Você está na página 1de 3

1. Pentingnya menutup aurat ?

QS. Al-Araf: 26, Hai anak Adam, sesungguhnya Kami telah menurunkan kepadamu pakaian untuk menutup
auratmu dan pakaian indah untuk indah untuk perhiasan. Dan pakaian taqwa itulah yang paling baik. Yang
demikian itu adalah sebagian dari tanda-tanda kekuasaan Allah, mudah-mudahan mereka selalu ingat.
QS. Al-Ahzab: 59, Wahai Nabi, katakanlah kepada istri-istri, anak-anak perempuan dan istri-istri orang
Mukmin, Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka. Yang demikian itu supaya
mereka mudah dikenali, oleh sebab itu mereka tidak diganggu. Dan Allah adalah Maha pengampun lagi Maha
Penyayang.
QS. AL-Ahzab: 33, Dan hendaklah engkau tetap di rumahmu dan janganlah berhias serta bertingkah laku
seperti orang-orang jahiliyah dulu.
QS. An-Nuur: 31, Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan kemaluannya, dan janganlah mereka
menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya. Dan hendaklah mereka menutupkan
kain kudung ke dadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya kecuali kepada suami mereka, atau ayah
mereka, atau ayah suami mereka, atau putera-putera mereka, atau putera-putera suami mereka, atau Saudara-
saudara laki-laki mereka, atau putera-putera saudara lelaki mereka, atau putera-putera saudara perempuan
mereka, atau wanita-wanita islam, atau budak- budak yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan laki-laki yang
tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita. Dan
janganlah mereka memukulkan kakinya agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. Dan bertaubatlah
kamu sekalian kepada Allah, Hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung.

2. Penciptaan manusia ?
Al-Quran telah menegaskan bahwa manusia diciptakan secara khusus. Allah Swt berfirman: Sesungguhnya
Aku akan menciptakan manusia dari tanah. Maka apabila telah Kusempurnakan kejadiannya dan Kutiupkan
kepadanya roh (ciptaan)-Ku, maka hendaklah kamu tersungkur dengan bersujud kepadanya. (QS Shaad: 71-
72)
Dalam ayat lain, Allah Swt berfirman: Dan Allah menciptakan kamu dari tanah, kemudian dari air mani
(QS Faathir: 11)
Kemudian, dalam ayat Al-Quran, kita mendapatkan bahwa Allah Swt menegaskan penciptaan manusia ini
dengan menggunakan kata Qad yang sebelumnya didahului dengan lam yang memiliki fungsi penegasan
(lm takd). Allah Swt berfirman: Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dan mengetahui apa
yang dibisikkan oleh hatinya. (QS Qaaf: 16)
Demikianlah, Al-Quran menegaskan kekhususan penciptaan manusia. Namun orang-orang sesat yang tidak
mau mengakui kebenaran Al-Quran menuduh Al-Quran bohong, karena menurut mereka, manusia tercipta
sebagai hasil dari evolusi makhluk lainnya. Makhluk yang mendahului wujud asli manusia ini, mereka sebut
sebagai bapak bagi setiap binatang menyusui.
Akan tetapi kebohongan mereka, akhirnya terbongkar juga. Pada 1986, ketika para ahli arkeologi menemukan
sebuah fosil kera di Afrika, mereka menyimpulkan secara tegas tanpa ada keraguan, bahwa antara kera dan
manusia tidak ada hubungan sama sekali dalam asal penciptaannya. Lihatlah bagaimana kebenaran senantiasa
unggul di atas kebatilan?
Al-Quran sendiri, ketika menceritakan tentang penciptaan manusia, petunjuk yang terkandung didalamnya
mengandung kebenaran yang dapat dibuktikan secara ilmiah.
Kita perhatikan apa yang dikatakan al-Quran tentang penciptaan manusia ini. Allah Swt berfirman: Dan Dia
(pula) yang menciptakan manusia dari air. (QS Al-Furqan: 54)
Dan Allah menciptakan kamu dari tanah, kemudian dari air mani. (QS Faathir: 11)
Dari bumi (tanah) itulah Kami menjadikan kamu dan kepadanya Kami akan mengembalikan kamu pada kali
yang lainnya. (QS Thaaha: 55)
Bukankah Kami menciptakan kamu dari air yang hina? (QS Al-Mursalat: 20)
Maka hendaklah manusia memperhatikan dari apakah dia diciptakan? Dia diciptakan dari air yang
terpancar. Yang keluar dari antara tulang sulbi dan tulang dada. Sesungguhnya Allah benar-benar kuasa untuk
mengembalikannya (hidup sesudah mati). (QS Ath-Thaariq: 5-8)
Selanjutnya, kita akan mencoba menjelaskan tentang petunjuk ilmiah lainnya, yang terdapat dalam firman Allah
Swt: Hai manusia, jika kamu dalam keraguan tentang kebangkitan (dari kubur), maka (ketahuilah)
sesungguhnya Kami telah menjadikan kamu dari tanah, kemudian dari setetes mani, kemudian dari segumpal
darah, kemudian dari segumpal daging, yang sempurna kejadiannya dan yang tidak sempurna, agar Kami
jelaskan kepada kamu, dan Kami tetapkan dalam rahim, apa yang Kami kehendaki sampai waktu yang sudah
ditentukan. (QS Al-Hajj: 5)
2.a. Kenapa setan dan iblis tidak mau sujud kepada manusia :
Quran surat Al A'raf ayat 12,"Dan Allah berfirman,"Apa yang menyebabkan kamu tidak mau bersujud
kepada Adam, ketika Aku perintahkan?" Iblis menjawab,"Aku lebih baik daripada dia (Adam); engkau ciptakan
aku dari api sedangkan dia (Adam) Engkau ciptakan dari tanah"
2.b. Kenapa bukan malaikat yang menjadi kholifah di bumi :
Karena saat Alloh menanyakan tentang alam semesta hanya Adam yang dapat menjawabnya dengan rinci apa
saja yang ada di alam semesta.

3. Nabi berserta kitabnya


a. Taurat, kitab yang diturunkan kepada Nabi Musa AS.
b. Zabur, kitab yang diturunkan kepada Nabi Daud AS.
c. Injil, kitab yang diturunkan kepada Nabi Isa AS.
d. Al-Quran, yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW.

4. Pentingnya sholat
Shalat memiliki kedudukan yang sangat penting di dalam Islam. Saking pentingnya, sebagian ulama
menyatakan bahwa orang yang meninggalkan shalat, meskipun ia sudah bersyahadat, maka statusnya adalah
kafir!
Berikut ini beberapa poin mengenai kedudukan shalat dalam Islam:
1. Shalat adalah Tiang Agama
Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda, Kepala segala urusan adalah Islam, dan tiangnya adalah
shalat, sementara puncaknya adalah jihad. (HR At Tirmidzi, Ibnu Majah, dan Ahmad, shahih)
2. Shalat adalah Amal yang Pertama Kali Dihitung di Akhirat
Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda, Yang pertama kali ditanyakan kepada seorang hamba pada
hari kiamat adalah perhatian kepada shalatnyaa. Jika shalatnya baik, dia akan beruntung (dalam sebuah riwayat
disebutkan: dia akan berhasil). Dan jika shalatnya rusak, dia akan gagal dan merugi. (HR Ath Thabrani, shahih)
3. Shalat adalah Ibadah yang Terakhir Hilang dari Agama
Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda, Tali-tali Islam akan lepas sehelai demi sehelai. Setiap kali
sehelai tapi itu lepas, umat manusia akan berpegangan pada tali berikutnya. Yang pertama kali terlepas adalah
hukum, dan yang paling terakhir adalah shalat. (HR Ahmad, shahih)
Dalam riwayat lain, Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda, Yang pertama kali dihilangkan dari
umat manusia adalah amanat, dan yang tersisa paling akhir adalah shalat. Berapa banyak orang yang
mengerjakan shalat tanpa ada kebaikan di dalamnya sama sekali di dalam dirinya. (HR Ath Thabrani, hasan)
4. Shalat adalah Wasiat Terakhir Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi wa Sallam
Ummul Muminin Ummu Salamah, berkata, Wasiat yang terakhir kali disampaikan Rasulullah Shallallahu
Alaihi wa Sallam adalah shalat, shalat, dan budak-budak yang kalian miliki. Sehingga Nabiyullah Shallallahu
Alaihi wa Sallam menyembunyikannya di dalam dada dan tidak beliau sebarluaskan melaluinya. (HR Ahmad,
shahih)
5. Allah Memuji Orang yang Mengerjakan dan Mengajak Keluarganya Shalat
Allah Subhanahu wa Taala berfirman dalam Al Quran Surat Maryam ayat 54-55:
Dan ceritakanlah (hai Muhammad kepada mereka) kisah Ismail (yang tersebut) di dalam Al Quran.
Sesungguhnya ia adalah seorang yang benar janjinya, dan dia adalah seorang rasul dan nabi. Dan ia menyuruh
keluarganya untuk bersembahyang dan menunaikan zakat, dan ia adalah seorang yang diridai di sisi Tuhannya.
6. Allah Mencela Orang yang Malas Shalat
Allah Subhanahu wa Taala berfirman dalam Al Quran Surat Maryam ayat 59:
Maka datanglah sesudah mereka, pengganti (yang jelek) yang menyia-nyiakan salat dan memperturutkan hawa
nafsunya, maka mereka kelak akan menemui kesesatan.
Juga di dalam Surat An Nisa ayat 142:
Sesungguhnya orang-orang munafik itu menipu Allah, dan Allah akan membalas tipuan mereka. Dan apabila
mereka berdiri untuk salat mereka berdiri dengan malas. Mereka bermaksud riya (dengan salat) di hadapan
manusia. Dan tidaklah mereka menyebut Allah kecuali sedikit sekali.
7. Shalat adalah Rukun Islam Kedua
Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda, Islam dibangun di atas lima pondasi, bersaksi bahwa tiada
Rabb selain Allah dan Muhammad sebagai utusan Allah, mendirikan shalat, menunaikan zakat, melaksanakan
ibadah haji, serta berpuasa pada bulan Ramadhan. (HR Al Bukhari dan Muslim)
8. Allah Mewajibkan Shalat Tanpa Perantaraan Jibril
Allah Subhanahu wa Taala mewajibkan ibadah shalat tidak seperti ibadah yang lain. Ibadah-ibadah lain, seperti
puasa, zakat, haji dan sebagainya diwajibkan kepada umat Islam melalui perantaraan Jibril Alaihis Salam di
bumi. Terkhusus untuk ibadah shalat, Allah sendiri yang memerintahkan ibadah ini dengan mengangkat Nabi
Muhammad Shallallahu Alaihi wa Sallam ke langit ke tujuh dalam peristiwa Isra Miraj, di Sidratul Muntaha.
Anas bin Malik Radhiyallahu Anhu meriwayatkan bahwa Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda;
Kemudian ia membawaku ke Sidratul Muntaha. Tiba-tiba aku melihat dedaunnya yang laksana telinga gajah
dan buah-buahnya seperti mutiara.
Beliau melanjutkan, Maka tatkala ia tertutup berkat perintah dari Allah Subhanahu wa Taala, ia (Sidratul
Muntaha) pun berubah dan tidak satu pun makhluk Allah yang dapat menggambarkan keindahannya. Kemudian
Allah memberikan wahyu kepadaku dan Dia mewajibkan lima puluh shalat dalam sehari semalam kepadaku.
(HR Bukhari dan Muslim)
9. Awalnya, Allah Memerintahkan Shalat 50 Shalat Sehari
Dalam lanjutan hadits dari Anas bin Malik Radhiyallahu Anhu tersebut:
Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam berkata, Aku lalu kembali dengan membawa kewajiban itu hingga
kulewati Nabi Musa Alaihis Salam, kemudian ia (Musa Alaihis Salam) berkata kepadaku, Apa yang
diwajibkan Allah atas umatmu?
Aku menjawab, Dia mewajibkan lima puluh kali shalat (dalam sehari semalam).
Musa Alaihis Salam berkata, Kembalilah kepada Rabb-mu dan mintalah keringanan kepada-Nya, karena
umatmu tidak akan mampu melaksanakan hal yang demikian itu.
Maka aku pun kembali menghadap Allah, lalu Dia memberi keringanan kepadaku dengan menghapuskan lima
kali shalat
Beliau Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda, dan aku terus kembali menghadap Allah dan turun kepada Nabi
Musa Alaihis Salam hingga Allah berfirman, Wahai Muhammad, itulah shalat lima waktu sehari semalam.
Setiap satu shalat bernilai sepuluh kali shalat. Dengan demikian, pahalanya sama dengan lima puluh kali
shalat. (HR Al Bukhari dan Muslim)
10. Allah Membuka dan Menutup Amal Orang Beriman yang Beruntung dengan Menyebutkan Shalat
Allah Subhanahu wa Taala berfirman dalam Al Quran Surat Al Muminun ayat 1-9:
Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman, (yaitu) orang-orang yang khusyuk dalam salatnya, dan
orang-orang yang menjauhkan diri dari (perbuatan dan perkataan) yang tiada berguna, dan orang-orang yang
menunaikan zakat, dan orang-orang yang menjaga kemaluannya, kecuali terhadap istri-istri mereka atau budak
yang mereka miliki; maka sesungguhnya mereka dalam hal ini tiada tercela. Barang siapa mencari yang di balik
itu maka mereka itulah orang-orang yang melampaui batas.Dan orang-orang yang memelihara amanat-amanat
(yang dipikulnya) dan janjinya,dan orang-orang yang memelihara sembahyangnya.
11. Allah Menyuruh Muhammad, dan Pengikutnya Agar Menyruh Keluarganya Shalat
Allah Subhanahu wa Taala berfirman dalam Al Quran Surat Thaha 132:
Dan perintahkanlah kepada keluargamu mendirikan salat dan bersabarlah kamu dalam mengerjakannya. Kami
tidak meminta rezeki kepadamu, Kami lah yang memberi rezeki kepadamu. Dan akibat (yang baik) itu adalah
bagi orang yang bertakwa.
Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda, Suruh anak-anak kalian mengerjakan shalat ketika berusia
tujuh tahun. Dan pukullah mereka karena tidak mengerjakannya pada saat mereka berusia 10 tahun. Serta
pisahkanlah mereka di tempat tidur. (HR Abu Dawud dan Ahmad, shahih)
12. Orang yang Tidur dan Lupa Diperintahkan Mengganti Shalatnya
Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda, Barangsiapa yang lupa mengerjakan shalat, hendaknya dia
mengerjakannya pada saat teringat. Tidak ada kafarat baginya, kecuali hanya itu saja. (HR Al Bukhari)
Dalam riwayat lain, Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda, Barangsiapa lupa mengerjakan shalat
atau tertidur sehingga tidak mengerjakannya, maka kafaratnya adalah mengerjakannya ketika ia mengingatnya.
(Muttafaqun Alaih)
Untuk itu tidak ada alasan untuk tidak sholat karena sholat bisa di lakukan sesuai situasi yang sedang di alami
contoh , seorang manusia yang tidak sanggup berdiri untuk sholat bisa melakukan nya dengan duduk.

Você também pode gostar