Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Budiaya Tanaman
Dalam melakukan budidaya tanaman anyelir banyak faktor yang harus diperhatikan
agar tanaman dapat tumbuh dengan maksimal. Faktor-faktor tersebut diantaranya
pembuatan rumah naungan tanaman, penyiapan lahan, penyiapan bibit, penanaman,
pemeliharaan (penyiraman, pemupukan, peminchingan, disbudding, pengendalian
hama dan penyakit), dan pemanenan.
3. Penyiapan bibit
a. Pemilihan bibit
Bibit anyelir yang bagus, diambil dari tanaman induk (mother stock plant)
yang berusia muda (4 bulan), yang dirawat secara optimal dan intensif dan
tetap dalam kondisi pertumbuhan vegetatif. Tanaman induk yang digunakan
adalah tanaman induk yang dihasilkan dari benih penjenis yang benar, murni
secara genetik, seragam, bebas hama-penyakit, baik yang dihasilkan secara
konvensional maupun inkonvensional. Setek lateral yang vigor, sehat, tidak
ada indikasi terserang hama dan penyakit, memiliki 6-7 pasang daun dan
berkualitas; dipilih dan 4-5 pasang daun dipotong dari tanaman induk,
kemudian diakarkan. Tanaman induk diganti setelah 7-9 kali pemanenan stek
lateralnya.
b. Pembibitan
Setek pucuk dipanen setelah tanaman berumur 3-4 minggu, Atau sesudah
daun tanaman berjumlah 8-10 pasang daun. Potong stek pucuk mendatar
dibawah ruas kedua/ketiga (panjang 4-5 cm, 3-4 pasang daun), celupkan stek
dalam larutan 1-naftalenasetamida (0,067%);2 metil-1 naftalen asetamida
(0,13%);2-metil-1 naftalen asetamida (0,13%);2- metil-1 naftalen asetat
(0,33%); indol-3 butirat (0,057%);tiram (4%) dosis 10g/50cc), sedalam 0.5
cm, biarkan agak kering, tanam dalam arang sekam + kompos (2:1v/v) dalam
bak pembibitan, letakan pada tempat yang teduh/tutup dengan plastik
transparan/koran selama 5-10 hari dan bibit berakar 20-25 hari tergantung
respon kultivar.
4. Penanaman
Jarak tanam yang digunakan tergantung panen, bila panen 1x jarak tanam 40-48
bibit/m2, bila panen 2x jarak tanam 32-36 bibit/m2. Tanam sore hari agar
tanaman tidak stres. Diatas bedengan diberi paranet pada awal tanam.
Penanaman tidak terlalu dalam, pangkal batang kelihatan diatas permukaan
tanah untuk menghindari busuk pangkal batang.
5. Perawatan
a. Penyiraman
Penyiraman tanaman dilakukan sesuai kondisi keersediaan air pada media
tanam, minimal sehari sekali, untuk menjaga tanaman agar tidak kekurangan
Air.
b. Pemupukan susulan
Pemupukan dilakukan menggunakan campuran 26.76 g NPK (15:15:15),
25.6 g KCl, 10.12 g Urea, 5.6 g MgSO4, 6 g Ca(NO)3 per meter persegi
untuk musim kemarau (April- September) dan 40 g NPK (15:15:15), 54.5 g
KCl, 8.8 g Urea, 5.6 g MgSO4, 6 g Ca(NO)3 per meter persegi untuk musim
hujan (Oktober-Maret). Pupuk dilarutkan dalam air dan diberikan setiap 2
minggu sekali. Aplikasi pupuk mikro sesuai anjuran juga dilakukan untuk
meningkatkan kualitas pertumbuhan tanaman.
d. Pinching
Setelah 3-4 minggu, dari ketiak daun akan tumbuh tunas lateral yang akan
meghasilkan bunga agar pertumbuhan tunas lateral cepat maka tunas
terminal harus dipinching. Pinching dilakukan dengan menyisakan 5-6
pasang daun tanaman muda diharapkan akan tumbuh 4-5 tunas lateral pada
buku. Pinching dilakukan umur 2-4 mst.
e. Disbudding
Adalah suatu cara dimana tunas dan bunga yang tidak diperlukan dibuang
agar bunga yang dipelihara dapat menjadi lebih besar. Untuk bunga Tipe
standar dengan Membuang semua bunga dan tunas lateral dibawah pangkal
bunga sampai tunas ke 7 dari pangkal. Atau buku ke 8 dan dilakukan
sesegera mungkin. Sedangkan untuk Tipe spray dengan Buang tunas
terminal yang ada pada tunas lateral serta tunas lateral dari 5 sampai ke 7
dari pangkal bunga sesegera mungkin
6. Pemanenan dan Pasca Panen
Pemanenan dilakukan setelah tanaman berumur 5-6 bulan tergantung varietas.
Panen pagi hari saat bunga segar, potong miring pada ruas ke 7 atau 8 dari
pangkal bunga, pakai pisau tajam dan bersih atau gunting. Daun dibuang dari
pangkal 20 cm, ikat antara 10-20 tangkai. Hasil panen di golongkan ke dalam 2
kategori:
a. Kualitas 1: tangkai bunga besar, lurus, tidak lemas, panjang 50-60 cm, bunga
besar sesuai jenisnya dan bebas hama penyakit
b. Kualitas 2: tangkai bunga agak kecil, sedikit bengkok dan agak lemas,
panjangnya 35-50 cm ada sedikit bekas serangan hama penyakit tapi masih
baik.
Daftar pustaka
Aisyah, S. I. et al., 2009. Induksi Mutasi pada Stek Pucuk Anyelir (Dianthus
caryophyllus Linn.) melalui Iradiasi Sinar Gamma. J. Agron. Indonesia,
1(37), pp. 62-70.
Sanusi, I., 2015. Budidaya Anyelir. Cianjur: Balai Penelitian Tanaman Hias.
Wuryaningsih, Budiarto & Suhardi, 2008. Pengaruh Cara Tanam dan Metode
Pinching terhadap Pertumbuhan dan Produksi Bunga Potong Anyelir. J.
Hort, 2(18), pp. 135-140.