Você está na página 1de 6

Review Jurnal Mata Kuliah Akuntansi Pertanggungjawaban Sosial

Kelompok 4
Gayatri Perwitasari (166020310111017)
Fransiska Novina Hayu Indrianti (166020310111025)
Gatra Bagus Sanubari (166020310111028)

JURNAL 1.1
Judul The Relationship Between Corporate Social Responsibility and Earnings Management: An
Exploratory Study
Penulis Yongtao Hong dan Margaret L. Andersen
Jurnal Journal of Business Ethics, Vol. 104, No. 4 (December 2011), pp. 461-471
Latar Belakang
Perusahaan diwajibkan menyediakan informasi keuangan yang baik agar para pemangku kepentingan
eksternal dapat mengawasi kinerja perusahaan dan membuat keputusan yang tepat berdasarkan penilaian
mereka. Kualitas laba yang dilaporkan memainkan peran penting dalam proses komunikasi antara perusahaan
dan pemangku kepentingan eksternal. Terdapat banyak faktor yang mempengaruhi kualitas laba khususnya
pada basis akrual, dan banyak pihak memperhatikan kegiatan manajerial yang berkaitan dengan manipulasi
laba. Etika memainkan peran penting dalam proses komunikasi ini, dan menjadi perhatian bagi banyak pihak.
Menyadari adanya kegiatan manajemen laba, ada ketertarikan umum terhadap faktor-faktor yang dapat
menghambat tindakan ini. Kemungkinan CSR akan menghambat adanya manajemen laba. CSR yang
terlaksana dengan baik menunjukkan manajemen perusahaan yang baik dan menarik para investor untuk
berinvestasi.
Teori
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Drucker (1984) berperspektif bahwa profitabilitas dan tanggung jawab sosial adalah kompatibel dan
perusahaan harus memastikan bahwa tanggung jawab sosial mereka juga menjadi peluang bisnis.
Porter dan Kramer (2006) menyatakan bahwa perusahaan yang bertanggung jawab secara sosial berdampak
pada "meingkatnya citra perusahaan, memperkuat merek, meramaikan moral, dan bahkan meningkatkan nilai
sahamnya."
Teori manajemen stakeholder menyatakan bahwa perusahaan mencoba untuk memenuhi harapan stakeholder.
Salah satunya yaitu beberapa investor mempertimbangkan CSR dalam keputusan investasi mereka.
Cohen (2009) menyatakan dengan manajemen yang baik, perusahaan dapat bertanggung jawab secara sosial
dan mengubah tanggung jawab tersebut menjadi keunggulan kompetitif bagi perusahaan.
Manajemen Laba
Perusahaan dapat mempengaruhi pesan yang disampaikan kepada pengguna eksternal dengan memodifikasi
tindakan yang mereka lakukan dan dengan demikian mempengaruhi realitas ekonomi organisasi, yang sering
disebut sebagai manajemen laba secara riil (R-EM) (Roychowdhury 2006; Bens et al., 2003).
Petrovits (2006) memberikan bukti bahwa perusahaan memberikan kontribusi waktu untuk yayasan filantropi
mereka untuk mencapai tujuan laba.
deMaCarty (2009) berpendapat bahwa keterampilan manajemen memperoleh keuntungan yang lebih tinggi
dan kredit yang lebih besar berkaitan dengan semakin besarnya ukuran CSR, dapat dikatakan terdapat
korelasi positif antara CSR dan kinerja keuangan.
Chih et al. (2008) melaporkan bahwa perusahaan dengan lebih banyak CSR menunjukkan lebih banyak
agresivitas pendapatan yang merupakan sebuah bentuk Earning Management (EM).
Peneliti menyatakan hipotesis sebagai berikut:
HA1 Ada hubungan positif antara CSR dan kualitas akrual (AQ)
HA2 Ada hubungan negatif antara CSR dan R-EM.
Metodologi Penelitian
Mengukur CSR
Jenis data yang digunakan adalah data primer. Informasi data dalam penelitian didapatkan dari database Kinder
Lydenburg dan Domini (KLD) untuk menyusun ukuran CSR. Terdapat lebih dari 3.000 perusahaan yang
terdaftar. Penentuan indeks CSR untuk setiap perusahaan ditentukan dengan cara mengurangi jumlah
kelemahan dari jumlah kekuatan, yang meliputi tujuh area yaitu: hak asasi manusia, tata kelola perusahaan,
keragaman, hubungan karyawan, lingkungan, karakteristik produk, dan hubungan masyarakat.
Mengukur kualitas akrual (AQ)
Kami menghubungkan akrual saat ini dengan arus kas dari periode waktu sebelum dan sesudah, serta periode
waktu sekarang, dengan menggunakan model di Dechow and Dichev (2002) dan Francis et al. (2005).
Sebuah (e) yang lebih tinggi menunjukkan kualitas yang buruk terhadap akrual pada arus kas dan
menunjukkan adanya EM dan terdapat kesalahan perkiraan yang tidak disengaja. Sebuah (e) yang rendah
menunjukkan kualitas akrual yang tinggi dan tidak adanya EM dan terdapat sedikit kesalahan perkiraan.
Seleksi Sampel
Data perusahaan sampel AS non-keuangan didapatkan dari Compustat North America Tape dan
menggabungkan data ini dengan data CSR dari database KLD. Teknik sampling digunakan untuk menentukan
jumlah sample dengan syarat yatu: 1) mengecualikan perusahaan keuangan dari sampel karena pendapatan
mereka berbeda dari pada perusahaan non-keuangan, 2) mengurangi ukuran sampel karena data CSR tidak
lengkap sebelum 1995, 3) kurangnya pengamatan selama 8 tahun yang diharuskan oleh perhitungan kualitas
akrual.
Distribusi Sampel
Secara umum, ukuran sampel meningkat selama bertahun-tahun. Namun, jumlah Socially Responsible Firms
(SRF) menurun setelah tahun 2003. Penurunan ini menyiratkan lebih banyak masalah tanggung jawab sosial
setelah tahun 2003.
Statistik deskriptif
Sampel dibagi menjadi Socially Responsible Firms (SRF) yang memiliki indeks CRS positif, dan SRF yang
memiliki indeks CSR kurang dari atau sama dengan nol. Perhitungan Statistik Deskriptif yang digunakan yaitu
Mean, Standard Deviation, Lower quartile, median, dan Upper quartile.
Hasil/ Pembahasan
a. Earning Management (EM) dan Accrual Quality (AQ)
EM dan AQ merupakan konsep kompleks yang telah diukur dengan menggunakan berbagai cara.
Dalam literatur, the absolute value of total accruals (AbsAccr) telah digunakan sebagai proxy untuk EM,
sedangkan the absolute value of discretionary accruals (AbsDAccr) befungsi sebagai pengukuran EM yang
lebih bagus.
Pada tabel 3 tidak terdapat perbedaan AbsAccr yang signifikan antara SRFs dan LSRFs. Hasil ini
menunjukkan bahwa SRFs melaporkan jumlah akrual yang sama dengan LSRFs. SRFs secara signifikan
AbsDAccr-nya lebih rendah daripada LSRFs. Perbedaan yang signifikan (7,86%), lingkungan yang
memiliki pertanggungjawaban yang lebih secara sosial dapat membatasi EM dan mendukung HA1.
Selain itu, hasil pada tabel 3 juga memberikan bukti yang berkaitan dengan R-EM dan mendukung
HA2. Nilai LSRFs dari R_CFO, R_PROD, dan R_DEXP secara signifikan lebih tinggi dari SRF. Aktivitas
R-EM ini memberikan dampak yang negatif terhadap kualitas pelaporan keuangan perusahaan ini.
LSRFs memiliki jumlah yang lebih tinggi secara signifikan () (8,62%) dan juga memiliki nilai AQ
yang lebih rendah secara signifikan daripada SRFs. Hal ini menunjukkan bahwa SRF mempunyai nilai AQ
dan kualitas pelaporan keuangan yang lebih tinggi dari LSRFs.
b. Accruals Quality (AQ) dan Corporate Social Responsibility (CSR)
Peneliti memberikan bukti langsung dari asosiasi antara AQ dan CSR pada tabel 4. Peneliti
mengukur regresi AQ, () pada variabel kosong CSR. Koefisien estimasi dalam CSR adalah negatif dan
signifikan. Ini menunjukkan bahwa perusahaan yang bersangkutan menunjukkan pertanggungjawaban
sosial yang lebih memiliki standar deviasi yang lebih rendah dari residual akrual saat ini. Standar deviasi
yang rendah dari residual berdampak pada pemetaan akrual yang lebih baik pada arus kas, dengan kata lain,
SRFs memberikan AQ yang lebih tinggi pada pelaporan laporan keuangan mereka. Hal ini mendukung HA1.
Peneliti menemukan negatif dan signifikan koefisien untuk ukuran, namun koefisien positif
signifikan untuk operating cycle (LnOC), standar deviasi dari penjualan ((Sales)), arus kas((Cash)), dan
laba bersih ((NI)), serta frequency of negative income (FreqNNI). Hal ini berdampak pada perusahaan
yang lebih besar memiliki AQ yang lebih besar yang diwakili oleh rendahnya (). Fluktuasi penjualan,
arus kas, dan laba bersih, serta frekuensi laba negatif yang muncul dapat menurunkan AQ. Hasil di atas
mennunjukkan bahwa CSR mempunyai penjelasan tambahan atas variabel kontrol dalam menjelaskan
peningkatan AQ.
c. Robustness Tests
Pada tabel 5, peneliti melaporkan hasil regresi () dalam indeks RCSR. Koefisien estimasi RCSR
adalah negatif dan signifikan pada tingkat 1%, dimana koefisien dari pengukuran peneliti yang sebenarnya
adalah negatif dan signifikan pada tingkat 5%. Penyesuaian R2 juga meningkat dari 28.8 menjadi 29%.
Hasil ini menunjukkan indeks RCSR lebih mencerminkan dampak pertanggungjawaban sosial terhadap
AQ. Peneliti menyarankan lebih lanjut bahwa terdapat kunci dalam mengukur CSR yaitu tata kelola
perusahaan, lingkungan, hak asasi manusia, dan karakteristik produk. Dan hasil ini lagi-lagi mendukung
HA1.
Kesimpulan
EM mengurangi kualitas pelaporan keuangan. Penelitian ini membahas dua bentuk EM yaitu
berdasarkan akrual dan aktivitas. Penelitian ini memberikan kontribusi dengan menguji sample yang sama dan
jangka waktu, dan hal ini memberikan gambaran yang lebih lengkap terhadap EM. Sample penelitian terdiri
atas perusahaan non keuangan US sejak periode 1995-2005.
Penelitian ini dimulai untuk mengisi kekosongan yang terdapat dalam literatur dengan menginvestigasi
peran etika dalam pelaporan keuangan. Peneliti menemukan bukti bahwa perusahaan yang terlibat dalam CSR
cenderung untuk mengelola laba.
Etika, CSR, EM, dan kualitas pelaporan keuangan merupakan konsep yang kompleks. Sulit untuk
mengoperasionalkan konsep, namun penelitian empiris menginginkan hal tersebut. Penelitian di masa depan
dapat melanjutkan pemahaman peneliti dengan memberikan ide yang lebih bagus. Demikian juga dengan
perbaikan metodologi akan sangat membantu. Model dari hubungan rumit ini akan menambah wawasan dan
sangat berguna.

JURNAL 1.2
Judul The Influence of CSR Disclosure Structure on Corporate Financial Performance: Evidence
from Stakeholders Perspectives
Penulis Haslinda Yusoffa, Siti Salwa Mohamad, Faizah Darus
Jurnal Journal of Procedia Economics and Finance 7 (2013) 213 220
Latar Belakang
Pada umumnya praktek CSR di Malaysia tergolong tertinggal dari praktik global pada umumnya dan
bursa Malaysia, 2012 perusahaan public dinegara ini memiliki praktik kinerja yang rendah dalam
pengungkapan CSR. Kondisi diatas mengindikasikan rendahnya kesadaran perusahaan dan pentingnya
pengungkapan CSR. PAda dasarnya CSR sebagai salah satu pertimbangan pihak internal dalam mengelola
hubungan dengan pihak ekternal atau stakeholder. Salah satu tujuan dari pengungkapan CSR ialah
menghindari ancaman dan terus adanya dukungan perusahaan bagi keberlangsungan perusahaan. Akhir
penelitian ini diharapkan memberikan kontribusi gagasan yang berkaitan dengan perumusan strategi praktik
CSR yang strategis agar meningkatnya kinerja keuangan perusahaan. Adapun tujuan lain ialah
1. Menginvestigasi truktur CSR
2. Memberikan wawasan tentang bagimana prkatik CSR dapat mempengaruhi kinerja keuangan perusahaan.
Teori
Penelitian sebelumnya telah mengkonfirmasi bahwa perusahaan yang memiliki tanggung jawab secara
social memiliki kecendrungan memberikan jumlah CSR yang tinggi dan dapat dibandingkan dengan
pengungkapannya (Aras et al., 2010; Janggu et al., 2007; Naser et al., 2002). Temuan lain, bahwa perusahaan
menyusun strategi menyusun luasnya informasi CSR terkait stakeholder (Vurro dan Perrini, 2011; Oeyono
dkk., 2011). Pada literature ini menampilkan adanya temuan signifikan mengenai hubungan positif antara
struktur CSRD dan kinerja perusahaan dimasa depan (Siregar dan Bachtiar, 2010; Teoh et al., 1998),
sementara penelitian lain juga ditemukan hasil yang tidak konsisten (misalnya, Fauzi et al., 2007; Teoh et al.,
1998; Belkaoui dan Karpik, 1989).
H1: Semakin tinggi kedalaman CSRD, semakin tinggi kinerja keuangan perusahaan di
tahun berikutnya
H2: Semakin besar luasnya CSRD, semakin tinggi kinerja keuangan perusahaan di Indonesia
tahun berikutnya
H3: Semakin konsentrasi dalam disosialisasikannya CSRD kepada pemangku kepentingan definitif, semakin
tinggi kinerja perusahaan di tahun berikutnya.
Metodologi Penelitian
Penelitian diambil dari 30 perusahaan yang terdaftar dibursa efek malaysia yang diperoleh selam dua
tahun (2009 dan 2010), dimana pengaatan terkahir yaitu 60 perusahaan, semua data diperoleh dari laporan
tahunan perusahaan. Kinerja keuangan perusahaan dijadikan variabel dependen dipenelitian ini untuk melihat
manffat potensial yang diperoleh perusahaan sebagai hasil praktik CSRD yang telah dilakukan. Agar dapat
mewakili kondisi keuangan perusahaan pengukuran secara akuntansi yang relevan ialah Return On
Asset(ROA), Return On Equity (ROE) and Return On Sale (ROS) (also Orlitzky et al., 2003; Teoh et al.,
1998).
Hasil/ Pembahasan
Studi ini menemukan bahwa semakin besar CSRD kedalam (Depth), semakin jelas kuantitas informasi
CSR yang diungkap, dari luasnya perusahaan dimalaysia dapat mengembangkan CSRD meraka dan untuk
konsetrasi CSRD mereka telah mempraktekan konsetrasi struktur CSRD. Analisis regresi berganda dilakukan
untuk mengetahui hubungan antara CSRD dengan kinerja keuangan perusahaan dimalaysia, diaman hasil yang
diperoleh ialah adanya hubungan siginifkan antara CSRD dengan Corporat Financial Performance, hal ini
sejalan dengan teori kepentingan dimana perusahaan sigap dalam mengelola isu-isu terkait pemangku
kepentingan, tingkat loyalitas, dan memfasilitasi pertumbuhan penjualan. Hasil selanjutnya
menunjukkanbahwa, peningkatan konsentrasi pada pemangku kepentingan definitif akan menghasilkan kinerja
keuangan yang lebih baik pada tahun berikutnya Hasilnya juga menyiratkan bahwa meningkatnya
pengungkapan yang berkaitan dengan informasi CSR dapat terjadi penurunan profitabilitas perusahaan.
Ukuran perusahaan ditemukan menghasilkan pengaruh positif dan signifikanpada kinerja keuangan perusahaan
tahun depan. Hasil terurai pada tabel 5 mengkonfirmasi bahwa terdpaat korelasi negatif dan parsial antara
CSRD kedalam (Depth) dan CFP, saat ukuran, luas CSRD, konetrasi CSRD dikendalikan. Tingkat kedalaman
CSRD sangat tinggi mempengaruhi CFP secara negatif jika variabel lain tidak ada, oleh sebab itu hipotesis 1
ditolak. Hipotesis 2 diterima, sebagaimana dibuktikan oleh korelasi minimal, positif dan parsial antara CSRD.
Kesimpulannya ialah pengungkapan luasnya sendiri mempengaruhi kinerja keuangan secara positif tanpa
kehdairan kedalaman CSRD dan konsetrasi CSRD dan konsentrasi CSRD dan ukuran. Pengungkapan luasnya
sendiri sangat mempengaruhi kinerja keuangan secara positif tanpa adanya, untuk melengkapi semuanya, ada
juga yang rendah,korelasi positif dan parsial antara konsentrasi keterbukaan terhadap pemangku kepentingan
definitif dan perusahaan kinerja keuangan berikutnya Oleh karena itu, Hipotesis 3 tidak dapat ditolak.
Kesimpulan
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa pelaku keuangan yang efisien adalah mereka yang meningkatkan
luasnya CSRD yang cakupan pengungkapan kepada banyak pemangku kepentingan dan pihak-pihak yang
memberikan konsetrasi tinggi kepada pemangku kepentingan definitif bisa dilakukan mempercepat revatilisasi
legitimasi perusahaan dan akibatnya meningkatnya kinerja keuangan. Memandang pentingnya CSRD maka
jika perusahaan melakukan hal ini dengan baik, maka perusahaan tersebut dianggap memiliki tanggungjawab
serta memperoleh dukungan dari para pemangku kepentingan. Beberapa poin penting terkait penelitian ini
ialah Pertama, penelitian ini menawarkan perspektif metodologis baru yang berkaitan dengan analisis CSR
yang lebih halus struktur pengungkapan dan praktik. Kedua, penelitian ini memberikan wawasan positif
tentang peningkatan CSR kerangka pengungkapan terkait, di mana badan pengatur terkait seperti Bursa
Malaysia dan lainnya organisasi sektor publik / swasta dapat memanfaatkan kebijakan pelaporan di masa
depan.

Você também pode gostar