Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Disusun Oleh:
15513170
YOGYAKARTA
2017/2018
1
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI................................................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
2
BAB III PENUTUP
3
BAB I
PENDAHULUAN
Dalam ilmu Teknik Kimia, reaktor merupakan hal yang sangat penting dari suatu proses
kimia. Reaktor adalah suatu bejana tempat berlangsungnya reaksi kimia. Reaktor dapat dibagi
berdasarkan bentuk, proses, dan operasinya. Reaktor batch adalah tempat terjadinya reaksi, dimana
tidak ada massa masuk dan massa keluar selama proses reaksi berlangsung. Reaktor batch
merupakan jenis dari reaktor berdasarkan prosesnya. Reaktor batch umumnya digunakan pada fase
cair dengan kapasitas produksi yang rendah. Reaktor batch memiliki keuntungan dari konversi
tinggi yang dapat diperoleh dengan meninggalkan reaktan di dalam reaktor dalam jangka waktu
yang lama, namun juga memiliki kekurangan biaya tenaga kerja tinggi per batch, variabilitas
produk dari batch ke batch, dan kesulitan produksi berskala besar
Completely stirred tank reactor (CSTR) adalah reaktor batch yang dilengkapi dengan
impeller atau alat pencampur lainnya untuk memberikan pencampuran yang efisien. Dalam teknik
kimia, nama CSTR sering digunakan untuk merujuk pada reaktor tangki gelisah ideal yang
digunakan untuk memodelkan variabel operasi yang dibutuhkan untuk mencapai keluaran tertentu.
CSTR yang dilengkapi dengan fitur untuk reaktan umpan dan pembuangan terus menerus adalah
contoh reaktor aliran campuran secara mekanis.
Pada Plug Flow Reactor (PFR) nutrisi (dan kadang-kadang organisme) diperkenalkan ke
reaktor secara terus menerus dan bergerak melalui reaktor sebagai "plug". Sistemnya bisa
terkandung (seperti di pipa utama air, pipa minyak, atau pembuluh darah) atau terbuka. Dalam
PFR, diasumsikan bahwa tidak ada pencampuran media sepanjang sumbu panjang (sumbu X)
reaktor meskipun mungkin ada pencampuran lateral pada medium pada titik manapun sepanjang
sumbu panjang (yaitu sumbu Y).
4
2. Bagaimana perbedaan karakteristik dan penggunaan antara ketiga reaktor tersebut?
3. Bagaimana penerapan ketiga reaktor tersebut dalam bidang Teknik Lingkungan?
1.3. Tujuan
1. Memahami reaktor batch, Completely Stirred Tank Reactor (CSTR), dan Plug Flow
Reactor (PFR).
2. Mengetahui perbedaan karakteristik dan penggunaan antara ketiga reaktor tersebut.
3. Mengetahui penerapan ketiga reaktor tersebut dalam bidang Teknik Lingkungan.
5
BAB II
PEMBAHASAN
Reactor Batch adalah tempat terjadinya suatu reaksi kimia tunggal, yaitu reaksi yang
berlangsung dengan hanya satu persamaan laju reaksi yang berpasangan dengan persamaan
kesetimbangan dan stoikiometri. Reaktor batch banyak digunakan di industri dan merupakan
reaktor pilihan di laboratorium dan industri farmasi. Kinerja reaktor batch dapat dianalisis
melalui keseimbangan material dan energi. Reaktor diisi dengan substrat awalnya dan tidak
ada penambahan atau penarikan sampai akhir reaksi. Konsentrasi dan perubahan suhu
dengan waktu, yang diatur oleh persamaan diferensial yang berasal dari bahan dan neraca
energi. (Liu, 2013)
Reaktor jenis ini biasanya sangat cocok digunakan untuk produksi berkapasitas kecil
misalnya dalam proses pelarutan padatan, pencampuran produk, reaksi kimia, Batch
distillation, kristalisasi, ekstraksi cair-cair, polimerisasi, farmasi dan fermentasi. Pada fase
gas, pemakaian reaktor batch di gunakan pada produksi skala kecil. Sedangkan, fase cair
pada produksi menengah atau satu kali produksi.
6
Dalam reaktor batch tidak ada fluida yang masuk ke ataupun yang keluar dari reaktor,
maka neraca massa untuk komponen A dapat dituliskan :
Batch reactor merupakan aplikasi reaktor sederhana, reaktor dibebankan melalui dua
lubang di bagian atas tangki, sementara reaksi dilakukan, tidak ada lagi yang dimasukkan ke
dalam atau dibawa keluar sampai reaksi selesai. Terjadi reaksi dalam waktu tertentu, setelah
itu produk (hasil) akan dikeluarkan dari reaktor. Pada saat reaksi berlangsung tidak ada
reaktan yang masuk dan produk yang keluar. Didalam reaktor terjadi pengadukan yang
sempurna, sehingga konsentrasi disetiap titik dalam reaktor sama pada waktu yang sama.
7
Gambar 2.1 Ilustrasi Batch Reaktor
8
1. Tidak dapat dijalankan pada proses proses yang sulit, karena harus diubah menjadi
proses kontinue.
2. Biaya buruh dan handling tinggi.
3. Kualitas produk lebih bervariasi dibanding dengan operasi kontinyu.
4. Saat terjadi reaksi tidak ada reaktan yang masuk dan produk yang keluar.
5. Kurang baik untuk fase gas, karena reaktor akan bocoran banyak waktu yang terbuang.
6. Skala produksi yang tinggi.
Reaktor Alir Tangki Berpengaduk (RATB) sering juga disebut dengan Continous
Stirred Tank Reactor (CSTR) atau Mixed Flow Reactor.
RATB adalah salah satu reaktor ideal yang berbentuk tangki alir berpengaduk yang biasa
digunakan untuk reaksi homogen atau reaksi yang terjadi dalam satu fase saja. CSTR berupa
suatu wadah yang umumnya berbentuk silinder dengan diameter tertentu, dimana sekeliling
reaktor bisa dibiarkan terbuka (terjadi konveksi bebas antar reaktor dengan udara
sekelilingnya), bisa diisolasi dengan bahan (isolator) tertentu, atau bisa juga dikelilingi
dengan cairan pendingin atau pemanas untuk menyerap panas yang timbul. (Lanny, 1998)
9
Gambar 2.2 Ilustrasi Completely Stirred Tank Reactor (CSTR)
10
2.2.3. Penerapan Completely Stirred Tank Reactor (CSTR) Dalam Bidang Teknik
Lingkungan
11
7. Tidak efisien untuk reaksi bertekanan tinggi.
Dalam Plug Flow Reactor, neraca massa untuk komponen A dapat dituliskan :
12
dalam operasi skala besar untuk produksi komersial, atau di laboratorium atau operasi skala
pilot untuk mendapatkan data perancangan.
PFR juga biasa digunakan untuk mempelajari beberapa proses penting seperti reaksi
termal dan reaksi kimia plasma dalam aliran gas yang cepat serta daerah katalisis. Dalam
beberapa kasus, hasil yang didapat tidak hanya membantu kita dalam memahami
karakteristik proses proses kimia, tetapi juga dapat memberikan kita pengertian praktis dari
proses proses kimia yang penting.
PFR digunakan dalam pengolahan limbah cair. Untuk reaksi heterogen, misalnya
antara bahan baku gas dengan katalis padat umumnya menggunakan model reaktor alir pipa.
Reaktor alir pipa mirip saringan air dari pasir. Katalis diletakkan pada suatu pipa lalu dari
sela-sela katalis dilewatkan bahan baku seperti air melewati sela-sela pasir pada saringan.
13
5. Perpindahan kalornya baik sekali.
6. Operasinya terus-menerus.
Dari beberapa kelebihan yang dimiliki Plug Flow Reactor (PFR), reaktor ini memiliki
beberapa kekurangan, yaitu:
1. Sulit mengontrol temperaturnya.
2. Tingginya temperature yang tidak diinginkan dapat terjadi.
3. Proses pemberhentian dan pembersihannya mahal.
4. Tidak baik utk fase gas karena rentan bocor.
5. Memerlukan waktu untuk mencapai kondisi steady state.
2.4. Perbedaan Batch Reactor, Completely Stirred Tank Reactor dan Plug Flow Reactor
14
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
1. Reactor Batch adalah tempat terjadinya suatu reaksi kimia tunggal, yaitu reaksi yang
berlangsung dengan hanya satu persamaan laju reaksi yang berpasangan dengan
persamaan kesetimbangan dan stoikiometri.
2. Continous Stirred Tank Reactor (CSTR) adalah salah satu reaktor ideal yang berbentuk
tangki alir berpengaduk yang biasa digunakan untuk reaksi homogen atau reaksi yang
terjadi dalam satu fase saja.
3. Plug Flow Reactor (PFR) adalah suatu alat yang digunakan untuk mereaksikan suatu
reaktan dalam hal ini fluida dan mengubahnya menjadi produk dengan cara mengalirkan
fluida tersebut dalam pipa secara berkelanjutan (continuous).
4. Pada reaktor batch terjadi reaksi kimia tunggal, hanya terjadi satau persaman laju reaksi,
fase yang terjadi yaitu fase gas, cair, cair-padat. Pada CSTR terjadi reaksi homogen, dan
hanya terjadi satu fase, reaktor ini terjadi reksi secara kontinyu. Reaktor PFR terjaadi
secara kontinyu dan hanya terjadi fase gas dan cair.
5. Ketiga rektor dapat digunakan dalam pengolahan limbah. Batch reaktor diunakan untuk
memisahan limbah padat, CSTR dan PFR dapat digunakan dalam pengolahan limbah
cair.
15
DAFTAR PUSTAKA
Schmidt, Lanny D. 1998. Rekayasa Reaksi Kimia. New York: Oxford University Press.
Liu, S. 2013. Chapter 4 - Batch Reactor. Bioprocess Engineering. Amsterdam: Elsevier.
Rosadi, Husni. 2000. Pemodelan Continous Stirred Tank Reactor. Bogor: Program Pascasarjana
Teknologi Industri Pertanian.
16