Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Mekanika tubuh adalah usaha kordinasi dari muskuskeletal dan system saraf untuk
mempertahankankeseimbangan yang tepat. Mekanika tubuh pada dasarnya adalah bagaimana
tubuh secara efesien terkordinasi dan aman sehingga menghasilkan gerakan yang baik dan
memelihara keseimbangan selama beraktifitas.
Perawat sangat beresiko mengalami cedara tulang belakang karena aktifitas /
pekerjaan yang di lakukan.misalnya, mengangkat klien dari tempat tidur, membawa alat-alat
berat, dll.
1. Prinsip mekanika tubuh
a. Gravitasi
Memandang gravitasi sebagai sumbu dalam pergerakan tubuh
Pusat gravitasi, titik yang ada dipertengahan tubuh.
Garis gravitasi, merupakan garis imagines vertical melalui pusat gravitasi.
Dasar tumpuan, merupakan dasar tempat seseorang dalam posisi istirahat
untuk menopang atau menahan tubuh.
b. Keseimbangan
Keseimbangan dapat dicapai dengan mempertahankan posisi garis gravitasi,
diantara garis gravitasi dan pusat tumpuan.
2. Komponen mekanika tubuh.
a. Tulang : jaringan dinamis yang berfungsi menunjang jaringan yang membentuk
otot-otot tubuh.
b. Otot : berfungsi untuk kontraksi dan menghasilkan gerakan.
c. Tendon: sekumpulan jaringan fibrosa padat yang merupakan perpanjangan dari
pembungkus otot dan membentuk ujung otot yang mengikatnya pada tulang.
d. Ligamen adalah sekumpulan jaringan penyambung fibrosa yang padat lentur dan
kuat. Berfungsi menghubungkan ujung persediaan dan menjaga kestabilan.
e. Kartilago terdiri serat yang tertanam dalam suatu gel yang kuat tetapi elastis dan
tidak mempunyai pembuluh darah.
f. Sendi memfasilitasi pergerakan dengan memungkinkan terjadinya kelenturan.
3. Pergerakan dasar dalam mekanika Tubuh
a. Gerakan (ambulating)
Gerakan yang benar akan membantu mempertahankan keseimbangan tubuh.
Contoh, keseimbangan tubuh orang saat berdiri akan mudah stabil dibandingkan
dalam posisi jalan. Dalam posisi jalan akan terjadi perpindahan dasar tumpuan
dari sisi satu ke sisi yang lain,dan posisi gravitasi akan selalu berubah pada posisi
kaki
b. Menahan (squatting)dalam melakukan pergantian,posisi menahan selalu berubah.
Contoh : Posisi orang duduk akan beerbeda dengan orang jongkok dan
tentunyaberbeda dengan posisi yang tepat dalam menahan. Dalam menahan
diperlukan dasar tumpuan yang tepat.
c. Menarik (pulling) menarik dengan benar akan memudahkan untuk memindahkan
benda.Yang perlu diperhatikan adalah ketinggian, letak benda, posisi kaki dan
tubuh dalam menarik. Sodorkan telapak tangan dan lengan atas dipusat gravitasi
pasien. Lengan atas dan siku di letakkan pada permukaan pada tempat tidur,
pinggul, lutut, dan pergelangan kaki ditekuk lalu dilakukan penarikan.
d. Mengangkat (lifting). Mengangkat merupakan pergerakan daya tarik. Gunakan
otot-otot besar dari tumit, paha bagian atas, kaki bagian bawah, perut ,dan pinggul
untuk mengurangi rasa sakit pada daerah tubuh bagian belakang.
e. Memutar (pivoting) merupakan gerakan untuk memutar anggota tubuh dan
bertumpu pada tulang belakang. Gerakan memutar yang baik memerhatikan ketiga
unsur gravitasi agar tidak berpengaruh buruk pada postur tubuh.
4. Dampak Mekanika Tubuh yang Salah
a. Terjadi ketergantungan sehingga memudahkan timbulnya kelelehan dan gangguan
dalam muskuskeletal.
b. Resiko terjadi kecelakaan dalam muskuskeletal, misalnya seseorang yang salah
berjongkok atau berdiri.
5. Prinsip Ambulasi Untuk Pasien
Mekanika tubuh itu penting untuk perawat dan pasien. Hal ini mempengaruhi kondisi
kesehatan mereka. Mekanika tubuh yang benar diperlukan untuk kesehatan dan
mencegah kecacatan. Gaya berat dan fisik dapat mempengaruhi gerak tubuh. Jika
digunakan dengan benar kekuatan ini dapat meningaktkan efisiensi kerja perawat
Prinsip-prinsip yang harus diperhatikan perawat dalam pasien ambulasi adalah
sebagai berikut:
a. Ketika merencanakan untuk memeindahkan pasien, atur unruk bantuan yang kuat.
Gunakan alat bantu mekanik jika bantuan tidak mencukupi
b. Dorong klien untuk membantu sebanyak mungkin sesuai kemampuan
c. Jaga punggung , leher , pelvis dan kaki lurus. Cegah tergelincir.
d. Fleksikan lutut buat kaki tetap lebar
e. Dekatkan tubuh perawat dengan klien (objek yang diangkat)
f. Gunakan lengan atau tangan (bukan punggung)
g. Tarik klien kearah penariknya menggunakan sprei.
h. Rapatkan otot abdomen dan gluteal untuk persiapan bergerak.
i. Seseorang dengan beban yang sangat berat diangkat bersama dengan dipimpin
dengan seseorang dengan menghitung satu sampai tiga.
Berikut ini merupakan prosedur teknik memindahkan pasien menurut Potter & Perry (2005) :
Langkah Rasional
Persiapan untuk memindahkan
1. Kaji kekuatan otot, mobilisasi sendi, Menentukan tingkat fisiologis dan kognitif
paralisis atau paresis, hipotensi pasien untuk berperan serta dalam teknik
ortostatik, toleransi aktivitas, tingkat memindahkan.
kesadaran, tingkat kenyamanan dan
kemampuan pasien mengikuti intruksi.
2. Siapkan peralatan dan persediaan yang di
butuhkan :
Tranfer belt (bila diperlukan).
Kursi roda (posisi kursi pada sudut Mengurangi risiko cedera. Sebaiknya
45 derajat dari tempat tidur: rem digunakan pada semua pasien yang
terkunci; memindahkan kaki membutuhkan bantuan sedang sampai
istirahat: rem tempat tidur terkunci). maksimal atau memiliki risiko cedera
maupun jatuh.
Brankar (posisi tempat tidur pada Posisi kursi roda atau brankar memfasilitasi
sudut 900: rem brankar terkunci: rem perpindahan tempat tidur ke kursi roda atau
tempat tidur terkunci). dari tempat tidur ke brankar dengan cepat.
3. Jelaskan prosedur kepada pasien Mendukung kerjasama pasien dan
pemahaman tentang prosedur serta
keuntungan mobilisasi.
4. Tutup pintu/gorden. Mendukung privasi.
5. Cuci tangan. Mengurangi perpindahan infeksi.
Penyelesaian pemindahan.
1. Posisikan pasien pada posisi yang Mengurangi risiko cedera system
dipilih. musculoskeletal dari posisi yang tidak tepat.
2. Cuci tangan Mengurangi transmisi infeksi.
3. Observasi pasien untuk menentukan Mengurangi risiko cedera dari perpindahan
respon berpindah. Observasi kesejajaran berikutnya dan pengaturan posisi.
tubuh yang benar dan adanya tekanan.
4. Catat prosedur pada catatan perawat Mendokumentasikan efektivitas asuhan
keperawatan. Mendukung konsistensi diantar
tenaga keperawatan.
Pengertian
Posisi fowler adalah posisi setengah duduk atau duduk, dimana bagian kepala tempat
tidur lebih tinggi atau dinaikkan. Posisi ini dilakukan untuk mempertahankan kenyamanan
dan memfasilitasi fungsi pernapasan pasien.
Tujuan
a) Mengurangi komplikasi akibat immobilisasi.
b) Meningkatkan rasa nyaman
c) Meningkatkan dorongan pada diafragma sehingga meningkatnya ekspansi dada dan
ventilasi paru
d) Mengurangi kemungkinan tekanan pada tubuh akibat posisi yang menetap
Indikasi
a) Pada pasien yang mengalami gangguan pernapasan
b) Pada pasien yang mengalami imobilisasi
2. Posisi Sims
Pengertian
Posisi sim adalah posisi miring kekanan atau miring kekiri. Posisi ini dilakukan untuk
memberi kenyamanan dan memberikan obat per anus (supositoria). Berat badan terletak pada
tulang illium, humerus dan klavikula.
Tujuan
1. Meningkatkan drainage dari mulut pasien dan mencegah aspirasi
2. Mengurangi penekanan pada tulang secrum dan trochanter mayor otot pinggang
3. Memasukkan obat supositoria
4. Mencegah dekubitus
Indikasi
1. Pasien dengan pemeriksaan dan pengobatan daerah perineal
2. Pasien yang tidak sadarkan diri
3. Pasien paralisis
4. Pasien yang akan dienema
5. Untuk tidur pada wanita hamil.
3. Posisi Trendelenberg
Pengertian
Pada posisi ini pasien berbaring di tempat tidur dengan bagian kepala lebih rendah daripada
bagian kaki. Posisi ini dilakukan untuk melancarkan peredaran darah ke otak.
Tujuan
1. Pasien dengan pembedahan pada daerah perut.
2. Pasien shock.
3. pasien hipotensi.
Indikasi
1. Pasien dengan pembedahan pada daerah perut
2. Pasien shock
3. Pasien hipotensi
5. Posisi Lithotomi
Pengertian
Pada posisi ini pasien berbaring telentang dengan mengangkat kedua kaki dan menariknya
ke atas bagian perut. Posisi ini dilakukan untuk memeriksa genitalia pada proses persalinan,
dan memasang alat kontrasepsi.
Tujuan
1. Memudahkan pemeriksaan daerah rongga panggul, misal vagina,taucher, pemeriksaan
rektum, dan sistoscopy
2. Memudahkan pelaksanaan proses persalinan, operasi ambeien, pemasangan alat intra
uterine devices (IUD), dan lain-lain.
Indikasi
1. Pada pemeriksaan genekologis
2. Untuk menegakkan diagnosa atau memberikan pengobatan terhadap penyakit pada
uretra, rektum, vagina dan kandung kemih.
Pegertian
Pada posisi ini pasien menungging dengan kedua kaki di tekuk dan dada menempel
pada bagian alas tempat tidur. Posisi ini dilakukan untuk memeriksa daerah rektum dan
sigmoid.
Tujuan
Memudahkan pemeriksaan daerah rektum, sigmoid, dan vagina.
Indikasi
1. Pasien hemorrhoid
2. Pemeriksaan dan pengobatan daerah rectum, sigmoid dan vagina.
7. Posisi orthopeneic
Pengertian
Posisi pasien duduk dengan menyandarkan kepala pada penampang yang sejajar dada, seperti
pada meja.
Tujuan
Memudahkan ekspansi paru untuk pasien dengan kesulitan bernafas yang ekstrim dan tidak
bisa tidur terlentang atau posisi kepala hanya bisa pada elevasi sedang.
Indikasi
Pasien dengan sesak berat dan tidak bisa tidur terlentang.
8. Supinasi
Pengertian
Posisi telentang dengan pasien menyandarkan punggungnya agar dasar tubuh sama dengan
kesejajaran berdiri yang baik.
Tujuan
Meningkatkan kenyamanan pasien dan memfasilitasi penyembuhan terutama pada pasien
pembedahan atau dalam proses anestesi tertentu.
Indikasi
1. Pasien dengan tindakan post anestesi atau penbedahan tertentu
2. Pasien dengan kondisi sangat lemah atau koma.
9. Posisi pronasi
Pengertian
Pasien tidur dalam posisi telungkup Berbaring dengan wajah menghadap ke bantal.
Tujuan
1. Memberikan ekstensi maksimal pada sendi lutut dan pinggang
2. Mencegah fleksi dan kontraktur pada pinggang dan lutut.
Indikasi
1. Pasien yang menjalani bedah mulut dan kerongkongan
2. Pasien dengan pemeriksaan pada daerah bokong atau punggung.
Tujuan
1. Mempertahankan body aligement
2. Mengurangi komplikasi akibat immobilisasi
3. Meningkankan rasa nyaman
4. Mengurangi kemungkinan tekanan yang menetap pada tubuh akibat posisi yang
menetap.
Indikasi
1. Pasien yang ingin beristirahat
2. Pasien yang ingin tidur
3. Pasien yang posisi fowler atau dorsal recumbent dalam posisi lama
4. Penderita yang mengalami kelemahan dan pasca operasi.
DAFTAR PUSTAKA
Alimul ,Aziz. 2006. Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta: Salemba Medika.
Asmadi. 2008. Konsep dan Aplikasi Kebutuhan Dasar Klien. Jakarta: Salemba Medika
Darliana, Devi, dkk. 2014. Kebutuhan Aktivitas dan Mobilisasi. Fakultas Keperawatan
Universitas Syiah Kuala. Banda Aceh.
Hegner, Barbara R & Caldwell, Esther. 2003. Asisten Keperawatan : Suatu Pendekatan
Proses Keperawatan, Eds.6. Jakarta : EGC
Potter, Patricia A & Perry, Anne Griffin. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan,
Volume 2 Eds.4. Jakarta : EGC