Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Chemistry is one of natural science which includes a set of the knowledge that
consists of facts, concepts and the principles of chemistry. The science of chemistry
was not just solve the problem but also establish the concept of appropriate based
on the facts, the result of thought and research so that students often difficulty.
Students initially has the concept which is the beginning of knowledge. In the
process of learning to help visualize abstract concepts teachers can use appropriate
learning models that can activate the students to develop thinking skills of students
have direct experience concept the issues to be resolved. One of subject the science
of chemistry is the concept of rate and chemical equilibrium. On this subject
students is required to understand the concept. To minimize the the misconception
that occurs on the subject of concept chemical equilibrium rate and the required use
of appropriate learning model used the model of learning is inquiry learning model
for inquiry learning model emphasizes on thinking process of students critically and
analytically. As well as learning methods demonstration and experimentation on
the concept of reaction rates and chemical equilibrium.
Keywords: learning model, misconception, reaction rate and chemical equiilibrium
Kimia merupakan salah satu cabang dari ilmu pengetahuan alam yang meliputi
sekumpulan pengetahuan yang terdiri atas fakta-fakta, konsep-konsep dan prinsip-
prinsip kimia. Ilmu kimia tidak hanya sekedar memecahkan masalah tetapi juga
membangun konsep yang sesuai berdasarkan fakta, hasil pemikiran dan hasil
penelitian sehingga siswa sering mengalami kesulitan. Pada proses pembelajaran
untuk membantu memvisualisasikan konsep-konsep abstrak guru dapat
menggunakan model pembelajaran yang tepat yang dapat mengaktifkan siswa,
dapat mengembangkan keterampilan berfikir siswa dan siswa mengalami langsung
konsep permasalahan yang akan diselesaikan. Salah satu pokok bahasan ilmu kimia
adalah konsep laju dan kesetimbangan kimia. Pada pokok bahasan ini siswa dituntut
untuk memahami konsep. Untuk meminimalisir miskonsepsi yang terjadi pada
pokok bahasan konsep laju dan kesetimbangan kimia diperlukan penggunaan model
pembelajaran yang sesuai yaitu model pembelajaran yang digunakan adalah model
pembelajaran inkuiri karena model pembelajaran inkuiri menekankan pada proses
berpikir peserta didik secara kritis dan analitis.
Pada hakikatnya pendidikan adalah suatu usaha penyiapan subjek didik untuk
menghadapi lingkungan hidup yang selalu mengalami perubahan yang semakin
pesat. Terkait dengan hal tersebut telah ditetapkan serangkaian prinsip
penyelenggaraan pendidikan untuk dijadikan landasan dalam pelaksanaan
reformasi pendidikan. Salah satu prinsip tersebut adalah pendidikan
diselenggarakan sebagai proses pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik
yang berlangsung sepanjang hayat. Dalam proses tersebut diperlukan guru yang
memberikan keteladanan, membangun kemauan, dan mengembangkan potensi dan
kreativitas peserta didik. Implikasi dari prinsip ini adalah pergeseran paradigma
proses pendidikan, yaitu dari paradigma pengajaran ke paradigma pembelajaran.
Salah satu kesulitan belajar yang dialami siswa diantaranya adalah ketika
siswa mengalami miskonsepsi. Miskonsepsi (Hammer,1996) merupakan
pemahaman konsep yang terdapat didalam pikiran siswa yang bertentangan dengan
konsep ilmiah, yang dipengaruhi oleh pengalaman siswa. Miskonsepsi yang terjadi
pada siswa tidak bisa diabaikan begitu saja. Menurut Hammer (1996) remediasi
terhadap miskonsepsi tersebut harus segera dilakukan agar miskonsepsi yang ada
pada siswa tidak menyebar pada siswa lainnya. Miskonsepsi yang dialami oleh
siswa tentunya sangat merugikan bagi kelancaran dan keberhasilan belajar siswa
itu sendiri.
PEMBAHASAN
2008/2009 6,23
2009/2010 7,51
2010/2011 7,28
2011/2012 7,11
Sumber : Kemendikbud (2012)
Hal ini menunjukkan bahwa masih banyak peserta didik yang masih kesulitan
dalam menguasai materi kimia dengan baik. Sehingga tidak jarang terjadi
miskonsepsi pada mata pelajaran kimia.
Kenyataan yang terjadi di sekolah saat ini adalah mata pelajaran kimia
dianggap sulit oleh sebagian besar siswa SMA, sehingga banyak dari mereka tidak
berhasil dalam belajar kimia. Selain itu, ada anggapan bahwa pelajaran kimia
merupakan pelajaran yang menakutkan dan membosankan (Yuniasri, 2013).
Banyak faktor yang menyebabkan kimia dianggap sebagai pelajaran yang sulit,
diantaranya kurangnya pemahaman siswa terhadap konsep-konsep kimia dan
banyak konsep-konsep kimia yang bersifat abstrak. Siswa yang mengalami
kesulitan dalam memahami konsep-konsep pada pelajaran kimia terkadang
membuat penafsiran sendiri terhadap konsep yang dipelajari sebagai suatu upaya
untuk mengatasi kesulitan belajarnya. Namun, hasil tafsiran siswa terhadap konsep
terkadang tidak sesuai dengan konsep ilmiah yang disampaikan oleh para ahli. Hal
inilah yang akan berdampak pada munculnya miskonsepsi.
Salah satu miskonsepsi yang dialami siswa terjadi pada beberapa konsep
pada materi laju dan kesetimbangan kimia, yakni konsep bahwa katalisator
merupakan zat yang dapat mempercepat reaksi tanpa ikut bereaksi, ini merupakan
miskonsepsi umum yang terjadi pada siswa yang biasanya terjadi karena kesalahan
pada saat penjelasan konsep. Miskonsepsi ini termasuk kedalam miskonsepsi pada
tingkat pengertian.
Kesetimbangan yang dicapai dari reaktan berbeda dengan kesetimbangan
yang dicapai dari produk. Miskonsepsi ini tergolong pada tingkat atribusi konsep,
karena siswa tidak dapat menjelaskan ciri kesetimbangan yang dapat dicapai dari
reaktan maupun produk. Miskonsepsi ini merupakan ketidakmampuan siswa untuk
menjelaskan konsep yang berhubungan dengan kesetimbangan.
Saat terjadi kesetimbangan, tidak terjadi reaksi sampai ada penambahan dari
luar. Hal ini juga merupakan miskonsepsi umum yang terjadi pada siswa karena
kesalahan penyampaian saat menjelaskan konsep. Karena siswa tidak dapat
menjelaskan ciri kesetimbangan, yaitu pada saat kesetimbangan tercapai, reaksi
tetap berlangsung. Miskonsepsi semacam ini merupakan bentuk miskonsepsi
dialek, karena berasal dari kata kesetimbangan atau seimbang yang sudah dikenal
siswa dalam kehidupan sehari-hari, yang berarti setara dan diam.
Pada reaksi blue bottle (reaksi antara methylene blue dan glukosa dalam
suasana basa), semakin biru warna larutan, semakin lama waktu yang diperlukan
untuk menjadi tidak berwarna. Miskonsepsi ini dijaring dengan menggunakan
demonstrasi sebagai instrumen tesnya, dengan mengingat bahwa hukum laju
melibatkan konsentrasi MB berorde positif, dan ini sudah diberitahukan kepada
siswa kita dapat melihat bahwa siswa mengalami miskonsepsi di sini. Miskonsepsi
semacam ini dapat ditinjau sebagai miskonsepsi pada tingkat aplikasi, karena siswa
tidak dapat mengaplikasikan hukum laju terhadap fakta demonstrasi yang diberikan
Jika ditinjau dari sumbernya, kita dapat melihat bahwa miskonsepsi ini berasal dari
kenyataan yang berbeda dengan yang biasa dijumpai oleh siswa, semakin banyak
warna, semakin sukar untuk dihilangkan. Ini tidak dikontraskan dengan teori yang
mereka peroleh di kelas. Miskonsepsi semacam ini dapat digolongkan dalam
kepercayaan non ilmiah.
Beberapa miskonsepsi yang terjadi disebabkan salah satunya karena
penggunaan metode belajar yang kurang tepat. Hal ini menunjukkan pentingnya
suatu model pembelajaran yang dapat membantu guru dalam menerapkan model
pelajaran yang mampu meningkatkan keterlibatan siswa dalam proses
pembelajaran dan membantu siswa dalam menemukan konsep, salah satu model
pembelajaran yang dapat memfasilitasi hal tersebut adalah dengan menggunakan
model pembelajaran inkuiri terbimbing. Model pembelajaran inkuiri dapat melatih
keterampilan proses sains dan dapat menemukan konsepnya sendiri dari fakta dan
data yang diperoleh sehingga pembelajaran akan lebih bermakna bagi siswa.
Model pembelajaran menurut Joyce dan Weil adalah suatu rencana atau
pola yang dapat digunakan untuk membangun kurikulum, untuk merancang bahan
pembelajaran yang diperlukan serta untuk memandu pengajaran di dalam kelas atau
pada situasi pembelajaran yang lain (1980). Definisi oleh Joyce dan Weil ini terlalu
umum dan menyangkut sejumlah besar tugas atau peran seorang guru, dan tidak
berkonotasi metodologi saja. Fungsi penting model pembelajaran adalah untuk
meningkatkan keefektifan pembelajaran dalam suatu atmosfer pembelajaran yang
interaktif serta untuk memperbaiki bangunan kurikulum.
Ellis dan juga sejumlah ahli yang lain mengomentari hasil riset Joyce dan
Weil itu dengan menyatakan: Models of teaching are strategies based on the
theories (and often the research) of educators, psychologist, philosophers, and
other who question how individuals learn. Jadi konsep model pembelajaran adalah
suatu strategi yang berangkat dari suatu teori atau hasil riset dari para pendidik, ahli
psikologi, para filosof, dan lainnya yang lebih dahulu daripada Joyce dan Weil, dan
mempertanyakan tentang bagaimana cara setiap individu dapat belajar.
Setiap model terdiri dari langkah-langkah yang harus dilakukan oleh siswa
dan guru, dan suatu metode untuk menilai kemajuan siswa. Model pembelajaran
juga dirancang untuk membantu siswa mengembangkan kesadaran diri dan
kreativitasnya serta membantu siswa menguasai materi pelajaran.
Materi kimia laju reaksi dan kesetimbangan kimia merupakan materi yang
membutuhkan analisa serta pemahaman konsep yang jelas. Sehingga, untuk
meminimalisir miskonsepsi yang terjadi pada siswa dapat diterapkan model
pembelajaran inkuiri. Model pembelajaran ini dimulai dari tahap simulasi yaitu
guru mulai bertanya atau mengajukan persoalan, memberikan tugas kepada siswa
untuk membaca materi lebih terlebih dahulu atau mendengarkan penjelasan dan
uraian dari guru yang memuat masalah. Kemudian tahap yang kedua yaitu
perumusan masalah dimana pada tahap ini siswa mencoba mengidentifikasi
berbagai masalah, memilih masalah yang paling menarik dan susah untuk dipahami
kemudian siswa dapat merumuskan hipotesis sebagai jawaban sementara dari
masalah yang diajukan. Selanjutnya tahap pengumpulan data, pada tahap ini siswa
mengumpulkan informasi yang sesuai dengan masalah untuk menjawab masalah
dengan membaca buku acuan, browsing di internet, mengamati objek, melakukan
wawancara dan lain sebagainya. Tahap selanjutnya adalah pengolahan data yang
mana semua data yang diperoleh siswa diolah dengan melakukan perhitungan
dengan cara tertentu atau ditafsirkan dalam tingkat kepercayaan tertentu. Kemudian
tahap verifikasi yaitu pembuktian benar atau salah terhadap hipotesis yang diajukan
berdasarkan hasil analisis pengolahan data yang akurat. Tahap yang terakhir adalah
simpulan umum, siswa menarik kesimpulan sendiri berdasarkan verifikasi data
yang telah dilakukan oleh siswa dari masalah yang diajukan guru.
KESIMPULAN
Model pembelajaran yang dapat digunakan pada pokok bahasan laju dan
kesetimbangan kimia adalah model pembelajaran inkuiri. Model pembelajaran
inkuiri menekankan pada proses berpikir peserta didik secara kritis dan analitis
untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang
dipertanyakan. Dalam model pembelajaran inkuiri digunakan metode pembelajaran
yang dapat membantu siswa menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang
dipertanyakan yaitu dengan menggunakan metode pembelajran demonstrasi.
Dengan menggunakan metode pembelajaran demonstrasi siswa dapat mengalami
dan menemukan jawaban dari permasalahan yang dipertanyakan. Dalam model
pembelajaran inkuiri juga menggunakan pendekatan yang berorientasi kepada
siswa sehingga siswa dapat berperan aktif pada proses pembelajaran dan strategi
yang digunakan adalah strategi pembelajaran inkuiri yang menekankan pada
aktivitas siswa secara maksimal untuk mencari dan menemukan, tidak hanya itu
strategi inkuiri tidak hanya menuntut siswa paham akan materi tetapi juga
bagaimana siswa dapat menggunakan potensi yang dimilikinya.
DAFTAR PUSTAKA
Banerjee, A. 2010. Teaching Science Using Guided Inquiry as the Central Theme:
A Professional Development Model for High School Science Teachers. Fall 2010
Vol. 19 (2)
Joyce, B. Weil, M., and Calhoun, E. 2009. Models of Teaching. Sevent edition.
Boston : Allyn and Bacon.
Scruggs, T. E. and M.A. Mastropieri. 1993. Reading versus doing: The relative
effects of textbook based and inquiry-oriented approaches to science learning in
specialeducation classrooms. Journal of Special Education . Vol 27 (1). Hal 3-
4.
S.K. Lunsford, K.V. Nedunuri and Michael Sandy. Teaching Chemical Equilibrium
Concepts Using Field-Lab Experiences In A Multi-Disciplinary Integrated
Environment. Department of Chemistry, Wright State University .
Warsono dan Hariyanto. 2014. Pembelajaran Aktif : Teori dan Asesmen. Bandung:
PT Remaja Rosdakarya.