memilih grup-grup pusat (pabrik), Grup Pusat, bunyi pasal 2, mengikuti semua yang
terjadi di pabrik atau kilang dan membuat catatan tentang kejadian-kejadian di pabrik atau di kilang
itu. Grup Pusat memberikan laporan keuangan setiap bulan kepada semua anggota (pasal 17),
dsb. Sepuluh pasal diperuntukkan bagi organisasi distrik, dan 19 pasal bagi soal saling hubungan
yang sangat rumit antara Komite Organisasi Buruh dengan Komite Liga Perjuangan Petersburg
(wakil-wakil yang dipilih dari setiap distrik dan dari grup-grup eksekutifgrup-grup
propagandis, grup-grup untuk memelihara hubungan dengan provinsi-provinsi dan dengan organisasi
di luar negeri. Grup-grup untuk mengurus perbekalan, penerbitan dan dana.
Sosial-demokrasi= grup-grup eksekutif dalam hubungan dengan perjuangan ekonomi kaum buruh!
Akan sulitlah mendemonstrasikan dengan lebih menyolok bagaimana ide-ide kaum ekonomis
menyimpang dari sosial-demokratisme ke trade-unionisme, dan bagaimana asingnya bagi mereka
setiap gagasan bahwa seorang sosial-demokrat harus menaruh perhatian pertama-tama dan terutama
pada organisasi kaum revolusioner yang sanggup memimpin seluruh perjuangan proletariat untuk
pembebasan. Berbicara tentang pembebasan politik klas buruh dan tentang perjuangan melawan
despotisme tsar, tetapi menyusun anggaran dasar semacam itu, berarti sama-sekali tidak
mempunyai pengertian tentang tugas-tugas politik yang sebenarnya dari sosial-demokrasi itu. Tak
satupun dari kurang lebih lima puluh pasal itu yang menunjukkan sedikit saja pengertian bahwa perlu
melakukan agitas politik seluas mungkin di kalangan massa, agitasi yang membahas setiap segi
absolutisme Rusia dan semua ciri berbagai klas sosial di Rusia. Anggaran dasar semacam ini tidak
ada gunanya sekalipun untuk mencapai tujuan-tujuan trade-unionis, apalagi tujuan-tujuan politik,
karena hal ini membutuhkan organisasi menurut lapangan pekerjaan, yang sama-sekali tidak
disebut-sebut dalm Anggaran Dasar itu.
Tetapi yang paling khas dari semuanya ialah, mungkin, sifat terlalu berat di atas yang mengagungkan
dari seluruh sistem itu yang mencoba mengikat setiap pabrik dengan komite dengan tali
permanen yaitu peraturan-peraturan yang seragam dan tetek bengek yang menggelikan dan sistem
pemilihan tiga tingkat. Terkungkung oleh pandangan ekonomisme yang picik, maka pikiran
tenggelamlah dalam detail-detail yang pasti berbau formalisme dan birokrasi. Dalam praktek, sudah
barang tentu, tiga perempat dari pasal-pasal ini tidak pernah diterapkan; akan tetapi, sebaliknya,
suatu organisasi konspiratif macam ini, dengan grup pusatnya di setiap pabrik, sangat
memudahkan gendarme-gendarme melakukan penggerebekan secara besar-besaran. Kawan-kawan
Polandia telah mengalami tahap yang demikian itu dalam gerakan mereka, pada kala setiap orang
antusias dengan pengorganisasian dana-dana buruh secara luas; tetapi mereka cepat sekali
melepaskan ide-ide ini ketika mereka melihat bahwa organisasi-organisasi demikian itu hanyalah
mendatangkan panen yang kaya bagi gendarme-gendarme. Jika kita menghendaki organisasi-
organisasi kaum buruh yang luas dan bukan penangkapan-penangkapan secara besar-besaran, jika
kita tidak ingin memberi kepuasan kepada gendarme-gendarme, maka kita harus berusaha supaya
organisasi-organisasi ini sama sekali tidak formal. Tetapi apakah organisasi-organisasi itu akan dapat
berfungsi jika demikian?
Baiklah, mari kita lihat apa fungsi-fungsinya itu: mengikuti semua yang terjadi dalam pabrik
dan membuat catatan tentang kejadian-kejadian dalam pabrik itu (Anggaran Dasar pasal 20. Apakah
kita betul-betul membutuhkan organisasi dengan bentuk tertentu untuk ini? Apakah hal ini tidak
dapat dicapai dengan lebih baik dengan surat-menyurat kepada surat-surat kabar ilegal dan tanpa
mendirikan grup-grup khusus? .. Memimpin perjuangan kaum buruh untuk perbaikan keadaan
mereka dalam pabrik (Anggaran Dasar pasal 3). Inipun tidak membutuhkan grup formal.
Sembarang agitator yang cerdas sedikit saja dapat mengetahui dengan tepat tuntutan-tuntutan apa
yang ingin diajukan kaum buruh dari percakapan biasa dan menyampaikannya kepada organisasi
kaum revolusioner yang sempitbukan yang luassupaya dimuat dalam surat sebaran.
Mengorganisasi dana.. dengan iuran dua kopek dari setiap rubel (Pasal 9)memberikan
laporan keuangan setiap bulan kepada para anggota (pasal 170.memecat anggota-anggota yang
tidak membayar iuran (pasal 10), dan seterusnya. Sungguh, inilah sorga betul-betul bagi polisi;
karena bagi mereka tidak ada yang lebih mudah daripada menembus seluruh konspirasi dana pabrik
pusat ini, ,menyita uangnya dan menangkapi semua orang yang terbaik. Apakah tidak lebih
sederhana mengeluarkan kartu-kartu dari satu atau dua kopek dengan memakai cap resmi dari suatu
organisasi yang terkenal (yang sangat sempit dan dan sangat konspiratif), atau megnadakan
pemungutan tanpa kartu macam apapun dan memuat laporan-laporan menurut kode tertentu yang
sudah disetujui dalam sebuah surat kabar ilegal? Dengan begitu tujuan akan tercapi, tetapi akan
seratus kali lebih sulit bagi gendarme-gendarme untuk menemukan kuncinya.
Saya dapat meneruskan menganalisa Anggaran Dasar itu, tetapi saya rasa cukuplah apa yang sudah
dikatakan di atas. Suatu inti kecil yang kompak terdiri dari buruh-buruh yang paling dapat dipercaya,
berpengalaman dan terbaja, yang mempunyai wakil-wakil yang bertanggung jawab di distrik-distrik
yang terpenting dan yang berhubungan melalui semua peraturan konspirasi yang ketat dengan
organisasi kaum revolusioner, dapat, dengan bantuan yang seluas-luasnya dari massa dan tanpa
organisasi formal apapun melakukan semua fungsi organisasi serikat buruh, dan tambahan pula,
melakukannya menurut cara yang dikehendaki sosial-demokrasi. Hanya dengan jalan demikianlah
kita dapat menjamin pengkonsolidasian dan pengembangan gerakan serikat buruh sosial-
demokratis, kendatipun adanya segala gendarme.
Orang bisa mengajukan keberatan bahwa organisasi yang begitu los, sehingga juga tidak mempunyai
bentuk tertentu, dan yang bahakan tidak mempunyai anggota yang tercatat dan terdaftar, sekali-kali
tidaklah bisa dinamakan suatu organisasi. Itu mungkin. Saya tidak mementingkan nama. Tetapi
organisasi tanpa anggota ini akan melakukan segala-galanya yang diperlukan, dan sejak semula
menjamin hubungan yang serapat-rapatnya antara serikat-serikat buruh kita yang akan datang
dengan sosialisme. Hanyalah seorang utopis yang sudah tak dapat diperbaiki lagi yang menginginkan
suatu organisasi kaum buruh yang luas, dengan pemilihan, laporan, hak pilih umum, dsb, di bawah
otokrasi.
Kias yang dapat diambil dari sini sederhana saja: jika kita mulai dengan dasar yang kokoh dari suatu
organisasi kaum revolusioner yang kuat, maka kita dapat menjamin kestabilan gerakan dalam
keseluruhannya dan melaksanakan tujuan-tujuan sosial-demokrasi maupun tujuan-tujuan serikat
buruh sendiri. Akan tetapi jika kita mulai dengan organisasi luas kaum buruh, yang dianggap paling
mudah dimasuki massa (tetapi sebenarnya paling mudah dimasuki gendarme dan membuat kaum
revolusioner paling mudah didatangi polisi), kita tak akan mencapai satu pun dari kedua tujuan itu;
kita tidak akan membebaskan diri dari kerajinan-tanganisme, dan karena kita tetap berkeping-keping
dan kekuatan kita senantiasa diceraiberaikan oleh polisi, maka kita hanya akan membuat serikat-
serikat buruh tipe Zubatov dan Ozerov itu paling mudah dimasuki massa.
Sebenarnya, apa seharusnya fungsi-fungsi organisasi kaum revolusioner? Hal ini akan kita bicarakan
secara terperinci. Tetapi lebih dulu marilah kita tinjau satu argumen yang sangat khas yang
dikemukakan oleh teroris kita, yang dalam hal ini juga (nasib malang!) adalah tetangga dekat
ekonomis. Swoboda (No. 1), majalah yang diterbitkan untuk kaum buruh, memuat sebuah artikel
yang berjudul Organisasi, yang penulisnya mencoba membela kawan-kawanya, kaum buruh
ekonomis dari Iwanowo-Woznesensk. Dia menulis:
Adalah jelek apabila orang banyak bisu dan tak berkesadaran, dan apabila gerakan tidak timbul dari
lapisan bawah. Misalnya, para mahasiswa dari suatu kota universitas pulang ke rumah masing-
masing selama musim panas dan liburan-liburan lainnya dan segera terhentilah gerakan kaum buruh.
Dapatkah suatu gerakan kaum buruh yang harus didorong dari luar menjadi suatu kekuatan yang
sesungguhnya? Tentu saja tidak! . Ia belum belajar berjalan, ia masih dituntun. Demikianlah halnya
dengan segala sesuatu. Para mahasiswa pergi dan segala sesuatu berhenti. Yang paling cakap
ditangkap, kepala susu dicedoksusu menjadi asam. Jika komitenya ditangkap segala sesuatu macet
sampai komite baru dapat terbentuk. Dan siapa tahu komite macam apa yang akan terbentuk
kemudianmungkin sama sekali tidak seperti yang terdahulu. Yang pertama berkata begini, yang
kedua mungkin berkata justru kebalikannya. Kontinuitas antara kemarin dan besok terputus,
pengalaman masa lampau tidak menjadi pelajaran bagi masa depan. Dan kesemuanya ini adalah
karena di kalangan orang banyak belum tertancap akar-akar yang dalam; pekerjaan dilakukan bukan
oleh seratus orang yang tolol, melainkan oleh selusin orang yang bijaksana. Selusin orang yang
bijaksana dapat disapu sekali pukul, tetapi apabila organisasi itu meliputi orang banyak, maka tak
seorang pun, bagaimanapun juga kerasnya dia berdaya upaya, akan mampu memusnahkan usaha
kita (hlm. 63).
Fakta-fakta itu dapat dilukiskan dengan tepat. Fakta-fakta itu memberikan gambaran yang agak baik
tentang kerajinan-tanganisme kita. Tetapi kesimpulan-kesimpulannya baik dalam hal kebodohannya
maupun kecerobohan politiknya adalah sepadan dengan Rabocaya Misl. Kesimpulan-kesimpulan itu
merupakan puncak kebodohan, karena si penuls mencampuradukkan soal filsafat dan soal sosial-
sejarah tentang kedalaman akar-akar gerakan dengan soal teknik dan keorganisasian cara terbaik
melawan gendarme. Kesimpulan-kesinpulan itu merupakan puncak kecerobohan politik, karena si
penulis, bukannya berpaling dari pemimpin-pemimpin yang jelek dan menghimbau kepada pemimpin-
pemimpin yang baik, melainkan berpaling dari pemimpin-pemimpin pada umumnya dan emnghimbau
kepada orang banyak. Ini sama dengan suatu percobaan untuk menyeret kita mundur secara
organisasi sebagaimana ide untuk mengganti agitasi politik dengan terorisme yang merangsang
menyeret kita mundur secara politik. Memang, saya sedang benar-benar megnalami embras de
richesses [*27], dan tak tahu darimana saya mulai menguraikan kekusutan yang ditimbulkan oleh
Swoboda itu. Untuk jelasnya, akan saya coba mulai dengan mengutip suatu contoh. Ambillah orang-
orang Jerman. Saya harap, kalian tidak akan menyangkal bahwa organisasi mereka mencakup orang
banyak, bahwa di Jerman semuanya berasal dari orang banyak, bahwa gerakan buruh di sana sudah
belajar berjalan. Tetapi perhatikan bagaimana orang banyak yang berjuta-juta itu menilai selusin
pemimpin politiknya yang sudah teruji, bagaimana mereka melekat erat-erat pada para pemimpinnya!
Para anggota partai-partai musuh dalam parlemen sering mengolok-olok kaum sosialis dengan
mengatakan: Memang kalian orang-orang demokrat yang baik! Gerakan kalian adalah gerakan klas
buruh dalam nama saja, dalam kenyataan sesungguhnya klik pemimpin-pemimpin itu juga yang selalu
tampil. Bebel yang itu juga, Liebknecht yang itu juga, dari tahun ke tahun, dan itu terus berlangsung
selama puluhan tahun. Wakil-wakil buruh kalian yang katanya dipilih itu lebih permanen daripada
pejabat-pejabat yang diangkat oleh kaisar! Tetapi orang-orang Jerman itu membalasnya hanya
dengan senyum menghina usaha-usaha demagogik ini untuk mempertentangkan orang banyak
dengan para pemimpin, untuk mengobarkan insting buruk dan ambisius pada orang banyak, dan
untuk merampas gerakan dari kekohohan dan stabilitasnya dengan menggerogoti kepercayaan massa
kepada selusin orang bijaksana mereka. Pikiran politik sudah cukup berkembang di kalangan
orang-orang Jerman, dan mereka telah mengumpulkan cukup pengalaman politik untuk mengerti
bahwa tanpa selusin pemimpin yang sudah teruji dan berbakat (dan orang-orang yang berbakat
tidak lahir ratusan), terlatih secara professional, terdidik oleh pengalaman yang lama dan bekerja
dalam keserasian yang sempurna, tidak ada klas dalam masyarakat modern yang dapat melakukan
perjuangan dengan gigih. Orang-orang Jerman pun pernah mempunyai demagog-demagog dalam
barisan mereka yang telah menyanjung seratus orang tolol, mengagungkan mereka di atas selusin
orang bijak, memuji-muji tinju berotot besar dari massa, dan (seperti Most dan Hassellman) telah
merangsang mereka melakukan aksi revolusioner yang sembrono dan menyebarkan
ketidakpercayaan kepada para pemimpin yang teguh dan tabah. Hanya dengan berjuang terus
menerus dan tak kenal damai melawan segala macam elemen demagogik di dalam gerakan sosialis,
barulah sosialisme Jerman berhasil tumbuh dan menjadi kuat. Akan tetapi orang-orang kita yang sok
pintar itu pada waktu sosial-demokrasi Rusia mengalami krisis yang seluruhnya disebabkan oleh
tidak adanya cukup banyak pemimpin yang terlatih, maju dan berpengalaman guna memimpin massa
yang bangkit secara spontan, berteriak dengan kedalaman si pandir: Sungguh jelek apabila gerakan
tidak berasal dari orang-orang lapisan bawah!
Suatu komite mahasiswa tidaklah berguna, ia tidak stabil!. Benar sekali. Tetapi kesimpulan yang
harus ditarik dari sini ialah bahwa kita harus mempunyai suatu komite kaum revolusioner
professional dan tidaklah menjadi soal apakah seorang mahasiswa atau seorang buruh sanggup
menjadi seorang revolusioner professional. Akan tetapi kesimpulan yang kalian tarik ialah bahwa
gerakan buruh tidak boleh didorong dari luar! Dalam kenaifan politik kalian, kalian tidak melihat
bahwa kalian sedang membantu kaum ekonomis kita dan memupuk kerajinan-tanganisme kita.
Dengan jalan bagaimana, kalau saya boleh bertanya, para mahasiswa kita itu mendorong kaum
buruh kita? Semata-mata dengan membawa kepada buruh keratan-keratan pengetahuan politik yang
dimilikinya sendiri, remah-remah dari ide-ide sosialis yang telah berhasil diperolehnya (karena
santapan rohani yang utama dari mahasiswa masa kini, yaitu Marxisme legal, hany dapat
memberikan abese, hanya remah-remah pengetahuan). Pendorongan dari luar demikian itu belum
pernah terlalu banyak; sebaliknya, hingga kini masih terlalu sedikit, keterlaluan sedikitnya dalam
gerakan kita, karena kita terlalu tekun bekerja dengan mengurung diri; kita telah memuja terlalu
amat membludak kepada perjuangan ekonomi elementer kaum buruh melawan majikan dan
pemerintah. kita kaum revolusioner professional harus dan akan menjadikan pekerjaan kita
melakukan pendorongan macam ini seratus kali lebih hebat daripada kita lakukan selama ini.
Tetapi justru kenyataan bahwa kalian memilih kata-kata yang begitu hina seperti pendorongan dari
luarkata-kata yang tidak bisa tidak membangkitkan di kalangan kaum buruh (sekurang-
kurangnya di kalangan kaum buruh yang sama belum berkembangnya seperti kalian sendiri) rasa
tidak percaya kepada semua orang yang membawa kepada mereka pengetahuan politik dan
pengalaman revolusioner dari luar, dan membangkitkan pada mereka nafsu naluriah untuk melawan
semua orang itumembuktikan bahwa kalian adalah demagog, dan demagog adalah musuh yang
paling jahat klas buruh.
Ya, ya! Jangan cepat-cepat muali menjerit-jerit mengenai cara-cara polemik saya yang tidak secara
sekawan! Saya sesekali tidak bermaksud menyangsikan kemurnian maksud-maksud kalian. Seperti
sudah saya katakan, orang dapat menjadi demagog semata-mata karena kenaifan politik. Tetapi
sudah saya tunujukkan bahwa kalian telah merosot ke demagogi, dan saya tidak akan jemu-jemunya
mengulangi bahwa demagog-demagog adalah musuh yang paling jahat klas buruh. Musuh yang
paling jahat karena mereka mengobarkan insting-insting jelek pada orang banyak, karena buruh yang
belum maju tak dapat mengenal musuh pada diri orang-orang yang menampilkan diri, dan kadang-
kadang dengan ketulusan hati, sebagai sahabat-sahabatnya. Musuh-musuh yang terjahat karena
dalam periode perpecahan dan kegoyangan, ketika gerakan kita baru saja mulai mengambil bentuk,
tidak ada yang lebih mudah daripada menggunakan cara demagogik untuk menyesatkan orang
banyak yang dapat menyadari kesalahnnya baru kemudian sesudah megnalami pengalaman yang
paling pahit. Itulah sebabnya semboyan kini bagi sosial-demokrat Rusia haruslah: berjuang dengan
tegas melawan Swoboda dan Raboceye Dyelo, yang kedua-duanya telah merosot ke tingkat
demagogi (hal ini akan kita bahas secara lebih terperinci lagi di tempat lain [*28]).
Selusin orang bijaksana dapat diringkus lebih mudah daripada seratus orang tolol! Kebenaran yang
cemerlang ini (untuk mana seratus orang tolol akan selalu bertepuk tangan menyambut kalian)
tampaknya jelas hanya karena justru di tengah-tengah perdebatan kalian telah melompat dari satu
soal ke soal lain. Kalian mulai dengan bicara, dan terus bicara tentang komite, organisasi yang
diringkus, dan sekarang kalian melompat ke soal kedalaman akar-akar gerakan. Tentu saja,
kenyataannya ialah bahwa gerakan kita tak dapat diringkus justru karena ia mempeunyai ratusan dan
ratusan ribu akar yang mendalam di kalangan massa; tetapi soalnya kan sama sekali bukan itu.
Mengenai akar-akar yang dalam itu, kita tak dapat diringkus sekarang pun, kendatipun segala
kerajinan-tanganisme kita, namun kita semua, mengeluh, dan tidak bisa tidak mengeluh, karena
diringkusnya organisasi-organisasi, dengan akibat musnahnya setiap kesinambungan gerakan.
Tetapi karena kalian mengemukakan soal peringkusan organisasi dan tidak mau melepaskannya,
maka saya tegaskan kepada kalian bahwa jauh lebih sulit meringkus selusin orang bijaksana daripada
seratus orang tolol. Dan tesis ini akan saya pertahankan bagaimanapun juga kalian menghasut orang
banyak supaya menentang saya karena anti-demokratisme saya, dsb. Seperti sudah saya katakan
berkali-kali bahwa dengan rang-orang bijaksana, dalam hubungan dengan organisasi, saya
maksudkan orang-orang revolusioner professional, tak peduli apakah mereka itu terlatih dari
kalangan para mahasiswa atau kaum buruh. Saya tegaskan: 1) bahwa tak ada gerakan revolusioner
yang dapat bertahan tanpa suatu organisasi yang stabil dari pemimpin-pemimpin dan yang
memelihara kesinambungan; 2) bahwa semakin luas massa yang secara spontan tertarik ke dalam
perjuangan, yang merupakan dasar gerakan dan ikut serta di dalamnya, maka semakin mendesaklah
kebutuhan akan organisasi demikian itu, dan semakin kokoh seharusnya organisasi ini (karena jauh
lebih mudah bagi demagog-demagog untuk menyesatkan lapisan-lapisanmassa yang lebih
terbelakang); 3) bahwa organisasi demikian itu harus terdiri terutama dari orang-orang yang secara
professional melakukan aktivitas revolusioner; 4) bahwa di negara otokrasi, semakin kita membatasi
keanggotaan organisasi demikian itu pada orang-orang yang secara professional melakukan aktivitas
revolusioner dan yang secara professsional telah terlatih dalam seni berjuang melawan polisi politik,
maka akan semakin sukarlah untuk meringkus organisasi demikian itu, dan 5) akan semakin
besarlah jumlah orang baik dari klas buruh maupun dari klas-klas lainnya dalam masyarakat yang
akan bisa ikut serta dalam gerakan dan bekerja aktif di dalamnya.
Saya persilakan kaum ekonomis, teroris dan ekonomis-teroris" [*29] kita membantah dalil-dalil ini.
Pada saat ini saya hanya akan membahas dua hal terakhir. Soal mengenai apakah lebih mudah untuk
meringkus selusin orang bijaksana atau seratus orang tolol pokoknya adalah soal yang telah kita
kupas di atas, yaitu apakah mungkin mempunyai organisasi massal pada waktu diperluas konspirasi
yang ketat. Kita tak akan dapat memberikan kepada suatu organisasi yang luas derajat konspirasi,
yang tanpa itu mustahil ada stabilitas dan kesinambungan perjuangan melawan pemerintah. tetapi
memuaskan semua fungsi konspirasi dalam tangan sesedikit mungkin orang revolusioner
professional tidaklah berarti bahwa orang-orang revolusioner professional itu akan berpikir untuk
semuanya dan bahwa orang banyak tidak akan ambil bagian aktif dalam gerakan. Sebaliknya, orang
banyak akan menampilkan dari barisannya semakin banyak orang revolusioner professional; karena
mereka akan tahu bahwa tidaklah cukup beberapa mahasiswa dan beberapa orang buruh yang
melakukan perjuangan ekonomi itu saja, berkumpul bersatu dan membentuk suatu komite, tetapi
bahwa diperlukan waktu bertahun-tahun guna melatih diri untuk menjadi seorang revolusioner
professional; orang banyak tidak akan memikirkan cara-cara kerajinan-tanganisme saja tetapi juga
latihan itu. Sentralisasi fungsi-fungsi konspirasi organisasi sama sekali tidaklah berarti sentralisasi
semua fungsi gerakan. Keikutsertaan aktif massa yang seluas-luasnya dalam pers ilegal tidak akan
berkurang karena selusin orang revolusioner professional mensentralisasi fungsi-fungsi konspirasi
yang berkaitan dengan pekerjaan ini; sebaliknya, keikutsertaan itu akan meningkat sepuluh kali lipat.
Dengan demikianlah, dan hanya demikianlah, kita akan menjamin bahwa pembacaan literatur ilegal,
menulis untuk literatur ilegal itu, dan sampai pada batas tertentu penyebarannya pun, hampir tidak
lagi merupakan pekerjaan konspirasi, karena polisi akan segera menyadari ketololan dan
kemustahilan menggerakkan seluruh aparat pengadilan, dan pemerintahan untuk menyergap setiap
eksemplar penerbitan yang disiarkan dalam jumlah ribuan. Hal ini tidak hanya berlaku bagi pers,
tetapi juga bagi semua fungsi gerakan, bahkan bagi demonstrasi-demonstrasi. Keikutsertaan secara
aktif dan luas massa tak akan menderita kerugian; tetapi sebaliknya, akan beruntung karena
kenyataan bahwa selusin orang revolusioner yang berpengalaman, yang secara professional tidak
kurang terlatihnya daripada polisi, akan mensentralisasi semua segi konspirasi pekerjaaan itu
menyusun surat-surat sebaran, menyusun rencana-rencana secara garis besar dan mengangkat badan-
badan pemimpin untuk masing-masing distrik kota, untuk masing-masing distrik pabrik dan untuk
masing-masing lembaga pendidikan, dsb. (saya tahu bahwa akan ada orang yang membantah
pandangan-pandangan saya yang tidak demokratis, tetapi keberatan yang sama sekali tidak cerdik
ini akan saya jawab selengkapnya nanti). Sentralisasi fungsi-fungsi yang paling konspiratif dalam
sebuah organisasi kaum revolusioner taka akan mengurangi, tapi malah menambah luas dan
mempertinggi mutu aktivitas sejumlah besar organisasi lainnya yang diperuntukkan bagi umum yang
luas dan oleh karena itu selonggar mungkin dan sedapat-dapatnya tidak konspiratif, seperti serikat-
serikat kaum buruh, lingkaran-lingkaran pendidikan sendiri buruh dan lingkaran-lingkaran untuk
pembacaan literatur ilegal, lingkaran-lingkaran sosialis dan juga lingkaran-lingkaran demokratis di
kalangan semua lapisan penduduk lainnya, dst, dst. Kita harus mempunyai lingkaran-lingkaran,
serikat-serikat buruh dan organisasi sedemikian itu dimana-mana dalam jumlah sebanyak mungkin
dan dengan fungsi yang sangat beraneka warna; tetapi sunguh nonsen dan membahayakan jika
mencampuradukkan lingkaran-lingkaran tersebut dengan organisasi kaum revolusioner, jika
menghapuskan garis pemisah di antara mereka, jika lebih memburamkan lagi pengertian massa yang
sudah luar biasa kaburnya itu mengenai hal bahwa untuk mengabdi kepada gerakan massa kita
harus mempunyai orang-orang yang khusus membaktikan diri sepenuh hati pada aktivitas-aktivitas
sosial-demokratis, dan bahwa orang-orang itu harus melatih diri dengan sabar dan tekun menjadi
orang-orang revolusioner professional.
Ya, pengertian ini telah menjadi luar biasa kaburnya. Dosa kita yang terbesar mengenai organisasi
ialah bahwa dengan kerajinan-tanganisme kita, kita telah memerosotkan prestise kaum
revolusioner di Rusia. Seseorang yang lembek dan goyah dalam soal-soal teori, yang mempunyai
pandangan picik, yang mengemukakan spontanitas massa sebagai dalih bagi kemlempemannya
sendiri, yang lebih mirip seorang sekretaris buruh daripada mimbar rakyat, yang tidak sanggup
mengajukan suatu rencana yang luas dan berani yang akan menimbulkan rasa hormat bahkan pada
lawan-lawan pun, dan yang tak berpengalaman dan kaku dalam seni professionalnya sendiriseni
perjuangan melawan polisi politiknah, orang demikian itu bukanlah seorang revolusioner
melainkan seorang tukang kerajinan-tangan yang menyedihkan!
Hendaknya jangan ada seorang pekerja praktis yang merasa tersinggung karena kata-kata yang terus
terang ini, karena mengenai latihan yang tak cukup, saya terapkan kata-kata itu pertama-tama dan
terutama pada diri saya sendiri. Saya pernah bekerja di sebuah lingkaran [83] yang mengajukan
untuk dirinya sendiri tugas-tugas yang sangat luas, yang menyeluruh; dan kami semua, anggota-
anggota lingkaran itu, merasa pedih, perih, karena menyadari bahwa kami ternyata adalah tukang
kerajinan tangan pada saat sejarah tatkala kita semestinya dapat mengatakan, dengan menubah kata-
kata seloka yang terkenal: Berilah kami sebuah organisasi kaum revolusioner, maka Rusia akan
kami jungkir-balikkan! Dan semakin sering saya teringat pada rasa malu yang membakar yang saya
alami pada waktu itu, maka semakin pahitlah perasaan saya terhadap orang-orang sosial-demokrat
gadungan yang khotbah-khotbahnya menodai martabat seorang revolusioner, yang tidak megnerti
bahwa kita bukanlah membela pemerosotan seorang revolusioner ke tingkat tukang kerajinan
tangan, melainkan meningkatkan tukang-tukang kerajinan tangan itu ke taraf kaum revolusioner.
INCOMPLETE

Catatan:
[*21] Tanda bukti--Red
[76] Pogrompembantaian dan perampokan secara terorganisasi.
[*22] Semua kursif dari kami.
[77] Yang dimaksud ialah Grup Buruh Untuk Perjuangan Melawan Kapital, suatu grup kecil yang
pandangan-pandangannya mendekati pandangan-pandangan kaum kaum ekonomis; dibentuk di
Petersburg dalam musim semi tahun 1899. grup itu mengeluarkan surat sebaran yang distensil
Program kita yang tidak sempat disebarkan karena ditangkapnya grup itu.
[*23] Rabochaya Misl dan Rabocheye Dyelo, terutama Jawaban kepada Plekhanov.
[*24] Brosur Siapa yang Akan Melakukan Revolusi Politik? dalam kumpulan karangan yang
diterbitkan di Rusia, berjudul Perjuangan Proletar. Diterbitkan oleh Comite Kiev.
[*25] Kehidupan kembali revolusionisme dan Swaboda.
[78] Narcissus adalah nama tokoh dalam mitologi Yunani yang begitu bangga akan ketampanannya
sehingga ia menolak cinta semua dewi. Untuk menghukumnya, Aphrodite, yaitu Dewi Cinta,
menjadikan Narcissus jatuh cinta kepada bayang-bayangnya sendiri dalam air, yang dia tatap
sehingga merana dan mati. Disini Lenin menggunakan kata itu dalam arti kesombongan.
[79] V.I. Lenin, Kumpulan Karya, edisi Rusia ke-4, Jilid 5, hlm.6.
[80] N. N. S. N. Prokopowic, seorang ekonomis yang aktif dan kemudian menjadi seorang Kadet.
[81] lose (Jerman)bebas (lepas, longgar, kendor)
[82] Ajanasi Iwanowic dan Pulkheria Iwanovnapemilik-pemilik tanah daerah kecil dalam buku
Gogol Pemilik-Pemilik Tanah Dunia Lama.
[*26] Perjuangan Iskra melawan rerumputan itu membangkitkan ledakan amarah pada pihak
Raboceye Dyelo sebagai berikut: Bagi Iskra, tanda-tanda zaman tidak terletak pada peristiwa-
peristiwa besar (peristiwa-peristiwa pada musim semi), tetapi terletak pada usaha menyedihkan dari
agen-agen Zubatov untuk melegalkan gerakan buruh. Ia tidak melihat bahwa fakta-fakta ini
membantahnya; karena fakta-fakta itu membuktikan bahwa gerakan buruh telah samapai pada skala
yang mengancam di mata pemerintah (Dua Kongres, hlm. 27). Atas kesemuanya ini kita harus
menyalahkan dogmatisme dari orang-orang ortodoks yang tuli terhadap tuntutan-tuntutan hidup
yang mendesak. Mereka dengan keras kepala tidak mau melihat gandum yang setinggi satu yar dan
membabat rerumputan yang setinggi satu inci! Tidakkah ini memperlihatkan suatu pengertian yang
diputar-balik mengenai perspektif gerakan buruh Rusia? (Ibid, hlm. 27)
[*27] Kebingungan karena kelimpahan-- Red
[*28] Di sini kita hanya menyatakan bahwa semua yang telah kita katakan tentang pendorongan
dari luar dan pembicaraan-pembicaraan Swoboda lainnya tentang organisasi seluruhnya berlaku bagi
semua ekonomis, temasuk Raboceye Dyelo-is, karena mereka sendiri dengan aktif telah
mengkhotbahkan dan membela pandangan-pandangan demikian mengenai organisasi, ataupun telah
hanyut ke dalam pandangan-pandangan itu.
[*29] Istilah yang terakhir ini mungkin lebih kena buat Swoboda daripada istilah yang pertama,
karena dalam sebuah artikel yang berjudul Kelahiran Kembali Revolusionisme ia membela
terorisme, sedang dalam artikel yang sedang dikupas ini ia membela ekonomisme. Orang pada
umumnya bisa mengatakan tentang Swoboda bahwa ia mau jika bisa, tetapi ia tidak bisa. Kemauan
dan niatnya sangat baiktetapi hailnya serba kacau; kacau terutama karena kenyataan bahwa
Swoboda sementara membela kesinambungan organisasi, ia tidak mau tahu akan kesinambungan
pikiran revolusioner dan teori sosial-demokratis. Ia hendak menghidupkan kembali orang
revolusioner professional (Kelahiran Kembali Revolusionisme) dan untuk tujuan itu mengusulkan,
pertama, terorisme yang merangsang, dan keuda, suatu organisasi dari kaum buruh rata-rata
(Swoboda No. 1, hlm. 66 dan berikutnya), yang sesedikit mungkin didorong dari luar. Ini berarti,
sesungguhnya, untuk memanaskan rumah, maka rumah itu dirobohkan supaya kayu-kayunya dapat
dijadikan kayu bakar.
[83] Yang Lenin maksudkan ialah aktivitas revolusionernya di Petersburg dalam tahun 1893-1895.

BAB V: "RENCANA" UNTUK SURAT KABAR POLITIK SE-RUSIA: BELUM ADA


Kesimpulan
Sejarah sosial-demokrasi Rusia dapat dibagi dengan jelas dalam tiga periode:
Periode pertama meliputi kira-kira sepuluh tahun, kira-kira dari tahun 1884 sampai pada tahun
1894. Ini adalah periode kelahiran dan konsolidasi teori dan program sosial-demokrasi. Jumlah
pengikut aliran baru di Rusia dapat dihitung dengan jari. Sosial-demokrasi ada tanpa gerakan buruh;
sebagai suatu partai politik ia megnalami proses perkembangan embrional.
Periode kedua mencakup tiga atau empat tahun1894-1898. Dalam periode ini sosial-demokrasi
lahir sebagai gerakan sosial, sebagai kebangkitan massa rakyat, sebagai partai politik. Ini adalah
periode masa kanak-kanak dan masa remajanya. Dengan kecepatan bagaikan wabah menjalarlah di
kalangan intelijensia suatu kegairahan umum untuk menentang Narodisme dan masuk ke kalangan
buruh; suatu kegairahan umum di kalangan kaum buruh untuk aksi mogok. Gerakan itu memperoleh
sukses-sukses maha besar. mayoritas terbesar para pemimpinnya adalah orang-orang yang masih
muda sekali yang masih jauh di bawah usia tiga puluh lima tahun yang rupanya bagi Tuan N.
Mikhailovski merupakan semacam garis batas yang wajar. Berhubung dengan kemudaan mereka,
maka ternyatalah mereka tidak terlatih untuk pekerjaan praktis dan mereka turun panggung dengan
sangat cepatnya. Tetapi dalam kebanyakan hal ruang lingkup pekerjaan mereka luas sekali. Banyak
di antara mereka mulai berpikir secara revolusioner sebagai pengikut-pengikut Narodnaya Wolya.
Hampir semua mereka dalam awal masa mudanya dengan gairah memuja-muja pahlawan teroris.
Untuk membuang kesan-kesan yang mempesonakan dari tradisi-tradisi heroik ini diperlukan
perjuangan, dan dibarengi dengan pemutusan hubungan dengan orang-orang yang bertekad bulat
untuk tetap setia pada Narodnaya Wolya dan yang sangat dihormati oleh kaum sosial-demokrat yang
masih muda itu. Perjuangan itu memaksa mereka belajar, membaca literatur ilegal dari berbagai
macam aliran dan dengan seksama mempelajari soal-soal Narodisme legal. Terlatih dalam
perjuangan ini, kaum sosial-demokrat masuk gerakan buruh tanpa barang sesaat pun melupakan
baik teori Marxisme yang dengan terang menyinari jalan mereka maupun tugas menggulingkan
otokrasi. Pembentukan Partai dalam musim semi tahun 1898 adalah tindakan yang paling menonjol
dan bersamaan itu tindakan yang terakhir dari kaum sosial-demokrat dalam periode ini.
Periode ketiga, sebagaimana telah kita lihat, dipersiapkan dalam tahun 1897 dan secara definitif
mengganti periode yang kedua dalam tahun 1898 (1898- ?). ini adalah suatu periode perpecahan,
keterpecahbelahan dan kebimbangan. Dalam masa keremajaan suara orang menjadi pecah. Demikian
pula, dalam periode ini, suara sosial-demokrasi Rusia mulai pecah, suaranya mulai kedengaran
sumbangdi satu pihak, dalam tulisan-tulisan Tuan Struwe dan Prokopowic, Bulgakov dan
Berdyaev, dan di pihak lain, dalam tulsian-tulisan W. I n dan R. M, B. kricevski dan Martinov.
Tetapi hanya para pemimpinlah yang berjalan lambat dengan susah payah sendiri-sendiri dan mundur;
gerakan itu sendiri terus tumbuh, dan mju dengan langkah-langkah maha besar. Perjuangan proletar
meluas merembet ke lapisan-lapisan baru kaum buruh, meluas ke seluruh Rusia dan bersamaan itu
secara tak langsung mendorong kehidupan kembali semangat demokratis di kalangan mahasiswa dan
di kalangan lapisan-lapisan penduduk lainnya. Akan tetapi tetapi kesadaran para pemimpin tidak
memadai keluasan dan kekuatan kebangkitan yang spontan itu; di kalangan kaum sosial-demokrat
berdominasi suatu tipe laintipe aktivis yang telah terdidik hampir hanya berdsarkan literatur
Marxis legal semata-mata dan literatur ini semakin tidak cukup dengan spontanitas massa menurut
kesedaran yang semakin tinggi dari para pemimpin. Para pemimpin itu ternyata tidak hanya
terbelakang baik di bidang teori (kebebasan mengkritik) maupun di bidang praktek (kerajinan-
tanganisme), tetapi juga mencoba membela keterbelakangan mereka itu dengan segala argumen
yang bombastik. Sosial-demokratisme dimerosotkan ke tingkat trade-unionisme oleh kaum
Brentanois dalam literatur legal, dan oleh kaum khwostis dalam literatur ilegal. Program Credo
mulai dilaksanakan, terutama ketika kerajinan-tanganisme kaaum sosial-demokrat menyebabkan
hidupnya kembali kecenderungan-kecenderungan revolusioner non-sosial-demokratis.
Dan jika pembaca mencerca saya karena telah membicarakan tentang Raboceye Dyelo secara
terlampau mendetail, maka akan saya jwab: Raboceye Dyelo telah memperoleh arti sejarah karena
ia yang paling menyolok mencerminkan jiwa periode yang ketiga [*] ini. Bukanlah R. M. yang
konsekwen itu melainkan orang-orang sebangsa Kricevski dan Martinov yang angin-anginan yang
dapat secara tepat mengungkapkan perpecahan dan kebimbangan, kesediaan memberikan konsesi-
konsesi kepada kritik, kepada ekonomisme dan kepada terorisme. Bukanlah sikap memandang
rendah yang luhur terhadap pekerjaan praktis yang diperlihatkan oleh seorang pemuja keabsolutan
yang merupakan sifat khas periode ini, melainkan justru pemaduan praktisisme remeh-temeh dengan
sikap acuh tak acuh sama sekali terhadap teori. Pahlawan-pahlawan periode ini lebih banyak
melakukan pemvulgeran kata-kata besar daripada menolaknya mentah-mentah; sosialisme ilmiah
tidak lagi menjadi teori revolusioner yang utuh tetapi menjadi semacam gado-gado yang dengan
bebas diencerkan dengan isi setiap buku pelajaran Jerman yang baru; semboyan perjuangan klas
tidak mendorong mereka maju ke aktivitas yang semakin luas dan semakin giat, tetapi menjadi obat
penenang, karena perjuangan ekonomi berhubungan secara tak terpisahkan dengan perjuangan
politik; ide tentang partai tidak menjadi seruan untuk membentuk organisasi militan kaum
revolusioner, tetapi digunakan untuk membenarkan sesuatu macam birokrasi revolusioner dan
permainan dengan bentuk-bentuk demokrasi secara kekanak-kanakan.
Bilamana periode ketiga ini akan berakhir dan bilamana akan mulai periode keempat tak tahulah kita
(bagaimanapun juga ia sudah dialamatkan oleh banyak gelagat). Kita sedang beralih dari bidang
sejarah ke bidang masa kini dan sebagian masa depan. Tetapi kita percaya dengan teguh bahwa
periode keempat akan membawa pengkonsolidasian Marxisme militan, bahwa sosial-demokrasi
Rusia akan keluar dari krisis dan menjadi lebih kuat serta lebih dewasa, bahwa barisan belakang
oportunis akan diganti oleh barisan pelopor sejati dari klas yang paling revolusioner.
Dalam artian menyerukan pengantian demikian itu dan menyimpulkan semua yang telah diuraikan
di atas, maka atas pertanyaan: Apa yang harus dikerjakan ? kita dapat memberi jawaban singkat
berikut:
Likwidasi Periode Ketiga.

Catatan:
[*] Saya juga dapat menjawab pepatah Jerman: Den Sack schlgt man, den Esel meint man, atau
dalam pepatah Rusia; kucing yang dipukul, menantu yang digertak. Bukan Raboceye Dyelo saja,
melainkan juga massa luas pekerja praktis dan ahli teori yang terpikat kritik yang sedang menjadi
mode, mereka menjadi bingung mengenai soal spontanitas dan tergelincir dari konsepsi sosial-
demokratis ke konsepsi trade-unionis tentang tugas-tugas politik dan keorganisasian kita.
TAMBAHAN[97]:
USAHA MEMPERSATUKAN ISKRA DENGAN RABOCEYE DYELO
Sekarang kita tinggal menguraikan taktik yang diambil dan dijalankan dengan konsekwen oleh Iskra
dalam hubungan-hubungan keorganisasiannya dengan Raboceye Dyelo. Taktik ini sudah dinyatakan
selengkapnya dalam Iskra No. 1, dalam sebuah artikel Perpecahan Dalam Perserikatan Kaum
Sosial-Demokrat Rusia Di Luar Negeri"[*1]. Sejak semula kita berpendirian bahwa Perserikatan
Kaum Sosial-Demokrat Di Luar Negeri yang sebenarnya, yang dalam kongres pertama Partai kita
diakui sebagai wakilnya di luar negeri, telah pecah menjadi dua organisasi; bahwa soal perwakilan
Partai tetap merupakan suatu soal yang masih terkatung-katung, karena baru diselesaikan untuk
sementara waktu dan bersyarat dengan terpilihnya dalam Kongres Internasional di Paris dua anggota
dari Rusia untuk Biro Sosialis Internasional, seorang dari masing-masing golongan dari Perserikatan
yang sudah pecah itu. Kita telah menyatakan bahwa pada hakekatnya Raboceye Dyelo salah; secara
prinsip kita dengan tegas memihak grup Pembebasan Kerja, tetapi bersamaan itu kita menolak
mempersoalkan detail-detail perepecahan itu dan mencatat jasa-jasa Perserikatan di bidang pekerjaan
praktis semata-mata [*2].
Karena itu, sikap kita, sampai pada batas tertentu, adalah sikap menunggu; kita memberi konsesi
kepada pendapat-pendapat yang berdominasi di kalangan mayoritas kaum sosial-demokrat Rusia
bahwa lawan-lawan yang paling gigih ekonomisme dapat bekerja bergandengan tangan dengan
Perserikatan karena Perserikatan itu telah sering menyatakan persetujuannya secara prinsip dengan
grup Pembebasan Kerja, tanpa, rupanya, menuntut kebebasan mengenai soal-soal teori dan taktik
yang fundamental. Kebenaran sikap kita secara tak langsung dibuktikan oleh kenyataan bahwa
hampir berbarengan dengan terbitnya nomor pertama Iskra(Desember 1900) tiga anggota yang
memisahkan diri dari Perserikatan dan yang membentuk apa yang dinamakan Grup Pemrakarsa
dan menawarkan jasa-jasa mereka: (1) kepada seksi luar negeri dari organisasi Iskra, (2) kepada
Organisasi Sotsial-Demokrat Revolusioner, dan (3) kepada Perserikatan, sebagai perantara dalam
perundingan-perundingan untuk perdamaian. Dua organisasi yang pertama segera memaklumkan
persetujuan mereka, yang ketigamenolak. Benar, ketika seorang pembicara membentangkan
fakta-fakta ini dalam Kongres Persatuan tahun yang lalu, seorang anggota Pengurus Perserikatan
menyatakan bahwa penolakan mereka atas tawaran itu semata-mata karena kenyataan bahwa
Perserikatan tidak puas dengan komposisi Grup Pemrakarsa itu. Akan tetapi sementara saya
menganggap sebagai kewajiban saya mengutip penjelasan ini, saya tidak bisa untuk tidak menyatakan
pendapat bahwa penjelasan ini tidak memuaskan: mengetahui bahwa dua organisasi telah sepakat
untuk mengadakan perundingan-perundingan, Perserikatan semestinya dapat mendekati mereka
melalui perantara lain atau secara langsung.
Dalam musim semi tahun 1901 baik Zarya (No. 1, April) maupun Iskra (No. 4, Mei) mengadakan
polemik terbuka dengan Raboceye Dyelo [98]. Iskra terutama menyerang pembelokan sejarah
yang dilakukan oleh Raboceye Dyelo yang, dalam lampirannya pada bulan April, yaitu sesudah
peristiwa-peristiwa musim semi, menampakkan kegoyangan mengenai keranjingan pada teror dan
seruan-seruan berdarah. Walaupun ada polemik-polemik itu, Perserikatan setuju memulai lagi
perundingan-perundingan untuk perdamaian melalui perantaraan suatu grup pendamai baru. Dalam
bulan Juni berlangsung konferensipendahuluan dari para wakil ketiga organisasi tersebut di atas dan
disusunlah suatu rancangan perjanjian atas dasar persetujuan mengenai prinsip-prinsip yang sangat
terperinci yang dimuat oleh Perserikatan dalam brosur Dua Kongres dan oleh Liga dalam brosur
Dokumen-Dokumen Kongres Persatuan.
Isi persetujuan mengenai prinsip-prinsip ini (atau sebagaimana lebih sering dinamakan, Resolusi-
Resolusi Konferensi Juni) menunjukkan dengan jelas bahwa kita telah mengajukan sebagai syarat
mutlak persatuan ialah penolakan yang setegas-tegasnya terhadap dan segala manifestasi
oportunisme pada umumnya dan oportunisme Rusia pada khususnya. Pasal 1 berbunyi: Kami
menolak setiap usaha untuk memasukkan oportunisme ke dalam perjuangan klas proletariatusaha-
usaha yang telah diungkapkan dalam apa yang dinamakan ekonomisme, Bersnsteinisme,
Millerandisme, dsbnya.. bidang aktivitas sosial-demokrasi meliputi perjuangan ideologi
menentang semua lawan Marxisme revolusioner (4, c); Di setiap bidang aktivitas keorganisasian
dan agitasi sosial-demokrasi tidak boleh barang sesaatpun lupa bahwa tugas proletariat Rusia yang
terdekat ialahmenggulingkan otokrasi (5, a); ..agitasi, tidak hanya atas dasar perjuangan
sehari-hari antara kerja upahan dengan kapital (5, b); tidak mengakui suatu tingkat
perjuangan ekonomi semata-mata dan tingkat perjuangan untuk tuntutan politik sebagian-sebagian
(5, c); .kami menganggap penting bagi gerakan untuk mengkritik kecenderungan-kecenderungan
yang mengangkat keelementeran dan kepicikan bentuk-bentuk rendah gerakan sebagai suatu
prinsip (5, d). Bahkan orang luar sama sekalipun, yang telah membaca resolusi-resolusi itu dengan
agak teliti, akan melihat dari perumusannya saja bahwa resolusi-resolusi itu ditujukan kepada orang-
orang yang menjadi oportunis dan ekonomis yang, sekalipun untuk sesaat, melupakan tugas
menggulingkan otokrasi, yang mengakui teori tingkat-tingkat, yang telah mengangkat kepicikan
menjadi suatu prinsip, dsb. Dan siapapun juga yang sedikit saja mengetahui polemik-polemik yang
dilakukan oleh grup Pembebasan Kerja, Zarya dan Iskra terhadap Raboceye Dyelo, sesaatpun tidak
dapat menyangsikan bahwa resolusi-resolusi itu, pasal demi pasal, menolak justru kesalahan-
kesalahan yang telah dilakukan Raboceye Dyelo. Karena itu, ketika salah seorang anggota
Perserikatan menyatakan dalam Kongres Persatuan bahwa artikel-artikel dalam Raboceye Dyelo
No. 10 didorong bukan oleh pembelokan sejarah baru pada pihak Perserikatan, melainkan oleh
keabstrakan yang keterlaluan dari resolusi itu [*3], maka hal ini sudah sepantasnyalah
ditertawakan oleh salah seorang pembicara. Resolusi-resolusi itu bukan hanya tidak abstrak, katanya,
tetapi bahkan luar biasa konkritnya; membaca resolusi-resolusi itu sepintas kilas saja sudahlah cukup
untuk mengetahui bahwa resolusi-resolusi tersebut dimaksudkan untuk menangkap seseorang.
Pernyataan ini menjadi sebab terjadinya episode yang khas dalam kongres itu. Di satu pihak , B.
Kricevsky segera mencekam kata menangkap dengan mengira ini adalah selip lidah yang
menyingkapkan maksud-maksud jahat kita (memasang perangkap) dan dengan penuh perasaan
berseru: Siapakah yang hendak mereka tangkap, siapa gerangan? Ya siapakah sesungguhnya?
tanya Plekhanov dengan ironis . Saya akan bantu kawan Plekhanov yang kurang pandai menebak,
jawab B Kricevsky. Akan saya terangkan kepadanya bahwa yang mau ditangkap ialah dewan
redaksi Roboceye Dyelo (ruang sidang riuh gelak tawa terbahak-bahak ).Tetapi kami tidak
membiarkan diri kami tertangkap ! (Komentar dari kiri : semakin celaka bagi kalian!). Di pihak
lain seseorang anggota dari group Borba (suatu grup pendamai ), dalam menentang amandemen-
amandemen Perserikatan pada resolusi-resolusi itu dan dalam keinginannya untuk membela
pembicara kita , menyatakan bahwa rupanya kita kata kata menangkap itu terlontar secara tidak
sengaja dalam panas-panasnya polemik.
Dari pihak saya, saya berpendapat bahwa pembelaan demikian itu bagi pembicara yang
menggunakan kata-kata yang sedang di bahas itu tidak akan menyenangkan. Saya berpendapat kata-
kata menangkap seseorang adalah kata-kata yang di ucapkan dengan kelakar tetapi yang
dipikirkan dengan serius: kita selalu menuduh Raboceye Dyelo tidak teguh , bimbang dan karena
itu, tentu saja, kita harus berusaha menangkapnya untuk menghentikan kebimbangannya ini.
Sedikit pun tak ada terbayang maksud jahat dalam hal ini, karena soalnya mengenai ketidakteguhan
dalam prinsip. Dan kita berhasil menangkap Perserikatan secara kawan [*4] sedemikian rupa
sehingga B.Kricevsky sendiri dan seorang anggota lagi dari Pengurus Perserikatan menandatangani
resolusi-resolusi Juni.
Artikel-artikel dalam Raboceye Dyelo No.10 (kawan-kawan kita melihat nomor ini untuk pertama
kali ketika mereka sampai di kongres, beberapa hari sebelum sidang-sidang di mulai) , menunjukkan
dengan jelas bahwa suatu pembelokan baru telah terjadi dalam Perserikatan dalam masa antara
musim panas dan musim rontok: kaum ekonomis telah unggul lagi , dan dewan redaksi yang berubah
menurut kemana angin berembus, mulai membela lagi kaum Bernsteinis yang paling karatandan
kebebasan mengkritik, membela spontanitas dan melalui mulut Martinov, mengkhotbakan teori
membatasi lingkungan pengaruh politik kita (katanya dengan maksud membuat pengaruh ini
menjadi lebih rumit) . Sekali lagi pendapat Pavrus yang jitu bahwa sulit menangkap seorang
oportunis dengan suatu rumus, terbukti benar. Seorang oportunis dengan mudah menyetujui
sembarangrumus dan semudah itu pula meninggalkannya, karena oportunisme itu justru ketiadaan
prinsip-prinsip yang pasti dan teguh. Hari ini kaum oportunis menolak segala usaha memasukkan
oportunisme, menolak segala kepicikan, dengan khidmat berjanji tak akan barang sesaatpun
melupakan tugas menggulingkan otokrasi, melakukan agitasi tidak hanya atas dasar perjuangan
sehari-hari antara kerja upahan dengan kapital, dst, dst. Tetapi esoknya mereka mengubah bentuk
pernyataan mereka dan kembali pada muslihat lama mereka dengan dalih membela spontanitas dan
gerak majunya perjuangan sehari-hari yang boyak, menyanjung-nyanjung tuntutan-tuntutan yang
menjanjikan hasil-hasil yang nyata berwujud, dsbnya. Dengan terus menegaskan bahwa dalam
artikel-artikel dalam No. 10 Perserikatan baik di masa lalu maupun sekarang tidak melihat sesuatu
penyimpangan secara bidah prinsip-prinsip umum rncangan yang diterima dalam konferensi (Dua
Kongres, hlm.26), maka Perserikatan hanyalah memperlihatkan tidak adanya sama sekali
kemampuan atau keengganan untuk memahami hakekat perbedaan-perbedaan pendapat.
Sesudah keluarnya Raboceye Dyelo No. 10, kita hanya dapat melakukan satu usaha saja: membuka
diskusi umum guna memastikan apakah semua anggota Perserikatan setuju dengan artikel-artikel ini
dan dengan dewan redaksinya. Perserikatan teristimewa tidak senang dengan kita karena hal ini dan
menuduh kita berusaha menabur benih perpecahan dalam Perserikatan, turut campur dalam urusan
orang lain, dsb. Tuduhan-tuduhan ini terang tidak beralasan karena dengan dewan redaksi pilihan
yang berputar haluan ke mana saja angin berembus, bagaimanapun lemahnya angin ini, segala-
galanya bergantung justru pada arah angin, dan kita tentukan arah itu dalam sidang-sidang tertutup
dimana tak seorang pun hadir kecuali anggota-anggota organisasi-organisasi yang berniat bersatu.
Amandemen-amandemen pada resolusi-resolusi Juni yang diajukan atas nama perserikatan telah
melenyapkan bayangan terakhir harapan tercapainya kata sepakat. Amandemen-amandemen itu
merupakan bukti dokumenter pembelokan baru ke ekonomisme dan kenyataan bahwa mayoritas
anggota Perserikatan sependapat dengan Raboceye Dyelo No. 10. Diajukan supaya kata-kata apa
yang dinamakan ekonomisme dicoret dari kaitannya dengan manifestasi-manifestasi oportunisme
(dengan dalih arti empat kata ini samar-samartetapi sekiranya demikian motifnya, maka
konsekwensinya adalah orang harus lebih tepat mendefinisi hakekat kesalahan yang sudah meluas),
dan mencoret Millerandisme (meskipun B. Kricevski membelanya dalam Raboceye Dyelo No. 2-3,
hlm. 83-84) dan lebih terang-terangan lagi dalam Vorwarts [*5]. Walaupun kenyataan bahwa
resolusi-resolusi Juni itu dengan tegas menunjukkan bahwa tugas sosial-demokrasi adalah
memimpin setiap manifestasi perjuangan proletariat menentang segala bentuk penindasan politik,
ekonomi dan sosial, dengan demikian menuntut adanya keberencanaan dan persatuan dalam semua
manifestasi perjuangan ini. Perserikatan menambah lagi kata-kata yang sama sekali tidak perlu yaitu
bahwa perjuangan ekonomi merupakan pendorong yang perkasa bagi gerakan massa (dengan
sendirinya, kata-kata ini tak dapat dibantah, tetapi dengan adanya ekonomisme yang sempit, ini tidak
bisa tidak memberi alasan untuk interpretasi yang keliru). Selain itu, bahkan penyempitan politik
secara langsung dimasukkan ke dalam resolusi-resolusi Juni, baik dengan dicoretnya kata-kata
barang sesaat pun (tidak melupakan tujuan menggulingkan otokrasi) maupun dengan
ditambahkannya kata-kata perjuangan ekonomi merupakan jalan yang paling luas dapat digunakan
untuk menarik massa ke dalam perjuangan politik yang aktif. Tentu saja sesudah dimasukkannya
amandemen-amandemen demikian itu semua pembicara dari pihak kita, satu demi satu, menolak
berbicara, menganggap sama-sekali tidak ada gunanya meneruskan perundingan-perundingandengan
orang-orang yang membelok lagi ke ekonomisme dan yang berusaha menjamin bagi diri mereka
sendiri kemerdekaan untuk bimbang.
Justru dipertahankannya wajah bebas dan otonomi Raboceye Dyelo yang dianggap oleh
Perserikatan sebagai sine qua non [*6] bagi kekokohan persetujuan kita yang akan datang, yang
dipandang oleh Iskra sebagai batu penghalang bagi persetujuan (Dua Kongres, hlm. 250. Ini sangat
tidak tepat. Kita tidak pernah melakukan makar menentang otonomi [*7] Raboceye Dyelo. Kita
memang mutlak menolak mengakui kebebasan wajahnya, jika dengan wajah bebas itu
dimaksudkan kebebasan mengenai soal-soal prinsip yang bertalian dengan teori dan taktik: Resolusi-
resolusi Juni memang secara mutlak menolak mengakui kebebasan wajah demikian itu karena,
dalam praktek, wajah bebas demikian itu selalu berarti, sebagaimana telah kita tunjukkan, segala
macam kebimbangan yang memupuk perpecahan yang berdominasi di kalangan kita dan yang tak
dapat dibiarkan dilihat dari segi Partai. Dengan artikel-artikel dalam No. 10 dan dengan
amandemen-amandemen itu Raboceye Dyelo jelas memperlihatkan keinginannya mempertahankan
justru kebebasan wajah semacam ini, dan keinginan yang demikian itu tentu saja dan tak terelakkan
membawa perpecahan dan pernyataan perang. Tetapi kita semua bersedia mengakui wajah bebas
dari Raboceye Dyelo dalam arti bahwa ia harus memusatkan diri pada fungsi-fungsi ini secara tepat
dengan sendirinya meminta: 1) majalah keilmuan, 2) surat kabar politik, dan 3) kumpulan artikel
yang populer, dan brosur-brosur yang populer. Hanya dengan menyetujui pembagian fungsi yang
demikianlah Raboceye Dyelo akan membuktikan bahwa ia dengan tulus hati ingin meninggalkan
sekalidan selama-lamanya kesalahan-kesalahannya yang menjadi sasaran resolusi-resolusi Juni.
Hanya pembagian fungsi yang demikianlah yang akan melenyapkan segala kemungkinan perselisihan
dan secara efektif akan menjamin persetujuan yang kokoh yang bersamaan itu akan menjadi dasar
bagi kebangkitan baru dan sukses-sukses baru gerakan kita.
Sekarang tak ada sosial-demokrat Rusia satu pun yang dapat menyangsikan lagi bahwa perpecahan
yang definitif antara kecenderungan revolusioner dengan kecenderungan oportunis ditimbulkan
bukan oleh sesuatu keadaan keorganisasian, melainkan oleh keinginan kaum oportunis untuk
mengkonsolidasi wajah bebas oportunisme dan untuk terus menimbulkan kekusutan pikiran dengan
uraian-uraian panjang lebar orang-orang sebangsa Kricevski dan Martinov.
Catatan:
[97] Tambahan ini dihilangkan oleh Lenin ketika Apa Yang Harus Dikerjakan ? diterbitkan lagi
dalam tahun 1907 dalam kumpulan Dua Belas Tahun.
[*1] Lihat Kumpulan Karya, edisi Rusia ke-4, Jilid 4, hlm. 553-554Red.
[*2] Penilaian kita mengenai perpecahan itu tidak hanya berdasarkan pembacaan literatur mengenai
pokok persoalan itu tetapi juga berdasarkan bahan-bahan keterangan yang dikumpulkan di luar
negeri oleh beberapa anggota organisasi kita.
[98] V. I. Lenin, Kumpulan Karya, edisi Rusia ke-4, Moskow,1946, Jilid 5, hlm. 1-12.
[*3] Pernyataan ini diulangi lagi dalam Dua Kongres, hlm. 25.
[*4] Tepatnya: dalam prakata resolusi-resolusi Juni kita katakan bahwa sosial-demokrasi di Rusia
secara keseluruhan selelu berdiri di atas prinsip-prinsip group Pembebasan Kerja dan bahwa jasa
perserikatan yang terutama ialah aktivitasnya di bidang penerbitan dan pengorganisasian. Dengan
kata-kata lain, kita menyatakan kesediaan kita sepenuhnya untuk melupakan semua yang sudah lewat
dan mengakui kemanfaatan (untuk usaha) pekerjaan kawan-kawan kita dari Perserikatan dengan
syarat bahwa ia menghentikan sama sekali kebimbangan yang telah kita usahakan untuk
menangkapnya. Setiap orang yang tidak memihak setelah membaca resolusi-resolusi Juni hanya
akan menafsiran demikian. Jika Perserikatan sekarang, setelah menimbulkan perpecahan dengan
pembelokannya yang baru ke ekonomisme (dalam artikel artikelnya dalam No.10 dan dalam
amandemen-emandemennya ) , sekarang secara khidmat menuduh kita berbohong (Dua Kongres,
hlm. 30) karena apa yang telah kita katakan tentang jasa-jasanya , maka sudah barang tentu tuduhan
demikian itu hanyalah dapat membikin orang tersenyum.
[*5] Suatu polemik mengenai persoalan ini telah dimuali dalam Vorwarts antara redakturnya yang
sekarang, Kautsky, dengan Zarya. Kita pasti akan menyampaikan polemik ini kepada pembaca
Rusia[99]
[99] Iskra no. 18 (10 Maret 1902) dalam rubriknya Dari Partai memuat artikel Polemik Zarya
dengan Vorwarts yang menyimpulkan polemik itu.
[*6] Mutlak perlu.Red.
[*7] Yaitu, jika konsultasi-konsultasi redaksi berkaitan dengan pembentukan suatu dewan tertinggi
bersama dari gabungan organisasi-organisasi tida dipandang sebagai suatu pembatasan terhadap
otonomi; dan ini disetujui Raboceye Dyelo dalam bulan Juni.
KOREKSI ATAS APA YANG HARUS DIKERJAKAN ?
Grup pemrakarsa yang saya bicarakan dalam brosur Apa Yang Harus Dikerjakan?, hlm. 141, telah
minta kepada saya supaya membuat koreksi berikut atas uraian saya mengenai peranan yang mereka
lakukan dalam usaha mendamaikan organisasi-organisasi sosial-demokrat di luar negeri: Dari ketiga
anggota grup ini, hanyalah seorang yang keluar dari Perserikatan dalam tahun 1901, baru sesudah
mereka menjadi yakin bahwa tidaklah mungkin mendapatkan persetujuan dari Perserikatan guna
mengadakan konferensi dengan organisasi Iskra di luar negeri dan Organisasi Sotsial-Demokrat
Revolusioner, yaitu apa yang telah diusulkan oleh Grup Pemrakarsa. Pengurus Perserikatan mula-
mula menolak usul ini, dengan memberi alasan bagi penolakannya bahwa orang-orang yang menjadi
anggota Grup Pemrakarsa itu tidak kompeten bertindak selaku perantara dan menyatakan
keinginannya untuk mengadakan hubungan langsung dengan organisasi Iskra di luar negeri. Akan
tetapi tak lama kemudian Pengurus Perserikatan memberitahukan kepada Grup Pemrakarsa bahwa
sesudah keluarnya Iskra nomor pertama yang memuat tulisan singkat tentang perpecahan di dalam
Perserikatan, ia telah mengubah keputusannya dan tidak lagi ingin mengadakan hubungan dengan
Iskra. Sesudah itu, bagaimana orang dapat menjelaskan pernyataan seorang anggota Pengurus
Perserikatan bahwa penolakan Perserikatan terhadap konferensi itu semata-mata disebabkan oleh
ketidakpuasannya dengan komposisi Grup Pemrakarsa? Sungguh, sukar juga dipahami mengapa
Pengurus Perserikatan setuju diselenggarakannya konferensi dalam bulan Juni yang lalu; karena
tulisan singkat dalam Iskra nomor pertama itu masih tetap berlaku dan sikap Iskra yang negatif
terhadap Perserikatan lebih tegas lagi dinyatakan dalam Zarya nomor pertama, dan dalam Iskra No.
4, yang kedua-duanya terbit sebelum Konferensi Juni.
N. Lenin
Iskra No. 19, 1 April 1902

Você também pode gostar