Você está na página 1de 4

ANALISIS NILAI EKONOMI DAN TINGKAT KUNJUNGAN OBJEK WISATA

DI KABUPATEN BIMA
BAB I. PENDAHULUAN

Kesatuan Pengelolaan Hutan Produksi (KPHP) Madapangga Rompu Merupakan pengelola


hutan ditingkat tapak yang memiliki luas 46.687,02 Ha, yang terdiri dari 19.277,18 Ha hutan lindung,
15.060 Ha hutan produksi terbatas dan 12.349,46 Ha hutan produksi tetap.Terletak di Kabupaten
Bima. Menjadi pengelola hutan ditingkat tapak, memiliki tugas untuk mengelola kawasan tersebut
sehingga memiliki manfaat secara ekologi, sosial dan ekonomi. Kawasan KPHP Madapangga Rompu
ini memiliki nilai strategis dalam perspektif pembangunan wilayah, yaitu sebagai kawasan untuk
perikanan (rumput laut), perikanan tangkap, wisata dan industri, termasuk industri berbasis hasil
hutan.

Beberapa bentuk sumber daya alam yang dapat ditemui di Indonesia diantaranya adalah
pemandangan alam pegunungan, bentangan lembah, sungai, goa, air terjun, hamparan persawahan
dan perkebunan dengan udara segar, matahari, gelombang air laut maupun keanekaragaman flora
dan fauna. Keberadaan sumber daya alam ini diperkaya dengan bentuk negara Indonesia yang
merupakan negara kepulauan dengan keberagaman adat-istiadat, budaya dan bahasa sehingga
memberikan peluang yang sangat besar dalam memperoleh manfaat dari sumber daya alam melalui
kegiatan yang tidak merusak atau merubah karakter fisik sumber daya alam tersebut. Salah satu
manfaat yang dapat diperoleh adalah pengembangan potensi sumber daya alam khususnya sumber
daya hutan melalui manfaat intangible seperti udara yang segar dan pemandangan alam yang indah
untuk kegiatan wisata alam (Fandeli, 1995).

Penelitian Rusdianto (2010) tentang pengaruh wisata alam bagi masyarakat lokal di Bunaken
menyatakan bahwa kehadiran wisata alam di Bunaken telah mengubah interaksi masyarakat
terhadap sumberdaya alam. Masyarakat menjadi lebih peduli terhadap alam dan ikut dalam
kegiatan konservasi seperti membersihkan pantai dan pemeliharaan fauna serta flora di lokasi
konservasi yang menjadi objek wisata. Masyarakat terlibat dalam penanaman mangrove,
pengaturan pintu air di saat pasang surut, membangun jalan setapak di lingkungan pesisir untuk
memberi kemudahan turis bersosialisasi bersama dengan masyarakat lokal. Partisipasi masyarakat
memelihara lingkungan adalah gambaran dari spontanitas masyarakat sendiri dan bukan karena
adanya himbauan penguasa lokal. Munculnya kesadaran masyarakat untuk menjaga lingkungan
karena penduduk sadar bahwa lingkungan yang lestari mendorong wisata di tempat mereka yang
dapat menambah pendapatan.

Pengelolaan Obyek Wisata merupakan bagian Integral dari pembangunan kepariwisataan


secara nasional. Pengelolaan yang terintegrasi secara holistik oleh seluruh Stakeholder mulai dari
masyarakat lokal, pengusaha pariwisata, media massa maupun pemerintah daerah dapat
memberikan kontribusi yang signifikan bagi Pendapatan Asli Daerah (PAD) serta berpengaruh
terhadap tingkat kesejahteraan masyarakat dan kualitas sumber daya manusia.

Perumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari penelitian ini adalah :
1. Berapa besarnya nilai ekonomi Obyek Wisata?
2. Berapa besarnya intensitas kunjungan di Obyek Wisata?
3. Apa sajakah faktor-faktor yang mempengaruhi intensitas kunjungan ke Obyek?
Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah :
1. Menghitung nilai ekonomi Obyek Wisata
2. Mengetahui intens itas ku njunga n di Obyek Wisata
3. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi intensitas kunjungan ke Obyek Wisata

Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini adalah :
1. Bagi pihak institusi pendidikan, bermanfaat sebagai bahan referensi untuk kajian penelitian yang
berhubungan dengan nilai ekonomi obyek wisata berdasarkan metode biaya perjalanan.
2. Bagi pihak terkait seperti : Pengelola/Dinas Kebudayaan dan Pariwisata, pengusaha pariwisata dan
masyarakat setempat bermanfaat dalam menyediakan data nilai ekonomi Obyek Wisata yang
berguna sebagai bahan informasi dan pertimbangan dalam perencanaan pengelolaan secara
holistik yang lebih baik di masa yang akan datang.

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

Pengertian Pariwisata
Menurut Wahab (2003), pada dasarnya ruang lingkup kepariwisataan terdiri atas 3 unsur
yakni : manusia sebagai unsur insani pelaku kegiatan pariwisata, tempat sebagai unsur fisik yang
sebenarnya tercakup oleh kegiatan itu sendiri dan waktu sebagai unsur tempo yang dihabiskan
dalam perjalanan itu sendiri dan selama berdiam di tempat tujuan wisata.
Pariwisata berasal dari dua kata, yakni Pari dan Wisata. Pari dapat diartikan sebagai banyak,
berkali-kali, berputar-putar atau lengkap. Kata wisata dapat diartikan sebagai perjalanan atau
berpergian yang dalam hal ini sinonim dengan kata travel dalam bahasa Inggris. Berdasarkan
penjelasan tersebut, maka kata pariwisata dapat diartikan sebagai perjalanan yang dilakukan berkali-
kali atau berputar-putar dari suatu tempat ke tempat yang lain, yang dalam bahasa Inggris disebut
dengan tour(Yoeti ,1996)
Pada hakikatnya pariwisata adalah suatu proses bepergian sementara dari seseorang atau
lebih menuju tempat lain di luar tempat tinggal. Dorongan bepergian ini adalah karena berbagai
kepentingan baik kepentingan ekonomi, sosial, kebudayaan, politik, agama, kesehatan maupun
kepentingan lain seperti karena sekedar ingin tahu, menambah pengalaman ataupun untuk belajar
(Suwantoro, 2002).
Apabila ditinjau dari aspek industri, pariwisata merupakan salah satu dari industri gaya baru
yang mampu menyediakan pertumbuhan ekonomi yang cepatdalam hal kesempatan kerja,
pendapatan, taraf hidup dan dalam mengaktifkan sektor produksi lain di dalam negara penerima
wisatawan. Lagi pula pariwisata sebagai suatu sektor yang kompleks meliputi industri-industri dalam
arti yang klasik seperti industri kerajinan tangan dan industri cindramata. Penginapan dan
transportasi secara ekonomi juga dipandang sebagai industri (Wahab, 2003).

BAB III. METODE PENELITIAN

Jenis Metode penelitian Studi Kasus


DAFTAR PUSTAKA

Fandeli, C dan Mukhlison. 2000. Pengusahaan Ekowisata. Fakultas Kehutanan Universitas

Gadjah Mada bekerjasama dengan Unit KSDA Daerah Istimewa Yogyakarta dan Pustaka
Pelajar.Yogyakarta

Rusdianto. 2010. Pariwisata Bagi Masyarakat Lokal. Jakarta (ID): Tri Pustaka.

Suwantoro, G. 2002. Dasar-Dasar Pariwisata. Penerbit Andi. Yogyakarta

Wahab, S. 2003. Manajemen Kepariwisataan. PT. Pradnya Paramitha. Cetakan IV.


Penerjemah Gromang F. Jakarta.

Yoeti, O.A. 1996. Anatomi Pariwisata. Penerbit Angkasa. Bandung

Yoeti, O.A. 1996. Pengantar Ilmu Pariwisata. Penerbit Angkasa. Bandung.

Você também pode gostar