Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Oleh :
ASTARI RINDU ASTUTI
G 99141109
Pembimbing :
dr. Anthonius Cristanto, M. Kes, Sp.THT-KL
c. Pemeriksaan Penunjang
1) Audiometri
Jika EAC mengalami obstruksi dan pemeriksaan garpu tala menunjukkan tuli
konduksi, maka audiometric perlu dilakukan.
2) Tympanometri
Pemeriksaan ini tidak dilakukan pada suspek otorrhea LCS, karena dapat
menimbulkan pneumocephalus. Pemeriksaan ini akan menjadi sangat menyakitkan
pada penderita otitis eksterna.
3) Kultur dan Sensitivitas
a) Yang harus diperhatikan
i. Antibiotik topical harus dihentikan sebelum pengambilan sampel kultur dan
sensitivitas, karena akan mempengaruhi hasil.
ii. Pada otorrhea infektif yang tidak kunjung sembuh, sampel harus diambil lebih
kedalam atau dari sumber perforasi.
b) Mikroorganisme
i. Mikroorganisme yang paling umum menyebabkan otitis eksterna adalah
Pseudomonas aeruginosa (OE maligna dan nekrotik) dan Staphylococcus
aureus.
ii. Actinomyces israelli. Ini merupakan bakteri gram positif anaerob yang dapat
menyebabkan OE dari infeksi primer gigi dan parotis. OE yang tidak kunjung
sembuh biasanya sudah terjadi granulasi pada canalis auricularis eksterna dan
discharge kuning tebal dan memerlukan debridement operasi dan terapi
antibiotik jangka panjang.
4) Pemeriksaan imunodefisiensi dan alergi
5) CT Scan
CT Scan sebelum operasi sangatlah penting pada kasus stenosis canalis
auricularis eksterna dengan kolesteatoma.
6) Biopsi
Diperlukan untuk mengetahui stadium neoplasma.
c. Mastoiditis
Mastoiditis adalah segala proses peradangan pada sel- sel mastoid yang terletak
pada tulang temporal. Gejala klinisnya berupa nyeri otot leher, penurunan daya
pengecapan/Hypoguesia, abnormalitas nervus kranialis, pusing, paralise nervus fascialis,
kelemahan otot wajah unilatral, sakit kepala, vertigo, demam, malaise, otalgi dengan
membrane timpani normal, pembengkakan daerah mastoid, kehilangan pendengaran,
mastoid tenderness/ nyreri tekan mastoid, otorrhea/draining eardan Postauricular
Swelling Edema
d. Penyebab lain
1) Fraktur Basis Kranii
Fraktur yang terjadi sepanjang dasar tengkorak, biasanya termasuk tulang
petrous dapat ditemukan Battle's sign, cranial neuropati, trauma, fistula sinus carotid-
cavernous, serta otorrhea.
2) Kebocoran cairan serebrospinal: discharge berupa cairan jernih
3) Osteomyelitis: discharge telinga yang berbau busuk
Arif M., kuspuji T., Rakhmi S., Wahyu I.W., Wiwiwk S. Kapita Selekta Kedokteran. Jilid 1.
Edisi ketiga. Jakarta : Media Aesculapius.2001. 13.
Efiaty A.S., Nurbaiti I., Jenny B., Ratna D.R. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung
Tengggorokan Kepala & Leher. Edisi keenam. Jakarta : Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia. 2007