Você está na página 1de 12

PELATIHAN APLIKASI AKUPRESUR DALAM MENINGKATKAN SENSORIK

KAKI PADA PASIEN DM TIPE II DI PUSKESMAS I SUKAWATI KABUPATEN


GIANYAR TAHUN 2017

I Gusti Ketut Gede Ngurah,S.Kep.,Ns.,M.Kes.


I Made Mertha,Skp.,M.Kep.
I Ketut Suardana,Skp.,M.Kes.
I Gede Wijanegara,Skm.,M.Fes.

Jurusan Keperawatan Poltekkes Denpasar, Jl.Sanitasi No.1 Denpasar Selatan


Email: agungkusuma10@yahoo.co.id

Abstract: Diabetes mellitus (DM) merupakan sekelompok kelainan heterogen yang


ditandai oleh kenaikan kadar glukosa dalam darah atau hiperglikemia (Smeltzer & Bare,
2002). Kaki diabetik merupakan salah satu komplikasi penyakit DM. Beberapa terapi
yang telah dilakukan untuk mengatasi penurunan sensitivitas kaki pada pasien DM tipe
II; Aplikasi akupresur menupakan salah satu terapi yang dapat dilakukan untuk
mengembalikan fungsi sesitivitas kaki. Berdasarkan pengabdian masyarakat yang telah
dilakukan dapat disimpulkan sasaran paling banyak berada pada kelompok umur<40
tahun yaitu 7 orang (53,8%),jenis kelamin semuanya perempuan yaitu 13 orang(100%),
pendidikan SMA 7 orang (54,0%), dan pekerjaan sasaran sebagian besar wiraswasta 6
orang (46,4%). Pengetahuan sasaran meningkat berdasarkan kategori pengetahuan baik
dari 5 orang (38,5%) menjadi 13 orang (100%), terjadi peningkatan sikap dengan kategori
sangat baik dari 5 orang (38,5%) menjadi 13 orang (100%). Ketrampilan sasaran
mengalami peningkatan berdasarkan kategori ketrampilan baik dari 0 % menjadi 11 orang
(84,6%). Untuk khalayak sasaran disarankan untuk memelihara dan mningkatkan serta
menerapkan ketrampilan aplikasi akupresur dalam meningkatkan sensorik kaki pada
pelaksanaan posyandu lansia, sehingga dapat mencegah terjadi komplikasi kaki diabetik.
Kata Kunci: Aplikasi Akupresur; Sensorik kaki; Diabetes MellitusTipe II.

Abstract: Diabetes mellitus (DM) merupakan sekelompok kelainan heterogen yang


ditandai oleh kenaikan kadar glukosa dalam darah atau hiperglikemia (Smeltzer & Bare,
2002). Kaki diabetik merupakan salah satu komplikasi penyakit DM. Beberapa terapi
yang telah dilakukan untuk mengatasi penurunan sensitivitas kaki pada pasien DM tipe
II; Aplikasi akupresur menupakan salah satu terapi yang dapat dilakukan untuk
mengembalikan fungsi sesitivitas kaki, Berdasarkan pengabdian masyarakat yang telah
dilakukan dapat disimpulkan sasaran paling banyak berada pada kelompok umur<40
tahun yaitu 7 orang (53,8%),jenis kelamin semuanya perempuan yaitu 13 orang(100%),
pendidikan SMA 7 orang (54,0%), dan pekerjaan sasaran sebagian besar wiraswasta 6
orang (46,4%). Pengetahuan sasaran meningkat berdasarkan kategori pengetahuan baik
dari 5 orang (38,5%) menjadi 13 orang (100%), terjadi peningkatan sikap dengan kategori
sangat baik dari 5 orang (38,5%) menjadi 13 orang (100%). Ketrampilan sasaran
mengalami peningkatan berdasarkan kategori ketrampilan baik dari 0 % menjadi 11 orang
(84,6%). Untuk khalayak sasaran disarankan untuk memelihara dan mningkatkan serta
menerapkan ketrampilan aplikasi akupresur dalam meningkatkan sensorik kaki pada
pelaksanaan posyandu lansia, sehingga dapat mencegah terjadi komplikasi kaki diabetik.
Kata Kunci: Aplikasi Akupresur; Sensorik kaki; Diabetes MellitusTipe II.

Pendahuluan
Diabetes Mellitus (DM) merupakan penyakit sistemik, kronis, dan multifaktoral
yang dicirikan dengan hiperglikemia dan hiperlipidemia (Baradero, 2009).DM terjadi
karena adanya masalah dengan produksi hormon insulin oleh pankreas, baik hormon itu
tidak diproduksi dalam jumlah yang besar maupun tubuh tidak bisa menggunakan
hormon insulin dengan benar (Soegondo, dkk, 2011).
Prevalensi DM di Indonesia menduduki urutan ke empat di dunia setelah India,
Cina dan Amerika Serikat (Depkes RI, 2005 dalam http://www.depkes.go.id). Pada tahun
2011, terdapat sekitar 5,6 juta penduduk indonesia yang mengidap diabetes. Berdasarkan
analisis data WHO, pasien DM di Indonesia diprediksi naik dari 8,4 juta pada tahun 2000
menjadi 21,3 juta pada tahun 2030 (PERKENI, 2006). Jumlah pasien DM di Bali berada
diatas rata-rata nasional dibanding dengan kota-kota lainnya yaitu sebesar 5,9 % dari
jumlah penduduk yang berkisar 4 juta orang (Swastika, 2012 dalam http://penabali.com).
Penyakit DM menimbulkan berbagai komplikasi yang menyerang organ tubuh
(Baradero, 2009). Komplikasi DM dapat diklasifikasikan menjadi komplikasi akut dan
kronis. Komplikasi yang bersifat akut berupa hipoglikemi, ketoasidosis diabetik dan
koma hiperosmolar non ketotik, sedangkan komplikasi yang bersifat kronis berupa
makroangiopati, mikroangiopati, rentan infeksi dan kaki diabetik (Riyadi dan Sukarmin,
2008).
Kaki diabetik merupakan salah satu komplikasi kronik DM yang paling ditakuti
(Waspadji dalam Sudoyo (2009). Menurut Tambunan dalam Soegondo, dkk (2011) kaki
diabetik adalah kelainan tungkai kaki bawah akibat diabetes mellitus yang tidak
terkendali. Kelainan kaki diabetik disebabkan oleh adanya gangguan pembuluh darah,
gangguan persyarafan dan adanya infeksi (Tambunan dalam Soegondo, dkk, 2011).
Keadaan kaki diabetik lanjut yang tidak ditangani secara tepat dapat berkembang menjadi
suatu tindakan amputasi kaki.
Data amputasi kaki non traumatic di dunia 60-80% disebabkan oleh diabetes
(American Diabetes Association, 2010 dalam http://www.ADA.com). Data di Ruang
Perawatan Penyakit Dalam RS Ciptomangunkusumo tahun 2007 menunjukkan, dari 111
pasien diabetes yang dirawat dengan masalah kaki diabetik, angka amputasi mencapai
35%, terdiri atas 30% amputasi mayor dan 70% amputasi minor. Jumlah angka kematian
akibat amputasi tersebut sekitar 15%. Pada tahun 2010-2011 justru memperlihatkan
peningkatan angka amputasi menjadi 54%. Sebagian besar merupakan amputasi minor,
yakni bagian bawah pergelangan kaki sebanyak 64,7%, dan amputasi mayor berjumlah
35,3% (Sarwono, 2011 dalam http://www.pdpersi.co.id).
Salah satu program untuk mencegah dan mengendalikan kaki diabetik adalah
dengan melakukan pencegahan primer yaitu perawatan kaki (Tambunan dalam
Soegondo, dkk 2011). Perawatan kaki yang baik dapat dilaksanakan apabila pasien DM
mempunyai dasar perilaku (pengetahuan, sikap, dan tindakan) yang jelas tentang
perawatan kaki.
Peran kader posyandu lansia dalam memberikan perubahan perilaku bagi pasien
DM atau masyarakat risiko DM dalam perawatan kaki sehari-hari sangat penting. Kader
Posyandu Lansia dapat melakukan tindakan promotif dan preventif pada lansia setiap
kegiatan Posyandu Lansia. Kemampuan kader posyandu lansia tersebut bisa didapat dari
pelatihan yang diberikan secara komprehensif yaitu pemberian teori, praktik dilanjutkan
dengan monitoring dan evaluasi dalam pelaksanaan posyandu lansia.
Berdasarkan hal tersebut diatas pengabdi tertarik untuk mengadakan pengabdian
masyarakat berupa Pelatihan Metode Massage dalam Perawatan Kaki untuk Mencegah
Kaki Diabetik bagi Kader Posyandu Lansia di Wilayah Kerja Puskesmas I Sukawati
Kabupaten Gianyar.
Rumusan Masalah : Berdasarkan hal tersebut diatas maka dapat dirumuskan masalah
dalam pengabdian masyarakat ini yaitu: Apakah aplikasi akupresur dapat meningkatkan
sensorik kaki pada pasien DM tipe II di Puskesmas I Sukawati?. Dalam pengabdian
masyarakat ini pengabdi ingin mendefinisikan tentang sensorik kaki pasien DM tipe II
mengalami penurunan. Berdasarkan asumsi tersebut maka lingkup batasan pengabdian
masyarakat yang dilakukan oleh pengabdi adalah mengaplikasikan akupresur dalam
meningkatkan sensorik kaki pada pasien DM tipe II, sampai tahap evaluasi sebelum dan
setelah pengabdian masyarakat.
Tujuan Kegiatan : Secara umum setelah pelatihan aplikasi akupresur diharapkan
meningkatkan sensasi sensorik kaki pasien DM tipe II di Puskesmas I Sukawati. Secara
khusus diharapkan pasien Kader Posyandu lansia memiliki pengetahuan tentang aplikasi
akupresur dalam perawatan kaki untuk meningkatkan sensasi sensorik kaki, mampu
merasakan meningkatnya sensasi sensorik kaki dan mampu mempraktikan ketrampilan
akupresur dalam perawatan kaki untuk meningkatkan sensasi sensorik kaki.
Manfaat Kegiatan : Khalayak sasaran dapat memiliki pengetahuan, ketrampilan dan
mampu melakukan tindakan preventif dengan mempraktikkan akupresur dalam
perawatan kaki untuk meningkatkan sensasi sensorik kaki.
Pelaksanaan Kegiatan
Kerangka pemecahan masalah dalam kegiatan pengabdian masyarakat sebagai berikut :
Karakteristik Patofisiologi DM:
Pasien DM
Peningkatan glukosa
1. Umur darah
2. Jenis kelamin
3. Pekerjaan
4. Pendidikan

Perilaku perawatan
kaki pasien DM
Penatalaksanaan DM Komplikasi DM
1. Baik : 75-
1. Edukasi Komplikasi akut dan 100%.

2. Diet kronis (kaki diabetik) 2. Cukup : 50-


74%.
3. Aktivitas fisik
4. Obat 3. Kurang :<50%.
Perilaku pasien DM

Penyuluhan Aplikasi
Faktor internal Akupresur dalam
Perawatan Kaki Bagi
Faktor eksternal Kader Posyandu

Keterangan:
: dievaluasi
: tidak dievaluasi
: ada hubungan

Gambar 1.
Kerangka Konsep Pelatihan Aplikasi Akupresur Dalam Perawatan Kaki
Untuk Mencegah Kaki Diabetik Bagi Kader Posyandu Lansia

Khalayak Sasaran
Khalayak sasaran dalam pengabmas ini adalah kader Posyandu Lansia di wilayah
kerja Puskesmas I Sukawati. Jumlah sasaran direncanakan sebanyak 13 orang kader
Posyandu Lansia.

Metode
Kegiatan dilakukan dengan metode ceramah secara kelompok pada semua sasaran
tentang materi aplikasi akupresur, dilanjutkan dengan praktik akupresur, serta kader akan
meredemontrasikan. Kegiatan dilanjutkan dengan praktik aplikasi akupresur oleh kader
pada lansia pada saat pelaksanaan posyandu lansia.

Evaluasi
Evaluasi dilaksanakan sebanyak dua kali yaitu pre tes pada awal pelatihan dan
post tes pada akhir pelatihan untuk pengetahuan dan ketrampilan Aplikasi akupresur
dengan menggunakan kuesioner.Evaluasi tentang ketrampilan kader posyandu dalam
mengaplikasikan akupresur dalam perawatan kaki akan diobservasi pada saat sasaran
disuruh mempraktikan aplikasi akupresur kaki yang dilakukan pada lansia saat
pelaksanaan posyandu lansia.

Hasil dan Pembahasan


Hasil
Distribusi karakterstik sasaran berdasarkan kelompok umur pada pengumpulan
data didapatkan hasil sebagai berikut:
Tabel 1. Distribusi Sasaran Berdasarkan Kelompok Umurdi Puskesmas I Sukawati Tahun 2017
No Kelompok Umur (Tahun) Frekuensi Persentase
1 < 40 7 53,8
2 41 50 6 46,2
Jumlah 13 100
Berdasarkan tabel di atas dapat dinyatakan bahwa sasaran paling banyak berada
dalam kelompok umur <40 tahun yaitu 7 orang (53,8 %).
Distribusi karakterstik sasaran berdasarkan Jenis kelamin pada pengumpulan
data didapatkan hasil sebagai berikut:
Tabel 2. Distribusi Sasaran Berdasarkan Jenis Kelamin di Puskesmas I Sukawati Tahun 2017

No Jenis kelamin Frekuensi Persentase


1 Laki-laki 0 0
2 Perempuan 13 100
Jumlah 13 100

Berdasarkan tabel di atas dapat dinyatakan bahwa jenis kelamin sasaran adalah
semuanya perempuan yaitu 13 orang (100%).
Distribusi karakteristik sasaran berdasarkan pendidikan pada pengumpulan data
didapatkan hasil sebagai berikut:
Tabel 3. Distribusi Sasaran Berdasarkan Pendidikan di Puskesmas I Sukawati Tahun 2017

No Pendidikan Frekuensi Persentase


1 SMP 4 30,7
2 SMA 7 54,0
3 Perguruan Tinggi 2 15,3
Jumlah 13 100

Berdasarkan tabel di atas dapat dinyatakan bahwa tingkat pendidikan


sasaransebagian besar pendidikan SMA yaitu 7 orang (54,0%).
Distribusi karakteristik sasaran berdasarkan pekerjaan pada pengumpulan data
didapatkan hasil sebagai berikut:
Tabel 4. Distribusi Sasaran Berdasarkan Pekerjaan di Puskesmas I Sukawati Tahun 2017
No Pekerjaan Frekuensi Persentase
1 Tidak bekerja 4 30,7
2 Petani/buruh 2 15,3
3 PNS 1 7,6
4 Wiraswasta 6 46,4
Jumlah 13 100
Berdasarkan tabel di atas dapat dinyatakan bahwa paling banyak sasaran
wiraswasta 6 orang (46,4%).
Pengetahuan Sasaran Tentang Akuppresur Kaki.
Tabel 5. Pengetahuan Sasaran Tentang Akupresur Kaki Sebelum dan SetelahPelatihan di Puskesmas I
Sukawati Tahun 2017

No Pengetahuan Baik Cukup Kurang Jumlah


n % n % n % N %
1 Sebelum 5 38,5 8 61,5 0 0 13 100
2 Sesudah 13 100 0 0 0 0 13 100

Berdasarkan tabel di atas dapat dinyatakan bahwa pengetahuan sasaran tentang


akupresur kaki sebelum pelatihan sebagian besar cukup yaitu 8 orang (61,5%). Setelah
pelatihan dapat dinyatakan pengetahuan semua sasaran menjadi baik yaitu 13 orang
(100%).
Sikap Sasaran Tentang Akupresur Kaki
Tabel6. Sikap Sasaran Tentang Akupresur Kaki Sebelum dan Setelah Pelatihan di Puskesmas I Sukawati
Tahun 2017.

No Sikap Sangat Baik Baik Tidak Sangat Jumlah


Baik tidak Baik
N % N % N % N % N %
1 Sebelum 5 38,5 8 61,5 0 0 0 0 13 100
2 Sesudah 13 100 0 0 0 0 0 0 13 100

Berdasarkan tabel di atas dapat dinyatakan bahwa sikap sasaran tentang akupresur
kaki sebelum pelatihan sebagian besarbaik yaitu 8 orang (61,5%). Setelah pelatihan sikap
sasaran tentang akupresur kaki meningkat yaitu 13 orang (100%) mempunyai sikap
sangat baik.
Ketrampilan Sasaran Tentang Akupresur Kaki.
Tabel 7. Ketrampilan Sasaran Tentang Akupresur Kaki.Sebelum dan Setelah Pelatihan di Puskesmas I
Sukawati Tahun2017

No Ketrampilan Baik Cukup Kurang Jelek Jumlah


N % N % N % n % N %
1 Sebelum 0 0 6 46,2 7 53,8 0 0 13 100
2 Sesudah 11 84,6 2 15,4 0 0 0 0 13 100

Berdasarkan tabel diatas dapat dinyatakan bahwa ketrampilan sasaran dalam


aplikasi akupesur kaki sebelum pelatihan sebagian besar kurang yaitu 7 orang (53,8%).
Setelah pelatihan ketrampilan sasaran meningkat yaitu sebagian besar Baik 11 orang
(84,6%).
Pembahasan
Karakteristik Kader Posyandu Lansia
Hasil identifikasi data tentang karakteristik berdasarkan umur didapatkan mayoritas
kader berada dalam kelompok umur <40 tahun yaitu sebanyak yaitu 7 orang (53,8 %).
Umur kader posyandu lansia dapat dibilang berada dalam umur produktif, sehingga
diharapkan kader produktif dalam menjalankan posyandu lansia terutama dalam
mencegah DM pada lansia. Berdasarkan jenis kelamin didapatkan bahwa kader posyandu
lansia semuanya perempuan. Keberadaan ibu-ibu sebagai kader posyandu lansia
diharapkan dapat lebih sabar dan telaten dalam memberikan pelayanan pada lansia saat
pelaksanaan posyandu. Hal ini didukung pula oleh kesempatan yang dimiliki oleh
perempuan dengan latar belakang pekerjaan ibu rumah tangga dan wiraswasta sehingga
diharapkan juga dapat secara rutin menyelenggarakan kegiatan posyandu lansia.
Pengetahuan sasaran tentang akupresur kaki
Berdasarkan data didapatkan sebelum pelatihan pengetahuan sasaran sebagian
besar cukup yaitu 8 orang (61,5%). dan sisanya 5 orang (38,5%) kategori baik. Setelah
pelatihan terjadi peningkatan pengetahuan sasaran yaitu 13 orang (100%) berada dalam
kategori baik.Hal ini menunjukkan terjadi peningkatanpengetahuan sasaran berdasarkan
pengetahuan yang diberikan selama pelatihan.
Pengetahuan dipengaruhi oleh karakteristik umur, pendidikan dan pekerjaan.Hal
ini berpengaruh dalam penyerapan informasi yang diberikan oleh tenaga
kesehatan.Tingkat umur sasaran yang matang berpengaruh dalam kemampuan sasaran
dalam menerima informasi dan mengambil keputusan yang tepat dengan cepat dan tepat
untuk menanggulangi masalah (Hurlock, 2003 dalam Notoatmodjo, 2007).
Sikap sasaran dalam melakukan akupresur kaki
Berdasarkan data pengabdian masyarakat didapatkan sikap sasaran tentang
akupresur kaki sebelum pelatihan sebagian besar pada kategori baik yaitu 8 orang (61,5%)
dan sisanya 5 orang (38,5%) kategori sangat baik. Setelah pelatihan sikap sasaran
meningkat yaitu 13 orang (100%) kategori sangat baik. Hal ini menunjukkan
keberhasilan pelatihan dalam meyakinkan sasaran tentang pentingnya pelatihan
akupresur kaki yang perlu dilakukan pada lansia yang ikut dalam kegiatan posyandu
lansia.
Faktor yang mendukung sikap adalah keyakinan terhadap kesehatan, penilaian
terhadap kesehatan serta kecenderungan untuk bertindak menjadi lebih baik. Hasil
pengabdian ini didukung oleh penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Oktaviani
(2010) tentang perilaku upaya pencegahan kaki diabetik yang menyatakan sikap pasien
DM dalam melakukan upaya pencegahan terutama dengan melakukan akupresur kaki
mendapatkan hasil baik. Faktor lain yang juga mendukung sikap yang sangat baik adalah
latar belakang pendidikan dari sasaran yang rata-rata sudah tingkat SMA dan keterlibatan
sasaran dalam kelompok prolanis.
Ketrampilan sasaran dalam melakukan akupresur kaki
Berdasarkan data didapatkan ketrampilan sasaran dalam akupresur kaki sebelum
pelatihan sebagian besar yaitu 7 orang (53,8%) kategori kurang dan hanya 6 orang
(46,2%) dengan ketegori cukup. Setelah pelatihan ketrampilan sasaran meningkat yaitu
kategori Baik 11 orang (84,6%), dan 2 orang (15,4%) kategori cukup. Hal ini dapat
dideskripsikan terjadi peningkatan signifikan yang merupakan keberhasilan pelatihan
dalam memberikan ketrampilan aplikasi akupresur dalam meningkatkan sensorik kaki
pada pasien DM tipe II.Ketrampilan yang dimiliki secara bertahap yaitu dari tahap
demontrasi, redemontrasi, praktik lapangan saat pelaksanaan posyandu lansia.Selama
pelatihan sasaran terus didampingi oleh pengabdi.Diharapkan selama pelaksanaan
posyandu lansia kader lansia dapat mempraktikkan ketrampilan aplikasi akupresur dalam
meningkatkan sensorik kaki pada lansia.
Ketrampilan aplikasi akupresur yang dimiliki oleh kader tentu dapat dibagi pada
lansia dengan atau tanpa DM untuk mencegah kaki diabetik.Menurut Tambunan dalam
Soegondo, dkk (2011) pasien DM harus melakukan perawatan kaki secara rutin dan
teratur. Tindakan pasien DM dalam melakukan aplikasi akupresur hendaknya selalu
dalam pengawasan dan kontrol dari lingkungan keluarga. Melalui pengawasan dari
keluarga diharapkan mampu meningkatkan kepatuhan dan ketaatan pasien DM dalam
melakukan aplikasi akupresur, sehingga diperoleh suatu hasil yang lebih maksimal bagi
pasien DM.

Simpulan
Berdasarkan hasil pengabdian masyarakat yang telah diuraikan di atas dapat
disimpulkan sasaran paling banyak berada pada kelompok umur < 40 tahun, jenis kelamin
semuanya perempuan, pendidikan SMA, dan pekerjaan sasaran sebagian besar
wiraswasta, pengetahuan sasaran meningkat setelah pengabdian masyarakat berdasarkan
kategori pengetahuan baik dari 5 orang (38,5%) menjadi 13 orang (100%), sikap sasaran
tentang akupresur kaki mengalami peningkatan yaitu berdasarkan kategori sikap sangat
baik dari 5 orang (38,5%) menjadi 13 orang (100%)., ketrampilan sasaran dalam aplikasi
akupresur dalam peningkatan sensori kaki mengalami peningkatan berdasarkan kategori
ketrampilan baik dari 0% menjadi 84,6% (11 orang).

Daftar Pustaka
Alimul, A., 2011, Metode Penelitian Keperawatan dan Teknik Analisis Data, Jakarta:
Salemba Medika.

Amalia, R., 2012, Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Perawatan Kaki


Penderita DM, (online), available:
file:///C:/Users/user/Desktop/perawatan%20kaki%202.htm, (4 Juli 2013).

American Diabetes Association, 2010, Mencegah Amputasi Kaki Diabetes, (online),


available : http://www.ADA.com (3 Januari 2013).

Anonim, 2012, Pedoman Penyusunan KTI untuk Mahasiswa Poltekkes Denpasar, Edisi
revisi ke-3, Denpasar: Poltekkes Kemenkes Denpasar.
Baradero, dkk, 2009, Seri Asuhan Keperawatan Klien Gangguan Endokrin, Jakarta:
EGC.

Departemen Kesehatan RI, 2005, Penderita Kencing Manis di Indonesia ke-4 Dunia,
(online), available : http://www.depkes.go.id (24 Desember 2012).

Fengge, A. 2012.Terapi Akupresur : Manfaat & Teknik Pengobatan. Yogyakarta : Crop


Circle Corp

Ganong, W., 2002, Buku Ajar Fisiologi Kedokteran, Jakarta: EGC.

Hartono, Radyanto Iwan Widya. 2013. Akupresur Untuk Berbagai Penyakit.Yogyakarta


: Rapha Publishing

Mubarak, W.I., dkk., 2006, Ilmu Keperawatan Komunitas 2, Jakarta: PT. Sagung Seto.

Notoatmodjo, S., 2005, Metodologi Penelitian Kesehatan, Jakarta: PT Rineka Cipta.

______, 2007a, Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku, Jakarta: PT. Rineka Cipta.

______, 2007b, Ilmu Kesehatan Masyarakat, Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Nursalam, 2008, Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu


Keperawatan, Edisi 2, Jakarta: Salemba Medika.

PERKENI, 2011, Konsesus Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Mellitus Tipe 2 Di


Indonesia, Jakarta: PB.PERKENI

Price, S.A., and Wilson, 2006, Patofisiologi Konsep Klinis Proses-proses Penyakit, Edisi
6, Jakarta: EGC.

Pusat Diabetes dan Lipid RSUP Dr.Ciptomangunkusumo FKUI, 2011, Penatalaksanaan


Diabetes Mellitus Terpadu sebagai panduan penatalaksanaan diabetes mellitus
bagi dokter maupun edukator diabetes, Editor: S. Soegondo, P. Soewondo, I.
Subekti, Jakarta: Balai Penerbit FKUI.

Novitasari, R., 2012, Diabetes Mellitus, Yogyakarta: Nuha Medika.

Riyadi, S., dan Sukarmin, 2008, Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Gangguan
Eksokrin dan Endokrin Pada Pankreas, Ed. 1, Yogyakarta: Graha Ilmu.

Sarwono, 2011, Deteksi Diabetes dari Kelainan Kaki, (online), available :


http://www.pdpersi.co.id, (4 Januari 2013).

Swastika, 2012, Penderita Diabetes di Bali Lampaui Rata-rata Nasional, (online),


available : http://www.Penabali.com, (4 Januari 2013).
Oktaviani, 2011, Gambaran Perilaku Pasien Diabetes Mellitus dalam Upaya Pencegahan
Kaki Diabetik Di Poliklinik RSUP Sanglah (Karya Tulis Ilmiah), Denpasar:
Poltekkes Kemenkes Denpasar Jurusan Keperawatan.

Vitahealth, 2004, Diabetes, Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Você também pode gostar