Você está na página 1de 2

Analisis Data

Pada percobaan penentuan kadar zat aditif dalam sampel minuman menggunakan
instrument HPLC ini memiliki tujuan menentukan atau menghitung kadar zat aditif erupa
natrium enzoat, vitamin c dan kafein. Prinsip dasar pada pemisahan ini yaitu perbedaan
distribusi diantara dua fasa, yaitu fasa diam dan fasa gerak. Fasa diam yang digunakan adalah
kolom C-18 dan fasa gerak yang digunakan pada percobaan ini adalah campuran asetonitril
dan KH2PO4. Adanya perbedaan distribusi karena adanya perbedaan kepolaran. Pada
percobaan ini dignakan HPLC fasa terbalik (fasa diam non polar dan fasa gerak polar) karena
sampel yang akan dianalisis dilihat dari strukturnya lebih cenderung polar. Jika sampel yang
dianalisis cenderung polar akan lebih baik jika pemisahannya jika menggunakan HPLC
dengan fasa terbalik. Jika digunakan fasa normal dikhawatirkan sampel akan tertahan lama
atau tidak keluar dari fasa diam karena interaksi sampel yang ersifat polar akan lebih kuat dari
interaksi sampel dengan fasa gerak.

Volume sampel dan standar yang digunakan untuk percobaan ini kurang dari 1 ml oleh
karena itu, alat yang digunakan adalah mikroburet agar hasil yang didapatkan lebih akurat
(kuantitatif). Sebelum sampel dan standar diukur, keduanya harus bebas dari gelembung
karena gelembung dapat mengganggu pada saat pengukuran di HPLC. Agar gelembung
hilang larutan harus di degasting terlebih dahulu. Dan pada saat memasukkan sampel
menggunakan syringe, tidak boleh ada gelembung sekecil apapun.

Berikut ini adalah struktur-struktur dari natrium benzoat, kafein dan vitamin c.

Gambar 1. Struktur Asam Benzoat Gambar 2. Struktur Kafein

Gambar 3. Struktur Vitamin C


Berdasarkan dari hasil pengukuran didapatkan waktu retensi untuk vitamin c adalah 1,98;
kafein adalah 2,3; dan natrium benzoat adalah 3,5. Vitamin c memiliki waktu retensi yang
lebih kecil dibandingkan kafein dan natrium benzoat, hal ini disebabkan jika dilihat dari
strukturnya vitamin c memiliki tingkat kepolaran yang lebih besar daripada kafein dan
natrium benzoat maka vitamin c akan lebih berinteraksi dengan fasa gerak dibandingkan
dengan fasa diam. Sehingga vitamin c akan lebih dulu sampai ke detector dibandingkan
dengan kafein dan natrium benzoate. sebaliknya natrium benzoat memiliki waktu retensi yang
lebih besar dibandingkan kafein dan vitamin c, hal ini disebabkan jika dilihat dari strukturnya
natrium benzoat memiliki tingkat kepolaran yang lebih rendah daripada kafein dan vitamin c
maka natrium benzoat akan lebih berinteraksi dengan fasa diam dibandingkan dengan fasa
gerak. Sehingga natrium benzoat akan sampai ke detector paling terakhir dibandingkan
dengan kafein dan vitamin c. karena waktu retensi dari vitamin c dan kafein berdekatan maka
konsentrasi vitamin c tidak diuji, karena kromatogram yang dihasilkan akan akan tumpang
tindih antara peak kafein dan vitamin c, sehingga untuk menentukkan konsentrasi keduanya
akan sulit.

Setelah standard an sampel diukur dengan HPLC data-data yang didapat diolah agar
mendapatkan konsentrasi zat aditif dalam sampel minuman. Pengolahan data yang dilakukan
yaitu dengan membuat kurva kalibrasi standar antara luas area peak dengan konsentrasi
standar. Dari percobaan ini didapatkan dua kurva kalibrasi standar yaitu kurva kalibrasi
standar natrium benzoate dengan kurva kalibrasi standar kafein. Pada kurva kalibrasi standar
natrium benzoat didapatkan persamaan garis y = 7309.7566x + 2343.2955. dan persamaan
garis untuk kurva kalibrasi standar kafein adalah y = 28205.4976x + 12865.6368. luas area
peak yang didapatkan untuk sampel natrium benzoat dan kafein yaitu 66720 dan 182935.
Setelah dilakukan perhitungan didapatkan konsentrasi natrium benzoat dan kafein dalam
sampel sebesar 8.8069 ppm dan 6.0296 ppm.

Faktor kesalahan yang mungkin terjadi pada saat percobaan adalah masih adanya
gelembung di dalam larutan sehingga hasil yang didaptkan tidak sesuai dengan konsentrasi
yang sebenarnya, kesalahan dalam membaca skala buret, pada saat memakai syringe tidak
dibilas terlebih dahulu dan menyebakan adanya kontaminasi dalam sampel ataupun dalam
standar.

Kesimpulan

Dari hasil percobaan penentuan kadar zat aditif (natrium benzoat, kafein dan vitamin
c) dalam sampel minuman menggunakan instrument HPLC diperoleh konsentrasi kafein
sebesar sebesar 6.0296 ppm dan konsentrasi asam benzoat sebesar 8.8069 ppm. Konsentrasi
vitamin c tidak ditentukan karena waktu retensi kafein dan vitamin c berdekatan.

Você também pode gostar