Dokumen ini memberikan analisis perbandingan karakteristik beberapa jenis tepung yaitu tepung terigu, tapioka, maizena, beras, dan honkue melalui pengamatan di bawah mikroskop dengan dan tanpa tetesan iodin serta pengamatan kelarutan dan tekstur masing-masing tepung sebelum dan sesudah dipanaskan.
Dokumen ini memberikan analisis perbandingan karakteristik beberapa jenis tepung yaitu tepung terigu, tapioka, maizena, beras, dan honkue melalui pengamatan di bawah mikroskop dengan dan tanpa tetesan iodin serta pengamatan kelarutan dan tekstur masing-masing tepung sebelum dan sesudah dipanaskan.
Dokumen ini memberikan analisis perbandingan karakteristik beberapa jenis tepung yaitu tepung terigu, tapioka, maizena, beras, dan honkue melalui pengamatan di bawah mikroskop dengan dan tanpa tetesan iodin serta pengamatan kelarutan dan tekstur masing-masing tepung sebelum dan sesudah dipanaskan.
Pada praktikum kali ini dilakukan pengamatan terhadap kemurnia
beberapa jenis tepung, diantaranya tepung terigu, tepung tapioka, tepung maizena, tepung beras dan tepung honkue. Perlakuan yang dilakukan adalah pengamatan dengan menggunakan mikroskop cahaya perbesaran 40 x 10 dengan ditambah iki dan dengan tidak di tambah iki, setelah itu dilakukan pengamatan terhadap kelarutan masing-masing tepung sebelum dipanaskan dan sesudah di panaskan, selain kedua pengamatan tersebut, di lakukan pula pengamatan terhadap tekstur masing-masing tepung. Bedasarkan hasil data yang diperoleh, tepung terigu yang dilihat dibawah mikroskop dan tidak di tetesi IKI terlihat memiliki bentuk oval dengan tepi bergerigi, bahan tepung ini berasal dari gandum saja dan bertipe eksentris. Sedangkan terigu yang ditetesi IKI memiliki karakteristik bentuk yang sama namun lebih jelas dan berwarna coklat kehitaman. Pada pengamatan kelarutan, tepung terigu sebelum dipanaskan terlihat larut dan setelah dipanaskan juga terlihat larut, sedangkan tekstur dari tepung jenis ini tidak kesat dan kasar. Pada pengamatan mikroskopis tepung tapioka tanpa menggunakan IKI, terlihat bentuknya bulat tak beraturan, tipe eksentris, dan bahannya terdiri dari tepung singkong, sedangkan apabila di tetesi IKI, karakteristik bentuknya sama, hanya saja terlihat lebih jelas dan berwarna coklat kehitaman. Pada pengamatan kelarutan, tepung tapioka sebelum dipanaskan terlihat larut dan setelah dipanaskan terlihat kurang larut, sedangkan tekstur dari tepung ini lebih kesat dan halus. Pada pengamatan tapung maizena dibawah mikroskop, terlihat memiliki bentuk oval dan persegi, bertipe eksentris, bahannya terdiri dari jagung dan singkong, apabila sesudah di tetesi IKI, karakteristik bentuk tepung maizena sama dengan sebelumna, hanya saja terlihat lebih jelas dan berwarna coklat kehitaman. Pada pengamatan kelarutan, tepung maizena sebelum dipanaskan terlihat kurang larut dan setelah dipanaskan juga terlihat kurang larut, sedangkan tekstur dari tepung ini kesat dan halus. Pada pengamatan mikroskopis tepung beras, telihat bentuknya hampir seperti bulat telur, bahannya berasal dari beras saja, apabila sesudah di tetesi IKI, karakteristik bentuk tepung beras sama dengan sebelumnya, hanya saja terlihat lebih jelas dan berwarna coklat kehitaman. Pada pengamatan kelarutan, tepung beras sebelum dipanaskan terlihat sangat larut dan setelah dipanaskan juga terlihat sangat larut, sedangkan tekstur dari tepung ini lebih kesat dan cukup halus. Pada pengamatan tapung honkue dibawah mikroskop, terlihat memiliki bentuk majemuk oval dan bersudut, bahannya berasal dari dominan tepung kentang dan sedikit tepung jagung, apabila sesudah di tetesi IKI, karakteristik bentuk tepung ini sama dengan sebelumnya, hanya saja terlihat lebih jelas dan berwarna coklat kehitaman. Pada pengamatan kelarutan, tepung honkue sebelum dipanaskan terlihat kurang larut dan setelah dipanaskan juga terlihat kurang larut, sedangkan tekstur dari tepung ini kesat dan sangat halus.