Você está na página 1de 6

Tektonoli Produksi Tanaman Anyelir

Anyelir (Dianthus caryophyllus L.) merupakan salah satu komoditas penghasil


bunga potong yang sangat populer di Indonesia dan merupakan salah satu jenis
tanaman hias komersial, bernilai ekonomi tinggi, kaya variasi warna dan populer
dibudidayakan oleh petani dan pengusaha pada lokasi yang berketinggian sekitar
1000 m diatas permukaan laut. Tingginya serapan konsumen terhadap bunga
potong ini merupakan indikasi prospek pasar yang cerah, sehingga menjadikan
anyelir sebagai komoditas andalan dalam agribisnis tanaman hias di Indonesia.
Berdasarkan jenisnya dikenal tipe standar dan spray. Berdasarkan umurnya dikenal
jenis tanaman semusim (6-12 bulan) dan tahunan (2-4 tahun). Tanaman ini
digunakan sebagai bahan rangkaian bunga, obat dan kosmetika. Kualitas bunga
anyelir dinilai dari batang yang kuat dan lurus dengan daun yang lebar, tangkai
bunga kuat dan lurus, bunga berwarna cerah, tidak ada penyimpangan pada petalnya
(calyx splitting) dan ketahanan simpan (vase life) yang lama dan bebas dari
pengaruh serangan hama dan penyakit. Dalam budidayanya, anyelir diperbanyak
menggunakan biji, perundukan dan setek. Tetapi untuk tujuan komersial, umumnya
tanaman diperbanyak menggunakan stek tunas pucuk dan lateral. Proses budidaya
tanaman anyelir perlu memperhatikan syarat tumbuhnya, diantaranya pemilihan
bibit, pengakaran, pengolahan tanah, pemupukan, penanaman, pemeliharaan dan
pemanenan bunga. Pemanenan bunga dapat dilakukan secara mingguan maupun
bulanan tergantung pada cara pemincingan tanaman yang dilakukan. Usaha
peningkatan produktivitas bunga potong anyelir, selain melalui program pemuliaan
untuk menghasilkan varietas-varietas unggul baru, hendaknya juga harus diiringi
dengan peningkatan mutu bunga yang memadai melalui perbaikan sistem budidaya

Budiaya Tanaman
Dalam melakukan budidaya tanaman anyelir banyak faktor yang harus diperhatikan
agar tanaman dapat tumbuh dengan maksimal. Faktor-faktor tersebut diantaranya
pembuatan rumah naungan tanaman, penyiapan lahan, penyiapan bibit, penanaman,
pemeliharaan (penyiraman, pemupukan, peminchingan, disbudding, pengendalian
hama dan penyakit), dan pemanenan.

1. Pembuatan rumah naungan tanaman


Di Indonesia tanaman ini dibudidayakan di shading house untuk melindungi dari
hujan. Kelembaban yang tinggi menyebabkan tanaman mudah terserang
penyakit busuk akar dan batang, karat daun dan busuk bunga. Naungan
menggunakan plastik transparan, konstruksi bisa terbuat dari bambu, kayu atau
besi. Atap naungan harus 3 meter atau lebih karena jika kurang dari 3 meter
maka suhu didalam akan sangat panas. Samping bagian bawah diberi plastik dan
bagian atasnya kasa agar sirkulasi udara terjaga.
2. Penyiapan lahan/Pengolahan tanah
Tanah diolah dengan kedalaman 40 cm kemudian diberi pupuk kandang dan
kompos 3-4 m3 per 100 m2, 6.7 kg TSP, 15 kg K2SO4 ,13 kg KCL dan 5 kg
MgSO4 pada satuan luas yang sama. Pupuk dasar tersebut kemudian diaduk rata
dengan tanah. Jika pH tanah rendah tambahkan kaptan/dolomit hingga pH
mendekati pH 6-7. Setelah itu dibuat bedengan-bedengan dengan lebar 100 cm,
tinggi 30-40 cm, lebar antar bedengan 50 cm, dan panjang disesuaikan kondisi
lapangan setelah itu strerilisasi tanah.

3. Penyiapan bibit
a. Pemilihan bibit
Bibit anyelir yang bagus, diambil dari tanaman induk (mother stock plant)
yang berusia muda (4 bulan), yang dirawat secara optimal dan intensif dan
tetap dalam kondisi pertumbuhan vegetatif. Tanaman induk yang digunakan
adalah tanaman induk yang dihasilkan dari benih penjenis yang benar, murni
secara genetik, seragam, bebas hama-penyakit, baik yang dihasilkan secara
konvensional maupun inkonvensional. Setek lateral yang vigor, sehat, tidak
ada indikasi terserang hama dan penyakit, memiliki 6-7 pasang daun dan
berkualitas; dipilih dan 4-5 pasang daun dipotong dari tanaman induk,
kemudian diakarkan. Tanaman induk diganti setelah 7-9 kali pemanenan stek
lateralnya.
b. Pembibitan
Setek pucuk dipanen setelah tanaman berumur 3-4 minggu, Atau sesudah
daun tanaman berjumlah 8-10 pasang daun. Potong stek pucuk mendatar
dibawah ruas kedua/ketiga (panjang 4-5 cm, 3-4 pasang daun), celupkan stek
dalam larutan 1-naftalenasetamida (0,067%);2 metil-1 naftalen asetamida
(0,13%);2-metil-1 naftalen asetamida (0,13%);2- metil-1 naftalen asetat
(0,33%); indol-3 butirat (0,057%);tiram (4%) dosis 10g/50cc), sedalam 0.5
cm, biarkan agak kering, tanam dalam arang sekam + kompos (2:1v/v) dalam
bak pembibitan, letakan pada tempat yang teduh/tutup dengan plastik
transparan/koran selama 5-10 hari dan bibit berakar 20-25 hari tergantung
respon kultivar.

Penggunaan Varietas Unggul Anyelir


Tanaman anyelir memiliki beberapa varietas unggul yang memiliki
keunggulan masing-masing, diantaranya:
1. Brenda (2011)
Tinggi tanaman 99-106 cm,Umur mulai berbunga 5-6 bulan dari penanaman
berakar, tipe bunga standar, lama kesegaran bunga mekar 9-11 hari setelah
dipotong,Hasil bunga 8-10 kuntum/tanaman/tahun. Beradaptasi dengan baik
di dataran medium sampai tinggi dengan altitude 700-1.500 m dpl
2. Laura (2011)
Tinggi tanaman 88-104 cm, Umur mulai berbunga 5-6 bulan dari penanaman
stek berakar, umur tanaman 24-30 bulan dari penanaman stek berakar, tipe
bunga standar, bentuk bunga ganda, diameter bunga 6,3-7,1 cm, hasil bunga
10-15 kuntum/tanaman/tahun, lama kesegaran bunga mekar 8-10 hari setelah
dipotong . Beradaptasi dengan baik di dataran medium sampai tinggi dengan
altitud 700-1.500 m dpl
3. Sitari (2010)
Umur mulai berbunga 5-6 bulan dari penanaman setek berakar, tinggi
tanaman 86104 cm, bentuk bunga ganda, tipe bunga standar, diameter
bunga 78 cm, hasil bunga 1015 tangkai/tahun, lama kesegaran bunga 8
10 hari setelah dipotong. Beradaptasi dengan baik di dataran tinggi 700-1500
mdpl
4. Alifia (2009)
Warna bunga kuning oranye, tipe bunga Standar, bentuk bunga ganda,
diamater bunga 6.9-7.2 cm, umur mulai berbunga 5-6 bulan setelah
penanaman setek berakar, diameter batang 0.60-0.70 cm, agak tahan
terhadap Fusarium. Lama keseharan dalam vas 12-14 hari
Adaptif tumbuh di lokasi dengan kisaran > 1000 m dpl
5. Puspita Arum (2003)
Tipe bunga standar, bentuk bunga ganda, tinggi tanaman 125.8 cm, diamater
bunga 6.83 cm, diameter batang 0.77 cm, umur produksi 21 bulan. Lama
kesegaran bunga dalam vas 14 hari. Adaptif tumbuh di lokasi dengan kisaran
900-1100 m dpl
6. Top Beauty (2001)
Warna bunga Merah bendera, tipe bunga standar, bentuk bunga ganda,
diamater bunga 6,2 cm, umur produksi 16 bulan,agak tahan terhadap
Fusarium. Lama keseharan dalam vas 12 hari. Adaptif tumbuh di lokasi
dengan kisaran 900-1100 m dpl

4. Penanaman
Jarak tanam yang digunakan tergantung panen, bila panen 1x jarak tanam 40-48
bibit/m2, bila panen 2x jarak tanam 32-36 bibit/m2. Tanam sore hari agar
tanaman tidak stres. Diatas bedengan diberi paranet pada awal tanam.
Penanaman tidak terlalu dalam, pangkal batang kelihatan diatas permukaan
tanah untuk menghindari busuk pangkal batang.
5. Perawatan
a. Penyiraman
Penyiraman tanaman dilakukan sesuai kondisi keersediaan air pada media
tanam, minimal sehari sekali, untuk menjaga tanaman agar tidak kekurangan
Air.
b. Pemupukan susulan
Pemupukan dilakukan menggunakan campuran 26.76 g NPK (15:15:15),
25.6 g KCl, 10.12 g Urea, 5.6 g MgSO4, 6 g Ca(NO)3 per meter persegi
untuk musim kemarau (April- September) dan 40 g NPK (15:15:15), 54.5 g
KCl, 8.8 g Urea, 5.6 g MgSO4, 6 g Ca(NO)3 per meter persegi untuk musim
hujan (Oktober-Maret). Pupuk dilarutkan dalam air dan diberikan setiap 2
minggu sekali. Aplikasi pupuk mikro sesuai anjuran juga dilakukan untuk
meningkatkan kualitas pertumbuhan tanaman.

c. Pengendalian hama dan penyakit


Pengendalian hama-penyakit dilakukan apabila ada tanda/gejala
serangannya, Penggunaan pestisida seminimal mungkin diikuti dengan
rotasi jenis pestisida sangat disarankan. Pengendalian hama, tungau merah
dan mite menggunakan propargit: 570 g/l (1 cc/l), abamektin 18,4 g/l (0.5
cc/l). Ulat dikendalikan dengan lamda sihalotrin: 6 g/l (0.5 cc/l),
betasiflutrin: 25 g/l (0.5 cc/l). Serangan karat daun dikendalikan dengan
zineb: 80% (2 g/l), karbendazim: 500 g/l (1 cc/l), bitertanol: 300 g/l (0.5 cc/l).
Busuk pangkal batang dan fusarium dengan ropamokarb hidroklorida: 722
g/l (1.5 cc/l), iprodion: 50% (2 g/l)

d. Pinching
Setelah 3-4 minggu, dari ketiak daun akan tumbuh tunas lateral yang akan
meghasilkan bunga agar pertumbuhan tunas lateral cepat maka tunas
terminal harus dipinching. Pinching dilakukan dengan menyisakan 5-6
pasang daun tanaman muda diharapkan akan tumbuh 4-5 tunas lateral pada
buku. Pinching dilakukan umur 2-4 mst.

e. Disbudding
Adalah suatu cara dimana tunas dan bunga yang tidak diperlukan dibuang
agar bunga yang dipelihara dapat menjadi lebih besar. Untuk bunga Tipe
standar dengan Membuang semua bunga dan tunas lateral dibawah pangkal
bunga sampai tunas ke 7 dari pangkal. Atau buku ke 8 dan dilakukan
sesegera mungkin. Sedangkan untuk Tipe spray dengan Buang tunas
terminal yang ada pada tunas lateral serta tunas lateral dari 5 sampai ke 7
dari pangkal bunga sesegera mungkin
6. Pemanenan dan Pasca Panen
Pemanenan dilakukan setelah tanaman berumur 5-6 bulan tergantung varietas.
Panen pagi hari saat bunga segar, potong miring pada ruas ke 7 atau 8 dari
pangkal bunga, pakai pisau tajam dan bersih atau gunting. Daun dibuang dari
pangkal 20 cm, ikat antara 10-20 tangkai. Hasil panen di golongkan ke dalam 2
kategori:
a. Kualitas 1: tangkai bunga besar, lurus, tidak lemas, panjang 50-60 cm, bunga
besar sesuai jenisnya dan bebas hama penyakit
b. Kualitas 2: tangkai bunga agak kecil, sedikit bengkok dan agak lemas,
panjangnya 35-50 cm ada sedikit bekas serangan hama penyakit tapi masih
baik.
Daftar pustaka
Aisyah, S. I. et al., 2009. Induksi Mutasi pada Stek Pucuk Anyelir (Dianthus
caryophyllus Linn.) melalui Iradiasi Sinar Gamma. J. Agron. Indonesia,
1(37), pp. 62-70.
Sanusi, I., 2015. Budidaya Anyelir. Cianjur: Balai Penelitian Tanaman Hias.
Wuryaningsih, Budiarto & Suhardi, 2008. Pengaruh Cara Tanam dan Metode
Pinching terhadap Pertumbuhan dan Produksi Bunga Potong Anyelir. J.
Hort, 2(18), pp. 135-140.

Você também pode gostar