Oleh: Putu Lindya Puspita Sari (01) Ni Nengah Sundari (08) I Gede Omy Wira Dharma (25)
FAKULTAS EKONOMI PROGRAM STUDI AKUNTANSI
UNIVERSITAS MAHASARASWATI DENPASAR 2017 3.1 PERLUNYA AUDIT ATAS LAPORAN KEUANGAN
1. Pertentangan Kepentingan (conflict of interest)
Pertentangan kepentingan dapat terjadi di antara berbagai kelompok pengguna laporan keuangan seperti para kreditor dan para pemegang saham, oleh karena itu para pengguna mencari keyakinan dari auditor independen luar bahwa informasi tersebut telah bebas dari bias untuk kepentingan manajemen dan netral untuk kepentingan berbagai kelompok pengguna dan tidak menguntungkan salah satu kelompok pengguna di atas kelompok lainnya. 2. Konsekuensi (consequence) Laporan keuangan yang di terbitkan menyajikan informasi yang penting, dan dalam beberapa kasus, merupakan satu-satunya sumber informasi yang di gunakan untuk membuat keputusan investasi yang signifikan, peminjaman, serta keputusan lainnya. Maka para pengguna laporan akan melirik pada auditor independen utuk memperoleh keyakinan bahwa laporan keuangan yang telah disusun sesuai dengan GAAP, termasuk semua pengungkapan yang memadai. 3. Kompleksitas (complexity) Dengan meningkatnya tingkat kompleksitas,maka risiko interpretasi dan risiko timbulnya kesalahan yang tidak disengaja juga ikut meningkat . karena para pengguna merasa semakin sulit, atau bahkan mustahil untuk mengevaluasi sendiri mutu laporan keuangan, maka mereka mengandalkan auditor independen untuk menilai mutu informasi yang dimuat dalam laporan keuangan 4. Keterpencilan (remotenes) Tidak praktis untuk mencari akses langsung pada catatan akuntansi utama guna melaksanakan sendiri verifikasi atas laporan keuangan, dari pada mempercayai mutu data keuangan begitu saja, para pengguna laporan keuangan lebih mengandalkan laporan auditor untuk memenuhi kebutuhannya.
Empat kondisi tersebut secara bersama-sama membentuk adanya risiko informasi,
yaitu risiko bahwa laporan keuangan mungkin tidak benar, tidak lengkap, atau bias. Oleh karena itu, dapat di katakan bahwa audit laporan keuangan dapat meningkatkan kredibilitas laporan keuangan dengan cara menekan risiko informasi. 3.2 AZAS-AZAS YANG MENDASARI AUDIT LAPORAN KEUANGAN
1. Hubungan Antara Akuntansi dan Auditing
Metode akuntansi mencakup kegiatan mengidentifikasi bukti dan transaksi yang dapat mempengaruhi entitas. Setelah di identifikasi, maka bukti dan transaksi ini diukur, dicatat dikelompokkan serta di buat ikhtisar dalam catatan akuntansi. Hasil proses ini adalah penyusunan dan distribusi laporan keuangan yang sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum tujuan akhir akuntansi adalah komunikasi data yang relevan dan andal, sehingga dapat berguna bagi pengambilan keputusan. Dengan demikian, akuntansi adalah suatu proses yang kreatif. Audit laporan keuangan yang khas terdiri dari upaya memahami bisnis dan industi klien serta mendapatkan dan mengevaluasi bukti yang berkaitan dengan laporan keuangan manajemen, sehingga memungkinkan auditor meneliti apakah pada kenyataannya laporan keuangan tersebut telah menyajikan posisi keuangan entitas, hasil operasi, serta arus kas secara wajar sesuai dengan GAAP. Auditor bertanggung jawab untuk mematuhi standar auditing yang berlaku umum dalam mengumpulkan dan mengevaluasi bukti, serta dalam menerbitkan laporan yang memuat kesimpulan auditor yang dinyatakan dalam bentuk pendapat atau opini atas laporan keuangan. Tujuan utama audit laporan keuangan bukan untuk menciptakan informasi baru, melainkan untuk menambah keandalan laporan keuangan yang telah disusun oleh manajemen. 2. Pembuktian dan Pertimbangan Profesional Dalam Audit Laporan Keuangan Audit di lakukan berdasarkan asumsi bahwa data laporan keuangan dapat di teliti untuk pembuktian. Data dikatakan dapat di teliti untuk pembuktian (verifiable) apabila dua atau lebih orang yang memiliki kualifikasi dapat membrikan kesimpulan yang serupa dari data yang di periksa. Kemampuan dapat diteliti untuk pembuktian (verifiability) terutama berkaitan dengan tersedianya atestasi bukti pada validitas informasi yang sedang di pertimbangkan. Akuntansi dan auditing secara signifikan memerlukan apa yang di sebut pertimbangan profesional. Oleh karena itu, auditor hanya mencari dasar yang memadai untuk menyatakan pendapat atas kewajaran (fairness) laporan keuangan. Dalam melakukan pemeriksaan, auditor memperoleh bukti-bukti untuk meyakinkan validitas (validity) dan ketepatan perlakuan akuntansi atas transaksi dan saldo. Dalam konteks ini, validitas berarti otentik, mantap atau memiliki dasar yang kokoh, sedangkan ketepatan (propriety) berarti sesuai dengan aturan-aturan akuntansi yang di tetapkan secara kebiasaan yang ada.
3.3 LAPORAN AUDITOR
Laporan audit adalah media formal yang digunakan oleh auditor dalam mengkomunikasikan kepada pihak yang berkepentingn tentang kesimpulan atas loparan keuangan yang diaudit.. Konsep-konsep audit akan lebih berarti setelah memahai bentuk dan isi dari hasil akhir audit. Laporan audit memiliki tipe-tipe sebagai berikut : 1. Operational Audit, Audit yang berkenaan dengan efesinsi dan efektifitas sumber daya yang digunakan untuk menyelesaikan tugas, sebagaimna luasnya praktik dan prosuder yang berkaitan dengan kebijakan yang ditetapkan. 2. Compliance Audit, Audit yang berkaitan dengan luasnya hukum, regulasi pemerintah dan kewajiban-kewajiban lain terhadap pihak ekstrnal yang bersangkutan. 3. Project Management And Change Control Audit. Sistem pengembangan audit yang berkaitan denngan tingkat efeseinsidan efektifitas berbagai tahap siklus hidup pengembangan sistem yang ada. 4. Internal Control Audit, audit yang berkenaan dengan evaluasi struktur pengendaliaan internal. 5. Financial Audit, Audit yang berkaitan dengan kewajaran laporan keuangan yang menyajikan posisi keuangan perusahan, hasil dari oprasi dan arus kas. 6. Fraud Audit, Proses audit yang melakukan pelacakan yang mengarah kedalam pengumpulan bukti untuk menentukan kemungkinan terjadinya kecurangan yang sedang terjadi dan untuk memecahakan masalah dengan meningkatkan pertanggung jawaban. 3.4 TANGGUNG JAWAB AUDITOR
1. Tanggung Jawab Untuk Mendeteksi Kecurangan
Tangung jawab auditor untuk mendeteksi kecurangan ataupun kesalahan- kesalahan yang tidak disengaja, diwujudkan dalam perencanaan dan pelaksanaan audit untuk mendapatkan keyakinan yang memadai tentang apakah laporan keuangan bebas dari salah saji material yang disebabkan oleh kesalahan ataupun kecurangan. Secara spesifikasi SAS no. 82 memberikan pedoman bagaimana auditor menanggapi hasil penilaian risiko dengan cara memikirkan urutan langkah-langkah audit, dan cara mengevaluasi hasil uji audit yang dikaitkan dengan risiko salah saji akibat kecurangan. Aspek penting dalam pelaksanaan audit dengan kemahiran profesional yang cermat dan seksama adalah sikap keraguan profesional auditor. Auditor harus mengevaluasi semua bukti dan konsisi yang diamati selama audit. Apabila auditor mengamati indikator yang dikaitkan dengan risiko kecurangan yang lebih tinggi, auditor harus meyakinkan bahwa pendekatan auditor yang digunakan telah memiliki derajat keraguan profesional yang tepat. 2. Tanggung Jawab Untuk Melaporkan Kecurangan Auditor juga bertanggung jawab untuk mengomunikasikan temuan kecurangan kepada manajemen dan mungkin juga kepada pihak lainya. Tanggung jawab kunci auditor dalam mengkomunikasikan temuan kecurangan adalah sebagai berikut: a. Apabila menemukan bahwa terdapat bukti adanya kecurangan maka hal itu harus menjadi perhatian menajemen yang pada umumnya satu tingkat lebih tinggi dimana kecurangan terjadi b. Setiap kecurangan yang melibatkan manejemen senior, dan kecurangan yang terjadi pada tingkat manapun yang menyebabkan salah saji yang material pada laporan keuangan, harus dilaporkan langsung oleh auditor ke komte audit atau dewan direksi Secara etis dan legal, pada umumnya auditor tidak dapat mengungkapkan kecurangan yang terjadi di luar entitas, namun auditor dapat diminta mengungkapkan dalam hal a. Sebagai tanggpan atas dakwaan pengadilan b. Dikirimkan kepada SEC, apabila auditor mengundurkan diri atau diberhentikan dari perikatan, atau bila auditor telah melaporkan adanya tindakan melawan hukum kepada komite audit atau dewan direksi dan komite maupun dewan tidak mengambil langkah tindak lanjut yang tepat c. Kepada auditor pengganti yang mengajukan pertanyaan sesuai dengan standar profesional d. Kepada badan pembiayaan atau badan lainnya sesuai dengan persyaratan audit bagi entitas yang menerima bantuan keuangan dari pemerintah 3. Tanggung Jawab Untuk Mendeteksi Dan Melaporkan Tindakan Hukum Yang Dilakukan Klien Dua karakteristik tindakan melanggar hukum yang mempengaruhi tanggung jawab auditor untuk mendeteksinya adalah: a. Penentuan apakah suatu tindakan dikatakan menggar hukum atau tidak, bergantung pada pertimbangan hukum yang pada umumnya di luar kompetensi profesional auditor b. Tindakan melanggar hukum dalam kaitan dengan laporan keuangan sangat beragam jenisnya. Beberapa ketentuan dan peraturan, seperti hukum pajak penghasilan, memiliki akibat langsung dan material terhadap laporan keuangan. Namun beberapa ketentuan yang berkenaan dengan kesahatan dan keselamatan kerja perlindungan lingkungan hanya memiliki pengaruh tidak langsung pada laporan keuangan. 4. Tanggung Jawab Untuk Melaporkan Tindakan Melanggar Hukum Tanggung jawab utama auditor adalah menyatakan pendapat atas kewajaran penyajian suatu laporan keuangan. Apabila suatu tindakan melanggar hukum berpengaruh material terhadap laporan keuangan, auditor harus mendesak manajemen untuk melakukan revisi atas laporan keuangan tersebut. apabila revisi atas laporan keuangan tersebut ternyata kurang tepat, auditor bertanggung jawab untuk menginformasikan kepada para pengguna laporan keuangan melalui pendapat wajar dengan pengecualian , atau pendapat tidak wajar bahwa laporan tersebut tidak di sajikan sesuai dengan GAAP. Tanggung jawab auditor untuk mengkomunikasikan kepada pihak luar tentang tindakan melanggar hukum yang dikaitkan dengan klien, sama halnya dengan tanggung jawab auditor terhadap kecurangan yang material. 3.1 Kesimpulan Hal hal yang mendasari audit laporan keuangan adalah hubungan antara akuntansi dan auditing, pembuktian dan pertimbangan profesional dalam audit laporan keuangan, kebutuhan akan audit laporan keuangan, manfaat ekonomi suatu audit dan keterbatasannya. Pihak pihak yang berhubungan dengan auditor independen adalah manajemen, dewan direksi dan komite audit, auditor internal, pemegang saham. Standar auditing ada dua yaitu Statements on auditing standards (SAS) dan Generally auditing accepted standards (GAAS). Laporan auditor terdiri atas laporan standar dan laporan pertanggungjawaban manajemen. Tanggung jawab auditor menurut The Auditing practise Commitee adalah perencanaan, pengendalian, dan pencatatan sistem akuntansi, bukti audit, pengendalian intern, serta meninjau ulang laporan keuangan yang relevan.