Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
PEMERIKSAAN PERPAJAKAN
Di Susun Oleh :
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pajak adalah iuran kepada negara yang dapat dipaksakan yang terutang menurut
ketentuan perundang-undangan tanpa mendapat prestasi kembali yang langsung dapat
ditunjuk yang tujuannya untuk digunakan membiayai pengeluaran public sehubungan dengan
tugas negara untuk menyelenggarakan pemerintahan.
Prinsip Pemungutan Pajak Menurut teori yang ada bahwa negara berhak memungut
pajak dari penduduknya, karena penduduk negara tersebut mempunyai kepentingan kepada
negara. Makin besar kepentingan penduduk kepada negara, maka makin besar pula
perlindungan negara kepadanya.
Sama dengan teori asuransi, teori ini mempunyai kelemahan antara lain tentang fungsi
negara untuk melindungi segenap rakyatnya. Negara tidak boleh memilih-milih dalam
melindungi penduduknya. Jika misalnya di suatu RT (Rukun Tetangga) terjadi kebakaran,
apakah hanya mereka yang sudah bayar pajak yang dibantu dan diselamatkan oleh petugas
mobil kebakaran? Di samping itu jika ditinjau dari unsur definisi pajak, maka adanya
hubungan langsung atau kontraprestasi (dalam hal ini kepentingan wajib pajak) telah
menggugurkan eksistensi pajak itu sendiri.
Dalam pelaksanaannya tidak semua wajib pajak atau penanggung pajak melunasi
pajak yang terhutang tepat waktu. Apabila sampai batas waktu yang telah ditentukan hutang
pajak tersebut belum juga dilunasi, maka dilakukkan biaya tindakan penagihan dengan pajak.
Penagihan atau pajak adalah serangkaian tindakan agar penaggung pajak melunasi utang
pajak dan penagihan pajak menegur memperingatkan, melaksanakan penagihan seketika dan
sekaligus, memberitahukan surat paksa, mengusulkan pencegahan pelaksanaan penyitaan,
melaksanakan penyanderaan, menjual barang yang telah disita. Prosedur penagihan pajak
dimulai dari dikeluarkannya Surat Ketetapan Pajak oleh Kantor Pelayanan Pajak. SKP
tersebut berdasarkan Surat Pemberitahuan yang disampaikan dan disusun oleh wajib pajak
sendiri yang dikenal dengan istilah self assessment system.
B. MAKSUD DAN TUJUAN
Guna untuk memenuhi tugas mata kuliah Audit Pajak Serta dalam penulisan makalah
ini saya selaku penulis bisa mendapat pengetahuan tentang ilmu perpajakan tentang
bagaimana tata cara pemeriksaan penelitian dan penyidikan pajak yang benar, serta dapat
mengetahui sanksi-sanksi apa saja yang akan diterima bagi yang melakukan penyelewengan
dalam perpajakan serta dapat lebih memahami teknik dan metode pemeriksaan pajak beserta
laporan hasil pemeriksaan pajak.
C. RUMUSAN MASALAH
PEMBAHASAN
Harus dilakukan dalam hal wajib pajak mengajukan permohonan restitusi sebagaimana
dimaksud dalam pasal 17B Undang-Undang KUP
c) tidak menyampaikan SPT atau menyampaikan SPT tetapi melampau jangka waktu yang
telah ditetapkan dalam Surat teguran;
b. Penghapusan NPWP
a. Metode Langsung
Adalah teknik dan prosedur pemeriksaan dengan melakukan pengujian atas kebenaran angka-
angka dalam SPT, yang dilakukan terhadap laporan keuangan dan buku, catatan, serta
dokumen pendukung. Pelaksanaan pemeriksaan dengan metode ini dilakukan sesuai program
pemeriksaan yang terinci atas setiap pos neraca dan labarugi yang menjadi sumber utama
atau berkaitan dengan angka-angka dalam SPT.
Adalah teknik dan prosedur pemeriksaan dengan melakukan pengujian atas kebenaran angka-
angka dalam SPT, yang dilakukan secara tidak langsung melalui suatu pendekatan
perhitungan tertentu mengenai penghasilan dan biaya. Hasil ini merupakan petunjuk untuk
mengambil kesimpulan tentang ketidakbenaran angka-angka dalam SPT sehingga masih
diperlukan pembuktian yang valid dan abash untuk membuktikan ketidakbenaran tersebut.
1. Melakukan evaluasi
c. Kaitan antara analisis rencana biaya, rencana penjualan, rencana produksi, rencana
pembelian, dsb.
c. Keaslian dokumen
c. Mengecek mutasi yang terjadi dengan catatan pada buku harian kas/bank, buku
pembelian/penjualan pada bulan yang sama
a. Data dari pihak untuk cross check, misalnya utang dagang pihak ketiga untuk
memastikan pembelian yang terjadi dengan pihak ketiga, jika mamaterial buatkan datanya
karena bagi pihak ketiga merupakan penjualan
b. Mengumpulkan data dari pihak ketiga, misalnya bea cukai, departemen kehutanan, dan
lain-lain
7. Melakukan pengujian fisik
9. Melakukan rekonsiliasi
Berdasarkan Pasal 6 ayat (2) Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-
9/PJ/2010 tentang Standar Pemeriksaan Untuk Menguji Kepatuhan Pemenuhan Kewajiban
Perpajakan, bentuk, isi, dan format Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) disusun dengan
merujuk pada Pedoman Penyusunan LHP. Pedoman ini dibuat agar format LHP menjadi
seragam. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penyusunan LHP adalah sebagai berikut.
1. LHP adalah laporan yang berisi tentang pelaksanaan dan hasil pemeriksaan yang disusun
oleh Pemeriksa Pajak secara ringkas dan jelas serta sesuai dengan ruang lingkup dan
tujuan pemeriksaan.
2. LHP disusun secara ringkas dan jelas, memuat ruang lingkup atau pos-pos yang diperiksa
sesuai dengan tujuan Pemeriksaan, memuat simpulan Pemeriksa Pajak yang didukung
temuan yang kuat tentang ada atau tidak adanya penyimpangan terhadap peraturan
perundang-undangan perpajakan, dan memuat pula pengungkapan informasi lain yang
terkait dengan Pemeriksaan.
3. LHP untuk menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan berisi antara lain
mengenai:
a. Penugasan pemeriksaan;
b. Identitas Wajib Pajak;
c. Pembukuan atau pencatatan Wajib Pajak;
d. Pemenuhan kewajiban perpajakan;
e. Data/informasi yang tersedia;
f. Lampiran yang diwajibkan;
g. Buku, catatan, dan dokumen serta data, informasi, dan keterangan lain yang
dipinjam;
h. Materi yang diperiksa;
i. Uraian hasil pemeriksaan;
j. Ikhtisar hasil pemeriksaan;
k. Penghitungan pajak terutang; dan
l. Simpulan dan usul Pemeriksa Pajak.
Bagian ini berisi informasi mengenai ringkasan koreksi masing-masing pos yang diperiksa
sebagaimana dimaksud dalam angka romawi II huruf E di atas beserta penghitungan pajak
terutang, kredit pajak, pajak yang kurang (lebih) dibayar, sanksi administrasi, jumlah pajak
yang masih harus (lebih) dibayar dan/atau Surat Tagihan Pajak.
1) usulan surat ketetapan pajak, Surat Tagihan Pajak dan/atau usulan lainnya
berdasarkan hasil pemeriksaan sesuai ketentuan yang berlaku; atau
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Fungsi dan tujuan pemeriksaan pajak secara keseluruhan adalah supaya Wajib Pajak
melaporkan kegiatan usahanya dengan benar. Benar karena Wajib Pajak melaporkan kegiatan
usahanya sesuai keadaan sebenarnya. Tidak ada yang ditutupi, tidak ada yang disembunyikan
dan terbuka. Benar karena Wajib Pajak telah menghitung pajak terutang sesuai dengan
peraturan perundang- undangan perpajakan yang berlaku.
Ada banyak ketentuan dalam melakukan pemeriksaan pajak, secara garis besar
diantaranya yaitu :
b) Kriteria Pemeriksaan
c) Jenis Pemeriksaan
f) Penyelesaian Pemeriksaan
i) Permintaan Keterangan
Setiap dilakukan pemeriksaan pajak oleh kantor pajak, Wajib pajak mempunyai kewajiban
dan haknya yang telah ditentukan oleh perundang undangan.
B. SARAN
Sebagai umat manusia yang tak pernah lepas dari salah, kami selaku penulis hanya
melampirkan materi yang terbaik, jika ada ditemukan kesalahan- kesalahan dalam penulisan
mohon dimaafkan. Semoga mkalah ini dapat menjadi referensi bagi yang membacanya.
DAFTAR PUSTAKA
http://www.pajak.go.id/content/pemeriksaan-pajak
http://pajaktaxes.blogspot.com/p/pemeriksaan.html
Anthony,Robert N., James S. Reece. Accounting for Tax. Edisi ke 7. Jakarta : 2007
http://www.pajak.go.id/content/seri-kup-pembetulan-ketetapan-pajak.